Anda di halaman 1dari 38

Tugas Desain Pembelajaran Matematika

MODEL DESAIN PEMBELAJARAN KEMP

OLEH
KELOMPOK IV
Kelas D

Sujariani
Khaerun Nisa
Ainun Mardiah
Paula Destri

(15B07060)
(15B07049)
(15B07043)
(15B07057)

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016

Model Desain Pembelajaran Kemp

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran yang efektif menekankan pentingnya belajar sebagai suatu proses
personal, di mana setiap siswa membangun pengetahuan dan pengalaman personalnya.
Pengetahuan dan pengalaman personal dibangun oleh setiap siswa melalui interaksi dengan
lingkungannya. Siswa sendirilah mengkonstruksi makna tentang hal yang dipelajarinya.
Dalam hal ini pembelajaran harus mampu mengorientasikan siswa untuk dapat memainkan
peranannya dalam kehidupan yang akan datang dengan kemampuan, pengetahuan, sikap
dan berbagai keterampilan yang telah diberikan lebih bermakna.
Di dalam pembelajaran, seorang pendidik harus mengetahui model desain
pembelajaran yang tepat untuk peserta didiknya. Desain pembelajaran tidak hanya
berperan sebagai pendekatan yang terorganisasi untuk memproduksi dan mengembangkan
bahan ajar, tetapi juga merupakan sebuah proses genetic yang dapat digunakan untuk
menganalisis masalah pembelajaran dan kinerja manusia serta menetukan solusi yang tepat
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Seorang perancang program pembelajaran perlu menentukan solusi yang tepat dari
berbagai alternatif yang ada. Selanjutnya ia dapat menerapkan solusi tersebut untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. Evaluasi adalah langkah selanjutnya, sehingga nantinya
bisa mengetahui rancangan atau desain yang sesuai dengan pembelajaran dan desain
tersebut bisa diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
Desain pembelajaran adalah pengembangan secara sistematis dari spesifikasi
pembelajaran dengan menggunakan teori belajar dan pembelajaran untuk menjamin
kualitas pembelajaran. Proses perancangan dan pengembangan ini meliputi segala proses
analisis kebutuhan pembelajaran, tujuan dan pengembangan sistem untuk mencapai
tujuan,. pengembangan bahan dan aktivitas pembelajaran, uji coba dan evaluasi dari
seluruh pembelajaran dan aktivitas peserta didik.
Untuk mendesain pembelajaran harus memahami asumsi-asumsi tentang hakekat
desain sistem pembelajaran, Asumsi-asumsi yang perlu diperhatikan dalam mendesain
system pembelajaran sebagai berikut: (1) desain sistem pembelajaran didasarkan pada
pengetahuan tentang bagaimana seseorang belajar, (2) desain sistem pembelajaran
diarahkan kepada peserta didik secara individual dan kelompok, (3) hasil pembelajaran
Model Desain Pembelajaran Kemp

mencakup hasil langsung dan pengiring, (4) sasaran terakhir desain sistem pembelajaran
adalah memudahkan belajar, (5) desain sistem pembelajaran mencakup semua variabel
yang mempengaruhi belajar, (6) inti desain sistem pembelajaran adalah penetapan silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran, (metode, media, skenario, sumber belajar, sistem
penilaian) yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam

makalah

ini,

pemakalah akan

memaparkan model

pembelajaran kemp dimana model pembelajaran ini memberikan bimbingan kepada para
siswanya untuk berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran.
Agar lebih jelas pemakalah akan menjelaskannya pada Bab selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari desain pembelajaran?
2. Apa pengertian dari desain pembelajaran Model Kemp?
3. Apa saja unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp?
4. Bagaimana langkah-langkah desain pembelajaran model Kemp?
5. Apa saja kelebihan dan kelemahan model Kemp?
6. Bagaimana contoh penerapan model Kemp dalam pembelajaran matematika?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari desain pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pengertian dari desain pembelajaran Model Kemp.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur pengembangan perangkat pembelajaran model
Kemp.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah desain pembelajaran model Kemp.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan model Kemp.
6. Untuk mengetahui contoh penerapan model Kemp dalam pembelajaran
matematika.

Model Desain Pembelajaran Kemp

BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Desain Pembelajaran


1. Pengertian Model Desain Pembelajaran
Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa Inggris) yang
berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan dengan Persiapan. Di
dalam ilmu manajemen pendidikan atau ilmu administrasi pendidikan, perencanaan disebut
dengan istilah planning yaitu Persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkahlangkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada
pencapaian tujuan tertentu. Herbert Simon, mengartikan desain sebagai proses pemecahan
masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam memecahkan
masalah dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia.
Desain bermakna adanya keseluruhan, struktur, kerangka atau outline, dan urutan
atau sistematika kegiatan. Selain itu, kata desain juga dapat diartikan sebagai proses
perencanaan yang sistematika yang dilakukan sebelum tindakan pengembangan atau
pelaksanaan sebuah kegiatan. Sedangkan desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari
penerapan teori belajar dan pembalajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang.
Desain pembelajaran juga diartikan sebagai proses merumuskan tujuan, strategi, teknik,
dan media.
Menurut Sagala (2005) Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta
didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar.
Sementara itu menurut Joyce dan Weil, model pembelajaran merupakan deskripsi
dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus,
rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku, pelajaran, program
multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer. Hakikat mengajar menurut
Joyce dan Weil adalah membantu pebelajar (peserta didik) memperoleh informasi, ide,
keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan belajar bagaimana cara belajar.
Jadi, Model Pembelajaran adalah suatu rencana mengajar yang memperlihatkan
pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-peserta didik
di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan
Model Desain Pembelajaran Kemp

terjadinya belajar pada peserta didik. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat
karakteristik berupa rentetan atau

tahapan perbuatan/kegiatan guru-peserta didik yang

dikenal dengan istilah sintaks. Secara implisit di balik tahapan pembelajaran tersebut
terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan
antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lainnya.
Desain Pembelajaran (Instructional Design), merupakan perwujudan yang lebih
konkrit dari Teknologi Pembelajaran. Terdapat sejumlah istilah lain yang setara diantaranya
istilah Desain Sistem Pembelajaran (Instructional System Design). Demikian juga dengan
istilah Pengembangan Sistem Pembelajaran (Instructional System Development). Adapun
asumsi dasar yang melandasi perlunya desain pembelajaran, adalah:
1)
2)
3)
4)
5)

Diarahkan untuk membantu proses belajar secara individual


Desain pembelajaran mempunyai fase-fase jangka pendek dan jangka panjang
Dapat mempengaruhi perkembangan individu secara maksimal
Didasarkan pada pengetahuan tentang cara belajar manusia
Dilakukan dengan menerapkan pendekatan sistem (System Approach)
Dengan demikian, suatu desain muncul karena kebutuhan manusia untuk

memecahkan suatu persoalan. Melalui suatu desain orang bisa melakukan langkah-langkah
yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Dengan demikian
suatu desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linear yang diawali dari
penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespons kebutuhan
tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan dan akhirnya dilakukan proses
evaluasi untuk menentukan hasil tentang efektivitas rancangan (desain) yang disusun.
Dalam konteks pembelajaran, desain instruksional dapat diartikan sebagai proses
yang sistematis untuk memecahkan persoalan pembelajaran melalui proses perencanaan
bahan-bahan pembelajaran beserta aktivitas yang harus dilakukan, perencanaan sumbersumber pembelajaran yang dapat digunakan serta perencanaan evaluasi keberhasilan.
2. Manfaat Desain Pembelajaran
Shambaugh menjelaskan tentang desain pembelajaran yakni sebagai An
intellectual process to help teachers systematically analyze learner needs and construct
structures possibilities to responsively address those needs.Jadi dengan demikian, suatu
desain pembelajaran diarahkan untuk menganalisis kebutuhan siswa dalam pembelajaran
kemudian berupaya untuk membantu dalam menjawab kebutuhan tersebut.
Sebenarnya perencanaan pembelajaran (Lesson Plans) berbeda dengan Desain
Pembelajaran (Instructional Design), namun keduannya memiliki hubungan yang sangat
Model Desain Pembelajaran Kemp

erat sebagai program pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disusun untuk kebutuhan


guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Dengan demikian, perencanaan merupakan
kegiatan menerjemahkan kurikulum sekolah kedalam kegiatan pembelajaran di dalam
kelas,
Walaupun perencanaan pembelajaran berkaitan dengan desain pembelajaran,
keduanya memiliki posisi yang berbeda. Perencanaan lebih menekankan pada proses
pengembangan atau penerjemahan suatu kurikulum sekolah, sedangkan desain
menekankan pada proses merancang program pembelajaran untuk membantu proses
belajar siswa, seperti yang dikemukakan Zook bahwa desain instruksional adalah a
systematic thinking process to help learners learn. Dengan demikian, pertimbangan dalam
menyusun dan mengembangkan sebuah perencanaan pembelajaran adalah kurikulum yang
berlaku di suatu lembaga; sedangkan pertimbangan dalam menyusun dan mengembangkan
suatu desain pembelajaran adalah siswa itu sendiri sebagai individu yang akan belajar dan
mempelajari bahan pelajaran.
B. Model Desain Pembelajaran Kemp
1) Sejarah Model Desain Pembelajaran Kemp
Jerold E. Kemp berasal dari California State University di Sanjose. Kemp
mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model
Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang masalahmasalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan para
pengembang desain instruksional untuk melihat karakteristik para siswa serta menentukan
tujuan-tujuan belajar yang tepat. Langkah berikutnya adalah spesifikasi isi pelajaran dan
mengembangkan pretest dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah
menetapkan strategi dan langkah-langkah dalam kegiatan belajar mengajar serta sumbersumber belajar yang akan digunakan.

Selanjutnya, materi/isi (content) kemudian

dievaluasi atas dasar tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Langkah berikutnya adalah
melakukan identifikasi dan revisi didasarkan atas hasil-hasil evaluasi.
Menurut Kemp, desain pembelajaran terdiri dari banyak bagian dan fungsi yang
saling berhubungan dan mesti dikerjakan secara logis agar mencapai apa yang diinginkan.
Berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh. Sehingga guru sekolah
dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi, pelatih di bidang industry, serta ahli
media yang akan bekerja sebagai perancang pembelajaran.

Model Desain Pembelajaran Kemp

Desain pembelajaran bersifat dinamis, artinya dapat dimulai dari mana saja. Kemp
berpendapat bahwa proses belajar menyangkut ragam pengetahuan kemampuan
antarpribadi dan sikap sing diabaikan orang. Padahal kompetensi yang sesungguhnya dari
seseorang selalu ditnjau dari seluruh aspek , yaitu :
a.
b.

Fakta, yaitu hubungan antara dua objek.


Konsep. Menurut Kemp, konsep adalah kategori atau ragam yang menunjukkan

c.
d.

kesamaan atau kemiripan gagasan, kejadian, objek, atau kebendaan.


Prinsip, yang merupakan menjelaskan hubungan antara dua konsep.
Aturan atau prosedur yaitu pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh peserta didik

e.

secara bertahap.
Kemampuan antarpribadi. Materi ini tidak dibahas oleh semua pakar, kecuai Kemp,
dkk. yang menaruh perhatian pada keampuan antarpribadi ini. Kemampuan
antrapribadi ini satu-satunya kemampuan yang dapat dimiliki oleh seseorang, karena

f.

tiap orang memiliki kemampuan lebih dari satu.


Sikap yang sebagai predisposisi untuk prilaku seseorang. Yait hal yang sulit diprediksi
dan memakan waktu yang lama untuk mengukurnya.
Kemp berpendpat bahwa pengembangan pembelajaran dikembangkan dari model

sederhana kedua yang memasukkan aspek revisi pada desain pembelajaran. Istilah lain
yang sering digunakan untuk desain pembelajaran menurut Kemp,diantaranya :
a.

Intrusctional sistems design, terkait denagan Penyelenggaraan proses belajar dan

b.

mengajar .
Learning sistem design, model ini sangat menekankan proses belajar yang dialami peserta
didik .
Model Kemp adalah sebuah pendekatan yang mengutamakan sebuah alur yang
dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan program. Dimana alur tersebut
merupakan rangkaian yang sistematis yang menghubungkan tujuan hingga tahap evaluasi.
Komponen-komponen dalam model pembelajaran Kemp ini dapat berdiri sendiri, sehingga
sewaktu-waktu tiap komponennya dapat dilakukan revisi.
Menurut Miarso dan Soekamto, model pembelajaran Kemp dapat digunakan di
semua tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Ada 4 unsur
yang merupakan dasar dalam membuat model Kemp atau dengan kata lain desain
pembelajaran model kemp ini dirancang untuk menjawab tiga pertanyaan, yakni:
1. Untuk siapa program itu dirancang? (ciri pebelajar)
2. Apa yang harus dipelajari siswa? (tujuan yang akan dicapai)
3. Apa atau bagaimana prosedur,dan sumber- sumber belajar apa yang tepat untuk
mencapai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan, Metode/strategi pembelajaran,
media, dan sumber belajar yang digunakan).
Model Desain Pembelajaran Kemp

4. Bagaimana mengetahui bahwa proses belajar telah berlangsung? (evaluasi) (Hepi,


2011)
Menurut Morisson, Ross, dan Kemp model desain sistem pembelajaran ini akan
membantu pendidik sebagai perancang program atau kegiatan pembelajaran dalam
memahami kerangka teori dengan lebih baik dan menerapakan teori tersebut untuk
menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Adapun komponen-komponen dalam suatu desain pembelajaran menurut Kemp
adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan pembelajaran.
2. Menentukan dan menganalisis karakteristik siswa.
3. Mengidentifikasi materi dan menganalisis komponen-komponen tugas belajar yang terkait
dengan pencapaian tujuan pembelajaran.
4. Menetapkan tujuan pembelajaran khusus bagi siswa.
5. Membuat sistematika penyampaian materi pelajaran secara sistematis dan logis.
6. Merancang strategi pembelajaran.
7. Menetapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran.sarana
8. Mengembangkan instrument evaluasi.
9. Memilih sumber-sumber yang dapat mendukung aktifitas pembelajaran.
2) Pengertian Model Desain Pembelajaran Kemp
Model desain pembelajaran kemp adalah model desain sistem pembelajaran ini
akan membantu pendidik sebagai perancang program atau kegiatan pembelajaran dalam
memahami kerangka teori dengan lebih baik dan menerapakan teori tersebut untuk
menciptakan aktivitas pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
Menurut Kemp pengembangan perangakat merupakan suatu lingkaran yang
berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan
berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.
Dalam desain yang dikembangkan oleh kemp, tujuan pembelajaran bukanlah hal
pertama yang harus ditentukan ketika menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran dikembangkan mulai dari identifikasi masalah pembelajaran, kemudian
dilakukan analisis karakteristik siswa, analisis tugas, dilakukan penyusunan tujuan
pembelajaran, pengurutan isi materi, pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, membuat
desain pesan, mengembangkan pembelajaran, dan terakhir adalah mengevaluasi instrumen.
Keseluruhan proses tersebut harus dilakukan evaluasi. Proses evaluasi kemudian dijadikan
dasar sebagai proses revisi atau perbaikan. Berbagai proses tersebut juga membutuhkan
layanan pendukung dan implementasi dari manajemen proyek.
C. Unsur-unsur Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Kemp
Model Desain Pembelajaran Kemp

Menurut Kemp (dalam, Trianto, 2007: 53), pengembangan perangkat merupakan


suatu lingkaran yang kontinue. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung
dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di
dalam siklus tersebut.
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para
pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena kurikulum
yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya
proses pengembangan itu dimulai dari tujuan. Secara umum model pengembangan model
Kemp ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Model Pengembangan Pembelajaran menurut Kemp


Model pengembangan sistem pembelajaran menurut Kemp (Arsyad, 2016) seperti
terlihat pada gambar 2.1 mengarahkan para pemakainya untuk berpikir tentang masalahmasalah umum dan tujuan-tujuan pengajaran. Unsur-unsur pengembangan pembelajaran
menurut Kemp terdiri atas 14 komponen yang tersusun secara siklis. Penjelasan dari tiap
komponen pengembangan pembelajaran menurut Kemp diuraikan sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah pembelajaran ( instructional problems )
Tujuannya adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut
kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi dilapangan, baik yang menyangkut
model, pendekatan, metode,teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk
mencapai pembelajaran. Pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya
disusun alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan
seperti yang telah diharapkan dalam kurikulum.
2) Karakter siswa (learner characteristics)
Model Desain Pembelajaran Kemp

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa.
analisis tingkah laku awal digunkan untuk menegtahui keterampilan yang
dimilki,sedangkan karakteristi yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemapuan siswa,
motivasi belajar siswa, pengalman yang dimiliki dan lain sebagainya.
3) Analisis Tugas (Task Analysis)
Menurut Kemp analisi tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran. Jadi analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, analisis
konsep, analisis pemrosesan informasi dan analisis prosedural yang digunakan untuk
memudahkan pemahaman tau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan
pembelajaran yangdituangkan dan bentuk rencana pelaksanaan pembelajran (RPP) dan
lembar kegiatan siswa (LKS).
4) Tujuan pembelajaran (instruktional objectivies)
Tujuan pembelajaran diperoleh dari hasil analisis pokok bahasan dan analisis siswa,
juga dari analisis tugas. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan berfungsi sebagai
alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran yang tepat, kerangka kerja dalam
merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa dan panduan cara siswa belajar.
5) Menyusun urutan materi (conntent sequencing)
Penyusunan ini digunakan untuk mengukur ketuntasan tujuan pembelajaran dan
kentuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran didasarkan
pada jumlah soal yang dijawab secara benar. Isi pokok bahasan materi diurutkan
berdasarkan urutan kegiatan siswa dengan memperhatikan lima aspek, yaitu
pengetahuan prasyarat, Familiaritas, kesukaran, minat, dan perkembangan siswa.

6) Setrategi pembelajaran (instructional strategies)


Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan.
Kegiatan ini meliputi model , pendekatan, metode, media atau sumber yang dipandang
mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7) Penyampain instrumen evaluasi (instructional delivery)
Pemilihan metode penyampaian ditentukan berdasarkan tujuan dan lingkungan belajar.
Metode penyampaian pembelajaran dapat bersifat klasikal, kelompok atau individual.
8) Penyusunan instrumen evaluasi (evaluation instrumen)
Instrumen evaluasi disusun berdasarkan tujuan pembelajaran khusus yang telah
dirumuskan
9) Penyusunan media atau sumber pembelajaran (instructional resources)
Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber belajar atau
media yang dipilih. Sumber belajar yang tersedia dapat digolongkan dalam beberapa
kategori, misalnya benda-benda nyata, model, rekaman audio, gambar diam, gambar
hidup, dan sebagainya.
Model Desain Pembelajaran Kemp

10

10) Evaluasi formatif (formatif evolution)


Evaluasi Formatif merupakan bagian penting dalam proses perancangan yang berfungsi
untuk memberikan informasi kepada pengajar atau tim pengembang. Penilaian formatif
dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk
menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan
dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.
11) Revisi (revision)
Kegiaatan revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan perbaikan rancangan yang telah
dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi baik evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Informasi lain diperoleh
dari hasil data dari instrument evaluasi. Kegiatan revisi dilakukan secara terus-menerus
pada setiap langkah pengembangan. Hal ini berdasarkan uraian Kemp, bahwa setiap
langkah rancangan pembelajaran selalu berhubungan dengan kegiatan revisi. Kegiatan
revisi dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.
12) Evaluasi sumatif (summative evolution)
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama
pada akhir pembelajaran. Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingat
pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama
kemungkinan besar didapatkan, baik dari hasil posttest maupun uji akhir pembelajaran.
Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
13) Pelayanan pendukung (support services)
Selama proses pengkajian kebutuhan pembelajaran sering muncul berbagai kendala
dalam program, seperti keterbatasan dana, waktu, perlengkapan yang tersedia, ukuran
ruangan, dan lain-lain. Oleh karena itu, selama proses pengembangan diperlukan
layanan pendukung yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan
tenaga-tenaga terkait secara layanan laboraturium dan perpustakaan. Hal-hal lain yang
harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan berbagai bidang atau pelayanan
penunjang adalah anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja,
jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.
14) Perancangan (Planing) dan Manajemen Proyek (Project Manajeman)
Aspek teknis perencanaan sangat mempengaruhi keberhasilan

rancangan

pengembangan. Merencanakan pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit


sehingga menuntut pengembang perangkat untuk selalu memperhatikan tiap-tiap unsur
dan secara terus menerus menilai kembali hubungan setiap bagian rencana itu dengan
tata keseluruhannya, karena setiap unsur dapat mempengaruhi perkembangan unsur
yang lain.
D. Langkah-langkah Desain Pembelajaran Model Kemp
Model Desain Pembelajaran Kemp

11

Model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Jerold E. kemp, dkk.
berbentuk lingkaran atau Cycle. Menurut mereka, model berbentuk lingkaran menunjukkan
adanya proses kontinyu dalam menerapkan desain system pembelajaran. Dalam model
Kemp menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan
dengan data pada komponen sebelumnya maupun sesudahnya. Berbeda dengan pendekatan
sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran ini bisa dimulai dari
komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan merencanakan pokok
bahasan terlebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi. Komponen mana yang di
dahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung kepada data apa yang sudah siap,
tersedia, situasi,dan kondisi sekolah,atau bergantung pada pembuat perencanaan itu sendiri.
Pada dasarnya, perencanaan dalam desain pembelajaran terdiri atas delapan langkah
sebagai berikut:

1)

Mengidentifikasi Masalah atau menganalisis kebutuhan pengajaran


Proses perancangan pembelajaran dimulai dengan memastikan bahwa suatu
rancangan pembelajaran cocok untuk program atau rencana pelaksanaan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, seorang guru harus tahu
perkiraan-perkiraan akan kebutuhan belajar yang dibutuhkan siswa dan dapat
dijadikan sebagai informasi awal untuk menyusun atau merancang persiapan
pembelajaran.
Proses

perancangan

pembelajaran

yang

dilakukan

dimulai

dari

mengidentifikasi masalah atau analisis kebutuhan pengajaran. Setelah menemukan


suatu masalah dan mengetahui penyebab masalah tersebut, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan intervensi atau perlakuan yang akan diberikan dalam
pembelajaran di kelas agar dapat memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian,
tujuan identifikasi masalah atau kebutuhan pengajaran di sini adalah untuk
menentukan apakah pengajaran yang akan dilaksanakan itu dapat menjadi solusi
atau tidak.
Dalam melakukan analisis kebutuhan, perancang melalui empat tahapan, yaitu
perencanaan (planning), pengumpulan data (collecting data), analisisan data
(analyzing data), dan laporan akhir (final report).
2)

Menganalisis karakteristik pelajar

Model Desain Pembelajaran Kemp

12

Selanjutnya menganalisis karakteristik pelajar, analisis terhadap kemampuan


awal pelajar yang bertujuan menentukan jenis pembelajaran yang baik untuk
digunakan. Ketika mendesain sebuah rencana pembelajaran kemp, kita harus
memutuskan karakteristik dari siswa karena dengan mengetahui karakteristik
tersebut sangat membantu dalam membuat perencanaan pembelajaran.
Faktor-faktor yang mesti diperhatikan dalam membantu menentukan
karakteristik siswa yaitu:
(a) Faktor akademi,antara lain jumlah siswa, latar belakang akademi/ pendidikan,
rata-rata nilai, tingkat kepintaran, tingkatan membaca, prestasi dan tes
kemampuan, adat kebiasaan, kemampuan untuk bekerja sendiri, latar belakang
pelajaran atau topik, motivasi untuk belajar, harapan-harapan belajar, dan
aspirasi kebudayaan (Hepi, 2011).
(b) Faktor sosial, antara lain umur, tingkat kematangan, bakat spesial, emosi dan
kejiwaan, hubungan antar pelajar. Informasi-informasi dari kandungan faktorfaktor di atas dapat diperoleh dari kumpulan catatan siswa dan dari konsultasi
dengan guru-guru, bimbingan konseling, dan lain-lain. Hasil dari daftar
informasi tersebut, sebaiknya ditambah dengan survai perilaku dan tes awal.
(c) Faktor lain seperti kondisi dan gaya belajar juga mesti dicatat dan diperhatikan
pada saat perencanaan agar ciri-ciri pelajar yang diidentifikasi dapat lebih
sempurna (Hepi, 2011).
Jadi, analisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui, apakah latar
belakang pendidikan, dan sosial budaya siswa memungkinkan untuk mengikuti
3)

program, dan langkah-langkah apa yang perlu diambil.


Menetapkan tujuan pembelajaran
Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat
dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar. Dengan demikian, siswa
akan mengetahui apa yang harusdikerjakannya, dan apa ukurannya dia telah
berhasil. Dari segi pengajar, rumusan ituakan berguna dalam menyusun tes
kemampuan/keberhasilan dan pemilihan materiyang sesuai.
Semua tujuan pembelajaran mesti diwujudkan sebagai syarat yang akan
meningkatkan aktivitas pembelajaran. Dengan menciptakan tujuan-tujuan yang
pasti, kita dapat mengetahui dengan jelas apa yang ingin kita ajarkan dan kemudian
dapat memutuskan apa-apa saja yang telah dicapai. Menetukan tujuan merupakan
sebuah aktifitas yang bersifat pengembangan yang meminta ketelitian, perubahan
dan penambahan. Bagi sebagian guru, tujuan dapat menjadi jelas setelah pelajaran

Model Desain Pembelajaran Kemp

13

dibuat garis besarnya. Kategori dari tujuan pembelajaran dapat dikelompokkan


menjadi tiga bagian yaitu:
1) Kognitif
merupakan kategori yang memberikan perhatian yang lebih dalam program
pendidikan. S.Bloom. dkk, sebuah taksonomi bagi kognitif. Dalam hal ini, dia
(kognitif) dimulai dari pengetahuan sederhana sampai tingkat tertinggi yaitu:
a. Mengetahui, merupakan kemampuan untuk mengingat, mengulang kembali
apa yang didapat dan lain sebagainya.
b. Memahami, merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan
informasi, teori-teori, prinsip-prinsip/ hukum-hukum dari situasi baru.
c. Analisis, merupakan kemampuan untuk membagi pengetahuan yang rumit
menjadi bagian-bagian yang terurai dan mengetahui hubungan tiap bagian.
d. Sintesis, merupakan kemampuan untuk menyatukan bagian-bagian yang
terpisah menjadi bentuk baru.
e. Evaluasi, merupakan kemampuan untuk

menilai

berdasarkan pada

pengetahuan/ pemberian criteria.


2) Psikomotor,
adalah kemampuan dalam menggunakan dan mengkoordinasi otot rangka dalam
aktivitas fisik dan melakukan sesuatu. Psikomotor ini meliputi:
a. Pergerakan tubuh yang kasar
b. Pergerakan halus dikoordinasi
c. Komunikasi non-lisan
d. Tingkah laku berbicara
3) Afektif, ini meliputi sikap, penilaian atau penghargaan, nilai-nilai dan emosi
seseorang. David R.Krathwohl.dkk membagi afektif dalam lima tingkatan:
a. Penerimaan, keinginan untuk memberikan perhatian pada sebuah aktifitas.
b. Menanggapi, keinginan untuk mereaksi sesuatu.
c. Penilaian, keinginan untuk menerima sesuatu melalui sikap yang positif.
d. Pengorganisasian, ketika menemukan situasi yang memiliki lebih dari satu
penerapan, keinginan untuk mengorganisasikan nilai dapat digunakan.
e. Penggambaran sebuah nilai yang kompleks.
Tujuan perencanaan pembelajaran juga memiliki keuntungan dan kelemahan,
antara lain:
1)

Kelebihan
a. Kerangka dari beberapa tujuan program pembelajaran dibuat atas kompetensi
dasar, dimana siswa menguasai pembelajaran merupakan sebuah harapan
untuk dapat menjadi dampak dikemudian hari.
b. Tujuan menginformasikan siswa apa yang akan dituntut atau diminta dari
mereka.

Model Desain Pembelajaran Kemp

14

c. Tujuan membantu perancang program pembelajaran untuk berpikir secara


jelas dan mengatur serta mengurutkan seuatu.
d. Tujuan mengidentifikasi tipe dan meningkatkan aktivitas yang diperlukan

2)

untuk menyukseskan pembelajaran.


e. Tujuan menyediakan dasar pengevaluasian dengan pembelajaran siswa.
f. Tujuan menyediakan sesuatu yang baik untuk berkomunikasi.
Kelemahan
a. Hampir semua tujuan berhubungan dengan tingkat kognitif yang rendah.
b. prosedur digunakan untuk menetapkan penerapan tujuan yang baik untuk
kognitif dan psikomotor namun afektif tidak demikian.
c. Pada saat tujuan boleh jadi digunakan dalam pembelajaran yang
membutuhkan struktur kandungan yang tinggi seperti matematika dan sains,
mereka dibatasi menggunakan sesuatu yang erat dengan kemanusiaan seperti
seni, ilmu sosial dan lain sebagainya.
d. Guru tidak dapat menentukan semua dampak kemajuan dari program

4)

pembelajaran.
e. Membuat pembelajaran terlalu bersifat mekanik dan perorangan.
Menentukan meteri atau bahan pelajaran
Materi harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran. Karena bagian terpenting
dari desain pembelajaran terletak pada tujuan pembelajaran itu sendiri. Dalam
beberapa kasus, isi dari materi pembelajaran adalah turunan dari tujuan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran dapat diartikan sebagai apa yang akan dituju oleh materi
pembelajaran. Atau dengan kata lain, tujuan pembelajaran adalah hasil dari materi
pembelajaran.
Dalam pembelajaran yang bersifat tradisional biasanya para guru menjadikan
materi pembelajaran sebagai titik berangkat dari sebuah pembelajaran dan hal itu
masih banyak terjadi hingga saat ini. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam
menentukan isi pembelajaran yaitu mencakup pemilihan dan pengaturan dari
pengetahuan yang spesifik, skill dan faktor sikap/ pendirian.
Hal ini harus berkaitan dengan tujuan yang telah ditatapkan.Jadi, bila siswa
diajarkan tentang fakta dan konsep, harus ada penerapannya tidak hanya berhenti

5)

sampai prinsip.
Menentukan strategi pembelajaran
Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan. Kegiatan ini meliputi model , pendekatan, metode, media atau sumber yang
dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan

6)

pembelajaran.
Merancang bahan ajar/ pengembangan pembelajaran

Model Desain Pembelajaran Kemp

15

Merancang bahan ajar yang disesuaikan dengan media, metode, dan peserta
didik, agar bahan ajar menjadi lebih efektif, atraktif, dan disampaikan secara optimal.
Hendaknya kita memilih media yang cocok dengan kondisi dan materi yang akan
diberikan. Media yang baik dapat memotifasi siswa dan dapat menjelaskan materi
secara efektif serta mengilustrasikan isi materi. Media yang digunakan dapat
bermacam macam. Media yang digunakan dapat berupa media cetak, media audio,
media visual, dan media audio visual yang terpenting media itu dapat menunjang
kegiatan personal maupun kelompok.
Selain itu, dalam melakukan proses pembelajaran hendaknya kita memilih
alternatif kegiatan yang paling efektif dan sesuai dengan keadaan siswa. Namun
demikian sebenarnya tidak ada rumus yang baku untuk mensinkronkan alternatif
jenis kegiatan pembelajaran dengan kebutuhan dan kodisi siswa. Namun kita masih
dapat menentukan jenis alternatif pembelajaran dengan cara menganalisis setiap
kelebihan dan kekurangannya lalu disinkronkan dengan keadaan siswa.
Umumnya para guru dapat mendesain pembelajaran dengan bantuan buku
manual. Namun hal itu hanya terbatas pada pembelajaran yang bersifat tradisional
saja. Padahal ilmu pendidikan senantiasa berkembang dan terus mengeluarkan
produk-produk baru yang lebih canggih lagi. Dari sinilah masalah muncul, karena
para guru tidak menguasai produk-produk baru tersebut. Disinilah peran seorang
pendesain diperlukan.
7)

Mengkoordinasi sumber pembelajaran dan sarana penunjang


Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan sumber
pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-sumber pembelajaran dipilih dan
disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran. Selain dari
pentingnya

sember

pembelajaran

langkah

terpenting

lainnya

adalah

mengkoordinasikan sarana penunjang. Ada beberapa hal yang dapat menunjang


program pembelajaran. Hal itu diantaranya adalah biaya, fasilitas, peralatan, waktu
dan jadwal, serta kordinasi dengan aktifitas lainnya.
a) Biaya
Dana merupakan hal yang amat krusial dalam pengembangan pendidikan. Semua
program baru yang akan dipakai tentunya memerlukan dana untuk memulainya.
Sekolah yang ingin mengembangkan program pendidikannya misalnya saja
dengan membuat inovasi baru, penelitian, dan pengembangan memerlukan biaya

Model Desain Pembelajaran Kemp

16

untuk menjalankannya. Pemanfaatan biaya dilakukan ketika masa pengembangan


dan selama pemakaian peralatan.
b) Fasilitas
Proses pembelajaran tentunya membutuhkan fasilitas yang memadai untuk
keberlangsungannya.

Berikut

adalah

kegiatan

beserta

fasilitas

yang

dibutuhkannya:
Dalam kegiatan presentasi, kita membutuhkan proyektor audio visual, sound
sistem, dan perlengkapan lainnya.
Tempat pembelajaran mandiri. Merupakan sebuah tempat yang diperuntukkan
untuk para siswa dalam melakukan proses pembelkajaran mandiri.
Ruangan untuk kegiatan belajar kelompok. Ruangan ini didesain dengan
furniture yang tidak formal. Kemudian dilengkapi dengan proyektor audio
visual, dan papan display misalnya papan tulis.
Ruang peralatan. Ruang ini digunakan untuk menyimpan barang barang
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dari ruang ini pula
dikordinirnya setiap peralatan yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran.
Ruang rapat untuk staff.
c) Peralatan
Dalam menjalankan program yang telah dijalankan tentunya kita
memerlukan beberapa peralatan untuk menunjang kegiatan tersebut. Dalam
mendesain sebuah program kita harus memastikan bahwa kita memiliki atau
setidaknya dapat mengusahakan peralatan yang akan kita pakai. Karena ketidak
tersediaan alat bisa mempengaruhi program yang akan dijalankan.
Selain itu kita harus mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang alat
yang akan kita gunakan dari orang yang kompeten dibidang itu. Kita harus
mencari tahu informasi tentang peralatan yang akan kita gunakan dengan
demikian kita dapat memilih barang yang tepat. Peralatan yang kita pilih
sebaiknya peralatan yang mudah dipergunakan dan memiliki resiko yang kecil.
Hal penting lainnya adalah kita tetap membutuhkan orang-orang yang
kompeten dengan peralatan itu. Selain itu kita jangan terjebak dengan barangbarang yang canggih, namun sebenarnya kita tidak memerlukan kecanggihannya
agar kita tidak terjebak pada mubazir.
d) Waktu dan Jadwal
Dalam menentukan program hendaknya kita memperhatikan jadwal dan waktu
yang tepat. Jangan sampai waktu yang kita tentukan bentrok dengan kegiatan
lainnya. Selain itu kita juga harus memperhatikan jangan sampai waktu yang kita
pilih ternyata bentrok dengan program lain yang belum selesai.
Model Desain Pembelajaran Kemp

17

e) Koordinasi dengan aktifitas Lainnya


Kita pun harus mengkordinasikan program yang kita buat dengan pihak-pihak
lainnya. Misalnya saja untuk masalah perizinan. Terutama sekali jika siswa yang
menjadi bagian dari program kita adalah siswa yang masih membutuhkan
bimbingan orang tuanya. Kita harus mengkomunikasikan kegiatan ini dengan
orang tua. Bahkan jika perlu kita undang orang tuanya untuk hadir dan
8)

mengawasi program yang telah kita rencanakan.


Mengevaluasi pembelajaran siswa
Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan
pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali beberapa
fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan (Hepi, 2011). Evaluasi harus
sejalan dengan tujuan awal pembelajaran. Selanjutnya tujuan awal pembelajaran akan
berperan sebagai acuan dari evaluasi. Proses evaluasi ini berfungsi untuk mengukur
hasil outcome dari pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu proses evalusi juga
berfungsi untuk mengukur tingkat keberhasilan program pembelajaran yang telah
didesain. Dari proses evaluasi ini kita dapat melihat perbandingan siswa yang lulus
dan tidak lulus. Jika perbandingan siswa yang lulus lebih banyak dibandingkan siswa
yang tidak lulus maka pembelajaran ini dianggap berhasil.
Ada beberapa bentuk tes yang dapat digunakan untuk proses evaluasi. Salah
satunya adalah tes dengan format pilihan ganda. Tes dengan bentuk seperti ini bisa
diterapkan pada siswa dalam berbagai tingkatan pemahaman baik yang
pemahamannya sudah maksimal maupun belum.
Selain itu ada juga tes yang berbentuk essay. Tes seperti ini dipakai untuk
menguji tingkat pemahaman siswa akan materi yang dipelajarinya. Dengan bentuk
seperti ini siswa dapat lebih mengapresiasikan pemahamannya dengan lebih leluasa.
Dengan metode seperti ini siswa dapat mengorganisir, menghubungkan dan
mengintegrasikan setiap materi yang telah dipelajarinya.
Selain kedua bentuk tes tadi ada juga bentuk tes untuk menguji kemampuan
psikomotorik. Tes seperti ini dilakukan dengan cara praktek. Contohnya adalah tes
menyetir bagi seseorang yang sedang mengikuti les menyetir. Ada beberapa
karakteristik dari tes yang harus diperhatikan yaitu:
a. Tes benar benar ditujukan untuk mengevaluasi tujuan pembelajaran. Namun
dalam beberapa hal, tes juga dapat digunakan untuk mengetes sub tujuan dari
pembelajaran.

Model Desain Pembelajaran Kemp

18

b. Tujuan pembelajaran yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran hendaknya


tidak dites denga denga satu cara tapi dites dengan beberapa alternatif cara
lainnya. Hal ini berguna untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat
menjawab dan memperlihatkan kemampouannya dengan maksimal mengingat
tujuan tes yang begitu penting.
c. Tes yang diberikan benar benar bersifat semata mata untuk menguji tujuan
utama dari pembelajaran.
Semua komponen diatas saling berhubungan satu dengan yang lainnya, bila
adanya perubahan atau data yang bertentangan pada salah satu komponen
mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkaran model Kemp
menunjukkan kemungkinan revisi tiap komponen bila diperlukan. Revisi dilakukan
dengan data pada komponen sebelumnya maupun sesudahnya. Berbeda dengan
pendekatan sistem dalam pembelajaran, perencanaan desain pembelajaran ini bisa
dimulai dari komponen mana saja, jadi perencanaan desain boleh dimulai dengan
merencanakan pokok bahasan terlebih dahulu, atau mungkin dengan evaluasi.
Komponen mama yang di dahulukan serta di prioritaskan yang dipilih bergantung
kepada data apa yang sudah siap, tersedia, situasi,dan kondisi sekolah,atau
bergantung pada pembuat perencanaan itu sendiri.
E. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jerold E. Kemp
1. Kelebihan
a) Didalam diagram pengembangan Kemp berbentuk bulat telur yang tidak memiliki
titik awal tertentu sehingga dapat memulai perancangan secara bebas. Dari
bentuknya yang bulat telur itu juga menunjukkan adanya saling ketergantungan
diantara unsur-unsur yang terlibat.
b) Dalam model pembelajaran Kemp ini, disetiap melakukan langkah atau prosedur
terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju ketahap berikutnya.
Tujuannya adalah apabila terdapat kekurangan atau kesalahan ditahap tersebut,
dapat dilakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum melangkah ketahap berikutnya.
2. Kelemahan
a) Model pembelajaran Kemp ini agak condong ke pembelajaran klasikal atau
pembelajaran dikelas. Oleh karena itu, peran guru disini mempunyai pengaruh yang
besar, karena mereka dituntut dalam rangka program pengajaran, instrument
evaluasi dan strategi pengajaran.
b) Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru
dilaksanakan setelah diadakan tes
Model Desain Pembelajaran Kemp

formatif. Sedangkan pada tahap-tahap


19

pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada pengembangan


dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya penilaian
pakar (validasi).
Kelebihan Model Pembelajaran Kemp Dari
Model Pembelajaran Lain
1. Model
Pembelajaran

Model Pembelajaran Lain


kemp 1. Untuk model pembelajaran

berbentuk lingkaran dan ketika akan


melakukan langkah-langkah
selanjutnya selalu dilakukan revisi
terlebih dahulu.
2. Model
Pembelajaran
berbentuk siklus

yang

kegiatan desain

revisi hanya

dilakukan

Kemp
memberi
sistem

pembelajaran dari fasemanapun.


3. Model pembelajaran kemp berfokus

lain,
setelah

evaluasi pembelajaran.
2. Untuk model pembelajaran
langkah awal

kemungkinan bagi penggunanya untuk


memulai

Kelemahan Model Pembelajaran Kemp Dari

dalam

lain,
proses

pembelajaran sudah ditetapkan.


3. Model briggs diterapkan pada
kurikulumyang baru, terdapat tim
prmantau yang ikutdalam menyusun
perencanaan pembelajaran

pada perencanaan kurikulum dengan


pendekatantradisional/klasik.

F. Contoh Penerapan Desain Pembelajaran Model Kemp dalam Pembelajaran


Matematika
1. Identifikasi Kebutuhan Pengajaran (Identifying Instructional Needs)
Dalam melakukan analisis kebutuhan, perancang melalui empat tahapan, yaitu
perencanaan (planning), pengumpulan data (collecting data), analisisan data (analyzing
data), dan laporan akhir (final report).
Tahap I: Perencanaan (Planning)
Untuk mengetahui kebutuhan atau masalah, terlebih dahulu perancang
menentukan peserta dalam penilaian kebutuhan ini. Peserta yang dipilih disini
adalah siswa kelas X D Madrasah Aliyah Negeri Bangil Kabupaten Pasuruan
tahun pelajaran 2013/2014. Identifikasi terhadap masalah atau kebutuhan
tersebut dilakukan dengan wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika
Model Desain Pembelajaran Kemp

20

yang ditugaskan mengajar di kelas X D dan memberikan angket terbuka kepada


seluruh siswa Kelas X D MAN Bangil yang berjumlah 35 siswa.
Tahap II: Pengumpulan Data (Collecting Data)
Pengumpulan data dilakukan selama 3 hari yakni pada hari jumat dan sabtu,
tanggal 13 dan 14 Juni 2014 serta hari sabtu tanggal 21 Juni 2014 di MAN
Bangil. Subjek yang dianalisis adalah siswa kelas X D yang berjumlah 35 siswa,
terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan. Kepada subyek siswa
kelas X D, perancang memberikan angket tentang gaya belajar, angket
identifikasi faktor kesulitan belajar, dan angket terbuka seputar pembelajaran
matematika yang telah dilkukan oleh guru. Selain itu perancang juga melakukan
wawancara denganguru mata pelajaran matematika di kelas X D MAN Bangil.
Wawancara dimaksudkan agar perancang dapat memperoleh informasi tentang
kondisi atau masalah pembelajaran matematika yang terjadi di kelas X D MAN
Bangil dan juga memperoleh informasi kemampuan matematika siswa kelas X D
dari hasil nilai rapot matematika semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara terstruktur
yang telah dibuat oleh perancang, kemudian perancang mencatat penuturan guru
tentang perihal yang ditanyakan dan tidak menggunakan alat perekam
(recorder). Perancang juga sempat menanyakan hasil tes IQ siswa kelas X D
dengan guru Bimbingan Konseling yang menangani siswa kelas X D.

Tahap III: Analisis Data (Analyzing Data)


Setelah mengumpulkan informasi atau data tentang subyek, pada tahap ini,
perancang menganalisis data yang diperoleh. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan kepada guru bidang studi matematika diperoleh informasi bahwa
beberapa standar kompetensi matematika kelas X belum dicapai dengan baik
oleh kebanyakan siswa kelas X D termasuk materi akar-akar persamaan kuadrat,
selain itu nilai rapot siswa juga dipaksa untuk memenuhi standar KKM
walaupun sebenarnya nilai siswa masih jauh dibawah KKM, hal ini salah
satunya dikarenakan tuntutan dari Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum
bahwa KKM rapot minimal 75 dan jika siswa tidak tuntas maka harus
diupayakan menjadi tuntas dengan pemberian remidi sampai tuntas, padahal
biasanya untuk metematika lebih dari setengah jumlah siswa nilainya tidak
mencapai KKM.
Model Desain Pembelajaran Kemp

21

Sedangkan berdasarkan hasil angket terhadap siswa kelas X D, diperoleh data


sebagai berikut:
1. Salah satu materi matematika yang termasuk sulit adalah akar-akar
persamaan kuadrat yaitu sebanyak 24% siswa menjawab akar-akar
persamaan kuadrat termasuk materi sulit dan materi yang dianggap paling
sulit adalah trigonometri dimana sebanyak 48% menjawab trigonometri.
2. Salah satu faktor penyebab kesulitan belajar siswa adalah kurangnya
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, 78% siswa menjawab bahwa
guru tidak memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok
padahal 68% siswa kelas X D senang belajar dengan ada diskusi kelompok
dan hampir 50% siswa Kelas X D bergaya belajar Kinestetik.
3. Selama proses pembelajaran guru pasif artinya guru jarang berkeliling untuk
mengecek ataupun memberikan bimbingan kepada siswa selama proses
pembelajaran di kelas, hal ini berdasarkan jawaban siswa yaitu sebanyak
63% siswa menjawab bahwa guru tidak berkeliling selama pembelajaran dan
hanya berada di depan saja.
4. Faktor selanjutnya yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa adalah
karena guru tidak pernah menggunakan media pembelajaran berbasis
teknologi seperti power point yaitu sebanyak 89% siswa menjawab bahwa
guru tidak menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi.
5. Siswa merasa tidak senang dalam belajar materi akar-akar persamaan kuadrat
yaitu sebanyak 50% siswa menjawab kadang-kadang tidak senang dalam
pembelajaran materi akar-akar persamaan kuadrat.
6. Siswa merasa malas untuk belajar materi akar-akar persamaan kuadrat yaitu
sebanyak 66% siswa kadang-kadang merasa malas belajar materi akar-akar
persamaan kuadrat.
7. 66% siswa menjawab kadang-kadang merasa mengantuk ketika belajar
materi akar-akar persamaan kuadrat.
8. 63% siswa menjawab kadang-kadang merasa lebih lambat dalam memahami
materi akar-akar persamaan kuadrat daripada materi matematika yang
lainnya.
9. 75% siswa menjawab kadang-kadang merasa kesulitan ketika mengerjakan
soal yang berkaitan dengan akar-akar persamaan kuadrat.
10. 84% siswa menjawab kadang-kadang merasa tidak mampu menyelesaikan
soal-soal yang berkaitan dengan akar-akar persamaan kuadrat.
Tahap IV: Penyusunan Laporan Akhir (Compiling a Final Report)
Berdasarkan analisis data yang penulis lakukan, maka salah satu masalah yang
teridentifikasi adalah siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika
Model Desain Pembelajaran Kemp

22

termasuk dalam materi akar-akar persamaan kuadrat, sehingga banyak siswa


tidak bisa mencapai nilai KKM. Dan berikut penulis melaporkan hasil analisis
kebutuhan pembelajaran matematika siswa kelas X D MAN Bangil Kabupaten
Pasuruan pada tahun pelajaran 2013/2014:
Laporan Hasil Analisis Kebutuhan
a. Tujuan penilaian kebutuhan
Penilaian ini bertujuan mengetahui kebutuhan yang dirasakan (felt needs)
dalam pembelajaran matematika untuk siswa kelas X D Madrasah Aliyah
Negeri Bangil Kabupaten Pasuruan
b. Proses
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data berupa nilai raport
matematika siswa kelas X D, hasil tes IQ siswa, gaya belajar siswa, kesulitan
belajar siswa dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara terhadap guru mata pelajaran matematika,
wawancara terhadap guru bimbingan konseling, dan dengan menyebarkan
angket kepada siswa yang mencakup angket gaya belajar, angket identifikasi
kesulitan belajar siswa, dan angket terbuka seputar pembelajaran matematika
yang telah dilakukan oleh guru.
c. Hasil
Berdasar hasil analisis data diperoleh simpulan bahwa siswa mengalami
kesulitan belajar matematika termasuk untuk materi akar-akar persamaan
kuadrat, sehingga nilai siswa banyak yang tidak mencapai kriteria ketuntasan
minimal

(KKM). Adapun

penyebab

kesulitan

belajar siswa yang

teridentifikasi melalui angket adalah sebagai berikut:


1. Guru kurang memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam
kelompok pada saat proses pembelajaran.
2. Guru jarang berkeliling untuk memberikan bimbingan maupun mengecek
pemahaman siswa dan sering hanya berada di depan saja.
3. Guru tidak menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi seperti
power

point

dalam

pembelajaran

matematika

termasuk

dalam

pembelajaran tentang akar-akar persamaan kuadrat.


d. Rekomendasi
Perancang merekomendasikan untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif
yang lebih memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi selama proses
pembelajaran dan memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran
seperti media power point.
2. Analisis Karakteristik Siswa (Learner and Contextual Analysis)
1. Analisis Karakteristik Siswa
Model Desain Pembelajaran Kemp

23

Ada 7 (tujuh) hal yang berkaitan dengan karakteristik siswa yang penting untuk
diidentifikasi, yaitu karakteristik umum, karakteristik khusus, kemampuan akademik,
kepribadian dan sikap sosial, latar belakang budaya dan etnis, kenormalan dan
kecacatan, dan gaya belajar.
a. Karakteristik umum
Siswa yang dianalisis adalah siswa kelas X D Madrasah Aliyah Negeri Bangil
Kabupaten Pasuruan. Jumlah siswa adalah 35 orang, terdiri dari 7 siswa laki-laki
dan 28 siswa perempuan dengan rentang umur 15 17 tahun, yaitu 11 siswa
berumur 15 tahun, 22 siswa berumur 16 tahun, dan 2 siswa berumur 17 tahun.
b. Karakteristik khusus
Diantara karakteristik khusus siswa kelas X D adalah:
1. 12 siswa mengikuti bimbingan belajar maupun les privat matematika.
2. 6 orang siswa pernah mengikuti olimpiade MIPA dan 1 orang diantaranya
pernah mengikuti OSN Matematika SMP tingkat Kabupaten Pasuruan
3. 52% siswa menyatakan suka terhadap pelajaran matematika, 20% siswa
menyatakan tidak suka terhadap matematika, dan sisanya menyatakan relatif
suka terhadap matematika
4. 52% siswa menyatakan punya motivasi yang tinggi untuk belajar matematika,
31% sedang, dan 17% siswa menyatakan mempunyai motivasi yang rendah
dalam belajar matematika
c. Kemampuan akademik
Data kemampuan akademik siswa kelas X D adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan data hasil tes IQ, seluruh siswa kelas X MAN Bangil termasuk
kelas X D mempunyai IQ pada rentang 93 120.
2. Untuk melihat kemampuan matematika siswa, perancang menganalisis nilai
rapot matematika siswa pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 dan
diperoleh hasil rentang nilai siswa 75 85 dengan rata-rata nilai 78,5, 18
siswa mendapat nilai pada rentang 75 78, 11 siswa mendapat nilai pada
rentang 79 82, dan 6 siswa mendapat nilai pada rentang 83 85. Dengan
demikian perancang mengasumsikan bahwa 18 siswa berkemampuan
matematika rendah, 11 siswa berkemampuan matematika sedang, dan 6 siswa
berkemampuan matematika tinggi.
d. Kepribadian dan sikap sosial
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Dra. Supraptiningsih dan pengamatan
perancang selama menjadi guru Fisika di kelas X D, diketahui bahwa pada kelas
X D terdapat siswa yang sangat aktif, terdapat siswa yang banyak bicara, namun
kebanyakan siswa cenderung pendiam dan mengikuti pembelajaran dengan baik
saat berada di kelas. Secara umum, siswa selalu mengajukan pertanyaan ketika
merasa belum cukup paham dengan materi yang disampaikan. Ibu Suprapti juga
Model Desain Pembelajaran Kemp

24

menambahkan bahwa terdapat tiga orang siswa yang paling menonjol diantara
siswa lainnya dari segi kecerdasan dan keaktifan. Dari segi sikap sosial, diperoleh
data bahwa 69% siswa senang bekerjasama dalam kelompok diskusi kelas dan
31% siswa lebih bersifat individualistis.
e. Latar belakang budaya, suku, dan etnis
Sebagian besar siswa kelas X D berasal dari suku jawa, dan sebagian kecil
merupakan keturunan Madura tetapi bahasa komunikasi sehari-hari menggunakan
bahasa jawa. Seluruh siswa kelas X D sejak lahir sudah berada di bangil dan
seluruhnya beragama islam sehingga secara budaya relatif homogen.
f. Kenormalan dan kecacatan
Secara fisik, seluruh siswa kelas X D berada dalam kondisi fisik normal / tidak
cacat fisik. Demikian pula kondisi mental siswa-siswi kelas X D tergolong
normal dan tidak ada satupun siswa yang tergolong dalam kategori cacat mental.
g. Gaya belajar
Mengenali gaya belajar siswa, penting dilakukan dalam merencanakan
pengajaran. Hasil riset menunjukkan bahwa ada siswa yang dapat belajar melalui
ceramah dan membaca bahan tertulis, ada yang dapat belajar secara lebih baik
melalui pendekatan visual, sementara yang lain melalui berbagai aktivitas fisik.
Secara umum, ada 3 (tiga) gaya belajar, yaitu visual, auditory, dan kinestetik.
Untuk mengetahui gaya belajar siswa, perancang memberikan angket gaya
belajar. Berdasarkan data yang diperoleh, siswa-siswi kelas X D memiliki gaya
belajar yang heterogen.
Berdasarkan hasil angket gaya belajar diperoleh bahwa 3 siswa bergaya belajar
Visual, 11 siswa bergaya belajar Auditory, 12 siswa bergaya belajar kinestetik, 1
siswa bergaya belajar visual dan Auditory, 4 siswa bergaya belajar visual dan
kinestetik, serta 4 siswa bergaya belajar Auditory dan kinestetik.
3. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Sebelum merancang tujuan pengajaran (instructional objectives) terlebih dahulu
dilakukan Analisis tugas atau analisis isi (content) dilakukan dengan berdasarkan pada dua
input, yaitu batasan masalah pengajaran (instructional problems) dan informasi tentang
karakteristik siswa. Dari input tersebut, diharapkan diperoleh output analisis tugas berupa
dokumentasi isi (content) yang akan dimasukkan ke dalam materi pengajaran. Selain itu,
output ini juga akan menjadi input untuk merancang tujuan pengajaran (instructional
objectives). Ada 3 (tiga) teknik untuk menganalisis isi dan tugas yaitu;(1) analisis topik,
analisis prosedural, dan metode kejadian kritis. Walaupun demikian, dalam perancangan
ini, perancang hanya melakukan analisis topik dan analisis prosedural.
Analisis Topik
Model Desain Pembelajaran Kemp

25

Analisis topik digunakan untuk mendefinisikan pengetahuan kognitif. Analisis topik


dimulai dengan meninjau Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata Pelajaran Matematika
Kelas X Madrasah Aliyah, dengan bersandar pada enam struktur isi (content). Hal ini
dilakukan karena perancang akan memutuskan Kompetensi Dasar yang menjadi
prioritas atau terlebih dahulu disajikan kepada siswa dengan karakteristik mereka dan
dengan masalah pengajaran yang telah diketahui dari hasil identifikasi masalah. SK
dan KD materi Persamaan kuadrat yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 : SK dan KD Materi Fungsi, Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat
Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

2. Memecahkan masalah yang

2.1 Memahami konsep fungsi

fungsi,

2.2 Menggambar grafik fungsi aljabar sederhana

persamaan dan fungsi kuadrat

dan fungsi kuadrat


2.3 Menggunakan sifat dan aturan tentang

berkaitan

dengan

serta pertidaksamaan kuadrat.

persamaan dan pertidaksamaan kuadrat


2.4 Melakukan manipulasi aljabar dalam
perhitungan

yang

berkaitan

dengan

persamaan dan pertidaksamaan kuadrat


2.5 Merancang model matematika dari masalah
yang berkaitan dengan persamaan dan atau
fungsi kuadrat
2.6 Menyelesaikan

model

matematika

dari

masalah yang berkaitan dengan persamaan


dan atau fungsi kuadrat dan penafsirannya
Dari struktur isi, materi fungsi, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat dapat
diuraikan sebagai berikut.

Tabel 2.1 : Tinjauan struktur isi pada materi fungsi, persamaan dan pertidaksamaan
kuadrat
Model Desain Pembelajaran Kemp

26

Struktur Isi

Keterangan

Fakta
Konsep

Definisi bentuk umum persamaaan kuadrat


Bentuk umum persamaan kuadrat
Akar-akar persamaan kuadrat
Diskriminan persamaan kuadrat
Jenis akar-akar persamaan kuadrat
Rumus akar-akar persamaan kuadrat
Rumus diskriminan persamaan kuadrat
Rumus jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan

Prinsip dan Aturan

Prosedur

Keterampilan Interpersonal

kuadrat
Langkah-langkah menentukan akar-akar persamaan

kuadrat dengan pemfaktoran


Langkah-langkah menentukan akar-akar persamaan

kuadrat dengan rumus akar-akar persamaan kuadrat


Langkah-langkah
menentukan
diskriminan

persamaan kuadrat
Langkah-langkah menentukan hasil jumlah akar-akar

persamaan kuadrat
Langkah-langkah menentukan hasil kali akar-akar

persamaan kuadrat
Langkah-langkah menentukan

persamaan kuadrat
Kemampuan
bekerja

jenis

sama,

akar-akar

berkolaborasi,

menyampaikan pendapat, mempresentasikan hasil yang


diperoleh, dan keberanian untuk bertanya.
Jujur, bertanggung jawab, dan pantang menyerah dalam

Sikap

melaksanakan tugas
Analisis Prosedural
Analisis prosedural yang dilakukan oleh perancang dapat dilihat pada tabel ini.
Tabel 2.3 : Analisis Prosedural
Prosedur

Keterangan

Langkah-langkah

Merubah persaman kuadrat menjadi bentuk umum

menentukan

persamaan kuadrat
Mengidentifikasi nilai koefisien-koefisien dari

akar
kuadrat

akar-

persamaan
dengan

persamaan kuadrat
Menentukan jenis

Model Desain Pembelajaran Kemp

27

pemfaktoran

yang

akan

pemfaktoran

dilakukan
Menentukan bilangan yang memenuhi persyaratan
untuk menjadi faktor
Menuliskan faktor-faktor persamaan kuadrat
Menentukan pembuat nol dari masing-masing

Langkah-langkah
menentukan
akar
kuadrat
rumus

akar-

persamaan

faktor persamaan kuadrat


Menentukan akar-akar persamaan kuadrat
Merubah persaman kuadrat menjadi bentuk umum
persamaan kuadrat
Mengidentifikasi nilai koefisien-koefisien dari

persamaan kuadrat
Menuliskan rumus akar-akar persamaan kuadrat
akar-akar Mensubstitusikan nilai koefisien yang sesuai pada
dengan

persamaan kuadrat

rumus akar-akar persamaan kuadrat


Melakukan perhitungan terhadap angka-angka yang
telah disubstitusikan terhadap rumus
Menyederhanakan nilai perhitungan yang didapat
Memecah akar menjadi dua menurut tanda (+) dan

Langkah-langkah

(-) pada rumus


Menentukan akar-akar persamaan kuadrat
Merubah persaman kuadrat menjadi bentuk umum
persamaan kuadrat
Mengidentifikasi nilai koefisien-koefisien dari

menentukan
diskriminan
persamaan kuadrat

persamaan kuadrat
Menuliskan rumus diskriminan persamaan kuadrat
Mensubstitusikan nilai koefisien yang sesuai pada
rumus diskriminan persamaan kuadrat
Melakukan perhitungan sampai didapatkan nilai
yang paling sederhana

Langkah-langkah

Merubah persaman kuadrat menjadi bentuk umum

menentukan

persamaan kuadrat
Mengidentifikasi nilai koefisien-koefisien dari

jumlah

hasil

akar-akar

persamaan kuadrat

persamaan kuadrat
Menuliskan rumus

hasil

jumlah

akar-akar

persamaan kuadrat
Mensubstitusikan nilai koefisien yang sesuai pada
rumus hasil jumlah akar-akar persamaan kuadrat
Melakukan perhitungan sampai didapatkan nilai
yang paling sederhana
Model Desain Pembelajaran Kemp

28

Langkah-langkah

Merubah persaman kuadrat menjadi bentuk umum

menentukan

persamaan kuadrat
Mengidentifikasi nilai koefisien-koefisien dari

kali

hasil

akar-akar

persamaan kuadrat

persamaan kuadrat
Menuliskan rumus hasil kali akar-akar persamaan
kuadrat
Mensubstitusikan nilai koefisien yang sesuai pada
rumus hasil kali akar-akar persamaan kuadrat
Melakukan perhitungan sampai didapatkan nilai
yang paling sederhana

Langkah-langkah

Merubah persaman kuadrat menjadi bentuk umum

menentukan

persamaan kuadrat
Mengidentifikasi nilai koefisien-koefisien dari

jenis

akar-akar
persamaan kuadrat

persamaan kuadrat
Menghitung nilai diskriminan persamaan kuadrat
Menentukan posisi nilai diskriminan persamaan
kuadrat terhadap nol
Menentukan jenis akar-akar persamaan kuadrat

Apabila terjadi sesuatu di kelas yang tidak terduga (kejadian kritis), misal siswa
tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa tidak mencapai ketuntasan belajar
pada topik yang diberikan, atau kejadian lain yang mengakibatkan tidak terlaksananya
proses pembelajaran dengan baik, maka akan dilakukan perubahan pelaksanaan
pembelajaran. Setelah melakukan analisis topic dan analisis procedural maka tahap
selanjutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran (instructional objectives).
Tujuan pembelajaran pada rancangan pembelajaran ini dikelompokkan menjadi
dua ranah yaitu ranah kognitif, dan ranah afektif. Berikut ini adalah tujuan yang
perancang susun dalam kegiatan pembelajaran materi akar-akar persamaan kuadrat:
1. Ranah Kognitif
Ranah yang mendapat banyak perhatian dalam program pengajaran adalah ranah
kognitif. Tujuan pada ranah ini meliputi tujuan yang berkaitan dengan pengetahuan,
penamaan, pemecahan masalah, memprediksi, dan aspek intelektual lainnya.
Bloom mengembangkan taksonomi pada ranah kognitif meliputi tingkat
pengetahuan (knowledge) pada tingkatan terendah, diikuti dengan kemampuan
kognitif yang semakin tinggi yakni pemahaman (comprehension), aplikasi
(application), analisis (analysis), evaluasi (evaluation), dan mencipta (create).
Model Desain Pembelajaran Kemp

29

Berdasarkan analisis topik dalam ranah kognitif, tujuan-tujuan pengajaran


diklasifikasikan ke dalam level tingkatan taksonomi Bloom sebagai berikut:
Tabel 2.4 : Tujuan Pembelajaran Ranah Kognitif
Tingkatan Taksonomi Bloom

Topik: Akar-akar Persamaan Kuadrat

Pengetahuan (knowledge)

Siswa dapat mengenali bentuk persamaan


kuadrat
Siswa

dapat

membedakan

antara

bentuk umum persamaan kuadrat dan


Pemahaman (comprehension)

bentuk persamaan kuadrat


Siswa dapat membedakan antara akar
persamaan kuadrat dan bukan akar

Aplikasi (application)

persamaan kuadrat yang diberikan

Siswa dapat menentukan akar-akar


persamaan

kuadrat

dengan

pemfaktoran dan rumus akar-akar


persamaan kuadrat
Siswa dapat menentukan

nilai

diskriminan persamaan kuadrat


Siswa dapat menentukan jenis akarakar persamaan kuadrat berdasarkan
nilai diskriminan persamaan kuadrat
Siswa dapat menentukan hasil jumlah
dan hasil kali akar-akar persamaan
Analisis (analysis)

kuadrat
Siswa dapat menentukan salah satu
akar persamaan kuadrat jika diketahui
salah satu akar yang lain
Siswa dapat menggunakan hubungan
antara

nilai

diskriminan

suatu

persamaan kuadrat dengan jenis akarakar

persamaan

kuadrat

dalam

pemecahan masalah
2. Ranah Afektif
Pada ranah afektif, perancang menguraikan tujuan pembelajaran sebagai berikut:

Model Desain Pembelajaran Kemp

30

a. Siswa berpartisipasi aktif dalam berdiskusi untuk menemukan penyelesaian dari


suatu permasalahan.
b. Siswa mampu menyampaikan pendapat dan menghargai teman ketika berdiskusi.
c. Siswa menjawab pertanyaan guru dan mengajukan pertanyaan terhadap
persoalan yang belum dimengerti.
d. Siswa bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompok dan membantu
teman menyelesaikan tugas belajar yang diberikan guru.
e. Siswa bekerjasama dengan teman kelompoknya untuk menyelesaikan tugas
belajar yang diberikan oleh guru.
4. Menentukan Urutan Materi Pembelajaran
Setelah mengembangkan tujuan pembelajaran, selanjutnya adalah menentukan
urutan yang paling tepat untuk menyajikan materi yang berkaitan dengan tiap tujuan
pembelajaran, kemudian menentukan bagaimana memperkenalkan satuan pengajaran
kepada siswa. Dalam rangka membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran, maka
dalam merancang pembelajaran dibutuhkan pengurutan materi. Adapun urutan materi
yang disusun oleh perancang dengan berdasarkan learning-related atau kebutuhan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 7: Urutan Materi Ajar
Urutan

Aspek Struktur Isi

Pertama

Fakta

Kedua

Konsep

Ketiga

Keempat

Prinsip dan Aturan

Prosedur

Materi Ajar
Definisi

bentuk

umum

persamaaan kuadrat
Bentuk umum persamaan kuadrat
Akar-akar persamaan kuadrat
Diskriminan persamaan kuadrat
Jenis
akar-akar
persamaan

kuadrat
Rumus akar-akar persamaan

kuadrat
Rumus diskriminan persamaan

kuadrat
Rumus jumlah dan hasil kali

akar-akar persamaan kuadrat


Langkah-langkah menentukan
akar-akar persamaan kuadrat

dengan pemfaktoran
Langkah-langkah menentukan
akar-akar persamaan kuadrat

Model Desain Pembelajaran Kemp

31

dengan

rumus

persamaan kuadrat
Langkah-langkah menentukan
diskriminan

persamaan

kuadrat
Langkah-langkah menentukan
hasil

akar-akar

jumlah

akar-akar

persamaan kuadrat
Langkah-langkah menentukan
hasil kali akar-akar persamaan

kuadrat
Langkah-langkah menentukan
jenis

akar-akar

persamaan

kuadrat
5. Menentukan Strategi Pembelajaran
Strategi Prapengajaran
Strategi prapengajaran yang digunakan perancang untuk memperkenalkan isi
materi pengajaran kepada siswa, adalah strategi objectives dan overviews. Pemilihan
strategi pengajaran ini dikarenakan sebagian besar siswa kelas X D memiliki
kemampuan matematika yang sedang dan rendah. Strategi objectives dilakukan dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran dan
overviews dilakukan dengan memberikan ringkasan singkat tentang materi yang akan
dipelajari terutama tentang bentuk umum persamaan kuadrat, akar-akar persamaan
kuadrat, diskriminan persamaan kuadrat, dan hubungan antara nilai diskriminan
persamaan kuadrat dengan akar-akar persamaan kuadrat
Strategi Pembelajaran
Berikut ini pengembangan strategi pebelajaran untuk masing-masing jenis
konten (fakta, konsep, prinsip dan aturan, prosedur, keterampilan interpersonal, dan
sikap).
Tabel 10 : Strategi Pembelajaran
Aspek
Konten
Fakta

Konsep

Konten

Strategi

Kegiatan Belajar

Definisi bentuk umum Ekspositori

Siswa

persamaaan kuadrat

presentasi guru melalui

Bentuk

umum Ekspositori

Model Desain Pembelajaran Kemp

32

menyimak

media power point


Siswa
menyimak

persamaan kuadrat dan Tanya presentasi guru melalui


Akar-akar persamaan Jawab
media power point dan
kuadrat
mengajukan pertanyaan
Diskriminan
jika ada hal yang belum
persamaan kuadrat
dipahami serta membuat
Jenis
akar-akar
catatan tentang hal yang
persamaan kuadrat
Prinsip

dan
Aturan

Prosedur

Rumus

akar-akar Ekspositori

persamaan kuadrat dan Tanya presentasi guru melalui


Rumus diskriminan Jawab
media power point dan
persamaan kuadrat
mengajukan pertanyaan
Rumus jumlah dan
jika ada hal yang belum
hasil kali akar-akar
dipahami serta membuat
persamaan kuadrat
catatan tentang hal yang
Langkah-langkah
menentukan

akar- Kerja

persamaan Kelompok

melakukan

pemfaktoran
Langkah-langkah

presentasi,

melakukan

menentukan

membuat

dengan

rumus

diskusi

akar-

dan

rangkuman

tentang langkah-langkah

dengan

terhadap prosedur yang

akar-akar

diperlukan

persamaan kuadrat
Langkah-langkah
menentukan
diskriminan
persamaan kuadrat
Langkah-langkah
menentukan
jumlah

kelas,

persamaan

kuadrat

berkelompok,

kelompok,

akar

secara

diskusi

kuadrat

dianggap perlu
Diskusi dan Siswa mengerjakan LKS
melakukan

akar

dianggap perlu
Siswa
menyimak

hasil

akar-akar

persamaan kuadrat
Langkah-langkah

Model Desain Pembelajaran Kemp

33

menentukan
kali

hasil

akar-akar

persamaan kuadrat
Langkah-langkah
menentukan

jenis

akar-akar
persamaan kuadrat
Keterampi Kemampuan bekerja Diskusi

Siswa berdiskusi dalam

lan

sama,

kelompok

Interperso

menyampaikan

nal

pendapat,

Sikap

berkolaborasi, Kelompok
dan Diskusi
Kelas

untuk

menyelesaikan tugas yang


diberikan

dan

mempresentasikan

mempresentasikan

hasil yang diperoleh,

kerja

dan keberanian untuk

klasikal

bertanya.
Jujur,
bertanggung Pemberian

Setiap siswa mengerjakan

jawab, dan pantang Kuis

kuis yang diberikan guru

menyerah

secara individu

dalam Individu

kelompok

hasil
secara

melaksanakan tugas
6. Pengembangan Pembelajaran
Setelah
strategi
pembelajaran
mengembangkan

pengajaran.

dirumuskan,

Pengembangan

perancang

pengajaran

selanjutnya

merupakan

proses

menerjemahkan rencana rancangan menjadi pengajaran. Dalam rancangan ini


menerapkan model kooperatif dengan metode ekspositori, diskusi kelompok,
penugasan, dan tanya jawab. Adapun kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh
perancang terdiri dari lima tahapan, yaitu:
1. Ekspositori
Guru memberikan penjelasan materi pembelajaran dengan melakukan presentasi
dengan menggunakan media power point.
2. Diskusi kelompok
Siswa mengerjakan lembar kerja yang diberikan oleh guru secara berkelompok dan
guru berkeliling untuk melakukan pengamatan kepada masing-masing kelompok
yang sedang melakukan diskusi serta memberikan bimbingan jika kelompok
mengalami kesulitan.
3. Presentasi kelompok
Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok secara bergantian.
Model Desain Pembelajaran Kemp

34

4. Diskusi bersama dan tanya jawab (whole class discussion)


Dengan bimbingan guru, siswa menganalisis hasil kerja kelompok yang
dipresentasikan dan mendiskusikannya serta menyimpulkan hasil diskusi.
5. Penugasan
Setelah siswa melakukan diskusi kelas selanjutnya guru memberikan kuis kepada
siswa yang harus dikerjakan secara individu dan tidak boleh bekerjasama.
7. Sumber Belajar dan Sarana Penunjang
Untuk membantu siswa menguasai materi ajar melalui diskusi kelompok,
disediakan LKS (Lembar Kerja Siswa). LKS tersebut diharapkan dapat membuat kerja
kelompok lebih terarah dan membimbing setiap siswa untuk menguasai materi akarakar persamaan kuadrat. Guru menggunakan media pembelajaran berupa power point
untuk menyanpaikan materi terkait akar-akar persamaan kuadrat, media power point
ini ditampilkan guru dengan menggunakan LCD Proyektor. Selain itu guru juga
memberikan soal kuis yang harus dikerjakan siswa secara individu untuk mengecek
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan sebagai bahan melakukan
evaluasi pembelajaran.

Model Desain Pembelajaran Kemp

35

8. Mengembangkan Instrumen Evaluasi dan Mengevaluasi Pembelajaran Siswa


Dalam rancangan ini, digunakan instrumen evaluasi untuk penilaian kognitif,
dan afektif. Penilaian terhadap kemampuan matematika siswa menyangkut konsep,
prinsip dan aturan, serta prosedur tercakup dalam penilaian dalam ranah kognitif yang
berupa pemberian kuis secara individu. Sedangkan penilaian terhadap keterampilan
interpersonal dan penilaian sikap tercakup dalam penilaian afektif.
Berikut ini adalah uraian untuk penilaian dalam masing-masing ranah, yaitu
kognitif dan afektif.
1. Ranah Kognitif
Dalam proses perancangan ini, perancang memilih menggunakan soal berbentuk
uraian untuk menilai ranah kognitif.
Langkah-langkah penyusunan tes uraian:
a) Menyusun kisi-kisi soal (Terlampir).
b) Menyusun butir soal berdasarkan kisi-kisi dan kunci jawaban (Terlampir).
2. Ranah Afektif
Penilaian dalam ranah afektif ini mencakup penilaian keterampilan interpersonal,
dan penilaian sikap siswa terhadap pelajaran. Penilaian ini memperhatikan tujuan
pengajaran dalam ranah afektif yang didasarkan pada Taksonomi Krathwohl,
Bloom, dan Masia. Taksonomi ini menyatakan bahwa tujuan pengajaran memiliki 5
(lima) level, yaitu: (1) menerima (receiving), (2) merespon (responding), (3)
menilai (valuing), (4) mengorganisasikan (organizing), dan (5) mengkarakteristiki
melalui suatu kompleks nilai (characterizing by a value complex). Lembar
penilaian afektif terlampir.

Model Desain Pembelajaran Kemp

36

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jerold E. Kemp berasal dari California State University di Sanjose
mengembangkan model desain instruksional yang paling awal bagi pendidikan. Model
Kemp memberikan bimbingan kepada para siswanya untuk berpikir tentang masalahmasalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan para
pengembang desain instruksional untuk melihat karakteristik para siswa serta
menentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat.
Langkah langkah pengembangan desain pembelajaran model Kemp, terdiri
dari delapan langkah, diantaranya: 1) mengidentifikasi Masalah atau menganalisis
kebutuhan pengajaran; 2) membuat analisis tentang karakteristik siswa; 3) menentukan
tujuan pembelajaran; 4) menentukan urutan materi; 5) menentukan strategi belajar
mengajar; 6) pengembangan pembelajaran; 7) mengoordinasikan sarana penunjang; 8)
mengadakan evaluasi.
Adapun kelebihan model pembelajaran ini yaitu diantaranya di setiap
melakukan langkah atau prosedur terdapat revisi terlebih dahulu gunanya untuk menuju
ke tahap berikutnya. sedangkan kekurangan model pembelajaran ini yaitu agak
condong ke pembelajaran klasikal atau pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, peran
guru di sini mempunyai pengaruh besar, karena mereka di tuntut dalam rangka program
pengajaran, instrumen evaluasi, dan strategi pembelajaran.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini juga masih terdapat kekurangan lain, oleh karena
itu saran dan kritik sangat penulis butuhkan dalam memperbaiki makalah berikutnya.
Tetapi, meskipun demikian penulis tetap menyarankan kepada para pembaca agar
membaca makalah ini lebih- lebih bisa memahami dan menerapkan model
pembelajaran J.E Kemp. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnya untuk pembaca.

Model Desain Pembelajaran Kemp

37

DAFTAR PUSTAKA

http://hepimakassar.wordpress.com/2011/11/07/model-pembelajaran-jerold-e-kemp/
https://www.academia.edu/11819866/Desain_Pembelajaran_Matematika?auto=download
Arsyad, Nurdin. 2016. Model Pembelajaran Menumbuhkembangkan Kemampuan
Metakognitif. Makassar: Pustaka Refleksi
Sagala, syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka
Ilmu

Model Desain Pembelajaran Kemp

38

Anda mungkin juga menyukai