Anda di halaman 1dari 22

1

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Saat kita sudah sering mendengar kata mikroorganisme.


Mikroorganisme adalah makhluk hidup kecil yang tidak dapat dilihat
dengan

mata

menggunakan

telanjang.
mikroskop.

Sehingga
Yang

memerlukan

termasuk

alat

seperti

mikroorganisme: virus,

bakteri, sebagian jamur, sebagian ganggang, protozoa dan virus.


Bakteri dan jamur tergolong dalam mikroorganisme yang
sangat amat dekat dengan kehidupan kita. Penggolongan bakteri
berdasarkan

sumber

energi

yang

diperoleh

autotrof,

yaitu

penggolongan bakteri yang mampu mengubah zat anorganik menjadi


zat organik dan heterotrof yaitu penggolongan bakteri yang masih
memerlukan zat organik. Jamur atau fungi ciri-cirinya belum ada akar,
batang, daun . Sel ada yang tunggal dan ada yang banyak sel, tidak
mempunyai klorofil, deretan selnya membentuk benag hifa, jaringan
hifa disebut miselium, tempat spora disebut tubuh buah.
Tak hanya meneliti mahluk hidup berukuran besar dengan
struktur tubuh yang kompleks namun juga mahluk hidup yang
ukurannya sangat kecil bahkan tak dapat dilihat dengan menggunakan
penglihatan mata biasa. Mikrobiologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari tentang berbagai jenis mahluk hidup berukuran kecil yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Untuk mengamati dan
mempelajari

berbagai

jenis

mikroorganisme,

harus

melakukan

pengamatan dengan sangat teliti dan dengan menggunakan alat-alat

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

yang tingkat ketelitiannya tinggi, agar proses pengamatan dapat


dilakukan dengan baik dan agar jenis-jenis mikroorganisme yang
bersifat parasit tidak mudah masuk kedalam jaringan tubuh kita.
Untuk mengetahui nama genus dan spesies suatu biakan
mikroorganisme, perlu dilakukan identifikasi. Tahap pertama untuk
melakukan

identifikasi adalah pengenalan

ciri-ciri

morfologi

mikroorganisme tersebut. Pengamatan morfologi biasanya dilakukan


baik secara makroskopik (dengan mata telanjang), maupun mikroskopik
langsung maupun tidak langsung (slide culture). Maka dari itu
melatarbelakangi dilakukannya praktikum morfologi kapang khamir.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana morfologi kapang dan khamir dari sampel nasi
berjamur dan secara makroskopik dan mikroskopik ?
C. Maksud Praktikum
Untuk mengetahui dan memahami morfologi

kapang dan

khamir secara makroskopik dan mikroskopik dari sampel nasi.


D. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu Untuk
mengetahui

morfologi

biakan

jamur sampel

nasi

secara

makroskopik dan mikroskopik langsung


E. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini Dapat Mengetahui dan
memahami morfologi kapang dan khamir secara makroskopik dan
mikroskopik dari sampel nasi.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR


A. Teori umum

Fungi (jamur) adalah salah satu kelompok mikroba yang sering


mengkontaminasi makanan jamur mikroskopis dibagi dua, yakni
kapang dan khamir. Kapang mempunyai bentuk pertumbuhan seperti massa
benang bercabang-cabang yang disebut miselium (tunggal disebut hifa).
Hifa ada yang bersepta dan ada yang tidak. Dan mengandung satu,
dua atau banyak inti tergantung atas jenis dan stadia pertumbuhan
kapang. Hifa yang tidak bersepta merupakan sel yang sangat panjang,
bercabang-cabang berisi sitoplasma dengan inti yang benyak, disebut
soenosistik. Hifa dibedakan atas dua yaitu hifa fertile, membentuk sel
reproduktif dan pertumbuhan ke atas sebagai hifa udara serta hifa
vegetated, adalah hifa yang mencari makanan ke dalam substrat
(Nawir, dkk, 2012).
Fungi merupakan anggota grup dari mikroorganisme yang
terdiri dari ragi dan lumut. Fungi biasanya lebih besar dari bakteri dan
dapat multisel atau unisel dan mempunyai filament panjang yang
disebut

hifa.

Fungi

berkembang

biak

secara

seksual

dengan

membentuk spora. Beberapa fungi menyebabkan penyakit pada


manusia (Gibson, 2002).
Fungi atau cendawan adalah organisme heterotrofik mereka
memerlukan senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari
benda organik mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit
menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks,
menguraikannya menjadi zat-zat kimiayang lebih sederhana, yang
kemudian dikembalikan ke dalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

kesuburannya. Jadi mereka dapat sangat menguntungkan bagi


manusia. Sebaliknya, mereka juga dapat merugikan kita bilamana
membusukkan
(Krisno,2011).
Kingdom
Chytridiomycota,

kayu,

tekstil,

Fungi

makanan

dan

dibagi

menjadi

dapat

Zygomycota,

bahan-bahan

Ascomycota,and

filum,

lain
yaitu

Basidiomycota.

Masing-masing filum ini memiliki anggota baik uniseluler maupun


multiseluler (Purves dan Sadava, 2003).
Pada umumnya fungi (jamur) bersel banyak (multiseluler),
tetpai ada pula beberapa yang bersel satu (uniseluler). Berdasarkan
sifat ini pula, maka ukuran jamur sangat bervariasi dari yng sangat
kecil/mikroskopis

samapi

yang

berukuran

besar/makroskropis.

(Felayati, 2010).
Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber
karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa),
sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari
substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitaminvitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada
juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan
dari substrat misalkan tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 2005).
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup
secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan
organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara
saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic
seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi
bahan-bahan anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit
artinya jamur mendapatkan bahan organik dari inangnya misalnya dari
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

manusia, binatang dan tumbuhan. Adapula yang hidup secara simbiosis


mutualisme, yakni hidup bersama dengan orgaisme lain agar saling
mendapatkan

untung,

misalnya

bersimbiosis

dengan

ganggang

membentuk lumut kerak (Syamsuri, 2004).


Jamur dibagi menjadi 2 yaitu khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
Kapang (mold) yaitu jamur yang berbentuk filamen. Kapang yang
ditemukan pada tempe misalnya Rhizopus oryzae. Contoh lainnya
adalah Mucor, Absidia, Trichoderma, Neurospora, Phycomyces.
1 Kapang
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan
pertumbuhannya

pada

makanan

mudah

dilihat

karena

penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya


mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan
terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang
terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen
yang bercabang yang disebut hifa (tunggal = hypha, jamak =
hyphae). Kumpulan dari hifa disebut miselium (tunggal = mycelium,
Jamak = mycelia) (Pelczar,2005).
Kapang bereproduksi dengan menggunakan spora. Spora kapang
terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora
aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih
banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki
ukuran yang kecil (diameter 1-10 m) dan ringan, sehingga
penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara.
Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu
akan

mengakibatkan

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

gangguan

kesehatan.

Kapang

dapat

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang sederhana


sampai yang kompleks, kapang mampu memproduksi enzim
hidrolitik. Maka dari itu kapang mampu tumbuh pada bahan yang
mengandung pati, pectin, protein atau lipid (Mudarwan, 2009).
Sifat fisiologi kapang antara lain adalah sebagai berikut :
a Kebutuhan air
Pada umumnya kebanyakan kapang membutuhkan Air minimal
untuk pertumbuhan lebih rendah dibandingkan dengan khamir
dan bakteri.Kadar air bahan pangan kurang dari 14-15%,
misalnya pada beras dan serealia, dapat menghambat atau
memperlambat pertumbuhan kebanyakan khamir.
b Suhu pertumbuhan
Kebanyakan kapang bersifat mesofilik yaitu tumbuh baik pada
suhu kamar.Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan
kapang adalah sekitar 25-300C tetapi beberapa dapat tumbuh
pada
c

suhu

35-370C atau

lebih

tinggi.

Beberapa

kapang bersifat psikrotrofik dan beberapa bersifat termofilik.


Kebutuhan oksigen dan pH
Semua kapang bersifat aerobic, yaitu membutuhkan oksigen
untuk pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh
pada kisaran pH yang luas, yaitu2-8,5 tetapi biasanya
pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi asam

atau pH rendah.
d Makanan
Pada umumnya
komponen

kapang

makanan,

dapat
dariyang

menggunakan

berbagai

sederhana

hingga

kompleks.Kebanyakan kapang memproduksi enzim hidrolitik,


missal amylase, pectinase, proteinase dan lipase, oleh karena
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

itu dapat tumbuh pada makanan-makanan yang mengandung


pati, pektin, protein atau lipid.
e Komponen penghambat
Beberapa kapang mengeluarkan
menghambat

organisme

lainnya.

komponen

yang

Komponen

itu

dapat
disebut

antibiotic, misalnya penisilin yang diproduksi oleh Penicillium


chrysogenu dan clavasin yang diprosukdi oleh Aspergillus
clavatus. (Fardiaz, 1989).
Kapang mempunyai ciri-ciri morfologi yang spesifik secara
makroskopis dan mikroskopis. Ciri-ciri tersebut dapat digunakan
sebagai identifikasi dan determinasi. Pengamatan secara mikroskopis
dapat berupa bersekat atau tidaknya hifa, bentuk percabangan hifa,
stolon, rizoid , sel kaki badan buah, dasar badan buah, pendukung
badan buah, dan bentuk spora (Sutariningsih dkk, 1997).
Terdapat tiga macam morfologi hifa, yaitu (Pratiwi, 2008):
1. Aseptap (coenocytic hypha), yaitu hifa yang tidak memiliki
dinding sekat (septa).
2. Septat hifa (hifa bersekat) dengan sel-sel uninukleat. Septa
membagi hifa menjadi ruang-ruang yang berisi 1 inti, dan pada
tiap sekat terdapat pori-pori yang memungkinkan perpindahan
inti dan sitoplasma dari satu ruang ke ruang lainnya.
3. Septa dengan ruang-ruang yang berisi lebih dari 1 inti
(multinukleat).
2 Khamir
Khamir (yeast) merupakan fungi bersel satu (uniseluler), tidak
berfilamen, berbentuk oval atau bulat, tidak berflagela, dan
berukuran lebih besar dibandingkan sel bakteri, dengan lebar
berkisar 1 5 mm dan panjang berkisar 5 30 mm (Pratiwi, 2008).
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

Khamir atau yeast adalah kategori non-takson yang berasal


dari kingdom Zygomycota, Ascomycota, and Basidiomycota.
Khamir umumnya berkembang biak baik secara seksual maupun
aseksual. Cara aseksual yaitu dengan bertunas dan fisi (membelah
menjadi duasetelah mitosis). Cara seksual yaitu dengan fusi
(penggabungan) dua sel dengan mating type (tipe perkawinan)
yang berbeda, zigot hasil fusi ini kemudian akan membentuk 4
hingga

spora

yang

kemudian

menyebar

(Purves

dan

Sadava,2003).
Khamir (yeast) hifanya panjang, dapat bersepta atau tidak
bersepta dan tumbuh di miselium. Yeast memiliki ciri khusus
bereproduksi secara aseksual dengan cara pelepasan sel tunas
dari sel induk. Beberapa khamir dapat bereproduksi secara seksual
dengan membentuk aski atau basidia dan dikelompokkan ke dalam
Ascomycota dan Basidiomycota. Dinding sel yeast adalah struktur
yang kompleks dan dinamis dan berfungsi dalam menanggapi
perubahan lingkungan yang berbeda selama siklus hidupnya
(Hoog et al., 2007)
Dasar klasifikasi dan identifikasi khamir adalah (Sartini, 2008) :
1 Ada tidaknya pembentukan askospora
2 Jika terjadi pembentukan askospora, maka :
a Bagaimana cara pembentukannya : tanpa konjugasi sel, dari
konjugasi isogami atau heterogami
b Bagaimana bentuk dan ukuran serta warnanya
c Berapa banyak askospora dalam askus 1, 2, 4, 8 atau lebih.
3 Bagaimana bentuk, ukuran dan warna sel vegetatif
4 Bagaimana cara reproduksi aseksual, bertunas, membelah, atau
membentuk arthospora.
Tempe
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

Tempe merupakan produk hasil fermentasi kedelai yang sudah


lama dikenal di Indonesia. Faktor terpenting dalam pembuatan tempe
adalah inokulum atau laru yang mengandung kapang Rhizopus sp.
Jenis kapang yang berperan dalam fermentasi tempe adalah R.
oligosporus dan R. oligopsorus dan kapang lain seperti R. stolonifer
dan R. arrhizus. Inokulum tempe digunakan sebagai agensia pengubah
kedelai yang telah mengalami proses perebusan dan perendaman
menjadi tempe (Kasmidjo, 1990).
Tape
Tape dihasilkan dengan cara fermentasi ragi yang merupakan
inokulum biakan dari khamir, kapang dan bakteri. Mikroorganisme
tersebut akan menghasilkan panas dalam keadaan anaerob sehingga
akan menghasilkan enzim yang dapat merombak karbohidrat menjadi
komponen yang lebih sederhana sehingga akan lebih mudah untuk
dicerna (Winarno, dkk, 1986).
Roti
Roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung
terigu

dengan

ragi

atau

bahan

pengembang

lain,

kemudian

dipanggang. Roti beranekaragam jenisnya. Adapun penggolongannya


berdasarkan rasa, warna, nama daerah atau negara asal, nama bahan
penyusun, dan cara pengembangan (Mudjajanto dan Yulianti, 2004).
B. Uraian Bahan
1. Air suling (Ditjen POM, 1995)
Nama resmi

: AQUA DESTILLATA

Sinonim

: Aquades

RM / BM

: H2O / 18,02

Pemerian

: Cairan jernih, tak berwarna, tidak berbau,

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR


Kegunaan

: Sebagai pelarut

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik.

10

2. Asam Tatrat (Ditjen POM, 1979)


Nama resmi
: Acidum tartaricum
Nama lain
: Asam tatrat
RM / BM
: CHO
Pemerian
: Hablur, tidak berwarna atau bening atau
serbuk hablur halus sampai granul
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air; mudah larut
dalam etanol
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup
3. Dextrosa (Dirjen POM,1995:300)
Nama resmi
: Dextrosum / Glucosum
Sinonim
: Glukosa
RM / BM
: C6H12O6.H2O / 198,17
Pemerian
: Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau
butiran putih; tidak berbau; rasa manis.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air; sangat mudah larut
dalam air mendidih; agak sukar larut dalam
etanol (95 %) P
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
: Sebagai karbohidrat
4. Gliserol (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi
: Glycerolum
Nama lain
: Gliserin
RM / BM
: CHO / 92,09
Pemerian
: Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna;
rasa manis; hanya berbau khas lemah;
(tajam atau tidak enak). Higroskopik; netral
terhadap lakmus
Kelarutan
: Dapat bercampur dengan air dan dengan
etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam
eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak
menguap.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
5. Metilen Biru (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi
: Methylthionini chloridun
Nama lain
: Metilen Biru
RM / BM
: CHCINS.3HO / 373,90
Pemerian
: Hablur atau serbuk hijau tua, berkilauan

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

11

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR


seperti perunggu,

tidak berbau atau praktis

tidak berbau, stabil diudara; larut dalam air


Kelarutan

dan dalam etanol. Berwarna biru tua


: Larut dalam air dan dalam kloroform; agak
sukar dalam etanol

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

C. Uraian Sampel
Nasi
D. Bakteri
Menurut Alexopoulos dan Mims (1979), klasifikasi Curvularia sebagai
berikut:
Kingdom

: Myceteae

Divisi

: Amastigomycota

Subdivisi

: Deuteromycotina

Class

: Deuteromycetes

Subclass

: Hyphomycetidae

Order

: Moniliales

Family

: Dematiaceae

Genus

: Curvularia

Morfologi
Meskipun tidak menimbulkan kerugian yang berarti, jamur ini
umumnya terdapat di negara-negara penanam padi. Dari benih yang
terinfeksi jamur dapat menyerang semai, menyebabkan terjadinya
hawar

semai

atau

menyebabkan

(Semangun, 1993).

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

terhambatnya

pertumbuhan

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

12

Curvularia geniculata mempunyai warna koloni coklat dan mirip


beludru atau kapas. Konidiofor berbentuk tunggal atau berkelompok,
tampak sederhana, lurus atau membengkok, berwarna coklat, memiliki
panjang 600 m dan lebar 5-9 m pada bagian basis. Konidia bersepta
empat, umumnya membengkok pada bagian sel yang paling lebar dan
paling coklat, sel-sel yang ada di ujung berwarna lebih hialin dan
berukuran (18-37)x(8-14 m) (Gandjar et al., 2000).

BAB III
METODE KERJA
A. Alat Yang Dipakai
Alat yang digunakan dalam praktikum Adapun alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Autoklaf, Batang V
(alfol), Cawan Petri, Deck dan objek glass, Jarum preparat, Lampu
spiritus, Mikroskop, Ose bulat, vial, Oven, Pipet tetes, Spoit
injeksi dan Tabung reaksi.
B. Bahan Yang Dipakai
Adapun bahan yang diginakan dalam praktikum ini
sampel singkong,kentang rebus,ubi jalar, wortel, metilen biru,
gliserol, PDA
C. Cara kerja
A. Secara Makroskopik

1. Metode Gores
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

13

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, diambil 10


ml medium PDA dan dimasukkan dalam cawan petri steril,
dibiarkan sampai memadat, kemudian diambil 1 ose biakan
jamur lalu digoreskan pada permukan medium. Diinkubasi
selama 3 x 24 jam pada suhu kamar dan diamati.
B. Secara Mikroskopik

1. Secara langsung
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian
diambil sampel 1 ose dan ditaruh ditengah-tengah objek
glass. Setelah itu diambil 1 tetes metilen blue dan diteteskan
di atas sampel. Preparat ditutup dengan deck gelas. Diamati
morfologi melalui mikroskop.
2. Secara tidak langsung
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dimasukkan
medium PDA (Potato Dextrosa Agar) yang telah disuspensikan
dengan asam tartrat ditengah-tengah objek gelas. Setelah itu
dimasukkan 1 ose biakan jamur dan ditutup dengan deck gelas.
Kemudian diteteskan gliserol 10% hingga kertas saring
terbasahi seluruhnya. Cawan petri ditutup, diinkubasi selama 3
x 24 jam. Diamati lewat mikroskop.

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

14

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
1 Tabel Hasil Metode Makroskopik
Pengamatan
Bentuk permukaan
Warna koloni
Bau khas
Radial furro
Growing zone
Zonation
Exudates drops
Reserve of koloni
Elevasi
Bentuk koloni
Bentuk tepi
Pengamatan
Bentuk permukaan
Warna koloni
Bau khas
Radial furro
Growing zone
Zonation
Exudates drops
Reserve of koloni
Elevasi
Bentuk koloni
Bentuk tepi
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

Metode Tusuk
Kapas
Putih kapas
Ada
Ada
Tidak ada
1,5 cm
Tidak Ada
Berlapis lapis
Unbonate
Circular, filamentous
Serrate
Metode Gores
Kapas
Putih kapas
Ada
Tidak Ada
Tidak ada
0,5 cm
Tidak Ada
Berlapis lapis
Raised
Irregular
Lobate

15

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR


B. Pembahasan

Secara umum fungi atau jamur dapat dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan atas tipe selnya yaitu,fungi bersifat uniselluler yang biasa
disebut khamir dan fungi bersifat multiselluler yang biasa disebut kapang.
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan
pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya
yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan
berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai
warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus
(jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut
hifa (tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut
miselium ( tunggal = mycelium, Jamak = mycelia).
Khamir (yeast) adalah fungi bersel satu yang mikroskopik,
beberapa

generasi

ada

yang

membentuk

miselium

dengan

percabangan.Khamir hidupnya sebagian ada yang saprofit dan ada


beberapa yang parasitik. Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi,
yaitu dengan panjang 1-5 m sampai 20-50 m, dan lebar 1-10 m.
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
morfologi jamur [ada sampel nasi dengan menggunakan metode
makroskopik dan mikroskopik.
Adapun metode yang digunakan pada praktikum ini adalah secara
makroskopik dan mikroskopik, Pada metode makroskopik (biasanya
dengan mata telanjang) untuk pada pengamatan morfologi jamur pada
percobaan ini digunakan metode gores dan metode tuang dengan
menggunakan sampel nasi berjamur yang di biarkan selama seminggu.
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

16

Digunakan kedua metode ini untuk melihat bentuk koloni dari


biakan murni jamur setelah diinkubasi. Hal-hal yang diperhatikan dalam
pengamatan makroskopik khamir adalah warna koloni, tekstur koloni,
permukaan koloni, profil, dan tepi koloni, sedangkan Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengamatan makroskopik kapang adalah warna
koloni, tekstur koloni, zonation, radial furrow, exudate drop, reverse colony,
growing zone.
Tujuan digunakannya metode mikroskopik langsung dan tidak langsung.
metode ini untuk mengetahui jamur apa yang terdapat pada nasi dengan
melakukan identifikasi yaitu pengenalan ciri-ciri morfologi jamur tersebut
setelah diamati dibawah mikroskop. Pada metode langsung, jamur nasi
diamati di bawah mikroskop tanpa diinkubasi terlebih dahulu. Sedangkan
pada metode mikroskopik tidak langsung, jamur nasi diinkubasi terlebih
dahulu di dalam enkas selama 3x24 jam. Halhal yang perlu diperhatikan
pada pengamatan mikroskopik khamir bagian-bagian yang diamati adalah
bentuk sel, pertunasan (budding), dan miselium semu (pseudomiselium)
sedangkan pada bagian-bagian yang diamati dalam pengamatan
mikroskopik.
Adapun alasan penggunaan metode, bahan dan medium adalah
penggunaan metode gores dan metode tusuk bertujuan untuk mengisolasi
mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam
medium baru atau untuk memperoleh koloni tunggal. Digunakan metode
ini karena selain membutuhkan jumlah sampel yang lebih sedikit juga
lebih mudah dan cepat pengerjaannya. medium yang digunakan adalah
medium PDA (Potato Dextrose Agar) karena berdasarkan susunannya,
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

17

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

medium ini merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis
sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia;
berdasarkan

konsistensinya

merupakan

medium

padat

karena

mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan kegunaannya


merupakan medium untuk pertumbuhan jamur.Medium PDA terdiri dari
kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon
dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan
pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan
medium dan sumber O2. Sebagai pewarna, digunakan methylen blue
dalam pewarnaan pada khamir dan kapang. Pada praktikum ini digunakan
beberapa larutan kimia, yaitu asam tatrat digunakan untuk memberikan
suasana asam, karena fungi mudah tumbuh pada suasana asam,
sedangkan maksud dari penambahan gliserol pada kertas saring yaitu
untuk memberikan kelembapan dimana fungi ditumbuhkan. Penggunaan
kertas saring agar gliserol yang diberikan dapat tersimpan pada kertas
saring,

karena

kertas

saring

dapat

menyerap

gliserol

sehingga

kelembapan tetap terjaga. Digunakan batang V bertujuan agar dek dan


objek gelas tidak berhubungan langsung dengan kertas saring yang telah
ditetesi gliserol agar fungi dapat tumbuh lebih baik.
Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa pada pengamatan
secara makroskopis dengan metode tusuk dari sampel nasi biakan murni
dari jamur mempunyai bentuk kapas, koloninya putih kapas, memiliki bau
yang khas, mempunyai radial forrow, tidak mempunyai growing zona,
zonation 1,5 cm, tidak mempunyai exudate drops, mempunyai referse of
coloni berlapis- lapis, elevasi umbolate, bentuk koloni filamentous, dan
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

18

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

bentuk tepi serrate. Pada metode tuang dari sampel nasi biakan murni
dari jamur mempunyai bentuk kapas, koloninya putih kapas, memiliki bau
yang khas, tidak mempunyai radial forrow, tidak mempunyai growing zona,
zonation 0,5 cm, tidak mempunyai exudate drops, mempunyai referse of
coloni berlapis- lapis, elevasi raised, bentuk koloni irregular, dan bentuk
tepi lobate.
Sedangkan secara mikroskopis secara langsung dan tidak
langsung

diperoleh

adanya

sporangifor,

sporangium

dan

rhizoid.,konidia,dan vesikel.
Adapun yang diamati pada pengamatan secara makroskopik yaitu
tidak memiliki titik pusat permukaan (radial furrow), daerah pertumbuhan
(growing zone), dan tidak memiliki referse of coloni, memiliki titik cair-cair
pada permukaan (exudates drops) dan zonation. Miselium (kumpulan dari
benang atau hifa), konidia (sel hasil dari reproduksi aseksual/spora non
motil yang terbentuk bukan karena pembelahan sitoplasma), spora (alat
perkembangbiakan kapang/struktur yang sangat ringan yang mudah
menyebar kemana-mana terletak pada

ujung-ujung hifa), sporangium

(sporangiospora yang terbentuk dalam kantung), konidiofor (bagian


batang dengan konidia), sporangiofor (tangkai sporangium), kolumela
(sporangium yang berkolom-kolom), metula (conidiophore mempunyai
cabang), fialid (Fialid dapat berbentuk silindris, lebarnya dapat sama
dengan batang utama ataupun lebih kecil. Fialid dapat terletak pada ujung
cabang konidiofor ataupun pada cabang utama) dan rhizoid (hifa yang
mnembus substrat dan berfungsi untuk menyerap makanan).

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

19

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara mikroskopik singkong berjamur memiliki sporangiofor,
spora, sporangium,konidia, konidiofor,vesikel dan rizofil.
Secara makroskopik dilakukan dengan menggunakan sampel
nasi metode tusuk dari sampel nasi biakan murni dari jamur mempunyai
bentuk

kapas,

koloninya

khas, mempunyai radial

putih

kapas,

forrow, tidak

memiliki

mempunyai

bau

yang

growing

zona,

zonation 1,5 cm, tidak mempunyai exudate drops, mempunyai referse


of coloni berlapis- lapis, elevasi umbolate, bentuk koloni filamentous,
dan bentuk tepi serrate. Pada metode tuang dari sampel nasi biakan
murni dari jamur mempunyai bentuk kapas, koloninya putih kapas,
memiliki

bau

yang

khas, tidak

mempunyai radial

forrow,

tidak

mempunyai growing zona, zonation 0,5 cm, tidak mempunyai exudate

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

20

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

drops, mempunyai referse of coloni berlapis- lapis, elevasi raised,


bentuk koloni irregular, dan bentuk tepi lobate.
B. Saran
Sebaiknya alat dan bahan yang ada di labolatorium lebih
dilengkapi agar proses praktikum berjalan lancar

DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. DEPKES RI:
Jakarta
Dwidjoseputro.2005.
Djambatan.

Dasar

dasar

Mikrobiologi.

Jakarta

Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.
Nawir, N.A, Zaraswati, U. Najamuddin. 2012. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Pangan. Makassar : Universitas Hasanuddin.
Plezar. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta
Pratiwi, sylvia.2008.Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Jakarta
Purves, B. 2003. Life The Science of Biology 7th Edition. New York. :
Sinauer Associates Inc.
Sartini, Dra. 2008. Analisis Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium
Mikrobiologi Farmasi Universitas Hasanuddin : Makassar
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Winarno. 1986. Air untuk Industri Pangan. Jakarta: Gramedia.

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

21

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

LAMPIRAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

LABORATORIUM

LABORATORIUM
FAKULTAS MIKROBIOLOGI
FARMASI

MIKROBIOLOGI FAKULTAS

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS
MUSLIM

FARMASI

UNIVERSITAS
MUSLIM
INDONESIA

UNIVERSITAS MUSLIM

INDONESIA

INDONESIA

Sampel : NASI BERJAMUR


Metode : MIKROSKOPIK
Metode : TUSUK

Sampel : NASI BERJAMUR


Metode : TUANG

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

MORFOLOGI KAPANG DAN KHAMIR

MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149

22

Anda mungkin juga menyukai