Disusun oleh :
BINTANG EKANANDA
NIM : 21080111130040
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan proposal permohonan kerja praktek ini dengan
judul Pengukuran Tingkat Implementasi SMK3 serta Identifikasi Hazards
dengan Pendekatan Risk Assessment di PT. Chevron Pacific Indonesia Distrik
Duri-Riau. Proposal ini penulis susun, untuk memenuhi tugas sebagai salah satu
syarat kelulusan dalam mata kuliah Kerja Praktek (TKL 150-P) dengan bobot 2
SKS. Tugas ini dimaksudkan agar penulis dapat menerapkan kemampuan
akademik untuk memecahkan masalah-masalah yang sederhana (problem solving)
dan melatih keterampilan (aspek psikomotorik) di lingkungan industri atau
lapangan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT beserta kekasih-Nya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
2. Bapak Ir. Syafrudin, CES, MT sebagai Ketua Program Studi Teknik
Lingkungan.
3. Ibu Ir. Dwi Siwi Handayani, MSi sebagai koordinator mata kuliah kerja
praktek.
4. Ibu, Bapak dan Adik di rumah yang selalu menjadi alasan utama untuk
tetap berjuang di sini.
5. Aulia Nazala R., sebagai salah satu sumber motivasi belajar.
6. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
proposal ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Proposal
ini
penulis
buat
seoptimal
mungkin.
Penulis
sangat
Bintang Ekananda
DAFTAR ISI
ii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...............................................................................
I-1
I-2
I-2
I-2
I-3
I-3
ii
3.4.
3.5.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
3.1. Diagram Alir Kerja Praktek di PT. Chevron Pacific Indonesia ................ III-3
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kecelakaan di lingkungan
kerja
merupakan
kerugian
bagi
perusahaan. Selain kerugian dari segi materiil seperti jam kerja yang
hilang, produktivitas, kerusakan materiil dan mesin, terdapat aspek
kerugian lain yang tidak terlihat jelas seperti kenyamanan pekerja
dalam beraktivitas. Tingginya presentasi kecelakaan kerja lebih terkait
dengan manajemen dibandingkan rekayasa. Manajemen tertinggilah yang
menentukan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seperti
kondisi kerja, kualitas kerja, dan kualitas peralatan yang dipakai. PT.
Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang merupakan anak perusahaan dari
Chevron yang bertugas mengeksplorasi minyak yang ada di Riau,
menyadari sepenuhnya sebagai perusahaan migas serta panas bumi harus
mengantisipasi risiko-risiko di atas dengan menerapkan norma-norma
pelestarian lingkungan dan norma-norma keselamatan dan kesehatan kerja.
Oleh karena itu penerapan dan pengelolaan diharapkan dapat mengantisipasi
risiko-risiko yang sebenarna tidak perlu terjadi, dimana akan meningkatkan
efisiensi serta meningkatkan kinerja K3.
PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) merupakan salah satu industri
yang sudah menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
hidup serta telah menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan
dan bagi orang lain yang ada di tempat kerja, training K3, sarana dan
prasarana pengolahan limbah hasil industri, dll.
Oleh karena itu, evaluasi operasional keselamatan dan kesehatan
kerja para pekerjanya perlu dilakukan sesuai dengan standar K3 sebagai
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pada
kerja praktek ini mengacu pada pendekatan Risk Assesment dalam
pengukuran kinerja. Risk Assesment menunjukkan nilai (score) dari suatu
I-1
dan
Keselamatan
Indonesia (CPI) .
2. Ruang Lingkup Waktu
Kerja Praktek ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014.
3. Ruang Lingkup Lokasi
Ruang lingkup kerja praktek di PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI)
berlokasi di Duri, kecamatan Mandau, kabupaten Bengkalis, propinsi
Riau, sekitar 125 kilometer dari ibukota Pekanbaru.
dengan
latar
belakang
masalah,
maka
penulis
I-2
dan
kesempatan
bagi
mahasiswa
I-3
untuk
mengembangkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk
mengajukan
rancangan undang-undang
ketenagakerjaan
dan
II-1
2. Bahaya kimia
3. Bahaya biologi
4. Bahaya mekanis
5. Bahaya ergonomi
terbatas, mengangkat,
6. Bahaya psikososial
Sistem
kerja,
organisasi
pekerjaan,
II-2
kecelakaan
terjadi
karena
II-3
kecelakaan
seperti
amputasi,
terkadang
mengakibatkan
hanya sedikit jam kerja yang hilang atau bahkan tidak ada hari kerja yang hilang.
Untuk meghindari timbulnya perbedaan dalam penilaian luasnya dampak
diperlukan keputusan untuk menetapkan cedera yang permanen. Di sini, yang
menjadi acuan utama dalam memutuskan luasnya dampak adalah seberapa sering
kematian yang terjadi. Padahal tingkat kecelakaan fatal bukan diukur hanya dari
kematian, tetapi juga dari banyaknya kasus dimana pekerja tidak dapat bekerja
lagi.
2.5.2 Incidence Indexes
Sistem pendataan yang ada sekarang merupakan pengembangan dari
sistem lama. Banyaknya kejadian kecelakaan injury/illness
di sini meliputi
bagaimana perawatan medis yang harus diberikan dan juga dari banyaknya
kematian.
Bandingkan hal ini dengan frequency rate tradisional, yang hanya
memandang kasus berdasarkan hilangnya paling sedikit satu hari kerja. Perawatan
medis tidak hanya berupa pertolongan pertama, pengobatan secara preventif
(seperti suntikan tetanus), atau prosedur diagnosa medis dengan hasil
negatif. Pertolongan pertama dideskripsikan sebagai langkah perawatan yang
pertama kali dilakukan dan peninjauan yang berkelanjutan terhadap pengobatan
II-4
seperti, teriris, terbakar, terkena pecahan, dan lain-lain, yang mana tidak
membutuhkan perawatan medis dan tidak dilakukan perawatan medis yang
berlebihan walaupun dilakukan oleh dokter. Jika sebuah kecelakaan injury
mengakibatkan hilang kesadaran, keterbatasan dalam bekerja atau bergerak,
atau sehingga dipindahkannya ke bagian lain, kecelakaan tersebut perlu untuk
dicatat.
Istilah atau kecelakaan yang merupakan incidence rate adalah sebagai
berikut:
1. Injury incidence rate.
2. Illness incidence rate.
3. Fatality incidence rate.
4. Lost-Workdays-cases incidence rate (LWDI).
5. Number-of-lost-workdays rate.
6. Spesific-hazard incidence rate.
Dalam perhitungan banyaknya hari kerja yang hilang, tanggal sejak
terjadinya injury atau awal mula timbulnya illness tidak selalu dihitung. Hal
ini terjadi jika pekerja meninggalkan tugasnya pada hari itu sanggup kembali
lagi bekerja ke tugas regulernya dan mampu melakukan semua tugas
regulernya sepanjang waktu dalam hari setelah injury atau illness. Juga, saat
menghitung hari kerja yang hilang, liburan akhir pekan atau hari libur normal
lainnya tidak boleh dihitung jika pekerja memang tidak harus bekerja pada hari
tersebut.
Pemilihan
total
jam
kerja
yang
digunakan
sebagai
pembagi
rate
yang dikenal
secara luas
adalah
Lost-
mempertimbangkan pada injury, bukan illness. Hal ini disebabkan karena untuk
mencari seberapa sakit dalam illness lebih sulit dilakukan. LWDI, yang
didasarkan pada bukti yang nyata, dipertimbangkan sebagai ukuran yang
lebih tepat untuk keefektifan program keselamatan dan kesehatan kerja sebuah
perusahaan.
II-6
(1999)
menyatakan
bahwa
ada
beberapa
cara
untuk
dan
biasanya
tidak
dikenakan
pinalti
keuangan.
Hal
ini
terjadi.
Penilaian
resiko
secara
kuantitatif
(Quantitative
Risk
II-8
II-9
Pengkategorian
di
sini
memungkinkan
timbul
bias
(Perbedaan
II-10
atau kejadian. Hazard yang dikatakan fatal jika berdampak yang parah (severe).
Studi analisa resiko di mana Angkatan Udara Amerika Serikat telah menetapkan
Risk Assessment Code (RAC). Sistem RAC mempertimbangkan 4 level
severity dan 4 level mishap probability, seperti ditunjukkan dalam tabel 2.4 di
bawah ini.
Mishap severity :
I. Kematian atau ketidakmampuan bekerja secara keseluruhan yang
permanen, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran
lebih dari $1,000,000.
II. Ketidakmampuan parsial yang permanen, ketidakmampuan bekerja
keseluruhan yang sementara yang lebih dari 3 bulan, kerugian
sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran $200,000 atau lebih
tetapi kurang dari $1,000,000.
III. Kecelakaan dengan hilangnya hari kerja, kerugian sumber daya atau
kerusakan akibat kebakaran $10,000 atau lebih tetapi kurang dari
$200,000.
IV. Pertolongan pertama atau perawatan medis sederhana, kerugian
sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran kurang dari $10,000
atau pelanggaran terhadap persyaratan dalam suatu standar.
II-11
Mishap probability :
A. Kemungkinan terjadi dengan segera atau dalam jangka waktu yang
singkat.
B. Kemungkinan besar akan terjadi.
C. Kemungkinan kecil akan terjadi.
D. Mungkin tidak terjadi.
Penyusunan RAC :
1.
2.
3.
4.
5.
Imminent danger
Serious
Moderate
Minor
Negligible
:
:
:
:
:
II-12
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1
Tujuan Operasional
Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ditinjau secara operasional
Tujuan Operasional
Mengidentifikasi sumber-sumber bahaya yang ada, khususnya bagi sumbersumber yang dapat mengakibatkan adanya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja yang dapat menimpa pekerja.
a. Pendekatan Sumber energi
2.
1. Pendekatan energi
Kecelakaan
2. Pendekatan manusia
3. Pendekatan teknis
4. Pendekatan administratif
5. Pendekatan manajemen
Sumber : Analisa Penulis, 2014
III-1
Maret - Juli
Minggu ke 2
3
4
Agustus
Minggu ke 1 2 3 4
September
Minggu ke 1 2 3 4
Oktober
Minggu ke1 2 3 4
Persiapan
Pelaksanaan KP
Penyusunan Laporan
Presentasi Hasil KP
3.2
3.3.1
Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi pencarian tempat kerja praktek, studi literatur di
3.3.2
Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi pengumpulan data baik data sekunder yang didapat
melalui studi literatur dari pihak PT. Chevron Pacific Indonesia Duri maupun dari
perpustakaan Teknik Lingkungan serta pengumpulan data primer yang dilakukan
dengan observasi secara langsung terhadap PT. Chevron Pacific Indonesia Duri,
serta wawancara dengan narasumber.
III-2
3.3.3
PENDAHULUAN
IV
GAMBARAN
UMUM
PT.
CHEVRON
PACIFIC
INDONESIA DURI
Berisi deskripsi PT. Chevron Pacific Indonesia Duri.
BAB V PENGUKURAN TINGKAT IMPLEMENTASI SMK3
SERTA IDENTIFIKASI HAZARDS DENGAN PENDEKATAN
RISK
ASSESSMENT
DI
PT.
CHEVRON
PACIFIC
INDONESIA DURI
Berisi analisa sekaligus pembahasan yang dilakukan berdasarkan data
yang telah diperoleh pada pelaksanaan kerja praktek mengenai penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Chevron
Pacific Indonesia Duri.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan hasil seluruh pengamatan pelaksanaan kerja praktek
serta saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
PT. Chevron Pacific Indonesia Duri.
III-3
3.3
dan paper sedangkan metode yang digunakan dapat berupa tes, angket,
wawancara, dan dokumen.
3.3.1
Data Primer
Sumber
Metode
Data
Alat
Pengambilan
Data
1.
Sumber bahaya
Person
Wawancara
Daftar pertanyaan
2.
Program K3
Person
Wawancara
Daftar pertanyaan
yang bersumber dari literatur, jurnal, makalah, laporan penelitian terdahulu, dan
data-data yang berasal dari perusahaan. Kemudian data-data tersebut digunakan
sebagai pengetahuan awal sebelum studi lapangan, sebagai pedoman selama
pengamtan di lapangan dan data pada waktu pembahasan dalam tahap penyusunan
laporan.
Tabel 3.4
Metode Pengumpulan Data Sekunder
No.
1.
Data Sekunder
Sumber bahaya
Sumber
Metode
Data
Pengambilan Data
Paper
Dokumen
Alat
Data
bahaya
III-4
sumber
PT.
Chevron
Pacific
Indonesia Duri
2.
Kebijakan K3
Paper
Dokumen
Data kebijakan K3
PT.
Pacific
Chevron
Indonesia
Duri
3.
Program K3
Paper
Dokumen
Data program K3
PT.
Pacific
Chevron
Indonesia
Duri
4.
Penilaian resiko
Paper
Dokumen
Daftar
resiko
Chevron
penilaian
pada
PT.
Pacific
Indonesia Duri
5.
Pengendalian
Paper
Dokumen
resiko
Daftar
penilaian
III-5
Indonesia
3.4
secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif melalui uraian kalimat, penjelasan, serta
keterangan hitungan berdasarkan pada teori dan literatur
Mulai
TAHAP
Proses Administrasi
PERSIAPAN
Studi Literatur
TAHAP
PELAKSANAAN
Pengumpulan Data
DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
- Wawancara
- Dokumentasi
Gambaran Umum
TAHAP
PENYUSUNAN
LAPORAN
Selesai
III-6
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal kegiatan kerja praktek ini saya ajukan, semoga dapat
memberikan penjelasan maksud dan tujuan kerja praktek ini kepada PT. Chevron
Pacific Indonesia. Selain itu semoga dari kegiatan ini akan memberikan manfaat
dan dapat menyumbangkan pemikiran, wawasan tentang evaluasi implementasi
SMK3 serta identifikasi hazards dengan pendekatan risk assessment yang tepat
dan sesuai. Sehingga limbah udara yang dihasilkan dapat diproses dengan baik
dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar dan masyarakat
luas, serta akan lebih terjalin kemitraan yang positif dan saling menguntungkan
antara keduanya.
Besar harapan Saya untuk dapat melaksanakan kerja praktek di PT.
Chevron Pacific Indonesia. Karena akan menjadi suatu pengalaman yang sangat
berharga bagi kami, terutama sebagai sarana untuk memperdalam pemahaman
teori yang telah dipelajari selama ini, khususnya tentang pengelolaan udara
industri. Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.
Semarang,
April 2014
Praktikan
Bintang Ekananda
21080111130040
IV-1
DAFTAR PUSTAKA
Asfahl, Ray.C. 1999. Industrial Safety and Health Management. Fourth
Edition, New Jersey : Prentice-Hall,Inc.
Effendi, Dedy Oktrianto. 2010. Pengukuran Tingkat Kesiapan Perusahaan
terhadap Bahaya di Tempat Kerja dan Penanganan Hazards (Studi
Kasus PT. Otsuka Indonesia). Teknik Industri, ITS Surabaya.
P.K, Sumamur. 1981. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
CV Haji Masagung.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996 Tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
LAMPIRAN
Curriculum Vitae
Nama
: Bintang Ekananda
TTL
Alamat Rumah
Alamat Kos
Agama
: Islam
No. HP
: 083837157975
Hobi
: bintangekananda@gmail.com
Moto
Riwayat Pendidikan :
1) SD Negeri 01 Jembayat (2000-2006)
2) SMP Negeri 01 Balapulang (2006-2008)
3) SMA Negeri 01 Slawi (2008-2011)
4) Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang (2011-..)
Riwayat Organisasi :
1) Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ( Staff ahli 20112012)
2) Ketua paguyuban mahasiswa daerah FOKUS (Forum Keluarga UNDIP
Slawi) (2013-2014)
3) Ketua UKM Akustik Teknik Lingkungan (2013-2014)
Prestasi yang pernah di raih :
Juara 3 Lomba Siswa Teladan SMP tingkat Kabupaten Tegal (2006)
Juara 2 Lomba Melukis SMP tingkat Kabupaten Tegal (2006)