Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PBL KK VIII
I.

Latar Belakang
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti yang

terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani yang pertama
kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini merupakan suatu
akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan
produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur). Menopause
mulai pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50 tahun, meskipun
ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an (Prawirohardjo, 2003).
Pada tahun 2003, jumlah wanita di dunia yang memasuki menaupose
diperkirakan mencapai 1,2 milyar orang. Saat ini Indonesia baru mempunyai 14
juta wanita menaupose. Namun, menurut proyeksi penduduk Indonesia tahun
1995-2005 oleh Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk wanita berusia di atas 50
tahun adalah 15,9 juta orang. Bahkan, pada tahun 2025 diperkirakan aka nada 60
juta wanita menauposee. Syndrome menaupose dialami banyak wanita hamper
diseluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60 % wanita di Amerika, 57 %
Malaysia, 18 % wanita Cina, 10 % wanita Jepang, dan di Indonesia diperkirakan
jumlah orang yang menderita kecemasan baik akut maupun kronis mencapai 5%
dari jumlah penduduk, dengan perbandingan wanita dan pria 2:1 (Hawari, 2006).
Menurut

Prawirohardjo

(2003)

ada

tiga

periode

menopause,

yaitu:klimaterium, menopause, dan senium. Menopause di bagi dalam beberapa


tahapan yaitu:pra menopause, peri menopause dan menopause. Dimana fase-fase
tersebut memiliki beberapa tanda dan gejala bail fisik maupun psikis. Beberapa
keluhan fisik yang dialami wanita menjelang menoupause yaitu:ketidakteraturan
siklus haid, gejolak rasa panas (hot flash), keluar keringat di malam hari,
kekeringan vagina, perubahan kulit, sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan
tulang, badan menjadi gemuk, penyakit, linu dan nyeri otot sendi, dan perubahan
pada indra perasa. Sedangkan keluhan psikologis yang muncul saat wanita akan

menopause Ingatan menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress, dan


depresi(Aqila, 2010).
Menurut dr. Muharam, SpOG(K), rata-rata perempuan di Indonesia
mengalami menopause di usia 40-50 tahun. Ada 5 gejala utama dari perempuan
menopause Indonesia yaitu: nyeri otot dan sendi (77,7%), rasa letih 68,7 %),
kehilangan nafsu berhubungan badan (61,3%), kerutan dikulit (60%), dan sulit
konsentrasi, hot flushes (29,5%).
Banyak wanita yang memasuki usia menopause tidak mengalami keluhan
apapun akan tetapi meski para wanita tersebut tidak memgalami keluhan namun
dampakjangka panjang dari defisiensi esterogen ini adalah timbul osteoporosis
dan akibatnya menimbulkan kejadian patah tulang, jantung coroner, demensia,
stroke, dan kanker usus besar (Ali, 2003)
Melihat kondisi diatas dengan menurunkan kader esterogen yang
menimbulkan dampak jangka panjang ini, dapat mengakibatkan wanita
menoupose mengalami kecemasan. Kecemasan merupakan salah satu gejala yang
ditemukan pada masa menopause. Kecemasan merupakan kekhawatiran, gelisah,
takut, was-was, tidak tentram panik dan sebagainya merupakan gejala umum
akibat cemas. Sering kali cemas menimbulkan keluhan fisik berupa berdebardebar, berkeringat, sakit kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan lain-lain.
Kecemasan yang dialami wanita menoupause salah satunya karena adanya
kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak dialami dan juga
cemas akan hal-hal yang mungkin muncul menyertai berakhirnya masa
reproduksinya.
Oleh karena itu, untuk mengurangi kecemasan pada wanita dewasa akhir
yang akan menjelang menopause kelompok kami akan melakukan Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK) tentang kesiapan wanita dewasa akhir untuk
menghadapi menopause.

II.

Diagnosa Keperawatan Komunitas


Berdasarkan uraian data pada latar belakang tersebut, diagnosa yang dapat

ditarik untuk tindakan preventif untuk wanita dewasa akhir untuk menghadapi
menopause,di Dusun Krajan Timur II Desa Jelbuk adalah sebagai berikut.
a. kurang pengetahuan komunitas wanita dewasa akhir di Dusun Krajan Timur
IIDesa Jelbuk berhubungan dengan kurangnya informasi tentang menopause
Data Subjektif:
1) 90 % wanita dewasa akhir mengatakan bahwa tidak mengetahui entang
menopause
2) 51 % wanita mengatakan bahwa apabila telat haid dikira hamil
3) 50 % wanita dewasa akhir merasa pusing
Data Objektif:
1) Saat pengkajian masyarakt tidak mengetahui tentang menopause dan baru
mengetahui hal tersebut
III. Perencanaan
a. Tujuan Umum:
Selama dilakukan asuhan keperawatan dengan Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) selama satu kali pertemuan diharapkan wanita di usia dewasa akhir
dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi menopause.
b. Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitaswanita usia akhir selama
satukali TAK diharapkan wanita dewasa akhir di Dusun Krajan Timur II
memiliki keyakinan nilai dan keyakinan

positif tentang menopause dan

meningkatkan pengetahuan tentang menopause dengan kriteria :


1) 75% masyarakat tahu mengenai menopause
2) 70% masyarakat hadir dalam TAK untuk mempersiapkan wanita dewasa
akhir menghadapi menopause

IV.

Implementasi (SAP)
Implementasi yang akan dilakukan oleh kelompok adalah kegiatan

promosi kesehatan melalui terapi aktivitas kelompok.


A. Promosi Kesehatan
1.

Pendidikan Kesehatan Tentang Menopause


a. Metode

: ceramah dan diskusi

b. Hari, tanggal : Jumat, 2 Mei 2014

2.

c. Waktu

: pukul 08.00 WIB

d. Tempat

: rumah Bapak A.

Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan para

wanita dewasa akhir di Desa Jelbuk Dusun Krajan Timur II dapat menjelaskan
kembali tentang menopause dengan benar.
3.

Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, wanita dewasa

akhir di Desa Jelbuk Dusun Krajan Timur II mampu:


a. menyebutkan pengertian menopause dengan benar;
b. menyebutkan fase menopause dengan benar;
c. menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan benar;
d. menjelaskan penanganan menopause dengan benar;
4.

Pokok Bahasan
Konsep dasar menopause dan cara perawatannya.

5.

Subpokok Bahasan
a. Pengertian penyakit menopause.
b. Fase menopause.
c. Tanda dan gejala menopause.
d. Penangana menopause.

6.

Waktu
Pukul 08.00-09.00 WIB (1x60 menit)

7.

Bahan/Alat yang Diperlukan


a. Leaflet
b. Lembar balik

8.

Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran: ceramah, diskusi
b. Landasan teori: konstruktivisme
c. Langkah pokok:
1) Menciptakan suasana diskusi yang nyaman
2) Mendiskusikan masalah terkait menopause
3) Menjelaskan fase menopause
4) Menjelaskan tanda dan gejala menopause
5) Menjelaskan tentang penanganan pada kondisi menopause
6) Membuka forum diskusi untuk berbagi pengalaman
7) Memberi tanggapan dan komentar
8) Menetapkan kesimpulan

9.

Persiapan
Pemateri mencari materi tentang menopause yang ada di masyarakat dan

cara perawatan menopause yang benar dan tepat, serta mencari waktu dan tempat
yang sesuai dengan keadaan sasaran sehingga dapat berkumpul dalam satu tempat
dan waktu.
10.

Kegiatan Pendidikan Kesehatan


No Waktu
1. 10 menit

Kegiatan penyuluhan
Pendahuluan :

Sasaran
Menjawab

- Memberi salam

Mendengarkan

Menjelaskan cakupan materi

yang

akan

membuat

disampaikan
kontrak

dan

yang

di

butuhkan
- Menginformasikan tujuan dari
2.

40 menit

penkes dan terapi kelompok


Kegiatan inti
Melakukan pendidikan kesehatan Mendengarkan
tentang menopause

Memperagakan

Melakukan diskusi tanya jawab Mendengarkan


tentang penyampaian materi
Membimbing

untuk

dan bertanya
terapi Melakukan

aktivitas kelompok

terapi

aktivitas

kelompok
3.

20 menit

Penutup
Evaluasi
- Mengajukan pertanyaan lisan
untuk

mengetahui

kemampuan sasaran dalam


memahami

penyampaian

Mendengarkan
Menjawab
pertanyaan
Menjawab salam

materi dan melakukan terapi


aktivitas kelompok
- Mengakhiri dengan salam
B.
1.
2.
3.
4.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


Nama Kegiatan : Terapi Aktivitas Kelompok
Metode
: Ceramah, demonstrasi
Media
: Leaflet dan lembar balik
Waktu/Tempat
a. Hari/Tanggal : Jumat, 2 Mei 2014
b. Waktu
: Pukul 08.00-selesai
c. Tempat: Rumah Bapak A
5. Sasaran
: Klien yang memasuki usia dewasa akhir (40-45 tahun)
6. Penyuluh
: Mahasiswa PSIK Universitas Jember Kelompok 3 PBL
KK 8
7.

Kegiatan
No Waktu

Kegiatan penyuluhan

Sasaran

1.

10 menit

Pendahuluan

Menjawab

a. Memberi salam
b.Menjelaskan
materi

Mendengarkan
cakupan

yang

akan

disampaikan

dan

membuat kontrak waktu


untuk

terapi

aktivitas

kelompok
c. Menginformasikan tujuan
2.

30 menit

terapi aktivitas kelompok


Kegiatan inti
Melakukan terapi aktivitas Melakukan terapi

3.

20 menit

kelompok bersama klien

aktivitas

Fase Orientasi

kelompok

Fase kerja

- Fase terminasi
Penutup

Mendengarkan

Penutup

Menjawab

Evaluasi
pertanyaan
- Mengajukan pertanyaan
Menjawab salam
lisan untuk mengetahui
kemampuan
dalam

sasaran
memahami

penyampaian materi dan


melakukan
-

aktivitas kelompok
Mengakhiri
dengan
salam

Lampiran
a. Media pembelajaran: leaflet dan lembar balik

b. Daftar hadir peserta

terapi

LAMPIRAN 1
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN PENYAKIT MENOPAUSE
1. Definisi
Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan
akibat dari tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung
dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak
mendapatkan siklus haid). Menopause adalah bagian dari periode transisi
perubahan masa reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause
berkisar 43 57 tahun. Berhentinya haid akan membawa dampak pada
konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis (Yudomustopo, 1999).
Menopause menurut WHO (2005) berarti berhentinya siklus menstruasi
untuk selamanya bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi setiap
bulan, yang disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami atresia terus
meningkat, sampai tidak tersedia lagi folikel, serta dalam 12 bulan terakhir
mengalami amenorea, dan bukan disebabkan oleh keadaan patologis. Kini wanita
Indonesia rata-rata memasuki masa menopause pada usia 50 tahun. Tetapi
sebagian ada yang mengalami pada usia lebih awal atau lebih lanjut. Umur waktu
terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola
kehidupan (Baziad, 2003). Menopause rupanya ada hubungannya dengan
menarche. Makin dini menarche terjadi, makin lambat menopause timbul,
sebaliknya, makin lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul
(Azhar, 2000).
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh seseorang wanita yang
masih di pengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau
pada usia lima puluhan (Wahyunita, 2010)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menopause
adalah suatu periode ketika seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi
karena produksi hormonnya berkurang atau berhenti selama 12 bulan.
2. Fase Menopause
Fase menopause menurut Baziad Ali (dalam Putri, 2012) yaitu :

a. Fase premenopause
Fase ini terjadi antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini
ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang
memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak,dan kadang-kadang
disertai nyeri haid
b. Fase perimenopause
Merupakan fase peralihan antara premenopause dan postmenopause. Fase ini
ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur.Sebanyak 40% wanita siklus
haidnya anovulatorik. mengalami berbagai jenis keluhan klimakterik.
c. Fase menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika
tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen pun berkurang dan
tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Oleh karena
itu, menopause diartikan sebagai haid alami terakhir. Bila seorang wanita tidak
haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah >40 mIU/ml dan kadar
estradiol <30 pg/ml,telah dapat dikatakan wanita tersebut telah mengalami
menopause.16,20,22
d. Fase postmenopause
Pada fase ini ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada
antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat
karena terhentinya produksi inhibin akibat tidak tersedianya folikel dalam
jumlah yang cukup.
3. Etiologi Menopause
Akibat dari kadar hormon esterogen, progerseteron dan hormon ovarium
yang berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan seksual yang
menurun pada wanita pasca menopause (Hacker&Moore, 2001). Seseorang
disebut menopause jika tidak lagi menstruasi selama 12 bulan atau satu tahun.
Menopause umumnya terjadi ketika perempuan memasuki usia 48 hingga 52
tahun (Rachmawati, 2006).
Menurut

Andra

(2007),

efek

berkurangnya

hormon

estrogen

mengakibatkan penipisan pada dinding vagina, pembuluh darah kapiler di bawah

permukaan kulit juga akan terlihat. Akhirnya, karena epitel vagina menjadi atrofi
dan tidak adanya darah kapiler berakibat permukaan vagina menjadi pucat. Selain
itu, rugae-rugae (kerut) vagina akan jauh berkurang yang mengakibatkan
permukaannya menjadi licin, akibatnya sering sekali wanita mengeluhkan
dispareunia (nyeri sewaktu senggama), sehingga malas berhubungan seksual.
Adapun faktor-faktor Predisposisi terjadinya menopuse adalah sebagai
berikut:
a. Usia saat haid pertama kali ( menarche )
Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang dalam usia
yang masih belia, maka menopause yang akan terjadi semakin lama.
b. Faktor psikis
Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat mempengaruhi
menopause itu lebih cepat terjadi dibanding dengan mereka yang tidak
menikah dan tidak bekerja. Hal ini sangat mempengaruhi keadaan psikis
wanita.
c. Jumlah anak
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan banyak
anak, cenderung lebih mudah dan lebih cepat mengalami penuaan dini dan
mereka makin dekat dengan masa menopause.
d. Usia melahirkan
Ketika seorang wanita melahirkan atau memilii seorang anak dalam usia yang
cukup tua misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin lama
wanita tersebut memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan oleh ketika
seorang dalam masa kehamilan dan persalinan di usia yang cukup tua akan
berpengaruh pada lambannya proses sistem kerja dari organ reproduksi dan
memperlambat proses penuaan dini
e. Pemakaian kontrasepsi
Pemilihan dalam pemakaian alat kontrasepsi juga dapat mempengaruhi
seorang wanita mengalami keterlambatan dalam menopause.
f. Merokok

Rokok memang menjadi salah satu penyebab dari banyak penyakit. Wanita
yang suka merokok cenderung lebih cepat mengalami masa menopause.
g. Sosial ekonomi
Secara pasti faktor sosial ekonomi belum bisa dipastikan sebagai penyebab
menopause. Namun menurut sebuah buku karya DR. Faisal mengungkapkan
bahwa menopause dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi termasuk
pendidikan dan pekerjaan.
4. Patofisiologi Menopause
Pada wanita menopause, hilangnya fungsi ovarium secara bertahap akan
menurunkan kemampuannya dalam menjawab rangsangan hormon-hormon
hipofisis untuk menghasilkan hormon steroid. Saat dilahirkan wanita mempunyai
kurang lebih 750.000 folikel primordial. Dengan meningkatnya usia jumlah
folikel tersebut akan semakin berkurang. Pada usia 40-44 tahun rata-rata jumlah
folikel primordial menurun sampai 8300 buah, yang disebabkan oleh adanya
proses ovulasi pada setiap siklus juga karena adanya apoptosis yaitu proses folikel
primordial yang mati dan terhenti pertumbuhannya. Proses tersebut terjadi terusmenerus selama kehidupan seorang wanita, hingga pada usia sekitar 50 tahun
fungsi ovarium menjadi sangat menurun. Apabila jumlah folikel mencapai jumlah
yang kritis, maka akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon yang berakibat
terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik dan pada akhirnya
terjadi oligomenore (Speroff et al., 2005).
Perubahan-perubahan dalam sistem vaskularisasi ovarium sebagai akibat
proses penuaan dan terjadinya sklerosis pada sistem pembuluh darah ovarium
diperkirakan sebagai penyebab gangguan vaskularisasi ovarium. Apabila folikel
sudah tidak tersedia berarti wanita tersebut telah memasuki masa menopause.
Pada usia menopause berat ovarium tinggal setengah sampai sepertiga dari berat
sebelumnya. Terjadinya proses penuaan dan penurunan fungsi ovarium
menyebabkan ovarium tidak mampu menjawab rangsangan hipofisis untuk
menghasilkan hormon steroid.
5. Tanda dan Gejala

a. Hot flashes
rasa panas) pada wajah, leher, dan dada yang berlangsung selama beberapa
menit (Ibrahim, 2002).
b. Kekeringan pada vagina
Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi lebih tipis, lebih
kering, dan kurang elastik berkaitan dengan turunnya kadar hormon
estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi dan
atau nyeri saat bersenggama
c. Gangguan tidur
d. Gangguan daya ingat
e. Penurunan keinginan berhubungan seksual
Pada beberapa kasus penyebabnya adalah faktor emosi. Selain itu,
penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina sehingga
berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit.
f. Gangguan berkemih
Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung
kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung
kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila batuk, bersin,
atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih
g. Perubahan fisik lainnya
Distribusi lemak tubuh setelah menopause menjadi berubah, lemak tubuh
pada umumnya terdeposit pada bagian pinggang dan perut. Selain itu
terjadi perubahan di tekstur kulit yaitu keriput dan jerawat.
Berbagai gejala yang dirasakan pada masa menopause berdasarkan MRS
(Menopause Rating Scale) dari Greene, yang dikenal dengan istilah Skala
Klimakterik Greene , dapat dikelompokkan sebagai berikut (Greene, 2003).
1. Gejala psikologik
Jantung berdebar, perasaan tegang atau tertekan, sulit tidur, mudah
tersinggung, mudah panik, sukar berkonsentrasi, mudah lelah, hilangnya
minat pada banyak hal, perasaan tidak bahagia, mudah menangis.
2. Gejala somatik

Perasaan kepala pusing, atau badan terasa tertekan, sebagian tubuh terasa
tertusuk duri, sakit kepala, nyeri otot atau persendian, tangan atau kaki terasa
baal, dan kesukaran bernapas.
3. Gejala vasomotor
Gejolak panas (hot flashes) dan berkeringat di malam hari.
6. Penatalaksanaan pada wanita menopause
Penatalaksanaan pada wanita menopause menurut Indarti (2004) adalah :
a. Gizi seimbang
Mengkonsumsi gizi seimbang antara lain :
1) Protein
Berfungsi sebagai pertumbuhan, perbaikan sel-sel tubuh dan produksi enzim
senta hormon,
2) Kalsium
Berfungsi membantu penyerapan kalsium, menguatkan tulang dalam tubuh.
3) Vitamin
Berfungsi sebagai pertahanan atau sebagai daya tahan dan sebagian vitamin
bagus untuk menghaluskan kulit.
4) Zat besi
Berfungsi untuk memproduksi sel darah merah. Contoh susu.
b. Pengendalian emosi
Untuk mengendalikan emosi pada wanita menopause dapat dilakukan dengan
cara olabraga rileks seperti berjalan kaki atau naik sepeda. Ada 4 tips yang dapt
dilakukan untuk olahraga rileks:
1) Tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan secara perlahan-lahan.
2) Berkeringat adalah hal yang baik, dengan berkeringat berarti tubuh sedang
bekerja keras, otot danjantung dapat menerima rangsangan secukupnya.
3) Jika belum merasa lelah dan tubuh menjadi lebih enak hendaknya olahraga
tersebut dilakukan tiap hari.
4) Lakukan pemanasan sebelum olahraga, dan lakukan pendinginan setelah
selesai olahraga (Indarti, 2004).

Pengobatan utama pada menopause adalah dengan memberikan terapy


hormone estrogen dari luar atau dikenal dengan Hormone Replacement Therapy
(HRT). Prinsip pemberiannya adalah :
a. Wanita yang masih memiliki uterus, diberikan kombinasi estrogen dan
progesterone, penambahan progesterone ini bertujuan untuk menghindari
resiko terkena kanker endometrium.
b. Wanita yang sudah tidak memiliki uterus, diberikan estrogen aja secara
continue.
c. Wanita yang masi haid diberikan estrogen secara sekuensial.
d. Wanita yang masih menginginkan terjadinya menstruasi diberikan secara
continue.
e. Jenis estrogen dan progesterone yang diberikan adalah yang bersifat
alamiah.
f. Awal pemberian harus diberikan dengan dosis rendah
Menurut Wahyunita (2010) masa menopause terkadang membuat sebagian
wanita menjadi cemas, padahal sebenarnya hal ini tidak perlu dikhwatirkan karena
datangnya menopause sebenarnya dapat di perlambat dengan cara mengatur dan
memulai hidup sehat. Persiapannya antara lain :
a.

Olah raga secara teratur dan kontiunue dapat meningkatkan kekuatan fisik
dan kekuatan tulang. Olahraga yang dapta dilakuakan antara lain jalan kaki,
jogging dan senam.

b.

Mengkonsumsi

makanan

yang

banyak

mengandung

kalsium

dapat

mengurangi resiko terjadinya pengeroposan tulang atau osteoporosis.


Kalsium banyak di temukan pada susu tinggi kalsium banyak di temukan
pada susu tinggi kalsium, keju dan kacang kacangan.
c.

Mengkonsumsi

makanan

yang

banyak

mengandung

vitamin dapat

meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh. Vitamin banyak ditemukan


pada sayuran dan buah buahan.

d.

Mengurangi konsumsi minuman yang banyak mengandung kafein, contohnya


antara lain kopi, the dan minuman bersoda. Karena minuman ini dapat
menghambat penyerapan kalsium dan zat besi.

e.

Tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok karena kedua hal ini dapat
mempercepat terjadinya menopause dan meingkatkan resiko terkena penyakit
osteoporosis.

f.

Mengkonsumsi

makanan

yang

banyak

mengandung

kalsium

dapat

mengurangi resiko terjadinya pengeroposan tulang atau osteoporosis.


Kalsium, keju dan kacang kacangan.
g.

Mengkonsumsi makan yang banyak

DAFTAR PUSTAKA
Andra. 2007. Menopause gejala multisistem organ. http://www.majalahfarmacia.com [diakses tanggal 30 April 2014]
Azhar, B.M. 2000. Hubungan Usia Menopause dengan Usia Menars dan Paritas
pada Wanita Usia 45-55 tahun di Kecamatan Kemuning Palembang. Jurnal
Kedokteran & Kesehatan Publikasi Ilmiah FK Universitas Sriwijaya. p. 851855.
Baziad, Ali. 2003. Menopouse Dan Andrepouse. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Greene, J.G. 2003. Measuring the symptom dimension of quality of life : General
and menopause specific scales and their subscale structure. In : Schneider
HPG, editor HRT and quality of life. The Parthenon Publising Group. Boca
Raton, London, NY, Washington ; 2003. Pp. 35-43.
Hacker dan Moore. 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi Dua. Jakarta:
Hipokrates.
Ibrahim, Z. 2002. Psikologi wanita (terjemahan). Bandung: Pustaka Hidayah.
Indarti. 2004. Panduan Kesehatan Wanita. Jakarta
Putri, Aldila Purani. 2012. Pengaruh Status Menopause terhadap Burning Mouth
Syndrome (BMS). Semarang: UNDIP
Rachmawati B. 2006. Molecular and Laboratory Aspec. Menopause and
Osteoporosis, PIT V KONKER V PDS PATKLIN 2006- KONAS HKKI.
Semarang: Bagian Patologi Klinik FK UNDIP.
Speroff, L., Glass, R.H., Kase, N.G. 2005. Menopause and Perimenopausal
Transition. In : Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility.
Lippincott Williamsand Wilkins. 7th. Ed. Philadelphia. p. 643-707
Wahyunita, Vina Dwi. 2010. Memahami Kesehatan Pada Lansia. Jakarta : Trans
Info Media.
Yudomustopo, B dkk. 1999. Problema Wanita Menghadapi Menopause.
Kumpulan Makalah Ilmiah Populer Jakarta: Rumah Sakit Pertamina.

Evaluasi tahap kerja


-

Pada tahap kerja ini peserta yang ikut dalam TAK mampu memahamu
pengertian dari menopause tersebut. Masyarakat dikatakan mengerti dalam
kegiatan diskusi karena masyarakat atau peserta TAK telah mampu
menyebutkan tentang menopause

Peserta juga telah mengetahui fase-fase terjadinya menopause ditunjukkan


dengan hampi 90% peserta mampu menyebutkan fase-fase menopause

Peserta telah mengetahui tentang tanja gejala terjadinya menopause


ditunjukkan dengan hamper 90% peserta mampu menyebutkan tandagejala terjadinya menopause

Peserta telah mengetahui tentang cara mempersiapakan diri untuk


menjelas menopause ditunjukkan dengan hamper 85% peserta mampu
menyebutkan cara mempersiapkan diri menjelang menopause.

Pada diskusi ini akhirnya peserta dapat sharing atau menceritakan


pengalaman mengenai tanda-tanda dan gejala menopause yang telah
dirasaka sesame peserta sehingga menguatkan mekanisme koping peserta
untuk iap menghadap menopause.

Anda mungkin juga menyukai