PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya
bibit
penyakit
kedalam
tubuh
seseorang.
Penyakit
infeksi
masih
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ensefalitis ?
2. Apa saja yang bisa menjadi faktor penyebab, tanda dan gejala, serta
proses terjadinya ensefalitis ?
3. Bagaimana penatalaksanaan terhadap pasien dengan masalah
ensefalitis ?
4. Asuhan keperawatan apa saja yang bisa dilakukan terhadap pasien
dengan masalah ensefalitis ?
5. Apa yang dimaksud dengan legal etis dalam keperawatan serta
prinsip-prinsip apa saja yang harus dipegang sebagai seorang
perawat?
C. Tujuan
Tujuan Umum
Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai ensefalitis serta
mampu menerapkan asuhan keperawatan yang dilakukan pada masalah
ensefalitis.
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi dari ensefalitis.
2. Mahasiswa mampu mengetahui faktor penyebab, tanda dan gejala,
serta proses terjadinya ensefalitis.
3. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan yang dilakukan pada
pasien dengan masalah ensefalitis.
4. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan yang bisa
dilakukan terhadap pasien dengan masalah ensefalitis.
5. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari legal dan etis dalam
keperawatan serta mengetahui prinsip-prinsip yang harus dipegang
sebagai seorang perawat profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
4
seperti
toksoplasmosis,
malaria,
atau
primary
amoebic
ECHO.
Golongan virus Arbo : Western equine encephalitis, St. Louis
encephalitis,
Eastern
equine
encephalitis,
Japanese
zoster,
Limfogranuloma,
Mumps,
Lymphocytic
C. PATOFISIOLOGI
E. MANIFESTASI KLINIS
Adapun gejala-gejala yang mungkin timbul pada masalah ensefalitis
adalah :
1. Panas badan meningkat.
2. Sakit kepala.
3. Muntah-muntah lethargi.
4. Kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen.
5. Gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku.
6. Gangguan penglihatan, pendengaran, bicara dan kejang.
Klasifikasi
Ensefalitis diklasifikasikan menjadi :
1. Ensefalitis Supurativa
a. Patogenesis
Demam
Kejang
Kesadaran menurun
Bila ensefalitis berkembang menjadi abses serebri akan timbul
2. Ensefalitis Siphylis
a. Patogenesis
10
Disebabkan
oleh
Treponema
pallidum.
Infeksi
terjadi
melalui
2) Gejala-gejala mental
3. Ensefalitis Virus
Adapun virus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia
adalah sebagai berikut :
a. Virus RNA
1. Paramikso virus : virus parotitis, irus morbili.
2. Rabdovirus : virus rabies.
3. Togavirus : virus rubella flavivirus (virus ensefalitis Jepang B, virus
dengue).
4. Picornavirus : enterovirus (virus polio, coxsackie A, B, echovirus).
5. Arenavirus: virus koriomeningitis limfositoria.
b. Virus DNA
1. erpes virus : herpes zoster-varisella, herpes simpleks, sitomegalivirus,
virus Epstein-barr Poxvirus : variola, vaksinia.
2. Retrovirus: AIDS.
c. Manifestai Klinis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Demam.
Nyeri kepala
Vertigo.
Nyeri badan.
Nausea.
Kesadaran menurun.
Kejang-kejang.
12
8. Kaku kuduk.
9. Hemiparesis dan paralysis bulbaris.
d. Terapi pada ensefalitis karena virus
1) Pengobatan simtomatis
a) Analgetik dan antipiretik : Asam mefenamat 4 x 500 mg.
b) Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari.
2) Pengobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus dengan
penyebab herpes zoster-varicella.
3) Asiclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau 200
mg peroral tiap 4 jam selama 10 hari.
4. Ensefalitis Karena Parasit
a. Malaria Serebral
Plasmodium
falsifarum
penyebab
terjadinya
malaria
serebral.
13
d. Sistiserkosis
Cysticercus cellulosaeialah stadium larva taenia. Larva menembus
mukosa dan masuk kedalam pembuluh darah, menyebar ke seluruh badan.
Larva dapat tumbuh menjadi sistiserkus, berbentuk kista di dalam ventrikel
dan parenkim otak. Bentuk rasemosanya tumbuh didalam meninges atau
tersebar didalam sisterna. Jaringan akan bereaksi dan membentuk kapsula
disekitarnya. Gejala-gejala neurologik yang timbul tergantung pada lokasi
kerusakan yang terjadi.
e. Terapi pada ensefalitis karena parasit
1. Malaria serebral : Kinin 10 mg/KgBB dalam infuse selama 4 jam,
setiap 8 jam hingga tampak perbaikan.
2. Toxoplasmosi
14
F. KOMPLIKASI
Angka kematian untuk ensefalitis inimasih tinggi, berkisar antara 35-50
%, dari pada penderita yang hidup 20-40 % mempunyai komplikasi atau
gejala sisa berupa paralitis. Gangguan penglihatan atau gejala neurologik
yang lain. Penderita yang sembuh tanpa kelainan neurologik yang nyata,
dalam perkembangan selanjutnya masih mungkin menderita retardasi
mental, gangguan tingkah laku dan epilepsi.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Biakan :
1. Dari darah : viremia berlangsung hanya sebentar saja sehingga sukar
untuk mendapatkan hasil yang positif.
2. Dari likuor serebrospinalis atau jaringan otak (hasil nekropsi), akan
didapat gambaran jenis kuman dan sensitivitas terhadap antibiotika.
3. Dari feses, untuk jenis enterovirus sering didapat hasil yang positif .
4. Dari swap hidung dan tenggorokan, akan didapat hasil kultur positif.
16
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan yang dilakukan pada ensefalitis antara lain :
a. Isolasi : isolasi bertujuan mengurangi stimuli/rangsangan dari luar dan
sebagai tindakan pencegahan.
b. Terapi antimikroba, sesuai hasil kultur. Obat yang mungkin dianjurkan oleh
dokter :
1. Ampicillin : 200 mg/kgBB/24 jam, dibagi 4 dosis.
17
kejang
Obat
antikonvulsif
diberikan
segera
untuk
memberantas kejang. Obat yang diberikan ialah valium dan atau luminal.
1. Valium dapat diberikan dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/kali.
2. Bila 15 menit belum teratasi/kejang lagi bia diulang dengan dosis yang
sama.
3. Jika sudah diberikan 2 kali dan 15 menit lagi masih kejang, berikan
valium drip dengan dosis 5 mg/kgBB/24 jam.
e. Mempertahankan ventilasi : Bebaskan jalan nafas, berikan O2 sesuai
kebutuhan (2-3l/menit).
f. Penatalaksanaan shock septik.
g. Mengontrol perubahan suhu lingkungan.
18
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh
bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Arif Mansur : 2000).
Ensefalitis disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, fungus dan riketsia.
Ensefalitis diklasifikasikan menjadi :
1. Ensefalitis supurativa.
2. Ensefalitis siphylis.
3. Ensefalitis virus.
4. Ensefalitis karena parasit : malaria serebral, toxoplasmosis, amebiasis
dan sistiserkosis.
5. Ensefalitis karena fungus.
6. Riketsiosis serebri.
Penatalaksaan pada masalah ini dilakukan sesuai dengan penyebab
terjadinya ensefalitis tersebut, antara lain seperti : pemberian antibiotik,
antifungi, antiparasit, antivirus dan pengobatan simptomatis berupa
pemberian analgetik antipiretik serta antikonvulsi.
B. Saran
20
21
DAFTAR PUSTAKA
22