Media Exposure231
Media Exposure231
LANDASAN TEORI
2.1
Teori-teori Dasar/Umum
2.1.1 Komunikasi
Setiap sisi kehidupan manusia selalu terkait akan komunikasi dan tidak
akan lepas dari komunikasi, apapun itu bentuk kegiatannya. Setiap orang saling
berhubungan satu sama lain sehingga menimbulkan interaksi sosial. Secara
kodrati setiap orang siapapun itu senantiasa terlibat dalam komunikasi. Tentu
saja hal itu merupakan konsekuensi dari adanya hubungan sosial.
Dilihat
secara
umum
komunikasi
merupakan
proses
kegiatan
27
27
1.
Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang di
PESAN
KOMUNIKAN
Pesan
Komunikan
penerima
Harold D. Lasswell, menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk
menerangkan kegiatan komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who
says what in which channel to whom which what effect? Dalam
penyampaian suatu pesan, seorang penyiar harus menguasai teknik
berkomunikasi agar pesan yang disampaikan tampak lebih indah
didengar. Teknik berkomunikasi adalah cara atau seni menyampaikan
pesan dari komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu pada
komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan
sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi,
keluhan, keyakinan, himbauan, anjuran dan sebagainya. Pernyataan
tersebut biasanya dibawakan dengan mempergunakan lambang/simbolumumnya yang digunakan bahasa.
30
30
2.
Dampak Komunikasi
Terdapat tiga dampak dari komunikasi, diantaranya :
a.
Dampak Kognitif
Dampak yang timbul pada komunikan, yang menyebabkan
ia menjadi tahu atau menungkat intelektualnya. Di sini,
pesan-pesan yang disampaikan komunikator ditujukan
kepada pikiran komunikan. Dengan kata lain tujuan
komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah
pikiran dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
b.
Dampak Afektif
Dampak ini lebih tinggi kadarnya jika dibandingkan
dengan dampak kognitif. Di sini, tujuan komunikator
bukan hanya sekedar berupaya agar komunikan tahu atau
mengerti, tetapi dapat menggerakan hati si komunikan
sehingga bisa menimbulkan perasaan tertentu, misalnya
perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan
sebagainya.
c.
3.
Tujuan Komunikasi
Menurut Hewitt (1981), tujuan dalam proses komunikasi
b.
c.
Mengungkapkan perasaan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
2.
sebagai berikut :
a.
Komunikator Terlembagakan
Bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang
kompleks. Coba kita bayangkan, secara kronologis proses
penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu
diterima oleh komunikan.
b.
d.
e.
f.
g.
h.
3.
4.
b.
c.
a.
Surveillance
Menunjuk pada fungsi pengumpulan data dan informasi
mengenai kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di
luar maupun di dalam masyarakat. Fungsi ini berhubungan
dengan apa yang disebut Handling of News
b.
Correlation
Meliputi fungsi intepretasi pesan yang menyangkut
lingkungan dan tingkah laku tertentu dalam mereaksi
kejadian-kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini di
identifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda.
c.
Transmission
Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi,
nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya dari satu
generasi ke generasi lain atau dari anggota-anggota suatu
40
40
Entertainment
Menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang
dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa
mengharapkan efek-efek tertentu.
5.
Efek Kognitif
Berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga
khalayak yang semual tidak tahu, yang tadinya tidak
mengerti dan yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.
b.
Efek Afektif
Berkaitan dengan perasaan, akibat dari membaca surat
kabar atau majalah, mendengarkan radio, menonton acara
televisi atau film bioskop, timbul perasaan tertentu pada
khalayak. Perasaan akibat terpaan media massa itu bisa
bermacam-macam, senang sehingga terbahak-bahak, sedih
sehingga meneteskan air mata, takut sampai merinding,
dan lain-lain perasaan yang bergejolak dalam hati
c.
Efek Konatif
Efek ini tidak langsung timbul sebagai akibat terpaan
media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif atau
efek afektif. Dengan kata lain, timbulnya efek konatif
setelah muncul efek kognitif atau efek afektif. Dampak
konatif adalah dampak yang timbul pada komunikan
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan (Onong
Uchajana, 2000, p.318-319)
Media Cetak
Media cetak yang dapat memenuhi criteria sebagai media massa
adalah surat kabar dan majalah. Sebagai media cetak, surat kabar dan
majalah tetap berbeda-beda karena memiliki karakteristik yang khas,
yang dimiliki oleh masing-masing media itu sendiri.
2.
Media Elektronik
Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menarik banyak perhatian
2.1.4 Radio
Menurut Moeryanto ginting, yang dikutip Ritonga (1996, p. 93), radio
adalah alat komunikasi massa yang menggunakan lambing komunikasi yang
berbunyi (Lee, 1965). Suatu pemancar radio yang sedang in operation tidak
membawa pengaruh apa-apa pada audiens/pendengar kalau gelombanggelombangnya tidak dimuati sesuatu yang berarti, entah itu berupa sinyal, katakata terucapkan, maupun nada-nada, atau sesuatu yang berirama (Kertapati,
1981) Terkait dengan itu, maka radio siaran perlu dimuati pesan-pesan,
informasi-informasi, musik, serta bunyi-bunyi lainnya, yang terencanam
tersusun/tertata dan siap untuk didengarkan kepada khalayak.
1.
Karakteristik Radio
Sebagai media massa, radio siaran memiliki karakteristik unik
b.
a.
Imajinatif
Karena radio siaran hanya bisa di dengar, maka pendengar
Kephanya bisa membayangkan suaranya tanpa mengetahui
sosok penyiar seperti apa. Hal tersebutlah membuat
pendengar secara tidak langsung ketika mendengarkan
radio tercipta suatu imajinasi yang disebut theatre of mind.
Banyak drama radio yang berhasil membius dan disukai
pendengarnya, antara lain, War of The World, Saur Sepuh,
Misteri Gunung Merapi, Ibuku Sayang Ibuku Malang,
Catatan si Boy, dan lain-lain.
b.
Auditori
Radio adalah bunyi atau suara yang hanya bisa di
konsumsi oleh telinga. Maka dari itu apa yang di dengar
oleh telinga kemampuannya cukup terbatas, selain itu
telinga juga memiliki keterbatasan dalam mengingat pesan
yang didengarnya. Untuk itulah pesan radio siaran harus
jelas, singkat, dan sepintas lalu, agar informasi di
sampaikan oleh
pendengar.
radio
siaran
dapat
diterima
oleh
c.
Akrab
Media
radio
siaran
menyampaikan
adalah
pesannya
intim,
secara
karena
penyiar
personal/individu,
Gaya percakapan
Bahasa yang digunakan bukan tulisan, tapi gaya obrolan
sehari-hari. Tak heran juga banyak pameo atau bahasabahasa percakapan yang unik muncul dari dunia radio
yang diperkenalkan oleh penyiar menjadi sesuatu yang
nge-trend.
a.
Heterogen (beragam)
Pendengar radio sangat beragam. Maka itu, ada sejumlah
radio siaran mencoba membatasi sasaran pendengarnya
agar lebih homogen, meski pada kenyataannya tidak ada
pendengar yang satu dengan yang lain adalah sama.
Namun, agar sasaran menjadi lebih fokus maka dibuatlah
pembatasan sasaran berdasarkan faktor demografis (usia,
pendidikan, jenis kelamin), letak geografis (perkotaan,
perdesaan, pesisir), psikografis (kesukaan, kebiasaan,
hobi, gaya hidup). Hal tersebut dimaksudkan, agar
program yang disajikan dapat di pahami oleh sasaran yang
dituju dan pesan-pesan programnya memuat hal-hal yang
berkaitan dengan minat dan keinginan pendengarnya
b.
Personal (pribadi)
Penyampaian pesan atau bahasa lisan radio siaran melalui
penyiar bersifat personal (pribadi) sesuai dengan situasi
dan kondisi pendengar ketika ia mendengarkan siaran
radio.
c.
Aktif
Semula, teori
awal
Selektif (pemilih)
Khalayak radio siaran cendrung selektif dalam memilih
program atau pesan yang menerpa dirinya. Pendengar
akan memilih program yang disuka atau memenuhi
kebutuhan rohaniah dirinya. Ini bisa disebabkan kondisi
2.
Sarana hiburan
b.
Sarana penerangan
c.
Sarana pendidikan
50
50
b.
c.
3.
b.
Sekilas Dengar
Sifat radio siaran adalah auditori, untuk didengar, maka isi
siaran yang sampai ke telinga pendengar hanya sekilas dan
sepintas lalu saja. Isi pesan atau informasi radio siaran
gampang lenyap dari ingatan pendengar. Pendengar tidak
bisa meminta mengulang informasi atau lagu yang sudah
disiarkan. Karena sifatnya sekilas, maka pesan yang
disampaikan tidak rinci dan detail. Untuk itu, pendengar
tak terlalu konsentrasi penuh mendengarkan siaranya,
sehingga pendegar tetap dapat melakukan aktivitasnya
meskipun sedang mendengar radio.
c.
Mengandung Gangguan
Setiap penyampaian komunikasi dengan menggunakan
bahasa lisan/ucap melalui media mengalami gangguan.
Radio siaran sebagai media masa juga tak lepas dari
gangguan yang sifatnya teknis (channel, mechanic noise
factor). Karena kekuatan radio siaran adalah suara atau
bunyi, maka unsure ini pula yang bisa menjadi kelemahan
karena
adanya
menghilang,
suaranya.
gangguan
atau
sinyal,
kresek-kresek
suara
menjadi
terdengartak
jelas
Format Berita
Format berita ialah merupakan suatu pola siaran radio yang mana
radio tersebut
yang berat (hard news) yakni seperti politik, bencana alam, kriminal, dsb.
Dalam format Radio tidak terdapat hiburan seperti musik, komedi, info
atau tips mengenai hiburan, dsb
2.
Format Musik
Sekarang ini hampir semua radio mengambil format musik
sebagai pola atau cirri khas dari radionya. Hal ini dikarenakan musik
lebih bersifat Universal atau merakyat sehingga siapa pun dapat
menikmatinya oleh karena itu banyak pengelolah radio mengambil musik
sebagai pola dan format untuk radio mereka, akan tetapi didalam musik
pun memiliki pembagiannya lagi, ini dikarenakan genre musik yang
banyak dan juga peminatnya yang beraneka ragam, agar lebih
memfokuskan kepada keinginan pendengar maka pengololah radio harus
mengklarifikasikan lagi musik bagi para pendengarnya.
3.
Format Khusus
Format Khusus merupakan format atau pola radio yang dibentuk
khusus untuk kalangan tertentu saja dengan satu jenis materi saja. Contoh
format khusus ialah radio tersebut khusus di siarkan hanya untuk para
wanita saja sehingga segala informasi yang disiarkan oleh radio tersebut
berhubungan dengan wanita, begitupula dengan pilihan lagu-lagunya
yang lebih cendrung ke pilihan wanita, atau radio khusus lainnya yang
bersifat rohani yang mana format atau program-program yang mereka
sajikan hanya berhubungan dengan rohani,mulai dari topik talkshow,
lagu-lagu yang diputar,dsb.
Selain format program, radio juga memiliki karakteristik jenis
siaranya,menurut Wahyudi (1994: 17-18) dari aspek karakteristiknya jenis siaran
terbagi dua, yaitu :
1.
2.
Tabel II.1. Perbedaan antara Karya Artistik dan Karya Jurnalistik (Wahyudi, 1999, p.19)
Karya Artistik
Karya Jurnalistik
Sumber: Ide/gagasan
Mengutamakan keindahan
Penyajian
tidak
terkait
(perencanaan)
Sasaran kepuasan pendengar
Sasaran
kepercayaan
dan
kepuasan
pendengar
Memenuhi rasa kagum / menghargai Memenuhi rasa ingin tahu pendengar
seseorang
Improvisasi tidak terbatas
Improvisasi terbatas
Program Musik
Suatu program yang materi siarannya mengutamakan aspek atau
2.
4.
beragam format acara, yang dikemas secara dinamis dan menarik dengan
diselingi sisipan musik dan efek suara. Isi program variety show terdiri
dari beberapa segmen. Bisa berupa tips, wawancara, kuis, permintaan
lagu, info aktual, gossip, dsb.
5.
Program Sponsor
Suatu program yang isi siarannta dimuati oleh informasi dan data
Program Dokumenter
Program yang didasarkan pada peristiwa penting yang telah
versi auditif yang berisi mengenai aneka ragam topik, tema, serta
peristiwa yang perlu diketahui masyarakat.
4.
Program Feature
Program informasi yang membahas suatu topik persoalan melalui
2.2
Teori-Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Motif
Menurut Loundon and Bitta (1993) pengertian motif adalah :
Motive as an inner state that mobilizes bodily energy and direct it in
selective fashion toward goal usually located in the external environment (p.
322)
Dua komponen utama yaitu mekanisme untuk membangkitkan energi di
dalam tubuh dan kekuatan untuk menyediakan arah atau tujuan pada energi
tersebut. Komponen pertama mengaktifkan ketegangan dan kegelisahan tetapi
tidak memberi arah untuk melepaskan ketegangan ini. Sedangkan komponen
kedua memfokuskan energi yang dibangkitkan tersebut pada suatu tujuan di
dalam lingkungan individu seperti saat individu lelah maka dia diarahkan oleh
motiv untuk istirahat.
Sedangkan menurut David B. Guralnik Motive : an inner drive, impulse,
etc. That causes one to act (Motif : suatu perangsang dari dalam, suatu gerakan
hati, dan sebagainya yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu). Motif
menurut Harold Koontz As Berelson and Stainer have defined the term, a
motive, is an inner state that energizes, activates, or moves (hence motivation)
and that
dirumuskan oleh Berelson dan Stainer, suatu motif adalah suatu keadaan dari
dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan, atau yangmenggerakan,
karenanyadisebut penggerakan atau motivasi, dan yang mengarahkan atau
menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan). Serta menurut Prof. Dr. S.
60
60
2.
3.
4.
5.
Kebutuhan gratifikasi
6.
2.2.3 Audience
Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam,dari
jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran, atau jurnal
ilmiah. Masing-masing audience berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal
berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan
orientasi hidupnya. Akan tetapi masing-masing individu bisa saling mereaksi
pesan yang diterimanya (Nurudin, 207, p.104-105). Pada penonton suatu acara
yang sama , masing-masing penonton akan mempunyai komentar yang berlainan
terhadap pesan (program acara) yang sama-sama dilihatnya itu. Intinya adalah
apapun komentar dari audience, yang jelas program televisi atau media yang lain
bisa menjadi topik pembicaraan sehari-hari, dan pesan tersebut dapat
memperluas pengetahuan pemirsanya.
Beberapa karakteristik audience menurut Hiebert sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media
berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha
memenuhi kebutuhannya. Artinya, teori uses and gratification mengasumsikan
bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
Teori ini jelas merupakan kebalikan dari teori peluru. Dalam teori peluru
media sangat aktif dan all powerfull, sementara audience berada di pihak yang
pasif. Sementara itu, dalam teori uses and gratification ditekankan bahwa
audience aktif untuk menentukan media mana yang harus dipilih untuk
memuaskan kebutuhannya. Kalu dalam teori peluru terpaan media akan
mengenai audience sebab ia berada di pihak yang pasif, sementara dalam teori
uses and gratification justru sebaliknya.
Teori uses and gratification lebih menekankan pada pendekatan
manusiawi dalam melihat media massa. Artinya manusia itu mempunyai
otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya
bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media.
Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk
menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai
kebebesan untuk memutuskan bagaimana media itu akan berdampak pada
dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat mempunyai pengaruh
jahat dalam kehidupan. Penggunaan teori ini bisa dilihat dalam kasus selektivitas
musik personal. Kita menyeleksi musik tidak hanya karena cocok dengan
lagunya, tetapi juga untuk motif-motif yang lain, misalnya untuk gengsi diri,
kepuasan batin, atau sekedar hiburan.
Probabilitas Seleksi
Teori Uses And Gratification beroperasi dalam beberapa cara yang bisa
dilihat dalam bagan di bawah ini :
Lingkungan
Sosial :
Kebutuhan
Khalayak :
1. Ciri-Ciri
demografis
1. Kognitif
1. Keluarga, teman-teman
2. Afektif
2. Komunikasi interpersonal
3. Komunik
asi
Interperso
nal
3. Hobi
2. Afilasi
Kelompok
3. Ciri - Ciri
4. Tidur
Penggunaan
Massa:
4. Integratif
Sosial
5. Pelepasan
Ketegang
an
Media
1. Jenis-Jenis Media
KS, majalah,
radio, TV dan
film
2. Isi media
3. Terpaan media
4. Kontek sosial dan
terpaan media
Perumusan Media
(Fungsi)
1. Pengamatan
Lingkungan
2. Diversi /
Hiburan
3. Identitas
Personal
4. Hub. Sosial
1.
2.
3.
4.
5.
media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang
terhadap media. Anggota khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhannya. Dari situlah timbul istilah uses and gratification,
penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Menurut Blumer, dalam asumsi ini
tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna (utility) ; bahwa konsumsi
media
diarahkan
oleh
motif
(intentionality);
bahwa
perilaku
media
Variabel
Variabel
Variabel
Variabel
Anteseden
Motif
Penggunaan
Efek
Variabel
Personal
Hubungan
Kepuasaan
individual
Diversi
Macam Isi
Pengetahuan
Variabel
Identitas
Hubungan
Lingkungan
Personal
dengan Isi
1.
2.
3.
2.
3.
70
70
group level. (Kriyantono, 2006, p.204). sehingga exposure lebih dari sekedar
mengakses media. Exposure tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara
fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, akan tetapi apakah seseorang
itu benar-benar terbuka terhadap pesan media massa tersebut. Exposure
merupakan kegiatan mendengar, melihat, dan membaca pesan-pesan media
massa ataupun mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut
yang terjadi pada individu atau kelompok.
Disini dipusatkan pada kerangka psikologi yangmendasari motif beserta
pemuasan kebutuhan melalui komunikasi massa. Sebagian orang menyatakan
bahwa terpaan media lebih merupakankegiatan yang kebetulan dan amat
dipengaruhi faktor eksternal. Sebagian yang lain memandang pemuasan
kebutuhan dengan media begitu kecil dibanding dengan kebutuhan khalayak
sehingga faktor motivasional hampir tidak berperan dalam menentukan terpaan
media. Sebagian yang lain lagi berpendirian bahwa, walupun ada pemuasan
potensial dalam komunikasi massa, kita tidak begitu berhasil dalam menemukan
pemuasan karena media massa tidak memberikan petunjuk tentang potensi
ganjaran yang dapat diberikannya.
Jadi jelaslah kita menggunakan media massa karena didorong oleh motifmotif tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Pada
saat yang sama, kebutuhan ini dapat dipuaskan oleh sumber-sumber lain selain
media massa. kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan
hiburan. Kita mengalami goncangan batin, media massa memberikan
kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian, dan media
massa berfungsi sebagai sahabat (Rakhmat, 1994, p.205-207).
2.
dimana orang-orang yang berhubungan dengan media, saluran media, dan isi
media tertentu dilihat kepuasan dan pandangan mereka ; kepuasan apakah yang
mereka harapkan dan mereka terima, serta bagaimana mereka memanfaatkan
hasil penelitian mereka terhadap media. Hasil penelitian itu berupa sejumlah
daftar inventaris menyangkut kepuasan, kesenangan, dan pemakaian, yang
mencerminkan tingkat keteraturan dan prediksibilitas yang meyakinkan (
McQuail, 1987, p.72)
Kerangka dibawah ini dikutip dari tipologi yang disarankan McQuail
(1972) :
1.
Informasi
a.
b.
c.
d.
2.
Identitas Pribadi
a.
b.
c.
d.
3.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
Hiburan
a.
b.
Bersantai
c.
d.
Mengisi waktu
e.
Penyaluran emosi
f.
Membangkitkan gairah
Pencarian
kepuasan (GS)
Konsumsi
media
Perolehan
kepuasan yang
diterima (GO)
Evaluasievaluasi
Gambar 0.6. Model Expectancy-Values
Sumber : Krisyantono, 2006
Konsep utama dari sebagian besar fenomena uses and gratification pada
dasarnya adalah harapan (expectancy). Konsep khalayak yang aktif itu
senantiasa mengasumsikan penggunaan media dilandasi oleh suatu harapan
(Subakto, 1995, p.21)
Dimensi
Motif
Indikator
1. Ingin mengetahui berbagai
peristiwa dan kondisi yang
Motif Informasi
berkaitan dengan lingkungan
masyarakat terdekat.
(Meliputi kebutuhan akan
informasi lingkungan
berbagai masalah
realitas)
seseorang menggunakan
media
seseorang menggunakan
hubungannya dengan
orang lain)
Motif Hiburan
(Kebutuhan akan
2. Ingin bersantai
hiburan)
Kepuasan
Kepuasan Informasi
Kepuasan Hiburan
Pendengar secara individual, dalam ukuran tertentu, memilih secara sadar dan termotivasi diantara
berbagai pokok isi (McQuail, 1987). Pendengar dianggap secara aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhannya.
Gratification Sought
Motif informasi
Motif integrasi dan interaksi sosial
Motif Identitas Personal
Motif Hiburan
Gratification Obtained
Kepuasan Informasi
Kepuasan Integrasi dan Interaksi sosial
Kepuasan Identitas Personal
Kepuasan Hiburan