OLEH
KELOMPOK IV
Kelas D
Sujariani
Khaerun Nisa
Ainun Mardiah
Paula Destri
(15B07060)
(15B07049)
(15B07043)
(15B07057)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran yang efektif menekankan pentingnya belajar sebagai suatu proses
personal, di mana setiap siswa membangun pengetahuan dan pengalaman personalnya.
Pengetahuan dan pengalaman personal dibangun oleh setiap siswa melalui interaksi dengan
lingkungannya. Siswa sendirilah mengkonstruksi makna tentang hal yang dipelajarinya.
Dalam hal ini pembelajaran harus mampu mengorientasikan siswa untuk dapat memainkan
peranannya dalam kehidupan yang akan datang dengan kemampuan, pengetahuan, sikap
dan berbagai keterampilan yang telah diberikan lebih bermakna.
Di dalam pembelajaran, seorang pendidik harus mengetahui model desain
pembelajaran yang tepat untuk peserta didiknya. Desain pembelajaran tidak hanya
berperan sebagai pendekatan yang terorganisasi untuk memproduksi dan mengembangkan
bahan ajar, tetapi juga merupakan sebuah proses genetic yang dapat digunakan untuk
menganalisis masalah pembelajaran dan kinerja manusia serta menetukan solusi yang tepat
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Seorang perancang program pembelajaran perlu menentukan solusi yang tepat dari
berbagai alternatif yang ada. Selanjutnya ia dapat menerapkan solusi tersebut untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. Evaluasi adalah langkah selanjutnya, sehingga nantinya
bisa mengetahui rancangan atau desain yang sesuai dengan pembelajaran dan desain
tersebut bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
Desain pembelajaran adalah pengembangan secara sistematis dari spesifikasi
pembelajaran dengan menggunakan teori belajar dan pembelajaran untuk menjamin
kualitas pembelajaran. Proses perancangan dan pengembangan ini meliputi segala proses
analisis kebutuhan pembelajaran, tujuan dan pengembangan sistem untuk mencapai
tujuan,. pengembangan bahan dan aktivitas pembelajaran, uji coba dan evaluasi dari
seluruh pembelajaran dan aktivitas peserta didik.
Untuk mendesain pembelajaran harus memahami asumsi-asumsi tentang hakekat
desain sistem pembelajaran, Asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan dalam mendesain
system pembelajaran sebagai berikut: (1) desain sistem pembelajaran didasarkan pada
pengetahuan tentang bagaimana seseorang belajar, (2) desain sistem pembelajaran
diarahkan kepada peserta didik secara individual dan kelompok, (3) hasil pembelajaran
Model Desain Pembelajaran Kemp
mencakup hasil langsung dan pengiring, (4) sasaran terakhir desain sistem pembelajaran
adalah memudahkan belajar, (5) desain sistem pembelajaran mencakup semua variabel
yang mempengaruhi belajar, (6) inti desain sistem pembelajaran adalah penetapan silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran, (metode, media, skenario, sumber belajar, sistem
penilaian) yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam
makalah
ini,
pemakalah akan
memaparkan model
pembelajaran kemp dimana model pembelajaran ini memberikan bimbingan kepada para
siswanya untuk berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran.
Agar lebih jelas pemakalah akan menjelaskannya pada Bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari desain pembelajaran?
2. Apa pengertian dari desain pembelajaran Model Kemp?
3. Apa saja unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp?
4. Bagaimana langkah-langkah desain pembelajaran model Kemp?
5. Apa saja kelebihan dan kelemahan model Kemp?
6. Bagaimana contoh penerapan model Kemp dalam pembelajaran matematika?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari desain pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pengertian dari desain pembelajaran Model Kemp.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran model
Kemp.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah desain pembelajaran model Kemp.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model Kemp.
6. Untuk mengetahui contoh penerapan model Kemp dalam pembelajaran
matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
terjadinya belajar pada peserta didik. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat
karakteristik berupa rentetan atau
dikenal dengan istilah sintaks. Secara implisit di balik tahapan pembelajaran tersebut
terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan
antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lainnya.
Desain Pembelajaran (Instructional Design), merupakan perwujudan yang lebih
konkrit dari Teknologi Pembelajaran. Terdapat sejumlah istilah lain yang setara diantaranya
istilah Desain Sistem Pembelajaran (Instructional System Design). Demikian juga dengan
istilah Pengembangan Sistem Pembelajaran (Instructional System Development). Adapun
asumsi dasar yang melandasi perlunya desain pembelajaran, adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu desain orang bisa melakukan langkah-langkah
yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian
suatu desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari
penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespons kebutuhan
tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan dan akhirnya dilakukan proses
evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas rancangan (desain) yang disusun.
Dalam konteks pembelajaran, desain instruksional dapat diartikan sebagai proses
yang sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan
bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumbersumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan.
2. Manfaat Desain Pembelajaran
Shambaugh menjelaskan tentang desain pembelajaran yakni sebagai An
intellectual process to help teachers systematically analyze learner needs and construct
structures possibilities to responsively address those needs.Jadi dengan demikian, suatu
desain pembelajaran diarahkan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran
kemudian berupaya untuk membantu dalam menjawab kebutuhan tersebut.
Sebenarnya perencanaan pembelajaran (Lesson Plans) berbeda dengan Desain
Pembelajaran (Instructional Design), namun keduannya memiliki hubungan yang sangat
Model Desain Pembelajaran Kemp
dievaluasi atas dasar tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Langkah berikutnya adalah
melakukan identifikasi dan revisi didasarkan atas hasil-hasil evaluasi.
Menurut Kemp, desain pembelajaran terdiri dari banyak bagian dan fungsi yang
saling berhubungan dan mesti dikerjakan secara logis agar mencapai apa yang diinginkan.
Berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh. Sehingga guru sekolah
dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang industry, serta ahli
media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran.
Desain pembelajaran bersifat dinamis, artinya dapat dimulai dari mana saja. Kemp
berpendapat bahwa proses belajar menyangkut ragam pengetahuan kemampuan
antarpribadi dan sikap sing diabaikan orang. Padahal kompetensi yang sesungguhnya dari
seseorang selalu ditnjau dari seluruh aspek , yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
secara bertahap.
Kemampuan antarpribadi. Materi ini tidak dibahas oleh semua pakar, kecuai Kemp,
dkk. yang menaruh perhatian pada keampuan antarpribadi ini. Kemampuan
antrapribadi ini satu-satunya kemampuan yang dapat dimiliki oleh seseorang, karena
f.
sederhana kedua yang memasukkan aspek revisi pada desain pembelajaran. Istilah lain
yang sering digunakan untuk desain pembelajaran menurut Kemp,diantaranya :
a.
b.
mengajar .
Learning sistem design, model ini sangat menekankan proses belajar yang dialami peserta
didik .
Model Kemp adalah sebuah pendekatan yang mengutamakan sebuah alur yang
dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan program. Dimana alur tersebut
merupakan rangkaian yang sistematis yang menghubungkan tujuan hingga tahap evaluasi.
Komponen-komponen dalam model pembelajaran Kemp ini dapat berdiri sendiri, sehingga
sewaktu-waktu tiap komponennya dapat dilakukan revisi.
Menurut Miarso dan Soekamto, model pembelajaran Kemp dapat digunakan di
semua tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Ada 4 unsur
yang merupakan dasar dalam membuat model Kemp atau dengan kata lain desain
pembelajaran model kemp ini dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan, yakni:
1. Untuk siapa program itu dirancang? (ciri pebelajar)
2. Apa yang harus dipelajari siswa? (tujuan yang akan dicapai)
3. Apa atau bagaimana prosedur,dan sumber- sumber belajar apa yang tepat untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan, Metode/strategi pembelajaran,
media, dan sumber belajar yang digunakan).
Model Desain Pembelajaran Kemp
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa.
analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang
dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan siswa,
motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya.
3) Analisis Tugas (Task Analysis)
Menurut Kemp analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran. Jadi analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, analisis
konsep, analisis pemrosesan informasi dan analisis prosedural yang digunakan untuk
memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan
pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) dan
lembar kegiatan siswa (LKS).
4) Tujuan pembelajaran (instruktional objectivies)
Tujuan pembelajaran diperoleh dari hasil analisis pokok bahasan dan analisis siswa,
juga dari analisis tugas. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan berfungsi sebagai
alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran yang tepat, kerangka kerja dalam
merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan cara siswa belajar.
5) Menyusun urutan materi (conntent sequencing)
Penyusunan ini digunakan untuk mengukur ketuntasan tujuan pembelajaran dan
kentuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan
pada jumlah soal yang dijawab secara benar. Isi pokok bahasan materi diurutkan
berdasarkan urutan kegiatan siswa dengan memperhatikan lima aspek, yaitu
pengetahuan prasyarat, Familiaritas, kesukaran, minat, dan perkembangan siswa.
10
rancangan
11
Model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Jerold E. kemp, dkk.
berbentuk lingkaran atau Cycle. Menurut mereka, model berbentuk lingkaran menunjukkan
adanya proses kontinyu dalam menerapkan desain system pembelajaran. Dalam model
Kemp menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan
dengan data pada komponen sebelumnya maupun sesudahnya. Berbeda dengan pendekatan
sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari
komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok
bahasan terlebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mana yang di
dahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap,
tersedia, situasi,dan kondisi sekolah,atau bergantung pada pembuat perencanaan itu sendiri.
Pada dasarnya, perencanaan dalam desain pembelajaran terdiri atas delapan langkah
sebagai berikut:
1)
perancangan
pembelajaran
yang
dilakukan
dimulai
dari
12
13
menilai
berdasarkan pada
Kelebihan
a. Kerangka dari beberapa tujuan program pembelajaran dibuat atas kompetensi
dasar, dimana siswa menguasai pembelajaran merupakan sebuah harapan
untuk dapat menjadi dampak dikemudian hari.
b. Tujuan menginformasikan siswa apa yang akan dituntut atau diminta dari
mereka.
14
2)
4)
pembelajaran.
e. Membuat pembelajaran terlalu bersifat mekanik dan perorangan.
Menentukan meteri atau bahan pelajaran
Materi harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran. Karena bagian terpenting
dari desain pembelajaran terletak pada tujuan pembelajaran itu sendiri. Dalam
beberapa kasus, isi dari materi pembelajaran adalah turunan dari tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat diartikan sebagai apa yang akan dituju oleh materi
pembelajaran. Atau dengan kata lain, tujuan pembelajaran adalah hasil dari materi
pembelajaran.
Dalam pembelajaran yang bersifat tradisional biasanya para guru menjadikan
materi pembelajaran sebagai titik berangkat dari sebuah pembelajaran dan hal itu
masih banyak terjadi hingga saat ini. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam
menentukan isi pembelajaran yaitu mencakup pemilihan dan pengaturan dari
pengetahuan yang spesifik, skill dan faktor sikap/ pendirian.
Hal ini harus berkaitan dengan tujuan yang telah ditatapkan.Jadi, bila siswa
diajarkan tentang fakta dan konsep, harus ada penerapannya tidak hanya berhenti
5)
sampai prinsip.
Menentukan strategi pembelajaran
Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan. Kegiatan ini meliputi model , pendekatan, metode, media atau sumber yang
dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan
6)
pembelajaran.
Merancang bahan ajar/ pengembangan pembelajaran
15
Merancang bahan ajar yang disesuaikan dengan media, metode, dan peserta
didik, agar bahan ajar menjadi lebih efektif, atraktif, dan disampaikan secara optimal.
Hendaknya kita memilih media yang cocok dengan kondisi dan materi yang akan
diberikan. Media yang baik dapat memotifasi siswa dan dapat menjelaskan materi
secara efektif serta mengilustrasikan isi materi. Media yang digunakan dapat
bermacam macam. Media yang digunakan dapat berupa media cetak, media audio,
media visual, dan media audio visual yang terpenting media itu dapat menunjang
kegiatan personal maupun kelompok.
Selain itu, dalam melakukan proses pembelajaran hendaknya kita memilih
alternatif kegiatan yang paling efektif dan sesuai dengan keadaan siswa. Namun
demikian sebenarnya tidak ada rumus yang baku untuk mensinkronkan alternatif
jenis kegiatan pembelajaran dengan kebutuhan dan kodisi siswa. Namun kita masih
dapat menentukan jenis alternatif pembelajaran dengan cara menganalisis setiap
kelebihan dan kekurangannya lalu disinkronkan dengan keadaan siswa.
Umumnya para guru dapat mendesain pembelajaran dengan bantuan buku
manual. Namun hal itu hanya terbatas pada pembelajaran yang bersifat tradisional
saja. Padahal ilmu pendidikan senantiasa berkembang dan terus mengeluarkan
produk-produk baru yang lebih canggih lagi. Dari sinilah masalah muncul, karena
para guru tidak menguasai produk-produk baru tersebut. Disinilah peran seorang
pendesain diperlukan.
7)
sember
pembelajaran
langkah
terpenting
lainnya
adalah
16
Berikut
adalah
kegiatan
beserta
fasilitas
yang
dibutuhkannya:
Dalam kegiatan presentasi, kita membutuhkan proyektor audio visual, sound
sistem, dan perlengkapan lainnya.
Tempat pembelajaran mandiri. Merupakan sebuah tempat yang diperuntukkan
untuk para siswa dalam melakukan proses pembelkajaran mandiri.
Ruangan untuk kegiatan belajar kelompok. Ruangan ini didesain dengan
furniture yang tidak formal. Kemudian dilengkapi dengan proyektor audio
visual, dan papan display misalnya papan tulis.
Ruang peralatan. Ruang ini digunakan untuk menyimpan barang barang
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dari ruang ini pula
dikordinirnya setiap peralatan yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran.
Ruang rapat untuk staff.
c) Peralatan
Dalam menjalankan program yang telah dijalankan tentunya kita
memerlukan beberapa peralatan untuk menunjang kegiatan tersebut. Dalam
mendesain sebuah program kita harus memastikan bahwa kita memiliki atau
setidaknya dapat mengusahakan peralatan yang akan kita pakai. Karena ketidak
tersediaan alat bisa mempengaruhi program yang akan dijalankan.
Selain itu kita harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang alat
yang akan kita gunakan dari orang yang kompeten dibidang itu. Kita harus
mencari tahu informasi tentang peralatan yang akan kita gunakan dengan
demikian kita dapat memilih barang yang tepat. Peralatan yang kita pilih
sebaiknya peralatan yang mudah dipergunakan dan memiliki resiko yang kecil.
Hal penting lainnya adalah kita tetap membutuhkan orang-orang yang
kompeten dengan peralatan itu. Selain itu kita jangan terjebak dengan barangbarang yang canggih, namun sebenarnya kita tidak memerlukan kecanggihannya
agar kita tidak terjebak pada mubazir.
d) Waktu dan Jadwal
Dalam menentukan program hendaknya kita memperhatikan jadwal dan waktu
yang tepat. Jangan sampai waktu yang kita tentukan bentrok dengan kegiatan
lainnya. Selain itu kita juga harus memperhatikan jangan sampai waktu yang kita
pilih ternyata bentrok dengan program lain yang belum selesai.
Model Desain Pembelajaran Kemp
17
18
yang
kegiatan desain
revisi hanya
dilakukan
Kemp
memberi
sistem
lain,
setelah
evaluasi pembelajaran.
2. Untuk model pembelajaran
langkah awal
dalam
lain,
proses
20
21
22
(KKM). Adapun
penyebab
kesulitan
point
dalam
pembelajaran
matematika
termasuk
dalam
23
Ada 7 (tujuh) hal yang berkaitan dengan karakteristik siswa yang penting untuk
diidentifikasi, yaitu karakteristik umum, karakteristik khusus, kemampuan akademik,
kepribadian dan sikap sosial, latar belakang budaya dan etnis, kenormalan dan
kecacatan, dan gaya belajar.
a. Karakteristik umum
Siswa yang dianalisis adalah siswa kelas X D Madrasah Aliyah Negeri Bangil
Kabupaten Pasuruan. Jumlah siswa adalah 35 orang, terdiri dari 7 siswa laki-laki
dan 28 siswa perempuan dengan rentang umur 15 17 tahun, yaitu 11 siswa
berumur 15 tahun, 22 siswa berumur 16 tahun, dan 2 siswa berumur 17 tahun.
b. Karakteristik khusus
Diantara karakteristik khusus siswa kelas X D adalah:
1. 12 siswa mengikuti bimbingan belajar maupun les privat matematika.
2. 6 orang siswa pernah mengikuti olimpiade MIPA dan 1 orang diantaranya
pernah mengikuti OSN Matematika SMP tingkat Kabupaten Pasuruan
3. 52% siswa menyatakan suka terhadap pelajaran matematika, 20% siswa
menyatakan tidak suka terhadap matematika, dan sisanya menyatakan relatif
suka terhadap matematika
4. 52% siswa menyatakan punya motivasi yang tinggi untuk belajar matematika,
31% sedang, dan 17% siswa menyatakan mempunyai motivasi yang rendah
dalam belajar matematika
c. Kemampuan akademik
Data kemampuan akademik siswa kelas X D adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan data hasil tes IQ, seluruh siswa kelas X MAN Bangil termasuk
kelas X D mempunyai IQ pada rentang 93 120.
2. Untuk melihat kemampuan matematika siswa, perancang menganalisis nilai
rapot matematika siswa pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dan
diperoleh hasil rentang nilai siswa 75 85 dengan rata-rata nilai 78,5, 18
siswa mendapat nilai pada rentang 75 78, 11 siswa mendapat nilai pada
rentang 79 82, dan 6 siswa mendapat nilai pada rentang 83 85. Dengan
demikian perancang mengasumsikan bahwa 18 siswa berkemampuan
matematika rendah, 11 siswa berkemampuan matematika sedang, dan 6 siswa
berkemampuan matematika tinggi.
d. Kepribadian dan sikap sosial
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dra. Supraptiningsih dan pengamatan
perancang selama menjadi guru Fisika di kelas X D, diketahui bahwa pada kelas
X D terdapat siswa yang sangat aktif, terdapat siswa yang banyak bicara, namun
kebanyakan siswa cenderung pendiam dan mengikuti pembelajaran dengan baik
saat berada di kelas. Secara umum, siswa selalu mengajukan pertanyaan ketika
merasa belum cukup paham dengan materi yang disampaikan. Ibu Suprapti juga
Model Desain Pembelajaran Kemp
24
menambahkan bahwa terdapat tiga orang siswa yang paling menonjol diantara
siswa lainnya dari segi kecerdasan dan keaktifan. Dari segi sikap sosial, diperoleh
data bahwa 69% siswa senang bekerjasama dalam kelompok diskusi kelas dan
31% siswa lebih bersifat individualistis.
e. Latar belakang budaya, suku, dan etnis
Sebagian besar siswa kelas X D berasal dari suku jawa, dan sebagian kecil
merupakan keturunan Madura tetapi bahasa komunikasi sehari-hari menggunakan
bahasa jawa. Seluruh siswa kelas X D sejak lahir sudah berada di bangil dan
seluruhnya beragama islam sehingga secara budaya relatif homogen.
f. Kenormalan dan kecacatan
Secara fisik, seluruh siswa kelas X D berada dalam kondisi fisik normal / tidak
cacat fisik. Demikian pula kondisi mental siswa-siswi kelas X D tergolong
normal dan tidak ada satupun siswa yang tergolong dalam kategori cacat mental.
g. Gaya belajar
Mengenali gaya belajar siswa, penting dilakukan dalam merencanakan
pengajaran. Hasil riset menunjukkan bahwa ada siswa yang dapat belajar melalui
ceramah dan membaca bahan tertulis, ada yang dapat belajar secara lebih baik
melalui pendekatan visual, sementara yang lain melalui berbagai aktivitas fisik.
Secara umum, ada 3 (tiga) gaya belajar, yaitu visual, auditory, dan kinestetik.
Untuk mengetahui gaya belajar siswa, perancang memberikan angket gaya
belajar. Berdasarkan data yang diperoleh, siswa-siswi kelas X D memiliki gaya
belajar yang heterogen.
Berdasarkan hasil angket gaya belajar diperoleh bahwa 3 siswa bergaya belajar
Visual, 11 siswa bergaya belajar Auditory, 12 siswa bergaya belajar kinestetik, 1
siswa bergaya belajar visual dan Auditory, 4 siswa bergaya belajar visual dan
kinestetik, serta 4 siswa bergaya belajar Auditory dan kinestetik.
3. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Sebelum merancang tujuan pengajaran (instructional objectives) terlebih dahulu
dilakukan Analisis tugas atau analisis isi (content) dilakukan dengan berdasarkan pada dua
input, yaitu batasan masalah pengajaran (instructional problems) dan informasi tentang
karakteristik siswa. Dari input tersebut, diharapkan diperoleh output analisis tugas berupa
dokumentasi isi (content) yang akan dimasukkan ke dalam materi pengajaran. Selain itu,
output ini juga akan menjadi input untuk merancang tujuan pengajaran (instructional
objectives). Ada 3 (tiga) teknik untuk menganalisis isi dan tugas yaitu;(1) analisis topik,
analisis prosedural, dan metode kejadian kritis. Walaupun demikian, dalam perancangan
ini, perancang hanya melakukan analisis topik dan analisis prosedural.
Analisis Topik
Model Desain Pembelajaran Kemp
25
Kompetensi Dasar
fungsi,
berkaitan
dengan
yang
berkaitan
dengan
model
matematika
dari
Tabel 2.1 : Tinjauan struktur isi pada materi fungsi, persamaan dan pertidaksamaan
kuadrat
Model Desain Pembelajaran Kemp
26
Struktur Isi
Keterangan
Fakta
Konsep
Prosedur
Keterampilan Interpersonal
kuadrat
Langkah-langkah menentukan akar-akar persamaan
persamaan kuadrat
Langkah-langkah menentukan hasil jumlah akar-akar
persamaan kuadrat
Langkah-langkah menentukan hasil kali akar-akar
persamaan kuadrat
Langkah-langkah menentukan
persamaan kuadrat
Kemampuan
bekerja
jenis
sama,
akar-akar
berkolaborasi,
Sikap
melaksanakan tugas
Analisis Prosedural
Analisis prosedural yang dilakukan oleh perancang dapat dilihat pada tabel ini.
Tabel 2.3 : Analisis Prosedural
Prosedur
Keterangan
Langkah-langkah
menentukan
persamaan kuadrat
Mengidentifikasi nilai koefisien-koefisien dari
akar
kuadrat
akar-
persamaan
dengan
persamaan kuadrat
Menentukan jenis
27
pemfaktoran
yang
akan
pemfaktoran
dilakukan
Menentukan bilangan yang memenuhi persyaratan
untuk menjadi faktor
Menuliskan faktor-faktor persamaan kuadrat
Menentukan pembuat nol dari masing-masing
Langkah-langkah
menentukan
akar
kuadrat
rumus
akar-
persamaan
persamaan kuadrat
Menuliskan rumus akar-akar persamaan kuadrat
akar-akar Mensubstitusikan nilai koefisien yang sesuai pada
dengan
persamaan kuadrat
Langkah-langkah
menentukan
diskriminan
persamaan kuadrat
persamaan kuadrat
Menuliskan rumus diskriminan persamaan kuadrat
Mensubstitusikan nilai koefisien yang sesuai pada
rumus diskriminan persamaan kuadrat
Melakukan perhitungan sampai didapatkan nilai
yang paling sederhana
Langkah-langkah
menentukan
persamaan kuadrat
Mengidentifikasi nilai koefisien-koefisien dari
jumlah
hasil
akar-akar
persamaan kuadrat
persamaan kuadrat
Menuliskan rumus
hasil
jumlah
akar-akar
persamaan kuadrat
Mensubstitusikan nilai koefisien yang sesuai pada
rumus hasil jumlah akar-akar persamaan kuadrat
Melakukan perhitungan sampai didapatkan nilai
yang paling sederhana
Model Desain Pembelajaran Kemp
28
Langkah-langkah
menentukan
persamaan kuadrat
Mengidentifikasi nilai koefisien-koefisien dari
kali
hasil
akar-akar
persamaan kuadrat
persamaan kuadrat
Menuliskan rumus hasil kali akar-akar persamaan
kuadrat
Mensubstitusikan nilai koefisien yang sesuai pada
rumus hasil kali akar-akar persamaan kuadrat
Melakukan perhitungan sampai didapatkan nilai
yang paling sederhana
Langkah-langkah
menentukan
persamaan kuadrat
Mengidentifikasi nilai koefisien-koefisien dari
jenis
akar-akar
persamaan kuadrat
persamaan kuadrat
Menghitung nilai diskriminan persamaan kuadrat
Menentukan posisi nilai diskriminan persamaan
kuadrat terhadap nol
Menentukan jenis akar-akar persamaan kuadrat
Apabila terjadi sesuatu di kelas yang tidak terduga (kejadian kritis), misal siswa
tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa tidak mencapai ketuntasan belajar
pada topik yang diberikan, atau kejadian lain yang mengakibatkan tidak terlaksananya
proses pembelajaran dengan baik, maka akan dilakukan perubahan pelaksanaan
pembelajaran. Setelah melakukan analisis topic dan analisis procedural maka tahap
selanjutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objectives).
Tujuan pembelajaran pada rancangan pembelajaran ini dikelompokkan menjadi
dua ranah yaitu ranah kognitif, dan ranah afektif. Berikut ini adalah tujuan yang
perancang susun dalam kegiatan pembelajaran materi akar-akar persamaan kuadrat:
1. Ranah Kognitif
Ranah yang mendapat banyak perhatian dalam program pengajaran adalah ranah
kognitif. Tujuan pada ranah ini meliputi tujuan yang berkaitan dengan pengetahuan,
penamaan, pemecahan masalah, memprediksi, dan aspek intelektual lainnya.
Bloom mengembangkan taksonomi pada ranah kognitif meliputi tingkat
pengetahuan (knowledge) pada tingkatan terendah, diikuti dengan kemampuan
kognitif yang semakin tinggi yakni pemahaman (comprehension), aplikasi
(application), analisis (analysis), evaluasi (evaluation), dan mencipta (create).
Model Desain Pembelajaran Kemp
29
Pengetahuan (knowledge)
dapat
membedakan
antara
Aplikasi (application)
kuadrat
dengan
nilai
kuadrat
Siswa dapat menentukan salah satu
akar persamaan kuadrat jika diketahui
salah satu akar yang lain
Siswa dapat menggunakan hubungan
antara
nilai
diskriminan
suatu
persamaan
kuadrat
dalam
pemecahan masalah
2. Ranah Afektif
Pada ranah afektif, perancang menguraikan tujuan pembelajaran sebagai berikut:
30
Pertama
Fakta
Kedua
Konsep
Ketiga
Keempat
Prosedur
Materi Ajar
Definisi
bentuk
umum
persamaaan kuadrat
Bentuk umum persamaan kuadrat
Akar-akar persamaan kuadrat
Diskriminan persamaan kuadrat
Jenis
akar-akar
persamaan
kuadrat
Rumus akar-akar persamaan
kuadrat
Rumus diskriminan persamaan
kuadrat
Rumus jumlah dan hasil kali
dengan pemfaktoran
Langkah-langkah menentukan
akar-akar persamaan kuadrat
31
dengan
rumus
persamaan kuadrat
Langkah-langkah menentukan
diskriminan
persamaan
kuadrat
Langkah-langkah menentukan
hasil
akar-akar
jumlah
akar-akar
persamaan kuadrat
Langkah-langkah menentukan
hasil kali akar-akar persamaan
kuadrat
Langkah-langkah menentukan
jenis
akar-akar
persamaan
kuadrat
5. Menentukan Strategi Pembelajaran
Strategi Prapengajaran
Strategi prapengajaran yang digunakan perancang untuk memperkenalkan isi
materi pengajaran kepada siswa, adalah strategi objectives dan overviews. Pemilihan
strategi pengajaran ini dikarenakan sebagian besar siswa kelas X D memiliki
kemampuan matematika yang sedang dan rendah. Strategi objectives dilakukan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran dan
overviews dilakukan dengan memberikan ringkasan singkat tentang materi yang akan
dipelajari terutama tentang bentuk umum persamaan kuadrat, akar-akar persamaan
kuadrat, diskriminan persamaan kuadrat, dan hubungan antara nilai diskriminan
persamaan kuadrat dengan akar-akar persamaan kuadrat
Strategi Pembelajaran
Berikut ini pengembangan strategi pebelajaran untuk masing-masing jenis
konten (fakta, konsep, prinsip dan aturan, prosedur, keterampilan interpersonal, dan
sikap).
Tabel 10 : Strategi Pembelajaran
Aspek
Konten
Fakta
Konsep
Konten
Strategi
Kegiatan Belajar
Siswa
persamaaan kuadrat
Bentuk
umum Ekspositori
32
menyimak
dan
Aturan
Prosedur
Rumus
akar-akar Ekspositori
akar- Kerja
persamaan Kelompok
melakukan
pemfaktoran
Langkah-langkah
presentasi,
melakukan
menentukan
membuat
dengan
rumus
diskusi
akar-
dan
rangkuman
tentang langkah-langkah
dengan
akar-akar
diperlukan
persamaan kuadrat
Langkah-langkah
menentukan
diskriminan
persamaan kuadrat
Langkah-langkah
menentukan
jumlah
kelas,
persamaan
kuadrat
berkelompok,
kelompok,
akar
secara
diskusi
kuadrat
dianggap perlu
Diskusi dan Siswa mengerjakan LKS
melakukan
akar
dianggap perlu
Siswa
menyimak
hasil
akar-akar
persamaan kuadrat
Langkah-langkah
33
menentukan
kali
hasil
akar-akar
persamaan kuadrat
Langkah-langkah
menentukan
jenis
akar-akar
persamaan kuadrat
Keterampi Kemampuan bekerja Diskusi
lan
sama,
kelompok
Interperso
menyampaikan
nal
pendapat,
Sikap
berkolaborasi, Kelompok
dan Diskusi
Kelas
untuk
dan
mempresentasikan
mempresentasikan
kerja
klasikal
bertanya.
Jujur,
bertanggung Pemberian
menyerah
secara individu
dalam Individu
kelompok
hasil
secara
melaksanakan tugas
6. Pengembangan Pembelajaran
Setelah
strategi
pembelajaran
mengembangkan
pengajaran.
dirumuskan,
Pengembangan
perancang
pengajaran
selanjutnya
merupakan
proses
34
35
36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jerold E. Kemp berasal dari California State University di Sanjose
mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model
Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang masalahmasalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan para
pengembang desain instruksional untuk melihat karakteristik para siswa serta
menentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat.
Langkah langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri
dari delapan langkah, diantaranya: 1) mengidentifikasi Masalah atau menganalisis
kebutuhan pengajaran; 2) membuat analisis tentang karakteristik siswa; 3) menentukan
tujuan pembelajaran; 4) menentukan urutan materi; 5) menentukan strategi belajar
mengajar; 6) pengembangan pembelajaran; 7) mengoordinasikan sarana penunjang; 8)
mengadakan evaluasi.
Adapun kelebihan model pembelajaran ini yaitu diantaranya di setiap
melakukan langkah atau prosedur terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju
ke tahap berikutnya. sedangkan kekurangan model pembelajaran ini yaitu agak
condong ke pembelajaran klasikal atau pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran
guru di sini mempunyai pengaruh besar, karena mereka di tuntut dalam rangka program
pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi pembelajaran.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini juga masih terdapat kekurangan lain, oleh karena
itu saran dan kritik sangat penulis butuhkan dalam memperbaiki makalah berikutnya.
Tetapi, meskipun demikian penulis tetap menyarankan kepada para pembaca agar
membaca makalah ini lebih- lebih bisa memahami dan menerapkan model
pembelajaran J.E Kemp. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya untuk pembaca.
37
DAFTAR PUSTAKA
http://hepimakassar.wordpress.com/2011/11/07/model-pembelajaran-jerold-e-kemp/
https://www.academia.edu/11819866/Desain_Pembelajaran_Matematika?auto=download
Arsyad, Nurdin. 2016. Model Pembelajaran Menumbuhkembangkan Kemampuan
Metakognitif. Makassar: Pustaka Refleksi
Sagala, syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka
Ilmu
38