Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

PERMOHONAN KERJA PRAKTEK

PENGUKURAN TINGKAT IMPLEMENTASI SMK3 SERTA


IDENTIFIKASI HAZARDS DENGAN PENDEKATAN RISK
ASSESSMENT DI PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
DISTRIK DURI-RIAU

Disusun oleh :
BINTANG EKANANDA
NIM : 21080111130040

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan pertolonganNya penulis dapat menyelesaikan proposal permohonan kerja praktek ini dengan
judul Pengukuran Tingkat Implementasi SMK3 serta Identifikasi Hazards
dengan Pendekatan Risk Assessment di PT. Chevron Pacific Indonesia Distrik
Duri-Riau. Proposal ini penulis susun, untuk memenuhi tugas sebagai salah satu
syarat kelulusan dalam mata kuliah Kerja Praktek (TKL 150-P) dengan bobot 2
SKS. Tugas ini dimaksudkan agar penulis dapat menerapkan kemampuan
akademik untuk memecahkan masalah-masalah yang sederhana (problem solving)
dan melatih keterampilan (aspek psikomotorik) di lingkungan industri atau
lapangan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT beserta kekasih-Nya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
2. Bapak Ir. Syafrudin, CES, MT sebagai Ketua Program Studi Teknik
Lingkungan.
3. Ibu Ir. Dwi Siwi Handayani, MSi sebagai koordinator mata kuliah kerja
praktek.
4. Ibu, Bapak dan Adik di rumah yang selalu menjadi alasan utama untuk
tetap berjuang di sini.
5. Aulia Nazala R., sebagai salah satu sumber motivasi belajar.
6. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
proposal ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Proposal

ini

penulis

buat

seoptimal

mungkin.

Penulis

sangat

mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan proposal dan penambah


wawasan untuk pembuatan tugas di masa yang akan datang.
Semarang, 7 April 2014

Bintang Ekananda

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................

DAFTAR ISI .......................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ...............................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...............................................................................

I-1

1.2. Dasar Pelaksanaan Kerja Praktek...................................................

I-2

1.3. Ruang Lingkup Kerja Praktek ........................................................

I-2

1.4. Rumusan Masalah ..........................................................................

I-2

1.5. Tujuan Kegiatan Kerja Praktek ......................................................

I-3

1.6. Manfaat Kerja Praktek ...................................................................

I-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Sejarah Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......... II-1
2.2. Definisi Kecelakaan dan Hazards .................................................. II-1
2.3. Peraturan Perundangan K3LL ...................................................... II-2
2.4. Perhitungan Tingkat Implementasi ............................................... II-3
2.5. Perhitungan Tingkat Kecelakaan .................................................. II-4
2.5.1. Traditional Indexes ............................................................. II- 4
2.5.2. Incidence Indexes ................................................................ II-4
2.6. Metode Perangkingan Sumber Bahaya (Hazards) ........................ II-7
2.6.1. Skala Klasifikasi Hazards ................................................... II-7
2.6.2. Pendekatan Risk Assessment ................................................ II-10

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


3.1. Tujuan Operasional ....................................................................... III-1
3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ................................................... III-2
3.3.

Metode Pelaksanaan ...................................................................... III-2

ii

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

3.4.

Teknik Pengumpulan Data ........................................................... III-4

3.5.

Teknik Analisis Data .................................................................... III-6

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

DAFTAR GAMBAR

3.1. Diagram Alir Kerja Praktek di PT. Chevron Pacific Indonesia ................ III-3

iv

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Kategori Kecelakaan Kerja ............................................................ II-7

Tabel 2.2

Tingkat Implementasi-Kecelakaan................................................. II-7

Tabel 2.3

Deskripsi Kategori 10 Skala Hazards di tempat Kerja .................. II-9

Tabel 2.4

Pengkodean Risk Assessment ......................................................... II-10

Tabel 3.1

Tujuan Operasional ....................................................................... III-1

Tabel 3.2

Data Primer .................................................................................... III-4

Tabel 3.3

Data Sekunder ............................................................................... III-5

DAFTAR LAMPIRAN

1. CV Pemohon Kerja Praktik


2. Surat Permohonan Kerja Praktik
3. Form Kelayakan Mengajukan Kerja Praktek
4. Transkrip Nilai Mahasiswa (Terbaik)

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kecelakaan di lingkungan

kerja

merupakan

kerugian

bagi

perusahaan. Selain kerugian dari segi materiil seperti jam kerja yang
hilang, produktivitas, kerusakan materiil dan mesin, terdapat aspek
kerugian lain yang tidak terlihat jelas seperti kenyamanan pekerja
dalam beraktivitas. Tingginya presentasi kecelakaan kerja lebih terkait
dengan manajemen dibandingkan rekayasa. Manajemen tertinggilah yang
menentukan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) seperti
kondisi kerja, kualitas kerja, dan kualitas peralatan yang dipakai. PT.
Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang merupakan anak perusahaan dari
Chevron yang bertugas mengeksplorasi minyak yang ada di Riau,
menyadari sepenuhnya sebagai perusahaan migas serta panas bumi harus
mengantisipasi risiko-risiko di atas dengan menerapkan norma-norma
pelestarian lingkungan dan norma-norma keselamatan dan kesehatan kerja.
Oleh karena itu penerapan dan pengelolaan diharapkan dapat mengantisipasi
risiko-risiko yang sebenarna tidak perlu terjadi, dimana akan meningkatkan
efisiensi serta meningkatkan kinerja K3.
PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI) merupakan salah satu industri
yang sudah menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
hidup serta telah menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan
dan bagi orang lain yang ada di tempat kerja, training K3, sarana dan
prasarana pengolahan limbah hasil industri, dll.
Oleh karena itu, evaluasi operasional keselamatan dan kesehatan
kerja para pekerjanya perlu dilakukan sesuai dengan standar K3 sebagai
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pada
kerja praktek ini mengacu pada pendekatan Risk Assesment dalam
pengukuran kinerja. Risk Assesment menunjukkan nilai (score) dari suatu

I-1

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

indicator kinerja memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Sedangkan


kisaran indicator kinerja dibuat menjadi tiga kategori yang meliputi
merah, kuning, dan hijau.

1.2 DASAR PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK


Dasar pelaksanaan kerja praktek ini terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Tri Dharma Perguruan Tinggi
2. Kurikulum Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang
1.3 RUANG LINGKUP KERJA PRAKTEK
Ruang lingkup kerja praktek ini terbagi menjadi tiga, yaitu :
1. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi kerja praktek adalah penelaahan dan evaluasi
Kesehatan

dan

Keselamatan

Kerja (K3) di PT. Chevron Pacific

Indonesia (CPI) .
2. Ruang Lingkup Waktu
Kerja Praktek ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014.
3. Ruang Lingkup Lokasi
Ruang lingkup kerja praktek di PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI)
berlokasi di Duri, kecamatan Mandau, kabupaten Bengkalis, propinsi
Riau, sekitar 125 kilometer dari ibukota Pekanbaru.

1.4 RUMUSAN MASALAH


Sehubungan

dengan

latar

belakang

masalah,

maka

penulis

mengemukakan rumus masalah:


1. Apa saja sumber-sumber bahaya yang dapat mengakibatkan adanya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat menimpa pekerja di PT.
Chevron Pacific Indonesia (CPI)?

I-2

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

2. Bagaimana program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang


dilakukan oleh PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI)?

1.5 TUJUAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK


Adapun tujuan dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
1. Mengidentifikasi sumber-sumber bahaya yang ada, khususnya bagi
sumber-sumber yang dapat mengakibatkan adanya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang dapat menimpa pekerja.
2. Menentukan tingkat kinerja implementasi SMK3 di PT. Chevron Pacific
Indonesia Duri serta titik-titik lokasi yang rawan atau berisiko
menimbulkan kecelakaan atau kerusakan dan kerugian hingga ke titik yang
paling aman.
1.6

MANFAAT KERJA PRAKTEK


Manfaat dari Kerja Praktek ini adalah:
1. Merupakan salah satu mata kuliah yang dipersyaratkan untuk mengikuti
Tugas Akhir (TA) di Program Studi Teknik Lingkungan Universitas
Diponegoro.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Kesehatan

dan

Keselamatan Kerja (K3).


3. Sebagai sarana pengenalan dunia kerja yang sesuai dengan bidang
keahlian dan keilmuan mahasiswa.
4. Merupakan

kesempatan

bagi

mahasiswa

kemampuan dan keahlian yang telah dipelajari.

I-3

untuk

mengembangkan

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pada tahun 1890, pemerintah Amerika Serikat memasukan rancangan
undang undang (UU) yang mengatur keselamatan dan kesehatan kerja
dengan standar keamanan untuk area pertambangan batu bara. Meskipun
demikian, tidak ada aturan

yang dibuat untuk melindungi keamanan dan

kesehatan di lingkungan kerja mereka secara umum hingga akhir dekade


1960-an ketika diperkirakan sebanyak 14.000 pekerja meninggal setiap
tahunnya dan 2,2 juta pekerja menderita cacat akibat kecelakaan kerja. Pada
tanggal 17 Desember 1970 undang-undang yang berhubungan keselamatan dan
kesehatan selesai disusun oleh kongres dan ditandatangani oleh presiden
Nixon. Keputusan yang dibuat memberikan kesempatan perwakilan tenaga
kerja

untuk

mengajukan

rancangan undang-undang

ketenagakerjaan

dan

memimpin administrasi yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan


kerja (OSHA). Aktivitas OSHA diatur dan dikoordinasikan dalam sebuah
kantor yang berada di Washington. Hasil dari didirikannya OSHA dengan
departemen ketenagakerjaan adalah dibentuknya sebuah komisi yang secara
khusus memperhatikan masalah yang berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan (OSHRC) dan lembaga Negara yang menyelidiki masalah yang
berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan dalam kerja. (Kaviani dan
Wentz, 1990).
2.2. Definisi Kecelakaan dan Hazard
Accident atau kecelakaan adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak
diinginkan yang dapat mengakibatkan kematian, kerugian, atau dapat menurunkan
kinerja perusahaan. Termasuk dalam hal ini adalah kejadian tidak aman
(hampir celaka, hampir gagal). Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam

II-1

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan. Bahaya dikatakan


potensial jika belum mendatangkan kecelakaan (Sumamur, 1987).
Menurut Asfahl (1999), keselamatan (safety) berkaitan dengan efek
yang akut dari hazards, sedangkan kesehatan (health) berkaitan dengan efek
yang kronis dari hazards. Hazards juga melibatkan resiko atau kesempatan,
yang berkaitan dengan elemen-elemen yang tidak diketahui (unknown).
Berikut merupakan kategori hazards dalam industri :
1. Bahaya fisik

: Kebisingan, radiasi, pencahayaan, suhu.

2. Bahaya kimia
3. Bahaya biologi

: Bahan beracun dan larutan kimia.


`

: Virus, bakteri, jamur.

4. Bahaya mekanis

: Penggunaan mesin dan peralatan.

5. Bahaya ergonomi

: Ruangan yang sempit, gerakant ubuh

terbatas, mengangkat,

mendorong, menarik, kurang cahaya.

6. Bahaya psikososial

Sistem

kerja,

organisasi

pekerjaan,

lamanya jam kerja trauma.


7. Bahaya tingkah laku

: Ketidakpatuhan terhadap standar, kurang

keahlian, tugas baru atau tidak rutin.


8. Bahaya lingkungan sekitar

Gelap, permukaan tidak rata, kondisi

permukaan basah, cuaca, kebakaran.


2.3. Peraturan Perundangan K3LL
Peraturan perundangan yang mengatur tentang keselamatan kesehatan
kerja dan lindungan lingkungan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

UU No. 1 TH 1970 tentang Keselamatan Kerja


UU No. 23 TH 1993 tentang Kesehatan
UU No. 23 TH 1997 tentang Pengelolaan Hidup
UU No. 13 TH 2003 tentang Ketenagakerjaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen K3
6. Undang-undang No.22 Tahun 2001 tentang Migas

II-2

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Soemanto (1991) menyatakan bahwa faktor terbesar penyebab kecelakaan


adalah faktor manusia maka usaha meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja
perlu difokuskan pada pembinaan rasa tanggung jawab dan sikap dalam
bekerja. Rasa tanggung jawab perlu dikembangkan, suatu kecelakaan dapat
menimpa diri pekerja, teman sekerja, dan dengan sendirinya pihak keluarga
juga

menanggung akibatnya. Dapat pula

kecelakaan

terjadi

karena

ketidaktahuan atau tidak tahu kemungkinan adanya bahaya.


2.4. Perhitungan Tingkat Implementasi
Penilaian tingkat implementasi dilakukan dengan mengamati aktivitas
kerja secara langsung dan memberikan nilai pada pertanyaan dalam checklist
berdasarkan hasil pengamatan, dimana pencapaian tingkat implementasi
menggunakan traffic light system. Traffic light system berhubungan erat dengan
scoring system. Traffic light system berfungsi sebagai tanda apakah score dari
suatu indikator kinerja memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Indikator dari
traffic light system ini direpresentasikan dengan beberapa warna merah, hiaju
ataupun kuning. Adapaun makna dari simbol warna tersebut adalah :

Warna hijau, dimana besarnya pencapaian kinerja antara 85%-100%. Hal


ini menyatakan achievement dari suatu indikator kinerja sudah tercapai.

Warna kuning, berarti achievement dari suatu indikator kinerja belum


tercapai, meskipun nilainya sudah mendekati target pencapaian kinerja
sudah mendekati target. Kisaran nilai indikator kinerja antara 60% 84%.

Warna merah, menyatakan achievement dari suatu indikator kinerja


benarbenar di bawah target yang telah ditetapkan dan memerlukan
perbaikan dengan segera. Kisaran nilai indikator kinerja untuk kategori ini
adalah 0 59%.

II-3

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

2.5. Perhitungan Tingkat Kecelakaan


Asfahl (1999) menyatakan bahwa ada dua cara untuk menghitung
tingkat kecelakaan, yaitu dengan traditional indexes dan incidence indexes. Dalam
hal ini penyusun menggunakan incedence indexes.
2.5.1 Traditional Indexes
Ukuran statistik yang terkenal dengan frekuensi dan luasnya dampak.
Frekuensi diukur berdasarkan banyaknya kasus yang terjadi, sedangkan
luasnya dampak berdasarkan pada besarnya pengaruh terhadap banyaknya jam
kerja yang hilang.
Beberapa

kecelakaan

seperti

amputasi,

terkadang

mengakibatkan

hanya sedikit jam kerja yang hilang atau bahkan tidak ada hari kerja yang hilang.
Untuk meghindari timbulnya perbedaan dalam penilaian luasnya dampak
diperlukan keputusan untuk menetapkan cedera yang permanen. Di sini, yang
menjadi acuan utama dalam memutuskan luasnya dampak adalah seberapa sering
kematian yang terjadi. Padahal tingkat kecelakaan fatal bukan diukur hanya dari
kematian, tetapi juga dari banyaknya kasus dimana pekerja tidak dapat bekerja
lagi.
2.5.2 Incidence Indexes
Sistem pendataan yang ada sekarang merupakan pengembangan dari
sistem lama. Banyaknya kejadian kecelakaan injury/illness

di sini meliputi

bagaimana perawatan medis yang harus diberikan dan juga dari banyaknya
kematian.
Bandingkan hal ini dengan frequency rate tradisional, yang hanya
memandang kasus berdasarkan hilangnya paling sedikit satu hari kerja. Perawatan
medis tidak hanya berupa pertolongan pertama, pengobatan secara preventif
(seperti suntikan tetanus), atau prosedur diagnosa medis dengan hasil
negatif. Pertolongan pertama dideskripsikan sebagai langkah perawatan yang
pertama kali dilakukan dan peninjauan yang berkelanjutan terhadap pengobatan

II-4

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

seperti, teriris, terbakar, terkena pecahan, dan lain-lain, yang mana tidak
membutuhkan perawatan medis dan tidak dilakukan perawatan medis yang
berlebihan walaupun dilakukan oleh dokter. Jika sebuah kecelakaan injury
mengakibatkan hilang kesadaran, keterbatasan dalam bekerja atau bergerak,
atau sehingga dipindahkannya ke bagian lain, kecelakaan tersebut perlu untuk
dicatat.
Istilah atau kecelakaan yang merupakan incidence rate adalah sebagai
berikut:
1. Injury incidence rate.
2. Illness incidence rate.
3. Fatality incidence rate.
4. Lost-Workdays-cases incidence rate (LWDI).
5. Number-of-lost-workdays rate.
6. Spesific-hazard incidence rate.
Dalam perhitungan banyaknya hari kerja yang hilang, tanggal sejak
terjadinya injury atau awal mula timbulnya illness tidak selalu dihitung. Hal
ini terjadi jika pekerja meninggalkan tugasnya pada hari itu sanggup kembali
lagi bekerja ke tugas regulernya dan mampu melakukan semua tugas
regulernya sepanjang waktu dalam hari setelah injury atau illness. Juga, saat
menghitung hari kerja yang hilang, liburan akhir pekan atau hari libur normal
lainnya tidak boleh dihitung jika pekerja memang tidak harus bekerja pada hari
tersebut.
Pemilihan

total

jam

kerja

yang

digunakan

sebagai

pembagi

(penyebut) dalam menghitung spesific hazard incidence rate harus dilakukan


dengan hati-hati. Karena hazards spesifik lebih sempit dan lebih sedikit
pekerja yang terekspos, data harus dikumpulkan selama beberapa tahun
untuk memperoleh hasil yang berarti untuk spesific hazard incidence rate.
Standar incidence

rate

yang dikenal

secara luas

adalah

Lost-

Workdays-cases incidence rate (LWDI). Dalam hal ini LWDI hanya


II-5

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

mempertimbangkan pada injury, bukan illness. Hal ini disebabkan karena untuk
mencari seberapa sakit dalam illness lebih sulit dilakukan. LWDI, yang
didasarkan pada bukti yang nyata, dipertimbangkan sebagai ukuran yang
lebih tepat untuk keefektifan program keselamatan dan kesehatan kerja sebuah
perusahaan.

Ini menjadi alasan LWDI untuk hanya mempertimbangkan

banyaknya waktu yang hilang disebabkan karena injuries.


Injury dan illness adalah dua hal yang berbeda. Contoh dari injury adalah
terkoyak, keretakan tulang, terkilir, dan amputasi yang dihasilkan dari satu
kecelakaan kerja atau dari terpaparnya sesuatu yang melibatkan kejadian tunggal
dalam lingkungan kerja. Illness terjadi saat kondisi tidak normal disebabkan oleh
faktor lingkungan dan biasanya terjadi lebih dari satu kali.
Kategori besarnya tingkat kecelakaan kerja dapat dilihat dalam tabel
2.1 sedangkan untuk menentukan besarnya pencapaian target terhadap kinerja
implementasi program K3LL dapat dilihat pada tabel 2.2. di bawah ini.

II-6

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

2.6. Metode Perangkingan Sumber Bahaya (Hazards)


Asfahl

(1999)

menyatakan

bahwa

ada

beberapa

cara

untuk

merangking hazards, antara lain dengan menggunakan skala klasifikasi


hazards dan pendekatan risk assessment.
2.6.1 Skala Klasifikasi Hazards
Asfahl (1999) menyatakan bahwa tidak adanya data pendukung analisa
cost-benefit menyulitkan manajer keselamatan dan kesehatan (K3), komite
II-7

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

keselamatan, atau pihak pengambil keputusan guna perbaikan program K3.


OSHA mengelompokkan dalam 4 kategori hazards sebagai berikut :
1. Imminent danger
2. Serious violations
3. Nonserious violations
4. De minimus violations
Kategori di atas didefinisikan dengan kurang jelas. Kategori Imminent
danger mewajibkan OSHA untuk mengeluarkan teguran dari pengadilan Amerika
Serikat yang memaksa pemilik usaha agar menghilangkan hazards atau
pengadilan akan menghentikan operasinya. Sedangkan De minimus violations
hanya pelanggaran teknis yang berpengaruh kecil terhadap keselamatan dan
kesehatan

dan

biasanya

tidak

dikenakan

pinalti

keuangan.

Hal

ini

menimbulkan bias dalam menentukan kategori pelanggaran dilakukan.


Soemanto (1991) menyatakan bahwa resiko dari suatu kejadian merupakan
ukuran tingkat keparahan suatu konsekuensi kecelakaan dan frekuensi kecelakaan
dapat

terjadi.

Penilaian

resiko

secara

kuantitatif

(Quantitative

Risk

Assessment) memerlukan suatu besaran angka yang diperkirakan dari tingkat


resiko yang berkaitan dengan bahaya yang diidentifikasi secara spesifik. Asfahl
menentukan skala dari 1 hingga 10, dimana 10 adalah hazards terburuk
dan 1 sebagai hazards yang tidak berarti. Tabel 2.3 mendeskripsikan
secara subjektif setiap 10 level hazards. Definisi tersebut ditentukan berdasarkan
4 tipe hazards: hazards yang dapat menyebabkan kematian (fatal), hazards yang
berkaitan dengan kesehatan, hazards dari kebisingan industri, dan hazards
yang berkaitan dengan keselamatan/kecelakaan. Gambaran yang sangat jelas
adalah sangat sulit diberikan, sehingga beberapa pembaca tidak setuju
dengan definisi masing-masing kategori.

II-8

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

II-9

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Pengkategorian

di

sini

memungkinkan

timbul

bias

(Perbedaan

persepsi). Oleh karena itu digunakan pendekatan risk assessment.


2.6.2 Pendekatan Risk Assessment
Asfahl (1999) menyatakan bahwa perangkingan hazards akan lebih
berguna jika bobot ditempatkan pada kemungkinan terjadinya kecelakaan

II-10

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

atau kejadian. Hazard yang dikatakan fatal jika berdampak yang parah (severe).
Studi analisa resiko di mana Angkatan Udara Amerika Serikat telah menetapkan
Risk Assessment Code (RAC). Sistem RAC mempertimbangkan 4 level
severity dan 4 level mishap probability, seperti ditunjukkan dalam tabel 2.4 di
bawah ini.

Mishap severity :
I. Kematian atau ketidakmampuan bekerja secara keseluruhan yang
permanen, kerugian sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran
lebih dari $1,000,000.
II. Ketidakmampuan parsial yang permanen, ketidakmampuan bekerja
keseluruhan yang sementara yang lebih dari 3 bulan, kerugian
sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran $200,000 atau lebih
tetapi kurang dari $1,000,000.
III. Kecelakaan dengan hilangnya hari kerja, kerugian sumber daya atau
kerusakan akibat kebakaran $10,000 atau lebih tetapi kurang dari
$200,000.
IV. Pertolongan pertama atau perawatan medis sederhana, kerugian
sumber daya atau kerusakan akibat kebakaran kurang dari $10,000
atau pelanggaran terhadap persyaratan dalam suatu standar.

II-11

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Mishap probability :
A. Kemungkinan terjadi dengan segera atau dalam jangka waktu yang
singkat.
B. Kemungkinan besar akan terjadi.
C. Kemungkinan kecil akan terjadi.
D. Mungkin tidak terjadi.
Penyusunan RAC :
1.
2.
3.
4.
5.

Imminent danger
Serious
Moderate
Minor
Negligible

:
:
:
:
:

Bahaya yang mengancam.


Bahaya serius.
Bahaya sedang.
Bahaya kecil.
Tidak perlu diperhatikan.

II-12

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1

Tujuan Operasional
Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ditinjau secara operasional

dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 3.1
Tujuan Operasional
No.
1.

Tujuan Operasional

Data yang dibutuhkan

Mengidentifikasi sumber-sumber bahaya yang ada, khususnya bagi sumbersumber yang dapat mengakibatkan adanya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja yang dapat menimpa pekerja.
a. Pendekatan Sumber energi

1. Pengendalian pada sumber bahaya


2. Pendekatan pada jalan energi
3. Pengendalian pada jalan penerima

2.

Menentukan tingkat kinerja implementasi SMK3 di PT. Chevron Pacific


Indonesia Duri serta titik-titik lokasi yang rawan atau berisiko menimbulkan
kecelakaan atau kerusakan dan kerugian hingga ke titik yang paling aman.
a. Pendekatan Pencegahan

1. Pendekatan energi

Kecelakaan

2. Pendekatan manusia
3. Pendekatan teknis
4. Pendekatan administratif
5. Pendekatan manajemen
Sumber : Analisa Penulis, 2014

3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kerja praktek dilaksanakan selama satu bulan terhitung dari tanggal 1
Agustus 2014 di PT. Chevron Pacific Indonesia Duri, yang berlokasi di Duri,
kecamatan Mandau, kabupaten Bengkalis, propinsi Riau, sekitar 125 kilometer

III-1

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

dari ibukota Pekanbaru, sebagai fasilitator dan pembuat kebijakan dalam


penempatan pelaksanaan kegiatan kerja praktek.
Tabel berikut menerangkan jadwal pelaksanaan kerja praktek. Sesuai
dengan kurikulum Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang.
Tabel 3.2
Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek
Tahapan Kegiatan
Kerja Praktek (KP)

Maret - Juli
Minggu ke 2
3
4

Agustus
Minggu ke 1 2 3 4

September
Minggu ke 1 2 3 4

Oktober
Minggu ke1 2 3 4

Persiapan
Pelaksanaan KP
Penyusunan Laporan
Presentasi Hasil KP

Sumber : Analisa Penulis, 2014

3.2

METODE KERJA PRAKTEK

3.3.1

Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi pencarian tempat kerja praktek, studi literatur di

perpustakaan untuk membuat proposal yang akan diajukan ke tempat kerja


praktek, dan proses pengurusan adminitrasi kerja praktek berupa surat
permohonan kerja praktek dari kampus serta surat balasan persetujuan
pelaksanaan kerja praktek dari PT. Chevron Pacific Indonesia Duri.

3.3.2

Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi pengumpulan data baik data sekunder yang didapat

melalui studi literatur dari pihak PT. Chevron Pacific Indonesia Duri maupun dari
perpustakaan Teknik Lingkungan serta pengumpulan data primer yang dilakukan
dengan observasi secara langsung terhadap PT. Chevron Pacific Indonesia Duri,
serta wawancara dengan narasumber.

III-2

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

3.3.3

Tahap Penyusunan Laporan


Pada tahap ini dilakukan analisa dan pembahasan mengenai keadaan di

tempat Kerja Praktek, disamping melakukan evaluasi terhadap hasil pengamatan


lapangan mengenai tingkat implementasi SMK3 serta identifikasi hazards dengan
pendekatan risk assessment di PT. Chevron Pacific Indonesia Duri. Kemudian
materi tersebut disusun dan dilakukan pembandingan antara hasil di lapangan
dengan teori yang ada. Adapun metodologi penyusunan laporan kerja praktek
akan disusun sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN

Berkaitan dengan pemilihan judul, latar belakang, rumusan masalah,


tujuan dan manfaat kerja praktek, serta ruang lingkup kerja praktek.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi landasan teori mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
BAB III METODOLOGI KERJA PRAKTEK
Bab ini menguraikan tentang tahapan-tahapan pelaksanaan kerja praktek
secara rinci dari proses perijinan sampai penulisan laporan.
BAB

IV

GAMBARAN

UMUM

PT.

CHEVRON

PACIFIC

INDONESIA DURI
Berisi deskripsi PT. Chevron Pacific Indonesia Duri.
BAB V PENGUKURAN TINGKAT IMPLEMENTASI SMK3
SERTA IDENTIFIKASI HAZARDS DENGAN PENDEKATAN
RISK

ASSESSMENT

DI

PT.

CHEVRON

PACIFIC

INDONESIA DURI
Berisi analisa sekaligus pembahasan yang dilakukan berdasarkan data
yang telah diperoleh pada pelaksanaan kerja praktek mengenai penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Chevron
Pacific Indonesia Duri.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan hasil seluruh pengamatan pelaksanaan kerja praktek
serta saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
PT. Chevron Pacific Indonesia Duri.

III-3

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

3.3

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data bersumber dari tiga hal, yaitu person, place,

dan paper sedangkan metode yang digunakan dapat berupa tes, angket,
wawancara, dan dokumen.
3.3.1

Pengumpulan Data Primer


Data data primer merupakan data keterangan yang diperoleh di lapangan

dengan melakukan pengamatan langsung terhadap Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Chevron Pacific Indonesia Duri.
Tabel 3.3
Metode Pengumpulan Data Primer
No.

Data Primer

Sumber

Metode

Data

Alat

Pengambilan
Data

1.

Sumber bahaya

Person

Wawancara

Daftar pertanyaan

2.

Program K3

Person

Wawancara

Daftar pertanyaan

Sumber : Analisa Penulis, 2014


3.4.2

Pengumpulan Data Sekunder


Metode pengumpulan data sekunder meliputi kegiatan pengumpulan data

yang bersumber dari literatur, jurnal, makalah, laporan penelitian terdahulu, dan
data-data yang berasal dari perusahaan. Kemudian data-data tersebut digunakan
sebagai pengetahuan awal sebelum studi lapangan, sebagai pedoman selama
pengamtan di lapangan dan data pada waktu pembahasan dalam tahap penyusunan
laporan.
Tabel 3.4
Metode Pengumpulan Data Sekunder
No.

1.

Data Sekunder

Sumber bahaya

Sumber

Metode

Data

Pengambilan Data

Paper

Dokumen

Alat

Data
bahaya

III-4

sumber
PT.

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Chevron

Pacific

Indonesia Duri
2.

Kebijakan K3

Paper

Dokumen

Data kebijakan K3
PT.
Pacific

Chevron
Indonesia

Duri
3.

Program K3

Paper

Dokumen

Data program K3
PT.
Pacific

Chevron
Indonesia

Duri
4.

Penilaian resiko

Paper

Dokumen

Daftar
resiko
Chevron

penilaian
pada

PT.

Pacific

Indonesia Duri
5.

Pengendalian

Paper

Dokumen

resiko

Daftar

penilaian

resiko PT. Chevron


Pacific
Duri
Sumber : Analisa Penulis, 2014

III-5

Indonesia

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

3.4

TEKNIK ANALISIS DATA


Data-data yang didapatkan dari tiap unit pekerjaan diolah dan dibahas

secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif melalui uraian kalimat, penjelasan, serta
keterangan hitungan berdasarkan pada teori dan literatur

Mulai

TAHAP
Proses Administrasi

PERSIAPAN

Studi Literatur

TAHAP
PELAKSANAAN

Pengumpulan Data

DATA PRIMER

DATA SEKUNDER

- Wawancara

- Data dari laporan

- Dokumentasi

- Dokumen dan referensi di PT.


Chevron Pacific Indonesia Duri

Gambaran Umum

TAHAP
PENYUSUNAN
LAPORAN

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Pelaksanaan Kerja Praktek


Sumber : Analisa Penulis, 2014

III-6

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal kegiatan kerja praktek ini saya ajukan, semoga dapat
memberikan penjelasan maksud dan tujuan kerja praktek ini kepada PT. Chevron
Pacific Indonesia. Selain itu semoga dari kegiatan ini akan memberikan manfaat
dan dapat menyumbangkan pemikiran, wawasan tentang evaluasi implementasi
SMK3 serta identifikasi hazards dengan pendekatan risk assessment yang tepat
dan sesuai. Sehingga limbah udara yang dihasilkan dapat diproses dengan baik
dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar dan masyarakat
luas, serta akan lebih terjalin kemitraan yang positif dan saling menguntungkan
antara keduanya.
Besar harapan Saya untuk dapat melaksanakan kerja praktek di PT.
Chevron Pacific Indonesia. Karena akan menjadi suatu pengalaman yang sangat
berharga bagi kami, terutama sebagai sarana untuk memperdalam pemahaman
teori yang telah dipelajari selama ini, khususnya tentang pengelolaan udara
industri. Atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.

Semarang,

April 2014
Praktikan

Bintang Ekananda
21080111130040

IV-1

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA
Asfahl, Ray.C. 1999. Industrial Safety and Health Management. Fourth
Edition, New Jersey : Prentice-Hall,Inc.
Effendi, Dedy Oktrianto. 2010. Pengukuran Tingkat Kesiapan Perusahaan
terhadap Bahaya di Tempat Kerja dan Penanganan Hazards (Studi
Kasus PT. Otsuka Indonesia). Teknik Industri, ITS Surabaya.
P.K, Sumamur. 1981. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:
CV Haji Masagung.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996 Tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

LAMPIRAN

Curriculum Vitae

Nama

: Bintang Ekananda

TTL

: Tegal, 29 Mei 1994

Alamat Rumah

: Jl. Modes 26 RT 006/005 Balapulang Wetan, Kec.


Balapulang, Kab. Tegal

Alamat Kos

: Jl. Banjarsari, Gang Iwenisari No. 35 D, Tembalang,


Semarang

Agama

: Islam

No. HP

: 083837157975

Hobi

: Bermain musik, melukis, catur, futsal, membaca dll.

Email

: bintangekananda@gmail.com

Moto

: Hidup hanya sekali, hiduplah yang berarti

Riwayat Pendidikan :
1) SD Negeri 01 Jembayat (2000-2006)
2) SMP Negeri 01 Balapulang (2006-2008)
3) SMA Negeri 01 Slawi (2008-2011)
4) Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang (2011-..)
Riwayat Organisasi :
1) Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ( Staff ahli 20112012)
2) Ketua paguyuban mahasiswa daerah FOKUS (Forum Keluarga UNDIP
Slawi) (2013-2014)
3) Ketua UKM Akustik Teknik Lingkungan (2013-2014)
Prestasi yang pernah di raih :
Juara 3 Lomba Siswa Teladan SMP tingkat Kabupaten Tegal (2006)
Juara 2 Lomba Melukis SMP tingkat Kabupaten Tegal (2006)

PROPOSAL PENGAJUAN KERJA PRAKTEK


PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Juara 1 Festival Band HUT Kabupaten Tegal ke-409 (2010)


Juara 3 Akustik Engineering Festival UNDIP (2011 & 2013)
Riwayat Pelatihan

1. Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Tingkat Pra Dasar Teknik


Lingkungan UNDIP (2011)
2. Pelatihan Autocad (2011)
3. Leadership Training Teknik Lingkungan (2012)
4. Pelatihan Arcgis dan Epanet (2012)
5. National Future Leader Summit (2013)

Anda mungkin juga menyukai