Semua bidah yang dilakukan dalam agama Islam tanpa sandaran asalnya dan
dipandang baik oleh segolongan manusia menurut hawa nafsunya sama dengan
menambah atau mengurangkan apa yang telah disyariatkan, termasuk dalam
perkara-perkara yang sesat yang wajib diperangi dan dihapuskan. Ini hendaklah
dilaksanakan dengan cara yang paling baik supaya tidak membawa kepada perkara
yang lebih buruk daripada bidah itu sendiri.
KETERANGAN
Dalam ushul ini Al-imam asy-syahid menekankan keperluan iltizam dengan kitab
Allah dan sunnah RasulNya serta berhenti pada hokum Allah tanpa menambah atau
menguranginya.
Berdasarkan hal ini, seorang muslim harus menjauhkan diri dari setiap bid'ah dalam
agama bahkan memeranginya dengan cara yang sebaik-baiknya.
Bid'ah sesat yang ada pada zaman Al-imam asy-syahid telah melemahkan dan
merusak umat islam. Sebagian orang telah mencoba melawan bid'ah itu tetapi
dengan cara yang kasar dan tidak menggunakan bahasa yang baik. Keadaan
semakin memburuk dan perpecahan semakin meluas. Saat itu Al-imam asy-syahid
pun bangkit menyeru manusia kepada sumber yang bersih yaitu kitab Allah dan
sunnah RasulNya, memberi perintah agar tidak menghampiri bid'ah serta
mengengkarinya dengan bahasa yang baik dan berkesan, kemudian Allah memberi
manfaat dengan sebabnya apa yang dikehendakinya.
a. Mengenal Bidah:
Kita sebaiknya mengetahui apa dia bid'ah? Apa sikap Islam terhadapnya? Agar jelas
kepada kita dasar dan sumber yang diambil oleh Al-imam asy-syahid sehingga
digunakan untuk membina kefahamannya.
1. Bid'ah dari segi bahasa adalah sesuatu tanpa contoh di masa lalu.
2. Bid'ah dari segi syara' adalah suatu jalan yang dibuat-buat dalam agama,
yang menandingi syara' yang dengan mengikuti jalan itu seseorang melebihlebihkan dalam beribadah kepada Allah S.W.T. (Al 'I'tisom: 1/28)
Al-imam asy-Syatibi menerangkan dengan lebih detail dalam hal ini dalam
kitabnya "Al I'tisam".
kewajiban khalifah di bumi dan memakmurkannya. Dalam hal ini Rasulullah S.A.W
telah bersabda:
"Kamu lebih mengetahui tentang urusan duniamu." (Muslim: 4/1836 no: 2363).
Ia
Ia
Ia
Ia
Dua peringkat yang pertama adalah disyariatkan. Yang ketiga adalah tempat
berijtihad dan yang keempat adalah haram.
Sumber:
Ebook Syarah Usul 20 oleh www.dakwah.info yang diunduh dari:
http://salamatusshadr.blogspot.co.id/2012/10/buku-buku-hasan-al-banna-dandakwah.html