Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Rencana perawatan
a. Posisi Operator
Posisi operator pada jam 9 kecuali untuk mencabut gigi posterior rahang bawah kanan
pada jam 11
b. Posisi Kursi
c. Posisi Pasien
Kepala, leher, dan pundak harus lurus
Dataran oklusal rahang bawah sejajar lantai
Dataran oklusal rahang atas membentuk sudut 45-60 derajat dengan lantai
d. Ketinggian Kursi Gigi
Ekstraksi gigi rahang atas
Dataran oklusal sekitar 5 cm di bawah pundak operator
Ekstraksi gigi rahang bawah
Dataran oklusal sekitar 5 cm di atas siku
Khusus gigi rahang bawah posterior kanan, kursi harus cukup rendah sehingga
operator dapat melihat dengan jelas dari belakang
2. Diagnosis
a. Kelainan TMJ
Myofascial pain
Etiologi
Bruxism akibat stress/gelisah
maloklusi
Jenis sakit
Menyebar ke daerah preaurekular dan melibatkan otot temporalis dan pterigoideus
medialis
Gejala
Bruxism sakit terasa parah pada pagi hari
Penurunan pembukaan mulut dan sakit ketika berfungsi
Sakit kepala
Sakit bertambah ketika tegang dan gelisah
Kondisi TMJ
TMJ tidak sakit ketika dipalpasi
Suara sendi tidak ada pembukaan terbatas dan deviasi kea rah yang terlibat
Disc Displacement Disorders
Klasifikasi
1. Anterior disc displacement with reduction
Clicking pada opening, mrp respon diskus ke posisi normal
Clicking pada closing kadang dapat didengar/dipalpasi, mrp kegagalan
mempertahankan posisi normal diskus
Pembukaan maksimal relatif normal
Kadang crepitis karena permukaan kasar
2. Anterior disc displacement without reduction (closed lock)
Kondilus tdk dapat translasi maksimal melewati aspek posterior diskus
Tdk ada clicking
Pembukaan terbatas, deviasi sisi yg terlibat, penurunan ekskrusi lateral dan
kontraleteral.
Degenerative Joint Disease (Arthrosis,osteoarthritis)
Etiologi
Diskus irregular,perforasi atau rusak
Abnormalitas permukaan sendi missal flattening, erosi, pembentukan osteophyte
Ciri khas
Unilateral
Kondisi TMJ
Bunyi crepitus dan clicking pada TMJ
Keterbatasan pembukaan
Systemic Arthritic Conditions
Ciri Khas
Mengenai seluruh tubuh
Bilateral
Kondisi TMJ
Pada pemeriksaan radiologi terjadi erosi pada aspek posterior dan anterior
kondilus,kadang erosinya banyak sehingga terlihat kondilus yang kecil dalam fossa
yang besar,bias juga keseluruhan kondilus dan leher kondilus rusak.
Chronic Recurrent Dislocation
Etiologi
Berhubungan dengan spasme otot yang berat
Ciri khas
Recurrent
Unilateral/ bilateral
Kondisi TMJ
Kondilus terletak di depan eminensia artikularis dan terkunci pada posisinya
sehingga terjadi subluksasi self-reducing
Dislokasi
Ankylosis (fusi sendi)
Klasifikasi
Intracapsular ankylosis
Etiologi
: makrotrauma (fraktur kondilus), tindakan bedah, infeksi
Kondisi TMJ : deviasi pada sisi yang terlibat, pada pemeriksaan radiologi, terjadi
iregularitas permukaan kondilus serta fossa, terdapat hubungan
Gejala
Neoplasia
Sangat jarang
Menyebabkan keterbatasan pembukaan
Sakit sendi
Ketidaknormalan hubungan kondilus dan fossa
Kadang menyebabkan ankylosis
Infection
Sangat jarang
Infeksi pada telinga tengah bila tidak diantibiotik menyebar ke TMJ
Kadang menyebabkan ankylosis
b. Klasifikasi Impaksi
Klasifikasi Molar 3 Mandibula Impaksi Klasifikasi Archer dan Kruger
Mesioangular
Distoangular
Vertikal
Horisontal
Bukoangular
Linguoangular
Inverted
Berdasarkan relasi molar ketiga bawah dengan ramus mandibular, klasifikasi sebagai
berikut
Klas I : Diameter anteroposterior gigi sama atau sebanding dengan ruang antara
batas anterior ramus mandibula dan permukaan distal gigi molar kedua. Pada klas I
ada celah di sebelah distal Molar kedua yang potensial untuk tempat erupsi Molar
ketiga.
Klas II: Sejumlah kecil tulang menutupi permukaan distal gigi dan ruang tidak
adekuat untuk erupsi gigi, sebagai contoh diameter mesiodistal gigi lebih besar
daripada ruang yang tersedia. Pada klas II, celah di sebelah distal M
Klas III: Gigi secara utuh terletak di dalam mandibula akses yang sulit. Pada klas
III mahkota gigi impaksi seluruhnya terletak di dalam ramus
c. Kista
Klasifikasi kista odontogenik
Inflammatory cyst
Kista radikular (kista periapikal)
Lokasi
Gambaran klinis
Gambaran radiografi
gigi,ekspansi ke bukal
Kista residual
Kista yang berasal dari incomplete removal kista radikular atau dari kista yang di
ekstraksi
Lokasi
Gambaran klinis
Gambaran radiografi
Kista paradental
Developmental cyst
kista dentigerous (kista follicular)
lokasi
: di sekitar gigi unerupted
Gambaran klinis
: berkembang di sekitar gigi yang unerupted atau
supernumerary, ada gigi yang hilang/tidak muncul secara
klinis, hard swelling, asimetris,tidak sakit dan tidak
Gambaran radiologi
nyaman.
: completely radiolusen kecuali gigi unerupted dengan
batas yang tegas MENEMPEL pada CEJ !!! gigi yang
berdekatan migrasi, resorbsi akar, gigi berpindah tempat,
ekspansi bukal atau medial
kista erupsi
PemBENGKAKan gusi yang lunak, translusen dan bila terisi darah akan berwarna
BIRU KEUNGUAN
Gambaran radiografi
akan erupsi.
odontogenic keratocyst (kista primordial)
lokasi
: posterior korpus mandibula, meluas sampai ke rasmus,
Gambaran radiografi
Gambaran radiografi
Abses subperiosteal
Gejala klinis abses subperiosteal ditandai dengan selulitis jaringan lunak mulut dan
daerah maksilofasial. Pembengkakan yang menyebar ke ekstra oral, warna kulit sedikit
merah pada daerah gigi penyebab. Penderita merasakan sakit yang hebat, berdenyut dan
dalam serta tidak terlokalisir. Pada rahang bawah bila berasal dari gigi premolar atau
molar pembengkakan dapat meluas dari pipi sampai pinggir mandibula, tetapi masih
dapat diraba. Gigi penyebab sensitif pada sentuhan atau tekanan.
e. Abses submukosa
Pus berkumpul dibawah mukosa setelah periosteum tertembus. Rasa sakit
mendadak berkurang, sedangkan pembengkakan bertambah besar. Gejala lain yaitu masih
terdapat pembengkakan ekstra oral kadang-kadang disertai demam. lipatan mukobukal
terangkat, pada palpasi lunak dan fluktuasi positip. Kelenjar limfe submandibula
membesar dan sakit pada palpasi.
k. Abses sublingual
Spasium sublingual dari garis median oleh fasia yang tebal , teletak diatas
m.milohioid dan bagian medial dibatasi oleh m.genioglosus dan lateral oleh permukaan
lingual mandibula.
Gejala klinis ditandai dengan pembengkakan daasarr mulut dan lidah terangkat,
bergerser ke sisi yang normal. Kelenjar sublingual aan tampak menonjol karena terdesak
oleh akumulasi pus di bawahnya. Penderita akan mengalami kesulitan menelen dan terasa
sakit.
l. Abses spasium submental
Gigi penyebab biasanya gigi anterior atau premolar. Gejala klinis ditandai dengan
selulitis pada regio submental. Tahap akhir akan terjadi supuratif dan pada perabaan
fluktuatif positif. Pada pemeriksaan intra oral tidak tampak adanya pembengkakan.
Kadang-kadang gusi disekitar gigi penyebab lebih merah dari jaringan sekitarnya. Pada
tahap lanjut infeksi dapat menyebar juga kearah spasium yang terdekat terutama kearah
belakang.
m. Abses spasium parafaringeal
Infeksi pada spasium ini mudah menyebar keatas melalui berbagai foramina
menuju bagian otak. Kejadian tersebut dapat menimbulkan abses otak, meningitis atau
trombosis sinus. Bila infeksi berjalan ke bawah dapat melalui selubung karotis sampai
mediastinuim
3. Rencana perawatan
a. Pencabutan pada kasus sistemik
Hipertensi
Pada pasien yang hipertensi beresiko terjadi:
Perdarahan dan thrombosis
Resiko terjadinya injeksi intravascular dan adrenalin pada obat anastesi lokal
masuk ke dalam pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan takikardi, stroke
volume meningkat, sehingga tekanan darah menjadi tinggi.
Penatalaksanaan:
Penggunaan anastesi lokal yang mengandung adrenalin perlu dipertimbangkan,
juga pemberian obat-obatan dari golongan NSAID.
Pemberian sedatif berupa N20 sebelum perawatan hanya bila diperlukan (sebagai
kontrol kecemasan).
Untuk pasien hipertensi pada tingkat normal tinggi, masih bisa dilakukan
pemberian anastesi lokal yang mengandung vasokontriktor (adrenalin) dengan
perbandingan 1:200000. Atau bisa juga dilakukan pengenceran pehakain dengan
krisis hipoglikemik.
Meningkatnya kemungkinan terjadinya infeksi. Disebabkan oleh terganggunya
produksi antibodi yang diakibatkan oleh kurangnya glikogen, imunitas selular dan
hormonal penderita diabetes mellitus menurun, fungsi leukosit terganggu dan
lokal.
Salah satu komplikasi akut diabetes mellitus adalah koma hiperosmoler non
ketotik. Penyakit ini disebabkan tingginya kadar gula darah melebihi 600 mg%
1992).
Berusaha sebisa mungkin untuk mengurangi rasa cemas pasien selama tindakan
perawatan gigi dilakukan. Karena penderita penyakit kardiovaskular yang berat
terkadang memiliki kondisi medis yang mudah sekali dipengaruhi oleh emosinya.
Sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter yang selama ini merawat
pasien untuk mengetahui dengan jelas bagaimana kondisi medis pasien saat ini,
obat-obat apa saja yang dipergunakan oleh pasien, dan apa saja yang harus
dihindarkan selama dilakukan tindakan perawatan gigi pada pasien penderita
penyakit kardiovaskular tersebut
Hipertiroidisme
Masalah:
Resiko terjadinya krisis tiroid
Penatalaksanaan:
Hindari penambahan adrenalin pada pemberian anastesi lokal, karena adanya
pelepasan adrenalin secara endogen sehingga dapat menyebabkan krisis tirotoksik.
Gagal Ginjal Kronis
Masalah:
Gangguan detoksifikasi obat
Kecenderungan perdarahan
Penatalaksanaan:
Mempertimbangkan penggunaan obat-obatan yang sifatnya diekskresi oleh ginjal.
Karena adanya bahaya akumulasi yang sangat tinggi.
Penyakit Hati Kronis
Masalah:
Gangguan detoksifikasi obat
Kecenderungan perdarahan
Resiko penularan infeksi viral hepatitis
Penatalaksanaan:
Pemeriksaan fungsi hati, untuk menghindari peningkatan perdarahan.
Penggunaan anastesi lokal golongan ester, untuk mengurangi penimbunan obat dalam
hati akibat pemecahan yang cukup banyak yang terjadi didalam jaringan dan darah.
Jika menggunakan anastesi lokal golongan amida, maka dosis maksimum yang
diperbolehkan harus dianggap sebagai dosis maksimum untuk hari ini.
Penundaan perawatan pada pasien dengan peningkatan fungsi hepar
Untuk pasien dengan infeksi aktif:
- Perawatandilakukanterakhir
- Universal precaution
Asma
Masalah:
Pasien mengalami kesulitan bernafas.
Penatalaksanaan:
Anamnesa tentang alergi obat.
Hindari penggunaan obat-obat yang merangsang reaksi alergi pada pasien.
Jika pasien mengalami serangan asma, maka: (Rylander, 1997)
i. Segera gunakan inhaler reliever dilengkapi spacer.
ii. Duduk dan relax, jangan tidur telentang.
iii.
Tunggu 5-10 menit, jika serangan asma tidak reda juga, gunakan inhaler
reliever tiap 1 menit sekali, selama 5 menit, hingga serangan asma tersebut
iv.
reda.
Jika serangan asma masih tidak reda, segera panggil ambulance, dan tetap
gunakan inhaler reliever 1x setiap menit.
Diberikan antibiotic sistemik untuk pasien dengan kondisi yang tidak sehat
Aplikasi anestesi local
Aspirasi kista, jika aspirasi dapat memperkuat diagnosis kista, prosedur
Syok distributif atau vasogenik terjadi ketika volume darah secara abnormal
berpindah tempat dalam vaskulatur seperti ketika darah berkumpul dalam
pembuluh darah perifer.
Syok neorogenik
Pada syok neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat kehilangan tonus
simpatis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cedera medula spinalis, anastesi
spinal, dan kerusakan sistem saraf. Syok ini juga dapat terjadi sebagai akibat
Premolar
Posterior
Sisa akar
Rahang bawah
Anterior
Premolar
Posterior
Sisa akar
c. Bentuk flap
Klasifikasi flap berdasarkan ketebalan nya
Full thickness (melibatkan mukosa dan periosteum)
Partial thickness (hanya mukosa)
Macam macam flap mukoperiosteoum
Flap trapezium
Keuntungan: visualisasi baik, bisa untuk
lebih dari satu gigi, reaproksimasi
baik
Kerugian: menyebabkan resesi gingiva
Flap triangular
Keuntungan:bisa untuk kista kecil, ujung akar, dan apikoektomi. Suplai darah
adekuat, reaproksimasi baik, mudah dimodifikasi
Kerugian: akses terbatas bila akar panjang, tegang bila di retraksi.
Flap envelope
Untuk semua gigi pada daerah bukal/palatal, biasa untuk prosedur yang melibatkan
garis servikal, apikoektomi, kista, impaksi gigi, dll
Keuntungan: reaproksimasi baik, tidak ada insisi vertikal
Kerugian: visualisasi terbatas, tegang, defek pada gingiva cekat
Flap semilunar
Untuk prosedur apikoektomi atau[un kista kecil. Titik terbawah minimal 0,5 cm dari
margin gingiva
Keuntungan: tidak ada resesi gingiva, OHI mudah, periodontium baik.
Kerugian: insisi bisa di atas lesi, visualisasi buruk, reaproksimasi sulit, mudah sobek
Insisi Y dan H
Flap pedikel