Diare Akut
Diare Akut
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3B - KELAS 1A
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN
Tp.2011/2012
Jl.kusuma Bangsa no.7A Lamongan
Virus
Parasit
Diet
Toxic
3). Patogenesis
Virus masuk ke traktus digestifus bersama makanan dan minuman
Diare
Diare
b). Gangguan sekresi
Toksin dalam usus
Diare
c). Gangguan mobilitas usus
Hiperperistaltik absorpsi makanan menurun diare
Peristaltik menurun kuman berkembang biak diare
Manifestasi klinik
- Nausea
- Nyeri
- Vomiting
- Demam
Rehidrasi
(5 tts/kg BB/mnt)
(10 tts/kg BB/mnt)
Dehidrasi sedang tahap penanganan sisa
defisit
Cairan III : 70 cc/kg BB dalam 7 jam
(3 tts/kg BB/mnt)
kehilangan
yang
masih
berlangsung
Cairan III : 150 cc/kg BB/24 jam
(2 tts/kg BB/mnt)
(2 tts/kg BB/mnt)
b. Diare Kronik
1) Pengertian
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
2) Klasifikasi
a) Diare persisten
(1) Pengertian
Menetap
dalam
minggu/lebih
setelah
epidemi
Intoleran laktosa
Malnutrisi
b) Intraktable diare
(1) Pengertian
Adalah diare yang sukar disembuhkan
(2) Etiologi
Kelainan
anatomi,
infeksi
virus,
infeksi
intestinal,
4) Penatalaksanaan
a) Simptomatis
-
Anti
spasmodik,
antikolinergik
(antagonis
stimulus
difenoksilat,
kodein
fisfat),
oktreolid
Vit dan mineral, tgt kebut vit Biz, vit A, vit K, preparat
besi, zink, dll.
Alumunium hidroksida
b) Kausal
Pengobatan kausal diberikan pada infeksi/non infeksi, pada
diare kronik dengan penyebab infeksi, obat diberikan berdasar
etiologinya.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
I.
Pengkajian
1. Biodata : sering terjadi pada umur dibawah 2 tahun.
2. KU : diare
3. RPS
Frekuensi BAB meningkat dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari
biasanya dapat cair dan berlendir/berdarah dan dapat pula disertai gejala lain
panas, muntah, anoreksia, nausea, vomiting.
4. RPD
Jika disebabkan infeksi parenteral (infeksi) diluar alat pencernaan, OMA
infeksi.
5. RPK
Ada pasien yang menderita alergi makanan (diare yang disebabkan adalah
alergi terhadap makanan).
6. ADL
a. Nutrisi : terjadi anoreksia, mual, muntah
b. Eleminasi : BAB lebih dari 4x (bayi)/BAB lebih dari 3x (anak) dapat cair,
lendir, berdarah dan BAK frekuensi menurun
c. Pesonal hygiene : iritasi pada sekitar usus
d. Aktivitas : lemas dan mengantuk
e. Istirahat tidur : bisa terganggu bisa tidak
7. Pemeriksaan fisik
-
Secara
spesifik bilamana
bayi/anak
jatuh dalam
keadaan kekurangan
Dehidrasi
Sedang
Ringan
Berat
Pengkajian
Keadaan umum
Haus, gelisah
Nadi
Normal
Cepat, kecil
Cepat,
kecil,
kadang-
kadang teraba
UUB
Normal
Cekung
Cokong sekali
Turgor
< 2 dt
> 2 dt
Mata
Nomal
cowong
sangat cowong
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Selaput lendir
Basah
Kering
sangat kering
Urine
Normal
berkurang
Tidak ada
Kehilangan
40-50 cc/kg BB
50-60 cc/kg BB
Penurunan BB
<5%
8%
> 10%
BJ urine
1,010 1,025
1,010 1,025
> 1,025
Berak cair/muntah
Peningkatan BJ urine
Muntah
Anoreksia
BB menurun
Distensi abdomen
Perut kembung
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sampai keadaan stabil dan tentukan
penyebab dari kekurangan cairan dan elektrolit.
R : Kehilangan cairan yang aktif secara terus menerus akan
mempengaruhi tanda-tanda vital dalam mempertahankan aktivitas.
b. Observasi keadaan kulit melalui warna, kelembaban dan turgor.
mental.
2. Dx. II
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan dengan kriteria :
-
Intervensi :
a. Bersama pasien dan keluarga tentukan berat badan ideal anak sesuai
dengan tahap pertumbuhannya dan program diit yang akan dilakukan
anak.
R : Keikutsertaan keluarga secara aktif dalam menentukan asupan
nutrisi menyebabkan keluarga berperan aktif dalam tindakan
berikutnya.
b. Lakukan program kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan diit anak
berikan porsi kecil dengan frekuensi sering.
R : Penentuan diit/kalori yang dikonsumsi oleh anak sangat berperan
dalam peningkatan berat badan, berikan porsi kecil dengan
frekuensi sering meminimalkan metabolisme dalam tubuh.
c. Ajarkan pada orang tua dan keluarga untuk memonitor pemasukan dan
pengeluaran makanan anak.
R : Mencatat asupan oral dan keinginan pasien mempermudah deteksi
dini asupan yang tidak adekuat.
d. Bantu anak dan keluarga dalam mengidentifikasi acuan makan makanan
yang tinggi protein dan karbohidrat.
R : Penambahan beberapa makanan kecil akan menambah peningkatan
asupan kalori.
e. Ajarkan kebersihan oral dan ruangan yang bersih sebelum makan
R : Kondisi oral dan ruangan yang bersih akan meningkat rasa dan
selera makan.
f. Timbang berat badan anak tiap hari, monitor asupan dan keluaran
R : Berat badan merupakan indikator dari keseimbangan asupan dan
keluaran.
3. Dx. III
Tujuan : rasa nyaman terpenuhi, anak terbebas dari distensi abdomen dengan
kriteria :
-
Intervensi
a. Rubah/ganti posisi tidur tiap 3 jam
R : Perubahan posisi dapat merangsang peristaltik usus sehingga
mengurangi distensi abdomen.
b. Lakukan kompres hangat pada daerah perut
R : Dengan kompres hangat, distensi abdomen akan mengalami
relaksasi,
pada
kasus
peradangan
akut/peritonitis
akan
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian kerusakan kulit dan lakukan pencatatan teratur
R : PH faeces semakin asam, kerusakan kulit semakin meningkat
b. Jaga kulit tetap bersih
R : Kulti yang lembab merupakan media yang efektif untuk
perkembangbiakan kuman.
c. Lakukan debridement dan bersihkan luka, gunakan cream/salep untuk
luka dan lakukan massage di sekitar luka.
R : Pembersihan luka memungkinkan kotoran-kotoran kuman terangkat
sehingga cream/salep dapat diabsorpsi dengan baik.
7. Dx. VII
Tujuan : tidak terjadi infeksi/penularan pada orang lain
Intervensi :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat anak
R : Kuman/bakteri yang menempel pada tangan akan terdesinfeksi
dengan memakai sabun/antiseptik.
b. Lakukan isolasi pada anak dan alat yang digunakan
R : Dengan isolasi dapat memutuskan mata rantai penularan sehingga
infeksi silang dapat dihindari.
c. Motivasi dan anjurkan pada keluarga serta pengunjung untuk melakukan
pencegahan terjadinya penularan.
R : Pengetahuan
yang
memadai
akan
membuat
keluarga
dan