Gravimetri
Penentuan Kalsium Dari Batu Kapur
Rusnawati Ruslan
441413030
Kelas kimia B
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
A. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami dan menguasai teori analisis gravimetri
B. Dasar Teori
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur
atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri
meliputi transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera
diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat
dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur atau senyawa
yang dikandung. Pada prakteknya metode pengendapan dan metode penguapan
adalah yang terpenting. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama,
adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor
pengoreksi dapat digunakan.
(Christian.
Analisis
Gravimetri,
http://christianthp2010.wordpress.com/2012/04/25/
analisis-gravimetri/)
Cara gravimetri pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara-cara yaitu
yang pertama, gravimetri cara penguapan, misalnya untuk menentukan kadar air,
(air kristal atau air yang ada dalam suatu spesies). Kedua yaitu gravimetri
elektrolisa, zat yang dianalisa di tempatkan di dalam sel elektrolisa. Setelah
dilakukan elektrolisa, maka logam yang mengendap pada katoda selanjutnya
dapat ditimbang. Ketiga yaitu gravimetri metode pengendapan menggunakan
pereaksi yang akan menghasilkan endapan dengan zat yang dianalisa sehingga
mudah untuk di pisahkan dengan cara penyaringan. Misalmya Ag+ diendapkan
sebagai AgCl. Ion besi (Fe3+) diendapkan sebagai Fe(OH)3 yang setelah
dipisahkan, dipijarkan dan ditimbang sebagai Fe2O3.
(Astin P. Lukum. 2009. Bahan ajar dasar-dasar kimia
analitik. Gorontalo : UNG, hal. 73-74)
Analisis gravimetri dapat berlangsung baik, jika persyaratan berikut dapat
terpenuhi yaitu, komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara
sempurna (sisa analit yang tertinggal dalam larutan harus cukup kecil, sehingga
dapat diabaikan), endapan yang dihasilkan stabil dan sukar larut. Selanjutnya,
endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dari larutan
(dengan penyaringan). Kemudian, endapan yang ditimbang harus mempunyai
susunan stoikiometrik tertentu (dapat diubah menjadi sistem senyawa tertentu)
dan harus bersifat murni atau dapat dimurnikan lebih lanjut.
(Annisa.Syabatini,Gravimetri,
http://annisanfushie.wordpress.com/2009/01/04/gra
vimetri/)
Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian
yang baik. Umumnya reaksi kimia tidak dalam ukuran besar seperti kilogram,
namun dalam satuan yang lebih kecil seperti gram dan miligram. Timbangan yang
dipergunakan memiliki ketelitian yang tinggi atau kepekaan yang tinggi dan
disebut dengan neraca analitik atau analytical balance. Dalam melakukan analisis
dengan teknik gravimetrik, kemudahan atau kesukaran dari suatu zat untuk
membentuk endapan dapat diketahui dengan melihat kelarutannya atau melihat
harga dari hasil kali kelarutan yaitu Ksp. Jika harga Ksp suatu zat kecil maka kita
dapat mengetahui bahwa zat tersebut sangat mudah membentuk endapan. Ingat
definisi kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut adalah jumlah zat tersebut
sebanyak-banyaknya yang dapat larut dalam pelarut pada suhu tertentu sehingga
larutan tepat jenuh.
(Siska Apriyo Annita, Analisis Gravimetri, http://sis
kaapriyoannita.wordpress.com/2012/06/16/analisis
-gravimetri/)
Paling sering sampel diendapkan dalam bentuk larutan oleh reagen, dan
setelah melalui pemisahan dan pengeringan kemudian ditimbang. Ada beberapa
yang dapat menguap. Endapan harus dilarutkan dengan air (atau pelarut lainnya)
untuk meminimalisir kehilangan dalam jumlah yang banyak, mudah untuk
disaring dan dicuci, dan konstan setelah pengeringan dan pemijaran. Dalam hal ini
terdapat parameter yang dapat digunakan yaitu hasil kali kelarutan dari campuran
yang dihasilkan dari analit. Misalnya untuk endapan SO42 dengan Ba2+, hasil kali
kelarutan (Ksp) untuk BaSO4 adalah Ksp = [Ba2+] [SO42] = 1.3 1010 untuk
larutan yang jenuh.
(Ulrich
J.
Analytical
Krull,
Michael Thompson.
Chemistry.
Toronto:
2000.
Universitas
Toronto, hal.545)
2.1 Stoikiometri
Dalam prosedur gravimetri yang biasa suatu endapan ditimbang dan dari
hasil ini berat analit dalam contoh dihitung. Presentase analit A adalah:
%A=
Berat A
x 100 %
Berat Sampel
Untuk menghitung berat analit dari berat endapan sering diperlukan suatu faktor
gravimetri. Faktor ini didefinisikan sebagai jumlah gram analit dalam g (atau
ekivalen dari 1 g) dari endapan. Perkalian berat endapan P dengan faktor
gravimetri memberikan jumlah gram analit dalam contoh: Berat A = berat P x
faktor gravimetri, maka:
%A=
Faktor gravimetri memang timbul jika cara mol digunakan untuk memecahkan
soal stoikiomeri.
(Underwood. 1988. Analisa kimia kuantitatif.
Jakarta : Erlangga, hal.74)
Contoh Soal :
0,4531 gram sampel garam klorida dilarutkan dalam air, kemudian
ditambahkan larutan perak nitrat (AgNO3) berlebih untuk mengendapakan seluruh
kloridanya sebagai endapan perak klorida. Setelah disaring dan dicuci, perak
klorida yang dihasilkan adalah 0,6650 gram. Tentukkan presentase klorida (Cl-)
dalam sampel.
Penyelesaian :
Reaksi pengendapan : Ag+ + Cl- AgCl (s)
Faktor gravimetri
% Cl =
Ar (Cl-) : Mr (AgCl)
35,45 : 143,32
0,25
0,6650 gr x 0,25
x 100 %
0,4531
= 36,69 %
Bentuk endapan
Cl
AgCl
Ar-Cl : Mr-AgCl
BaSO4
Ar-S : Mr-BaSO4
SO3
BaSO4
Mr-SO3 : Mr-BaSO4
Fe
Fe2O3
Fe3O4
Fe2O3
MgO
Mg2P2O7
P2O5
Mg2P2O7
Cr2O3
PbCrO4
K2PtCl6
Ar-K : Mr-K2PtCl6
merupakan
bagian
penting
dalam
mengaplikasikan
metode
gravimetri.
(Astin P. Lukum. 2009. Bahan ajar dasar-dasar
kimia analitik Gorontalo : UNG, hal. 75-76)
2.2 Kesalahan dalam gravimetri
Kesalahan dalam gravimetri dibagi menjadi dua yaitu endapan yang tidak
sempurna dari ion yang diinginkan dalam cuplikan, gagal memperoleh endapan
murni dengan komposisi tertentu untuk penimbangan. Kesalahan ini disebabkan
oleh peptisasi (proses dimana koloid yang menggumpal atau meng-koagulasi larut
kembali menjadi partikel partikel dalam keadaan terdispersi), kopresipitasi
(proses di-mana biasanya komponen komponen dari larutan terbawa oleh
endapan atau ikut mengendap ) dari ion-ion pengotor, postpresipitasi (pengotor
akan menempel pada permukaan endapan dan harus cepat dipisahkan dengan cara
dekantasi) zat yang agak larut, kurang sempurna pencucian, kurang sempurna
pemijaran, pemijaran berlebih sehingga sebagian endapan mengurai, reduksi dari
karbon pada kertas saring, tidak sempurna pembakaran, penyerapan air atau
karbondioksida oleh endapan.
(Devhy.vhy, Gravimetri, http://www.slideshare.net/d
evhyvhy/gravimetri-20242786)
2.3 Proses Pengendapan Dalam Analisis Gravimetri
Partikel hasil proses pengendapan ditentukan oleh proses nukleasi dan
pembentukan nukleus. Dalam analisa gravimetri harus selalu diupayakan agar
didapat endapan yang murni dan partikel-partikelnya cukup besar sehingga mudah
disaring dan dicuci. Pembentukan partikel endapan terjadi dalam larutan yang
lewat jenuh. Langkah pertama terjadi partikel-partikel nukleus. Kation dan anion
dalam larutan bertambah dengan nukleus-nukleus itu dan melekat pada
No
.
Nama alat
Gambar
Fungsi Alat
Pipet Tetes
Tabung reaksi
Sebagai
wadah
menguji
filtrat
analisis kualitatif.
Cawan petri
Gelas piala
Sebagai
tempat
untuk
melarutkan zat yang tidak
butuh ketelitian tinggi.
Botol Reagen
Sebagai
wadah/tempat
untuk reagen yang akan
digunakan.
Erlenmeyer
Batang
pengaduk
untuk
secara
Kertas saring
Corong biasa
Untuk menyaring
kimia.
10
Oven
11
Neraca
analitik
12
Eksikator
13
Penangas
cairan
2. Bahan
No
.
1
Nama
Bahan
Sifat fisik
HCl
Sifat Kimia
merangsang.
Dapat larut dalam alkali
hidroksida, kloroform, dan
eter.
Merupakan oksidator kuat.
Warna putih
Massa molar 124.1 g mol1
Asam kuat
Oksidator
Tidak berwarna
Tidak berbau
Tidak berasa
Tidak aromatis
Padatan kristal
Padatan/serbuk putih
Keasaman (pKa) 9,0
2
3
(NH4)2C2O
4
HNO3
AgNO3
Batu
kapur
D. Prosedur Kerja
dan
CaCO3
Menimbang dengan teliti senyak 0,2000 g
Melarutkan dengan HCl encer hingga contoh larut sempurna
Filtrat
Residu
mencuci sampai bebas dari klor dan sulfat ( melakukan tes kualitatif)
Memanskan dalam oven dengan suhu 100-110 C selama 30 jam
Mendinginkan pada eksikator selama 15 menit
Menimbang menggunkan neraca analitik
Mengulangi kembali langkah awal sampai akhir hingga diperoleh berat yang Ko
Endapan Ca 0,27 g
0.002
E. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
1 Hasil Pengamatan
Perlakuan
-
Menghaluskan
dan
Hasil Pengamatan
menimbang
neraca analitik.
Menambahkan HCl sampai larut pada
gelas kimia.
Memanaskan larutan pada penangas
air hingga pada suhu 70-80 C.
Larutan homogen
hingga sempurna.
Memanaskan kembali diatas penangas
air 1 jam.
Menyaring
dengan
menggunakan
Terbentuk
endapan
putih
-
residu
Endapan bebas klor
dan
sulfat
setelah
pencucian ke-10
Endapan kering
menit.
Menimbang endapan dan kertas saring
yang
sudah
didinginkan
dengan
endapan
setelah
didinginkan
adalah
1,20 gram
2. Perhitungan
- Berat contoh
= 0,2 gr
= 1,20 gr
= 1,07 gr
Berat endapan
= 0,27 gr
Faktor gravimetri=
Ar Ca
Mr CaCO 3
40 gram/mol
100 gram/mol
= 0,4
Ca dalam CaCO3=
berat endapan x Fg
x 100
berat sampel
0, 2 7 gram x 0,4
x 100
0,2 gram
= 54 %
F. Pembahasan
Pada percobaan ini, langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang
sampel kapur yang telah dihaluskan sebanyak 0,2 gr. Selanjutnya, sampel kapur
yang telah ditimbang tersebut dilarutkan dengan larutan HCl encer. Hal ini
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum didapatkan berat endapan murni yang
konstan adalah 0,27 gram. Dari hasil perhitungan didapatkan bahwa di dalam
sampel batu kapur mengandung kalsium yang telah ditentukan melalui analisis
metode gravimetri secara pengendapan sebesar 54 %.
Daftar Pustaka