A. LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku
manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus menerus.
Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan-ke
giatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi dalam
lingkup pekerjaan maupun hubungan antar manusia.
saling
mengungkapkan
reaksi
dan
tanggapannya
`Komunikasi verbal dan non verbal adalah saling mendukung satu sama lain.
Seperti anak-anak, perilaku non verbal sama pentingnya pada orang dewasa.
Ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara memberi tanda tentang status
emosional dari orang dewasa. Tetapi harus ditekankan bahwa orang dewasa
mempunyai kendala pada hal-hal ini.
Orang dewasa yang di rawat di rumah sakit biasa merasa tidak berdaya, tidak
aman dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status
kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang
memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan
pengalaman yang mengancam dirinya, dimana orang dewasa tidak berdaya dan
cemas, dan ini dapat terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi.
Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai
orang dewasa oleh para professional, pasien dewasa akan mampu bergerak lebih
jauh dari imobilitas bio psikososialnya untuk mencapai penerimaan terhadap
masalahnya.
adanya
faktor
tersebut
yang
mempengaruhi
efektifitas
Komunikasi verbal dan nonverbal adalah saling mendukung satu sama lain.
seperti pada anak-anak, perilaku non verbal sanna pentingnya pada orang dewasa.
Ekspresi wajah, gerakan tubuh dan nada suara. memberi tanda tentang status
emosional dari orang dewasa. Tetapi harus ditekankan bahwa orang dewasa
mempunyai kendala pada hal-hal ini.
Orang dewasa yang dirawat di rumah sakit bisa merasa ttdak berdaya, tidak
aman dan tidak mampu ketika dikeiilingi oleh tokoh-tokoh yang berwenang. Status
kemandirian mereka telah berubah menjadi status dimana orang lain yang
memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan
pegalaman yang mengancam dirinya, dirnana orang dewasa tidak berdaya dan
cemas,
dan
ini
dapat
terungkap
dalam
bentuk
kemarahan
dan
agresi.
Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang
dewasa oleh para profesional, pasien dewasa akan mampu bergerak lebih jauh dari
imobilitas biopsikososialnya untuk mencapai penerimaan terhadap masalahnya.
menyoroti
problem
penyampaian
pesan
Penerapannya
terhadap
komunikasi
klien
dewasa
Bila komunikasi ini diterapkan pada klien dewasa, klien akan lebih mudah
untuk menerima penjelasan yang disampaikan karena tanpa adanya
perantara yang dapat mengurangi kejelasan informasi. Tetapi tidak ada
hubungan transaksional antara klien dan perawat, juga tidak ada feedback
untuk mengevaluasi tujuan komunikasi.
komunikasi
dapat
terjadi
dalam
dimensi:
1)
Dominan
belajar
bagaimana
berhubungan
efektif
dengan
orang
lain.
klien.
King
menggunakan
sistem
perspektif
untuk
terhadap
komunikasi
klien
dewasa:
Model ini sesuai untuk klien dewasa karena mempertimbangkan faktorfaktor intrinsik dan ekstrinsik klien dewasa yang pada akhirnya bertujuan
untuk menjalin transaksi. Adanya feedback menguntungkan untuk
mengetahui sejauh mana informasi yang disampaikan dapat diterima jelas
oleh klien atau untuk mengetahui ada tidaknya persepsi yang salah
terhadap pesan yang disampaikan.
4. Model Komunikasi Kesehatan
Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara professional kesehatan klien. 3 (tiga) faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu :
1.Relationship
2.Transaksi
3.Konteks
Hubungan
Relationship
dikondisikan
untuk
hubungan
interpersonal,
khususnya
mendukung
klien
untuk
mempertahankan
kesehatan.
Model komunikasi ini juga dapat diterapkan pada klien dewasa ,karena
profesional kesehatan ( perawat ) memperhatikan karakteristik dari klien yang akan
mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. Transaksi yang dilakukan terjadi
secara berkesinambungan, tidak statis dan umpan balik. Komunikasi ini juga
melibatkan orang lain yang berpengaruh terhadap kesehatan klien. Konteks
komunikasi
disesuaikan
dengan
tujuan,
jenis
pelayanan
yang
diberikan.
komunikasi
kesehatan.
Karena
pada
kedua
model
komunikasi
ini
- Model Konsep Komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model interaksi
King dan model komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan relationship
yang saling memberi dan menerima serta adanya feedback untuk mengevaluasi
apakah informasi yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
10
C. PERCAKAPAN
Tahap orientasi
Perawat memberikan penyuluhan tentang kesiapan pulang pada pasien
perawat (mawaddah)
Pasien (iqbal)
Perawat (mawaddah)
Pasien(iqbal)
Perawat (mawaddah)
Pasien(iqbal)
Perawat (intan )
Pasien (novan)
Perawat ( intan)
11
: Belum suster
Perawat( mona)
Perawat (yani)
Perawat (izzati)
Pasien (kardoyoka )
Perawat (jelita)
12
Pasien(kardoyoka)
Perawat (nurrasyidah )
Pasien (iqbal)
Perawat (infani)
Pasien( novan)
: Sudah suster
Perawat (infani)
Pasien (kardoyoka)
Perawat (nurrasyidah)
13
Perawat (jelita)
: Selamat siang.
KASUS
Ny. R (50 tahun), mengeluh sering haus dan kulit kering, sering kencing, BB
merosot turun secara tajam, rasa lapar dan sering makan tetapi badan terasa lemas,
klien mendapat terapi insulin.
Diagnosa medis
Diagnosa keperawatan
: Diabetes melitus
:
14
15