Anda di halaman 1dari 12

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM RANGKA MENDORONG DAYA SAING

UMKM DI PASAR BEBAS ASEAN

Kata Kunci: UMKM, Kebijakan Publik, MEA


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam menghadapai persaingan ekonomi global yang semakin ketat, keterbukaan
pasar dan kerjasama antar negara menjadi sangatlah penting. Kemunculan India dan China
sebagai raksasa ekonomi baru mendorong ASEAN untuk mengembangkan kawasan ekonomi
di Asia Tenggara agar tidak tertekan oleh ekonomi kedua negara tersebut. Menurut data IMF,
di 2015 Gross Domestic Pruduct ASEAN mencakup 5% dari total GDP di seluruh dunia
dengan pertumbuhan rata rata sebesar 5.6% yang menjadikan ASEAN nomor 6 setelah
Inggris, dan diproyeksikan akan terus tumbuh diatas 5% hingga tahun 2020. Kondisi ini
menyebabkan urgensi di antara para negara anggota ASEAN untuk membentuk AEC
(ASEAN economic community) dan mengimplementasikan blueprint AEC di akhir tahun
2015. Salah satunya pokoknya adalah menciptakan kawasan ekonomi terintegrasi dimana
arus barang, modal dan tenaga kerja akan lebih bebas berputar di kawasan ASEAN.
Secara teori, pemberlakuan pasar bebas akan mendorong terjadinya investasi akibat
dari perputaran barang, modal dan tenaga kerja. Arus modal dan tenaga kerja yang masuk
akan meningkatkan produksi barang dan jasa yang keluar. Impor dan ekspor antar pelaku
pasar menjadi meningkat seiring kemudahan regulasi masuknya barang dan jasa, yang pada

akhirnya akan mendorong peningkatan ekonomi. Sisi negatifnya apabila terdapat kesenjangan
kualitas SDM yang terlalu timpang atau pun perbedaan mutu barang dan jasa yang mencolok,
dapat menyebabkan salah satu pihak kalah bersaing dalam perdagangan di pasar.
Indonesia bila dibandingkan negara negara ASEAN lainnya memiliki keunggulan
berupa jumlah Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, dan luas wilayah yang dapat
digunakan sebagai investasi produksi. Hal ini bisa tercermin dari PDB Indonesia yang
tertinggi diantara negara ASEAN lainnya. Dari data Bank Indonesia, Usaha Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan penyumbang porsi PDB yang terbesar. Di tahun 2015 saja
UMKM menyumbang sebesar 57% dari PDB dengan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar
97%. Dari data tersebut, fokus pemerintah yaitu harus dapat meningkatkan potensi UMKM
sebagai penyumbang PDB terbesar dengan kebijakan kebijakan di bidang fiskal maupun
moneter serta menyediakan fasilitas agar UMKM dapat berkembang.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan diberlakukannya kawasan pasar bebas di ASEAN maka peningkatan arus
barang modal dan komoditas menjadi tidak terelakan. Indonesia yang sebagian besar Produk
Domestik Brutonya berasal dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah perlu memaksimalkan
potensi kebijakan publik

dalam mengembangkan UMKM sebagai salah satu alternatif

penyokong perekonomian.
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan paper ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan - kebijakan yang diambil
pemerintah, dan merumuskan kebijakan yang dapat diambil dalam menyokong dan
mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

1.4 Metologi Penelitian


Metologi yang digunakan penulis adalah pendekatan analisa kuantitatif kualitatif
(mixed method). Analisa tersebut juga dikembangkan dengan menggunakan literatur terkait,
serta merujuk dari berbagai sumber antara lain jurnal, buku, dan internet yang dikemukakan
dalam suatu gagasan.
1.5 Landasan Teori
Dalam perekonomian indonesia, terdapat 3 pelaku utama sebagai pilar ekonomi yaitu
Pemerintah, Swasta, dan Koperasi. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan bagian
dari pelaku swasta yang komposisinya dalam pelaku pasar di Indonesia terus tumbuh
sepanjang tahun. Dari pengalaman krisis ekonomi di Indonesia, peran Usaha Kecil dan
Menengah sangatlah penting karena mayoritas tidak tergantung pada modal besar dan mata
uang asing.
UMKM ini diatur dalam UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah. Klasifikasi Usaha menurut Undang Undang tersebut adalah sebagai berikut:

Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp 300.000.000,00.
Usaha Kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 sampai dengan paling
banyak Rp 500.000.000,00

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau

memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 sampai dengan paling

banyak Rp 2.500.000.000,00.
Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 sampai dengan
paling banyak Rp 50.000.000.000,00.

II. HASIL DAN DISKUSI


2.1 Porsi UMKM Dalam Pasar Indonesia

Sumber : Kementerian Koperasi dan UMKM

Berdasarkan data yang tersedia, porsi unit usaha UMKM di indonesia dibanding dengan
usaha besar adalah sebesar 99.99%, dengan jumlah unit usaha mencapai 57.895.721 unit dan
diproyeksikan akan terus bertambah setiap tahunnya. Dengan jumlah tersebut, UMKM
menyumbang hingga 96% dari total penyerapan tenaga kerja di Indonesia pada tahun 2013.
UMKM di Indonesia juga telah menyumbah setidaknya 57% dari PDB tahun 2013
namun hanya sebesar 14,06% saja porsi UMKM dalam kegiatan ekspor non migas,
selebihnya didominasi oleh usaha besar dengan presentase 85,94%. Angka tersebut mungkin
sudah banyak berubah di tahun 2016 namun dari angka tersebut dapat tercermin bahwa
UMKM belum memiliki porsi dalam pasar ekspor. Bila dibandingkan dengan penerapan
pasar bebas kawasan ASEAN diharapkan pemerintah dapat mendorong angka kontribusi
ekspor dari UMKM.
Selain itu perlu diperhatikan bahwa mayoritas sektor UMKM di indonesia
terkonsentrasi pada sektor primer, contohnya pertanian dan perkebunan berbeda dengan
negara lain, contohnya di singapur dan brunei yang lebih terkonsentrasi pada industri
manufaktur, oleh karena itu pemerintah harus dapat menganalisa secara mendalam potensi
UMKM di sektor primer tersebut.
2.2 Kebijakan dan Peranan Pemerintah dalam Mendorong Perkembangan UMKM
2.2.1 Filosofi 5 Jari dan Pendanaan Perbankan
Dikutip dari Bank Indonesia, dalam upaya pemberdayaan UMKM dapat dianalogikan
seperti 5 jari yaitu:

Jari Jempol menggambarkan peran lembaga keuangan sebagai agen pembangunan,

dan pihak pemberi pinjaman atau kredit kepada UMKM


Jari Telunjuk mewakili Pemerintah dan Bank Indonesia sebagai regulator dibidang

legalitas UMKM dan kebijakan yang mendukung UMKM


Jari Tengah adalah katalisator yang mendukung perbankan dan UMKM

Jari Manis mewakili fasilitator yang berperan mendampingi UMKM dalam hal

pengembangan bisnis maupun pembiayaan


Jari Kelingking mewakili UMKM sebagai pelaku usaha, pembayar pajak, dan
penyerap tenaga kerja

Dari filosofi tersebut, bank indonesia sebagai lembaga pendaanaan telah menunjuk bank bank
tertentu untuk melakukan pendanaan kredit kepada UMKM melalui progam Kredit Usaha
Rakyat (KUR). Data perkembangan net ekspansi kredit perbankan kepada UMKM dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Dari data terlihat bahwa terjadi naik turun net ekspansi kredit perbankan dari tahun 2011
hingga 2014. Dari net ekspansi tersebut porsi terbesarnya difokuskan pada sektor pertanian,
perburuan dan perhutanan serta industri pengolahan. Dalam rentang waktu tersebut net
ekspansi diperkecil untuk kegiatan kegiatan usaha yang belum jelas batasannya, dan jasa
perantara keuangan.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Sedangkan bila dilihat dari baki debet kredit perbankan untuk UMKM dari porsi sektornya,

baki kredit UMKM yang bergerak di bidang perdagangan Besar dan Eceran menjadi debitur
terbesar diikuti industri pengolahan dan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan. Hal ini
menunjukan bahwa sektor perdagangan masih menjadi sektor yang memiliki cakupan kredit
perbankan yang terbesar. Namun begitu diharapkan agar pemerintah dapat memperbesar
cakupan kredit ke sektor pertanian, perburuan dan kehutanan secara sektor tersebut
merupakan penyumbang PDB terbesar diikuti perdagangan.
2.2.2 Masalah Krusial yang diadapi UMKM

Berdasarkan riset dari Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia terdapat


masalah krusial yang dihadapi UMKM di Indonesia. Masalah tersebut dirumuskan dari data
SME policy index, yang dapat dilihat sebagai berikut

Berdasarkan data diatas, bahwa terdapat fokus masalah yang dihadapi UMKM yaitu:
1. Masalah Pendanaan
Akses keuangan UMKM terutama mikro kecil serta usaha startup yang baru
didirikan yang cukup susah didapatkan, pertama karena progam pendanaan yang utama
hanyalah dari perbankan yang ditunjuk serta jumlah pemberian kredit yang masih minim.
Yang kedua adalah masalah persyaratan pengambilan kredit perbankan yang hanya dapat
disalurkan kepada calon debitur yang telah berumur 6 bulan serta memiliki jaminan/agunan.

Kurangnya peran swasta dan tidak adanya teknologi informasi yang mendukung juga
salah satu kendala yang dihadapi di bidang pendanaan. Di bidang ekspor sendiri, pembiayaan
ekspor yang mendukung UMKM hanya berasar dari satu lembaga serta kurangnya
insfratruktur dan SDM yang mendukung kemudahan di bidang pembiayaan ekspor.
2. Masalah Akses Pasar, Perizinan dan Insfrastruktur
Dari segi insfrastruktur, berdasarkan data dari bank dunia indonesia menempati posisi
nomor 63, seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Sumber: Bank Dunia

Berdasarkan data tersebut, insfrastruktur indonesia dibanding negara ASEAN masih


tertinggal dibawah Thailand, Malaysia, dan Singapur. Hal ini harus dijadikan catatan kepada
pemerintah bahwa alokasi anggaran dalam APBN 2015 sebesar 290.3 Triliun dan RAPBN
2016 sebesar 313,5 triliun harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik baiknya, terutama
pembangunan insfrastruktur di bidang logistik serta pendukung distribusi barang dan jasa.
Disisi perizinan, pemerintah telah memberikan kemudahan dalam legalisasi dan
perizinan pendirian UMKM melalui paket kebijakan XII dengan deregulasi perizinan dari 94
tahap menjadi 49 tahap yang diharapkan penerapannya akan merata di seluruh daerah di
indonesia.
Disisi akses pasar, para pengusaha UMKM kurang terpapar dengan informasi yang
maksimal. Progam kemitraan UMKM dan pemanfaatan tehnologi informasi masih belum
dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah padahal menurut data bank dunia Indonesia
merupakan negara dengan pertumbuhan pengguna internet yang sangat pesat.
Data Pertumbuhan Pengguna Internet Indonesia

Sumber: Bank Dunia

Di bidang ekspor sendiri, para pelaku UMKM masih terkendala dengan kualitas dari
barang dan jasa yang ditawarkan dan kurangnya penghubung antara pasar dalam negeri
dengan pasar luar negeri. Kinerja Indonesian Trade Promotion Centre (IPTC) dan Direktorat
Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional perlu lebih di maksimalkan lagi, karena pangsa
pasar ekspor non migas UMKM berdasarkan data tahun 2012 2013 hanya berkisar 14%
hingga 15%.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari berbagai indikator yang dibahas di bab pembahasan, dapat dilihat bahwa prospek
UMKM sebagai penyokong ekonomi di indonesia sangatlah besar. Pasar Bebas ASEAN
merupakan salah satu pintu masuk pemerintah dalam memaksimalkan peran ekonomi
UMKM tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus dapat mengembangkan dan kebijakan
yang bersifat suportif berupa dukungan insfrastruktur maupun legalitas dan pendanaan.
Saran penulis dalam pengambilan fokus kebijakan yang dapat mendorong UMKM
sebagai pilar pokok pendukung perekonomian Indonesia antara lain:
1.
IV. REFERENSI
Bank Indonesia & Lembaga Pengembangan Perbangkan di Indonesia, 2015. Profil Bisnis
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia, 2016. Pemetaan dan Strategi
Peningkatan Daya Saing UMKM dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
2015 dan Pasca MEA 2025
Sudaryanto, Ragimun dan Rahma Rina Wijayanti. 2015. Strategi Pemberdayaan UMKM
Menghadapi Pasar Bebas ASEAN

Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri. 2013. Analisis Peran Lembaga Pembiayaan
Dalam Pengembangan UMKM
M.Z. Abidin.Kebijakan Fiskal dan Peningkatan Peran Ekonomi UMKM
Bank Indonesia (http://bi.go.id)
Badan Pusat Statistik(http://bps.go.id)
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah(http://depkop.go.id)
LPI Bank Dunia (http://lpi.worldbank.org)
http://finansial.bisnis.com/read/20160428/9/542829/paket-kebijakan-xii-perizinan-umkmdipermudah terakhir diakses 2 November 2016
http://www.internetlivestats.com/internet-users-by-country/ terakhir diakses 2 November
2016

Anda mungkin juga menyukai