Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir semua diantara kita pernah mendengar kata pestisida, herbisida,
insektisida atau nama lainnya. Hampir dalam semua sisi kehidupan kita tidak
bisa lepas dari pestisida dalam berbagai bentuknya. Petani di pegununganpun
tidak lepas dari penggunaan pestisida. Petani sayuran di Dieng, Kopeng, atau
petani tembakau di lereng gunung Sindoro dan Sumbing. Nelayan dalam
pembuatan ikan asin misalnya, ada yang menggunakan pestisida. Tentunya cara
ini tidak dibenarkan, namun demikian adanya masyarakat kita. Pemakaian
pestisida di rumah tangga seperti penggunaan obat nyamuk, anti rayap,
pengusir nyamuk (repelent) dan banyak lagi macamnya. Untuk itulah kita perlu
mengenal lebih jauh tentang pestisida. Penggunaan pestisida di Indonesia dari
tahun ke tahun terus meningkat.
Pestisida merupakan suatu bahan yang banyak dijumpai dan digunakan
secara luas dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai tujuan penggunaan
termasuk perlakuan yang bersifat pencegahan maupun untuk tujuan
pengendalian organisme pengganggu pada hampir semua sektor dalam
masyarakat, diantaranya sektor kesehatan, pertanian, kehutanan, perikanan,
perdagangan, perindustrian, ketenagakerjaan, perhubungan, lingkungan hidup
dan di rumah tangga
Tidak hanya di bidang pertanian, pengunaaan pestisida dalam rumah
tangga Indonesia sudah demikian luas juga. Berbagai merek obat serangga
dapat kita temui di etalase supermarket hingga warung kecil, memudahkan kita
untuk mengakses racun ini dan memasukkannya ke dalam rumah kita. Walau
banyak laporan dan penelitian tentang dampak negatif pestisida ini (pada
manusia dan lingkungan), seolah kita tidak punya pilihan lain selain menyemprot
hama pengganggu (dan pembawa penyakit) ini dengan obat hama. Sekalipun
sebagai bahan beracun (biosida) yang memiliki potensi menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, pestisida banyak
digunakan karena mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain dapat
diaplikasikan dengan mudah pada hampir semua tempat dan waktu, hasilnya
dapat dirasakan dalam waktu yang relatif singkat, dan dapat diaplikasikan dalam
areal yang luas. Namun sayangnya terkadang petani menggunakan pestisida
berlebihan yang nantinya akan berdampak pada pencemaran ligkungan. Untuk
mengurangi kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan, sebaiknya
memperhatikan informasi yang terperinci tentang tingkat keracunan, keberadaan
dalam tanah, jalan pengangkutan yang lebih dominan dari berbagai herbisida,
insektisida dan fungisida hendaknya diketahui. Kondisi cuaca juga penting
diperhatikan pada saat pengaplikasian.
Oleh karena itu, maka mulai dikembangkan pestisida organic yaitu
pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang dibuat dari
1

bahan-bahan alami tumbuh-tumbuhan hewan dan mikroorganisme. Karena


dibuat dari bahan-bahan yang terdapat di alam bebas, pestisida jenis ini lebih
ramah lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan manusia.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui proses pembuatan
pestisida organic dalam pengendalian organisme penggangu tanaman dan cara
pembuatan pestisida organic
1.3 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa pengertian pestisida organik?


Apasaja bahan baku pestisida organik?
Apa saja fungsi dari penggunaan pestisida organik?
Apas aja kelebihan dan kekurangan pestisida organik?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pestisida Organik


Pestisida organik merupakan pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
alam. Pestisida organik relatif mudah dibuat dengan penggunaan bahan-bahan
yang ada disekitar kita. Oleh karena terbuat dari bahan organik maka pestisida
ini bersifat mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan
lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya akan
terurai dan mudah hilang.
Pestisida organik dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan
penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai
cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida organik sangat spesifik, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

merusak perkembangan telur, larva dan pupa.


menghambat pergantian kulit.
mengganggu komunikasi serangga.
menyebabkan serangga menolak makan.
menghambat reproduksi serangga betina.
mengurangi nafsu makan.
memblokir kemampuan makan serangga.
mengusir serangga.
menghambat perkembangan patogen penyakit.

2.2 Bahan Baku Pestisida Organik


Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida organik biasanya
mengandung zat aktif dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid,
terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya. Bahan aktif ini bisa mempengaruhi
hama dengan berbagai cara seperti penghalau (repellent), penghambat makan
(anti feedant), penghambat pertumbuhan (growth regulator), penarik (attractant)
dan sebagai racun mematikan. Sedangkan, pestisida organik yang terbuat dari
bagian hewan biasanya berasal dari urin. Beberapa mikroorganisme juga
diketahui bisa mengendalikan hama yang bisa dipakai untuk membuat pestisida.
Berikut ini beberapa bahan yang sering digunakan untuk membuat pestisida
organik:
JenisTanaman
Adas

Bagian yang
digunakan
Biji

Hama/Penyakit yang
dikendalikan
Kutu (beras, sereal, palawija)
3

Alang-alang
Bawang-bawangan
Bengkoang
Brotowali
Cabe
Cengkeh
Daunwangi
Jahe
Jambubiji
Kencur
Kunyit
Lada

Rimpang
Umbi
Biji
batang
buah
bunga
Daun
Rimpang
Daun
Rimpang
Rimpang
Biji, daun

Lengkuas
Pandan
Selasih
Sembung
Sereh

Rimpang
Daun
Daun
Daun
Batang, daun

Antraknosapadabuncis
Busukbatangpadapanili
Ulatpadakubis
Lalat buah Kutu aphids pada cabe
Hama tikuspadatanamanhias
Phytopthorapadalada
Lalatbuah, bactroceradorsalis
UlatPlutellaxylostellapadakubis
Antraknosa
Phytoptorapadalada
Phytoptorapadalada
Hama gudang,
Antraknosapadacabe
AntraknosaSemutpadalada
Walangsangit
Lalatbuah( dacuscorrectus)
Keongemas
Herbisida organic

2.3 Fungsi Penggunaan Pestisida Organik


1. Repelan, yaitu menolak kehadiran serangga. Misal: dengan bau yang
menyengat
2. Antifidan, mencegah serangga memakan tanaman yang telah disemprot.
3. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa
4. Menghambat reproduksi serangga betina
5. Racun syaraf
6. Mengacaukan sistem hormone di dalam tubuh serangga
7. Atraktan, pemikat kehadiran serangga yang dapat dipakai pada perangkap
serangga
8. Mengendalikan pertumbuhan jamur/bakteri
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Pestisida Organik
Pestisida organik mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan
pestisida organik adalah :

murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.


relatif aman terhadap lingkungan.
tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.
sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.
kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.
menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida
kimia.

Sementara, kelemahannya adalah :

daya kerjanya relatif lambat.


tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.
tidak tahan terhadap sinar matahari.
kurang praktis.
4

tidak tahan disimpan.


kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
1. Pisau/perajang
2. Ember plastik
3. Tutup ember
4. Penumbuk/blender
5. Saringan
6. Botol pengemas

Bahan
1. Molase (air gula merah) 500
ml
2. EM-4 500 ml
3. Cuka makan/cuka aren 500 ml
4. Alkohol 40% 500 ml
5. Air 3L
6. Jahe, lengkuas, kencur, kunyit,
temu lawak, temu giring, dslb
5 ibu jari
7. Sereh, daun paitan, lidah
buaya 10 batang
8. Bawang putih 25 siung
9. Bawang merah 15 siung
10.Daun mindi/mimba, daun
salam 5 ons
11.
Brotowali 50 cm.

3.2 Cara Kerja


1. Buat stater dari EM-4 dan molase atau air gula, campur secara merata lalu
tutup rapat dan biarkan selama minimun 2 jam dan maksimum 2 hari.
2. Semua bahan rempah rempah dan daun daunan (bahan nomor 6 s.d 11)
dirajang halus, ditumbuk, lalu diletakkan dalam ember plastik. Tambahkan
kedalam ember tersebut 3,6 liter air medidih, diaduk lalu diamkan hingga
dingin. Setelah dingin saringlah campuran air rempah rempah dan daun
daunan tadi (menjadi sari rempah rempah).
3. Campur semua bahan, starter, cuka,alkohol, dan sari rempah dalam
wadah tertutup. Aduklah campuran tersebut setiap pagi dan sore selama
15 hari. Buka tutup wadah tersebut untuk membebaskan gas yang
terbentuk selama proses fermentasi tersebut berlangsung.
4. Hentikan pengadukan setelah tidak ada lagigas yang terbentuk biarkan
lagi selama 7 hari, campuran siap diaplikasikan dan dikenal dengan nama
EM-5.
5. Aplikasi penyemprotan dilakukan sebaiknya menjelang matahari terbenam
dengan mencampurkan 5-10 ml dalam 1 liter air.

3.3 Hasil Pengamatan

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa
biosida yang kami buat telah berhasil. Dengan bantuan dari EM-4
sebagai bahan dasar fermentasi (proses endapan menggunakan bakteri)
untuk pembuatan pestisida organik yaitu mempercepat proses dekomposisi
(pembusukan). Biosida tersebut dapat digunakan sebagai pengusir hama
atau serangga tanpa mencemari lingkungan karena terbuat dari bahanbahan organik yang bersifat mudah terurai di alam.

4.2 Saran

Dalam pelaksanaan praktikum ini sebaiknya biosida disimpan dengan cara


menutup tutup wadah dengan rapat agar biosida tidak menyebarkan bau
yang menyengat, dan dilakukan dengan teliti dan bahan yang digunakan
harus sesuai dengan petunjuk praktikum.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai