PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam siklus kehidupan, setiap individu pasti pernah mengalami perasaan kehilangan
dan berduka. Kehilangan adalah kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan atau
ketidaklengkapan sesuatu yang sebelumnya ada. Contoh amputasi, gangguan fungsi tubuh dll.
Berduka merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan.
Perasaan
kehilangan
bisa
mempengaruhi
sikap
dan
perilaku
individu
yang
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud konsep kehilangan?
Apa yang dimaksud konsep berduka?
Bagaimana dampak dari kehilangan?
Bagaimana tindakan petugas terhadap keluarga yang kehilangan?
Apa saja jenis-jenis dari depresi?
Bagaimana tindakan petugas saat menangani pasien yang mengalami sakaratul maut?
Bagaiman perubahan tubuh seseorang yang meninggal?
Tujuan
Agar mengerti dan memahami konsep dasar kehilangan dan konsep dasar berduka.
Agar mahasiswa kebidanan mengerti dan memahami dampak dari kehilangan.
Agar mengerti dan memahami tindakan petugas terhadap keluarga yang kehilangan.
Agar mengerti dan mampu bagaimana tindakan petugas saat menangani pasien yang mengalami
sakaratul maut.
BAB II
PEMBAHASAN
TRIGGER CASE 2
Ibu Irma usia 20 tahun telah melahirkan 2 jam yang lalu anak pertama di rumah sakit,
setelah pernikahan 2 tahun. Bayi ibu Irma laki-laki, dengan BB 1900 gr, lahir secara spontan
yang mengalami sesak nafas (asfiksi), akral dingin dan biru. Setelah dilakukan penanganan awal
bayi kondisi bayi kejang dan ditemukan tanda-tanda, keadaan umum lemah, pernafasan tidak
teratur 18x/menit, nadi tidak teraba, akral teraba dingin dan biru. Setelah diperiksa oleh bidan
dinyatakan bayi ibu Irma meninggal. Kemudian bidan memberitahu kepada ibu dan keluarga
bahwa bayinya meninggal, kemudian bidan melakukan perawatan jenazah. Akibat kehilangan
tersebut selama 2 hari setelah meninggalnya bayi, dari keluarga mengatakan respon ibu Irma
cenderung murung, menyendiri, dan nafsu makan berkurang. Dari pemeriksaan subyektif dan
obyektif yang didapatkan, ibu saat ditanyakan keluhan menangis dan merasakan mual. Dari
tanda obyektif ditemukan ibu terlihat berduka, muka terlihat pucat, dan detak jantung cepat,
serta pernafasannya terganggu. Jadi, disimpulkan ibu Irma mengalami depresi post partum
karena kehilangan anaknya. Salah satu tindakan bidan yang diberikan adalah memberikan
konseling kepada ibu Irma, setelah diberikan konseling ibu Irma merasakan keadaannya lebih
baik.
Identifikasi Istilah, Kata Unfamiliar
1. Asfiksia : keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur.
2. Depresi post partum : depresi yang dialami oleh seorang wanita setelah melahirkan.
3. Konseling : proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli(disebut konselor/
pembimbing) kepada individu yang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi.
4. Lahir secara spontan : kelahiran dengan tenaga mengejan dari ibu, tanpa bantuan alat apapun,
seperti vakum, dengan presentasi belakang kepala.
5. Respon : suatu tanggapan hasil dari rangsangan / stimulus.
6. Menangis : suau keadaan ekspresi pada seseorang tersebut bersedih.
7. Mual : sensasi kegelisahan dan ketidaknyamanan di atas pert dan kepala dengan dorongan untuk
8.
muntah.
Perawatan Jenazah : perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan
jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenazah dan melakukan
20. Nadi : Sistem pembuluh darah yg mengeluruh tubuh edarkan darah bersih atau oksigen ke
seluruh tubuh seseorang.
A. Konsep Kehilangan
1. Definisi kehilangan
Kehilangan kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan atau ketidaklengkapan
sesuatu yang sebelumnya ada. Contoh amputasi, gangguan fungsi tubuh dll. Rasa kehilangan
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama kehidupannya. Sejak
lahir, individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali
walaupun dalam bentuk yang berbeda. Setiap individu akan bereaksi terhadap kehilangan.
2. Bentuk Kehilangan
Adapun bentuk dari kehilangan yaitu:
a. Kehilangan Maturasional
Kehilangan yang diakibatkan oleh tranmisi kehidupan normal untuk pertama kalinya
misal : anak yang mulai berjalan kehilangan citra tubuh semasa bayinya.
b. Kehilangan Situasional
Kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba dalam merespons kejadian eksternal spesifik
misal kematian mendadak dari orang yang dicintai.
3. Tipe-tipe Kehilangan
a. Kehilangan Nyata
Kehilangan yang dapat diidentifikasi oleh individu atau orang lain contoh : amputasi dan
kehilangan fungsi tubuh.
b. Kehilangan yang dirasakan
Kehilangan yang dapat dirasakan oleh individu, tetapi tidak oleh orang lain misal :
menurunkan harga diri.
4. Jenis-jenis Kehilangan
a. Kehilangan benda external
Mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi uang, berpindah tempat, dicuri, atau
rusak karena bencana alam.
b. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal
Bisa diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari
latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian secara permanen, misalnya
c.
Dimana seseorang mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon pada
kegiatan dan orang disekitarnya sampai pada kematian yang sesungguhnya, misalnya kematian
anggota keluarga, teman dekat atau diri sendiri atau orang yang hidup sendirian dan sudah
menderita penyakit terminal sekian lama dan kematian merupakan pembebasan dari penderitaan.
.
5. Faktor-faktor Resiko yang Menyertai Kehilangan
a. Perkembangan
1) Anak- anak.
Belum mengerti seperti orang dewasa, belum bisa merasakan.
Belum menghambat perkembangan.
Bisa mengalami regresi
2) Orang Dewasa
Kehilangan membuat orang menjadi mengenang tentang hidup, tujuan hidup,
menyiapkan diri bahwa kematian adalah hal yang tidak bisa dihindari.
b. Keluarga
Keluarga mempengaruhi respon dan ekspresi kesedihan. Anak terbesar biasanya
menunjukan sikap kuat, tidak menunjukan sikap sedih secara terbuka
c.
f.
kematian.
Penyebab Kematian
Seseorang yang ditinggal anggota keluarga dengan tiba-tiba akan menyebabkan shock
dan tahapan kehilangan yang lebih lama. Ada yang menganggap bahwa kematian akibat
Merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal ini diwujudkan dengan berbagai
cara yang unik pada masing-masing individu berdasarkan pengalaman pribadi, ekspektasi
budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya. Hal ini terjadi dalam masa kehilangan dan
sering dipengaruhi oleh kebudayaan atau kebiasaan.
2. Jenis-jenis Berduka
a. Berduka normal terdiri atas perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal terhadap kehilangan.
b. Berduka antisipatif, yaitu proses melepaskan diri yang muncul sbelum kehilangan atau kematian
yang sesungguhnya terjadi.
c. Berduka yang rumit, dialami oleh individu yang sulit untuk maju ke tahap berikutnya.
d. Berduka tertutup, yaitu kedukaan dengan kehilangan yang tidak dpat diakui secara terbuka.
3. Respons Berduka
Respons individu ketika berduka terhadap kehilangan dapat melalui tahap-tahap sebagai
berikut.
a.
Tahap pengingkaran
Reaksi awal individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya dan tidak
kadang akan timbul regresi, serta merasa takut saat ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.
2. Pada masa remaja atau dewasa muda, kaehilangan dapat menimbulkan disintegrasi dalam
keluarga.
3. Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya karena kematian pasangan hidup, dapat menjadi
pukulan yang sangat berat dan menghilangkan semangat huyidup individu yang ditinggalkan.
D.
1.
a.
b.
c.
Memberikan jawaban yg jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan, dan
kematian.
2. Tindakan pada Pasien dengan Tahap Kemarahan
Mengizinkan dan mendorong pasien untuk mengungkapkan rasa marahnya secara verbal
3.
4.
a.
b.
5.
E.
a.
b.
tertentu, tetapi bisa juga dicetuskan oleh trauma fisik maupun psikis.
Depresi Somatogenik
Pada Depresi ini dianggap bahwa faktor2 jasmani berperan dlm timbulnya depresi.
2. Berdasarkan pada gejala dan tanda-tanda terbagi menjadi
a. Depresi reaktif
Merupakan istilah yang digunakan untuk gangguan mood depresi yang ditandai oleh
c.
b.
Defecation
Setelah kematian, setiap otot dalam tubuh manusia akan berhenti untuk menerima energi
dalam bentuk ATP. Akibatnya, perut akan relaks dan buang air besar dapat terjadi.
4.
Rigor Mortis
Setelah
kematian,
tubuh
tidak
mampu untuk
memecahkan
ikatan
yang
Livor Mortis
Livor mortis adalah warna ungu-merah yang muncul ketika darah tenggelam kebagian
tubuh tertentu.
6. Algor Mortis
Adalah turunnya temperatur tubuh seiring dengan kematian. Terjadi bila suhu diluar
lebih dingin dari suhu tubuh. Orang yang meninggal di lantai kamar mandi lebih cepat turun
suhu tubuhnya daripada orang yang meninggal di luar, anak kecil lebih cepat turun suhu
tubuhnya daripada orang gemuk. Namun normalnya butuh 24 jam sampai tubuh benar-benar
7.
garis cokelat
gelap kemerahan yang akan membentuk horizontal di bola mata. Selama hidup bola mata tetap
lembab
kadang-kadang mereka
tidak lagi
dilindungi setelah
kematian. Oleh karena itu, Tache Noire akan terjadi pada individu yang kelopak mata tidak
tertutup setelah kematian.
8. Purge Fluid
Adalah cairan berwarna merah kecoklatan yang keluar dari mulut dan lubang anus,
sering disalahartikan sebagai cedera otak atau darah biasa. Ini muncul sebagai akibat
9.
jaringan lunak.
10. Maceration
Maserasi berarti lunak dalam rendaman dalam bahasa Latin. Hal ini mengacu kepada
bayi yang mati dalam rahim, antara bulan keenam dan bulan kesembilan kehamilan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehilangan kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan atau ketidaklengkapan
sesuatu yang sebelumnya ada. Bentuk kehilangan yaitu kehilangan situasional dan kehilangan
maturasional. Jenis-jenis kehilangan yaitu kehilangan benda external, kehilangan lingkungan
yang telah dikenal, kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti, kehilangan aspek diri, dan
kehilangan hidup.
Berduka merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Jenis-jenis berduka ada
empat yaitu berduka normal, berduka antisipatif, berduka yang rumit, dan berduka tertutup.
Dampak kehilangan pada masa anak-anak kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk
berkembang, Pada masa remaja dewasa muda kaehilangan dapat menimbulkan disintegrasi
dalam keluarga, dan Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya karena kematian pasangan
hidup, dapat menjadi pukulan yang sangat berat dan menghilangkan semangat hidup individu
yang ditinggalkan. Jenis-jenis depresi menurut WHO berdasarkan tingkat penyakit ada tiga yaitu
depresi psikogenik, depresi endogenik, dan depresi somatogenik. Sedangkan berdasarkan pada
gejala dan tanda-tanda terbagi menjadi tiga yaitu depresi reaktif, exhaustion depression, dan
depresi neurotic.
Perubahan pada tubuh seseorang yang meninggal yaitu death rattle, cheynes-stokes
respiration, defecation, rigor mortis, livor mortis, algor mortis, tache noire, purge fluid,
degloving, dan maceration.
B. Saran
1.
Klien yang mengalami kehilangan dan berduka hendaknya tidak terlalu berlarut-larut dalam
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta : Salemba Medika
Sunarsih, Tri. 2009. KDPK Kebidanan. Jogjakarta : Nuha Medika
Niven, Neil. 2003. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional kesehatan.
Jakarta : EGC