Anda di halaman 1dari 5

Kehamilan Multipel

Insidensi
Insidensi dari kembar monozigot berkisar antara 3-5 dari 1000 kelahiran, sedangkan untuk
dizigot bervariasi antara 4-50 tiap 1000 kehamilan.

Faktor Risiko
Insidensi dari kembar dizigotik akan meningkat pada ibu dengan riwayat keluarga dengan
kembar, usia ibu (35-39 tahun), kehamilan kembar sebelumnya, multiparitas, tinggi badan ibu,
kelas sosial, serta pajanan terhadap gonadotropin eksongen.
Risiko mortalitas pada bayi kembar

Pada bayi kembar, kematian pada masa fetus sebesar 4%, sedangkan pada masa neonates angka
kematian sekitar 7,6% (1,2% pada bayi tunggal). Angka kematian pada bayi kembar 9x lebih
besar dibanding dengan bayi tunggal.

Risiko morbiditas

Prematur: Pada bayi kembar, rata-rata bayi lahir di usia 37 minggu dan pada ibu dengan

bayi kembar sebanyak 21,5% mengalami kelahiran prematur (<35 minggu)


Intrauterine growth retardation (IUGR): Insidensi BBLR pada bayi kembar sekitar 50-60
persen (5-7 kali lebih besar dari bayi tunggal. Secara umum, saat terdapat lebih banyak
fetus pada kehamilan, berat badan bayi akkan lebih kecil. Pada usia 30-34 minggu usia
gestasi, berat masing-masing bayi sekitar 2 kg. Setelah itu, bayi akan tumbuh perlahan.
Sebanyak 2/3 bayi akan mengalami tanda-tanda keterlambatan pertumbuhan pada saat
lahir

Insufisiensi uteroplasenta: insufisiensi uteroplasenta dapat terjadi secara akut maupun


kronik. Insufisiensi ini berkaitan dengan adanya stress akut pada persalinan, prolaps tali
pusat (1-5%), atau trauma selama persalinan yang diawali oleh adanya insufisiensi

uteroplasenta
Pada bayi kembar monozigot, kelainan saat bayi lahir 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan bayi tunggal atau bayi kembar dizigotik. Hal ini terjadi karena 3 mekanisme,
yaitu: (1) deformitas yang terjadi karena adanya ruang intrauterin yang lebih sempit dari
seharusnya (2) gangguan aliran darah akibat anastomosis pembuluh darah plasenta (3)
defek pada saat morfogenesis. Ketiga mekanisme ini dapat menyebabkan kelainan seperti
o Anomali akibat kehamilan ganda berupa kembar siam ataupun kembar akardia
o Pada bayi kembar dapat terjadi permasalahan intrauterin seperti terhambatnya
pergerakan saat dalam janin ataupun dalam kelahiran. Hal ini dapat menyebabkan
synostosis, tortikolis, facial palsy, defek pada kaki maupun defek lainnya
o Gangguan vascular seperti pada kembar akardia yang mana terjadi shunt pada
arteri sehingga terjadi aliran darah yang tidak sampai pada salah satu bayi
sehingga menyebabkan fenomena amorfik. Pada keadaan lain dapat ditemukan
DIC, aplasia kutis, porensefali, pertumbuhan tungkai terganggu, atresia intestinal,
ataupun gastroschisis.
o Malformasi. Pada kembar monozigotik, terjadi peningkatan frekuensi dari
beberapa tipe malformasi seperti teratoma sakrokoksigeal, sindrom VACTERL,
ekstrofi kloaka, holoprosencephaly, dan anensefali.

Risiko pada fase neonatus

Keterlambatan pertumbuhan: pada kembar monozigot, perbedaan berat badan dapat


mencapai 20% antara 1 bayi dengan bayi lainnya. Apabila tidak dikoreksi dengan segera,
bayi dengan berat badan yang lebih renah akan lebih inferior dari segi perkembangan dan

kepintaran pada usia dewasa


Penyakit yang didapat: penyakit pada satu bayi kembar umumnya akan dialami juga oleh
bayi lainnya. Beberapa penyakit yang sudah diketahui saling berkaitan yaitu epilepsi

(85%), ALL (20%), dan DM tipe 1 (50%)


Permasalahan sosial. Pada bayi kembar, prevalensi terjadinya perawatan yang kurang
baik lebih besar dibanding bayi tunggal. Untuk itu diperlukan konseling pada orang tua
bayi kembar.

Hal yang perlu diperhatikan pada saat terdiagnosis adanya bayi kembar

Letak janin serta kemungkinan hidup dari janin


Pemeriksaan plasenta untuk melihat apakah ada kemungkinan IUGR, kelainan

kongenital, ataupun sindrom twin to twin transfusion syndrome.


Komplikasi pada fase neonatus: bayi yang lahir lebih dahulu lebih rentan terkena NEC
tetapi bayi yang lahir lebih akhir akan lebih berisiko terkena respiratory distress

syndrome sebesar 2-4 kali


Permasalahan ekonomi: bayi kembar memiliki biaya 4 kali lebih besar selama masa
neonatus dibandingkan bayi tunggal.

Anda mungkin juga menyukai