Anda di halaman 1dari 24

STRUKTUR BUMI : BENTUK DAN UKURAN BUMI,

INTERIOR BUMI, LITOSFER, DAN LEMPENG TEKTONIK


MAKALAH
Disusun untuk tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi Antariksa

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VII

ANGGOTA:
1. 06101011017 HERVIN NURANDI
2. 06101011019 SEPTRI RAHAYU
3. 06101011021 AFRITA UTAMI
DOSEN PENGAMPUH:
SYUHENDRI, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2012

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt, penyusun telah
dapat menyelesaikan makalah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang
berjudul Struktur Bumi: Bentuk dan Ukuran Bumi, Interior Bumi, Litosfer,
dan Lempeng Tektonik dengan tepat waktu.
Tujuan utama penyusunan makalah ini adalah selain untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, juga untuk
membantu para pembaca khususnya mahasiswa yang nantinya akan menjadi calon
pendidik agar lebih mengetahui tentang struktur bumi meliputi bentuk dan ukuran
bumi, interior bumi, litosfer, dan lempeng tektonik. Dengan demikian, diharapkan
para calon pendidik dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin untuk
menyongsong masa depan peserta didiknya sebagai generasi muda yang akan
menjadi motor pengerak pembangunan bangsa di masa yang akan datang.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Dosen Pengasuh Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa,
Bapak Syuhendri, S.Pd., M.Pd. dan kedua orangtua kami yang senantiasa
memberikan dukungan dan nasihatnya, serta teman-teman Pendidikan Fisika
Angkatan 2010 yang selalu memberikan dukungan serta semangatnya dalam
penyusunan makalah ini.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, segala
tegur sapa, kritik, serta saran yang diberikan pembaca akan penyusun terima
dengan kelapangan hati guna perbaikan pada masa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Wassalamualaikum wr.wb
Palembang, Oktober 2012
Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang............................................................................................1

1.2

Rumusan Masalah.......................................................................................1

1.3

Tujuan Penulisan.........................................................................................2

1.4

Manfaat Penulisan.......................................................................................2

BAB II ISI
2.1

Bentuk dan Ukuran Bumi...........................................................................3

2.2

Interior Bumi...............................................................................................5

2.3

Litosfer........................................................................................................9

2.4

Lempeng Tektonik.....................................................................................13

BAB III PENUTUP


3.1

Kesimpulan ...............................................................................................20

3.2

Saran..........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa adalah ilmu yang mempelajari

bumi dalam tata surya dan lapisan-lapisannya dari pusat bumi sampai puncak
atmosfer atau rumbai-rumbai bumi (fring of the earth). Sains ini terkait dengan
disiplin ilmu geologi, geofisika, geodesi, geografi, oseanografi, metereologi,
klimatologi, sains atmosfer, aeronomi dan astronomi. Di dalam ilmu pengetahuan
bumi dan antariksa dipelajari lapisan-lapisan bumi seperti litosfer, hidrosfer,
atmosfer dan ruang angkasa diluar atmosfer bumi yang disebut antariksa.
Bentuk bumi sebagai mana yang telah kita tau selama ini adalah bulat
tetapi seberapa besar ukuran bumi itu sendiri akan dibahas dalam makalah ini.
Interior bumi merupakan bagian dalam bumi lapisan-lapisan apa saja yang ada
didalamnya, sedangkan Litosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan
terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Litosfer adalah lapisan
kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, lalu Teori Tektonika
Lempeng (Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan
untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar
yang dilakukan oleh litosfer bumi. Dalam hal ini penulis akan membahas struktur
bumi meliputi bentuk dan ukuran bumi, interior bumi, litosfer, dan lempeng
tektonik.

1.2

Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya:

1) Bagaimana bentuk dan ukuran bumi?


2) Apa saja interior bumi?
3) Apa pengertian litosfer dan bagaimana strukturnya?
4) Apa pengertian lempeng tektonik dan bagaimana bentuknya?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dalam penyusunan makalah diantaranya:
1) Penulis dapat menjelaskan tentang bentuk dan ukuran bumi.
2) Penulis dapat menjelaskan tentang interior bumi.
3) Penulis dapat menjelaskan tentang litosfer dan strukturnya.
4) Penulis dapat menjelaskan tentang lempeng tektonik dan bentuknya.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Manfaat untuk mahasiswa
Penulis melakukan penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi para mahasiswa, diantaranya untuk menambah pengetahuan tentang Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa umumnya dan struktur bumi yang meliputi
bentuk dan ukuran, interior bumi, litosfer, dan lempeng tektonik khususnya, serta
menjadi referensi bagi mahasiswa untuk membuat makalah dalam bahasan serupa.
2) Manfaat untuk penulis
Manfaat untuk penulis yaitu memperluas wawasan dan pengetahuan
tentang Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, terutama masalah struktur bumi
yang meliputi bentuk dan ukuran, interior bumi, litosfer, dan lempeng tektonik,
serta sebagai bahan acuan dalam pembuatan makalah selanjutnya..
3) Manfaat untuk penulis selanjutnya
Manfaat penulisan makalah ini untuk penulis selanjutnya adalah dapat
digunakan sebagai contoh dalam pembuatan makalah yang akan datang.

BAB II
ISI
2.1
Bentuk dan Ukuran Bumi
2.1.1. Bentuk Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid),
sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan
buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi,
menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan
diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah 12.742
km, atau kira-kira 40.000 km/. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan
sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris,
Perancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus,
meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar
satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang
lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal
deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas
permukaan laut) dan palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut).
Karena buncitan khatulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik
tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Proses alam endogen/tenaga endogen adalah tenaga Bumi yang berasal
dari dalam Bumi. Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan Bumi ini.
Tenaga alam eksogen berasal dari luar Bumi dan bersifat merusak. Jadi kedua
tenaga itulah yang membuat berbagai macam relief di muka Bumi ini seperti yang
kita tahu bahwa permukaan Bumi yang kita huni ini terdiri atas berbagai bentukan
seperti gunung, lembah, bukit, danau, sungai, dan sebagainya. Adanya bentukanbentukan tersebut, menyebabkan permukaan Bumi menjadi tidak rata. Bentukanbentukan tersebut dikenal sebagai relief Bumi.
6

2.1.2. Ukuran Bumi


Berikut kami rangkum ukuran bumi dalam bentuk Tabel ciri Fisik Bumi
Ciri Fisik Bumi
Jari-jari kutub

6,371.0 km

Kepepatan

6.378,1 km

Keliling khatulistiwa

6.356,8 km
0,0033528
40.075,02 km (khatulistiwa)

Luas permukaan

40.007,86 km (meridian)
40.041,47 km (rata-rata)
510.072.000 km
148.940.000 km daratan (29,2 %)
361.132.000 km perairan (70,8 %)

Volume

1,08320731012 km3

Massa

5,97361024 kg

Massa jenis rata-rata

5,5153 g/cm3

Gravitasi permukaan di

9,780327 m/s

khatulistiwa

0,99732 g

Kecepatan lepas

Kecepatan rotasi
Kemiringan sumbu

11,186 km/s

1674,4 km/jam
23,439281

Albedo

0,367

2.2

Interior Bumi

2.2.1

Meneliti interior bumi


Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat-sifat fisika

bumi (geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat


fisik

seperti

misalnya

gaya

tarik

(gravitasi),

kemagnetan,

kelistrikan,

merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika
bumi inilah para akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya
dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan
bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang
seismik.
Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang
mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada
dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau
gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang
Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat
dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa
padat maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada materi

yang berfasa cair. Perpedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang
dipakai untuk mengetahui jenis material dari interior bumi.

Gambar 1. Tipe gelombang seismik (Adapted from, Beatty, 1990.)

2.2.2. Model interior bumi

Gambar 2. Pembagian Lapisan Bumi (Adapted from, Beatty, 1990.)

Berdasarkan studi terhadap gelombang seismik ini, model interior bumi


adalah inti dalam, inti luar, mantel bawah, daerah transisi, dan kerak bumi.

Gambar 3. Pembagian Interior Bumi (Adapted from, Beatty, 1990.)

Inti dalam merupakan 1,7% masa bumi; kedalaman 5.150-6.370 kilometer


(3.219 - 3.981 mil). Inti dalam padat, terlepas dari mantel, melayang di dalam inti
luar yang melebur. Di percaya merupakan bagian padat akibat tekanan dan
pendinginan.
Inti luar merupakan 30,8% masa bumi; kedalaman 2.890-5.150 kilometer
(1.806 - 3.219 mil). Inti luar panas, merupakan fluida konduktif serta terjadi
gerakan konveksi. Perpaduan lapisan konduktif dan rotasi bumi menghasilkan
efek

dinamo yang memelihara sistem kemagnetan bumi. Inti luar juga

bertanggung jawab untuk menghaluskan lonjakan rotasi bumi.


Mantel bawah terdiri dari 49,2% masa bumi; kedalaman 650-2.890
kilometer (406 -1.806 mil). Mantel bawah mengandung 72,9% masa mantel-kerak
dan komposisinya sebagian besar silikon, magnesium,gan oksigen. Mungkin juga
mengandung besi, kalsium, dan aluminium.
Daerah Transisi adalah 7,5% dari masa bumi; kedalaman 400-650
kilometer (250-406 mil). Daerah Transisi atau mesosphere ,kadang-kadan disebut
juga fertile layer, mengandung 11,1% masa mantel-kerak, sumber magma
basaltik. Daerah Transisi juga mengandung kalsium, aluminum, dan garnet, yaitu

10

mineral kompleks aluminum-bearing silikat. Adanya garnet pada lapisan ini


menyebabkan mudah padat jika dingin dan mengapung jika meleleh karena
panas. Bagian yang meleleh bisa naik ke lapisan lebih tinggi sebagai magma.
Mantel Atas merupakan 10,3% dari masa bumi; kedalaman 10-400
kilometer (6 - 250 mil). Mantel atas mengandung 15,3% masa mantel-kerak.
Fragmen dari lapisan ini pernah diamati pada sabuk pegunungan yang tererosi dan
pada letusan gunung api. Olivine (Mg,Fe)2SiO4 dan pyroxene (Mg,Fe)SiO3
adalah mineral utama yang ditemukan disini. Bagian atas Mantel Atas disebut
asthenosphere.
Kerak Samudra merupakan 0,099% of dari masa bumi; Kedalaman 0-10
kilometer (0 - 6 mil). Lempeng samudra mengandung 0,147% masa mantel-kerak.
Sebagian besar kerak bumi terbentuk melalui aktivitas vulkanik.Sistem Punggung
Samudra (oceanic ridge system), yaitu sebuah jaringan gunung api

selebar

40.000-kilometer (25.000 mil) , membentuk kerak samudra baru

dengan

kecepatan 17 km3 per tahun, menutupi lantai samudra dengan basalt. Hawaii dan
Iceland adalah contoh akumulasi onggokan basalt.
Kerak Benua merupakan 0,374% dari masa bumi; kedalaman 0-50
kilometer (0 - 31 mil). Kerak Benua mengandung 0,554% masa mantel-kerak.
Lapisan ini adalah bagian terluar dari bumi dan berupa batuan crystalline.Terdiri
dari mineral berdensitas rendah didominasi oleh kwarsa (SiO2) dan feldspars
(metal-poor silicates). Kerak bumi (Kerak samudra dan benua) adalah permukaan
bumi;yang merupakan bagian terdingin dari planet ini. Karena batuan dingin
mengalami deformasi secara perlahan, kita menyebut lapisan ini sebagai
lithosphere (lapisan yang kuat).

2.3

Litosfer dan Strukturnya

2.3.1. Pengertian Litosfer

11

Kata litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos artinya batuan, dan
sphera artinya lapisan. Litosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan
terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Litosfer adalah lapisan
kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan, umumnya lapisan ini terjadi
dari senyawa kimia yang kaya akan SO2. Itulah sebabnya lapisan litosfer
seringkali dinamakan lapisan silikat. Menurut Klarke dan Washington, batuan
atau litosfer di permukaan bumi ini hampir 75% terdiri dari silikon oksida dan
aluminium oksida.
Penyusun utama lapisan litosfer adalah batuan yang terdiri dari campuran
antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau
padat. Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar
yang bersuhu sangat tinggi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan
mengalami beberapa proses perubahan sampai menjadi batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf.
Litosfer memegang peranan penting dalam kehidupan tumbuhan. Tanah
terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer mengalami degradasi, erosi
maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil sampai pasir. Selanjutnya
bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup
yang kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup
organisme.
Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup.
Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak
berlapis di permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi
sumber makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut
dan terdeposit di dasar laut.
2.3.2. Struktur Lapisan Kulit Bumi (Litosfer)
Batuan bukanlah benda yang keras saja berupa batu dalam kehidupan
sehari-hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil dan
sebagainya. Tebal kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan
lebih tebal daripada di bawah samudra.

12

Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:


a.

Barisfer yaitu lapisan inti bumi yang merupakan bahan padat yang

tersusun dari lapisan nife (niccolum = nikel dan ferum = besi) jari jari barisfer
3.470 km.
b.
Lapisan antara yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km.
Lapisan ini disebut juga asthenosfer mautle/mautel, merupakan bahan cair
bersuhu tinggi dan berpijar. Berat jenisnya 5 gr/cm3.
c.
Litosfer yaitu lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara
dengan ketebalan 1200 km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.
Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1.

Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial
(silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit
andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan
benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu
bertebaran rata-rata 35 km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di
bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini
-

yang merupakan benua.


Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut
pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan
yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak

2.

ini menempati dasar samudra.


Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun
oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO 2 dan
MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan
sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat
elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
Perhatikan gambar penampang bumi berikut ini:

13

Gambar 4. Penampang bumi

2.3.3. Material Pembentuk Litosfer


Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar
pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda.
Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,
1.

Batuan Beku (Igneous Rock)


Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang
membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang
menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat
terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam :
a. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung
perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh
batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
b. Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong
antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara
lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung
lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar.
Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan
beku korok.
c. Batuan Beku Luar
14

Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma
membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung
berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin,
scoria, batuan apung (bumice).
2.

Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)


Batuan Sedimen merupakan batuan mineral yang telah terbentuk

dipermukaan bumi yang mengalami pelapukan. Bagian - bagian yang lepas dari
hasil pelapukan tersebut terlepas dan ditansportasikan oleh aliran air, angin,
maupun oleh gletser yang kemudian terendapkan atau tersedimentasi dan
terjadilah proses diagenesis yang menyebabkan endapan tersebut mengeras dan
menjadi bantuan sedimen. Batuan Sedimen berdasar proses pembentukannya
terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Klastik
2. Batuan Sedimen Kimiawi
3. Batuan Sedimen Organik
Berdasar tenaga yang mengangkutnya Batuan Sedimen terdiri atas :
1. Batuan Sedimen Aeris atau Aeolis
2. Batuan Sedimen Glasial
3. Batuan Sedimen Aquatis
4. Batuan Sedimen Marine
3.

Batuan Malihan (Metamorf)


Batuan Malihan terbentuk karena terjadinya penambahan suhu atau

penambahan tekanan yang tinggi dan terjadi secara bersamaan pada batuan
sedimen.

15

2.3.4. Pemanfaatan litosfer


Litosfer merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap
kehidupan dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi.
Litosfer bagian atas merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman.
Manusia melakukan aktifitas di atas litosfer. Selanjutnya litosfer bagian bawah
mengandung bahan-bahan mineral yang sangat bermanfaat bagi manusia. Bahanbahan mineral atau tambang yang berasal dari litosfer bagian bawah diantaranya
minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel dan timah.

2.4

Lempeng Tektonik dan Bentuknya


Teori Tektonika Lempeng (Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang

geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya buktibukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah
mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu
dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang
dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku
dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat
tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu
geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength)
yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya
menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic
plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng
yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer.
Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik
divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping).
Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung

16

samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng.


Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang
satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen,
konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun
jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak
bertemu.
1.

Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break

apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan
terbelah, membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini
menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada
lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley)
akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh
divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang
Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
2.

Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan ke arah kerak bumi yang

mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain. Wilayah


dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng
samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona inilah
sering terjadi gempa. Pematang gunung api (volcanic ridges) dan parit samudra
(oceanic trenhes) juga terbentuk di wilayah ini.
3.
Batas Transfrom
Terjadi apabila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar, yaitu
bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai

17

maupun saling menumpu. Batas transfrom umumnya berada didasar laut, namun
ada juga yang berada didaratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas di
California, USA. Sesar ini meruppakan pertemuan antara Lempeng Amerika
Utara yang bergerak ke Tenggara, degan lempeng Pasifik yang bergerak ke arah
barat laut.
Batas Konvergen
Batas konvergen ada 3 macam, yaitu:
1) antara lempeng benua dengan lempeng samudra,
2) antara dua lempeng samudra, dan
3) antara dua lempeng benua.
Konvergen Lempeng Benua - Samudra (Oceanic - Continental)
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua,
lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian
meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi
(volcanic mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi
penunjaman, terbentuklah parit samudra (oceanic trench).
Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu pegunungan yang
terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara
Lempeng Nazka dan Lempeng Amerika Selatan.
Konvergen Lempeng Samudra - Samudra (Oceanic - Oceanic)
Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra
lainnya, menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi
yang pararel terhadap parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung
berapi ini ada yang timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau
vulkanik (volcanic island chain).

18

Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari
proses ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan
Lempeng AmerikaUtara.
Konvergen Lempeng Benua - Benua (Continental - Continental)
Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya.
Karena keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak
cukup berat untuk tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian
yang bertumbukan mengeras dan menebal, membentuk deretan pegunungan non
vulkanik (mountain range).
Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh
pegunungan yang terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari
konvergensi antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.
Lempeng - Lempeng Utama
Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:

Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng Benua

Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng Benua

Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India


antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu) - Lempeng Benua

Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng Benua

Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia Timur Laut
- Lempeng Benua

Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng Benua


Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng Samudera

Gambar 5. Peta lempeng-lempeng tektonik

19

Gambar 5. Lempeng Tektonik Bumi

Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng


India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng
Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia.
Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan
benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang
mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan
terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua benua
di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu.
Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang
disebut Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang
menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua
sisanya).
PETA TEKTONIK KEPULAUAN INDONESIA

20

Gambar 6. Peta tektonik kepulauan Indonesia, tampak zona subduksi dan sesar aktif

Subduksi antara dua lempeng menyebabkan terbentuknya deretan gunung


berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara Lempeng Indo-Australia
dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak
lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di
sepanjang Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta parit samudra yang tak lain adalah
Parit Jawa (Sunda).
Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami
gesekan atau benturan yang cukup keras. Penyebab utama bencana dan kerusakan
terhadap lingkungan hidup adalah gaya inersia yang ditimbulkan oleh goncangan
gempa dan berakibat merobohkan bangunan-bangunan yang tidak didesain tahan
gempa. Sementara penyebab ikutan gempa berupa:

Tsunami yang menghancurkan dan menghanyutkan bangunan-bangunan


ringan di desa-desa atau dusun-dusun di tepi pantai.

Perubahan struktur perlapisan tanah yang menggambarkan adanya


penurunan dan proses likuifaksi.

Longsoran di daerah perbukitan.


21

Berdasarkan jenis kerusakan akibat gempa bumi, yang paling banyak


menimbulkan korban jiwa adalah tsunami dan gaya-gaya inersia yang ditimbulkan
oleh gempa bumi. Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka untuk
menanggulangi bencana akibat gempa bumi dan bencana ikutannya, perlu
disusun suatu petunjuk teknik penanggulangan bencana gempa di Indonesia.
Tercakup di dalamnya pengkajian ulang terhadap Peta Zona Gempa yang telah
digunakan oleh berbagai instansi di Indonesia untuk keperluan perancangan infra
struktur tahan gempa.

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Bentuk Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah

bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan


buncitan pada bagian khatulistiwa. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah
12.742 km.
Interior bumi terdiri dari inti dalam, inti luar, mantel bawah, daerah
transisi, dan kerak bumi. Litosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan

22

terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Litosfer adalah lapisan
kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan. Lapisan litosfer dibagi
menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Teori Tektonika Lempeng
(bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan
skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Di bumi, terdapat tujuh lempeng
utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer
ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang
lainnya

di

batas-batas

lempeng,

baik

divergen

(menjauh),

konvergen

(bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas


vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya
umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng.
3.2

Saran
Setelah membahas dan mengkaji tentang struktur bumi yang meliputi

bentuk dan ukuran bumi, interior bumi, litosfer dan lempeng tektonik, kita ketahui
bahwa materi makalah ini tidak terbatas pada materi ilmu pengetahuan alam
(fisika) saja, tetapi juga ilmu pengetahuan sosial yang berupa ilmu bumi
(geografi) karena kedua bidang studi tersebut memiliki keterkaitan dalam makalah
ini. Sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam pembahasan tersebut nantinya.

DAFTAR PUSTAKA
Tyasjono, Bayong. 2009. Ilmu Kebumian dan Antariksa (Cetakan Ketiga).
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
http://earlfhamfa.wordpress.com/2009/03/21/tektonik-lempeng/ (Online, diunduh
pada tanggal 7 Oktober 2012)
http://syakiiirman.blogspot.com/2011/12/memahami-konsep-dasar-gerak.html
(Online, diunduh pada tanggal 7 Oktober 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi (Online, diunduh pada tanggal 7 Oktober 2012)

23

http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/10/litosfer-hidrosfer-dan-atmosfer-bumi/
(Online, diunduh pada tanggal 7 Oktober 2012)
http://bumidanantariksa.blogspot.com/2009/09/interior-bumi.html
(Online, diunduh pada tanggal 7 Oktober 2012)
http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/28/mengenal-struktur-lapisan-bumi/
(Online, diunduh pada tanggal 7 Oktober 2012)

24

Anda mungkin juga menyukai