Anda di halaman 1dari 2

ALL

ETIOLOGI
a. Faktor genetik
Insiden leukemia akut pada anak-anak penderita sindrom down adalah 20
kali lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat
menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia akut juga meningkat pada
penderita kongenita dengan aneuloidi, misalnya agranulositosis
congenital, sindrom Ellis van Grevelt, sindrom bloom, anemia fancomi,
sindrom klineferter dan trisomi D.
b. Sinar radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksterna yang paling jelas dapat
menyebabkan leukemia pada binatang maupun manusia. Akhir-akhir ini
dibuktikan bahwa penderita yang diobati dengan sinar radioaktif akan
menderita leukemia pada 6% klien dan baru terjadi setelah 5 tahun.
c. Virus
Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia pada
binatang. Sampai sekarang belum dapat dibuktikan bahwa penyebab
leukemia pada manusia adalah virus. Meskipun demikian, ada beberapa
hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai penyebab leukemia,
yaitu enzim reverse transcriptase ditemukan dalam darah manusia.
Seperti diketahui enzim ini ditemukan pada virus onkogenik seperti
retrovirus tipe C, yaitu jenis virus RNA yang menyebabkan leukemia pada
binatang. Enzim tersebut menyebabkan virus yang bersangkuran dapat
membentuk bahan genetik yang kemudian bergabung dengan genom
yang terinfeksi.

KOMPLIKASI
1. Infeksi
Komplikasi ini yang sering ditemukan dalam terapi kanker masa anak-anak
adalah infeksi berat sebagai akibat sekunder karena neutropenia. Anak
paling rentan terhadap infeksi berat selama tiga fase penyakit berikut:
a. Pada saat diagnosis ditegakkan dan saat relaps (kambuh) ketika proses
leukemia telah menggantikan leukosit normal
b. Selama terapi imunosupresi
c. Sesudah pelaksanaan terapi antibiotik yang lama sehingga
mempredisposisi pertumbuhan mikroorganisme yang resisten
Walaupun demikian, penggunaan faktor yang menstimulasi koloni
granulosit telah mengurangi insidensi dan durasi infeksi pada anak-anak
yang mendapat terapi kanker. Pertahanan pertama melawan infeksi
adalah pencegahan.
2. Perdarahan
Sebelum penggunaan terapi tranfuse trombosit, perdarahan merupakan
penyebab kematian yang utama pada pasien leukemia. Kini sebagian
besar episode perdarahan dapat dicegah atau dikendalikan dengan

pemberian konsentrat trombosit atau plasma kaya trombosit. Karena


infeksi meningkat kecenderungan perdarahan dan karena lokasi
perdarahan lebih mudah terinfeksi, maka tindakan pungsi kulit sedapat
mungkin harus dihindari. Jika harus dilakukan penusukan jari tangan,
pungsi vena dan penyuntikan IM dan aspirasi sumsum tulang, prosedur
pelaksanaannya harus menggunakan teknik asepticdan lakukan
pemantauan kontinu untuk mendeteksi perdarahan.
3. Anemia
Pada awalnya anemia dapat menjadi berat akibat penggantian total
sumsum tulang oleh sel-sel leukemia. Selama terapi induksi, transfusi
darah mungkin diperlukan. Tindakan kewaspadaan yang biasa dilakukan
dalam perawatan anak yang menderita anemia harus dilaksanakan.
SUMBER:
Hany, alfrina. Fundamental of Pathophysiology Hematology System: Modul
Bahan Ajar UB Distance Learning.
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatriks, Vol 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai