Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Dalam spektrum kegawatdaruratan endokrin, krisis hipertiroid menduduki peringkat
pertama sebagai penyakit yang penting. Krisis hipertiroid merupakan suatu keadaan
hipertiroid yang mengalami eksaserbasi sehingga mengancam kehidupan yang ditandai
dengan dekompensasi dari satu atau lebih sistem organ, dengan keadaan status
hipermetabolik.
Angka kejadian krisis hipertiroid jarang, biasanya krisis hipertiroid merupakan
komplikasi penyakit grave, namun terkadang dapat muncul pada keadaan toksik
multinoduler goiter. Keadaan krisis hipertiroid juga dapat dipresipitasi oleh keadaan akut,

seperti trauma, infeksi, tindakan operatif, pemberian iodine berlebihan dan kehamilan.
1.2.
Batasan Masalah
Pembahasan case ini agar mengetahui tentang definisi, etiologi, patofisiologi,
diagnosa (anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang), penatalaksanaan,
komplikasi, prognosis serta laporan kasus dari krisis hipertiroid.
Tujuan Penulisan
Penulisan case ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai krisis

1.3.

hipertiroid dan sebagai salah satu syarat dalam menjalankan kepaniteraan klinik di bagian
Penyakit Dalam RSUD Solok, Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah.

BAB II
1

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Krisis Hipertiroid
Krisis hipertiroid adalah kondisi hipermetabolik yang mengancam jiwa dan ditandai
dengan demam tinggi dan disfungsi sistem kardiovaskular, sistem saraf dan sistem saluran
cerna. Krisis hipertiroid sering terjadi pada pasien dengan hipertiroid yang tidak diberikan
terapi atau mendapat terapi yang tidak adekuat dan dipicu oleh adanya infeksi, trauma,
pembedahan, dan kehamilan.
2.2. Etiologi dan Patogenesis Krisis Hipertiroid
Penyebab paling sering tirotoksikosis pada krisis hipertiroid adalah penyakit grave.
Penyakit ini dimediasi oleh antibodi reseptor tirotropin yang menstimulasi sintesis hormon
tiroid menjadi berlebihan dan tidak terkendali (T3 dan T4). Kebanyakan kejadian ini dijumpai
pada wanita muda, namun juga dapat muncul pada semua jenis kelamin dan umur. Penyebab
jarang krisis hipertiroid termasuk hipersekresi karsinoma tiroid, thyrothropin-secreting
pituitary adenoma, dan teratoma.
Krisis

hipertiroid

dapat dipresipitasi

oleh pembedahan,

trauma,

gangguan

cerebrovaskular, kehamilan, dan infeksi yang berat. Krisis hipertiroid juga dilaporkan dapat
disebabkan oleh penghentian obat antitiroid atau dosis yang inadekuat.
Penyebab tirotoksikosis yang juga sering dijumpai adalah hiperaktivitas kelenjar
tiroid. Salah satu hipotesis yang dapat menyebabkan kejadian krisis hipertiroid adalah
peningkatan kadar hormon tiroid yang bebas. Peningkatan kadar hormon ini disertai dengan
penekanan kadar tirotropin, sehingga serum tirotropin umumnya tidak terdeteksi.
Peningkatan reseptor katekolamin (peningkatan sensitivitas terhadap katekolamin)
memainkan peranan penting, sebab pasien yang rentan terhadap keadaan krisis hipertiroid
kemungkinan memiliki peningkatan sensitivitas terhadap katekolamin, sehingga setiap
keadaan stres yang dapat menyebabkan peningkatan kadar katekolamin, krisis hipertiroid
dapat muncul.

2.3. Manifestasi Klinis


2

a. Gangguan Konstitusional
Salah satu gejala yang paling sering dijumpai pada pasien krisis hipertiroid adalah
kehilangan berat badan, walaupun asupan kalori cukup. Keadaan hipermetabolisme
menyebabkan ketidakseimbangan antara produksi energi dan energi yang digunakan sehingga
menyebabkan peningkatan produksi panas dan keringat berlebihan. Gejala lainnya termasuk
kelelahan dan kelemahan otot. Keadaan ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit
dan dehidrasi serta peningkatan suhu tubuh.
b. Neuropsikiatri
Manifestasi neuropsikiatri dari tirotoksikosis termasuk ketidakstabilan emosi,
kegelisahan, kecemasan, agitasi, kebingungan, bahkan koma.
c. Gastrointestinal
Peningkatan frekuensi pergerakan peristaltik usus.
d. Gejala Reproduksi
Perubahan siklus menstruasi, seperti oligomenorrhoe dan anovulasi. Pada pria gejala
dapat berupa penurunan libido dan ginekomastia.
e. Respirasi dan Kardiologi
Gejala kardiorespirasi pada pasien tirotoksikosis termasuk palpitasi dan sesak pada
saat beraktivitas. Sesak nafas bisa bersifat multifaktorial oleh karena berkurangnya komplians
paru dan kegagalan jantung kiri. Pasien tirotoksikosis juga dapat mengalami nyeri dada yang
identik dengan angina pectoris, hal ini dikarenakan peningkatan kebutuhan pengguanaan
oksigen dan spasme arteri koroner. Takikardi, peningkatan tekanan darah, dan gagal jantung
kongestif dapat dijumpai.
f. Kelenjar Tiroid
Gambaran kelenjar tiroid dapat bervariasi tergantung dari penyebab tirotoksikosis.
Penyakit grave merupakan penyebab utama, ditandai dengan pembesaran kelenjar yang difus
dan dapat dijumpai bruit (peningkatan vaskularitas dan aliran darah). Toksik multinoduler
goiter dapat memberikan gambaran nodul yang mungkin lebih dari satu pada kelenjar tiroid.

Disfungsi liver merupakan salah satu gejala yang sering dijumpai pada krisis
hipertiroid. Disfungsi liver, dapat dikarenakan gagal jantung dengan kongesti hati atau
hipoperfusi atau efek langsung dari kelebihan hormon tiroid itu sendiri. Hal ini ditandai
dengan

abnormalitas

panel-panel

biokimia

fungsi

liver. Pada

beberapa

literatur

mengemukakan bahwa ikterik yang tidak bisa dijelaskan penyebabnya merupakan pertanda
prognostik buruk pada ksiris tiroid.
Sistem penilaian Burch dan Wartofsky (1993) merupakan sistem skoring untuk
membantu dalam menegakkan/membedakan krisis hipertiroid, impending krisis hipertiroid,
dan tirotoksikosis tanpa komplikasi. Skor ini menekankan 3 gejala pokok : hipertermia,
takikardi dan disfungsi susunan saraf.
Disfungsi Pengaturan Panas
Suhu 37,2-37,7 (C)

Poin
5

37,8-38,2

10

38,3-38,8

15

38,9-39,3

20

39,4-39,9

25

>40
Efek pada Susunan Saraf Pusat
Tidak ada

30

Ringan (agitasi)

10

Sedang (delirium, Psikosis, Letargi berat)

20

Berat (kejang, koma)


Disfungsi Gastrointestinal-Hepar
Tidak ada

30

Ringan (diare, mual, muntah, nyeri perut)

10

Berat (Ikterus tanpa sebab yang jelas)


Disfungsi Kardiovaskuler
Takikardi 99-109

20

110-119

10

120-129

15

130-139

20

>140

25

Gagal Jantung
Tidak ada
4

Poin
0

Ringan (oedem kaki)

Sedang (ronki basah)

10

Berat (oedem paru)


Atrial Fibrilasi
Tidak Ada

15

Ada

10

Riwayat Pencetus
Negatif

Positif

10

Keterangan :
Skor 45 atau lebih

: Sugestif krisis Tyroid

25-44

: Sugestif impending krisis Tyroid

<25

: Bukan krisis

2.4. Pemeriksaan Laboratorium


Dalam keadaan normal, kadar hormon tiroid perifer, seperti T3 dan T4 berada dalam
keseimbangan dengan Thyrothropin Stimulating Hormone (TSH). Artinya, bila T3 dan T4
rendah, maka produksi TSH akan meningkat dan sebaliknya ketika kadar hormon tiroid
tinggi, maka produksi TSH akan menurun. Pada penyakit Graves, adanya antibodi terhadap
reseptor TSH di membran sel folikel tiroid menyebabkan perangsangan produksi hormon
tiroid secara terus-menerus, sehingga kadar hormon tiroid menjadi tinggi. Kadar hormon
tiroid yang tinggi ini menekan produksi TSH di kelenjar hipofise, sehingga kadar TSH
menjadi rendah dan bahkan kadang-kadang tidak terdeteksi.

2.5. Penatalaksanaan
a. Konservatif

Obat antitiroid ; dalam hal ini tionamid telah digunakan untuk pengobatan
tirotoksikosis sejak pengenalan klarifikasi ini tahun 1943. Dua spesifik kelas obat antitiroid
adalah tiourasil dan imidazol. Propiltiourasil (PTU) adalah tiourasil, sementara methimazole
dan karbimazol adalah imidazole. Didalam kelenjar tiroid, tionamid menghalangi proses
coupling oleh tiroperoksidase. Tionamid juga mempunyai efek menghambat fungsi dan
pertumbuhan dari sel folikuler tiroid. Diluar kelenjar tiroid, PTU menghambat konversi dari
T4 menjadi T3.
Methimazole memiliki waktu paruh yang lebih panjang dari PTU, sehingga frekuensi
pemberiannya lebih sedikit. Pemberian dosis krisis tiroid PTU adalah 800-1200 mg/hari yang
terbagi atas 200-300 mg setiap 6 jam. Dosis untuk methimazole adalah 80-100 mg/hari
terbagi atas dosis 20-25 mg setiap 6 jam (sekali stabil, frekuensi dari dosis dapat diturunkan
menjadi 1-2 x/hari.
b. Surgical
1. Radioaktif Iodine : tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang hiperaktif.
2. Tiroidektomi : tindakan pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang membesar.
2.6. Komplikasi
Komplikasi krisis hipertiroid yang dapat mengancam jiwa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid atau terjadi pada pasien hipertiroid yang
tidak terdiagnosis, akibatnya adalah pelepasan hormon tiroid dalam jumlah yang sangat besar
yang dapat menyebabkan takikardi, agitasi, tremor, dan hipertermia serta apabila tidak diobati
dapat menyebabkan kematian.

BAB III
LAPORAN KASUS
6

1. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
No. MR
Pekerjaan
Tanggal/jam Masuk
Ruangan

: Ny. E
: 38 tahun
: Perempuan
: Tanjung Gadang
: 107193
: Ibu Rumah Tangga
: 04 Juni 2015/16.15 WIB
: Kenanga 2

2. Anamnesa
1. Keluhan Utama :
Demam sejak 1 hari yang lalu
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Demam sejak 1 hari yang lalu, demam tidak menggigil, pasien berobat ke
puskesmas dan diberi obat, pada sore hari demam hilang, namun demam
lagi pada keesokan harinya.
Pasien merasakan sesak sejak 1 hari yang lalu, sesak timbul bila

beraktifitas
Jantung terasa berdebar-debar, nyeri dada (-)
Merasa cemas dan gelisah
Kaki terasa sakit
Berkeringat dingin dan sering berkeringat banyak
Tidak tahan cuaca panas
Makan (+), namun sedikit
Mual (-), muntah (-)
Batuk (-)
BAB dan BAK biasa
Pasien post partus 22 hari yang lalu

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Hipertiroid 1 tahun yang lalu, namun berhenti minum obat sejak 2 bulan

yang lalu
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Sakit Jantung (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat TB (-)
Riwayat Asma (-)

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga dengan riwayat penyakit yang sama
3. Pemeriksaan Fisik
1. Vital Sign
Keadaan Umum : Sakit Sedang
7

Kesadaran
: CMC
Tekanan Darah
: 60/70 mmHg
Nadi
: 60x/i
Nafas
: 20x/i
Suhu
: 38 C
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
Kepala :
Bentuk bulat, ukuran normocephal, rambut hitam, kuat dan tidak mudah

dicabut
Mata :
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, eksoftalmus (+)
Telinga :
Bentuk dan ukuran dalam batas normal
Hidung :
Bentuk dan ukuran dalam batas normal, sekret (-)
Mulut :
Bibir tidak kering, lidah tidak kotor
Tenggorokan
Faring tidak hiperemis, tosil T1-T1
Leher
JVP (5-2), pembesaran KGB (-), tiroid teraba dengan konsistensi kenyal,

nyeri tekan (+), terfiksir dan adanya bruit.


Jantung dan Pembuluh Darah
I : ictus cordis tidak terlihat
P : ictus cordis teraba 2 jari kuat angkat di RIC 6 linea mid clavicula
sinistra
P : batas jantung dextra
: RIC 4 linea sternalis dextra
batas jantung sinistra
: RIC 5 linea midclavicularis sinistra
batas atas jantung
: RIC 3 linea sternalis sinistra
batas pinggang jantung
: RIC 4 linea parasternalis sinistra
A : tidak ada bunyi tambahan
Paru-paru
I : simetris pada keadaan stasis dan dinamis
P : nyeri tekan (-), fremitus paru dextra sedikit melemah
P : sonor disemua lapangan paru
A : ronki (-), wheezing (-)
Abdomen
I : distensi (+)
P : nyeri tekan epigastrium (+), hepar normal
P : timpani pada semua regio abdomen
A : bising usus 7x/menit
Anggota Gerak : oedem (-), akral dingin, tremor jari (+/+)
4. Pemeriksaan Penunjang Rutin
WBC
: 22.860 g/dL
PLT
: 119.000 mm3
Ureum
: 35,1 mg/dL
8

Creatinin
Ad Random
TSH
T4

: 1,24 mg/dL
: 112 mg%
: 10,05 mIU/ml
: 51,61 mmol/L

5. Pemeriksaan Penunjang Anjuran


EKG

Rontgen Thorax
6. Diagnosa Kerja
Krisis Hipertiroid
7. Diagnosa Sekunder
Syok Sepsis
8. Diagnosa Banding
Struma Nodusa Toksik dengan Krisis Tiroid
Index Burtch Wartofsky
Suhu 38 C
10
Agitasi (+)
10
Riwayat Pencetus
10
Skor = 30 : Sugestif Impending Krisis Tyroid

9. Therapi
IVFD RL 8 jam/kolf
Inj. Ceftriaxon 2x1 amp
PTU 100mg
Digoxim tab 2x1
Cefotaxim 1x2 gram
Dobutamin drip 2 amp dalam RL
Oksigen
10. Follow Up
Hari/Tgl
Jumat, 05
juni 2015

Subject
dada

Object
TD : 100/80

Assesment
Krisis

Anjuran
Tirah

berdebar-

mmHg
Nadi : 59x/i
Nafas :

Hipertiroid

baring
Inj.

debar
sesak nafas
istirahat (-)

Ceftriaxon
Oksigen
PTU 3x100
IVFD RL

28x/i

dobutamin
drip 2 amp
Digoxim
2x1
Cefixim
Sabtu, 06
juni 2015

Dada
berdebar
debar
Nyeri dada

TD : 100/80

Krisis

mmHg
Nadi : 70x/i
Nafas :

Hipertiroid

2x1
Tirah
baring
IVFD RL
dobutamin

20x/i

drip 2 amp
PTU 3x100
mg
Digoxin
2x1
Cefixim

Minggu, 07 Sesak (-)


Badan terasa
juni 2015
letih

TD : 110/70

Krisis

mmHg
Nadi : 70x/i
Nafas :

Hipertiroid

18x/i
10

2x1
Tirah
baring
IVFD RL
dobutamin
drip 2 amp

PTU 3x100
Digoxin
2x1
Azitromicin

Senin, 08

Sesak (-)

juni 2015

TD : 120/80
mmHg
Nadi : 70x/i
Nafas :

Krisis
Hipertiroid

1x500 mg
PCT 3x1
Tirah
baring
NaCl
0,9% : 8

18x/i

jam/kolf
Digoxin
2x1
Azitromicin

Selasa, 09
juni 2015

Sesak (-)
Dada
berdebar (-)
Badan terasa
letih

TD : 120/80
mmHg
Nadi : 70x/i
Nafas :

Krisis
Hipertiroid

1x500 mg
PCT 3x1
Tirah
baring
IVFD NaCl
0,9% : 8

16x/i

jam/kolf
Ventolin
nebu 3x1
Candesarta
n 1x8
Furosemid

Rabu, 10
juni 2015

Sesak (+)
Akral dingin
Badan letih

TD :
100/60
mmHg
Nadi :
50x/i
Nafas :
24x/i

Krisis
Hipertiroid

1x40
Tirah
baring
IVFD RL
drip
dobutamin
2 amp
Terpasang
NRM
Inj. Dexa
3x1 amp
PTU

11

3x100

Kamis, 11
juni 2015

Sesak (-)
Badan terasa
letih

TD : 120/80

Krisis

mmHg
Nadi : 70x/i
Nafas : 16x/i

Hipertiroid

Tirah
baring
IVFD RL
24
jam/kolf
Inj. Dexa 1
hari ini

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Ny. E 38 tahun, datang ke bangsal interna wanita dengan keluhan demam sejak 1 hari
yang lalu, demam tidak disertai menggigil. Pasien juga mengeluhkan sesak nafas sejak 1 hari
yang lalu, sesak dirasakan ketika pasien beraktivitas. Dari anamnesa lainnya didapatkan
bahwa jantung terasa berdebar-debar, nyeri dada (-), merasa cemas dan gelisah, kaki terasa
sakit, berkeringat dingin dan sering berkeringat banyak, tidak tahan cuaca panas, makan (+),
namun sedikit, mual (-), muntah (-), batuk (-), BAB dan BAK biasa, pasien post partus 22
hari yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital sign Ny. E yaitu ; Keadaan
Umum : Sakit Sedang, Kesadaran : CMC, Tekanan Darah : 60/70 mmHg, Nadi : 60x/i,

12

Nafas : 20x/i, Suhu : 38 C. Pada pemeriksaan mata didapatkan kedua mata eksoftalmus, pada
leher tiroid teraba dengan konsistensi kenyal, nyeri tekan (+), terfiksir dan adanya bruit.
Anggota gerak : oedem (-), akral dingin, tremor jari (+/+).

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Krisis hipertiroid adalah kondisi hipermetabolik yang mengancam jiwa dan ditandai
dengan demam tinggi dan disfungsi sistem kardiovaskular, sistem saraf dan sistem saluran
cerna. Krisis hipertiroid sering terjadi pada pasien dengan hipertiroid yang tidak diberikan
terapi atau mendapat terapi yang tidak adekuat dan dipicu oleh adanya infeksi, trauma,
pembedahan, dan kehamilan.

13

DAFTAR PUSTAKA
1. Carrol Richard, Matfin Glenn. Review : Endocrine and Metabolic Emergencies :
Thyroid Storm. Available from : Therapeutic Advances in Endocrinology and
Metabolism 2010. 1:139. http://tae.sagepub.co./content/1/3/39.
2. Djokomoeljanto R. 2010. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, dan Hipertiroidisme. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Interna Publishing.
3. Migneco A, Ojetti V et al. Management of Thyrotoxic Crisis. Available from :
European Review for Medical and Pharmacological Sciences 2011;9: 69-74.
4. Nayak Bindu MD, Burman Kenneth MD. Thyrotoxicosis and Thyroid Storm.
Available from : Endocrinology and Metabolism Clinics of North America (2011)
663-686. Elsevier Journals.
5. Rebecca S, Bahn et al. Hyperthyroidism and other causes of thyrotoxicosis :
management guidelines of the American Thyroid Association and American

14

Association of Clinical Endocrinologist. Available from : Endocrine Practice Vol. 17


No. 3 May/June 2011. Copyright 2011 AACE.

15

Anda mungkin juga menyukai