Pengertian Riba
Pengertian Riba
Satu dirham riba yang dimakan seseorang, dan dia mengetahui (bahwa itu adalah
riba), maka itu lebih berat daripada enam puluh kali zina. (HR Ahmad dari Abdullah bin
Hanzhalah).
,
Riba itu mempunyai 73 pintu, sedang yang paling ringan seperti seorang laki-laki yang
menzinai ibunya, dan sejahat-jahatnya riba adalah mengganggu kehormatan seorang
muslim. (HR Ibn Majah).
: ,
Rasulullah saw melaknat orang memakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya,
dan dua orang saksinya. Belia bersabda; Mereka semua sama. (HR Muslim)
Di dalam Kitab al-Mughniy, Ibnu Qudamah mengatakan, Riba diharamkan berdasarkan
Kitab, Sunnah, dan Ijma. Adapun Kitab, pengharamannya didasarkan pada firman
Allah swt,Wa harrama al-riba (dan Allah swt telah mengharamkan riba) (AlBaqarah:275) dan ayat-ayat berikutnya. Sedangkan Sunnah; telah diriwayatkan dari
Nabi saw bahwasanya beliau bersabda, Jauhilah oleh kalian 7 perkara yang
membinasakan. Para shahabat bertanya, Apa itu, Ya Rasulullah?. Rasulullah saw
menjawab, Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali
dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari peperangan,
menuduh wanita-wanita Mukmin yang baik-baik berbuat zina. Juga didasarkan pada
sebuah riwayat, bahwa Nabi saw telah melaknat orang yang memakan riba, wakil,
saksi, dan penulisnya.[HR. Imam Bukhari dan Muslim]Dan umat Islam telah
berkonsensus mengenai keharaman riba.[5]
Imam Nawawiy di dalam Syarah Shahih Muslim juga menyatakan bahwa kaum Muslim
telah sepakat mengenai keharaman riba jahiliyyah secara global[6].Mohammad Ali alSaayis di dalam Tafsiir Ayaat Ahkaam menyatakan, telah terjadi kesepakatan atas
keharaman riba di dalam dua jenis ini (riba nasiiah dan riba fadlal). Keharaman riba
jenis pertama ditetapkan berdasarkan al-Quran; sedangkan keharaman riba jenis kedua
ditetapkan berdasarkan hadits shahih[7]. Abu Ishaq di dalam Kitab al-Mubadda
menyatakan; keharaman riba telah menjadi konsensus, berdasarkan al-Quran dan
Sunnah[8].
[1] Imam Thabariy, Tafsir al-Thabariy, juz 6, hal. 7
[2] Imam Ibnu al-Arabiy, Ahkaam al-Quran, juz 1, hal. 321
[3] Imam Suyuthiy, Tafsir Jalalain, surat al-Baqarah:275
[4] al-Mabsuuth, juz 14, hal. 461; Fath al-Qadiir,juz 15, hal. 289
[5] Imam Ibnu Qudamah, Al-Mughniy, juz 4, hal. 25
[6] Imam Nawawiy, Syarh Shahih Muslim, juz 11, hal. 9
[7] Mohammad Ali al-Saayis, Tafsiir Ayat al-Ahkaam, juz 1, hal. 162
[8] Abu Ishaq, al-Mubadda, juz 4, hal. 127