01 Pendahuluan PDF
01 Pendahuluan PDF
Panduan
Pelatihan Advokasi
Berbasis Komunikasi Persuasif
Pendekatan Neuro Linguistic Programming (NLP)
Unicef
DAFTAR ISI
Hal.
Kata Pengantar
Tim Penyusun
Daftar Isi
Pendahuluan
Mengapa perlu buku advokasi satu lagi?
Cara mendapat manfaat penuh dari buku panduan ini
Desain pelatihan
Sistematika tiap modul
Metode pelatihan
Fasilitator dan Narasumber
Tata letak dan peralatan ruang pelatihan
Cara memulai pelatihan
Daftar periksa
Cara orang dew asa belajar
Menghadapi situasi sulit
Cara mempertahankan perhatian
Tolok Ukur Kinerja
Modul
Modul 1
Mengawali Pelatihan
Modul 2
Mengelola Perubahan
Modul 3
Modul 4
Modul 5
Modul 6
Permainan Negosiasi
Modul 7
Pembahasan Negosiasi
Modul 8
Modul 9
Modul 10
14
Modul 11
Advokasi Media
23
Modul 12
15
Modul 13
22
Modul 14
Strategi Hearing
Unicef
Modul 15
Simulasi Hearing
10
Modul 16
26
Modul 17
Modul 18
Modul 19
Modul 20
Mengatasi Keberatan
Modul 21
Modul 22
Penutup
Referensi
Lampiran 1 Sekilas NLP
Lampiran 2 Pre Wor kshop Kit
Lampiran 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomer 16/2006 tentang
Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah
Lampiran 4 Artikel: Pembentukan Peraturan Daerah
Lampiran 5 Lembar Evaluasi Pelatihan
Index
Tentang Penulis & Editor
Unicef
PENDAHULUAN
MENGAPA DIPERLUKAN SATU BUKU ADVOKASI LAGI?
Khazanah kepustakaan Indonesia di bidang advokasi sekalipun masih
cukup terbatas, namun sudah cukup beragam. Berbagai literatur tersebut
umumnya lebih mengedepankan mengenai jenis advokasi, alur advokasi dan halhal lain yang perlu dilakukan dalam gerakan advokasi. Buku Panduan Advokasi
ini
akan menjadi
pengisi
ceruk
buku
advokasi
secara
unik,
karena
Ad vokasi
Trafficking
(Perdagangan
manusia,
khususnya
anak
dan
perempuan)
Aplikasi panduan pelatihan advokasi ini untuk wilayah kerja lain seperti
pendidikan, kesehatan reproduksi, HIV/AIDS dan sebagainya juga sangat
Unicef
kepentingan
LSM, Orsos/Ormas
gabungan
peserta
eksekutif
(staf
Pemda)
LSM,
dan
Orsos/Ormas.
3. Mengadvokasi Eksekutif (Bupati atau Walikota) melalui hearing oleh
Unicef
Unicef
mengenai
bahan
bacaan
penunjang
dan
berbagai
lampiran
Untuk mendapatkan manfaat yang sepenuhnya dari panduan ini, fasilitator perlu
memperhatikan hal berikut:
1. Seyogyanya fasilitator sudah mempelajari seluruh isi buku ini jauh-jauh hari
sebelum pelaksanaan kegiatan. Untuk mempermudah, cetaklah seluruh
dokumen yang diperlukan. Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa
memahami secara utuh panduan ini, sehingga mudah bagi Anda dalam
membawakannya.
2. Pelajari baik-baik Bagian 2 setiap modul (Bacaan Pengantar Untuk
Fasilitator). Hal ini akan memberikan latar belakang dan alur berpikir yang
sistematis untuk memahami modul tersebut.
Unicef
3. Cobalah aktivitas yang ada (permainan, studi kasus atau role playing) kepada
diri Anda sendiri atau mainkan secara simulatif dengan teman Anda sebagai
percobaan. Hal ini penting untuk menumbuhkan rasa kenal dengan aktivitas
itu dan bisa menemukan berbagai kemungkinan reaksi yang akan muncul dari
peserta pelatihan. Fasilitator boleh melakukan adaptasi aktivitas dalam suatu
modul sepanjang tujuan dari aktivitas itu tercapai. Misalnya mengganti suatu
permainan dengan permainan lain yang dirasakan lebih sesuai situasi dan
kondisi pelatihan.
4. Ajukan pertanyaan pemandu kepada Anda sendiri setiap kali selesai
mencoba aktivitas dari suatu modul. Elaborasi kemungkinan jawaban dan
perkirakan kemungkinan pertanyaan lanjutannya.
Setelah empat langkah di atas, kaji kemungkinan variasi yang dapat
dilakukan, kendati Anda belum pernah membawakan secara riil. Kemampuan
mengolah variasi, akan memunculkan suatu sense of mastery.
Unicef
DESAIN PELATIHAN
Buku Panduan ini dibuat dengan pendekatan siap pakai yang melingkupi
konsep dan teknik secara terpadu. Di buku panduan ini terdapat 22 modul yang
merupakan suatu urutan penyampaian, terdiri dari:
No
3
4
5
9
10
Unicef
Deskripsi
Sesi
Mengawali Pelatihan
Mengelola Perubahan
Permainan Negosiasi
Pembahasan Negosiasi
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Unicef
Advokasi Media
Strategi Hearing
Simulasi Hearing
Mengatasi Keberatan
10
21
22
manajemen diri.
Peserta mempelajari aspek-aspek lain
dalam Kerangka Kerja Advokasi yang
belum dibahas sebelumnya.
Peserta membuat RKTL untuk
menyempurnakan hasil yang sudah
diperoleh dari 2 kali hearing.
Unicef
11
MANAJEMEN WAKTU
Pelatihan dengan jumlah 22 modul ini di desain untuk 5 hari kerja. Empat
hari pertama dilakukan sampai malam, sedangkan hari ke 5 hanya setengah
saja. Pelatihan ini sebaiknya dilaksanakan di hotel, sehingga peserta bisa
menginap dan bekerja hingga jam 21.30.
Adapun rincian slot waktu yang biasanya dilakukan dalam pelatihan ini
adalah sebagai berikut:
Waktu
08.30 10.00
Durasi
Slot
90 menit
10.00 10.15
10.15 12.00
Break 1
105 menit
12.00 13.00
13.00 15.00
Slot 2
Istirahat
120 menit
15.00 15.30
15.30 17.00
Slot 1
Slot 3
Break 2
90 menit
17.00 19.30
Slot 4
Istirahat
19.30 21.30
120 menit
Slot 5
Total 5 Slot
525 menit
5 slot
Sesi 1 merupakan sesi yang harus diperlakukan sangat fleksibel dalam hal
waktu, mengingat berbagai kemungkinan terjadi:
o Pelatihan dimulai terlambat, karena alasan apapun.
o Pejabat yang memberi sambutan awal melampaui waktu yang
tersedia.
Dengan demikian, fasilitator harus pintar-pintar mengatur waktu untuk sesi
satu dengan cara melakukan penyesuaian pada tiap-tiap aktivitas yang
diperlukan.
Menimbang hal di atas dan bahwa waktu yang diperlukan untuk setiap
sesi tidak sama dengan besarnya slot waktu yang tersedia, maka ada dua cara
yang direkomendasikan untuk dilakukan fasilitator:
Unicef
12
o Mengubah
penjadwalan
untuk
break/istirahat
sesuai
dengan
kebutuhan.
o Jika suatu sesi sudah selesai dan masih tersisa waktu dalam slot
tersebut, maka lakukan break pendek (5 menit) dan bisa mulai dengan
sesi berikutnya.
Unicef
13
Nomor Modul
Judul Sesi
Tujuan Sesi
Waktu Total
Perlengkapan
Topik
Tujuan
Kegiatan
Alat Bantu
Metode
Waktu
Unicef
14
CIPTA SUASAN A
Akti vitas kecil yang mengawali suatu sesi untuk menciptakan suasana
yang sesuai (state of mind).
tertentu
untuk
menumbuhkan
insight
pada
peserta.
AKTIVITAS
PRESENTASI
Unicef
15
DISKUSI
Penerapan tahapan di atas bisa berbeda di setiap sesi tergantung tujuan dan
metode yang digunakan.
Di bagian bawah terdapat dua tabel tambahan yang berisi:
Catatan
o Penjelasan tambahan bagi fasilitator mengenai pembahasan suatu
topik dalam modul.
o Perkiraan atas
BAGIAN 5: LAMPIRAN
Terdiri dari sejumlah dokumen berisi informasi pendukung yang diperlukan, yaitu:
Kisah/Metafora
Prosedur Permainan
Gambar/Bagan
Dan lain-lain.
Unicef
16
Unicef
17
METODE PELATIHAN
Pelatihan ini menggunakan berbagai metode yang variatif, sehingga
fasilitator
punya
kesempatan
untuk
memanfaatkan
kemampuan
dan
Games
Role Playing
Diskusi Kasus
Diskusi Film
Ceramah
Unicef
18
Jenis Metode
Game
Role Playing
Si mulasi
Aktivitas
Atur an
Situasi Yang
Melakukan
Melakukan
Melatarbelakangi
Aktivitas
Apa
Suatu Aktivitas
Ditentukan
dengan
Ditentukan
dengan
Tidak
ditentukan
Diterangkan
jelas
jelas
pemeran
Ditentukan
jelas
Ditentukan
dengan
jelas
dengan
jelas
dengan
jelas
Diterangkan
Pertanyaan yang
Menghayati Dari
ter jawab
Sudut Siapa
Kalau begini
hasilnya
Pihak pertama
maupun ketiga
bagaimana, kalau
begitu hasilnya
bagaimana
Bagaimana
rasanya kalau saya
Pihak pertama
jadi si A
Kalau sudah
begini, enaknya
bagaimana
maupun ketiga
Seperti apa
situasinya kok
Pihak ketiga
aksi
sampai begini
Seperti apa
Pihak ketiga
Harusnya seperti
apa; siapa
Pihak ketiga
di dalamnya
3. Identifikasi peran yang
harus ada
melakukan apa
Diterangkan
Pihak pertama
Ditentukan
Tidak
ditentukan
Tidak
ditentukan
Diterangkan
Diskusi film
Ditentukan
Ditentukan
Tidak ada
Diamati
Metaplan
Ditentukan
Ditentukan
Tidak ada
Diterangkan
Unicef
19
Tujuan Pertanyaan
Mengajak refleksi
Contoh Pertanyaan
Menganalisa
Bagaimana
dikaitkan
jika
dengan
hasil
diskusi
rendahnya
tersebut
kesadaran
menerapkan dalam
situasinya sendiri
Memberi kesempatan
klarifikasi
Mengembalikan perhatian
mengobrol)
Unicef
20
Unicef
21
Fasilitator
Untuk meningkatkan keberhasilan program pelatihan ini, berikut beberapa catatan
penting mengenai kriteria fasilitator yang disarankan untuk menggunakan panduan
ini:
Idealnya diperlukan tim fasilitator yang terdiri dari 2 orang, mereka harus
merupakan satu tim, bukan 2 orang yang sekedar diundang dan baru
bekerjasama pada saat itu juga. Fasilitator bertanggung jawab dalam
merencanakan, melaksanakan proses fasilitasi dan mengevaluasi pelatihan.
Mengapa perlu 2 orang, tujuannya adalah:
o Agar terbentuk variasi penyampaian dan proses fasilitasi tanpa
kehilangan arah.
o Agar bisa saling menggantikan saat yang satu sedang berhalangan.
o Agar saling melengkapi saat memfasilitasi suatu aktivitas seperti game
dan sebagainya dimana diperlukan lebih dari satu fasilitator.
memimpin
dan
mengarahkan
pembicaraan
tanpa
memaksakan.
o Bersedia dan mampu menerima kondisi peserta secara apa adanya,
menghindari memberikan cap buruk, menertawakan dan sebagainya.
o Memahami keseluruhan pelatihan sehingga bisa mengawal proses
pelatihan dari awal sampai akhir.
Unicef
22
Narasumber
Jauh lebih baik apabila narasumber berasal dari wilayah yang bersangkutan,
karena bisa diharapkan yang bersangkutan memiliki data-data yang akurat
mengenai situasi dan kondisi daerah.
Unicef
23
suara
(hemat energi
fisik)
dan
Layout yang disarankan untuk pelatihan ini bisa dilihat dalam halaman berikut
ini.
Unicef
24
Spanduk Pelatihan
Layar Infocus
White board
Listrik
Notebook
Projector
Flipchart
Flipchart
Flipchart
Flipchart
Kursi peserta yang memiliki papan untuk menulis,
atau jika tidak ada, letakkan meja di b elakang kursi
Listrik
Unicef
25
Fasilitator perlu datang lebih awal, sehingga memiliki waktu cukup untuk
melakukan persiapan.
Sesi Pertama (Modul 1) perlu dilakukan dengan waktu dan perhatian yang
penuh, ini adalah investasi berharga yang akan sangat menentukan
kesuksesan sesi berikutnya.
Apresiasi kepada peserta yang datang tepat waktu harus menjadi pegangan
seorang fasilitator. Mulai tepat waktu, jangan menunda, menunggu peserta
yang datang terlambat. Menunggu peserta yang terlambat artinya memberi
reward kepada yang salah dan memberi punishment kepada yang tepat
waktu.
Unicef
26
DAFTAR PERIKSA
Gunakan daftar periksa ini dengan cara memberikan tanda apabila sudah tersedia
dengan baik. Kolom catatan dipergunakan jika ada sesuatu hal yang masih
membutuhkan tindakan lebih lanjut.
Disediakan dua jenis Daftar Periksa, yakni Daftar Periksa sebelum mulai Pelatihan
dan Daftar Periksa sebelum udah mulai suatu Sesi.
DAFTAR PERIKSA SEBELUM MULAI PELATIHAN
NO
1
2
PERIHAL
ADA
Property Pelatihan
10
11
12
13
Unicef
bersedia?
Apakah sudah tersedia laptop untuk presentasi di
DPRD/Bupati?
Apakah sudah tersedia kendaraan untuk berangkat ke
lokasi hearing (Gedung DPRD/Bupati)?
Apakah sudah ada pendekatan/lobby kepada pihak
komisi DPRD terkait?
Apakah sudah ada pendekatan/lobby kepada pihak
Bupati dan instansi Pemda terkait?
Apakah kain berwarna gelap sudah tersedia (hitam, biru
atau coklat)
27
CATATAN
14
15
16
17
18
dengan baik?
Apakah posisi bayangan gambar/ukuran huruf dari LCD
19
Projector?
Apakah Narasumber sudah dihubungi dan bersedia?
narasumber?
24
Narasumber?
25
26
27
30
31
Unicef
Pemda Terkait
Anggota LSM
Wartawan
28
PERIHAL
ADA
dengan baik?
Apakah posisi bayangan gambar/ukuran huruf dari LCD
lengkap?
5
Unicef
29
CATATAN
demikian cukup mudah untuk mengajak seorang anak mempelajari hal baru.
Proses belajar pada anak sangat tergantung pada orang lain yang lebih
berpengalaman (guru/pembimbing). Mereka memerlukan jawaban dari orang lain
atas berbagai pertanyaan di pikirannya.
Rasa ingin tahu pada orang dewasa terbatas pada apa yang tengah menjadi
kebutuhan atau keinginannya.
o Tantangan bagi fasilitator untuk menghidupkan suatu topik agar dirasa
penting dan dibutuhkan.
o Mampu menumbuhkan pikiran bahwa suatu sesi bermanfaat bagi peserta.
Unicef
30
Orang dewasa lebih senang diperlakukan secara setara, karena mereka juga
sudah memiliki pengalaman, pendapat, pandangan, kemauan, kesadaran,
tanggung jawab dan tujuan.
o Tantangan pada fasilitator untuk mampu membawakan pelatihan dengan
cara membangkitkan minat melalui cara bertanya, teknik menggali
jawaban dan membuka ruang diskusi/berpendapat.
Unicef
31
Unicef
32
Dari penjelasan di atas, jelas sekali bahwa pada awal suatu pelatihan, seorang
fasilitator punya tugas penting dalam menyelesaikan dengan baik berbagai
persoalan laten yang disebut di atas. Untuk itulah, sesi pertama (modul 1) memiliki
kedudukan sangat penting dan Fasilitator perlu menginvestasikan waktu dan
energinya dengan sungguh-sungguh agar terhindar dari Situasi Sulit yang sewaktuwaktu bisa muncul.
Beberapa jenis situasi sulit yang biasanya muncul di suatu pelatihan:
1. Cara bertanya peserta
a. Beberapa peserta, punya kecenderungan cara bertanya yang tidak efektif.
Pertanyaan ini akan terdengar sulit dan menyerang bagi seorang
fasilitator. Biasanya ditandai dengan pertanyaan yang mempertanyakan,
mendebat, menyalahkan, memonopoli, menentang atau menertawakan.
Perlu digarisbawahi di sini, tidak semua kondisi di atas dimaksudkan untuk
menyerang pembicara, ada berbagai kemungkinan sebab lain: misalnya
peserta kurang pandai pemilihan kata (lack of argumentation skill), atau
ekspresi limiting b elief dari si penanya. Contoh:
33
Unicef
34
1. Pelajari dan terapkan materi-materi dalam modul ini yang merupakan teknik
NLP untuk Anda aplikasikan sendiri dalam pelatihan. Inilah yang disebut
Walk the Talk, menerapkan sendiri apa yang kita ajarkan.
2. Beberapa hal penting sebagai panduan:
a. Memulai suatu sesi dengan mantap dan suara cukup lantang.
b. Gunakan
sikap
yang
simpatik,
ramah,
bersahabat,
dan
menyenangkan.
c. Tunjukkan gaya yang serius namun tetap santai.
d. Gunakan bahasa tubuh yang menarik:
i. Berdiri tegak
ii. Kepalkan tangan Anda saat menunjukkan semangat.
iii. Tunjukkan ekspresi perasaan pada muka Anda saat berbicara
hal yang menunjukkan perasaan: gembira, sedih, prihatin, dan
sebagainya.
e. Berbicara dengan intonasi yang menarik. Untuk mengesankan suatu
hal menjadi penting, rendahkan suara dengan mimik cukup serius.
3. Peka terhadap bahasa tubuh peserta yang menunjukkan perasaan jenuh,
bosan atau ngantuk.
4. Sesekali ajukan pertanyaan sederhana (persoalan yang mudah saja) dengan
tujuan mendapatkan/mempertahankan perhatian, bukan untuk menguji
pengetahuan. Apapun jawaban peserta bukan hal yang penting, sebab yang
terpenting adalah mengembalikan perhatian mereka ke sesi.
5. Secara alami peserta akan terpecah perhatiannya karena kepenatan duduk
dalam menyimak suatu sesi, untuk itu sangat disarankan fasilitator siap untuk
menggunakan ice b reaker/energizer agar kembali segar.
6. Penggunaan humor yang sesuai dengan ikon juga bisa mengusir kejenuhan
dan mempertahankan perhatian peserta. Namun jangan sampai seorang
fasilitator berubah peran menjadi pelawak atau penghibur. Humor semata-
Unicef
35
mata hanyalah bumbu penyedap atau bagian dari suatu teknik metafor yang
berguna dalam mengarahkan suatu makna.
Unicef
36