Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN DESA 2015 DESA ARGOSUKO

KECAMATAN PONCOKUSUMO
KABUPATEN MALANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No 6 tahun 2014 yang dimaksud dengan desa adalah desa
dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut dengan Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa memiliki banyak sekali potensi,
salah satunya dari sisi geografisnya yaitu tanah yang subur, dengan keuntungan tesebut
desa dapat memproduksi banyak sekali komoditi pertanian dan perkebunan yang menjadi
kebutuhan sehari-hari masyarakat, hal tersebut juga sangat menunjang sisi perekonomian
desa yang mendapatkan pemasukan besar dari penjualan hasil-hasil pertanian dan
perkebunan (Richard, 1978). Dengan demikian pembangunan desa sangat penting untuk
dilaksanakan agar ketimpangan pembangunan antara desa dengan kota tidak terjadi
sehingga mengganggu sistem hubungan antara desa dan kota .Pembangunan wilayah
perdesaan dengan menggunakan pendekatan partisipatif membuat pembangunan di wilayah
perdesaan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masayarakat desa. Peran aktif
masyarakat dalam proses pembangunan menjadikan pendekatan pembangunan ini dapat
meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat desa. Dengan meningkatnya rasa
partisipasi terhadap pembangunan desa dan masyarakat semakin berdaya diharapkan
pembangunan nantinya dapat berdampak terhadap pengurangan angka kemiskinan di desa
tersebut.
Wilayah perdesaan merupakan wilayah sentra produksi pertanian. Hasil pertanian di
desa terutama padi yang merupakan makanan pokok kebanyakan masyarakat Indonesia
sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan untuk daerahnya sendiri dan juga ketahanan
pangan secara Nasional. Ketahanan pangan menurut UU No 18 tahun 2012 tentang pangan
adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
I-1

PERENCANAAN DESA 2015 DESA ARGOSUKO


KECAMATAN PONCOKUSUMO
KABUPATEN MALANG
budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Disebutkan juga dalam Peraturan
Pemerintah No 6 tahun 2012 pada Bab 2 pasal 3 mengenai ketersedian pangan bahwa
sumber penyediaan pangan diutamakan berasal dari produksi pangan dalam negeri. Dengan
peraturan tersebut peran desa sebagai pemasok komoditas pangan utama sangatlah besar,
permintaan akan kebutuhan pangan semakin bertambah, hal ini diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan perkapita petani desa. Namun kondisi sebenarnya tidak demikian
sejauh ini kondisi masyarakat desa terutama petani masih terpuruk dalam kemiskinan.
Dukungan pemerintah yang seakan sangat besar jika dilihat dalam Peraturan Pemerintah
No 6 tahun 2012 pada petani desa tidak ada realisasi. Harga pupuk mahal, permasalahan
hama, kurangnya distribusi air untuk irigasi sawah adalah beberapa kendala petani desa.
oleh sebab itu yang melatar belakangi disini adalah bagaimana kemiskinan dan ketahanan
pangan mempengaruhi kondisi masyarakat desa.
Desa Argosuko merupakan salah satu desa pertanian yang ada di Kecamatan
Poncokusumo, Kabupaten Malang. Hal ini ditandai dengan luasnya lahan petanian di Desa
Argosuko dan kebanyakan penduduk desa bekerja sebagai buruh petani. Selain itu dalam
RTRW Kabupaten Malang juga telah ditetapkan bahwa di kawasan Desa Argosuko adalah
daerah pertanian dan juga perkebunan. Desa Argosu memiliki komoditas utama pada
produksi kubis dan tebu, dan juga memiliki komoditas unggulan sebagai ciri khas desa
adalah produksi buah belimbing. Penanaman komoditas pertanian pada Desa Argosuko
sangat dipengaruhi oleh musim. Pananaman komoditas padi kurang diminati oleh petani di
Desa Argosuko karena tidak dapat ditanam pada setiap musim, karena pada musim
kemarau Desa Argosuko selalu kekurangan air untuk irigasi sawah. Sehingga petani Desa
Argosuko lebih memilih untuk menanam kubis dan tabu karena tidak membutuhkan air
setiap harinya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan di Desa Argosuko.
Ketersediaan pangan di Desa Argosuko didapat dari desa lain, tidak dari produksi dalam
desa sendiri.
Desa Argosuko memiliki aksesibilitas yang baik terhadap Desa Poncokusumo
sebagai ibu kota Kecamatan, hanya berjarak 2-3 Km dengan kondisi jalan yang baik. Desa
Argosuko juga memiliki sarana dan prasarana penunjang kehidupan masyarakat desa,
antara lain adanya pasar desa, sarana sekolah, peribadatan, polindes, dan lainnya. Dalam
segi prasarana Desa Argosuko memiliki kondisi jalan utama desa yang baik, dan terdapat
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
I-2

PERENCANAAN DESA 2015 DESA ARGOSUKO


KECAMATAN PONCOKUSUMO
KABUPATEN MALANG
dusun yang sudah menggunakan pipanisasi dalam pendistribusian air bersih ke rumah
warga. Dengan kondisi pengan dan infrastruktur di Desa Argosuko perlu adanya
perencanaan terhadap Desa Argosuko mengenai peningkatan kondisi ketahanan pangan di
Desa Argosuko dan juga perencanaan desa yang sesuai dengan tipologi desa
1.2 Identifikasi Masalah
1

Menurut RTRW Kabupaten Malang, Desa Argosuko termasuk dalam wilayah


atau kawasan pertanian, hal tersebut dapat hal tersebut dikarenakan kondisi
eksisting di Desa Argosuko sebagian besar adalah lahan pertanian, desa argosuko
memiliki luas lahan pertanian sebesar 258,4 Ha dan luas lahan kering seluas
161,1 Ha. Komoditas pertanian terbesar di desa argosuko adalah adalah kubis
dan tebu selain itu desa Argosuko juga memiliki Komoditas utama yaitu
belimbing. Dengan perkembangan ekonomi yang cenderung pada pertanian maka
bisa dimanfaatkan guna memperkuat sektor ketahanan pangan yang berada di

desa Argosuko
Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan mengartikan
ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, merata dan terjangkau. Tetapi tidak menutup kemungkinan masih ada
penduduk di Desa Argosuko yang masih tergolong penduduk pra sejahtera.
Dengan adanya sektor pertanian ini dapat dimanfaatkan guna mengurangi
Tingkat kemiskinan yang ada di desa Argosuko.

1.3

Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah:
1. Bagaimana tipologi Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten
Malang?
2. Bagaimana identifikasi ketahanan pangan dan kemiskinan di Desa Argosuko,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang?
3. Bagaimana arahan rencana spasial yang menunjang ketahanan pangan dalam
mengurangi kemiskinan yang ada di Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang?
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
I-3

PERENCANAAN DESA 2015 DESA ARGOSUKO


KECAMATAN PONCOKUSUMO
KABUPATEN MALANG
1.4 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah:

1.

Untuk mengetahui pengaruh antara ketahanan pangan dan kemiskinan terhadapat


kondisi masyarakat di Desa Argosuko sesuai dengan tipologi Desa yang didapat

2.

pada Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.


Untuk Meningkatkan ketahanan pangan dan mengatasi kemiskinan yang ada di

Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.


3. Menyusun arahan rencana spasial yang menunjang ketahanan pangan di Desa
Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
1.5

Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang akan dibahas meliputi ruang lingkup wilayah, ruang lingkup

waktu dan ruang lingkup materi. Sehingga pembahasan tersebut akan dibahas sebagai
berikut:
1.5.1

Ruang Lingkup Wilayah


Wilayah studi yang akan di survei berada di Desa Argosuko, Kecamatan

Poncokusumo, Kabupaten Malang dengan batas-batas sebagai berikut:


Batas Utara

:Kecamatan Tumpang

Batas Selatan :Desa Ngebruk


Batas Barat
Batas Timur
1.5.2

:Desa Pajaran
:Desa Wonomulyo

Ruang Lingkup Waktu


Waktu yang diperlukan untuk pengerjaan Studio Perencanaan Desa tahun

2015/2016 di wilayah studi Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang


dalam jangka waktu satu semester pada bulan September 2015 hingga Januari 2016.
1.5.3

Ruang Lingkup Materi


Lingkup materi yang akan dibahas dalam survei Studio Perencanaan Desa tahun

2015/2016 seperti kondisi fisik, karakteristik serta potensi dan masalah yang ada di Desa
Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
I-4

PERENCANAAN DESA 2015 DESA ARGOSUKO


KECAMATAN PONCOKUSUMO
KABUPATEN MALANG
1.5.4

Sistematika Pembahasan
Pembahasan mengenai keadaan dari Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo,

Kabupaten Malang dapat dilihat dari sistematika sebagai berikut:


BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab 1 akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup
serta sistematika pembahasan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab II ini akan dibahas mengenai teori-teori yang menunjang mengenai karakteristik
Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang dan berkaitan dengan
potensi serta masalah yang berada di Desa Argosuko.
BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bab III ini akan dibahas mengenai alur pemikiran dan metode penelitian untuk
mendukung dari penelitian di Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten
Malang.
BAB IV: GAMBARAN UMUM
Pada bab IV ini akan dijelaskan mengenai gambaran wilayah studi secara umum meliputi
kondisi fisik, SDA serta kondisi sosial ekonomi di Desa Argosuko, Kecamatan
Poncokusumo, Kabupaten Malang
BAB V: RUNTUTAN KEGIATAN
Pada bab V ini akan menjelaskan mengenai jadwal kegiatan, alur kegiatan, desain survei,
dan rencana kegiatan.

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
I-5

Anda mungkin juga menyukai