mata
menggunakan
telanjang.
mikroskop.
Sehingga
Yang
memerlukan
termasuk
alat
seperti
mikroorganisme: virus,
sumber
energi
yang
diperoleh
autotrof,
yaitu
berbagai
jenis
mikroorganisme,
harus
melakukan
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
ciri-ciri
morfologi
kapang dan
morfologi
biakan
jamur sampel
nasi
secara
KAJIAN PUSTAKA
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
hifa.
Fungi
berkembang
biak
secara
seksual
dengan
kayu,
tekstil,
Fungi
makanan
dan
dibagi
menjadi
dapat
Zygomycota,
bahan-bahan
Ascomycota,and
filum,
lain
yaitu
Basidiomycota.
samapi
yang
berukuran
besar/makroskropis.
(Felayati, 2010).
Fungi dapat mensintesis protein dengan mengambil sumber
karbon dari karbohidrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa),
sumber nitrogen dari bahan organik atau anorganik, dan mineral dari
substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis vitaminvitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada
juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan
dari substrat misalkan tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 2005).
Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup
secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan
organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara
saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic
seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi
bahan-bahan anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit
artinya jamur mendapatkan bahan organik dari inangnya misalnya dari
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
untung,
misalnya
bersimbiosis
dengan
ganggang
pada
makanan
mudah
dilihat
karena
mengakibatkan
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
gangguan
kesehatan.
Kapang
dapat
suhu
35-370C atau
lebih
tinggi.
Beberapa
atau pH rendah.
d Makanan
Pada umumnya
komponen
kapang
makanan,
dapat
dariyang
menggunakan
berbagai
sederhana
hingga
organisme
lainnya.
komponen
yang
Komponen
itu
dapat
disebut
spora
yang
kemudian
menyebar
(Purves
dan
Sadava,2003).
Khamir (yeast) hifanya panjang, dapat bersepta atau tidak
bersepta dan tumbuh di miselium. Yeast memiliki ciri khusus
bereproduksi secara aseksual dengan cara pelepasan sel tunas
dari sel induk. Beberapa khamir dapat bereproduksi secara seksual
dengan membentuk aski atau basidia dan dikelompokkan ke dalam
Ascomycota dan Basidiomycota. Dinding sel yeast adalah struktur
yang kompleks dan dinamis dan berfungsi dalam menanggapi
perubahan lingkungan yang berbeda selama siklus hidupnya
(Hoog et al., 2007)
Dasar klasifikasi dan identifikasi khamir adalah (Sartini, 2008) :
1 Ada tidaknya pembentukan askospora
2 Jika terjadi pembentukan askospora, maka :
a Bagaimana cara pembentukannya : tanpa konjugasi sel, dari
konjugasi isogami atau heterogami
b Bagaimana bentuk dan ukuran serta warnanya
c Berapa banyak askospora dalam askus 1, 2, 4, 8 atau lebih.
3 Bagaimana bentuk, ukuran dan warna sel vegetatif
4 Bagaimana cara reproduksi aseksual, bertunas, membelah, atau
membentuk arthospora.
Tempe
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
dengan
ragi
atau
bahan
pengembang
lain,
kemudian
: AQUA DESTILLATA
Sinonim
: Aquades
RM / BM
: H2O / 18,02
Pemerian
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
: Sebagai pelarut
Penyimpanan
10
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
11
Penyimpanan
C. Uraian Sampel
Nasi
D. Bakteri
Menurut Alexopoulos dan Mims (1979), klasifikasi Curvularia sebagai
berikut:
Kingdom
: Myceteae
Divisi
: Amastigomycota
Subdivisi
: Deuteromycotina
Class
: Deuteromycetes
Subclass
: Hyphomycetidae
Order
: Moniliales
Family
: Dematiaceae
Genus
: Curvularia
Morfologi
Meskipun tidak menimbulkan kerugian yang berarti, jamur ini
umumnya terdapat di negara-negara penanam padi. Dari benih yang
terinfeksi jamur dapat menyerang semai, menyebabkan terjadinya
hawar
semai
atau
menyebabkan
(Semangun, 1993).
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
terhambatnya
pertumbuhan
12
BAB III
METODE KERJA
A. Alat Yang Dipakai
Alat yang digunakan dalam praktikum Adapun alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Autoklaf, Batang V
(alfol), Cawan Petri, Deck dan objek glass, Jarum preparat, Lampu
spiritus, Mikroskop, Ose bulat, vial, Oven, Pipet tetes, Spoit
injeksi dan Tabung reaksi.
B. Bahan Yang Dipakai
Adapun bahan yang diginakan dalam praktikum ini
sampel singkong,kentang rebus,ubi jalar, wortel, metilen biru,
gliserol, PDA
C. Cara kerja
A. Secara Makroskopik
1. Metode Gores
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
13
1. Secara langsung
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian
diambil sampel 1 ose dan ditaruh ditengah-tengah objek
glass. Setelah itu diambil 1 tetes metilen blue dan diteteskan
di atas sampel. Preparat ditutup dengan deck gelas. Diamati
morfologi melalui mikroskop.
2. Secara tidak langsung
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dimasukkan
medium PDA (Potato Dextrosa Agar) yang telah disuspensikan
dengan asam tartrat ditengah-tengah objek gelas. Setelah itu
dimasukkan 1 ose biakan jamur dan ditutup dengan deck gelas.
Kemudian diteteskan gliserol 10% hingga kertas saring
terbasahi seluruhnya. Cawan petri ditutup, diinkubasi selama 3
x 24 jam. Diamati lewat mikroskop.
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
14
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
1 Tabel Hasil Metode Makroskopik
Pengamatan
Bentuk permukaan
Warna koloni
Bau khas
Radial furro
Growing zone
Zonation
Exudates drops
Reserve of koloni
Elevasi
Bentuk koloni
Bentuk tepi
Pengamatan
Bentuk permukaan
Warna koloni
Bau khas
Radial furro
Growing zone
Zonation
Exudates drops
Reserve of koloni
Elevasi
Bentuk koloni
Bentuk tepi
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
Metode Tusuk
Kapas
Putih kapas
Ada
Ada
Tidak ada
1,5 cm
Tidak Ada
Berlapis lapis
Unbonate
Circular, filamentous
Serrate
Metode Gores
Kapas
Putih kapas
Ada
Tidak Ada
Tidak ada
0,5 cm
Tidak Ada
Berlapis lapis
Raised
Irregular
Lobate
15
Secara umum fungi atau jamur dapat dibagi menjadi dua kelompok
berdasarkan atas tipe selnya yaitu,fungi bersifat uniselluler yang biasa
disebut khamir dan fungi bersifat multiselluler yang biasa disebut kapang.
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan
pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya
yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan
berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai
warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus
(jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut
hifa (tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut
miselium ( tunggal = mycelium, Jamak = mycelia).
Khamir (yeast) adalah fungi bersel satu yang mikroskopik,
beberapa
generasi
ada
yang
membentuk
miselium
dengan
16
17
medium ini merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis
sebab terdiri dari bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia;
berdasarkan
konsistensinya
merupakan
medium
padat
karena
karena
kertas
saring
dapat
menyerap
gliserol
sehingga
18
bentuk tepi serrate. Pada metode tuang dari sampel nasi biakan murni
dari jamur mempunyai bentuk kapas, koloninya putih kapas, memiliki bau
yang khas, tidak mempunyai radial forrow, tidak mempunyai growing zona,
zonation 0,5 cm, tidak mempunyai exudate drops, mempunyai referse of
coloni berlapis- lapis, elevasi raised, bentuk koloni irregular, dan bentuk
tepi lobate.
Sedangkan secara mikroskopis secara langsung dan tidak
langsung
diperoleh
adanya
sporangifor,
sporangium
dan
rhizoid.,konidia,dan vesikel.
Adapun yang diamati pada pengamatan secara makroskopik yaitu
tidak memiliki titik pusat permukaan (radial furrow), daerah pertumbuhan
(growing zone), dan tidak memiliki referse of coloni, memiliki titik cair-cair
pada permukaan (exudates drops) dan zonation. Miselium (kumpulan dari
benang atau hifa), konidia (sel hasil dari reproduksi aseksual/spora non
motil yang terbentuk bukan karena pembelahan sitoplasma), spora (alat
perkembangbiakan kapang/struktur yang sangat ringan yang mudah
menyebar kemana-mana terletak pada
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Secara mikroskopik singkong berjamur memiliki sporangiofor,
spora, sporangium,konidia, konidiofor,vesikel dan rizofil.
Secara makroskopik dilakukan dengan menggunakan sampel
nasi metode tusuk dari sampel nasi biakan murni dari jamur mempunyai
bentuk
kapas,
koloninya
putih
kapas,
forrow, tidak
memiliki
mempunyai
bau
yang
growing
zona,
bau
yang
khas, tidak
mempunyai radial
forrow,
tidak
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
20
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. DEPKES RI:
Jakarta
Dwidjoseputro.2005.
Djambatan.
Dasar
dasar
Mikrobiologi.
Jakarta
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
21
LAMPIRAN
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
LABORATORIUM
LABORATORIUM
FAKULTAS MIKROBIOLOGI
FARMASI
MIKROBIOLOGI FAKULTAS
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS
MUSLIM
FARMASI
UNIVERSITAS
MUSLIM
INDONESIA
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
INDONESIA
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
MARDINA H. HALIK
ISMAIL ,S. Farm., M. Sc
150 2015 0149
22