Anda di halaman 1dari 10

Fraktur Tertutup pada Tulang Femur Sepertiga Distal

Ria Novelina
102014150
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat. Tlp. 11510
Ria2014fk150.civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Fraktur femur distal paling sering terjadi baik pada orang tua yang lemah tulang atau orangorang muda yang cedera akibat salah satunya seperti kecelakaan mobil. Pemeriksaan yang
paling utama adalah bagian yang cedera yaitu bagian pelvis,genu,dan seluruh femur dextra
pasien. Fraktur tulang paha sangat bervariasi, tergantung pada kekuatan yang menyebabkan
fraktur. Fragmen-fragmen tulang dapat berbaris dengan benar atau tersebar ke jaringan lunak,
dan terdapat fraktur bisa ditutup (kulit utuh) atau terbuka (tulang telang menusuk kulit). Ini
biasanya hanya membutuhkan waktu satu tahun atau lebih untuk fraktur femur distal benar-benar
sembuh.
Kata kunci: fraktur,fraktur terbuka,fraktur tertutup
Abstrack
Fractures of the distal femur fence often occur good on Parent or weak bones of young parents
orangutan The injured As a result of prayer only as a car accident . Examination of Its Most
Important Is The Part That is the pelvis injury , genu , and whole femur dextra patient . The
thigh bone fracture highly variable, depending the

power of the cause of the fracture.

Fragments - bone fragments can be lined with our spread into right soft tissue , and there can
fracture Closed ( Intact skin ) or Open ( telang bone piercing the skin ) . Singers usually requires
only one year or more time to review the distal femur fractures true - true heal .
Keywords : fractures , open fractures , fractures Closed
1

Pendahuluan
Fraktur tulang adalah adalah kondisi dimana terjadi diskontinuitas tulang. Fraktur tulang dapat
terjadi akibat cedera trauma,minimal akibat kondisi medis tertentu yang melemahkan tulang,
seperti osteoporosis,kanker tulang, atau osteogenesis imperfect dimana fraktur itu disebut
sebagai fraktur patologis. Fraktur tulang paha yang terjadi tepat diatas sendi lutut disebut fraktur
femur distal. Fraktur femur distal paling sering terjadi baik pada orang tua yang lemah tulang
atau orang-orang muda yang cedera akibat salah satunya seperti kecelakaan mobil. Fraktur ini
dapat meluas ke sendi lutut atau ke bagian proximal femur dan dapat menghancurkan tulang
sebagai fragmen-fragmen kecil.1
Anamnesis
Riwayat medis atau sejarah kasus medis merupakan proses memperoleh informasi dari seorang
pasien (autoanamnesis) atau dari keluarga dan orang terdekat pasien (alloanamnesis) yang dapat
memberikan informasi yang sesuai tentang masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien dengan
tujuan memperoleh informasi yang berguna menegakan diagnosis dan memberikan perawatan
pada pasien. Berdasarkan anamnesis yang baik dokter akanmenentukan beberapa hal
mengenai hal-hal berikut : Penyakit atau kondisi yang paling mungkin mendasari keluhan pasien
(kemungkinan diagnosis) ,Penyakit atau kondisi lain yang menjadi kemungkinan lain penyebab
munculnya keluhan pasien (diagnosis banding) .Faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan
terjadi nya penyakit tersebut (faktor predisposisi dan faktor risiko) ,Kemungkinan penyebab
penyakit (kausa/etiologi) ,Faktor-faktor yang dapat memperbaiki dan yang memperburuk
keluhan pasien (faktor prognostik, termasuk upaya pengobatan),Pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang medis yang diperlukan untuk menentukan diagnosisnya Selain
pengetahuan kedokterannya, seorang dokter diharapkan juga mempunyai kemampuan untuk
menciptakan dan membina komunikasi dengan pasien dan keluarganya untuk mendapatkan data
yang lengkapdan akurat dalam anamnesis. Lengkap artinya mencakup semua data
yangdiperlukan untuk memperkuat ketelitian diagnosis, sedangkan akurat berhubungan dengan
ketepatan atau tingkat kebenaran informasi yang diperoleh.2

Dalam skenario yang diberikan, informasi yang diperoleh dari pasien adalah seperti berikut:
Laki-laki berusia 18 tahun, keluhan sakit kaki kanan setelah kecelakaan motor 1 jam lalu, sakit
tungkai atas kanan diatas lutut, tidak dapat berdiri dan sakit ketika berusaha mengangkat tungkai
pahanya.

Pemeriksaaan fisik
Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi pengukuran tekanan darah , denyut nadi, pernafasan,
suhu tubuh. pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah pasien menderita
hipertensi, takikardi, demam ataupun obesitas. Pada pemeriksaan dilanjutkan pemeriksaan
insfeksi atau looks, pemeriksaan dengan cara melihat dan mengamati. Hal-hal yang dapat
diamati dalam kasus ini ada pada ekstemitas bawah pasien adalah adanya edema atau bengkak
ataupun perubahan warna kulit padadaerah femur dextra 1/3 distal karena adanya hematoma dan
tampak deformitas.
Palpasi atau feel pemeriksaan dengan cara meraba, menekan dan memegang bagian tubuh pasien
untuk mengetahui tentang adanya nyeri tekan,suhu, udem, atau adanya spasme otot. Pada kasus
saat dipalpasi atau feel didapatkan nyeri tekan dan terabanya pulpasi distal
Pada pemeriksaan gerakan atau move didapati pada kasus gerakan tungkai bawah pasien yang
terbatas.2

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang paling utama adalah bagian yang cedera yaitu bagian pelvis,genu,dan seluruh
femur dextra pasien. Pemeriksaan yang akan dilakukan adalah:3
1. Foto radiologi (X-ray)
Cara yang paling umum untuk mengevaluasi fraktur adalah dengan x-ray, yang
menyediakan gambar yang jelas dari tulang. Sinar-X dapat menunjukan apakah tulang
utuh atau rusak. Foto ini juga dapat menunjukan jenis fraktur dan dimana ia berada di
3

dalam tulang paha atau sendi lutut untuk memastikan tidak ada fraktur lain yang tidak
terlihat seperti, pinggul dan sendi lutut kaki. Antara jenis foto radiologi yang dianjurkan
adalah foto femor dextra anterior posterior (AP) dan lateral. Foto rongent haruslah
meliputi dari pelvis sampai ke genu dextra
2. Computed tomography (CT) scan
CT scan menunjukan gambar penampang anggota badan anda. Hal ini dapat memberikan
informasi berharga tentang keparahan fraktur scan ini dapat menunukan apakah fraktur
memasuki permukaan sendi dan jika demikian, berapa banyak fragmen tulang yang ada.
CT scan akan membantu dokter merencanakan bagaimana untuk memperbaiki fraktur
tersebut.
3. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI hampir sama seperti CT scan dan merupakan tes medis non-inovasif. Aplikasi MRI
dalam sistem musculoskeletal adalah menggunakan medan magnet yang kuat, denyut
frekuensi radio dan computer untuk menghasilkan gambar rinci organ, jaringan lunak,
tulang dan hampir semua struktur tubuh internal lainnya. Pengginaan umum MRI adalah
termasuk pencitraan tulang belakang, penilaian penyakit sendi dan kelainan pada jaringan
lunak
Hasil pemeriksaan penunjang yang didaqpatkan dari kasus ini adalah foto rongent articulation
genu AP dan lateral dimana terdapat fraktur transversal femur dextra 1/3 distal dgn soft tissue
swelling.

Diagnosis kerja
Fraktur tertutup transversal femur dextra 1/3 distal
Jenis-jenis fraktur os femoralis4
Fraktur tulang paha sangat bervariasi, tergantung pada kekuatan yang menyebabkan fraktur.
Fragmen-fragmen tulang dapat berbaris dengan benar atau tersebar ke jaringan lunak, dan
terdapat fraktur bisa ditutup (kulit utuh) atau terbuka (tulang telang menusuk kulit).

Fraktur tulang dapat dijelaskan dengan sitem kalsifikasi dan tergantung pada:
-

Lokasi fraktur (os femoralis dibagi menjadi tiga: distal, tengah dan proximal)
Pola fraktur (misalnya, tulang dapat fraktur dari arah yang berbeda, seperti
transversal,obliq, atau communitiva)

Jenis yang paling umum dari fraktur os femoralis adalah:

Fraktur tertutup adalah patah tulang yang tidak menyebabkan robeknya kulit
Fraktur terbuka adalah patah tulang yang menembus kulit dan tualang berhubungan dunia

luar
Fraktur transversal adalah garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu tulang
Fraktur obliq adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini
tidak stabil dan sulit diperbaiki.

Fraktur green stick adalah fraktur yang salah satu sisi tulang patah sedangkan yang satu

sisi lain membengkok


Fraktur spiral adalah fraktur trauma rotasi akibat adanya torsi pada ekstremitas
Fraktur kompresi adalah fraktur dengan tulang mengalami kompresi(pada tulang
belakang).4

Sumber:https://www.google.com/search?
q=jenis+jenis+fraktur&source=lnms&tbm=isch&sa

Penyebab
Penyebab fraktur secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
5

Cedera traumatik
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba tiba dan berlebihan, yang
dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran, penekukan atau terjatuh dengan posisi miring,
pemuntiran, atau penarikan.
Cedera traumatik pada tulang dapat dibedakan dalam hal berikut, yakni:
Cedera langsung, berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan.
Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya.Cedera
tidak langsung, berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan.
Fraktur Patologik
Dalam hal ini, kerusakan tulang terjadi akibat proses penyakit akibat berbagai keadaan
berikut, yakni:
- Tumor tulang (jinak atau ganas), dimana berupa pertumbuhan jaringan baru yang tidak
terkendali dan progresif.
- Infeksi, misalnya osteomielitis, yang dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat timbul
sebagai salah satu proses yang progresif,
- Rakhitis, merupakan suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi vitamin D yang
mempengaruhi semua jaringan skelet, biasanya disebabkan oleh defisiensi diet, tetapi kadangkadang dapat disebabkan kegagalan absorbsi vitamin D atau oleh karena asupan kalsium atau
fosfat yang rendah.
Secara spontan
Disebabkan oleh stress atau tegangan atau tekanan pada tulang yang terus menerus
misalnya pada penyakit polio dan orang yang bertugas di bidang kemiliteran.5

Manisfestasi klinik
Deformitas: daya tarik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari
tempatnya perubahan keseimbangan. Seperti: rotaso pemendekan tulang, penekanan
tulang
6

Bengkak: edema muncul secara cepat dari lokasi dan dalam jaringan yang berdekatan
dengan fraktur
Echumosis dan pendarahan subculaneus
Spasme otot spasme involunter dekat fraktur
Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur di daerah yang berdekatan
Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/ pendarahan)
Pergerakan abnormal
Syok hipokalemik dan krepitasi. 6
Penatalaksanaan
Medica mentosa
Nyeri yang seringkali timbul akibat fraktur dapat diberikan parasetamol 500mg hingga dosis
maksimum 3000mg per hari, bila respon tidak kuat dapat ditambahkan kodein 10mg. Langkah
selanjutnya adalah dengan menggunakan NSAID seperti ibuprofen 400mg 3 kali sehari.5
Tindakan pembedahan
Pengelolaan penderita ya ng terluka memerlukan penilaian yang cepat dan pengalolaan
yang tepat untuk menghindari kematian. Pada penderita trauma, waktu sangatlah penting, karena
itu diperlukan adanya suatu cara yang mudah dilaksanakan. Sebelum mengambil keputusan
untuk melakukan pengobatan, prinsip pada fraktur ada 4 atau prinsip 4R:
Recognition
Yaitu penilaian dan diagnosis fraktur. Prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai
keadan fraktur dengan anamnesis dan pemeriksaan klinik serta radiiologis. Pada awal
pengobatan perlu diperhatikan juga lokalisasi fraktur, bentuk fraktur, menentukan teknik yang
sesuai untuk pengobatan dan komplikasi yang mungkin terjadi setelah pengobatan.
Reduction
Yaitu reduksi draktur atau tindakan pengembalian tulang ke posisi semula agar dapat
berfungsi kembali seperti semula. Pada fraktur intra-artikuler diperlukan reduksi atau dibenarkan
secara anatomis dan mengembalikan fungsi normal. Tidak hanya tulang, sendi pun juga harus
dibenarkan untuk mencegah komplikasi seperti kekakuan, dan deformitas.
Retaining

Artinya tindakan imobilisasi untuk mengistirahatkan alat gerak yang sakit tersebut
sampai mendapat kesembuhan. Dalam kasus ini wanita tersebut berarti harus istirahat dengan
tidak boleh banyak berjalan karena akan berdampak pada femurnya.
Rehabilitation
Adalah tindakan untuk mengembalikan kemampuan dari anggota atau alat gerak yang
sakit agar dapat berfungsi kembali. Berarti pasien harus berlatih berjalan misalnya dengan gips,
atau tongkat supaya tulang femurnya bisa berfungsi dengan baik.5

Komplikasi
Komplikasi awal:6
-

Syok: dapat berakibat fatal dalam beberapa jam setelah edema


Emboli lemak: dapat terjadi 24-72 jam
Sindrom kompartemen: perfusi jaringan dalam otot kurang dari kebutuhan
Infeksi dan tromboemboli

Komplikasi lanjutan:
-

Non-union: akibat imobilisasi yang tidak sempurna atau adanya fraktur patologis
Mal-union: penyembuhan dengan angulasi yang buruk
Delayed-union: umumnya terjadi pada orang tua karena aktivitas osteoblas menurun,
defiensi vitamin C dan D, fraktur patologik, dan adanya infeksi

Prognosis
Ini biasanya hanya membutuhkan waktu satu tahun atau lebih untuk fraktur femur distal benarbenar sembuh. Faktor-faktor yang secara signifikan dapat mempengaruhi penyembuhan atau
mobilitas jangka panjang pasien termasuk:
Tahapan

cedera.

Fraktur

energy

yang

lebih

tinggi

mungkin

lebih

lambat

untuk

menyembuhkannya terutama jika mereka terbuka dengan lebih banyak kerusakan jaringan lunak

Kualitas tulang. Kualitas tulang yang lebih baik (pasien yang lebih muda) dapat mefiksasi pelat
logam, sekrup dan batang lebih baik pada tulang
Komitmen pasien untuk pemulihan. Meskipun pemulihan adalah proses yang lambat , komitmen
pasien untuk terapi fisik dan mengikuti panduan dokter merupakan bagian penting untuk kembali
melakukan aktivitas.4

Kesimpulan
Laki-laki berusia 18 tahun ini menderita fraktur tertutup femur dextra 1/3 distal yang disebabkan
karena terjadinya trauma akibat jatuh dari sepeda motor dan membuat gerakan tungkai bawah
kanan terbatas dan tidak dapat berdiri sehingga pasien dengan fraktur harus ditangani dengan
cepat dan tepat

Daftar pustaka
1. Suratun, Heryati, Santa M, Een R. Gangguan sistem musculoskeletal. Jakarta; Penerbit

Buku Kedokteran EGC:2008.h.149-52


2. Gleadle, Jonathan. Pengambilan Anamnesis. Dalam : At a Glance Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2007. h. 1-17
3. Anwar R,Tuson K, Khan SA. Femoral shaft fracture. Classification and Diagnosis in
9

Orthopaedic Trauma. Cambridge University Press;2008


4. Sjamsuhidayat, Jong D. Buku ajar ilmu bedah.Ed-3. Jakarta;Penerbit Buku Kedokteran
EGC:2011.h.959-1083
5. Diunduh dari http://dokumen.tips/documents/fraktur-kasus-6-blok-14.html pada tanggal
26 maret 2016
6. Luqmani R., Robbs J., Porter D., Keating J. Trauma. Textbook of Orthopaedics,
Trauma, and Rheumatology. 1st ed. Mosby Elsevier. 2008.

10

Anda mungkin juga menyukai