KECAMATAN PONCOKUSUMO
KABUPATEN MALANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No 6 tahun 2014 yang dimaksud dengan desa adalah desa
dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut dengan Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa memiliki banyak sekali potensi,
salah satunya dari sisi geografisnya yaitu tanah yang subur, dengan keuntungan tesebut
desa dapat memproduksi banyak sekali komoditi pertanian dan perkebunan yang menjadi
kebutuhan sehari-hari masyarakat, hal tersebut juga sangat menunjang sisi perekonomian
desa yang mendapatkan pemasukan besar dari penjualan hasil-hasil pertanian dan
perkebunan (Richard, 1978). Dengan demikian pembangunan desa sangat penting untuk
dilaksanakan agar ketimpangan pembangunan antara desa dengan kota tidak terjadi
sehingga mengganggu sistem hubungan antara desa dan kota .Pembangunan wilayah
perdesaan dengan menggunakan pendekatan partisipatif membuat pembangunan di wilayah
perdesaan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masayarakat desa. Peran aktif
masyarakat dalam proses pembangunan menjadikan pendekatan pembangunan ini dapat
meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat desa. Dengan meningkatnya rasa
partisipasi terhadap pembangunan desa dan masyarakat semakin berdaya diharapkan
pembangunan nantinya dapat berdampak terhadap pengurangan angka kemiskinan di desa
tersebut.
Wilayah perdesaan merupakan wilayah sentra produksi pertanian. Hasil pertanian di
desa terutama padi yang merupakan makanan pokok kebanyakan masyarakat Indonesia
sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan untuk daerahnya sendiri dan juga ketahanan
pangan secara Nasional. Ketahanan pangan menurut UU No 18 tahun 2012 tentang pangan
adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
I-1
desa Argosuko
Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan mengartikan
ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, merata dan terjangkau. Tetapi tidak menutup kemungkinan masih ada
penduduk di Desa Argosuko yang masih tergolong penduduk pra sejahtera.
Dengan adanya sektor pertanian ini dapat dimanfaatkan guna mengurangi
Tingkat kemiskinan yang ada di desa Argosuko.
1.3
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah:
1. Bagaimana tipologi Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten
Malang?
2. Bagaimana identifikasi ketahanan pangan dan kemiskinan di Desa Argosuko,
Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang?
3. Bagaimana arahan rencana spasial yang menunjang ketahanan pangan dalam
mengurangi kemiskinan yang ada di Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo,
Kabupaten Malang?
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
I-3
1.
2.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang akan dibahas meliputi ruang lingkup wilayah, ruang lingkup
waktu dan ruang lingkup materi. Sehingga pembahasan tersebut akan dibahas sebagai
berikut:
1.5.1
:Kecamatan Tumpang
:Desa Pajaran
:Desa Wonomulyo
2015/2016 seperti kondisi fisik, karakteristik serta potensi dan masalah yang ada di Desa
Argosuko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Sistematika Pembahasan
Pembahasan mengenai keadaan dari Desa Argosuko, Kecamatan Poncokusumo,