PUSKESMAS
INTOLERANSI MAKANAN
No. Dokumen : -.../././2015
No. Revisi
:0
Tanggal Terbit : 01 Desember 2015
Halaman
: 1/2
DR. ABRAHAM
BABADAN
REZA
KAUTSAR,
M.Kes.
NIP : 19670720
1 Pengertian
Intoleransi
akbibat
makanan
reaksi
adalah
tubuh
199803 1 005
gejala-gejala yang terjadi
terhadap
makanan
tertentu.
3 Kebijakan
4 Referensi
5 Prosedur/
Langkahlangkah
MSG, dst
Hasil
Pemeriksaan
(Objective)
Fisik
dan
Penunjang
Sederhana
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan
abdomen, bising usus meningkat dan mungkin terdapat
tanda-tanda dehidrasi.
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium:
fungsi prankeas, asam empedu, toleransi laktosa dan
xylose, absorbsi pankreas, absorbsi B12.
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan penunjang.
Diagnosis Banding
1. Pankreatitis
2. Penyakitt Chrons pada illeum terminalis
3. Sprue Celiac
4. Penyakit whipple
5. Amiloidosis
6. Defisiensi laktase
7. Sindrom Zollinger-Ellison
8. Gangguan paska gasterektomi, reseksi usus halus atau
kolon
Komplikasi: dehidrasi
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
a. Pembatasan nutrisi tertentu
b. Suplemen vitamin dan mineral
c. Suplemen enzim pencernaan
Rencana Tindak Lanjut
Setelah gejala menghilang, makanan yang dicurigai
diberikan kembali untuk melihat reaksi yang terjadi. Hal
ini bertujuan untuk memperoleh penyebab intoleransi.
Konseling & Edukasi
1. Keluarga ikut membantu dalam hal pembatasan nutrisi
tertentu pada pasien.
2. Keluarga
juga
pengobatan.
mengamati
keadaaan
pasien
selama
Kriteria Rujukan
Perlu dilakukan konsultasi ke spesialis penyakit bila
keluhan tidak menghilang walaupun tanpa terpapar.
Prognosis
Pada umumnya, prognosis tidak mengancam jiwa, namun
fungsionam dan sanationamnya adalah dubia ad bonam
karena tergantung pada paparan terhadap makanan
penyebab.
6 Unit Terkait
7 Diagram
Alir/Flow chart
Halaman
Yang dirubah
SOP
PUSKESMAS
Diberlakukan
Tgl.
Perubahan
ALERGI MAKANAN
No. Dokumen : -.../././2015
No. Revisi
:0
Tanggal Terbit : 01 Desember 2015
Halaman
: 1/2
DR. ABRAHAM
BABADAN
REZA
KAUTSAR,
M.Kes.
NIP : 19670720
1. Pengertian
199803 1 005
Alergi makanan adalah suatu respons normal terhadap
makanan yang dicetuskan oleh suatu reaksi yang spesifik
didalam suatu sistem imun dan diekspresikan dalam
berbagai gejala yang muncul dalam hitungan menit setelah
makanan masuk; namun gejala dapat muncul hingga
beberapa jam kemudian.
- Berbagai rekasi lainnya bukan termasuk alergi diantara
intoleransi makanan seperti laktosa atau susu, keracunan
makanan, reaksi toksik.
- Kebanyakan reaksi hipersensitivitas disebabkan oleh susu,
kacang, telur, kedelai, ikan, kerang, gandum.
- Pada
alergi
susu
dan
telur
akan
berkurang
dengan
bahwa
alergi
makanan
dalam
patogenesis
IBD
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/
Langkahlangkah
Keluhan
-
Pada
kulit:
eksim,
urtikaria.
Pada
saluran
Keluhan
pada
saluran
pencernaan:
gejala
tidak
berhubungan
dengan
gejala
gastrointestinal lainnya.
-
ditegakkan
berdasar
anamnesis
dan
pemeriksaan fisik
Diagnosis Banding
Intoksikasi makanan
Komplikasi: Reaksi alergi berat
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Riwayat
reaksi
alergi
berat
atau
anafilaksis:
1. Hindari makanan penyebab
2. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan
3. Gunakan
pemeriksaan
in
vitro
(tes
radioalergosorbent-RAST)
Rujukan pemeriksaan
1. Uji kulit langsung dengan teknik Prick dengan
ekstrak makanan dan cairan kontrol merupakan
metode sederhana dan sensitif mendeteksi antibodi
sel mast spesifik yang berikatan dengan IgE.Hasil
positif (diameter lebih dari 3 mm dari kontrol
mengindikasikan adanya antibodi yang tersensitisasi,
yang juga mengindikasikan adanya alergi makanan
yang dapat dikonfirmasi dengan food challenge).
Uji kulit positif:
a. Hindari makanan yang terlibat secara temporer
b. Lakukan uji terbuka
tersamar ganda
ada
hubungan
Kontraindikasi
dengan
untuk
makanan
tertentu.
dengan
riwayat
pasien
dengan
pencatatan
membantu
dirujuk
provokasi
dan
apabila
pemeriksaan
eliminasi
makanan
uji
kulit,
terjadi
uji
reaksi
anafilaksis
Prognosis
Umumnya prognosis adalah dubia ad bonam bila
medikamentosa disertai dengan perubahan gaya hidup.
6. Unit Terkait
7. Diagram
Alir/Flow chart
8. Rekaman Historis
No
Halaman
Yang dirubah
Perubahan
Diberlakukan
Tgl.
SOP
PUSKESMAS
KERACUNAN MAKANAN
No. Dokumen : -.../././2015
No. Revisi
:0
Tanggal Terbit : 01 Desember 2015
Halaman
: 1/2
DR. ABRAHAM
BABADAN
REZA
KAUTSAR,
M.Kes.
NIP : 19670720
1. Pengertian
Keracunan
makanan
merupakan
199803 1 005
suatu
kondisi
Dapat
melakukan
diagnosis
kerja
dan
4. Referensi
5. Prosedur/
Hasil Anamnesis(Subjective)
Langkah-
Keluhan
langkah
kram
otot
perut;
menunjukkan
hilangnya
Pemeriksaan
Fisik
dan
penunjang
sederhana(Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan fisik harus difokuskan untuk menilai
keparahan dehidrasi.
2. Diare, dehidrasi, dengan tandatanda tekanan darah
turun, nadi cepat, mulut kering, penurunan keringat,
dan penurunan output urin.
3. Nyeri tekan perut, bising usus meningkat atau
melemah
Pemeriksaan Penunjang
1. Lakukanpemeriksaan
mikroskopis
darifeses
self-limiting,
pengobatan
khusus
tidak
Obat
absorben
(misalnya,
kaopectate,
bila
diare
tidak
segera
berhenti.
Diphenoxylate
dengan
atropin
(Lomotil)
tersedia
ke
layanan
sekunder
dengan
spesialis
umumnya
bila
pasien
tidak
mengalami
8. Rekaman Historis
No
Halaman
Yang dirubah
Perubahan
Diberlakukan
Tgl.
DR. ABRAHAM
BABADAN
REZA
KAUTSAR,
M.Kes.
NIP : 19670720
1. Pengertian
199803 1 005
Penyakit cacing tambang adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh infestasi parasit Necator americanus dan
Ancylostoma
duodenale.Hospes
parasit
ini
adalah
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/
Hasil Anamnesis(Subjective)
Langkah-
Keluhan
langkah
berlanjut
sehingga
menimbulkan
banyak
Pemeriksaan
Fisik
dan
Penunjang
Sederhana(Objective)
Gejala
dan
tanda
klinis
infestasi
cacing
tambang
Pemeriksaan Fisik
1. Konjungtiva pucat
2. Perubahan pada kulit (telapak kaki) bila banyak
larva yang menembus kulit, disebut sebagai ground
itch.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopikpada tinja segar ditemukan
telur dan atau larva.
Penegakan Diagnostik(Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
pengetahuan
kepada
masyarakat
akan
keluarga
memiliki
jamban
keluarga.
2) Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
3) Menggunakan alas kaki, terutama saat berkontak
dengan tanah.
2. Farmakologis
1) Pemberian pirantel pamoat selama 3 hari, atau
2) Mebendazole 500mg dosis tunggal atau 100mg, 2x
sehari, selama 3 hari, atau
3) Albendazole 400mg, dosis tunggal, tidak diberikan
pada wanita hamil.
4) Sulfasferosus
Konseling dan Edukasi
Memberikan
informasi
mengenai pentingnya
kepada
menjaga
pasiendan
kebersihan
keluarga
diri
dan
Sehingga
menimbulkan
kotoran
pencemaran
manusia
pada
tanah
tidak
disekitar
alas
kaki
saat
berkontak
dengan
Prognosis
Penyakit ini umumnya memiliki prognosis bonam, jarang
menimbulkan kondisi klinis yang berat, kecuali terjadi
perdarahan dalam waktu yang lama sehingga terjadi
anemia.
Unit terkait proses kerja tersebut
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja
6. Unit Terkait
7. Diagram
Alir/Flow chart
8. Rekaman Historis
No
Halaman
Yang dirubah
Perubahan
Diberlakukan
Tgl.
SOP
PUSKESMAS
ASKARIASIS
No. Dokumen : -.../././2015
No. Revisi
:0
Tanggal Terbit : 01 Desember 2015
Halaman
: 1/2
DR. ABRAHAM
BABADAN
REZA
KAUTSAR,
M.Kes.
NIP : 19670720
1. Pengertian
199803 1 005
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendiagnose dan
melakukan perawatan pasien dengan Askariasis.
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/
Langkahlangkah
3) Gambaran Klinis
Infeksi cacing gelang di usus besar gejalanya tidak jelas.
Pada infeksi masif dapat terjadi gangguan saluran cerna
yang serius antara lain obstruksi total saluran cerna.
Cacing gelang dapat bermigrasi ke organ tubuh lainnya
misalnya saluran empedu dan menyumbat lumen sehingga
berakibat fatal.
Telur cacing menetas di usus menjadi larva yang kemudian
menembus dinding usus, masuk ke aliran darah lalu ke
paru dan menimbulkan gejala seperti batuk,bersin,
demam, eosinofilia, dan pneumonitis askaris. Larva
menjadi cacing dewasa di usus dalam waktu 2 bulan.
Cacing dewasa di usus akan menyebabkan gejala khas
saluran cerna seperti tidak napsu makan, mual dan
muntah
Bila cacing masuk ke salura n maka dapat menyebabkan
obstruksi . Bila menembus dapat menyebabkan infeksi
berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi
sehingga memperberat keadaan malnutrisi. Sering kali
infeksi ini baru diketahui setelahcacing keluar spontan
bersama tinja atau dimuntahkan.
Bila cacing dalam jumlah besar menggumpal dalam usus
dapat terjadi obstruksi usus (ileus), yang merupakan
kedaruratan dan penderita perlu dirujuk ke rumah sakit.
2. Penatalaksanaan pengobatan
1) Pirantel pamoat 10 mg/kgBB dosis tunggal
2) Mebendazol 500 mg dosis tunggal (sekali saja) atau 100 mg
2 x sehari selama tiga hari berturut-turut
3) Albendazol 400 mg dosis tunggal (sekali saja), tetapi tidak
boleh digunakan selama hamil.
3. Tindakan keperawatan
1) Pengobatan masal 6 bulan sekali di daerah endemik atau
di daerah yang rawan askariasis.
2) Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik, hygiene
keluarga dan hygiene pribadi seperti:
a. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
b. Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak
makan, tangan dicuci terlebih dahulu dengan
menggunakan sabun.
c. Sayuran segar (mentah) yang akan dimakan sebagai
lalapan, harus dicuci bersih dan disiram lagi dengan air
hangat karena telur cacing Ascaris dapat hidup dalam
tanah selama bertahun-tahun.
d. Buang air besar di jamban, tidak di kali atau di kebun.
e. Bila pasien menderita beberapa spesies cacing, askariasis
harus diterapi lebih dahulu dengan pirantel pamoat.
4. Tindak Lanjut
Dirujuk bila perlu
6. Unit Terkait
7. Diagram
Alir/Flow chart
8. Rekaman Historis
No
Halaman
Yang dirubah
SOP
PUSKESMAS
Perubahan
Diberlakukan
Tgl.
SKISTOSOMIASIS
No. Dokumen : -.../././2015
No. Revisi
:0
Tanggal Terbit : 01 Desember 2015
Halaman
: 1/2
DR. ABRAHAM
BABADAN
REZA
KAUTSAR,
M.Kes.
NIP : 19670720
1. Pengertian
199803 1 005
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendiagnose dan
melakukan perawatan pasien dengan Askariasis.
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/
Langkahlangkah
Hasil Anamnesis(Subjective)
Keluhan
1. Pada fase akut, pasien biasanya datang dengan keluhan
demam, nyeri kepala, nyeri tungkai, urtikaria, bronchitis,
nyeri
abdominal.Biasanya
terdapat
riwayat
terpapar
perut,
kuning
pada
oleh
hepatosplenic
kulit
dan
mata
skistosomiasisyang
Pemeriksaan
Fisik
dan
sederhana(Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Pada skistosomiasisakut dapat ditemukan:
1) Limfadenopati
2) Hepatosplenomegaly
3) Gatal pada kulit
4) Demam
5) Urtikaria
penunjang
portal
dengan
distensi
abdomen,
hepatosplenomegaly
2) Gagal ginjal dengan anemia dan hipertensi
3) Gagal jantung dengan gagal jantung kanan
4) Intestinal polyposis
5) Ikterus
Pemeriksaan Penunjang
Penemuan telur cacing pada spesimen tinja dan pada
sedimen urin
Penegakan Diagnostik (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisis
dan juga penemuan telur cacing pada pemeriksaan tinja
dan juga sedimen urine
Komplikasi
1.Gagal ginjal
2.Gagal jantung
setelah
meningkatkan
sampai
efektifitas
minggu
pengobatan.
dapat
Pemberian
Dosis Prazikuantel
40
mg/kg badan per hari oral dan dibagi dalam dua dosis
perhari
S. japonicum, S. mekongi 60 mg/kg berat badan per hari
oral dan dibagi dalam tiga dosis perhari
Rencana Tindak Lanjut
1.Setelah
minggu
dapat
dilakukan
pengulangan
pengobatan.
2.Pada
pasien
dengan
telur
cacing
positif
dapat
6. Unit Terkait
7. Diagram
Alir/Flow chart
8. Rekaman Historis
No
Halaman
Yang dirubah
Perubahan
Diberlakukan
Tgl.
SOP
PUSKESMAS
TEANIASIS
No. Dokumen : -.../././2015
No. Revisi
:0
Tanggal Terbit : 01 Desember 2015
Halaman
: 1/2
BABADAN
DR. ABRAHAM
REZA
KAUTSAR,
M.Kes.
NIP : 19670720
1. Pengertian
Taeniasis
adalah
penyakit
zoonosis
199803 1 005
parasiter yang
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/
Hasil Anamnesis(Subjective)
Langkah-
Keluhan
langkah
kasus
tidak
menunjukkan
gejala
daging
yang
dimasak
setengah
Pemeriksaan
Fisik
dan
penunjang
sederhana(Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan tanda vital.
2. Pemeriksaan generalis: nyeri ulu hati, ileus juga
dapat terjadi jika strobila cacing membuat obstruksi
usus.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan
laboratorium
mikroskopik
dengan
laboratorium
darah
tepi:
dapat
menjaga
kebersihan
diri
dan
6. Unit Terkait
7. Diagram
Alir/Flow chart
8. Rekaman Historis
No
Halaman
Yang dirubah
Perubahan
Diberlakukan
Tgl.
SOP
PUSKESMAS
BABADAN
HEPATITIS A
No. Dokumen : -.../././2015
No. Revisi
:0
Tanggal Terbit : 01 Desember 2015
Halaman
: 1/2
DR. ABRAHAM
REZA
KAUTSAR,
M.Kes.
NIP : 19670720
199803 1 005
1. Pengertian
2. Tujuan
5. Kebijakan
6. Referensi
9. Prosedur/
Langkahlangkah
Keluhan
1. Demam
2. Mata dan kulit kuning
3. Penurunan nafsu makan
4. Nyeri otot dan sendi
5. Lemah,letih,lesu.
6. Mual,muntah
7. Warna urine seperti teh
8. Tinja seperti dempul
Faktor Risiko:
Sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang
kurang terjaga sanitasinya. Menggunakan alat makan
dan minum dari penderita hepatitis.
Hasil
pemeriksaan
fisik
dan
(Objective)
Pemeriksaan Fisik
9. Febris,
10.
11.
Hepatomegali,
12.
penunjang
sederhana
13.
Pemeriksaan Penunjang
14.
15.
Penegakan Diagnostik(Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
bila
demam;
ibuprofen
2x400mg/hari.
Prognosis
Prognosis umumnya adalah bonam.
10.
11.
Unit Terkait
Diagram
Alir/Flow chart
12.
No
Rekaman Historis
Halaman
Yang dirubah
Perubahan
Diberlakukan
Tgl.
BABADAN
DR. ABRAHAM
REZA
KAUTSAR,
M.Kes.
NIP : 19670720
1. Pengertian
199803 1 005
Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan
2. Tujuan
3. Kebijakan
4. Referensi
5. Prosedur/
Langkahlangkah
1. Memahami Penyakit
1) Definisi
Dysentri Amoeba adalah penyakit infeksi usus besar
yang disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica (
E.histolytica ) yang jika tidak diobati akan menjalar
keluar usus dan menyebabkan amubiasis ekstra
intestinal
2) Penyebab
Entamoeba histolytica
3) Gambaran Klinis
a. Carrier (tidak menunjukkan gejala klinis)
b. Amoebiasis ringan
Sindroma dysentri yaitu tinja berlendir dan berdarah,
hari
Dosis anak-anak: 50 mg/kg BB 3 x sehari selama 7
10 hari
2) Untuk Amoebiasis ekstra intestinal perlu di rujuk
3. Tindakan Perawatan
1) Observasi tanda tanda vital serta tanda-tanda yang
memperberat dehidrasi
2) Observasi intake dan output
3) Anjurkan banyak minum
4) Kolaborasi tim medis dalam
pemberian
antibiotik,
analgetik
6. Unit Terkait
7. Diagram
Alir/Flow chart
8. Rekaman Historis
No
Halaman
Yang dirubah
Perubahan
Diberlakukan
Tgl.
SOP
PUSKESMAS
HEMOROID GRADE 1 - 2
No. Dokumen : -.../././2015
No. Revisi
:0
Tanggal Terbit : 01 Desember 2015
Halaman
: 1/2
BABADAN
DR. ABRAHAM
REZA
KAUTSAR,
M.Kes.
NIP : 19670720
1. Pengertian
199803 1 005
Hemoroid adalah pelebaran vena-vena didalam pleksus
hemoroidalis
2. Tujuan
Dapat
melakukan
diagnosis
kerja
dan
5. Prosedur/
Hasil Anamnesis(Subjective)
Langkah-
Keluhan
langkah
anemia
(seperti
pusing,
lemah,
pucat,dll).
Faktor Risiko
1. Penuaan
2. Lemahnya dinding pembuluh darah
3. Wanita hamil
4. Konstipasi
5. Konsumsi makanan rendah serat
6. Peningkatan tekanan intraabdomen
7. Batuk kronik
8. Sering mengedan
9. Penggunaan toilet yang berlama-lama (misal : duduk
dalam waktu yang lama di toilet)
Hasil
Pemeriksaan
Fisik
dan
penunjang
sederhana(Objective)
Pemeriksaan Fisik
1. Periksa tanda-tanda anemia.
2. Pemeriksaan status lokalis
1) Inspeksi:
a. Hemoroid
derajat
1,
biasanya
tidak
darah
rutin,
bertujuan
untuk
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
internal,
yang
berasal
dari
bagian
pada
saat
pemeriksaan
tetapi
dapat
dilapisi
oleh
epitel
mukosa
yang
telah
Diagnosis Banding
1. Kondiloma Akuminata
2. Proktitis
3. Rektal prolaps
Penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Hemoroid Internal:
1. Hemoroid grade 1
Dilakukan terapi konservatif medis dan menghindari
obat-obat anti-inflamasi non-steroid, serta makanan
pedas atau berlemak.
2. Hemoroid grade 2 dan 3
Pada awalnya diobati dengan prosedur pembedahan.
3. Hemoroid grade 3 dan 4 dengan gejala sangat jelas
Penatalaksaan terbaik adalah tindakan pembedahan
hemorrhoidectomy.
4. Hemoroid grade 4
Hemoroid grade 4 atau dengan jaringan inkarserata
membutuhkan
konsultasi
dan
penatalaksanaan
hemorrhoid
umumnya
melakukkan
eksisi.
eksternal
merespon
Tindakan
Hemoroid
baik
ini
hanya
dengan
dapat
edukasi
kepada
pencegahan
hemoroid.
pasien
Pencegahan
sebagai
upaya
hemoroid
dapat
ditahan
karena
akan
memperkeras
feses.
Hindari mengedan
Kriteria Rujukan
Jika dalam pemeriksaan diperkirakan sudah memasuki
grade 2-3-4.
Prognosis
Alir/Flow chart
8. Rekaman Historis
No
Halaman
Yang dirubah
SOP
PUSKESMAS
Perubahan
Diberlakukan
Tgl.
BABADAN
DR. ABRAHAM
REZA
KAUTSAR,
M.Kes.
NIP : 19670720
9. Pengertian
199803 1 005
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu masalah
kesehatan akut yang sering terjadi pada perempuan.
Masalah infeksi saluran kemih tersering adalah sistitis
akut, sistitis kronik, dan uretritis. Sebagai tambahan,
pielonefritis diklasifikasikan sebagai kasus komplikasi.
10.
Tujuan
Dapat
melakukan
diagnosis
kerja
dan
Kebijakan
12.
Referensi
13.
Prosedur/
Langkah-
langkah
Keluhan
Demam, susah buang air kecil, nyeri saat diakhir BAK
(disuria terminal), sering BAK (polakisuria), nokturia,
anyang-anyangan, nyeri pinggang dan nyeri suprapubik.
Faktor Risiko
Riwayat
diabetes
melitus,
riwayat
kencing
batu
Demam
Flank
belakang/costovertebral angle)
Nyeri tekan suprapubik
pain
(Nyeri
ketok
pinggang
Pemeriksaan Penunjang
-
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis,
Recurrent cystitis
Urethritis
Pyelonefritis
Infeksi Saluran Kemih berkomplikasi
Bacterial asymptomatic
ISK rekuren
Komplikasi
-
Gagal ginjal
Sepsis
Inkotinensia urine
ISK berulang atau kronik kekambuhan
ginjal normal.
Menjaga higienitas genitalia eksterna
Pemberian antibiotik golongan
flurokuinolon
dengan durasi 7-10 hari pada perempuan dan 1014 hari pada laki-laki.
saluran
kemih
dan
hal-hal
yang
perlu
faktor
risiko
tentang
penyebab
dan
kemih,
saluran
Kriteria Rujukan
Jika ditemukan komplikasi dari ISK maka dilakukan ke
layanan kesehatan sekunder (spesialis penyakit dalam)
Prognosis
Prognosis pada umumnya baik, kecuali bila
14.
15.
Unit Terkait
Diagram
Alir/Flow chart
16.
No
Rekaman Historis
Halaman
Yang dirubah
Perubahan
Diberlakukan
Tgl.