Anda di halaman 1dari 8

BAB II

ISI

1. A.

PENGERTIAN

Menurut definisi, katalis adalah suatu senyawa kimia yang dapat mengarahkan sekaligus
meningkatkan kinetika suatu reaksi (jika reaksi tersebut secara termodinamika memungkinkan
terjadi). Namun senyawa tersebut (katalis) tidak mengalami perubahan kimiawi diakhir reaksi,
dan tidak mengubah kedudukan kesetimbangan kimia dari reaksi.
Katalis sangat penting dalam proses kimia. Pentingnya katalis ditunjukkan oleh kenyataan bahwa
lebih dari 75% proses produksi bahan kimia di industri disintesis dengan bantuan katalis. Contoh
proses kimia yang sangat penting misalnya sintesis metanol dari syngas (CO dan H2) dikatalisis
oleh ZnO/Cr2O3, dan reaksi water gas shift (WGS), CO + 2H2O == CO2 + H2 dikatalisis oleh besi
oksida atau oksida campuran Zn, Cu maupun Cr.
Teknologi katalis telah digunakan dalam industri kimia lebih dari 100 tahun lamanya dan
penelitian serta pengembangan teknologi katalis telah menjadi semacam bidang kekhususan
kimia.
Yang dikerjakan oleh katalis dalam sebuah reaksi. Dalam kazanah energi reaksi, katalis
menurunkan rintangan energi atau menurunkan besaran energi aktifasi sebuah reaksi melalui
aneka mekanisme fisikawi maupun kimiawi.
Ada pula yang menyebutkan bahwa Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi
kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri (lihat
pula katalisis). Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu
jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen.
Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang
dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana
untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksipereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah

sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. katan atara produk dan katalis lebih
lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu
perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses
yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C
melambangkan katalisnya:
A + C AC (1)
B + AC AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi
2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi,
A + B + C AB + C
Katalis tidak termakan atau pun tercipta. Enzim adalah biokatalis. Penggunaan istilah katalis
dalam konteks budaya yang lebih luas, secara bisa dianalogikan dengan konteks ini. beberapa
katalis ternama yang pernah dikembangkan di antaranya katalis Ziegler-Natta yang digunakan
untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitik yang paling dikenal ialah
proses Haber untuk sintesis amoniak, yang menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter
katalitikyang dapat menghancurkan produk samping knalpot yang paling bandeldibuat dari
platinadan rodium.
Definisi lain tentang katalis. Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan
maksud memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak
mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan
dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi. Katalis
mempercepat reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh
reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun
produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu
jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Adanya penambahan katalis akan menyebabkan
terbentuknya tahap-tahap reaksi tambahan,yaitu tahap pengikatan katalis dan tahap pelepasan
katalis pada akhir reaksi. Katalis ini bersifat spesifik, artinya hanya berfungsi untuk suatu reaksi
tertentu

Dengan kata lain penambahan katalis memberikan jalan baru bagi reaksi yang memiliki energi
aktivasi yang lebih rendah, sehingga lebih banyak molekul yang bertumbukan pada suhu normal
dan laju reaksi semakin cepat.
Komponen inti katalis menurut derajat kepentingannya:
1. Selektifitas
Adalah kemampuan katalis untuk memberikan produk reaksi yang diinginkan (dalam jumlah
tinggi) dari sekian banyak produk yang mungkin dihasilkan. Produk yang diinginkan tadi sering
disebut sebagai yield sedangkan banyaknya bahan baku yang berhasil diubah menjadi aneka
produk dikatakan sebagai konversi.
Yield = %selektifitas x konversi
2. Stabilitas
Kemampuan sebuah katalis untuk menjaga aktifitas, produktifitas dan selektifitasnya dalam
jangka waktu tertentu
3. Aktifitas
Kemampuan katalis untuk mengubah bahan baku menjadi produk atau aneka produk yang
diinginkan (lebih dari satu). Aktifitas = massa (kg) bahan baku yang terkonversi/(kg atau liter
katalis x waktu) atau Konversi, yaitu persentase dari bahan baku menjadi aneka produk. Atau
TON (turnover Number), yaitu banyaknya molekul yang bereaksi/(waktu, misalnya detik x setiap
situs aktif)
Tiga metode untuk mengukur aktifitas katalis :
1. Aktifitas dapat dinyatakan dalam konsep kinetika. Aktifitas dapat dinyatakan dari pengukuran
kecepatan reaksi dalam jangkauan tertentu suhu dan konsentrasi. Kecepatan reaksi, r, dihitung
sebagai kecepatan perubahan sejumlah zat, nA dari reaktan A persatuan waktu dan per satuan
volume (atau per satuan massa) katalis, sehingga r ini memiliki unit mol L-1 h-1 atau mol kg-1 h-1.
2. Aktifitas dapat pula dinyatakan oleh turnover number (TON) yang didefinisikan sebagai
banyaknya molekul reaktan yang terlibat dalam reaksi tiap situs aktif dan tiap detik.
3. Dalam prakteknya, sebagai perbandingan aktifitas, ukuran-ukuran berikut ini dapat pula
digunakan:
a.Konversi dalam kondisi reaksi tetap
b.Space velocity untuk konversi tetap yang tertentu
c. Space-time yield

d. Suhu yang dibutuhkan untuk suatu konversi tertentu


Pengelompokan katalis
Perlu diingat bahwa yang dimaksud katalis homogen artinya adalah katalis yang memiliki atau
bisa membentuk satu fasa dengan reaktan dan pelarutnya (misal fasa cair-cair pada sistem katalis
asam untuk reaksi esterifikasi). Sedangkan katalis heterogen tidak memiliki fasa yang sama
dengan reaktan maupun pelarut (misalnya fasa padat-cair pada sistem katalis zeolit untuk
perengkahan hidrokarbon).

Tipe katalis

Katalis homoheterogen

Katalis homogen

Katalis heterogen

Katalis asam/basa

Biokatalis (enzim)

Bulk katalis (alloy


logam)

Kompleks logam
transisi

Fungsional
nanopartikel

Katalis yang diemban

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat jalannya reaksi (tidak ikut bereaksi). Peran katalis
sebenarnya adalah menurunkan energi aktifasi reaksi. Pemilihan katalis untuk proses dapat
didasarkan pada beberapa hal berikut:
a. Berumur panjang
b. Harganya murah
c. Mudah diregenerasi
d. Dapat diproduksi dalam jumlah besar
e. Tahan terhadap racun
f. Memiliki tahanan fisik yang besar
Kelemahan katalis
Alangkah indahnya bila sebuah reaksi kimia tidak membutuhkan katalis agar bisa berlangsung.
Tapi kenyataannya jenis reaksi seperti ini jarang ditemui. Keberadaan katalis dalam campuran
reaksi kimia tentu saja memberikan masalah tersendiri. Di industri kimia, masalah terutama
berkaitan dengan pemisahan (separation), daur ulang (recycle), usia (life time), dan deaktifasi
katalis merupakan isyu-isyu penting.

Problem pemisahan katalis dari zat pereaksi maupun produk lebih sering ditemui pada sistem
katalis homogen. Karena katalis homogen larut dalam campuran, pemisahan tidak cukup
dilakukan dengan penyaringan atau dekantasi. Teknik yang umum digunakan adalah destilasi
atau ekstraksi produk dari campuran, misalnya katalis asam-basa pada reaksi esterifikasi
biodiesel dipisahkan dengan ekstraksi untuk kemudian campuran sisa reaktan-katalis yang
tertinggal dialirkan lagi menuju bejana reaksi. Namun demikian, ada beberapa katalis istimewa
dari senyawa komplek logam yang didesain sedemikian rupa sehingga bisa terpisah atau
mengendap setelah reaksi tuntas. Kasus pemisahan untuk katalis heterogen lebih mudah
ditanggulangi karena sudah terpisah dengan sendirinya tanpa membutuhkan usaha lain.
Daur ulang dan usia katalis memiliki kaitan. Selama bisa dipisahkan, katalis homogen boleh
dikatakan tetap aktif dan memiliki usia yang sangat panjang bahkan nyaris tak terhingga dan bisa
digunakan berulang-ulang. Nyawa katalis homogen mungkin tamat jika mengalami deaktifasi
akibat teracuni atau perubahan struktur akibat proses ektrim. Katalis heterogen memiliki takdir
berbeda. Sering kali katalis heterogen harus diaktifasi dulu sebelum siap digunakan, misalnya
dengan jalan direduksi atau dioksidasi. Setelah mengalami proses reaksi berkali-kali, kereaktifan
katalis tersebut pelan-pelan menurun akibat perubahan mikrostruktur maupun kimianya, misal
terjadi penggumpalan (clustering), migrasi partikel aktif membentuk kristal baru (sintering),
oksidasi, karbonisasi, maupun teracuni (poisoned). Untuk mengembalikan reaktifitas katalis
heterogen perlu dilakukan regenerasi dengan cara, misalnya kalsinasi, reduksi-oksidasi kembali,
atau pencucian dengan larutan aktif. Seringkali proses regenerasi tidak dapat mengembalikan
100% kereaktifan katalis sehingga pada saatnya nanti katalis tersebut akhirnya mati juga dan
perlu diganti yang baru.
B.

FUNGSI

Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan
memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru.
Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung
lebih cepat.
Fungsi utama dari katalis ini adalah menyediakan reaksi alternative dalam suatu reaksi
kimia.Dengan peranan yang sangat penting ini, maka katalis sangat di perlukan oleh tubuh dalam
proses pencernaan makanan di dalam tubuh. Fungsi penting katalis ( enzim ) ini memberikan
dampak besar terhadap kelancarna pencernaan makanan di dalam tubuh.Misalnya saja adalah
enzim amylase di dalam mulut (air liur) yang membantu memecah amilosa
menjadi maltosa.Selain peranan katalis di dalam tubuh, katalis juga berperan dalam proses kimia
lainnya
Reaksi yang berlangsung lambat dapat dipercepat dengan menambahkan katalis yang sesuai
untuk reaksi tersebut. Katalis akan mempercepat reaksi karena katalis akan mencari jalan dengan
energi aktivasi yang lebih rendah sehingga reaksinya akan berlangsung lebih cepat. Satu yang
harus diketahui tentang prinsip kerja katalis adalah bahwa katalis tersebut tetap ikut dalam

jalannya reaksi, tetapi pada kondisi akhir, katalis akan keluar lagi dalam bentuk yang sama. Sifatsifat kimia katalis akan sama sebelum dan sesudah mengkatalis suatu reaksi.
Pentingnya katalis ditunjukkan oleh kenyataan bahwa lebih dari 75% proses produksi bahan
kimia di Industri disintesis dengan bantuan katalis. Contoh proses kimia yang sangat penting
misalnya sintesis metanol dari syngas (CO dan H2) dikatalisis oleh ZnO/Cr2O3, dan reaksi
water gas shift (WGS),
CO + 2H2O ==> CO2 + H2
dikatalisis oleh besi oksida atau oksida campuran Zn, Cu maupun Cr.
Teknologi katalis telah digunakan dalam industri kimia lebih dari 100 tahun lamanya dan
penelitian serta pengembangan teknologi katalis telah menjadi semacam bidang kekhususan
kimia.
Suatu reaksi eksoterm AB(g) + C(g) > AC(g) + B(g). Reaksi ini berlangsung lambat, karena
energi aktivasinya (Ea) lebih besar dibanding energi molekulnya. Hanya sebagian kecil molekul
yang mencapai Ea.

Oleh karena itu untuk mempercepat reaksi ini, ditambahkan suatu katalis. Apa fungsi katalis?
Mengapa katalis dapat mempercepat reaksi? Bagaimana cara katalis mempercepat reaksi itu?
Berdasarkan diagram di atas, Ea dengan katalis lebih rendah. Mengapa?
Katalis itu berupa zat yang dicampurkan dengan reaktan. Jika reaksi di atas tanpa katalis, AB dan
C bertumbukan sampai mencapai Ea yang relatif tinggi. Karena umumnya energi molekulnya
rendah, jadi tumbukan yang terjadi tidak efektif. Ea sangat sulit dicapai. Untuk itu maka
ditambahkan zat yang bertindak sebagai katalis.

Ternyata pada saat katalis dicampurkan reaksi makin cepat. Jelas bahwa katalis itu dapat
mempengaruhi salah satu reaktan. Misalnya dalam reaksi ini katalis cocok sifatnya dengan AB.
Maka seperti robot AB tertarik ke katalis membentuk KAB. KAB tergolong kompleks teraktivasi
yang merupakan tahap reaksi hipotesis; KAB kemudian terurai menjadi KA dan B. Setelah itu
terjadi tahap reaksi berikutnya, yaitu C ditarik oleh KA menjadi KAC yang kemudian langsung
K lepas dan terbentuklah AC. Mekanisme reaksi di atas adalah :
K + AB > KAB > KA + B (lambat)
KA + C > KAC > K + AC (cepat)
K + AB + C > K + AC + B
Jadi katalis ikut ambil bagian dalam reaksi, memberi jalan baru melalui mekanisme reaksi baru
yang energi aktivasinya lebih rendah, kemudian terbentuk kembali dalam keadaan yang sama.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.
Katalis adalah suatu senyawa kimia yang dapat mengarahkan sekaligus meningkatkan
kinetika suatu reaksi (jika reaksi tersebut secara termodinamika memungkinkan terjadi).
Komponen inti katalis menurut derajat kepentingannya:

Selektifitas

Stabilitas

Aktifitas

Tipe katalis

Katalis homogen

Katalis homoheterogen

Katalis heterogen

Katalis asam/basa

Biokatalis (enzim)

Bulk katalis (alloy


logam)

Kompleks logam
transisi

Fungsional
nanopartikel

Katalis yang diemban

4.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan
jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang
baru.
5.
Katalis akan mempercepat reaksi karena katalis akan mencari jalan dengan energi aktivasi
yang lebih rendah sehingga reaksinya akan berlangsung lebih cepat.
6.
Prinsip kerja katalis adalah bahwa katalis tetap ikut dalam jalannya reaksi, tetapi pada
kondisi akhir, katalis akan keluar lagi dalam bentuk yang sama.

Anda mungkin juga menyukai