Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ada beberapa hal yang kita dapat perhatikan, yaitu terdapat banyak contoh
penerapan unsur-unsur kimia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya
contohnya adalah air. Air merupakan materi yang penting bagi kehidupan. Sebagian
besar kebutuhan pokok kita menggunakan air. Bahkan dalam tubuh, air penting
untuk menjaga DNA dari kerusakan, mengantarkan nutrisi ke seluruh bagian tunuh,
dan menjaga keseimbangan suhu tubuh. Kita mengetahui air memiliki rumus
senyawa H2O. Air tersusun dari unsur-unsur hidrogen dan oksigen. Tanpa kita sadari
bahwa kita sedang berhadapan dengan contoh aplikasi dari unsur-unsur yang
berikatan, yang kemudian membentuk senyawa. Mungkin hal-hal yang sepatutnya
kita kritisi adalah bagaimana unsur-unsur tersebut dapat berikatan dan kemudian
membentuk senyawa. Sebelum itu, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa
pengertian dari senyawa kimia.
Senyawa kimia terbentuk dari dua atau lebih atom yang bergabung atau
berikatan satu sama lain. Penggabungan ini akan menghasilkan molekul atau
senyawa yang sederhana atau kompleks. Atom-atom tersebut terikat satu sama lain
dalam senyawa akibat adanya gaya ikatan kimia. Munculnya teori tentang ikatan
kimia disebabkan oleh keberadaan golongan unsur gas mulia yaitu pada golongan
VIIIA

pada

sistem

periodik.

Golongan

unsur

gas

mulia

memperlihatkan

kecenderungan yang sangat kecil untuk membentuk senyawa kimia, hal ini
disebabkan karena unsur gas mulia bersifat stabil, sangat sulit bereaksi dengan
unsur lain membentuk senyawa dan memiliki elektron valensi oktet dan duplet.
Kebanyakan unsur-unsur di alam ada dalam bentuk senyawanya, bukan sebagai
unsur bebas seperti unsur gas mulia. Hal ini memperlihatkan adanya kecenderungan
dari atom-atom yang relatif tidak stabil membentuk senyawa yang lebih stabil
dibandingkan dengan atom unsur bebasnya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat mengetahui dan
mempelajari tentang ikatan kimia. Karena dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak
akan pernah lepas dari hal-hal yang berhubungan dengan ikatan kimia.
1
Universitas Tarumanagara

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang pengertian dari ikatan kimia?
2. Apa sajakah jenis-jenis ikatan kimia?
3. Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan kimia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari ikatan kimia.
2. Untuk mengetahui seluruh jenis-jenis ikatan kimia.
3. Untuk mengetahui dan memahami proses terbentuknya ikatan kimia.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Ikatan Kimia
Ikatan kimia adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu
bergabung membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya
menjadi lebih stabil. Dua atom atau lebih dapat membentuk suatu molekul melalui
ikatan kimia. Ikatan kimia terjadi karena penggabungan atom-atom, yang
membentuk molekul senyawa yang sesuai dengan aturan oktet.
2.2 Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungjawab dalam gaya
interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu
senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat
digolongkan menjadi dua jenis, yaitu ikatan primer dan ikatan sekunder.
2
Universitas Tarumanagara

2.2.1 Ikatan Primer


Ikatan primer adalah ikatan kimia dimana ikatan gata antar atomnya relatif besar.
Ikatan primer ini terdiri atas ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
1. Ikatan ion
Ada beberapa definisi tentang ikatan ion, yaitu:
- Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat gaya tarik-menarik lantara ion
-

positif dan ion negatif.


Ikatan ion terjadi antara unsur logam dengan unsur nonlogam.
Ikatan ion terjadi karena adanya serah terima elektron dari satu atom ke

atom yang lain.


Ikatan ion ini sangat stabil, khususnya bila menyangkut ion bervalensi

ganda.
Ciri-ciri senyawa ionik:
- Mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi.
- Gaya tarik menarik antarpartikel sangat kuat.
- Tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion yang berada dalam
kristal sulit bergerak.
Contoh Pembentukan Ikatan Ion
Natrium tergolong unsur logam dengan energi ionisasi yang relatif
rendah. Artinya mudah melepas elektron. Di lain pihak, klorin adalah unsur
nonlogam dengan daya tarik elektron yang relatif besar. Artinya klorin
mempunyai kecenderungan besar untuk menarik elektron. Ketika natrium
direaksikan dengan klorin, klorin akan menarik elektron dan natrium. Natrium
berubah menjadi ion positif (Na+), sedangkan klorin berubah menjadi ion
negatif (Cl-). Ion ion tersebut kemudian mengalami tarik-menarik karena gaya
Coulomb sehingga membentuk NaCl.

Gambar 1.1
Dari kasus tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ikatan ion terjadi
karena adanya suatu gaya elektrostatis dan ion yang berbeda muatan (positif
dan negatif). Hal itu dapat terjadi jika antara unsur yang direaksikan terdapat
3
Universitas Tarumanagara

perbedaan daya tarik elektron yang cukup besar. Satu unsur mempunyai
gaya tarik elektron yang lemah sehingga elektronnya mudah lepas dan
kedua unsur tersebut membentuk ion unsurnya. Golongan unsur yang gaya
tarik elektronnya relatif besar adalah unsur nonlogam, sedangkan golongan
unsur yang mempunyai gaya tarik elektron relatif lemah adalah unsur logam.
Oleh karena itu, unsur logam dengan unsur nonlogam umumnya berikatan
ion dalam senyawanya.

Rumus Kimia Senyawa Ion


Sesuai dengan aturan oktet, atom natrium akan melepas 1 elektron,
sedangkan atom klorin akan menyerap 1 elektron. Jadi, setiap 1 atom klorin
membutuhkan 1 atom natrium. Akan tetapi, tidak bisa diartikan bahwa satu
ion Na+ hanya terikat pada satu ion Cl-. Dalam kristal NaCl, setiap atom Na+
dikelilingi oleh 6 ion Cl- dan setiap ion Cl- dikelilingi oleh 6 ion Na+ dalam
suatu struktur tiga dimensi berbentuk kubus. Rumus kimia NaCl adalah
rumus empiris, menyatakan bahwa perbandingan ion Na+ dan Cl- adalah 1:1.

2. Ikatan kovalen
Ada beberapa definisi tentang ikatan kovalen, yaitu:
- Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang sangat kuat dimana gaya antar
-

atomnya ditimbulkan dari penggunaan bersama elektron.


Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur non logam,

serta mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil.


Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama elektron-elektron oleh

dua atom.
Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam.

Contoh Pembentukan Ikatan Kovalen


Pembentukan ikatan dalam molekul H2 tidak melalui pelepasan dan
penyerapan elektron. Sebagai unsur nonlogam, atom-atom hidrogen
mempunyai daya tarik elektron yang cukup besar. Oleh karena peasangan
elektron yang terbentuk ditarik oleh kedua inti atom hidrogen yang berikatan,
4
Universitas Tarumanagara

kedua atom tersebut menjadi saling terikat. Ikatan yang terbentuk dengan
cara penggunaan bersama pasangan elektron ini yang dimaksud dengan
ikatan kovalen.

Gambar 1.2
Rumus Kimia Senyawa Kovalen
Dengan mengacu pada aturan oktet, kita dapat memprediksikan
rumus molekul dari senyawa yang berikatan kovalen. Dalam hal ini, jumlah
elektron yang dipasangkan harus disamakan. Akan tetapi, perlu diingat
bahwa aturan oktet tidak selalui dipatuhi, terdapat beberapa senyawa
kovalen yang melanggar aturan oktet. Contohnya adalah ikatan antara H dan
O dalam H2O. Konfigurasi elektron H dan O adalah H memerlukan 1 elektron
dan O memerlukan 2 elektron. Agar atom O dan H mengikuti kaidah oktet,
jumlah atom H yang diberikan harus menjadi dua, sedangkan atom O satu,
sehingga rumus molekul senyawa adalah H2O.

Gambar 1.3
Struktur Lewis atau Rumus Struktur Senyawa Kovalen
Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar
atom dalam suatu molekul. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan
ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinat. Cara atom-atom saling
mengikat dalam suatu molekul dinyatakan dengan rumus bangun atau rumus
5
Universitas Tarumanagara

struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis, setiap pasangan


elektron ikatan pada rumus lewis digambarkan dengan sepotong garis.
Rumus Molekul

Rumus Lewis

Rumus Bangun (Rumus


Struktur)

H2
HCl
H2O

H:H
H Cl
HO

H-H
H - Cl
HO

H
Tabel 1.1

Ikatan kovalen terdiri atas ikatan kovalen polar, kovalen non polar, dan
kovalen koordinasi.
a. Kovalen polar
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki
perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang
berikatan

kovalen

terjadi

pengutuban

muatan. Ikatan

kovalen

polar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI)


cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan. Senyawa kovalen
polar

biasanya

terjadi

antara

atom-atom

unsur

yang

beda

keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris,


mempunyai momen dipol.
b. Kovalen non polar
Senyawa kovalen dikatakan non polar jika senyawa tersebut tidak
memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa
yang berikatan kovalen tidak terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen
nonpolar adalah ikatan kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI)
tertarik sama kuat ke arah atom-atom yang berikatan. Senyawa kovalen
nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur yang mempunyai beda
keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0 (nol) atau
mempunyai bentuk molekul simetri.

Kovalen Polar
Larut dalam air
Memiliki pasangan elektron bebas

Kovalen Non Polar


Tidak dapat larut dalam air
Tidak memiliki pasangan elektron bebas
6

Universitas Tarumanagara

Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan PX5


Contoh: NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr, SO3,

Berakhiran genap
Contoh: F2, Cl2, Br2, I2, O2, H2, N2, CH4,

N2O5, Cl2O5

SF6, PCl5, BCl3


Tabel 1.2

c. Kovalen koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terbentuk
dari pemakaian bersama elektron yang hanya disumbangkan oleh satu
atom, sedangkan atom yang lainnya tidak menyumbangkan elektron.
Ikatan ini dapat terjadi jika atom penyumbang memiliki Pasangan
Elektron Bebas (PEB).
Contoh ikatan kovalen koordinasi adalah ammonia (NH3) yang
bereaksi dengan boron triklorida (BCl3) membentuk senyawa NH3BCl3.
Atom N dalam NH3 sudah memenuhi kaidah oktet dan mempunyai
sepasang elektron bebas. Di lain pihak, atom B dalam BCl 3 sudah
memasangkan semua elektron valensinya, namun belum memenuhi
kaidah oktet. Dalam hal ini, atom N (dari NH3) dan atom B (dari BCl3)
dapat berikatan dengan menggunakan bersama pasangan elektron
bebas dari atom N.
3. Ikatan Logam
Ada beberapa definisi tentang ikatan logam, yaitu:
- Ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom
-

logam.
Ikatan logam adalah ikatan kimia dimana gaya antar atomnya terbentuk
karena penggunaan elektron bersama-sama tetapi tanpa memiliki arah

yang tertentu.
Ikatan logam merupakan akibat dari adanya tarik menarik muatan positif
dari logam dan muatan negatif dari elektron yang bergerak bebas.

Ikatan logam terjadi karena adanya delokalisasi elektron. Sebagaimana telah


diketahui bahwa unsur logam mempunyai sedikit elektron valensi sehingga
kulit terluar atom logam relatif longgar. Kejadian seperti itu memungkinkan
elektron valensi dapat berpindah-pindah. Mobilitas elektron dalam logam
sangat bebas, menyebabkan elektron dapat berpindah dari satu atom ke
atom lain, atau disebut juga delokalisasi. Elektron-elektron valensi yang
mengalami delokalisasi tersebut membentuk satu awan yang membungkus
ion-ion positif logam di dalamnya.

7
Universitas Tarumanagara

Perbedaan mendasar dan hal-hal lainnya mengenaik ikatan ionik, kovalen, dan
kovalen koordinasi dapat diperhatikan dari tabel berikut ini:
Perbedaan

Ion

Proses

Serah

Pembentukan

elektron

terima
antar

atom

Kovalen

Kovalen

Penggunaan

Koordinasi
Penggunaan

bersama

bersama

pasangan elektron pasangan elektron

Atom yang terlibat

Logam

Titik leleh dan titik

Nonlogam
Tinggi

dimana tiap atom

yang

menyumbang

berasal dari salah

elektron.

satu atom.

X+YaX:Y
X+YaX:Y
Nonlogam
+ Nonlogam
+
Nonlogam
Nonlogam
Rendah (kecuali Rendah

didih

pada

padatan

kovalen
Kelarutan

Daya
Listrik

seperti

intan)
Sukar larut dalam

Sukar larut dalam

namun sukar larut

air

air

dalam

pelarut

dalam

organik

seperti

organik.

aseton,

alkhohol,

Larut

Hantar

dalam

air

namun

larut
pelarut

namun

dalam

larut
pelarut

organik.

eter dan Benzena.


Lelehan
dan

Tidak

larutannya

menghantarkan

menghantarkan

mengantarkan

listrik (namun ada

listrik (namun ada

listrik

beberapa

beberapa

larutannya

dapat

yang

menghantarkan
Contoh

hanya

NaCl,

LiF, CaO,

CaBr2, AlCl3

listrik)
HF, H2O,
BCl3, CO2

Tidak

larutannya

dapat

yang

menghantarkan

listrik)
PCl3, NH4+,
POCl3,

SO4-2,
H3NBF3,

SO3
Tabel 1.3
8
Universitas Tarumanagara

2.2.2 Ikatan Sekunder (Gaya Tarik Antarmolekul)


Ikatan sekunder adalah ikatan antar molekul. Gaya ikatan sekunder timbul dari dipol
atom atau molekul. Pada dasarnya dipol listrik timbul jika ada jarak pisah antara
bagian positif dan negatif dari sebuah atom dan molekul. Perlu diingat bahwa gaya
tarik antarmolekul berikatan dengan sifat-sifat fisis zat, seperti titik leleh dan titik
didih. Semakin kuat gaya tarik antarmolekul, semakin sulit untuk memutuskannya,
sehingga mengakibatkan semakin tinggi titik leleh maupun titik didih suatu senyawa.
1. Gaya London / Gaya Dispersi
Gaya London atau gaya dispersi adalah gaya tarik menarik antara
molekul-molekul dalam zat yang nonpolar. Fritz London, seorang ilmuwan
Jerman mengungkapkan teori tentang gaya ini, sehingga gaya ini bisa
disebut gaya London. Gaya London adalah gaya dimana elektron senantiasa
bergerak dalam orbital. Perpindahan elektron dari suatu daerah ke daerah
lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat nonpolar
menjadi polar sesaat, membentuk dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan
cara ini disebut dipol sesaat karena dipol ini dapat berubah secara banyak
dalam satu detik. Dipol sesaat pada suatu molekul dapat mengimbas molekul
di sekitarnya sehingga membentuk suatu dipol terimbas.
Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yng
molekulnya bertarikan hanya berdasarkan gaya London mempunyai titik leleh
dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang massa
molekulnya relatif kira-kira sama. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat itu
biasanya berbentuk gas pada suhu kamar. Contohnya adalah hidrogen (H 2),
nitrogen (N2), metana (CH4), gas-gas mulia seperti helium (He), dan
sebagainya.
Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara lain
kerumitan molekul dan ukuran molekul.
a.
Kerumitan Molekul
Lebih banyak terdapat interaksipada molekul kompleks dari molekul
sederhana, sehingga Gaya London lebih besar dibandingkan molekul
sederhana.
Makin besar Mr makin kuat Gaya London.
9
Universitas Tarumanagara

b.
Ukuran Molekul
Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul
berukuran kecil. Sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang
menimbulkan Gaya London besar.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar,
sehingga gaya londonnya juga semakin besar.
2. Ikatan Hidrogen
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa
hidrogen yang mempunyai keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen
(O), dan nitrogen (N). Misalnya dalam HF, H 20, dan NH3. Hal ini tercermin
dari titik didih yang menyolok tinggi dari senyawa-senyawa tersebut
dibandingkan dengan senyawa lain yang sejenis.
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi

oleh

perbedaan

elektronegativitas antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar


perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin
besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada
air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah
total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang
seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi
perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada
asam florida.

Gambar 1.4
Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial
positif berasal dari atom H yang berasal dari salah satu molekul air. Ikatan
hidrogen dapat terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika ikatan terjadi

10
Universitas Tarumanagara

antara atom-atom dalam molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen
intramolekul atau didalam molekul, seperti molekul H2O dengan molekul H2O.
Ikatan hidrogen, juga terbentuk pada pada antar molekul seperti molekul
NH3, CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang semacam ini disebut
dengan ikatan hidrogen intermolekul.
3. Ikatan / Gaya Van Der Waals
Gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals.
Jadi, bisa dikatakan bahwa gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipoldipol terimbas, semuanya tergolong gaya van der Waals. Namun demikian,
ada kebiasaan untuk melakukan pembedaan yang bertujuan untuk
memperjelas gaya antarmolekul dalam suatu zat berikut.
- Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul
itulah satu-satunya, yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk
-

gas mulia, hidrogen, dan nitrogen.


Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipoldipol selain gaya dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.

2.3 Geometri Molekul


Geometri molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul.
Molekul diatomik memiliki geometri linear; Molekul triatomik dapat bergeometri linear
atau bengkok; Molekul tetraatomik bergeometri planar (datar sebidang) atau
piramida. Semakin banyak atom penyusun molekul, semakin banyak pula
geometrinya.
Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan. Namun demikian, molekulmolekul sederhana dapat diramalkan geometrinya berdasarkan pemahaman tentang
struktur elektron dalam molekul.
2.3.1 Teori Domain Elektron
Teori domain elektron adalah suatu cara meramaikan geometri molekul berdasarkan
tolak-menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Domain elektron berarti
kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron, dalam hal ini pada atom
pusat. Jumlah domain elektron ditentukan sebagai berikut.

11
Universitas Tarumanagara

a. Satu pasangan elektron ikatan (PEI), baik ikatan tunggal, rangkap, atau
rangkap tiga, merupakan satu domain.
b. Satu pasangan elektron bebas (PEB) merupakan satu domain.
No.

1.
2.
3

Senyawa

H2O
CO2
SO2

Rumus Lewis

Atom Pusat
PEI
PEB

HOH
OCO
OSO

2
2
2

2
0
1

Jumlah
Domain
Elektron
4
2
3

Tabel 1.4
2.3.1 Prinsip Dasar Teori Domain Elektron
1. Antara domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak, sehingga
domain elektron akan mengatur diri (mengambil formasi) sedemikian rupa sehingga
tolak-menolak di antaranya menjadi minimum.
2. Pasangan elektron bebas mempunyai gaya tolak yang sedikit lebih kuat daripada
pasangan elektron ikatan. Hal itu terjadi karena pasangan elektron bebas hanya
terikat pada satu atom sehingga gerakannya lebih leluasa.

DAFTAR PUSTAKA
Rufaida, Anis Dyah., Wulandari, Erna Tri, dan Waldjinah. 2013. Detik-detik Ujian
Nasional Kimia Tahun Pelajaran 2013/2014. Klaten: Intan Pariwara.
Saidah, Aas, dan Purba, Michael. 2013. Kimia Bidang Keahlian Teknologi dan
Rekayasa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
12
Universitas Tarumanagara

Syarifudin. 2008. Inti Sari Kimia untuk SMA. Tangerang: Scientific Press.
http://kmplnmakalah.blogspot.com/2012/12/ikatan-kimia.html
http://herisuheri90.blogspot.com/2012/12/makalah-kimia-ikatan-kimia.html
http://kimlemoet.wordpress.com/2013/11/10/ikatan-kimia-kelas-x/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4315/f3.htm
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatan-kimia/ikatanhidrogen/
https://alkafyuone.wordpress.com/tag/gaya-london/

SUMBER GAMBAR
Gambar 1.1 : http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2011/05/RumusPembentukan-NaCl-Lewis.jpg
Gambar 1.2 : http://www.chem-is-try.org/wpcontent/uploads/2009/04/pembentukanikatan.jpg
Gambar 1.3: http://3.bp.blogspot.com/olCunhSlKAk/UFQqTD6urmI/AAAAAAAAAFE/s70eNXxjW3Q/s1600/ikatan-H2Otahap-3.jpg
Gambar 1.4: http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/ikatankimia/ikatan-hidrogen/

13
Universitas Tarumanagara

Anda mungkin juga menyukai