Instrumentasi Kelautan
Instrumentasi Kelautan
Oleh :
HILMANSYAH BARASA
G1F115017
PENGERTIAN
Instrumentasi Kelautan adalah suatu bidang ilmu kelautan yang berhubungan dengan
alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu
sistem yang lebih besar dan lebih kompleks dalam dunia kelautan. Instrumentasi Kelautan
sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survei/ statistik, instrumentasi pengukuran
suhu, Disolve Oxigen (DO), Turbiditas, Salinitas, pH perairan, dll.
Instrumen Oseanografi
Ilmu yang mempelajari lautan terhubung dengan pemahaman terhadap perubahan
iklim global, potensi pemanasan global dan masalah biosfer terkait. Atmosfer dan lautan
terhubung karena adanya penguapan dan curah hujan serta fluks termal (dan insolasi
matahari). Tekanan angin adalah penggerak utama arus samudra, sementara samudra adalah
penyerap karbon dioksida di atmosfer. Semua faktor ini khusus berhubungan dengan
pengaturan biogeokimia laut.
1. Current meter
hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga
sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya
hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain
gauge pressure monitor atau quartz crystal.Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian
tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada
CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif
yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam
bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah
CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama
perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.
3. pH Meter
Gambar 3. pH meter
(Sumber: Praktik Lapang Ilmu Kelautan 2016)
pH meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dan
kebasaan. Keasaman dalam larutan itu dinyatakan sebagai kadar ion hidrogen disingkat
dengan [H+], atau sebagai pH yang artinya log [H+]. Dengan kata lain pH merupakan
ukuran kekuatan suat asam. Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air
yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja mengukur.
Pada saat pertama dicelupkan, angka yang ditunjukkan oleh display masih berubah-ubah,
tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabil.
4. Tide Staff
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter. Biasanya
digunakan pada pengukuran pasang surut di lapangan. Tide Staff (papan Pasut) merupakan
alat pengukur pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian
muka laut atau tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu,
alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.
Gambar 5. Spektrofotometer
(Sumber: Google)
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan
cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau
kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan
dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi
larutan di dalam kuvet.
6. DO Meter
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara langsung
untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah
menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalarn larutan
elektrolit. Pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak ( Ag ) dan
anoda timbal ( Pb ). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik yang
bersifat semi permeable terhadap oksigen.
Gambar 6. DO Meter
(Sumber: Praktik Lapang Ilmu Kelautan 2016)
7. Hand refraktometer
INSTRUMEN NAVIGASI
Definisi dari Instrumen Navigasi Definisi menurut kamus ekabahasa resmi Bahasa
Indonesia definisi dari Instrumen Navigasi adalah sebagai berikut. Definisi Kata Instrumen
Navigasi istilah pelayaran instrumen yang digunakan untuk menentukan posisi kapal di laut
Itulah definisi dari Instrumen Navigasi, untuk mencari definisi yang lain dapat menggunakan
kotak penelusuran.
Navigasi adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau
di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang kompas dan peta, radar, arpa,
GMDSS, live saving equipment, dan buku buku publikasi serta teknik penggunaannya
haruslah dimiliki dan dipahami. Alat alat tersebut sebagai berikut:
1.
Navtex
Gambar 8. Navtex
(Sumber: Google)
Navtex adalah sistem otomatis internasional untuk langsung mendistribusikan
peringatan maritim navigasi, ramalan cuaca dan peringatan, pencarian dan penyelamatan
pemberitahuan dan informasi yang serupa dengan kapal A, rendah-biaya kecil dan pencetakan
radio penerima dipasang di jembatan, atau tempat dari mana kapal berlayar, dan memeriksa
setiap pesan yang masuk untuk melihat apakah telah diterima selama transmisi sebelumnya,
atau jika itu adalah kategori yang tidak tertarik untuk menguasai kapal. Frekuensi transmisi
pesan ini adalah 518 kHz dalam bahasa Inggris, sementara 490 kHz digunakan untuk
menyiarkan dalam bahasa lokal. Pesan dikodekan dengan kode sundulan diidentifikasi
menggunakan alfabet untuk mewakili stasiun penyiaran dan diikuti oleh dua angka yang
menunjukkan nomor urut pesan.
2.
4. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah yang selalu menunjuk kearah Utara, dengan
melihat arah Utara-Selatan pada Kompas dan dengan membandingkannya dengan arah Utara
Peta kita sudah dapat mengorientasikan posisi pada peta. Kompas adalah alat navigasi untuk
mencari arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya
dengan medan magnet bumi secara akurat.
GPS
Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi adalah Global Positioning
Satelite/GPS adalah perangkat yang dapat mengetahui posisi koordinat bumi secara tepat
yang dapat secara langsung menerima sinyal dari satelit. Perangkat GPS modern
menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern dalam navigasi di darat, kapal di
laut, sungai dan danau serta pesawatudara. Global Positioning System (GPS) adalah satusatunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24
satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat
penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan
waktu. Sistem yang serupa dengan GPS anatara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa,
IRNSS India.
6.
Radar
pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding).
Gelombang radio kuat dikirim dan sebuah penerima mendengar gema yang kembali.
Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan, pemantul gema dapat ditentukan lokasinya dan
kadang-kadang ditentukan jenisnya. Walaupun sinyal yang diterima kecil, tapi radio sinyal
dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat. Gelombang radio radar dapat diproduksi
dengan kekuatan yang diinginkan, dan mendeteksi gelombang yang lemah, dan kemudian
diamplifikasi( diperkuat ) beberapa kali. Oleh karena itu radar digunakan untuk mendeteksi
objek jarak jauh yang tidak dapat dideteksi oleh suara atau cahaya. Penggunaan radar sangat
luas, alat ini bisa digunakan di bidang meteorologi, pengaturan lalu lintas udara, deteksi
kecepatan oleh polisi, dan terutama oleh militer.
7.
Sextans
Sextans adalah konstelasi khatulistiwa minor yang diperkenalkan pada abad ke-17
oleh Johannes Hevelius. Namanya adalah Latin untuk sekstan astronomi, instrumen yang
Hevelius sering melakukan penggunaan dalam pengamatannya. Dalam dunia pelayaran
digunakan untuk menentukan posisi kapal artikel baru menghitung ketingaian benda angkasa
dan azimutnya.
Akan tetapi pada dasarnya teknologi akustik bawah air merupakan metode yang
sangat efektif dan berguna untuk eksploitasi kelautan perikanan. Teknologi akustik ini terdiri
dari pengukuran, analisis, dan interpretasi karakteristik sigma refleksi atau scattering dari
objek yang dikenai (Manik, 2006). Arnaya (1990) dalam Hermawan (2002) mengatakan
bahwa metode akustik memiliki beberapa kelebihan, yaitu: berkecapatan tinggi, estimasi stok
ikan secara langsung, memungkinkan memperoleh dan memproses data secara real time,
akurasi ketepatan tinggi, tidak merusak karena frekuensi yang digunakan tidak
membehayakan si pemakai alat ataupun target.
1. Echosounder
Echosounder merupakan salah satu alat yang penting untuk mengetahui kedalaman
laut dan dapat juga sebagai pengukur jarak dengan ultrasonic. Kedalaman dasar laut dapat
dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman dan penerimaan pulsa suara. Echosounder
memiliki beberapa pertimbangan sistem, diantaranya Side-Scan Sonar, Sub-Bottom Profling,
Single-Beam Echosounder, dan Multi-Beam Echosounder. Side-Scan Sonar pada saat ini,
pengukuran kedalaman dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-sama dengan
pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen
dibawah dasar laut (subbottom profilers).
Sistem Side-Scan Sonar mengirimkan pulsa akustik pada suatu sisi dari receiver dan
merekam amplitude energi balikan dari pulsa yang dipancarkan oleh sensor. Tiap pancaran
pulsa, satu lajur kecil (sekitar 100 sampai 200 m ke tiap sisi) dari dasar laut dipetakan. Tiap
pergerakan kapal, lajur ke lajur dipetakan.
Profling merupakan suatu sistem untuk mengidentifikasi dan mengukur variasi dari lapisanlapisan sedimen yang ada di bawah permukaan air. Sistem akustik yang digunakan dalam
penentuan sub-bottom profiling hampir sama dengan alat pada echosounder.
Sumber suara memancarkan sinyal secara vertikal ke bawah menelusuri air dan
receiver memonitor sinyal balikan yang telah dipantulkan dasar laut. Batasan antara dua
lapisan memiliki perbedaan ciri akustik (acoustic impedance = rintangan akustik). Sistem
menggunakan energi pantulan untuk mengumpulkan informasi lapisan-lapisan sedimen di
bawah dasar permukaan air (tampilan muka sedimen bawah air). Rintangan akustik
berhubungan dengan tingkat kekentalan atau berat jenis (densitas) dari kandungan material
dan tingkat kecepatan suara menelusuri material. Ketika terjadi perubahan rintangan akustik,
seperti tampilan muka sedimen bawah air, bagian suara yang diteruskan kemudian
dipantulkan kembali. Bagaimanapun, beberapa energi suara menembus menelusuri sampai
batas dan kedalam lapisan sedimen. Energi ini dipantulkan ketika menembus batas antara
lapisan sedimen yang lebih dalam yang memiliki rintangan akustik yang berbeda-beda.
Sistem ini menggunakan energi yang dipantulkan oleh lapisan-lapisan untuk membentuk
penampang dari bagian sub-bottom lapisan-lapisan sedimen.
Beberapa parameter-parameter dari sonar (tenaga keluaran, frekuensi dari sinyal, dan
panjang gelombang pulsa yang dipancarkan) mempengaruhi performa dari alat yang
digunakan. Single-Beam Echosunder merupakan alat ukur kedalaman air yang menggunakan
pancaran tunggal sebagai pengirim dan penerima sinyal gelombang suara. Sistem batimetri
dengan menggunakan single beam secara umum mempunyai susunan :
Transciever (tranducer/reciever) yang terpasang pada lambung kapal atau sisi bantalan pada
kapal. Sistem ini mengukur kedalaman air secara langsung dari kapal penyelidikan.
Transciever yang terpasang pada lambung kapal mengirimkan pulsa akustik dengan frekuensi
tinggi yang terkandung dalam beam (gelombang suara) secara langsung menyusuri bawah
kolom air. Energi akustik memantulkan sampai dasar laut dari kapal dan diterima kembali
oleh tranciever. Transciever terdiri dari sebuah transmitter yang mempunyai fungsi sebagai
pengontrol panjang gelombang pulsa yang dipancarkan dan menyediakan tenaga elektris
untuk besar frekuensi yang diberikan.
Transmitter ini menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi, sampai
pada orde kecepatan milisekon. Perekaman kedalaman air secara berkesinambungan dari
bawah kapal menghasilkan ukuran kedalaman beresolusi tinggi sepanjang lajur yang disurvei.
Informasi tambahan seperti heave (gerakan naik-turunnya kapal yang disebabkan oleh gaya
pengaruh air laut), pitch (gerakan kapal ke arah depan (mengangguk) berpusat di titik tengah
kapal), dan roll (gerakan kapal ke arah sisi-sisinya (lambung kapal) atau pada sumbu
memanjang) dari sebuah kapal dapat diukur oleh sebuah alat dengan nama Motion Reference
Unit (MRU), yang juga digunakan untuk koreksi posisi pengukuran kedalaman selam proses
berlangsung. Single-Beam echosounder relatif mudah untuk digunakan, tetapi alat ini hanya
menyediakan informasi kedalaman sepanjang garis track yang dilalui oleh kapal. Jadi, ada
feature yang tidak terekam antara lajur per lajur sebagai garis tracking perekaman, yang mana
ada ruang sekitar 10 sampai 100 m yang tidak terlihat oleh sistem ini.
Multi-Beam Echosunder merupakan alat untuk menentukan kedalaman air dengan
cakupan area dasar laut yang luas. Prinsip operasi alat ini secara umum adalah berdasar pada
pancaran pulsa yang dipancarkan secara langsung ke arah dasar laut dan setalah itu energi
akustik dipantulkan kembali dari dasar laut (sea bed), beberapa pancaran suara (beam) secara
elektronis terbentuk menggunakan teknik pemrosesan sinyal sehingga diketahui sudut beam.
Dua arah waktu penjalaran antara pengiriman dan penerimaan dihitung dengan algoritma
pendeteksian terhadap dasar laut tersebut. Dengan mengaplikasikan penjejakan sinar, sistem
ini dapat menentukan kedalaman dan jarak transveral terhadap pusat area liputan. MultiBeam Echosounder dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi ( 0,1 m akurasi
vertikal dan kurang dari 1 m akurasi horisontalnya).
2. Fish Finder
3. Sonar
(Bathymetry),
Theodolite
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi
tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop
yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar
mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.
Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi
sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.
Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah
benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal. Ada
banyak jenis alat waterpass yang digunakan dalam pertukangan, tapi jenis yang paling sering
dipergunakan adalah waterpass panjang 120 cm yang terbuat dari bahan kayu dengan tepi
kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah alat pengecek kedataran baik untuk vertikal
maupun horizontal yang terbuat dari kaca dimana didalamnya terdapat gelembung cairan, dan
pada posisi pinggir alat terdapat garisan pembagi yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur
panjang.
Saat ini waterpass banyak dijumpai dalam berbagai ukuran dan bahan. Ukuran yang
umum dapat dijumpai adalah waterpass dengan panjang 0,5 m, 1 m, 2m, dan 3 m. Umumnya
berbentuk persegi panjang dengan lebar 5-8 cm dan tebal 3 cm. Kedua sisi mempunyai
permukaan rata sebagai bidang yang ditempatkan ke permukaan yang akan diperiksa
kedataran atau ketegakannya.