Anda di halaman 1dari 14

Tugas UTS AIK III

Oleh:

Daffa Nurrofi (151020700041)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2016

BAB I
Pemurnian dan pembaharuan di dunia muslim

Sebab-sebab Pemurnian dan Pembaharuan


Pemahaman yang benar terhadap Islam dan aspek yang ada pada-nya
terkadang salah dipahami orang. Pada mula penyebarannya agama ini
dipandang sebagai sesuatu yang aneh, radikal, dan tampak terbelakang sekali.
Maka dalam memberikan pemahaman ini terhadap orang lain diperlukan dua
buah proses yang sangat penting yaitu:
1. Memberikan informasi tentang pokok-pokok ajaran Islam yang univer-sal
sehingga tidak ada anggapan atas bentuk persoalan keIslaman yang hanya
dikuasai oleh segelintir manusia saja (mono Islam)
2. Menunjukkan universalitas gerakan-gerakan Muslim dan berbagai kebijakan
yang lahir didalamnya seperti perbedaan pemikiran tentang wacana sosial,
ekonomi, politik, dan penetapan hukum yang berbeda yang bertentangan antara
aliran yang satu dengan aliran yang lainnya.

Maka dalam perjalanan sejarah peradaban Islam itu sendiri, umat banyak
sekali mengalami kelemahan-kelemahan dalam berbagai bidang. Sejak abad 11
Masehi mulailah Islam dan semua gerakannya mengalami kemunduran.
Muhammad Abduh menggambarkan kemerosotan tersebut terjadi karena
warisan umat Islam yang berharga tidak dipergunakan dengan sebaikbaiknya.
Kelemahan kaum Muslim menurutnya disebabkan oleh perpecahan umat Islam
menjadi bangsa-bangsa kecil yang beragam sekte, keyakinan, dan saling bertikai
demi kesetiaan pada pemimpinnya. Katanya pula, ajaran Islam menunjukkan
bahwa nasib yang menimpa kaum Muslim merupakan cobaan dari Allah, sebagai
hukuman atas ketidaktaatan mereka. Kemunduran masyarakat Muslim juga
merupakan hukuman yang digambarkan dalam Al-Quran. Menurutnya pula
inipun disebabkan oleh kebodohan umat Islam dan kesalahan dalam memahami
hakekat iman, banyaknya perpecahan sektarian, adanya anggapan tentang
tertutupnya pintu ijtihad, serta kesalahan pemimpin dalam mengambil arah
kebijakan.

Benih-benih Pemurnian dan Pembaharuan

Ketika kondisi mansyarakat yang rapuh dan terjebak dalam kondisi yang
serba lemah tersebut, lahirlah sebuah angin pembaharuan yang memberi

perubahan besar dalam tubuh Islam hingga akhir sekarang ini.


Muhammad bin Abdul wahab (115 H/1703-1972M) menggemakan suara
pembaharuannya di daerah Najad, sebuah negri yang masih murni dalam
menjalankan syariat agama Islam. Melihat kondisi umat Islam yang ada
pada waktu itu mendesak dirinya untuk berusaha mengeluarkan mereka
dari nuansa yang serba gelap tanpa petunjuk. Muslim saat itu terkena
penyakit yang sangat parah dan harus segera diobati sebelum ajal
menimpa mereka. Maka dengan semangat juang Islamnya ia pun
menggerakan semua pemuda untuk memperbaiki dan membangkitkan
kembali kemegahan dan kebesaran Umat Islam seperti masa-masa silam,
membersihkan tauhid dari penyakit TBC, dan meluruskan amalan-amalan
yang tidak bersumber dari Nabi Muhammad SAW dan Al-Quran. Dalam
melakukan aksinya, Abdul Wahab memang terlalu keras dan tidak
pandang bulu. Ajakan amar maruf nahi munkar yang ia lakukan pada
kalangan lain seperti yang pernah terjadi pada kalangan Mutazilah. Pada
awal dakwahnya gerakan pembaharuan ini banyak mengalami hambatan
dari fihak lain. Sebab sebagaimana telah dibahas di atas umat
Islam memang telah ada dalam kondisi yang memprihatinkan sekali.
Bashrah yang menjadi sasaran dakwahnya menjadikan dirinya semakin
kuat untuk menyampaikan ajaran Islam yang sebenarnya. Mereka yang
ada pada negri tersebut tersinggung dengan berbagai kebudayaan yang
Abdul Wahab anggap salah dan sesat serta telah keluar dari ajaran Islam.
Kemarahan tersebut membuat mereka mengusirnya dari daerah tersebut.
Namun Abdul Wahab tetap bertahan dengan kebenaran yang ia
sampaikan pada mereka, maka pengusiran pada dirinya pun tak dapat
dihindari lagi. Mereka mengancam kepada Abdul Wahab untuk membunuhnya. Maka demi menyelamatkan perjuangannya yang belum selesai
ia pun mengalah dan menyingkir pergi ke Al-Zabir untuk meminta suaka
padanya sekaligus dukungan dalam gerakan pemurnian yang akan ia
sampaikan.permintaannya ternyata tak sia-sia. Dengan sepenuh hati AlZabir memberikan dukungannya. Dukungan moral tersebut yang ia
sampaikan kepadanya untuk sama-sama kembali pada Al-Quran dan AlHadis membuat Abdul Wahab kembali berkobar semangatnya untuk terus
menyampaikan gagasannya. Ditambah lagi dukungan penuh pengeran
Umar bin Muamar padanya semakin menambah wibawa dirinya di mata
masyarakat saat itu. Penghancuran tempat-tempat yang membawa
kepada penyakit akidah dan bentuk sarana fisik pun mulai ia lancarkan
dengan tanpa pandang bulu lagi. Pohon yang dianggap keramat, kuburan
yang dianggap suci, dan semua benda yang dianggap memiliki tuah dan
keramat ia han-curkan. Dan gerakan itu banyak sekali mendapat
rintangan dari para masyarakat yang masih percaya pada tahayul, bidah
dan churafat. Namun perjuangannya yang tak mengenal lelah mulai

menampakkan hasilnya. sedikit demi sedikit umat Islam menyadari


rapuhnya akidah yang mereka pegang saat itu. Maka berangsur-angsur
mereka pun kembali kepada pada ajaran Islam dan berusaha memahami
kebenaran Islam secara baik. Namun belum pulih mereka dalam
memahami ajaran Islam, dan tunduk pada apa yang Abdul Wahab
sampaikan terjadilah kehebohan yang luar biasa dengan dirajamnya
seorang wanita yang melakukan perzinahan oleh Abdul Wahab. Dalam
kondisi pemikiran yang belum sempurna atas pemahaman Islam yang ia
sampaikan terhadap mereka, marahlah masyarakat dan mengancam
Abdul Wahab untuk mempertanggungjawabkan semuanya. Melihat kondisi
yang tak menguntungkan ini akhirnya ia pun mengungsi ke Dahriah dan
meminta perlindungan pada Muhammad bin Suud yang pada waktu itu
menjabat sebagai Gubernur. Mengetahui bagusnya niat Abdul Wahab
dalam melakukan dakwah maka ia menyampaikan dukungannya untuk
menyebarkan pembaharuan itu di negri yang ia pimpin. Tidak hanya itu ia
pun menberikan wewenang penuh untuk megadakan perubahan secara
total. Di sinilah pengaruh Abdul Wahab mulai diterima orang. Kerjasama
antara Abdul Wahab dan keluarga Suud pada saat itu mulai menampakan
hasilnya. Banyak pemuda dan masyarakat yang datang untuk belajar
kepadanya. Usaha ini semakin luas setelah Najad dan Hajaz disatukan
oleh Abdul Wahab. Setelah pengaruhnya kuat di Najad ia pun pergi ke
Hajaz dan melakukan pemurnianpemurnian Mekkah yang pada saat itu
pun terancuni akidah dan syariahnya. Di bawah pimpinannya ia
melakukan pemberangusan besar-besaran dan membuahkan hasil dengan
jatuhnya Hajaz yang ada pada kepemimpinan Syarif Hussain. Maka dari
situlah semua ajarannya diterapkan dan menjadi aliran resmi pada
kekuasan Suud. Penerapan hukum secara konsekwen dan murni
diberlakukan sehingga walaupun pemerintahan ini keras namun keadilan
dan kebijaksanaan dapat diterapkan di negri ini. Ketentraman, kedamaian,
dan keamanan pada akhirnya dapat dicapai dengan baik. Kejahatan
tindak pidana hampir tak terdapat dalam negri ini. Di sini pula seluruh
kekuatan yang ada di sekitar Hajaz yang masih mempercayai Tahayul,
Bidah, Khurafat mulai diruntuhkan. Dan bagi mereka yang
mencampuradukan antara yang hak dan yang batil akan diperangi.
Demikianlah Abdul Wahab menyebarkan benih-benih pembaharuan yang
ada dalam ajaran
Islam. Mereka yang datang memandang bahwa keda-tangan Abdul Wahab
memang untuk memperbaiki kepincangan-kepin-cangan sosial dan
menghapuskan segala perbuatan yang menjerumuskan pada
kemusyrikan.

Aspek-aspek Pembaharuan

Ada beberapa aspek khusus yang perlu diperhatikan oleh setiap mujadid
dalam usaha seruan pembaharuannya Al-Maududi menerangkan aspekaspek tersebut sebagai berikut:
Setiap Mujadid harus selalu melakukan pengamatan-pengamatan atas
kekeliruan yang ada dan memperbaiki dengan cepat setiap macam
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan kaum Muslimin.
Seorang Mujadid harus mampu merencanakan dan merumuskan
program yang tepat untuk kebangkitan peradaban Islam
Mujadid mampu melakukan penafsiran yang teliti atas segala fenomena
yang terjadi dalam masyarakat.
Berusaha membangkitkan revolusi intelektual Muslim. Sebab corak
kemajuan dunia diilhami dengan buah fikiran kaum cendikiawan.
Memberikan bentuk ide praktis pembaharuan yang dapat dipahami oleh
masyarakat luas. Selalu melakukan ijtihad yang menyeluruh yang
berlandaskan ajaran-ajaran agama, pada bidang hukum, kebudayaan, dan
perubahan sosial yang terjadi.
Mampu membela dan mempertahankan Islam dari permasalahan
kebudayan dan ancaman berbagai pihak yang ingin menghancurkan
eksistensi agama Islam.
Menyuburkan kembali pola-pola hidup Islami pada seluruh aspek
kehidupan. Sebab sistem yang dipakai Islam terbukti telah mampu
menjawab semua tantangan dari masa ke masa.
Mujadid mampu menciptakan perubahan secara mendunia. Seorang
pembaharu tidak boleh lekas puas dengan keberhasilan hanya terbatas
pada daerahnya saja, sebab keberhasilan pembaharuan belumlah selesai
sebelum seluruh pelosok negeri merasakan pembaharuan tersebut. Sebab
pembaharauan Islam pada hakekatnya adalah rahmatan lil amain yang
mampu memberikan kesejahteraan pada seluruh jagad raya.

Adapun daam pelaksaaannya ada bebarapa target yang harus


diperhatikan oleh Mujadid Muslim agar dapat menjadi acuannya dalam
keberhasilan pembaharuan tersebut. Bidang itu antara lain:
Kehidupan beragama, meliputi:
a. Penyuburan akidah umat Islam secara berkesinambungan
b. Menegakan tasamuh (toleransi) agama Islam yang tinggi

c. Menyelaraskan Akidah dan kemasyarakatan


d. Menjadikan agama sebagai usaha memperbaiki diri
e. Memberikan kebebasan pada semua orang kebebasan berakidah
Akhlak, mencakup di dalamnya:
a. Pembentukan masyarakat yang Humanis
b. Tata sosial masyarakat yang Islami (solideritas Muslim)
Ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan keIslaman
Kebudayaan dan Kesenian
Ekonomi, Sosial, Politik

BAB II
Dakwah Islam di Nusantara dan asal-usul
Muhammadiyah

PROSES PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA

Awal Penyebaran Islam di Indonesia


1. Proses Masuknya Islam di Indonesia

Masuknya agama Islam ke Indonesia dapat diketahui dari beberapa


sumber yang dapat memberitakannya. Sumber sejarah itu dapat
digolongkan menjadi sumber ekstern (dari luar negeri) dan sumber intern
(dari dalam negeri).

a. Sumber Eksternal

1) Berita dari Arab Pada abad ke-7 ketika Kerajaan Sriwijaya sedang
berkembang telah banyak pedagang Arab yang mengadakan hubungan
dengan masyarakat Kerajaan Zabag/Sriwijaya.
2) Berita dari Eropa Pada tahun 1292 Marco Polo (Italia) adalah orang
Eropa pertama yang menginjakkan kaki di Indonesia ketika kembali dari
Cina untuk menuju Eropa melalui jalan laut. Ketika ia singgah di Perlak
(Peureulak) penduduknya telah memeluk agama Islam dan telah terdapat
kerajaan bercorak Islam, yakni Kerajaan Samudra Pasai.
3) Berita dari India Para pedagang Gujarat dari India di samping
berdagang juga menyebarkan agama Islam di pesisir pantai.
4) Berita dari Cina Dikatakan oleh Ma Huan (sekretaris Laksamana Cheng
Ho) bahwa pada tahun 1400 telah ada pedagang-pedagang Islam yang
tinggal di pantai utara Jawa.

b. Sumber Internal
Sumber intern yang menjadi bukti masuknya Islam di Indonesia, antara
lain sebagai berikut.

1) Batu Nisan Fatimah binti Maimun (1028) yang bertuliskan Arab di Leran
(Gresik).
2) Makam Sultan Malik Al Saleh (1297) di Sumatra.
3) Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim (1419) di Gresik.

2. Proses Islamisasi di Indonesia

Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 dan terus berkembang serta
prosesnya lebih demokratis dari pada agama Hindu. Itulah sebabnya pada
abad ke-16 telah dapat menggeser kekuasaan Hindu (Kerajaan Majapahit).
Adapun proses islamisasi di Indonesia dilakukan dengan berbagai bentuk,
antara lain sebagai berikut.

a. Melalui Perdagangan Para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat


memegang peranan penting sebab di samping berdagang, mereka juga

menyebarkan agama Islam. Mereka mendirikan perkampungan sendiri


(perkampungan pedagang muslim di negeri asing ) yang disebut Pekojan.
Melalui perdagangan inilah Islam berkembang pesat.

b. Melalui Perkawinan Perkawinan putri bangsawan dengan pedagang


muslim dilakukan secara Islam dengan mengucapkan kalimat syahadat
(perkawinan antara pihak Islam dengan pihak yang belum Islam).
Perkawinan merupakan saluran islamisasi yang paling mudah. Dari
perkawinan itu pula akan membentuk ikatan kekerabatan antara pihak
keluarga laki-laki dan perempuan. Saluran lewat perkawinan antara
pedagang, ulama, ataupun golongan lain dengan anak bangsawan, bupati
ataupun raja akan lebih menguntungkan. Status sosial ekonomi ataupun
politik para bangsawan, bupati, atau raja akan mempercepat proses
islamisasi. Banyak contoh yang dapat dikemukakan mengenai proses
islamisasi melalui perkawinan, antara lain sebagai berikut.

1) Perkawinan Putri Campa dengan Raja Brawijaya yang melahirkan Raden


Patah. 2) Perkawinan Rara Santang (putri Prabu Siliwangi) dengan Syarif
Abdullah melahirkan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). 3)
Perkawinan Putri Blambangan dengan Maulana Ishak mempunyai seorang
putra bernama Raden Paku (Sunan Giri). 4) Perkawinan Raden Rahmat
(Sunan Ampel) dengan Nyai Gede Manila melahirkan Sunan Bonang
(Makdum Ibrahim) dan Sunan Drajat (Syarifudin).

c. Melalui Tasawuf Ajaran tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah


bercampur dengan mistis atau unsur-unsur magis. Ajaran tasawuf masuk
ke Indonesia pada abad ke-13. Di Aceh muncul ahli tasawuf yang terkenal,
seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as Samatrani, dan Nuruddin ar
Raniri. Di Jawa di antara Wali Sanga juga ada yang mengajarkan tasawuf
ialah Sunan Bonang dan Sunan Kudus.

d. Melalui Pendidikan Lewat pendidikan terutama dalam pesantre yang


diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama.
Pesantren merupakan lembaga yang penting dalam penyebaran agama
Islam karena merupakan tempat pembinaan calon guru-guru agama,
kiaikiai, dan ulama-ulama. Pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, kita

mengenal beberapa pesantren, di antaranya Pesantren Ampel Denta di


Surabaya dan Pesantren Giri di Gresik.

e. Melalui Dakwah Proses islamisasi di Jawa melalui dakwah dilakukan oleh


kelompok para wali yang dikenal dengan sebutan Wali Sanga (songo). Wali
artinya wakil atau utusan. Mereka di samping memiliki pengetahuan
agama Islam juga memiliki kelebihan yang disebut karomah. Oleh karena
itu, mereka diberi gelar sunan artinya yang dihormati. Kesembilan wali
tersebut adalah sebagai berikut:

1) Sunan Ampel (Raden Rahmat) di Surabaya (Jawa Timur).


2) Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim) di Tuban (Jawa Timur).
3) Sunan Drajat ( Raden Syarifuddin) atau raden Qosim di Lawongan, Jawa
Timur.
4) Sunan Giri (Raden Paku) di Gresik, Jawa Timur.
5) Syeh Maulana Malik Ibrahim, di Gresik, Jawa Timur.
6) Sunan Kalijaga (Raden Said) di Kadilangu, Semarang, Jawa Tengah.
7) Sunan Kudus (Raden Jafar Shodiq) di Kudus, Jawa Tengah.
8) Sunan Muria (Raden Umar Said) di Muria, Jawa Tengah.
9) Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) di Cirebon, Jawa Barat.

BAB III
Matan keyakinan dan cita-cita hidup
Muhammadiyah
SISTEMATIKA DAN PEDOMAN

untuk Memahami Rumusan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup


Muhammadiyah

Bismillahirrahmanirrahim

Sistematika:
1. Rumusan Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah terdiri
dari lima (5) angka.
2. 5 (Lima) angka tersebut dapat dibagi menjadi tiga kelompok: Kelompok
kesatu :Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat idiologis, ialah
angka 1 dan 2 yang berbunyi:
1. Muhammadiyah adalah Gerakan berasas Islam, bercita-cita dan bekerja
untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah
dimuka bumi.
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada para Rasul-Nya. Sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad saw, sebagai
hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan
menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual, dunia dan ukhrawi.
Kelompok kedua :Mengandung persoalan mengenai faham agama
menurut Muhammadiyah, ialah angka 3 dan 4 yang berbunyi:
3. Muhammdiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: a. Al-Qur'an
: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. b. Sunnah
Rasul : Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran al-Qur'an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad saw. dengan menggunakan akal fikiran
sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang
meliputi bidang-bidang: a) Aqidah, b) Akhlak, c) Ibadah, d) Mu'amalat
Duniawiyat. 4.1. Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam
yang murni, bersih dari gejalagejala kemusyrikan, bid'ah dan khurafat,
tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam. 4.2.
Muhammdiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran al-Qur'an dan sunah Rasul, tidak
bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia. 4.3. Muhammdiyah bekerja
untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah saw. tanpa
tambahan dan perubahan manusia. 4.4. Muhammdiyah bekerja untuk
terlaksanya mu'amalat duniawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan
masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua
kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah swt.

Kelompok ketiga :mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi


Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, ialah
angka 5 yang berbunyi :
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang
telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumbersumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia
yang berfalsafah Pancasila, untuk berusaha bersamasama menjadikan
suatu Negara yang adil, makmur dan di ridloi Allah swt. BALDATUN
THAYYIBATUN WA RABBUN GHAFUR

Pedoman untuk memahami: Uraian singkat mengenai : Matan Keyakinan


dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (3) Pokok-pokok persoalan yang
bersifat idiologis yang terkandung dalam angka 1 dan 2 dari Matan
Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah adalah:
a.
a. Asas : Muhammadiyah adalah Gerakan yang berasas Islam.
b. Cita-cita/Tujuan : Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. c. Ajaran yang digunakan :
Agama Islam ialah agama Allah sebagai Hidayah untuk melaksanankan
dan Rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang asas dalam
mencapai masa, dan menjamin kesejahteraan hidup material Citacita/tujuan tersebut dan spiritual, duniawi dan ukhrawi. (4) Fungsi asas
dalam persoalan keyakinan dan cita-cita hidup adalah sebagai sumber
yang menentukan bentuk keyakinan dan cita-cita hiduip itu sendiri.
Berdasarkan Islam artinya ialah Islam sebagai sumber ajaran yang
menentukan keyakinan dan cita-cita hidupnya. Ajaran Islam, yang ini
ajarannya berupa kepercayaan TAUHID membentuk keyakinan dan citacita hidup, bahwa beribadah kepada Allah demi untuk kebahagiaan dunia
dan akhirat. Hidup beribadah menurut ajaran Islam, ialah hidup bertaqarub kepada Allah swt. dengan menunaikan amanahnya guna
mendapatkan keridloan-Nya. Amanah Allah yang menentukan fungsi dan
misi manusia dalam hidupnya didunia, ialah manusia sebagai hamba Allah
dan khalifah (penggantinya), yang bertugas mengatur dan membangun
dunia serta menciptakan dan memelihara keamanan dan ketertibannya
untuk memakmurkannya. (5) Fungsi cita-cita/tujuan dalam persoalan
Keyakinan dan Cita-cita Hidup ialah sebagai kelanjutan/konsekuensi
daripada asas. Hidup yang berasaskan Islam seperti yang disimpulkan
pada ad. 4 di atas, tidak bisa lain kecuali menimbulkan kesadaran
pendirian bahwa cita-cita, tujuan yang akan di capai dalam hidupnya

didunia ini ialah terwujudnya tata kehidupan masyarakat yang baik guna
mewujudkan kemakmuran dunia dalam rangka ibadahnya kepada Allah
swt. Dalam hubungan ini Muhammadiyah adalah menegaskan citacita/tujuan perjuangannya dengan .. sehingga terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya. (AD Pasal 3). Bagaimana bentuk/wujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang dimaksud itu harus
dirumuskan dalam suatu konsepsi yang jelas gamblang dan menyeluruh.
(6) Berdasarkan Keyakinan dan Cita-cita Hidup yang berasas Islam dan
dikuatkan dengan hasil penyidikan secara ilmiah, historis dan sosiologis
Muhammadiyah berkeyakinan bahwa ajaran yang dapat untuk
melaksanakan hidup yang sesuai dengan asasnya dalam mencapai citacita/tujuan hidup dan perjuangannya sebagaimana yang dimaksud,
hanyalah ajaran Islam. Sangat perlu adanya rumusan secara kongkrit,
sistimatis dan menyelurah tentang konsepsi ajaran Islam yang meliputi
seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia/masyarakat, sebagai isi
daripada masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. (7) Keyakinan dan
Cita-cita Hidup Muhammadiyah yang persoalan-persoalan pokoknya
sebagaimana telah diuraikan dengan singkat di atas adalah di bentuk,
ditentukan, oleh pengertian dan fahamnya mengenai agama Islam.
Agama Islam adalah sumber Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah. Maka dari itu, faham agama bagi Muhammadiyah adalah
merupakan persoalan yang essensial bagi adanya Keyakinan dan Cita-cita
Hidup Muhammadiyah. (8) Paham agama. 8.1. Agama Islam ialah agama
Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, sejak Nabi Adam sehingga Nabi
terakhir, ialah Nabi Muhammad saw.

BAB IV
KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH

I. APAKAH MUHAMMADIYAH ITU? Muhammadiyah adalah suatu


persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud geraknya ialah,
Dawah Islam & amar ma'ruf nahi munkar yang ditujukan kepada dua
bidang: perseorangan dan masyarakat. Dawah dan amar ma'ruf nahi
munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada
yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan
kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni; dan yang kedua kepada yang
belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
Adapun dawah dan amar ma'ruf nahi munkar yang kedua, ialah kepada
masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya
itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan
mengharap keridlaan Allah semata. Dengan melaksanakan dawah dan
amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai,
Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

II. DASAR DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH Dalam perjuangan


melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya, dimana kesejahteraan, kebaikan dan
kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan
usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah
Anggaran Dasar, yaitu: 1. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah
dan taat kepada Allah. 2. Hidup manusia bermasyarakat. 3. Mematuhi
ajaran-ajaran Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satusatunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan
dunia dan akhirat. 4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan
ikhsan kepada kemanusiaan. 5. Ittiba' kepada langkah perjuangan Nabi
Muhammad saw. 6. Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan
ketertiban organisasi.

III. PEDOMAN AMAL USAHA DAN PERJUANGAN MUHAMMADIYAH Menilik


dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang diusahakan dan
bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan
tunggalnya harus berpedoman: Berpegang teguh akan ajaran Allah dan
Rasul-Nya, bergerak membangun disegenap bidang dan lapangan dengan
menggunakan cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah.

IV. SIFAT MUHAMMADIYAH Menilik: a. Apakah Muhammadiyah itu; b.


Dasar amal usaha Muhammadiyah; c. Pedoman amal usaha dan
perjuangan Muhammadiyah; Maka Muhammadiyah memiliki dan wajib
memelihara sifatnya, terutama yang terjalin di bawah ini: 1. Beramal dan
berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan. 2. Memperbanyak kawan
dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah. 3. Lapang dada, luas pandangan
dengan memegang teguh ajaran Islam. 4. Bersifat keagamaan dan
kemasyarakatan. 5. Mengindahkan segala hukum, undang-undang,
peraturan serta falsafah Negara yang sah.
6. Amar maruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh
teladan yang baik. 7. Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan
maksud islah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam. 8. Kerjasama
dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan ajaran Islam serta membela kepentingannya. 9. Membantu
pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara
dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur
yang diridlai Allah. 10. Bersifat adil serta korektif kedalam dan keluar
dengan bijaksana.

Anda mungkin juga menyukai