'Documents - Tips - Sap Baru 561ec63e73b30 Menopause 2
'Documents - Tips - Sap Baru 561ec63e73b30 Menopause 2
PBL KK VIII
I.
Latar Belakang
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti yang
terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani yang pertama
kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini merupakan suatu
akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan
produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur). Menopause
mulai pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50 tahun, meskipun
ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an (Prawirohardjo, 2003).
Pada tahun 2003, jumlah wanita di dunia yang memasuki menaupose
diperkirakan mencapai 1,2 milyar orang. Saat ini Indonesia baru mempunyai 14
juta wanita menaupose. Namun, menurut proyeksi penduduk Indonesia tahun
1995-2005 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk wanita berusia di atas 50
tahun adalah 15,9 juta orang. Bahkan, pada tahun 2025 diperkirakan aka nada 60
juta wanita menauposee. Syndrome menaupose dialami banyak wanita hamper
diseluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60 % wanita di Amerika, 57 %
Malaysia, 18 % wanita Cina, 10 % wanita Jepang, dan di Indonesia diperkirakan
jumlah orang yang menderita kecemasan baik akut maupun kronis mencapai 5%
dari jumlah penduduk, dengan perbandingan wanita dan pria 2:1 (Hawari, 2006).
Menurut
Prawirohardjo
(2003)
ada
tiga
periode
menopause,
II.
ditarik untuk tindakan preventif untuk wanita dewasa akhir untuk menghadapi
menopause,di Dusun Krajan Timur II Desa Jelbuk adalah sebagai berikut.
a. kurang pengetahuan komunitas wanita dewasa akhir di Dusun Krajan Timur
IIDesa Jelbuk berhubungan dengan kurangnya informasi tentang menopause
Data Subjektif:
1) 90 % wanita dewasa akhir mengatakan bahwa tidak mengetahui entang
menopause
2) 51 % wanita mengatakan bahwa apabila telat haid dikira hamil
3) 50 % wanita dewasa akhir merasa pusing
Data Objektif:
1) Saat pengkajian masyarakt tidak mengetahui tentang menopause dan baru
mengetahui hal tersebut
III. Perencanaan
a. Tujuan Umum:
Selama dilakukan asuhan keperawatan dengan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) selama satu kali pertemuan diharapkan wanita di usia dewasa akhir
dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi menopause.
b. Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitaswanita usia akhir selama
satukali TAK diharapkan wanita dewasa akhir di Dusun Krajan Timur II
memiliki keyakinan nilai dan keyakinan
IV.
Implementasi (SAP)
Implementasi yang akan dilakukan oleh kelompok adalah kegiatan
2.
c. Waktu
d. Tempat
: rumah Bapak A.
Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan para
wanita dewasa akhir di Desa Jelbuk Dusun Krajan Timur II dapat menjelaskan
kembali tentang menopause dengan benar.
3.
Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, wanita dewasa
Pokok Bahasan
Konsep dasar menopause dan cara perawatannya.
5.
Subpokok Bahasan
a. Pengertian penyakit menopause.
b. Fase menopause.
c. Tanda dan gejala menopause.
d. Penangana menopause.
6.
Waktu
Pukul 08.00-09.00 WIB (1x60 menit)
7.
8.
Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran: ceramah, diskusi
b. Landasan teori: konstruktivisme
c. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana diskusi yang nyaman
2) Mendiskusikan masalah terkait menopause
3) Menjelaskan fase menopause
4) Menjelaskan tanda dan gejala menopause
5) Menjelaskan tentang penanganan pada kondisi menopause
6) Membuka forum diskusi untuk berbagi pengalaman
7) Memberi tanggapan dan komentar
8) Menetapkan kesimpulan
9.
Persiapan
Pemateri mencari materi tentang menopause yang ada di masyarakat dan
cara perawatan menopause yang benar dan tepat, serta mencari waktu dan tempat
yang sesuai dengan keadaan sasaran sehingga dapat berkumpul dalam satu tempat
dan waktu.
10.
Kegiatan penyuluhan
Pendahuluan :
Sasaran
Menjawab
- Memberi salam
Mendengarkan
yang
akan
membuat
disampaikan
kontrak
dan
yang
di
butuhkan
- Menginformasikan tujuan dari
2.
40 menit
Memperagakan
untuk
dan bertanya
terapi Melakukan
aktivitas kelompok
terapi
aktivitas
kelompok
3.
20 menit
Penutup
Evaluasi
- Mengajukan pertanyaan lisan
untuk
mengetahui
penyampaian
Mendengarkan
Menjawab
pertanyaan
Menjawab salam
Kegiatan
No Waktu
Kegiatan penyuluhan
Sasaran
1.
10 menit
Pendahuluan
Menjawab
a. Memberi salam
b.Menjelaskan
materi
Mendengarkan
cakupan
yang
akan
disampaikan
dan
terapi
aktivitas
kelompok
c. Menginformasikan tujuan
2.
30 menit
3.
20 menit
aktivitas
Fase Orientasi
kelompok
Fase kerja
- Fase terminasi
Penutup
Mendengarkan
Penutup
Menjawab
Evaluasi
pertanyaan
- Mengajukan pertanyaan
Menjawab salam
lisan untuk mengetahui
kemampuan
dalam
sasaran
memahami
aktivitas kelompok
Mengakhiri
dengan
salam
Lampiran
a. Media pembelajaran: leaflet dan lembar balik
terapi
LAMPIRAN 1
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN PENYAKIT MENOPAUSE
1. Definisi
Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan
akibat dari tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung
dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak
mendapatkan siklus haid). Menopause adalah bagian dari periode transisi
perubahan masa reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause
berkisar 43 57 tahun. Berhentinya haid akan membawa dampak pada
konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis (Yudomustopo, 1999).
Menopause menurut WHO (2005) berarti berhentinya siklus menstruasi
untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi setiap
bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus
meningkat, sampai tidak tersedia lagi folikel, serta dalam 12 bulan terakhir
mengalami amenorea, dan bukan disebabkan oleh keadaan patologis. Kini wanita
Indonesia rata-rata memasuki masa menopause pada usia 50 tahun. Tetapi
sebagian ada yang mengalami pada usia lebih awal atau lebih lanjut. Umur waktu
terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola
kehidupan (Baziad, 2003). Menopause rupanya ada hubungannya dengan
menarche. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul,
sebaliknya, makin lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul
(Azhar, 2000).
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh seseorang wanita yang
masih di pengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau
pada usia lima puluhan (Wahyunita, 2010)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menopause
adalah suatu periode ketika seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi
karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti selama 12 bulan.
2. Fase Menopause
Fase menopause menurut Baziad Ali (dalam Putri, 2012) yaitu :
a. Fase premenopause
Fase ini terjadi antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini
ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang
memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak,dan kadang-kadang
disertai nyeri haid
b. Fase perimenopause
Merupakan fase peralihan antara premenopause dan postmenopause. Fase ini
ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur.Sebanyak 40% wanita siklus
haidnya anovulatorik. mengalami berbagai jenis keluhan klimakterik.
c. Fase menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika
tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen pun berkurang dan
tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Oleh karena
itu, menopause diartikan sebagai haid alami terakhir. Bila seorang wanita tidak
haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah >40 mIU/ml dan kadar
estradiol <30 pg/ml,telah dapat dikatakan wanita tersebut telah mengalami
menopause.16,20,22
d. Fase postmenopause
Pada fase ini ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada
antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat
karena terhentinya produksi inhibin akibat tidak tersedianya folikel dalam
jumlah yang cukup.
3. Etiologi Menopause
Akibat dari kadar hormon esterogen, progerseteron dan hormon ovarium
yang berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang
menurun pada wanita pasca menopause (Hacker&Moore, 2001). Seseorang
disebut menopause jika tidak lagi menstruasi selama 12 bulan atau satu tahun.
Menopause umumnya terjadi ketika perempuan memasuki usia 48 hingga 52
tahun (Rachmawati, 2006).
Menurut
Andra
(2007),
efek
berkurangnya
hormon
estrogen
permukaan kulit juga akan terlihat. Akhirnya, karena epitel vagina menjadi atrofi
dan tidak adanya darah kapiler berakibat permukaan vagina menjadi pucat. Selain
itu, rugae-rugae (kerut) vagina akan jauh berkurang yang mengakibatkan
permukaannya menjadi licin, akibatnya sering sekali wanita mengeluhkan
dispareunia (nyeri sewaktu senggama), sehingga malas berhubungan seksual.
Adapun faktor-faktor Predisposisi terjadinya menopuse adalah sebagai
berikut:
a. Usia saat haid pertama kali ( menarche )
Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang dalam usia
yang masih belia, maka menopause yang akan terjadi semakin lama.
b. Faktor psikis
Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat mempengaruhi
menopause itu lebih cepat terjadi dibanding dengan mereka yang tidak
menikah dan tidak bekerja. Hal ini sangat mempengaruhi keadaan psikis
wanita.
c. Jumlah anak
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan banyak
anak, cenderung lebih mudah dan lebih cepat mengalami penuaan dini dan
mereka makin dekat dengan masa menopause.
d. Usia melahirkan
Ketika seorang wanita melahirkan atau memilii seorang anak dalam usia yang
cukup tua misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin lama
wanita tersebut memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan oleh ketika
seorang dalam masa kehamilan dan persalinan di usia yang cukup tua akan
berpengaruh pada lambannya proses sistem kerja dari organ reproduksi dan
memperlambat proses penuaan dini
e. Pemakaian kontrasepsi
Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi
seorang wanita mengalami keterlambatan dalam menopause.
f. Merokok
Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyak penyakit. Wanita
yang suka merokok cenderung lebih cepat mengalami masa menopause.
g. Sosial ekonomi
Secara pasti faktor sosial ekonomi belum bisa dipastikan sebagai penyebab
menopause. Namun menurut sebuah buku karya DR. Faisal mengungkapkan
bahwa menopause dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi termasuk
pendidikan dan pekerjaan.
4. Patofisiologi Menopause
Pada wanita menopause, hilangnya fungsi ovarium secara bertahap akan
menurunkan kemampuannya dalam menjawab rangsangan hormon-hormon
hipofisis untuk menghasilkan hormon steroid. Saat dilahirkan wanita mempunyai
kurang lebih 750.000 folikel primordial. Dengan meningkatnya usia jumlah
folikel tersebut akan semakin berkurang. Pada usia 40-44 tahun rata-rata jumlah
folikel primordial menurun sampai 8300 buah, yang disebabkan oleh adanya
proses ovulasi pada setiap siklus juga karena adanya apoptosis yaitu proses folikel
primordial yang mati dan terhenti pertumbuhannya. Proses tersebut terjadi terusmenerus selama kehidupan seorang wanita, hingga pada usia sekitar 50 tahun
fungsi ovarium menjadi sangat menurun. Apabila jumlah folikel mencapai jumlah
yang kritis, maka akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon yang berakibat
terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik dan pada akhirnya
terjadi oligomenore (Speroff et al., 2005).
Perubahan-perubahan dalam sistem vaskularisasi ovarium sebagai akibat
proses penuaan dan terjadinya sklerosis pada sistem pembuluh darah ovarium
diperkirakan sebagai penyebab gangguan vaskularisasi ovarium. Apabila folikel
sudah tidak tersedia berarti wanita tersebut telah memasuki masa menopause.
Pada usia menopause berat ovarium tinggal setengah sampai sepertiga dari berat
sebelumnya. Terjadinya proses penuaan dan penurunan fungsi ovarium
menyebabkan ovarium tidak mampu menjawab rangsangan hipofisis untuk
menghasilkan hormon steroid.
5. Tanda dan Gejala
a. Hot flashes
rasa panas) pada wajah, leher, dan dada yang berlangsung selama beberapa
menit (Ibrahim, 2002).
b. Kekeringan pada vagina
Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi lebih tipis, lebih
kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon
estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi dan
atau nyeri saat bersenggama
c. Gangguan tidur
d. Gangguan daya ingat
e. Penurunan keinginan berhubungan seksual
Pada beberapa kasus penyebabnya adalah faktor emosi. Selain itu,
penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina sehingga
berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit.
f. Gangguan berkemih
Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung
kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung
kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila batuk, bersin,
atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih
g. Perubahan fisik lainnya
Distribusi lemak tubuh setelah menopause menjadi berubah, lemak tubuh
pada umumnya terdeposit pada bagian pinggang dan perut. Selain itu
terjadi perubahan di tekstur kulit yaitu keriput dan jerawat.
Berbagai gejala yang dirasakan pada masa menopause berdasarkan MRS
(Menopause Rating Scale) dari Greene, yang dikenal dengan istilah Skala
Klimakterik Greene , dapat dikelompokkan sebagai berikut (Greene, 2003).
1. Gejala psikologik
Jantung berdebar, perasaan tegang atau tertekan, sulit tidur, mudah
tersinggung, mudah panik, sukar berkonsentrasi, mudah lelah, hilangnya
minat pada banyak hal, perasaan tidak bahagia, mudah menangis.
2. Gejala somatik
Perasaan kepala pusing, atau badan terasa tertekan, sebagian tubuh terasa
tertusuk duri, sakit kepala, nyeri otot atau persendian, tangan atau kaki terasa
baal, dan kesukaran bernapas.
3. Gejala vasomotor
Gejolak panas (hot flashes) dan berkeringat di malam hari.
6. Penatalaksanaan pada wanita menopause
Penatalaksanaan pada wanita menopause menurut Indarti (2004) adalah :
a. Gizi seimbang
Mengkonsumsi gizi seimbang antara lain :
1) Protein
Berfungsi sebagai pertumbuhan, perbaikan sel-sel tubuh dan produksi enzim
senta hormon,
2) Kalsium
Berfungsi membantu penyerapan kalsium, menguatkan tulang dalam tubuh.
3) Vitamin
Berfungsi sebagai pertahanan atau sebagai daya tahan dan sebagian vitamin
bagus untuk menghaluskan kulit.
4) Zat besi
Berfungsi untuk memproduksi sel darah merah. Contoh susu.
b. Pengendalian emosi
Untuk mengendalikan emosi pada wanita menopause dapat dilakukan dengan
cara olabraga rileks seperti berjalan kaki atau naik sepeda. Ada 4 tips yang dapt
dilakukan untuk olahraga rileks:
1) Tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan secara perlahan-lahan.
2) Berkeringat adalah hal yang baik, dengan berkeringat berarti tubuh sedang
bekerja keras, otot danjantung dapat menerima rangsangan secukupnya.
3) Jika belum merasa lelah dan tubuh menjadi lebih enak hendaknya olahraga
tersebut dilakukan tiap hari.
4) Lakukan pemanasan sebelum olahraga, dan lakukan pendinginan setelah
selesai olahraga (Indarti, 2004).
Olah raga secara teratur dan kontiunue dapat meningkatkan kekuatan fisik
dan kekuatan tulang. Olahraga yang dapta dilakuakan antara lain jalan kaki,
jogging dan senam.
b.
Mengkonsumsi
makanan
yang
banyak
mengandung
kalsium
dapat
Mengkonsumsi
makanan
yang
banyak
mengandung
vitamin dapat
d.
e.
Tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok karena kedua hal ini dapat
mempercepat terjadinya menopause dan meingkatkan resiko terkena penyakit
osteoporosis.
f.
Mengkonsumsi
makanan
yang
banyak
mengandung
kalsium
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Andra. 2007. Menopause gejala multisistem organ. http://www.majalahfarmacia.com [diakses tanggal 30 April 2014]
Azhar, B.M. 2000. Hubungan Usia Menopause dengan Usia Menars dan Paritas
pada Wanita Usia 45-55 tahun di Kecamatan Kemuning Palembang. Jurnal
Kedokteran & Kesehatan Publikasi Ilmiah FK Universitas Sriwijaya. p. 851855.
Baziad, Ali. 2003. Menopouse Dan Andrepouse. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Greene, J.G. 2003. Measuring the symptom dimension of quality of life : General
and menopause specific scales and their subscale structure. In : Schneider
HPG, editor HRT and quality of life. The Parthenon Publising Group. Boca
Raton, London, NY, Washington ; 2003. Pp. 35-43.
Hacker dan Moore. 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi Dua. Jakarta:
Hipokrates.
Ibrahim, Z. 2002. Psikologi wanita (terjemahan). Bandung: Pustaka Hidayah.
Indarti. 2004. Panduan Kesehatan Wanita. Jakarta
Putri, Aldila Purani. 2012. Pengaruh Status Menopause terhadap Burning Mouth
Syndrome (BMS). Semarang: UNDIP
Rachmawati B. 2006. Molecular and Laboratory Aspec. Menopause and
Osteoporosis, PIT V KONKER V PDS PATKLIN 2006- KONAS HKKI.
Semarang: Bagian Patologi Klinik FK UNDIP.
Speroff, L., Glass, R.H., Kase, N.G. 2005. Menopause and Perimenopausal
Transition. In : Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility.
Lippincott Williamsand Wilkins. 7th. Ed. Philadelphia. p. 643-707
Wahyunita, Vina Dwi. 2010. Memahami Kesehatan Pada Lansia. Jakarta : Trans
Info Media.
Yudomustopo, B dkk. 1999. Problema Wanita Menghadapi Menopause.
Kumpulan Makalah Ilmiah Populer Jakarta: Rumah Sakit Pertamina.
Pada tahap kerja ini peserta yang ikut dalam TAK mampu memahamu
pengertian dari menopause tersebut. Masyarakat dikatakan mengerti dalam
kegiatan diskusi karena masyarakat atau peserta TAK telah mampu
menyebutkan tentang menopause