Anda di halaman 1dari 88

PERSEPSI DAN AKTIVITAS PENGUNJUNG AGROWISATA

KEBUN BUAH DI TAMAN WISATA MEKARSARI BOGOR

Oleh:
RATNA TRISEPTYANTI
A34204039

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

RINGKASAN
RATNA TRISEPTYANTI. Persepsi dan Aktivitas Pengunjung Agrowisata
Kebun Buah di Taman Wisata Mekarsari Bogor. (Di bawah bimbingan Aris
Munandar).
Taman Wisata Mekarsari merupakan suatu obyek rekreasi agrowisata buah
dengan luas kawasan 264 ha yang terbagi menjadi beberapa zona. Dalam tiap
zona terdapat beragam fasilitas dan kegiatan wisata yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan pengunjung Taman Wisata Mekarsari. Diharapkan jika
kebutuhan pengunjung terpenuhi maka persepsi pengunjung dapat sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai oleh pengelola Taman Wisata Mekarsari. Oleh karena
itu evaluasi sisi demand obyek rekreasi menurut persepsi pengunjung perlu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas supply tersebut.
Metode yang digunakan dalam pengolahan data dilakukan dengan metode
survey dengan teknik analisis deskriptif dan teknik sampling terhadap pengunjung
Taman Wisata Mekarsari, khusunya pengunjung pada paket wisata Green Land
Tour. Penelitian ini merupakan tinjauan deskriptif untuk mempelajari persepsi dan
aktivitas pengunjung di Kebun Wisata Buah Taman Wisata Mekarsari, serta
mempelajari

sejauh mana informasi atau pengetahuan dan pengalaman yang

mereka dapatkan dari kegiatan agrowisata tersebut. Jenis aktivitas yang akan
dibahas di penelitian ini adalah aktivitas yang tertangkap kamera saat responden
berada di tiap wahana buah yang dikunjungi di Green Land Tour serta persepsi
responden terhadap tiap wahana agrowisata, yakni Wahana Buah Melon, Salak,
dan Belimbing.
Dari hasil yang didapat, jenis rombongan dan tingkat pendidikan
berpengaruh terhadap jenis aktivitas yang dilakukan, sedangkan usia tidak terlalu
berpengaruh terhadap jenis aktivitas yang mereka lakukan. Kepuasan pengunjung
akan fasilitas di wahana buah masih kurang. Hal ini terlihat dari jumlah fasilitas
yang

belum

dapat

memenuhi

kebutuhan

pengunjung

serta

terdapat

penyalahgunaan fungsi salah satu fasilitas.


Program interpretasi yang disediakan oleh pihak pengelola masih kurang
baik, sehingga pengunjung

hanya sedikit mendapatkan informasi mengenai

tanaman buah selama mengikuti paket Green Land Tour. Namun dari paket Green

Land Tour pengunjung dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas


ekosistem lingkungan sekitar rumah mereka dengan menanam satu bibit pohon
yang menjadi souvenir dari paket tersebut.
Persepsi pengunjung akan wahana buah cenderung baik, namun mereka
masih merasa kurang nyaman akibat udara yang panas meskipun mereka merasa
kebun buah terlihat rindang dengan tanaman. Dengan memperhitungkan persepsi,
preferensi, serta aktivitas pengunjung Taman Wisata Mekarsari, khususnya
pengunjung Green Land Tour, maka diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pengelola Taman Wisata Mekarsari untuk memperbaiki mutu pelayanannya. Dari
mutu pelayanan yang baik, maka akan timbul kepuasan pengunjung.

PERSEPSI DAN AKTIVITAS PENGUNJUNG AGROWISATA


KEBUN BUAH DI TAMAN WISATA MEKARSARI BOGOR

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Program Studi Arsitektur Lanskap
Fakultas Pertanian Institut Petanian Bogor

Oleh:
Ratna Triseptyanti
A34204039

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

LEMBAR PENGESAHAN
Judul

Nama
NRP

: PERSEPSI DAN AKTIVITAS PENGUNJUNG


AGROWISATA KEBUN BUAH DI TAMAN WISATA
MEKARSARI BOGOR
: RATNA TRISEPTYANTI
: A34204039

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Aris Munandar, MS.


NIP. 131 284 867

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr.


NIP. 131 124 019

Tanggal Lulus : ............................

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Ratna Triseptyanti dan dilahirkan di Bogor pada
tanggal 10 September 1986 dari ayah bernama Sutrisno dan ibu bernama Yuliaty.
Penulis merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara.
Pada tahun 1998 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri Polisi I Bogor.
Tahun 2001 penulis lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I Bogor
kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri I Bogor. Setelah
lulus pada tahun 2004, penulis diterima menjadi Mahasiswi Institut Pertanian
Bogor, Fakultas Pertanian, Program Studi Arsitektur Lanskap melalui jalur USMI.
Penulis juga pernah menjadi asisten pada mata kuliah Rekayasa Tapak.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan,
dengan menjadi panitia di beberapa acara yang diadakan di dalam dan di luar
kampus. Selain aktif di dalam kegiatan kemahasiswaan, penulis juga pernah
terlibat dalam beberapa kegiatan proyek.

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga studi penulis dapat terselesaikan dengan skripsi yang
berjudul Persepsi dan Aktivitas Pengunjung Agrowisata Kebun Buah di Taman
Wisata Mekarsari Bogor. Skripsi tersebut disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Arsitektur
Lanskap, Fakultas Pertanian IPB.
Keberhasilan studi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, dan
pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Aris Munandar, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing penulis selama penyusunan skripsi.


2. Ir. Indung Siti Fatimah, MSi sebagai dosen pembimbing akademik.
3. Kasie Diklat Taman Wisata Mekarsari, Bpk. Edwin serta asistennya Mbak

Nina.
4. Semua dosen, staf administrasi, dan pegawai Departemen Arsitektur Lanskap

IPB.
5. Kedua orang tua, Bapak, Mama, Mas Fian, dan Mas Dita atas segala bantuan,

doa, dan semangat.


6. Dimas Ario Nugroho untuk kesabaran, semangat, dan bantuannya selama ini.
7. Semua teman-teman Lanskap 41 atas kebersamaan dan kenangan yang tak

terlupakan.
8. Rekan-rekan mahasiswa dan alumni angkatan 38, 39, 40, 42, dan 43

Departemen Arsitektur Lanskap.


9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu penulis

menyelesaikan studi.
Semoga apa yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
yang membutuhkan.

Bogor, Desember 2008

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi
BAB 1. PENDAHULUAN ...............................................................................

1.1. Latar Belakang ............................................................................................


1.2. Tujuan Studi ................................................................................................
1.3. Kegunaan Studi ...........................................................................................

1
2
2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................

2.1. Agrowisata ..................................................................................................


2.1.1. Definisi Agrowisata ..........................................................................
2.1.2. Tujuan dan Manfaat Agrowisata .......................................................
2.1.3. Jenis Agrowisata ...............................................................................
2.1.4. Lanskap Agrowisata ..........................................................................
2.1.5. Ruang Lingkup Agrowisata ..............................................................
2.2. Rekreasi ......................................................................................................
2.3. Wisatawan ...................................................................................................
2.4. Persepsi, Kepuasan, dan Motivasi Pengunjung ..........................................

3
3
4
4
6
6
7
8
9

BAB 3. METODOLOGI .................................................................................. 12


3.1. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................................
3.2. Kearangka Pikir Penelitian ..........................................................................
3.3. Metode Penelitian .......................................................................................
3.4. Analisis Data ...............................................................................................
3.4.1. Uji Analisis Chi-Square ....................................................................
3.4.2. Semantic Differential (Semantik Diferensial) ...................................

12
13
14
18
19
20

BAB 4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN .................................... 22


4.1. Latar Belakang dan Sejarah Singkat Taman Wisata Mekarsari ..................
4.2. Kondisi Umum Taman Wisata Mekarsari ..................................................
4.2.1. Lokasi dan Aksesibilitas ...................................................................
4.2.2. Zonasi Taman Wisata Mekarsari ......................................................
4.2.3. Keadaan Iklim Taman Wisata Mekarsari ..........................................
4.2.4. Kondisi Geografis Taman Wisata Mekarsari ....................................
4.2.5. Topografi Taman Wisata Mekarsari .................................................
4.2.6. Hidrologi Taman Wisata Mekarsari ..................................................
4.2.7. Vegetasi pada Taman Wisata Mekarsari ...........................................
4.2.8. Potensi Pemandangan Taman Wisata Mekarsari ..............................
4.3. Konsep Taman Wisata Mekarsari ..............................................................

22
23
23
24
26
26
27
27
27
28
28

4.4.
4.5.
4.6.
4.7.

Obyek Menarik di Taman Wisata Mekarsari .............................................


Pengunjung Taman Wisata Mekarsari ........................................................
Paket Wisata di Taman Wisata Mekarsari ..................................................
Paket Wisata Green Land Tour ..................................................................

29
32
33
36

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 37


5.1. Latar Belakang Responden .........................................................................
5.2. Preferensi ....................................................................................................
5.3. Aktivitas Pengunjung .................................................................................
5.3.1. Aktivitas Pengunjung Berdasarkan Jenis Rombongan .....................
5.3.2. Aktivitas Pengunjung Berdasarkan Usia ...........................................
5.3.3. Aktivitas Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................
5.4. Pengetahuan Pengunjung Mengenai Buah-buahan ....................................
5.5. Persepsi Pengunjung Mengenai Wahana Buah ..........................................

37
39
44
44
47
48
51
57

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 60


6.1. Kesimpulan ............................................................................................... 60
6.2. Saran ........................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 62
LAMPIRAN ...................................................................................................... 65

iii

DAFTAR TABEL
No

Halaman

1. Jenis dan cara memperoleh data ................................................................... 16


2. Preferensi responden terhadap fasilitas di wahana buah
(dalam persen) .............................................................................................. 39
3. Jenis buah yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari ................................. 52
4. Kadar pengetahuan responden mengenai tanaman buah di Taman Wisata
Mekarsari sebelum mengikuti Green Land Tour (dalam persen) ................ 53
5. Intensitas informasi yang didapat responden mengenai tanaman buah
di Taman Wisata Mekarsari selama mengikuti paket Green Land Tour
(dalam persen) .............................................................................................. 54

DAFTAR GAMBAR
No

Halaman

6. Peta lokasi Taman Wisata Mekarsari ........................................................... 12


7. Kerangka pikir penelitian ............................................................................. 14
8. Sample frame responden .............................................................................. 16
9. Kerangka analisis penelitian ........................................................................ 19
10. Zonasi Taman Wisata Mekarsari ................................................................. 24
11. Pola daun lamtoro gung ............................................................................... 30
12. Danau Cipicung ............................................................................................ 30
13. Gerbang Candi Bentar .................................................................................. 31
14. Bangunan Air Terjun (Puri Tirto Sari) ......................................................... 32
15. Plaza Air Mancur ......................................................................................... 32
16. Grafik jumlah pengunjung Taman Wisata Mekarsari .................................. 33
17. Latar belakang responden ............................................................................ 38
18. Area bermain di wahana buah ...................................................................... 40
19. Tempat duduk di wahana buah .................................................................... 40
20. Shelter di wahana buah ................................................................................ 41
21. a. Kios penukaran voucher ........................................................................... 42
b. Kios penjualan buah ................................................................................. 42
22. a. Toilet ........................................................................................................ 44
b. Papan informasi buah ............................................................................... 44
c. Bus keliling kebun buah ........................................................................... 44
23. Grafik aktivitas pengunjung berdasarkan jenis rombongan
(dalam persen) .............................................................................................. 45
24. Grafik aktivitas pengunjung berdasarkan usia (dalam persen) .................... 47
25. Grafik aktivitas pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan
(dalam persen) .............................................................................................. 49
26. a. Belajar ...................................................................................................... 50
b. Bermain .................................................................................................... 50
c. Piknik ....................................................................................................... 50
d. Outbond .................................................................................................... 50
27. Profil penilaian persepsi pengunjung terhadap wahana buah ...................... 57

DAFTAR LAMPIRAN
No

Halaman

28. Kuesioner ..................................................................................................... 66


29. Data Curah Hujan Rata-rata Bulanan Taman Wisata Mekarsari ................. 72
30. Peta Wisata Taman Wisata Mekarsari ......................................................... 73
31. Peta Aksesibilitas Taman Wisata Mekarsari ................................................ 74
32. Data Hasil Observasi Jenis Aktivitas Berdasarkan Kelompok
Rombongan Pengunjung (dalam persen) ...................................................... 75
33. Data Hasil Observasi Jenis Aktivitas Berdasarkan Usia
Pengunjung (dalam persen) .......................................................................... 75
34. Data Hasil Observasi Jenis Aktivitas Berdasarkan Tingkat
Pendidikan Pengunjung (dalam persen) ....................................................... 76
35. Jadwal Panen Buah ...................................................................................... 76

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Taman Wisata Mekarsari merupakan suatu obyek rekreasi agrowisata buah
dengan luas kawasan 264 ha yang terbagi menjadi beberapa zona. Dalam tiap
zona terdapat beragam fasilitas dan kegiatan wisata yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan pengunjung Taman Wisata Mekarsari. Untuk pengelolaan
Taman Wisata Mekarsari diperlukan suatu sistem manajemen yang handal dan
sumberdaya manusia yang handal pula agar tujuan awal pembentukan tetap
terjaga. Oleh karena itu dibentuklah PT. Mekar Unggul Sari pada tanggal 14 April
1994 sebagai pengelola Taman Wisata Mekarsari yang merupakan obyek
agrowisata pilihan, pusat pendidikan dan penelitian, serta pusat pelestarian plasma
nutfah tanaman hortikultura. Tujuan awal pembangunan Taman Wisata Mekarsari
adalah sebagai pusat pelestarian plasma nutfah hortikultura/buah-buahan
Indonesia (tropis) dan dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian, pendidikan,
budidaya, dan wisata (Yayasan Purna Bhakti Pertiwi, 1995). Bila dilihat kondisi
saat ini, sekilas fungsi Taman Wisata Mekarsari terlihat hanya sebagai tempat
rekreasi umum yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Oleh karena itu suatu
evaluasi perlu dilakukan.
Taman Wisata Mekarsari terdiri dari beberapa zona rekreasi yang memiliki
keunikan tersendiri pada tiap zona. Zona-zona tersebut adalah Family Walk,
Green Land, Central Park, Mediteran, Water Park, dan Festival Point. Pada zona
Green Land terlihat beberapa kekurangan dan penyalahgunaan fasilitas.
Diharapkan kualitas zona Green Land ini dapat diperbaiki jika kebutuhan
pengunjung terpenuhi dan persepsi pengunjung sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai oleh pengelola Taman Wisata Mekarsari. Oleh karena itu evaluasi sisi
demand obyek rekreasi menurut persepsi pengunjung perlu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas supply tersebut.
Persepsi, menurut Effendy (1984) adalah penginderaan terhadap kesan
yang timbul dari lingkungannya. Menurut Grilick dalam Porteous (1977), semakin
tinggi pendidikan seseorang maka persepsinya akan semakin baik. Sarwono

(1992) juga menyatakan masalah estetika lingkungan dipengaruhi pula oleh


kesukaan (preference). Zonasi yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari dan
fasilitas yang terdapat di dalamnya menyebabkan timbulnya persepsi yang
berbeda-beda bagi pengunjung dalam menilai aspek-aspek tertentu. Persepsi
tersebut memberikan pendapat mengenai fasilitas maupun aktivitas rekreasi dan
wisata di Taman Wisata Mekarsari serta hal-hal yang dapat ditambahkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan wisata Taman Wisata Mekarsari.
1.2. Tujuan Studi
Tujuan dari studi untuk mengetahui persepsi dan aktivitas pengunjung di
Taman Wisata Mekarsari adalah untuk (1) mempelajari hubungan jenis kegiatan
rekreasi berdasarkan dengan jenis rombongan, usia, dan tingkat pendidikan
pengunjung pada wahana-wahana yang telah disediakan oleh pihak manajemen,
(2) mempelajari tingkat pemanfaatan fasilitas oleh pengunjung, (3) mengevaluasi
kualitas fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola Taman Wisata Mekarsari
yang ditujukan untuk peningkatan kenyamanan pengunjung, dan (4) menyusun
strategi/ rencana pengembangan Taman Wisata Mekarsari.
1.3. Kegunaan Studi
Hasil studi diharapkan dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan
bagi pihak pengelola Taman Wisata Mekarsari untuk pengembangan atau
revitalisasi Taman Wisata Mekarsari di masa mendatang dengan lebih
memperhatikan kecenderungan permintaan pengunjung.
Bagi arsitek lansekap, hasil studi ini merupakan masukan untuk
melakukan redesain Taman Wisata Mekarsari atau membuat perencanaan Taman
Wisata buah lain yang lebih tanggap terhadap kebutuhan penggunanya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Agrowisata
2.1.1. Definisi Agrowisata
Menurut Arifin (2001) agrowisata adalah salah satu bentuk kegiatan wisata
yang dilakukan di kawasan pertanian dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan
lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai
dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk
pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Agrowisata tersebut ikut melibatkan
wisatawan dalam kegiatan-kegiatan pertanian.
Agrowisata dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara pariwisata dan
kegiatan pertanian dimana pengunjung dapat mengunjungi kebun, peternakan atau
kilang anggur untuk membeli produk, menikmati pertunjukan, mengambil bagian
aktivitas, makan suatu makanan atau melewatkan malam bersama di suatu areal
perkebunan atau taman (Farmstop, 2008). Dalam definisi yang lain, Tirtawinata
dan Fachruddin (1996) menjelaskan bahwa agrowisata merupakan suatu upaya
dalam rangka menciptakan produk wisata baru (diversifikasi).
Agrowisata

merupakan

suatu

bentuk

kegiatan

pariwisata

yang

memanfaatkan lokasi atau kawasan dan sektor pertanian mulai dari awal sampai
dengan produk pertanian dalam berbagai sistem, skala, dan bentuk sebagai objek
wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pemahaman, pengalaman,
rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian (Deptan, 2008).
Menurut Asosiasi Wisata Agro Indonesia dalam Aryanto (2006),
agrowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat spesifik, dimana
pengunjung dapat menikmati keindahan dan keunikan alam sekaligus menikmati
produk agro atau dapat tinggal di lingkungan pertanian, terlibat dalam proses
produksi yang kesemuanya dilakukan untuk dapat mengalami, menikmati,
mempelajari, dan menghayati bagian dari kehidupan keseharian yang berlangsung
di suatu lingkungan pertanian.

2.1.2. Tujuan dan Manfaat Agrowisata


Tujuan

dari

agrowisata

adalah

untuk

memperluas

pengetahuan,

pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Pengembangan


agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, dapat
meningkatkan pendapatan petani, serta melestarikan sumber daya lahan, serta
memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan
kondisi lingkungan alaminya (Deptan, 2008). Pengembangan agrowisata pada
gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat
menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau
mengurangi arus urbanisasi yang saat ini semakin pesat.
Tirtawinata dan Fachruddin (1996) menyatakan bahwa agrowisata dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Meningkatkan konservasi lingkungan
2. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam
3. Memberikan nilai rekreasi
4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan
5. Mendapatkan keuntungan ekonomi
2.1.3. Jenis Agrowisata
Pembangunan dan pengembangan agrowisata mempunyai tujuan ganda
yaitu membantu meningkatkan perolehan devisa negara dan membantu
meningkatkan pendapatan petani serta masyarakat sekitar. Di pihak lain
agrowisata dapat menambah jenis dan variasi produk pariwisata Indonesia.
Pengembangan agrowisata dapat diarahkan menjadi agrowisata ruangan tertutup,
ruangan terbuka atau kombinasi antara keduanya. Pengembangan agrowisata
tertutup dapat berupa koleksi alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau
naskah sejarah penggunaan lahan dan pengolahan pertanian. Agrowisata ruang
terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan
tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usaha tani yang efektif dan
berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata terbuka adalah flora
dan fauna yang dipelihara, maupun liar, pemandangan alam yang indah di sekitar
kawasan, proses budidaya dan pasca panen serta atraksi pertanian lokal yang unik.

Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi/pola, yaitu alami
dan buatan ( Deptan, 2008).
1. Agrowisata Ruangan Terbuka Alami
Agrowisata ruangan terbuka alami dilakukan pada areal dimana kegiatan yang
dilakukan dalam obyek wisata tersebut adalah murni kegiatan pertanian seharihari yang biasa dilakukan tanpa rekayasa apapun. Atraksi-atraksi yang
ditampilkan adalah usaha pertanian yang dilakukan petani setempat yang dapat
lebih ditonjolkan tetapi tidak mengurangi nilai estetika alaminya. Fasilitas
pendukung kenyamanan wisatawan tetap disediakan selama tidak bertentangan
dengan kultur alami yang ada.
2. Agrowisata Ruangan Terbuka Buatan
Kawasan agrowisata ruangan terbuka buatan ini dapat didesain pada kawasankawasan yang spesifik, namun belum dikuasai atau disentuh oleh masyarakat adat.
Tata ruang peruntukan lahan diatur sesuai dengan daya dukungnya dan komoditas
pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Atraksiatraksi yang akan dijadikan objek wisata pun dapat disusun sedemikian rupa
sehingga menghasilkan atraksi yang menarik. Dalam pengembangan agrowisata
ruang terbuka campur tangan dalam pengaturan alam dan usaha pertanian yang
dilakukan sangat dominan. Fasilitas pendukung untuk agrowisata ini tetap
disediakan asal tidak mengganggu ekosistem alaminya. Fungsi manajemen dapat
dijalankan oleh suatu pengelola namun untuk atraksi pertanian tetap dijalankan
petani lokal.
Bila dilihat dari pengertian di atas, maka Taman Wisata Mekarsari
merupakan agrowisata ruangan terbuka buatan. Taman Wisata Mekarsari
memiliki paket-paket wisata yang menawarkan berbagai kegiatan agrowisata,
dimana pengunjung mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai agro.
Dari studi ini diharapkan persepsi pengunjung dapat menggambarkan keadaan
yang sebenarnya dari Taman Wisata Mekarsari. Persepsi tersebut akan menjadi
masukan bagi pihak pengelola untuk mempertahankan atau memperbaiki fasilitas
dan kegiatan wisata yang ada terutama pada paket Green Land Tour, sehingga
pengunjung akan merasa lebih nyaman dalam melakukan aktivitasnya.

2.1.4. Lanskap Agrowisata


Lanskap agrowisata adalah sebuah lanskap pertanian berupa lahan
pertanian, fasilitas pertanian, dan pengolahan hasil pertanian yang telah
dimodifikasi oleh tangan-tangan manusia untuk kepentingan ekonomi dan rekreasi
serta memanfaatkan pemandangan lanskap alaminya dengan meminimalkan
perusakan lingkungan yang akan terjadi. Pemandangan lanskap alami tersebut
dapat berupa kebun, taman koleksi, taman bunga, ladang, sawah, pekarangan,
peternakan, danau, laut, dan pegunungan.
Beberapa syarat lanskap agrowisata dikemukakan Nasrullah yang diacu
dalam Khairul (1997), yaitu :
1. Tertata dengan indah
2. Berproduksi tinggi
3. Dilengkapi sarana penunjang yang baik
4. Terdapat kebun pembibitan
5. Memperhatikan lingkungan
6. Memperhatikan keselamatan dan kemudahan-kemudahan.
Lanskap yang berasal dari kombinasi pengolahan tanah untuk panen,
pakan ternak (hijauan) dan penanaman pohon di area yang berkontur dapat
menarik sejumlah wisatawan domestik dan internasional. Daerah demikian
dipertimbangkan untuk menjadi lokasi ideal untuk menguji pontensi agrowisata
(salah satu pasar berbasis mekanisme pelayanan lingkungan) sebagai penghargaan
terhadap manfaat lanskap yang berkontribusi dalam menurunkan kemiskinan
(Sakuyama, 2006).
2.1.5. Ruang Lingkup Agrowisata
Tirtawinata dan Fachruddin (1996) menjelaskan ruang lingkup dan potensi
agrowisata yang dapat dikembangkan di Indonesia meliputi bidang sebagai
berikut :
1. Kebun raya. Obyek wisata berupa kebun raya memiliki kekayaan berupa
tanaman yang berasal dari berbagai spesies. Daya tarik yang dapat ditawarkan
kepada wisatawan

mencakup kekayaan flora yang ada, keindahan

pemandangan di dalamnya dan kesegaran udara yang memberikan rasa


nyaman.
2. Perkebunan. Kegiatan usaha perkebunan meliputi perkebunan tanaman keras
dan tanaman lainnya yang dilakukan oleh perkebunan swasta nasional
maupun asing, BUMN, dan perkebunan rakyat. Berbagai kegiatan obyek
wisata perkebunan dapat berupa pra produksi (pembibitan), produksi, dan
pasca produksi (pengolahan dan pemasaran).
3. Tanaman pangan dan hortikultur. Lingkup kegiatan wisata tanaman pangan
meliputi usaha tanaman padi dan palawija serta hortikultur yakni bunga, buah
sayur, dan jamu-jamuan. Berbagai proses kegiatan mulai dari pra panen, pasca
panen berupa pengolahan hasil, sampai kegiatan pemasarannya dapat
dijadikan obyek agrowisata.
4. Perikanan. Ruang lingkup kegiatan wisata perikanan dapat berupa kegiatan
budi daya perikanan sampai proses pasca panen. Daya tarik perikanan sebagai
sumberdaya wisata diantaranya pola tradisional dalam perikanan serta
kegiatan lain, misalnya memancing ikan.
5. Peternakan. Daya tarik peternakan sebagai sumberdaya wisata antara lain pola
beternak, cara tradisional dalam peternakan serta budidaya hewan ternak.
Obyek agrowisata di Taman Wisata Mekarsari berupa tanaman pangan
dan hortikultura, khususnya buah. Diharapkan pengunjung Taman Wisata
Mekarsari mendapatkan pengetahuan mengenai tanaman buah yang ada di Taman
Wisata Mekarsari.
2.2. Rekreasi
Salah satu kegiatan utama yang dilakukan dalam suatu obyek wisata adalah
kegiatan rekreasi. Pada awal perkembangannya, kegiatan wisata ini selalu identik
dengan kegiatan rekreasi, tetapi dalam perkembangan selanjutnya kegiatan
rekreasi bukan lagi merupakan hal utama dan satu-satunya tetapi berkembang
berbagai kegiatan lainnya seperti edukasi, kultural, historikal atau nostalgia
bahkan berbelanja, dan lain-lainnya. Rekreasi merupakan penggunaan waktu
luang untuk suatu hal yang menyenangkan dan dapat mengembangkan
kemampuan seseorang untuk sesuatu yang baru dan lebih memuaskan. Aktivitas

rekreasi dapat berbentuk rekreasi fisik berupa aktivitas yang berhubungan dengan
fisik dan rekreasi psikis yang melibatkan pikiran, perasaan dan kenyamanan
(Nurisjah, 2004). Laurie (1986) membedakan rekreasi menurut kegiatannya
menjadi rekreasi aktif dan pasif. Rekreasi aktif membutuhkan banyak energi untuk
melakukan kegiatannya, sedangkan rekreasi pasif merupakan rekreasi yang
dilakukan seseorang untuk menghilangkan keletihan fisik setelah bekerja keras
sehingga rekreasi ini hanya memerlukan energi sedikit.
Di paket Green Land Tour, kegiatan rekreasi yang sebaiknya
dikembangkan adalah jenis rekreasi aktif. Rekreasi aktif tersebut dapat dilakukan
jika fasilitas yang disediakan pihak pengelola memenuhi kebutuhan pengunjung.
Jenis rekreasi aktif yang dapat dikembangkan pada paket ini adalah kegiatan
jalan-jalan, bermain dan berfoto.
2.3. Wisatawan
Wisatawan adalah orang-orang yang berlibur, yang mengadakan
perjalanan wisata untuk menambah pengetahuan dan mengurangi ketegangan
pikiran. Jenis liburan yang dipilih sangat dipengaruhi oleh jabatan dan tingkat
pendapatannya (Spillane, 1993). Hal tersebut sejalan dengan Soesetyo (1994)
yang menyatakan bahwa wisatawan adalah pengunjung objek pariwisata dengan
motivasi tertentu seperti memperoleh kesenangan, pengetahuan, observasi dan
penelitian.
Menurut Tim LPPM IPB dalam Soesetyo (1994) terdapat beberapa
komponen utama yang harus diperhatikan mengenai keberadaan pengunjung
objek pariwisata, yaitu :
1. Kecenderungan peningkatan jumlah pengunjung.
2. Keinginan pengunjung, termasuk saran-saran dari pengunjung.
3. Keanekaragaman pengunjung, baik umur, pendidikan dan sosial-ekonomibudaya masyarakat.
Sebagian besar pengunjung Taman Wisata Mekarsari adalah wisatawan
lokal. Pada paket Green Land Tour sebagian besar pengunjungnya adalah
kelompok kecil (keluarga).

2.4. Persepsi, Kepuasan, dan Motivasi Pengunjung


Manusia dibekali penciptanya indera untuk memberikan penilaian
(termasuk membandingkan) terhadap apa yang dilihatnya atau yang dirasakannya.
Manusia pun pada dasarnya dibekali kemampuan untuk memaknai obyek yang
tertangkap oleh inderanya dan memprosesnya sesuai kebutuhan, itulah persepsi
(Kumurur, 2003). Porteous (1977) menjelaskan bahwa persepsi adalah suatu
gambaran, pengertian serta interpretasi seseorang mengenai suatu obyek, terutama
bagaimana orang tersebut menghubungkan informasi itu dengan dirinya dan
lingkungan dimana ia berada.
Menurut Grilick dalam Porteous (1977), semakin tinggi pendidikan
seseorang maka persepsinya akan semakin baik. Suatu persepsi seseorang akan
ruang tergantung kepada ukuran usia dan latar belakang budaya, suasana pikiran,
pengalaman-pengalaman masa lalu, dan pengharapan-pengharapannya (Todd,
1987). Sedangkan menurut Brockman dan Merriem (1973), faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi, yaitu : 1) jenis kelamin dan umur; 2) latar belakang
kebudayaan; 3) pendidikan; 4) pekerjaan; 5) asal/ tempat tinggal; 6) status
ekonomi; 7) waktu luang; dan 8) kemampuan fisik dan intelektual.
Setiap manusia menginderakan objek di lingkungannya. Ia memproses
hasil penginderannya dan timbul makna atau persepsi tentang objek tersebut pada
diri manusia bersangkutan. Jika persepsi itu berada dalam batas-batas optimal,
maka individu berada dalam keadaan seimbang dan akan memberikan perasaanperasaan yang menyenangkan. Sebaliknya, jika objek dipersepsikan di luar batasbatas optimal, maka individu akan mengalami stres (Sarwono, 1992). Pengunjung
dalam berekreasi akan memberikan penilaian terhadap keindahan lingkungan/
estetika lingkungan (Sarwono, 1992). Estetika lingkungan tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Kompleksitas; berapa banyak ragam komponen yang membentuk suatu
lingkungan. Makin banyak ragamnya, makin positif penilaian yang diberikan.
2. Keunikan; seberapa jauh lingkungan mengandung komponen yang unik, yang
tidak ada di tempat lain, yang baru atau yang sebelumnya tidak terlihat.
3. Ketidaksenadaan;

seberapa

jauh

suatu

faktor

tidak

cocok

dengan

lingkungannya.

4. Kejutan; seberapa jauh kenyataan yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Sarwono

(1992)

juga

menyatakan

masalah

estetika

lingkungan

dipengaruhi pula oleh kesukaan (preference). Beberapa faktor yang menentukan


kesukaan diantaranya seperti :
1. Keteraturan; semakin teratur maka semakin disukai.
2. Tekstur; semakin lembut maka semakin disukai.
3. Keakraban dengan lingkungan; semakin akrab dengan lingkungan (sering
dikunjungi) maka lingkungan tersebut semakin disukai dibandingkan dengan
lingkungan yang asing.
4. Keluasan ruang pandang; semakin luas ruang pandang maka semakin disukai.
5. Kemajemukan rangsang; semakin banyak elemen yang terdapat dalam
pemandangan, semakin disukai.
6. Misteri atau kerahasiaan yang tersembunyi dalam pemandangan; semakin
banyak misteri, makin disukai.
Motivasi merupakan dorongan, hasrat dan kebutuhan sebagai latar
belakang yang melandasi kelakuan manusia. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi adalah kebutuhan manusia, tujuan dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang (Herujitno, 1988). Sedangkan motivasi pengunjung/
wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat tujuan adalah untuk memenuhi atau
memuaskan beberapa kebutuhan dan permintaan. Biasanya wisatawan tertarik
pada suatu lokasi karena ciri khas tertentu.
Kepuasan pengunjung dapat dilihat secara kuantitatif dan kualitatif. Secara
kuantitatif dapat terlihat dari banyaknya pengunjung yang datang ke kawasan
tersebut dan melalui penyediaan dan pemeliharaan fasilitas dengan baik. Secara
kualitatif, kepuasan pengunjung dapat diperoleh dengan manajemen yang baik
melalui pengoperasian dan pemeliharaan kawasan rekreasi dengan menggunakan
standar setinggi mungkin (Sternloff, 1984). Wahab (1988) menyatakan bahwa
selain jumlah pengunjung terdapat aspek lain yang lebih menentukan keberhasilan
suatu kawasan rekreasi yaitu kepuasan pengunjung.
Pada studi ini akan diketahui apakah pengunjung Taman Wisata Mekarsari
merasa puas dengan kegiatan berwisata mereka. Kepuasan pengunjung tersebut
dinilai dari pendapat mereka mengenai fasilitas yang disediakan oleh pengelola.

10

Bila fasilitas yang disediakan pengelola sudah memenuhi kebutuhan permintaan


pengunjung, maka pengunjung akan merasa nyaman dalam melakukan
kegiatannya. Dari rasa nyaman tersebut maka akan timbul kepuasan bagi
pengunjung.

11

BAB 3
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Studi ini dilaksanakan selama empat bulan dimulai dari bulan Maret 2008
sampai dengan Juli 2008. Pengambilan data dilaksanakan selama hampir dua
bulan dimulai dari bulan Juni 2008 hingga Juli 2008. Studi ini dilaksanakan di
Taman Wisata Mekarsari yang beralamat di Jl. Raya Cileungsi-Jonggol Km.03
Bogor.

Gambar 1. Peta Lokasi Taman Wisata Mekarsari

Tanpa Skala

Gambar 1. Peta Lokasi Taman Wisata Mekarsari

3.2. Kerangka Pikir Penelitian


Taman Wisata Mekarsari merupakan suatu tempat agrowisata buah yang
memiliki luas lahan 264 ha dan memiliki berbagai macam paket wisata yang
memudahkan pengunjung dalam memilih kegiatan berwisata. Salah satu paket
yang disediakan adalah paket wisata Green Land Tour yang merupakan wisata
yang dirancang khusus untuk mengajak pengunjung berwisata di tengah kebun
buah yang sedang panen. Pengunjung yang mengikuti paket wisata Green Land
Tour juga dapat belajar mengenai tanaman buah yang terdapat di Taman Wisata
Mekarsari dari para pemandu selama mereka mengikuti kegiatan tersebut.
Saat ini sebagian besar pengunjung yang datang ke Taman Wisata
Mekarsari bertujuan untuk rekreasi semata. Hal tersebut membuat tujuan awal dari
Taman Wisata Mekarsari sebagai salah satu tempat agrowisata buah dan
pelestarian plasma nutfah bergeser. Diperlukan suatu pengembangan paket wisata
Green Land Tour agar pengunjung kembali tertarik untuk berwisata di tengah
kebun buah bersamaan dengan mendapatkan pengetahuan mengenai tanaman
buah yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari. Oleh karena itu diperlukan suatu
analisis yang dapat membuat tujuan awal Taman Wisata Mekarsari kembali
seperti semula.
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini merupakan hasil pengolahan
evaluasi sisi demand obyek rekreasi menurut persepsi pengunjung Taman Wisata
Mekarsari, khususnya pengunjung pada paket wisata Green Land Tour yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas supply tersebut. Terdapat empat hal yang
dianalisis, yaitu preferensi pengunjung terhadap fasilitas yang telah disediakan
oleh pengelola, aktivitas pengunjung selama mengikuti paket wisata Green Land
Tour, interpretasi buah yang disediakan oleh pengelola, dan persepsi pengunjung
terhadap Wahana Melon, Salak, dan Belimbing.
Dari hasil analisis keempat masalah tersebut maka dapat dihasilkan suatu
rencana perbaikan paket wisata dan kualitas lanskap yang sesuai dengan
keinginan pengunjung. Hasil perencanaan perbaikan paket wisata dan kualitas
lanskap tersebut diharapkan dapat mengembalikan tujuan awal Taman Wisata
Mekarsari sebagai tempat agrowisata buah dan pusat pelestarian plasma nutfah
(Gambar 2).

13

Taman Wisata Mekarsari


Green Land Tour

Kurang sesuai dengan tujuan awal,


rekreasi semata

Mengembalikan ke tujuan awal, agrowisata


buah dan pelestarian plasma nutfah
Pengembangan paket wisata
Green Land Tour
Analisis

Aktivitas

Fasilitas

Interpretasi Buah

Persepsi

Rencana perbaikan paket wisata


dan kualitas lanskap
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
3.3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pengolahan data dilakukan dengan metode
survey dengan teknik analisis deskriptif dan teknik sampling terhadap pengunjung
Taman Wisata Mekarsari, khususnya pengunjung pada paket wisata Green Land
Tour. Penelitian ini merupakan tinjauan deskriptif untuk mempelajari persepsi
dan aktivitas pengunjung di Kebun Wisata Buah Taman Wisata Mekarsari, serta
mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan (knowledge) dan
pengalaman yang mereka dapatkan dari kegiatan agrowisata tersebut serta
mengevaluasi kualitas fasilitas yang ada pada berbagai wahana.

14

Jenis aktivitas yang dibahas di penelitian ini adalah aktivitas yang


tertangkap kamera saat responden berada di tiap wahana buah yang dikunjungi di
paket wisata Green Land Tour serta persepsi responden terhadap tiap wahana
agrowisata, yakni Wahana Melon, Salak, dan Belimbing.
Secara teknis proses penelitian dilakukan sebagai berikut:
1. Membagi wahana berdasarkan area yang terdapat di paket wisata Green Land
Tour Taman Wisata Mekarsari, yaitu Wahana Melon, Salak, dan Belimbing.
Ketiga Wahana tersebut merupakan Wahana yang disediakan oleh pihak
pengelola dengan beragam fasilitas di dalamnya yang diharapkan dapat
menunjang aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung.
2. Membagi kuesioner kepada responden berdasarkan jenis rombongan, usia, dan
tingkat pendidikan. Jenis rombongan dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu
sendiri/berdua, rombongan kecil (keluarga), dan rombongan besar (RT,
sekolah, perusahaan, dll). Jenis usia pengunjung dibagi ke dalam 3 kelompok,
yaitu 10-30 thn, 31-40 thn, >40 thn. Tingkat pendidikan dibagi ke dalam 5
kelompok, yaitu SD, SMP, SMA, Akademi, dan Sarjana (S1, S2, S3).
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pengumpulan data, dan tahap analisis data.
1. Tahap Persiapan
Tahap ini meliputi penentuan lokasi penelitian, pembuatan usulan penelitian,
permhonan izin penelitian kepada pihak Taman Wisata Mekarsari, serta
persiapan survey (pembuatan kuesioner).
2. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini meliputi pengumpulan 2 jenis data, yakni data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan survey lapang dan
pengambilan sampel melalui wawancara dan kuesioner kepada pengunjung
Green Land Tour Taman Wisata Mekarsari serta wawancara dengan pihak
pengelola Taman Wisata Mekarsari. Pengumpulan data sekunder dilakukan
dengan pengambilan data iklim yang mewakili Taman Wisata Mekarsari ke
BMG.

15

3. Tahap Analisis Data


Tahap ini meliputi penganalisisan data dari kuesioner (Lampiran 1) yang
disebarkan kepada 60 pengunjung. Responden yang diambil pada penelitian
ini adalah pengunjung yang mengikuti paket wisata Green Land Tour.
Penentuan banyaknya jumlah responden adalah berdasarkan metode analisis
yang digunakan pada penelitian ini, dimana jumlah responden tersebut sudah
dapat mewakili keseluruhan pengunjung Taman Wisata Mekarsari
264.495/bulan

Pengunjung TWM

Pengunjung selain
Green Land Tour

Pengunjung Green
Land Tour

Sampel

Non Sampel

Gambar 3. Sample Frame Responden


Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder. Data primer yang diperoleh berupa gambaran umum lokasi
serta aktivitas pengunjung Taman Wisata Mekarsari berupa foto dan data yang
diperoleh melalui wawancara kepada 60 responden untuk mengisi kuesioner. Data
sekunder yang diperoleh meliputi sejarah Taman Wisata Mekarsari, kondisi
umum Taman Wisata Mekarsari (TWM), data pengunjung, serta data iklim. Jenis
dan cara memperoleh data dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis dan Cara Memperoleh Data
No. Jenis Data

Data yang Diperoleh

a. Kuesioner

Data Primer

Identitas Responden
Preferensi responden terhadap
fasilitas di Green Land Tour
Pengetahuan buah responden
Aktivitas Pengunjung

Cara Memperoleh
Data
Wawancara dengan
responden
Hasil wawancara
Tabulasi sederhana
Tabulasi sederhana
Uji analisis Chi-Square

16

No. Jenis Data

Data yang Diperoleh


Penilaian karakter lanskap wahana
buah
b. Data visual, berupa foto wahana
dan aktivitas pengunjung

Data Sekunder a. Sejarah TWM


b. Kondisi umum TWM
c. Data pengunjung
d. Iklim

Cara Memperoleh
Data
Studi semantic
differential
Observasi lapang
Studi pustaka
Studi pustaka
Studi pustaka
BMG

Untuk pengumpulan datanya dilakukan dalam dua tahap, yaitu wawancara


ke pihak pengelola Taman Wisata Mekarsari dan penyebaran kuesioner kepada
pengunjung paket wisata Green Land Tour. Dalam melakukan wawancara dan
kuesioner kepada pengunjung, penilaiannya meliputi :
1. Identitas responden.
2. Preferensi responden terhadap fasilitas yang tersedia di paket Green Land
Tour Taman Wisata Mekarsari. Skala pengukuran yang dipakai berupa
persentase sederhana dari penilaian responden.
3. Pengetahuan responden terhadap jenis buah yang terdapat di Taman Wisata
Mekarsari. Pada kuesioner disisipkan bab yang menanyakan mengenai
pengetahuan responden akan buah-buahan yang terdapat di Taman Wisata
Mekarsari. Bab tersebut terdiri dari dua jenis pertanyaan, yaitu pengetahuan
pengunjung tentang buah-buahan tersebut serta sejauh mana informasi yang
mereka dapatkan selama mengikuti kegiatan di Green Land Tour.
4. Lembar penilaian semantik diferensial (semantic differential). Penilaian
semantik diferensial terdapat dalam kuesioner dengan bobot nilai 1-5
(Lampiran 1). Lembar tersebut bertujuan untuk mengetahui persepsi
responden terhadap karakter lanskap wahana buah yang ada.
Daftar pertanyaan bersifat semi terbuka yang disebar kepada pengunjung
Taman Wisata Mekarsari yang mengikuti paket wisata Green Land Tour untuk
mendapatkan data tentang :
1. Tujuan responden berwisata.
2. Pendapat responden tentang kondisi tiap wahana buah ditinjau dari fasilitas.
3. Keinginan responden terhadap penggunaan fasilitas dalam tiap wahana.

17

4. Pemanfaatan fasilitas oleh responden.


5. Keinginan dan pendapat responden terhadap fasilitas yang disediakan.
6. Aktivitas yang dilakukan responden di tiap wahana.
7. Pengetahuan yang didapat responden dari mengikuti kegiatan Green Land
Tour.
8. Persepsi responden terhadap Wahana buah Melon, Salak, dan Belimbing.
Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan mengikuti rangkaian
kegiatan dalam paket wisata Green Land Tour.
penelitian ini dengan

Pemilihan responden dalam

menggunakan sampel purposif (purposive sampling),

dimana responden yang diambil adalah responden yang mengikuti paket wisata
Green Land Tour. Sesuai dengan namanya, pemilihan didasarkan pada alasan atau
tujuan tertentu. Dengan demikian, peneliti secara sengaja mengambil argumentasi
yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Eriyanto, 2007).
3.4. Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan analisis data kuesioner
responden. Pengolahan dan analisis data kuesioner responden dilakukan dalam
beberapa tahap, yakni untuk membahas mengenai preferensi responden terhadap
fasilitas yang telah disediakan oleh pengelola Taman Wisata Mekarsari;
keragaman jenis aktivitas responden berdasarkan jenis rombongan, usia, dan
tingkat pendidikan responden; pengetahuan responden terhadap jenis buah yang
terdapat di Taman Wisata Mekarsari; serta persepsi responden terhadap wahana
kebun wisata buah Taman Wisata Mekarsari (Gambar 4).
Pada kuesioner bagian aktivitas, responden menentukan aktivitas yang
dapat mereka lakukan di tiap wahana yang dikunjungi dalam Green Land Tour.
Wahana tersebut adalah Wahana Melon, Wahana Salak, Wahana Belimbing,
Danau Cipicung, dan Sabut Kelapa Outbond. Akivitas ini dilihat dari jenis
rombongan, usia, dan latar belakang pendidikan responden. Jenis aktivitas yang
disajikan dalam kuesioner terbagi ke dalam 2 jenis, yakni aktivitas aktif dan
aktivitas pasif yang urutannya diacak. Aktivitas aktif yang disajikan adalah
bermain, memetik buah, berfoto (photo hunting), dan outbond. Aktivitas pasif
yang disajikan dalam kuesioner adalah belajar, menikmati pemandangan, piknik,

18

serta pertemuan skala besar dan kecil. Penilaian tersebut dilakukan dengan
menggunakan Uji analisis Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%. Dari uji
tersebut akan terlihat apakah modus yang dipilih berhubungan dengan

jenis

aktivitas para pengunjung di Taman Wisata Mekarsari, khususnya pengunjung


yang mengikuti paket wisata Green Land Tour.
Pengembangan Green Land Tour

Fasilitas

Aktivitas

Interpretasi Buah

Persepsi

Tabulasi
sederhana
(frekuensi)

Uji analisis
Chi-Square

Tabulasi
sederhana
(frekuensi)

Semantik
Diferensial

Kebutuhan
fasilitas oleh
pengunjung

Kebutuhan
fasilitas oleh
pengunjung

Kualitas
SDM

Kualitas
wahana

Rencana perbaikan paket wisata


dan kualitas lanskap
Gambar 4. Kerangka Analisis Penelitian
3.4.1. Uji Analisis Chi-Square
Uji analisis Chi-Square adalah salah satu uji statistik non-parametrik yang
sering dipakai. Uji ini biasa dipakai pada kasus dimana akan diuji apakah
frekuensi yang diamati (data observasi) berbeda secara nyata ataukah tidak
dengan frekuensi yang diharapkan (expected value).

19

Kegunaan utama dari Uji Chi-Square adalah :


1. Test Independensi, yaitu uji untuk menentukan apakah ada hubungan antara
dua faktor.
2. Test Proporsi, yaitu uji untuk mengetahui perbedaan proporsi populasi
terhadap populasi lainnya.
3. Test Goodness of Fit, yaitu uji untuk melihat apakah ada persesuain antara
distribusi data suatu sampel dengan distribusi teoritis tertentu.
Rumus yang digunakan dalam Uji Chi-Square ini adalah :
k

x =
2

j =1

(O

Ej )

Ej

Dimana : x2 = Chi-square

Ej = frekuensi yang diharapkan

Oj = frekuensi hasil observasi

Uji Chi-Square ini dilakukan untuk mengetahui keterkaitan hubungan


antara jenis aktivitas yang dilakukan oleh responden dengan jenis rombongan,
usia, dan latar belakang pendidikan. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan
uji analisis tersebut dapat diketahui fasilitas yang sebaiknya diperbaiki atau
ditambah untuk lebih dapat memenuhi kegiatan/aktivitas pengunjung.
3.4.2. Semantic Differential (Semantik Diferensial)
Semantik Diferensial atau teknik beda semantik merupakan suatu cara
pengukuran makna kata. Teknik beda semantik dapat dimanfaatkan sebagai salah
satu sarana pengukuran psikologis dalam berbagai aspek, seperti dalam bidang
kepribadian, sikap, komunikasi, dan sebagainya.
Metode semantik diferensial ini pada prinsipnya memberi skor pada
sejumlah kriteria berupa kata sifat dengan antonimnya. Kriteria yang dipilih untuk
studi ini adalah yang dapat menggambarkan karakter wahana kebun wisata buah
yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari. Responden diminta menilai wahana
tersebut dengan memberi skor 0-2 untuk perbandingan karakter tersebut. Contoh
dari bentuk kuesioner adalah sebagai berikut :
2
TERANG
TEDUH

2
GELAP
GERSANG

20

Nilai 0 menunjukkan bahwa wahana tersebut tidak sesuai dengan karakter


sama sekali. Nilai 1 menunjukkan bahwa wahana tersebut sesuai dengan karakter,
sedangkan nilai 2 sangat sesuai.
Skor penilaian diberi bobot nilai 1-5 dari kiri ke kanan dan dihitung nilai
rataan yang diberikan responden untuk tiap kriteria dengan rumus :
j

xij =

x
i =1

ij

Dimana : xij = rataan bobot nilai yang diberikan responden terhadap wahana i
untuk kriteria j

xij = bobot nilai yang diberikan tiap responden untuk wahana i kriteria j
n = jumlah total responden
i

= wahana {1,2,3}

= kriteria {1,2,3,...,11}

Rataan bobot nilai yang diperoleh akan diplotkan sehingga persepsi berupa
kata sifat yang dapat menggambarkan karakter visual wahana yang ada dapat
diketahui. Hasil rataan penilaian tersebut akan dianalisis dengan uji lanjut tstudent dengan tingkat kepercayaan 95%. Dari analisis tersebut dapat diketahui
apakah terdapat perbedaan karakter lanskap yang signifikan antar wahana buah.

21

BAB 4
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Latar Belakang dan Sejarah Singkat Taman Wisata Mekarsari
Indonesia merupakan negara yang memiliki hasil alam yang besar. Hasil
alam tersebut diantaranya adalah ragam tanaman buah tropika yang pada segala
musim dan sepanjang tahun selalu menghasilkan aneka buah dengan bentuk,
warna, dan cita rasa unik khas tropis. Namun potensi yang ada tersebut belum
dikembangkan dan dimanfaatkan sepenuhnya, baik untuk kelestarian hasil alam
maupun untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan serta pendapatan
masyarakat pada umumnya dan petani pada khususnya.
Menyadari akan keadaan tersebut maka dibangun Taman Wisata
Mekarsari yang dulu dikenal dengan nama Taman Buah Mekarsari atas prakarsa
Alm. Ibu Tien Soeharto selaku ketua Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (YPBP),
untuk membudidayakan tanaman buah serta meningkatkan harkat dan martabat
para petani Indonesia. Taman Wisata Mekarsari merupakan Kebun Koleksi
Hortikultura

sebagai

tempat

pelestarian,

penelitian,

pembibitan,

dan

pembudidayaan tanaman Indonesia. Taman ini berdiri di atas lahan seluas 264
hektar yang merupakan lahan bekas perkebunan karet PTP XI yang sudah tidak
berfungsi lagi. Sejak diresmikannya pada tanggal 14 Oktober 1995 yang
bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia, Taman Wisata Mekarsari telah menjadi
sebuah tempat dimana masyarakat dapat menyaksikan kekayaan jenis buahbuahan Indonesia maupun buah-buahan dari negara lain dalam satu hamparan
yang luas.
Untuk pengelolaan Taman Wisata Mekarsari diperlukan suatu sistem
manajemen yang handal dan sumberdaya manusia yang handal pula agar tujuan
awal pembentukan tetap terjaga. Oleh karena itu dibentuklah PT. Mekar Unggul
Sari pada tanggal 14 April 1994 sebagai pengelola Taman Wisata Mekarsari yang
merupakan obyek agrowisata pilihan, pusat pendidikan dan penelitian, serta pusat
pelestarian plasma nutfah tanaman hortikultura.

4.2. Kondisi Umum Taman Wisata Mekarsari


4.2.1. Lokasi dan Aksesibilitas
Taman Wisata Mekarsari yang dikelola oleh PT. Mekar Unggul Sari
secara geografis terletak pada koordinat 06 35 LS dan 106 52 BT. Sedangkan
secara administratif pemerintahan lokasinya terletak di Jl. Raya Cileungsi
Jonggol Km. 3 Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat
meliputi Desa Mekarsari, Desa Dayeuh, Desa Cileungsi Kidul, dan Desa Mampir.
Taman Wisata Mekarsari berbatasan dengan jalan raya Cileungsi-Jonggol di
sebelah Utara, sebelah Selatan berbatasan dengan persawahan penduduk dan
sebelah Timur dan Barat berbatasan dengan pemukiman penduduk. Jarak Taman
Wisata Mekarsari dari kota-kota sekitarnya, yaitu:
-

30 km arah Tenggara Jakarta.

20 km arah Selatan Bekasi.

40 km arah Timur Laut Bogor.

10 km arah Tenggara Cibubur.

Aksesibilitas ke Taman Wisata Mekarsari sangat mudah karena dapat diakses


melalui jalan Tol Cibubur dan Tol Gunung Putri. Taman Wisata Mekarsari
berlokasi tidak begitu jauh dari Kota Wisata Cibubur yang juga merupakan tempat
rekreasi karena terdapat kota Cina di dalamnya.
Taman Wisata Mekarsari terletak di pinggir jalan sehingga memudahkan
pengunjung untuk mencapainya, baik dengan kendaraan pribadi maupun
kendaraan umum. Jalur yang dapat dilalui dengan kendaraan umum adalah :
-

Jakarta (UKI) : K56 jurusan UKI - Cileungsi lalu lanjut naik angkot
jurusan Cileungsi-Jonggol.

Jakarta (Kp.Rambutan) : Kowanbisata jurusan Kp.Rambutan-Jonggol.

Bogor : Kowanbisata Jurusan Bogor-Jonggol.

Bekasi : Kowanbisata Jurusan Bekasi-Jonggol

Untuk menuju lokasi penelitian atau obyek-obyek rekreasi yang terdapat di


Taman Wisata Mekarsari, pengunjung menggunakan kereta pengunjung yang
telah disediakan oleh Taman Wisata Mekarsari.

23

4.2.2. Zonasi Taman Wisata Mekarsari


Zonasi yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari mengikuti desain pola
yang ada. Bila dilihat tampak atas, maka akan terlihat pola daun lamtoro gung
(Leucaena leucocephala) pada desain Taman Wisata Mekarsari. Digunakan pola
daun lamtoro gung karena daun tersebut merupakan simbol tanaman serbaguna,
sebagai penyubur dan pelestari lingkungan dan pemenuh kebutuhan jasmaniah
maupun rohaniah (Yayasan Purna Bhakti Pertiwi, 1995).

(Sumber : PT. Mekar Unggul Sari, 2007)

Gambar 5. Zonasi Taman Wisata Mekarsari


Taman Wisata Mekarsari terbagi menjadi 6 zona, yaitu Family Walk,

Green Land, Central Park, Mediteran, Water Park, dan Festival Point. Adapun
pembagiannya sebagai berikut :
1. Family Walk, terbagi ke dalam 7 wahana :

Garden Center yang terletak di areal depan Taman Wisata Mekarsari.

Country Side yang berupa wahana rekreasi bernuansa pedesaan.

Family Garden yang dikelilingi oleh kebun sayur dan buah.

Teater Dewi Sri yang menyajikan film 3 Dimensi.

Menara Pandang, dimana pengunjung dapat melihat keseluruhan Taman


Wisata Mekarsari.

24

Kids Fun Valley yang merupakan wahana bermain anak dengan suasana
alam.

Danau Wiratama yang dikelilingi hamparan kebun buah.

2. Green Land, terbagi ke dalam 4 wahana :

Kebun Wisata Buah yang dirancang khusus untuk pengunjung berwisata


edukatif di tengah kebun buah yang sedang panen. Merupakan wahana
utama bagi pengunjung yang mengikuti paket wisata Green Land Tour.

Nursery yang merupakan pusat pembibitan segala tanaman yang terdapat


di Taman Wisata Mekarsari.

Taman Ziarah, terdapat kuburan unik yang panjangnya + 17 meter.

Taman Konservasi Rusa Tutul, dimana pengunjung dapat menyaksikan


kehidupan rusa tutul dari dekat serta memberi makan secara langsung.

3. Central Park, terbagi ke dalam 4 area :

Plaza Air Mancur yang terletak di depan gedung kantor pengelola dengan
desain lamtoro gung.

Bangunan Air Terjun, merupakan gedung kantor pengelola dan terletak di


tengah-tengah Taman Wisata Mekarsari.

Camping Ground merupakan area berkemah yang dikelilingi dengan


kebun buah.

Taman Piknik yang sangat luas dan merupakan tempat untuk gathering.

4. Mediteran, terbagi ke dalam 2 area :

Taman Mediteran yang merupakan taman bernuansa Timur Tengah.

Rumah Pohon yang bernuansa alami dan dikelilingi oleh kebun buah.

5. Water Park, terbagi ke dalam 5 wahana :

Taman Lotus merupakan sebuah taman air yang dihiasi warna-warni


bunga lotus yang mengapung di permukaan danau.

Wisata Air di Danau Cipicung yang luas dan alami.

Taman Gathering merupakan areal outdoor yang luas diantara kebun


buah-buahan.

25

Sabut Kelapa Outbond, dimana pengunjung dapat menikmati permainan


Outbound High Ropes dan Low Ropes.

Pulau Mekarsari yang eksotis dan terletak di tengah Danau alami


Cipicung.

6. Festival Point, terbagi ke dalam 3 wahana :

Panggung Musik

Festival

Pameran dan Bazaar


Zonasi tersebut baru diresmikan pada tahun 2007, sebelumnya zonasi pada

Taman Wisata Mekarsari berupa blok-blok, yaitu blok A-E. Perubahan zonasi
tersebut bertujuan agar Taman Wisata Mekarsari dapat menjadi salah satu obyek
wisata yang berkelas internasional.
4.2.3. Keadaan Iklim Taman Wisata Mekarsari
Taman Wisata Mekarsari relatif beriklim panas dengan suhu udara harian
minimum 20,8C dan maksimum 30,8C. Suhu maksimum tertinggi terjadi pada
bulan Oktober dan suhu minimum terendah pada bulan Juli. Laurie (1984)
menyatakan bahwa suhu udara yang ideal untuk kenyamanan manusia adalah
berkisar antara 10C-26,7C. Terlihat bahwa suhu udara di Taman Wisata
Mekarsari sudah melewati ambang batas kenyamanan yang dirasakan manusia
terutama pada bulan Juli yang merupakan terjadinya suhu maksimum.
Kelembaban udara di Taman Wisata Mekarsari cukup tinggi, yakni 8091%. Menurut Laurie (1984), kelembaban nisbi yang ideal di daerah tropis
berkisar antara 40-75%. Kelembaban udara yang tinggi memberikan rasa ketidak
nyamanan bagi aktivitas manusia.
Taman Wisata Mekarsari memiliki curah hujan yang sangat tinggi, yaitu
2.000-3.000 mm/tahun (Lampiran 2). Berdasarkan segitiga Schmidth & Ferguson,
Taman Wisata Mekarsari masuk ke dalam tipe iklim A.
4.2.4. Kondisi Geografis Taman Wisata Mekarsari
Tanah di kawasan agrowisata Taman Wisata Mekarsari pada umumnya
berjenis latosol dengan bahan induk tuff volkan/vulkanik. Tanah ini mempunyai

26

sifat fisik yaitu tanah berwarna coklat sampai kemerahan, tekstur sedang sampai
berat, struktur remah sampai gembur, dan daya infiltrasi tergolong lambat sampai
sedang.
Secara kimiawi kadar bahan organik tanah ini rendah (tidak lebih dari
2%), memiliki reaksi masam dengan kandungan N, P, dan Ca rendah, K dan Na
sedang, kadang-kadang terjadi akumulasi unsur-unsur tertentu seperti Al, Mn, dan
Fe. KTK tanah ini tergolong tinggi, dan secara umum kesuburan tanah tergolong
sedang dengan pH 4-6.
4.2.5. Topografi Taman Wisata Mekarsari
Bentuk topografi kawasan agrowisata Taman Wisata Mekarsari secara
umum relatif datar hingga bergelombang dengan kemiringan lahan bervariasi dari
0-8 %. Dengan keadaan topografi seperti itu maka kegiatan wisata di Taman
Wisata Mekarsari dapat bervariasi dan tergolong aman. Taman Wisata Mekarsari
terletak pada ketinggian 70 80 meter di atas permukaan laut.
4.2.6. Hidrologi Taman Wisata Mekarsari
Di Taman Wisata Mekarsari terdapat Danau Cipicung yang merupakan
danau alami dengan luas sekitar 20 ha. Danau Cipicung mengalami pendalaman
dengan cara pengerukan sehingga kedalamannya mencapai 3 meter. Danau
Cipicung berfungsi sebagai sumber air untuk irigasi bagi pertanian sekitar dan
obyek wisata bagi pengunjung Taman Wisata Mekarsari.
4.2.7. Vegetasi pada Taman Wisata Mekarsari
Taman Wisata Mekarsari memiliki banyak jenis dan varietas tanaman,
khususnya buah-buahan. (1) Areal Kebun Buah berisi 43 famili tanaman, 143
spesies, dan 407 varietas; (2) Areal Lansekap yang mengoleksi sekitar 40 famili
tanaman dengan 99 spesies; (3) Rumah Plastik 12 unit yang menampung tanaman
hidroponik, tabulampot, dan Melati Susunwangi dengan luas 3000 m2 per unit; (4)
Kebun Sayur dan Sawah yang terdiri dari aneka sayur-sayuran, palawija, padi
darat (gogo), dan padi sawah; serta (5) Nursery sebagai pusat pembibitan tanaman
buah dan tanaman hias.

27

Taman Wisata Mekarsari memiliki jenis buah musiman dan non musiman.
Untuk tanaman buah musiman diantaranya adalah abiu, asam selong, bisbul,
coklat, durian, jambu air, jambu bol, kecapi, kepel, kopi, maja, manggis, mundar,
mundu, nangka, rambutan, dan sawo duren. Tanaman buah non-musiman
diantaranya adalah melon, nanas, salak, belimbing, lengkeng, dan jambu biji.
4.2.8. Potensi Pemandangan Taman Wisata Mekarsari
Taman Wisata Mekarsari merupakan suatu kawasan agrowisata yang
memiliki keindahan lanskap serta banyak keunikan dalam desainnya. Paket wisata

Green Land Tour adalah sebuah paket wisata yang menawarkan perjalanan
mengelilingi

kebun-kebun

buah

di

Taman

Wisata

Mekarsari.

Potensi

pemandangan yang dapat dilihat oleh wisatawan Green Land Tour adalah :
1. Utara

Daerah penerimaan yang terdiri dari Graha Krida Sari, gedung


teater Dewi Sri, serta menara pandang.

2. Selatan :

Bangunan Air Terjun dan Plaza Air Mancur.

3. Barat

Persawahan di luar pagar batas Taman Wisata Mekarsari

4. Timur

Danau Cipicung dan Taman Lotus.

Tiap pemandangan tersebut memiliki keunikan yang berbeda dengan


tempat wisata lain. Spillane (1994) mengemukakan, pengunjung biasanya tertarik
ke suatu lokasi karena ciri-ciri khas tertentu seperti keindahan alam, iklim,
kebudayaan, atau aksesibilitas.
4.3. Konsep Taman Wisata Mekarsari
Sebagai tempat wisata, Taman Wisata Mekarsari memiliki konsep dalam
kegiatan wisatanya yang dikenal dengan konsep 4 Si (PT Mekar Unggul Sari),
yaitu :
1. Konservasi
Taman Wisata Mekarsari merupakan tempat pelestarian plasma nutfah
(keanekaragaman hayati) tumbuhan, khususnya buah-buahan. Setiap jenis
tumbuhan yang dilestarikan di Taman Wisata Mekarsari mempunyai
keistimewaan masing-masing untuk menunjang lingkungan hidup.

28

2. Reboisasi
Taman Wisata Mekarsari adalah pusat pembibitan dan tempat penyebarluasan
tanaman yang bernilai ekonomis dan bermanfaat untuk menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Taman Wisata Mekarsari menyediakan bibit-bibit unggul
untuk memenuhi kebutuhan suatu daerah dalam memperbaiki lingkungannya.
3. Edukasi
Taman Wisata Mekarsari merupakan tempat pelatihan generasi muda untuk
lebih mengenal tumbuh-tumbuhan dan mencintai alam sekitar. Kegiatan ini
antara lain :
a. Siswa TK sampai SD memanfaatkan kebun pembibitan untuk belajar
menanam tanaman yang baik sambil berwisata.
b. Siswa SMP sampai SMU belajar praktek perbanyakan secara vegetatif dan
kultur jaringan.
c. Mahasiswa dan para peneliti melakukan eksperimen dan breeding.
d. Petani dan Penyuluh dapat memperdalam pengetahuan mengenai budidaya
tanaman.
4. Rekreasi
Taman Wisata Mekarsari merupakan tempat ekowisata yang bernuansa alam
dan menumbuhkan rasa kepedulian akan lingkungan. Taman Wisata
Mekarsari didesain dengan pola kebun yang berbentuk daun lamtoro gung,
konsep back to nature, dan dengan nuansa alam tropis khas Indonesia yaitu
danau, sawah, kolam ikan, ternak, kebun buah-buahan, kebun sayuran, dan
hamparan rumput hijau di bawah rimbunnya pepohonan.
4.4. Obyek Menarik di Taman Wisata Mekarsari
Taman Wisata Mekarsari bukan hanya memberikan edukasi di bidang
agro, namun juga memiliki tujuan sebagai tempat wisata bagi pengunjungnya.
Terdapat beberapa obyek menarik di Taman Wisata Mekarsari, yang diantaranya
merupakan ciri khas dari Taman Wisata Mekarsari. Obyek-obyek tersebut
memiliki desain yang unik, sehingga akan mudah diingat oleh pengunjung.
Obyek-obyek menarik tersebut berupa bentukan paths (jalur), districts
(zona/wahana), landmarks (tanda) yang diantaranya adalah (Porteous, 1977) :

29

1. Paths (jalur)
Jalur sirkulasi (paths) di dalam Taman Wisata Mekarsari berbentuk daun
lamtoro gung (Gambar Lampiran 4) yang merupakan pola lansekap
keseluruhan Taman Wisata Mekarsari. Di dalam Taman Wisata Mekarsari
terdapat 5 buah bentuk pola daun lamtoro gung yang diklasifikasikan menjadi
6 zona.

Gambar 6. Pola Daun Lamtoro Gung


2. Districts (zona/wilayah)
Terdapat 6 zona di Taman Wisata Mekarsari, diantaranya adalah water park
yang didominasi oleh Danau Cipicung. Danau Cipicung merupakan danau
alami yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari. Luas danau ini adalah 20 ha.
Danau Cipicung merupakan salah satu obyek wisata yang menarik bagi
pengunjung karena terdapat fasilitas rekreasi di dalamnya, yakni sepeda air
dan kapal motor. Danau Cipicung dilengkapi jembatan gantung yang berwarna
hijau yang memberikan point of interest tersendiri bagi danau. Di sekeliling
danau terdapat Sabut Kelapa Outbond, taman gathering, dan taman lotus.

Gambar 7. Danau Cipicung

30

3. Landmarks (tanda)

Gerbang Candi Bentar


Merupakan gerbang utama Taman Wisata Mekarsari dan juga gerbang
selamat datang. Pengunjung wisata tidak masuk melalui gerbang Candi
Bentar melainkan melalui gerbang tiket. Gerbang ini memiliki arsitektur
khas Bali dengan ketinggian mencapai 17 meter. Ornamen-ornamen yang
terdapat di sisi kiri dan kanan gerbang menceritakan bagaimana
pentingnya menanam buah-buahan untuk keperluan sehari-hari pada jaman
dulu.

Gambar 8. Gerbang Candi Bentar

Bangunan Air Terjun (Puri Tirto Sari)


Merupakan kantor pengelola Taman Wisata Mekarsari. Bentuk Puri Tirto
sari menyerupai bukit yang dilengkapi dengan air terjun dan tanaman hias
bunga yang menjuntai di balkonnya. Falsafah dari bangunan air terjun
adalah bilamana suatu bukit terpelihara oleh kehadiran tanaman yang
cukup, maka bukit tersebut dapat memberikan sumber kehidupan berupa
air abadi bagi manusia dan makhluk hidup lainnya, dimana air abadi
tersebut dilambangkan dengan air terjun.
Puri Tirto Sari terdiri dari 8 lantai yang dilengkapi dengan ruang mesin
pada lantai 7 dan bak air pada lantai 8. bangunan ini memiliki bentuk yang
sangat artistik dengan lekukan-lekukan yang tidak teratur dan dilengkapi
dengan tanaman hias bunga yang menjulur dari tiap balkon. Air terjun
mengalir dari lantai 8 ke dalam kolam yang terdapat di depan bangunan.

31

Gambar 9. Bangunan Air Terjun (Puri Tirto Sari)

Plaza Air Mancur


Terletak di depan bangunan Air Terjun. Di tengah plaza terdapat kolam
dengan air mancur. Pola dari plaza air mancur ini adalah seperti daun
lamtoro gung.

Gambar 10. Plaza Air Mancur


4.5. Pengunjung Taman Wisata Mekarsari
Taman Wisata Mekarsari berdiri sejak tahun 1995 dengan nama Taman
Buah Mekarsari, namun pada tahun 2004 berganti nama menjadi Taman Wisata
Mekarsari dengan mengusung konsep yang lebih baik. Hal itu terbukti dengan
peningkatan jumlah pengunjung dari tahun ke tahun setelah Taman Wisata
Mekarsari mengalami keterpurukan akibat resesi ekonomi yang melanda negara
Indonesia yang dapat dilihat pada Gambar 11. Selama masa keterpurukan tersebut
hingga saat ini tidak terjadi alih pengelolaan. Pengelolaan tetap dipegang oleh PT.
Mekar Unggul Sari dengan direktur utama Siti H. Rukmana dan general manager
saat ini adalah Hari Tanjung, SIK, MM.

32

Konsep yang diusung Taman Wisata Mekarsari saat ini adalah rekreasi
dikelilingi kebun buah tropis yang menakjubkan, belajar, dan bermain yang
dikenal sebagai 4si. Misi dari Taman Wisata Mekarsari saat ini adalah
meningkatkan daya tarik wisata Taman Wisata Mekarsari melalui mutu dan nilai
pelayanan, wahana wisata, dan entertainment. Dengan mengusung konsep dan
misi tersebut, maka Taman Wisata Mekarsari dapat meningkatkan kembali
pamornya dan menarik banyak pengunjung. Namun pada kenyataannya saat ini
pengunjung yang berwisata ke Taman Wisata Mekarsari lebih memilih berekreasi
di areal yang bukan dikhususkan untuk kegiatan agrowisata, yakni di sekitar
Danau Cipicung.

Jumlah Pengunjung (dalam ribu)

1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
96

97

98

99

00

01

02

03

04

05

06

Tahun

(Sumber : PT. Mekar Unggul Sari, 2007)

Gambar 11. Grafik Jumlah Pengunjung Taman Wisata Mekarsari


4.6. Paket Wisata di Taman Wisata Mekarsari
Taman Wisata Mekarsari dibuka untuk umum sebagai obyek wisata pada
hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 16.30 WIB.
Untuk hari Senin Taman Wisata Mekarsari hanya dibuka untuk kegiatan nonwisata karena pada hari itu Taman Wisata Mekarsari melakukan kegiatan
pembersihan kebun, sarana, serta fasilitas yang ada pada Taman Wisata
Mekarsari. Taman Wisata Mekarsari juga tutup pada hari ulang tahunnya yang
jatuh pada tanggal 14 Oktober, karena pada hari itu seluruh karyawan berekreasi
ke tempat lain. Harga tiket masuk untuk dewasa sebesar Rp.10.000, sedangkan

33

harga tiket anak-anak (2-6 tahun) berbeda-beda, yaitu pada hari Selasa-Jumat
sebesar Rp.10.000 dan untuk hari Sabtu, Minggu, dan hari libur sebesar Rp.9.000.
Harga tiket tersebut belum termasuk wahana/wisata yang berada di Taman Wisata
Mekarsari. Pengunjung dapat langsung mendatangi pusat informasi di Graha
Krida Sari untuk mengambil paket wisata yang ingin mereka nikmati. Untuk
beberapa paket wisata yang disediakan di Taman Wisata Mekarsari harus
dilakukan pemesanan terlebih dahulu, kecuali untuk paket Green Land Tour dan

Local Tour.
Paket wisata yang ditawarkan di Taman Wisata Mekarsari sangat beragam
dan menarik. Paket tersebut dapat memudahkan pengunjung dalam memilih
kegiatan yang akan mereka lakukan di Taman Wisata Mekarsari. Paket tersebut
diantaranya adalah :
1. Paket Back to The Green World yaitu berwisata ke kebun melon, salak, dan
belimbing. Dilanjutkan pengalaman menanam, membuat media tanam, dan tur

nursery.
2. Paket Atmosphere Fiesta yaitu berwisata di alam terbuka dan tur keliling
kebun.
3. Paket Tour of Environment yaitu wisata edukasi peduli lingkungan dengan
judul mengolah hasil alam menjadi bermanfaat.
4. Paket Rare Plant Adventure yaitu jalan sehat atau bersepeda mengelilingi
koleksi tanaman langka Mekarsari, tur keliling kebun, dan mengamati
ekosistem kebun.
5. Paket The Tropical Camp yaitu bersahabat dengan alam di tengah Mekarsari
ditemani api unggun, belajar menganyam, tur keliling kebun, dan mengamati
ekosistem kebun.
6. Paket Smart Adventure yaitu wisata edukasi alam dan tanaman sambil
berekreasi.
7. Paket The Bamboos Life yaitu mengenal koleksi tanaman bambu dengan
berbagai varietasnya serta mengupas manfaatnya.
8. Paket B-Day On Park yaitu penyelenggaraan acara pesta perayaan ulang tahun
bersama kerabat dekat di tengah taman buah.

34

9. Paket Company Gathering yaitu paket bagi pengunjung yang ingin berkumpul
di taman acara tematik yang berkapasitas luas.
10. Paket Play n Play yaitu tur keliling kebun yang dikemas dalam program
belajar dan bermain yang seru, bermain beragam permainan berwawasan
lingkungan dan budaya, serta adu ketangkasan di alam terbuka.
11. Hebring Package yaitu kumpul bersama untuk acara arisan dalam nuansa
taman.
12. Paket Paddy Village yaitu berwisata kembali ke tradisi bangsa dan menikmati
suasana alam pedesaan.
13. Paket Kids Adventure yaitu observasi aneka ragam koleksi tanaman
Mekarsari, pengenalan kehidupan alam pedesaan, berkunjung ke Baby Zoo,
mengenal aneka keunikan tanaman langka, serta belajar budidaya dan manfaat
bambu.
14. Paket Green Land Tour merupakan wisata yang dirancang khusus untuk
mengajak pengunjung berwisata di tengah kebun buah yang sedang panen.
Kebun Wisata Buah Taman Wisata Mekarsari memberikan nuansa wisata
yang edukatif bagi pengunjung dengan menyaksikan langsung kondisi buah
segar yang masih ada di pohonnya.
15. Paket Local Tour bagi pengunjung yang datang tanpa pemesanan sebelumnya
dan hanya disediakan pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Paket

Local Tour terdiri dari 3 paket wisata, yaitu:


a. Tropical Exotic yaitu berwisata mengenal keunikan tanaman Markisa dan
membuat jus Markisa, bersepeda menyusuri kebun koleksi tanaman
langka, dan berkreasi di taman nuansa padang pasir sambil membuat
terarium.
b. Paddy Legend yaitu tur museum alat pertanian modern, atraksi menanam
padi di sawah dan memandikan kerbau, serta belajar dan berkreasi dengan
bambu.
c. Smart Cultivation yaitu petualangan cinta tanaman. Pengunjung dapat
memilih program budidaya yang disediakan yaitu program menanam
(tanaman sayuran, tanaman buah, tanaman hias, atau anggrek), program

35

perbanyakan (cangkok, okulasi, sambung, dan stek), atau program


terarium.
Selain paket wisata di atas, Taman Wisata Mekarsari juga menyediakan
berbagai atraksi/wahana lain bagi pengunjung yang tidak mau membeli paketpaket tersebut. Wahana lain yang disediakan yaitu wisata kanal di tengah Taman
Wisata Mekarsari, wisata perahu bebek mengelilingi danau yang luas, Sabut
Kelapa Outbond, wahana Rusa Tutul, menara pandang, bangunan air terjun,

Country Side, Kids Fun Valley, serta Family Garden (Baby Zoo, kolam pancing,
berkuda, petik sayur, dan kincir angin). Kendaraan yang disediakan untuk
berkeliling bagi pengunjung yaitu kereta keliling, sepeda tandem, dan tuk tuk.
Taman Wisata Mekarsari juga menyediakan toko buah dan sayuran segar, Garden

Center bagi pengunjung yang ingin membeli aneka bibit dan tanaman buah
unggul atau tanaman hias yang cantik, serta toko cinderamata yang menjual
cinderamata bertema buah-buahan dan Taman Wisata Mekarsari.
4.7. Paket Wisata Green Land Tour
Paket wisata Green Land Tour merupakan wisata yang dirancang khusus
untuk mengajak pengunjung berwisata di tengah kebun buah yang sedang panen.
Pengunjung dapat melihat secara langsung buah-buahan yang masih bergantungan
di pohonnya dan jika tertarik untuk membeli, pengunjung dapat membeli buahbuahan yang tersedia langsung di kebunnya. Tidak hanya kegiatan memetik atau
berbelanja buah, pengunjung dapat mempelajari cara pembudidayaan tanaman
buah lengkap dengan tips pemanenan buah langsung dari para petugas kebun yang
selalu siap membantu serta mendapatkan informasi edukatif mengenai sistem
hidroponik tanaman melon, cara mengawinkan bunga salak, cara membungkus
buah belimbing, dan lain sebagainya. Di Green Land Tour pengunjung juga dapat
mengunjungi taman konservasi Deer Park dengan atraksi memberi makan Rusa
Tutul. Kebun Wisata Buah Taman Wisata Mekarsari memberikan nuansa wisata
yang edukatif bagi pengunjung dengan menyaksikan langsung kondisi buah segar
yang masih ada di pohonnya.

36

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Taman Wisata Mekarsari merupakan suatu kawasan agrowisata yang
menawarkan wisata di tengah kebun buah. Salah satu paket yang ditawarkan di
Taman Wisata Mekarsari yaitu Green Land Tour yang menyajikan suatu kegiatan
agrowisata yang edukatif. Pengunjung selain dapat melakukan aktivitas aktif
maupun pasif, mereka juga mendapatkan pengetahuan mengenai buah-buahan
yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari.
5.1. Latar Belakang Responden
Penelitian mengenai persepsi dan aktivitas pengunjung agrowisata Taman
Wisata Mekarsari (TWM) melibatkan 60 pengunjung paket Green Land Tour
sebagai responden dari berbagai golongan usia, jenis rombongan, dan latar
belakang tingkat pendidikan yang berbeda. Berdasarkan rekapitulasi keragaman
identitas responden pada kuesioner bagian pertama, ternyata responden
berdasarkan jenis rombongan paling banyak adalah rombongan kecil, yakni 50%,
lalu responden yang datang sendiri/berdua yakni 33% dan responden yang datang
dengan rombongan besar yakni 17% (Gambar 9A). Berdasarkan usia, responden
yang paling banyak adalah yang berusia 10-22 thn (37%), lalu 23-40 thn (33%),
dan >40 thn (30%) (Gambar 9B). Berdasarkan tingkat pendidikan responden
dengan pendidikan terakhir sarjana paling banyak yaitu 46%, SMA 42%, akademi
7%, SMP 3%, dan SD 2% (Gambar 9C).
Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Nurulianti (1996) di Taman
Mini Indonesia Indah (TMII) maka terdapat persamaan dan perbedaan kriteria
pengunjung antara Taman Wisata Mekarsari (TWM) dan Taman Mini Indonesia
Indah. Di TMII sebagian besar pengunjung bila dilihat dari faktor usia adalah
pengunjung dewasa muda, sama halnya denga pengunjung di TWM yang
sebagian besar adalah pengunjung dengan usia 10-22 tahun. Bila berdasarkan
tingkat pendidikan terakhir, pengunjung di TMII sebagian besar adalah
pengunjung dengan tingkat pendidikan SMA dan sederajat, sedangkan di TWM
adalah pengunjung dengan tingkat pendidikan sarjana. Perbedaan tersebut dapat

dikarenakan obyek-obyek yang ditawarkan dari kedua tempat wisata tersebut yang
berbeda. Mappiare (1983) menyatakan sosial ekonomi seseorang akan
mempengaruhi pola rekreasi. Hasan (1989) mengemukakan perubahan status
pekerjaan mempunyai pengaruh kuat pada pola hidup seseorang. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka akan semakin selektif orang tersebut dalam memilih
kegiatan rekreasinya.
A. BERDASARKAN JENIS ROMBONGAN

17%
33%

50%

Sendiri/ berdua

Rombongan kecil

Rombongan besar

B. BERDASARKAN USIA

30%

37%

33%

10-22 thn

23-40 thn

>40 thn

C. BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

2% 3%
46%
42%
7%

SD

SMP

SMA

Akademi

Sarjana (S1, S2, S3)

Gambar 12. Latar Belakang Responden (dalam persen)

38

5.2. Preferensi terhadap Fasilitas


Pada kuesioner bagian penilaian preferensi, responden menentukan
fasilitas yang perlu ditambah atau diperbaiki di tiap wahana buah. Fasilitas yang
telah disediakan oleh pengelola di tiap wahana adalah taman (welcome area),
tempat duduk, area bermain, shelter, musholla, toilet, kios penukaran voucher,
kios penjualan buah, tempat sampah, dan papan informasi mengenai komoditi di
tiap wahana. Fasilitas yang dijabarkan dalam kuesioner hanya sebagian, yakni
fasilitas yang dominan terlihat. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah tempat duduk,
area bermain, shelter, kios penukaran voucher dan penjualan buah, serta taman
kecil (welcome area).
Tabel 2. Preferensi responden terhadap fasilitas di wahana buah (dalam
persen)
Fasilitas
Tempat Duduk
Area Bermain
Shelter
Kios Penukaran Voucher
Kios Penjualan Buah
Taman Kecil (wlcome area)

Preferensi Pengunjung (%)


22.06
23.19
16.48
12.90
11.07
14.30

Dari diagram preferensi dapat dilihat fasilitas yang menurut responden


paling perlu untuk diperbaiki atau ditambah dalam wahana buah adalah area
bermain yang terdapat di welcome area tiap wahana buah. Area bermain existing
(Gambar 13) dalam wahana buah berukuran sangat kecil dan permainannya hanya
sedikit, yakni ayunan, papan luncur, dan jungkat-jungkit, sedangkan pemakai dari
area tersebut tidak hanya anak kecil, namun juga orang dewasa terkadang
memainkannya. Hal tersebut diduga karena orang dewasa hanya mempunyai
sedikit waktu untuk bermain, sehingga saat berekreasi di Taman Wisata Mekarsari
mereka tidak mau melewatkan kesempatan untuk bermain. Sejalan dengan
Haryono (1978) yang menyatakan bahwa rekreasi hanya dilakukan pada waktu
senggang. Area bermain di Wahana Melon cukup banyak jumlahnya karena
Wahana Melon memiliki beberapa taman (welcome area), namun tiap kunjungan
ke wahana tersebut hanya mengunjungi 1 taman, sehingga kebutuhan pengunjung
akan area bermain tidak terpenuhi bila keadaan sedang sangat ramai, contohnya

39

adalah bila hari libur. Untuk di Wahana Salak dan Belimbing pun sama halnya
dengan di Wahana Melon.

Gambar 13. Area Bermain di Wahana Buah


Dari tabel juga terlihat bahwa permintaan responden terhadap tempat
duduk sangat tinggi. Tidak jarang banyak pengunjung yang tidak dapat duduk
ketika wahana tersebut dalam keadaan ramai, sehingga mereka menunggu di
dalam bus. Tempat duduk pada wahana buah (Gambar 14) dipakai pengunjung
untuk makan-makan, istirahat, serta menunggu hingga keberangkatan ke wahana
selanjutnya. Namun demikian, peletakan tempat duduk di wahana kebun wisata
buah Taman Wisata Mekarsari sudah cukup baik, karena berada dekat dengan
ruang aktivitas gerak pengunjung.

Gambar 14. Tempat Duduk di Wahana Buah


Nugroho (2003) dalam penelitiannya mengatakan bahwa keberadaan
bangku taman di Pasar Seni Jaya Ancol (PSJA) keberadaannya memberikan
kenyamanan yang cukup bagi pengunjung. Hal tersebut dikarenakan pengunjung
di PSJA terbagi menjadi dua, yakni pengunjung dengan kelompok umur 13-19
tahun yang lebih banyak melakukan rekreasi aktif sehingga keberadaan tempat
duduk tidak begitu terpakai oleh mereka dan pengunjung dengan kelompok umur

40

>20 tahun yang datang ke PSJA untuk beristirahat sambil menikmati


pemandangan sehingga keberadaan tempat duduk terpakai oleh mereka.

Shelter di tiap wahana buah kurang begitu terpakai (Gambar 15) karena
lokasinya pada taman yang tidak strategis. Kebanyakan shelter tersebut berada di
pinggir-pinggir taman, sedangkan konsentrasi aktivitas gerak pengunjung adalah
di tengah taman. Pada shelter terdapat tempat duduk yang dapat dipakai oleh
pengunjung, namun terdapat penyalahgunaan fungsi oleh para pekerja di kebun
buah. Adakalanya shelter digunakan sebagai tempat parkir motor oleh pekerja
sehingga mengganggu kualitas visual dari shelter dan membuat pengunjung
enggan untuk beristirahat di shelter tersebut. Dalam hasil penelitian Nugroho
(2003) juga terdapat penyalahgunaan fungsi shelter oleh pihak pengelola PSJA.
Sebaiknya pengelola memperbaiki fungsi dan peletakan shelter yang terdapat di
wahana buah, sehingga kebutuhan pengunjung akan tempat duduk dapat lebih
terpenuhi dan keberadaan shelter tersebut lebih fungsional dan estetis.

Gambar 15. Shelter di Wahana Buah


Taman (welcome area) di wahana buah merupakan area pengunjung untuk
berwisata di tengah kebun buah. Taman yang ada saat ini sudah terlihat bagus, hal
ini dikarenakan pemeliharaan yang dilakukan oleh pengelola sudah cukup baik.
Desain dari taman tersebut juga menyatu dengan kebun buah dan terasa sangat
alami. Sama halnya dengan hasil penelitian Nurulianti (1996) yang menyatakan
bahwa tingginya kunjungan pada taman-taman di TMII dikarenakan kawasan
tersebut memberikan suasana alami. Namun dari diagram terlihat responden
merasa masih merasa kurang terhadap keberadaan taman di wahana buah. Hal ini
dapat dikarenakan fasilitas yang terdapat di dalamnya masih kurang memenuhi
kebutuhan mereka.

41

Keberadaan kios penukaran voucher (Gambar 16a) sudah cukup baik


karena sangat fungsional. Namun desain kios tersebut kurang estetis karena hanya
berupa tenda dengan meja di dalamnya. Kios penukaran voucher di wahana buah
Melon tidak permanen, karena lokasinya bergantung akan rumah kaca yang
sedang panen. Kios penjualan buah (Gambar 16b) hanya terdapat di wahana buah
Salak, dan desainnya sudah cukup bagus karena terlihat natural dan menyatu
dengan kebun

buah. Menurut Ingels (2004), prinsip desain ada enam, yaitu

balance (keseimbangan), focalization of interest (daya tarik), simplicity (simpel),


rhytm and line (ritme dan garis), proportion (proporsi), dan Unity (kesatuan).
Unity adalah yang paling mudah diukur bila ke lima prinsip yang lain diterapkan
dengan baik dan komprehensif dalam desain.

a
b
Gambar 16. Kios Penukaran Voucher (a) dan Kios Penjualan Buah (b)
Responden yang mengikuti kegiatan Green Land Tour merasa masih
banyak fasilitas lain yang kurang atau perlu diperbaiki keberadaannya untuk
menunjang kegiatan agrowisata ini. Hal tersebut terlihat dari jawaban kuesioner
mereka saat ditanyakan mengenai fasilitas yang perlu ditambah di wahana buah.
Responden merasa toilet di tiap wahana keberadaannya kurang, karena di tiap
wahana hanya terdapat satu toilet. Tempat sampah di tiap wahana juga masih
terasa sangat sedikit bagi responden. Desain tempat sampah sangat unik karena
berbentuk buah, hal ini merupakan nilai tambah bagi Taman Wisata Mekarsari
karena memiliki keunikan di tiap desainnya dan selalu mengedepankan desain
yang natural dan bertemakan buah. Fasilitas yang banyak diminta oleh responden
adalah kios makanan dan minuman di tiap wahana buah. Sebaiknya pengelola
menyediakannya unuk memenuhi kebutuhan pengunjung. Spillane (1994)

42

menyatakan bahwa motivasi pengunjung/wisatawan untuk mengunjungi suatu


tempat tujuan adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa kebutuhan dan
permintaan. Bila kebutuhan-kebutuhan pengunjung tersebut terpenuhi maka akan
timbul kenyamanan bagi mereka.
Untuk lebih memuaskan pengunjung yang mengikuti Green Land Tour
sebaiknya pengelola menambah jumlah bus keliling, karena responden merasa bus
keliling tersebut masih kurang keberadaannya sehingga mereka harus menunggu
lama untuk mendapatkan giliran melakukan kegiatan Green Land Tour. Pada hari
libur terlihat jumlah bus untuk keliling kebun buah tidak sebanding dengan
banyaknya jumlah pengunjung, sehingga pengelola menggunakan bus untuk
keliling Taman Wisata Mekarsari untuk memenuhi kebutuhan pengunjung yang
mengikuti paket wisata Green Land Tour. Hal ini tentu saja mengurangi
kenyamanan pengunjung. Dalam penelitian Nurulianti (1996), pengunjung di
TMII merasa keberadaan transportasi mobil keliling tidak sebanding dengan
pengunjung yang datang pada hari libur. Terlihat bahwa pada kawasan rekreasi, di
hari libur terjadi peningkatan jumlah pengunjung dibanding hari biasa. Hal
tersebut terjadi karena adanya waktu senggang bagi pengunjung saat hari libur
sehingga mereka dapat berlibur bersama keluarga serta disajikan acara-acara
hiburan oleh pengelola pada hari libur. Sejalan dengan Brockman et al. (1979)
yang menyatakan bahwa faktor seseorang melakukan rekreasi antara lain
dipengaruhi oleh waktu luang, kesempatan yang tersedia, serta bentuk dan
kesempatan yang diberikan oleh tempat rekreasi.
Informasi mengenai produk di wahana masih sangat minim bagi
responden. Sebaiknya pengelola juga menyediakan leaflet mengenai buah-buahan
yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari, sehingga pengunjung tidak hanya
mengetahui mengenai buah tersebut selama mengikuti kegiatan Green Land Tour.
Voucher terakhir bagi pengunjung paket Green Land Tour yaitu pengambilan
bibit tanaman. Hal tersebut sangat sesuai dengan konsep reboisasi Taman Wisata
Mekarsari yang mengharapkan setiap pengunjung yang mengikuti kegiatan Green

Land Tour minimal menanam satu pohon untuk memperbaiki ekologi lingkungan
di sekitar tempat tinggalnya.

43

c
Gambar 17. Toilet (a), Papan informasi buah (b), dan Bus keliling kebun buah (c)
Dengan mengetahui preferensi responden mengenai fasilitas yang terdapat
di wahana-wahana buah diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan pengunjung
yang mengikuti kegiatan Green Land Tour. Kenyamanan bagi tiap orang dan
kelompok mana saja dapat sangat berbeda menurut kebudayaan, usia, pakaian,
jenis kelamin, dan kesehatan mereka yang terlibat (Snyder dan Catanese, 1989).
5.3. Aktivitas Pengunjung
5.3.1. Aktivitas Pengunjung Berdasarkan Jenis Rombongan
Dalam penelitian ini, jenis rombongan pengunjung dibagi ke dalam 3
jenis, yaitu sendiri/ berdua, rombongan kecil (keluarga), dan rombongan besar
(RT, sekolah, perusahaan, dan lain-lain). Dari kuesioner yang disebar kepada 60
responden didapat 20 responden yang termasuk dalam jenis rombongan sendiri/
berdua, 30 responden yang termasuk dalam jenis rombongan kecil, serta 10

44

responden yang termasuk dalam rombongan besar. Terlihat bahwa pengunjung

Green Land Tour paling banyak adalah keluarga. Hal ini mungkin disebabkan
pada saat penelitian dilakukan merupakan hari libur semester. Sama halnya
dengan hasil penelitian Nurulianti (1996) yang menyatakan pengunjung TMII
banyak yang datang secara berkelompok, seperti kelompok anak-anak sekolah
yang melakukan study tour.
Dari

perhitungan maka dapat disimpulkan sedikitnya terdapat satu

hubungan antara kelompok rombongan dengan aktivitas yang dilakukan.


Perbedaan yang paling terlihat adalah pada kegiatan belajar, piknik, dan
pertemuan skala besar (Tabel Lampiran 5). Tiap kelompok rombongan memiliki
jenis aktivitas utama yang berbeda yang mereka lakukan di tiap wahana di Green

Land Tour (Gambar 18). Untuk jenis kelompok rombongan yang pertama, yakni
responden yang datang sendiri/ berdua, aktivitas yang paling banyak dilakukan
adalah aktivitas pasif. Sebagian besar dari mereka datang ke Taman Wisata
Mekarsari hanya untuk sekedar menikmati pemandangan. Piknik merupakan salah
satu aktivitas yang banyak dilakukan oleh responden yang datang sendiri/ berdua.
Piknik biasa dilakukan di wahana-wahana buah dan di area sekitar danau
Cipicung.

Gambar 18. Grafik Aktivitas Pengunjung Berdasarkan Jenis Rombongan


(dalam persen)
Untuk aktivitas aktif, responden dari kelompok rombongan sendiri/ berdua
banyak melakukan kegiatan berfoto (photo hunting) dan bermain. Kegiatan
bermain ini dapat dilakukan di semua wahana buah maupun area danau. Untuk

45

kegiatan outbond dapat dilakukan di Sabut Kelapa Outbond, dimana pengunjung


dapat bermain sekaligus mencoba melakukan tantangan yang ditawarkan dalam
permainan tersebut. Dari kegiatan Green Land Tour, responden dapat belajar
mengenai buah-buahan di tiap wahana buah. Mereka mendapatkan banyak
informasi mengenai buah melon, salak, dan belimbing di tiap wahana tersebut dari
para pemandu, dan mereka juga mendapatkan informasi buah-buahan lain yang
terdapat di kebun wisata buah Taman Wisata Mekarsari selama tour mereka di
dalam bus.
Untuk kelompok rombongan kecil, jenis aktivitas yang dilakukan tidak
jauh berbeda dengan kelompok rombongan yang datang sendiri/ berdua.
Kelompok ini juga lebih banyak melakukan kegiatan pasif, terutama menikmati
pemandangan. Bila dibandingkan dengan semua kenis rombongan, maka kegiatan
piknik paling banyak dilakukan oleh kelompok rombongan ini, terutama di
wahana belimbing dan area Danau Cipicung. Kegiatan piknik dapat dijadikan
sarana berekreasi bagi keluarga sekaligus mengakrabkan diri kembali dengan
keluarga. Wahana Belimbing merupakan wahana buah terakhir yang dikunjungi,
sehingga pengunjung dapat lebih berlama-lama di wahana tersebut, sedangkan
Danau Cipicung yang luas memberikan suasana yang berbeda bagi pengunjung,
sehingga mereka dapat berpiknik sambil menikmati pemandangan danau yang
luas dan indah. Kegiatan belajar juga banyak dilakukan oleh rombongan kecil. Hal
ini berbeda dengan rombongan yang datang sendiri/ berdua. Pada rombongan
kecil yakni keluarga, mereka mengikuti tour ini bersama keluarga mereka
sehingga mereka mendengarkan penjelasan dari pemandu untuk mereka jelaskan
kepada anak-anak mereka, sehingga mereka tidak hanya berwisata untuk
mendapatkan kesenangan tetapi juga untuk mendapatkan pengetahuan. Kegiatan
bermain juga banyak dilakukan oleh responden dari kelompok ini, baik itu
bermain di wahana buah, Danau Cipicung, maupun melakukan kegiatan outbond
di Sabut Kelapa Outbond.
Pada kelompok rombongan besar terlihat bahwa responden lebih banyak
melakukan kegiatan berfoto dibandingkan menikmati pemandangan. Hal tersebut
berbeda dengan jenis rombongan yang lain, dimana kegiatan menikmati
pemandangan merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan. Namun

46

demikian kegiatan menikmati pemandangan juga termasuk ke dalam kegiatan


yang paling banyak dilakukan oleh jenis kelompok rombongan ini. Mereka juga
melakukan pertemuan skala besar (gathering) yang diadakan di Danau Cipicung.
Kegiatan belajar juga banyak dilakukan oleh kelompok rombongan besar, yang
juga terjadi di kelompok rombongan kecil, sehingga terlihat bahwa pengunjung
yang datang secara rombongan memiliki minat yang lebih tinggi untuk
mendapatkan pengetahuan. Kegiatan bermain dan outbond juga banyak dilakukan
meski tidak sebanyak jenis rombongan yang lain. Hal ini dapat dikarenakan
keterbatasan waktu bagi mereka yang datang secara rombongan.
5.3.2. Aktivitas Pengunjung Berdasarkan Usia
Dalam penelitian ini, usia pengunjung dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu
pengunjung dengan usia 10-22 thn, usia 23-40 thn, dan pengunjung dengan usia
>40 thn. Dari pembagian kuesioner tersebut didapat 22 responden untuk 10-22
thn, lalu 20 responden untuk 23-40 thn, dan 18 responden untuk >40 thn.
Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa terdapat ketergantungan
atau hubungan antara kelompok usia dengan aktivitas yang dilakukan. Perbedaan
yang paling terlihat adalah pada kegiatan piknik, pertemuan skala kecil, dan

outbond (Tabel Lampiran 6). Berdasarkan kelompok usia, aktivitas yang banyak
dilakukan oleh responden adalah aktivitas pasif, yakni menikmati pemandangan
(Gambar 19). Ativitas aktif yang banyak dilakukan adalah kegiatan berfoto (photo

hunting) dan bermain.

Gambar 19. Grafik Aktivitas Pengunjung Berdasarkan Usia (dalam persen)

47

Berdasarkan hasil skripsi Nurulianti (1996), pengunjung TMII berusia


lebih tua (dewasa muda, dewasa, dan orang tua) umumnya mempunyai motivasi
berekreasi, sedangkan pengunjung berusia muda (anak-anak dan remaja)
umumnya mempunyai motivasi mencari pengalaman baru dan motivasi mencari
inspirasi dan apresiasi. Hal tersebut tidak begitu berbeda dengan pengunjung
paket Green Land Tour. Bagi pengunjung yang lebih tua hanya sedikit kegiatan
yang mereka lakukan, hal ini dapat dikarenakan motivasi kunjungan mereka
hanya sekedar menemani keluarga mereka berekreasi. Aktivitas yang banyak
kelompok usia lebih tua lakukan adalah kegiatan berfoto dan menikmati
pemandangan, hal ini dikarenakan kebutuhan mereka untuk menyegarkan diri
mereka kembali dari masalah pekerjaan mereka sehari-hari. Dengan menikmati
pemandangan yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari yang didominasi warna
hijau pohon dan luas tanpa ada batasan bangunan yang menghalangi, maka
membuat mereka beristirahat sejenak dari kegiatan mereka sehari-hari yang selalu
dibatasi oleh rutinitas dan kepadatan kehidupan perkotaan. Hal tersebut sejalan
dengan Spillane (1994) yang mengemukakan bahwa pengunjung biasanya tertarik
ke suatu lokasi karena ciri-ciri khas tertentu seperti keindahan alam, iklim,
kebudayaan, atau aksesibilitas.
Aktivitas belajar banyak dilakukan oleh pengunjung dewasa kelompok
usia 23-40 thn, namun pengunjung yang lain juga memiliki keinginan untuk
belajar yang cukup tinggi. Kegiatan piknik, pertemuan skala kecil, dan outbond
sangat sedikit sekali dilakukan oleh kelompok pengunjung yang lebih tua dengan
usia >40 thn. Hal tersebut dapat dikarenakan keterbatasan waktu dan kesempatan
yang dimiliki oleh mereka. Sejalan dengan Brockman et al. (1979) yang
menyatakan bahwa faktor seseorang melakukan rekreasi antara lain dipengaruhi
oleh waktu luang, kesempatan yang tersedia, serta bentuk dan kesempatan yang
diberikan oleh tempat rekreasi.
5.3.3. Aktivitas Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan dibagi ke dalam 5 kelompok,
yaitu : SD, SMP, SMA, Akademi, dan Sarjana (S1, S2, S3). Dari pembagian
kuesioner tersebut didapat 1 responden untuk kelompok SD, 2 responden untuk

48

SMP, 25 responden untuk SMA, 4 responden untuk Akademi, dan 28 responden


untuk Sarjana (S1, S2, S3).
Dari hasil perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
ketergantungan antara kelompok tingkat pendidikan responden dengan aktivitas
yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Nurulianti (1996) yang
mengemukakan bahwa tingkat pendidikan pengunjug mempengaruhi motivasinya
berkunjung ke TMII. Dari data tersebut terlihat bahwa aktivitas yang banyak
dilakukan oleh responden adalah kegiatan menikmati pemandangan dan berfoto
(Gambar 20). Perbedaan yang paling terlihat adalah pada kegiatan piknik (Tabel
Lampiran 7).Responden yang berpendidikan terakhir SD tidak melakukan
kegiatan bermain dan outbond, namun responden dengan tingkat pendidikan lebih
tinggi lebih banyak melakukan aktivitas tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena
responden dengan tingkat pendidikan SD tersebut memiliki waktu luang yang
lebih banyak di kesehariannya, dan mereka lebih menginginkan untuk
mendapatkan ilmu tambahan. Sedangkan tingginya pendidikan seseorang
berkaitan dengan padatnya kegiatan bekerja, sehingga waktu luang yang ia miliki
dipergunakan untuk bersantai dan melepaskan kejenuhan. Brockman et al. (1979)
menyatakan bahwa faktor seseorang melakukan rekreasi antara lain dipengaruhi
oleh waktu luang, kesempatan yang tersedia, serta bentuk dan kesempatan yang
diberikan oleh tempat rekreasi.

Gambar 20. Grafik Aktivitas Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pendidikan


(dalam persen)

49

Dari semua data tersebut terlihat bahwa pengunjung lebih banyak


melakukan jenis aktivitas yang mementingkan keindahan serta keunikan yang
terdapat di Taman Wisata Mekarsari, yakni menikmati pemandangan dan berfoto.
Aktivitas lain yang banyak dilakukan selain kegiatan tersebut adalah belajar
(Gambar 21a) karena tujuan mereka mengikuti Green Land Tour adalah untuk
mendapatkan pengetahuan lebih banyak mengenai buah-buahan. Selain itu
kegiatan bermain (Gambar 21b) juga banyak dilakukan, mengingat tujuan mereka
ke Taman Wisata Mekarsari adalah untuk berwisata. Kegiatan piknik juga dapat
dilakukan oleh pengunjung di tiap wahana buah maupun di area Danau Cipicung
(Gambar 21c). Namun di wahana buah tersebut, kebanyakan dari mereka hanya
memakan souvenir yang mereka tukarkan di tiap wahana buah. Kegiatan outbond
hanya bisa dilakukan di Sabut Kelapa Outbond yang lokasinya berdekatan dengan
Danau Cipicung (Gambar 21d). Tidak semua responden melakukan aktivitas
tersebut karena keterbatasan waktu dan kesempatan yang mereka miliki.

Gambar 21. Belajar (a), Bermain (b), Piknik (c), dan Outbond (d)

50

Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan tujuan mereka berekreasi di Taman


Wisata Mekarsari. Perbedaan jenis aktivitas yang dilakukan oleh responden
dikarenakan kebutuhan mereka untuk berekreasi yang berbeda-beda. Meskipun
tujuan kunjungan berbeda-beda, namun pengunjung umumnya menginginkan
pemanfaatan waktu kunjungannya untuk melihat, merasakan, dan mempelajari
keistimewaan kawasan sebagai pengalaman barunya (Muntasib dalam Nurulianti,
1996).
Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan suatu hal yang harus diperhatikan
oleh pengelola karena dengan tujuan pengunjung yang berbeda-beda berdasarkan
jenis rombongan, usia, serta tingkat pendidikan maka keinginan dan selera
pengunjung pun akan beragam. Pengelola hendaknya menyediakan beragam
pilihan kegiatan, ragam objek, dan ragam fasilitas yang lebih baik lagi yang dapat
dimanfaatkan dan dinikmati pengunjung sehingga tujuan kunjungannya dapat
terpenuhi dan mereka merasa nyaman dalam berekreasi. Hal utama yang harus
diperhatikan oleh pengelola Taman Wisata Mekarsari adalah menjaga atau
memperbaiki kualitas lanskap Taman Wisata Mekarsari, karena aktivitas yang
paling banyak dilakukan oleh responden adalah menikmati pemandangan dan
berfoto.
5.4. Pengetahuan Pengunjung Mengenai Buah-buahan
Penelitian ini mencoba untuk membahas sejauh mana pengunjung
mendapatkan informasi mengenai buah-buahan yang terdapat di Taman Wisata
Mekarsari. Pada kuesioner dicantumkan 23 jenis buah yang terdapat di Taman
Wisata Mekarsari. Tanaman tersebut adalah tanaman buah musiman dan nonmusiman. Tanaman buah tersebut tidak semuanya berada pada jalur yang dilewati
paket Green Land Tour sehingga banyak dari responden yang tidak mengetahui
tanaman tersebut. Lokasi tanaman tersebut berada di kebun koleksi dan kebun
wisata. Tanaman buah yang terdapat di kebun wisata adalah buah melon, salak,
dan belimbing, sedangkan tanaman buah yang lain terdapat di kebun koleksi.
Kebun wisata merupakan kebun yang dapat dikunjungi oleh pengunjung dan
sudah terdapat berbagai macam fasilitas penunjang yang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan aktivitas rekreasi mereka.

51

Tanaman buah yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari memiliki waktu


panen yang berbeda (Tabel Lampiran 8), sehingga tidak semua jenis buah dapat
dilihat dalam satu waktu kunjungan. Tanaman buah yang terdapat di Kebun
Wisata Buah Mekarsari sengaja dipilih jenis yang merupakan tanaman buah nonmusiman, sehingga pengunjung akan dapat selalu melihat buah tersebut.
Tabel 3. Jenis buah yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari
No Tanaman Buah Musiman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Abiu (Pouteria caimito)


Asam Selong (Eugenia michelli)
Bisbul (Diospyros blancoi)
Coklat (Theobroma Cacao)
Durian (Durio zibethinus)
Jambu Air (Syzygium aqueum)
Jambu Bol (Syzygium malaccense)
Kecapi (Sandoricum koetjape)
Kepel (Stelechocorpus burahol)
Kopi (Coffea sp)
Maja (Aegle marmelos)
Manggis (Garcinia mangostana)
Mundar (Garcinia forbesii)
Mundu (Garcinia dulcis)
Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Rambutan (Nephelium lappaceum)
Sawo Duren (Chrysophyllum cainito)
Tanaman Buah Non Musiman
Melon (Cucumis melo)
Nanas (Ananas comosus)
Salak (Salacca zalacca)
Belimbing (Averrhoa carambola)
Lengkeng (Dimocarpus longan)
Jambu Biji (Psidium guajava)

Keterangan :

Keterangan

*
*

*
*

*
*
*
*

dikenal baik oleh responden

Dari 23 nama tanaman buah di kebun buah Taman Wisata Mekarsari yang
dicantumkan, responden hanya mengetahui sedikit mengenai buah-buahan
tersebut. Bahkan tidak sedikit dari nama buah-buahan tersebut yang tidak mereka
ketahui sama sekali. Dalam penelitian ini terdapat 5 kriteria mengenai
pengetahuan responden akan buah-buahan tersebut, yaitu sangat tahu, tahu dengan
baik, cukup tahu, kurang tahu, dan tidak tahu. Untuk buah-buahan yang mereka
sangat tahu hingga cukup tahu, dapat diketahui bagaimana mereka dapat

52

mengenal buah-buahan tersebut. Responden ditanya bagaimana mereka dapat


mengetahui buah tersebut, apakah dari bentuk, lokasi penanaman buah, kegunaan,
atau dari informasi yang pernah mereka dapatkan sebelumnya.
Tabel 4. Kadar pengetahuan responden mengenai tanaman buah di Taman
Wisata Mekarsari sebelum mengikuti Green Land Tour (dalam
persen)
No

Nama Buah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Abiu *
Asam Selong
Belimbing
Bisbul *
Coklat *
Durian
Jambu Air
Jambu Biji
Jambu Bol
Kecapi *
Kepel *
Kopi *
Lengkeng
Maja *
Manggis
Melon
Mundar *
Mundu *
Nanas
Nangka
Rambutan
Salak
Sawo Duren

Keterangan :

Sangat
Tahu
0.00
0.00
61.67
0.00
10.00
36.67
48.33
45.00
23.33
8.33
1.67
10.00
36.67
1.67
13.33
53.33
0.00
0.00
58.33
41.67
50.00
61.67
10.00

Tahu
Cukup
Kurang Tidak
Dengan
Tahu
Tahu
Tahu
Baik
1.67
21.67
31.67
45.00
0.00
15.00
36.67
48.33
11.67
0.00
0.00
26.67
3.33
13.33
40.00
43.33
20.00
20.00
1.67
48.33
18.33
0.00
0.00
45.00
15.00
0.00
0.00
36.67
43.33
11.67
0.00
0.00
31.67
41.67
3.33
0.00
18.33
40.00
28.33
5.00
1.67
6.67
26.67
63.33
18.33
43.33
26.67
1.67
43.33
16.67
3.33
0.00
1.67
10.00
33.33
53.33
26.67
45.00
11.67
3.33
13.33
0.00
0.00
33.33
0.00
3.33
28.33
68.33
1.67
5.00
26.67
66.67
13.33
0.00
0.00
28.33
23.33
0.00
0.00
35.00
15.00
0.00
0.00
35.00
11.67
0.00
0.00
26.67
13.33
31.67
30.00
15.00

tidak dilewati dalam paket wisata Green Land Tour

Dari tabel di atas dapat diketahui pengetahuan responden mengenai


tanaman buah yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari. Sebagian besar
responden hanya mengetahui tanaman buah yang sudah umum dan sering ditemui,
seperti belimbing, durian, jambu air, melon, nanas, nangka, rambutan, dan salak.
Sedangkan untuk tanaman buah yang lain, banyak dari responden yang tidak
mengetahuinya. Banyak responden yang cukup mengetahui tanaman coklat, hal
ini dapat dikarenakan banyaknya ragam hasil olahan buah coklat yang sering

53

mereka konsumsi. Tanaman buah abiu, asam selong, bisbul, dan mundar masih
sangat minim diketahui oleh pengunjung dikarenakan buah tersebut tidak pernah
mereka dengar dan lihat sebelumnya serta kurangnya informasi yang diberikan
oleh pemandu mengenai tanaman-tanaman buah tersebut.
Untuk itu dalam penelitian ini dicari tahu sejauh mana pengunjung
mendapatkan informasi/pengetahuan tambahan mengenai tanaman-tanaman buah
tersebut. Dari data tersebut diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengelola
untuk memperbaiki kualitas pemandu serta informasi yang akan diberikan kepada
pengunjung.
Tabel 5.Intensitas informasi yang didapat responden mengenai tanaman
buah di Taman Wisata Mekarsari selama mengikuti paket Green
Land Tour (dalam persen)
No

Nama Buah

Sangat
Banyak

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Abiu *
Asam Selong
Belimbing
Bisbul *
Coklat *
Durian
Jambu Air
Jambu Biji
Jambu Bol
Kecapi *
Kepel *
Kopi *
Lengkeng
Maja *
Manggis
Melon
Mundar *
Mundu *
Nanas
Nangka
Rambutan
Salak
Sawo Duren

1.67
0.00
51.67
0.00
1.67
5.00
10.00
31.67
3.33
1.67
0.00
3.33
8.33
0.00
3.33
53.33
0.00
0.00
35.00
1.67
6.67
53.33
0.00

Keterangan :

Banyak
5.00
0.00
23.33
0.00
10.00
31.67
40.00
33.33
26.67
6.67
3.33
6.67
38.33
5.00
36.67
20.00
0.00
3.33
33.33
35.00
33.33
18.33
15.00

Cukup

Kurang

53.33
48.33
23.33
36.67
46.67
55.00
40.00
30.00
55.00
33.33
26.67
25.00
36.67
26.67
45.00
23.33
18.33
16.67
28.33
48.33
46.67
26.67
45.00

20.00
40.00
1.67
35.00
25.00
6.67
5.00
3.33
8.33
28.33
26.67
38.33
15.00
23.33
11.67
3.33
23.33
20.00
1.67
11.67
10.00
1.67
26.67

Tidak
Ada
20.00
11.67
0.00
28.33
16.67
1.67
5.00
1.67
6.67
30.00
43.33
26.67
1.67
45.00
3.33
0.00
58.33
60.00
1.67
3.33
3.33
0.00
13.33

tidak dilewati dalam paket wisata Green Land Tour

54

Dari tabel intensitas informasi yang didapat responden mengenai tanaman


buah yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari selama mereka mengikuti
kegiatan paket wisata Green Land Tour, maka dapat diketahui sejauh mana
informasi/pengetahuan yang diperoleh responden akan tanaman buah tersebut.
Informasi tersebut berupa penjelasan dari pemandu selama perjalanan, papanpapan informasi mengenai tanaman di wahana buah dan sepanjang perjalanan

Green Land Tour.


Responden paling banyak mendapatkan informasi mengenai buah melon,
salak, dan belimbing karena tanaman buah tersebut terletak di kebun wisata yang
dapat dikunjungi oleh pengunjung. Di wahana tersebut responden mendapatkan
banyak informasi dari pemandu dan juga dapat melihat dari dekat bagaimana
bentuk pohon maupun buah, mencicipi rasa buah, dan mendapatkan informasi
lebih banyak mengenai cara tumbuh buah-buahan tersebut. Pemandu cukup
banyak memberikan informasi mengenai buah jambu air dan manggis. Jambu air
mudah diingat oleh pengunjung karena buah tersebut mudah ditemui di luar,
sedangkan untuk buah manggis pemandu memberikan nama lain, yaitu si buah
jujur sehingga pengunjung lebih mudah mengingat buah tersebut. Responden
cukup mendapatkan informasi mengenai buah asam selong dikarenakan lokasinya
yang terletak pada jalur yag dilewati. Buah kecapi, kepel, dan maja masih sedikit
informasinya yang diterima oleh responden. Menurut responden mereka tidak
mendapatkan informasi sama sekali mengenai buah mundu.
Setelah responden mengikuti kegiatan wisata Green Land Tour,
pengetahuan mereka mengenai buah-buahan yang terdapat di Taman Wisata
Mekarsari menjadi bertambah. Responden mendapatkan informasi tanamantanaman tersebut dari pemandu serta papan-papan informasi yang disediakan.
Informasi diberikan oleh pemandu selama perjalanan Green Land Tour. Namun
ada juga sebagian dari buah-buahan tersebut yang informasinya masih kurang
bagi responden, sehingga diperlukan fasilitas interpretasi yang lebih baik lagi dari
pihak pengelola. Menurut Sharpe (1982), interpretasi dalam rekreasi merupakan
suatu usaha membantu pengunjung agar dapat merasakan semua yang dirasakan
oleh pemandu (interpreter) tentang keindahan, keruwetan, dan keragaman yang
berhubungan dengan lingkungan, suatu pengertian terhadap keajaiban alam, dan

55

perasaan ingin tahu, sehingga pengunjung dapat membangun suatu persepsi.


Interpretasi juga merupakan pelayanan kepada pengunjung yang berupa rantai
komunikasi antara pengunjung dengan sumberdaya alami atau budaya dengan
menggunakan berbagai macam variasi media. Sedangkan menurut Lull (1998)
interpretasi adalah membangun makna dari representasi simbolik.
Program interpretasi yang baik diperlukan pada paket wisata ini agar
pengunjung mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap serta mendapatkan
manfaat dari melakukan wisata tersebut. Kebun buah Taman Wisata Mekarsari
memiliki pola daun lamtoro gung, sehingga penempatan tanaman dan jalur
interpretasi mengikuti pola yang telah ada. Saat ini pengelola telah menyediakan
jalur interpretasi wisata buah dengan baik dan memberikan papan nama (signage)
tiap tanaman, namun kualitas pemandu dalam menyampaikan informasi kepada
pengunjung masih sangat kurang, dan terkadang pemandu tidak dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan

oleh pengunjung. Sebaiknya pengelola melakukan

pelatihan terlebih dahulu kepada pemandu agar mereka dapat memberikan


informasi lebih baik lagi kepada pengunjung.
Selain perbaikan interpretasi melalui pelatihan para pemandu, sebaiknya
juga disediakan papan informasi buah di Wahana Buah Melon, Salak, dan
Belimbing yang merupakan tempat dimana pengunjung memiliki waktu dan
kesempatan untuk memperhatikan dan membacanya. Bentuk dan warna papan
informasi sebaiknya menarik dan sesuai dengan tema dari Taman Wisata
Mekarsari, yaitu buah. Isi dari papan informasi tersebut harus ringkas, informatif,
dan juga mudah terbaca oleh seluruh pengunjung. Penempatan papan informasi
sebaiknya berada di tengah ruang aktivitas gerak pengunjung agar pengunjung
mudah mencapai dan melihat papan informasi tersebut.
Menurut Sharpe (1982), tujuan interpretasi adalah : membantu pengunjung
dalam mengembangkan apresiasi dan pengertian tentang lokasi yang dikunjungi
sehingga pengunjung mendapatkan pengalaman yang menyenangkan; membantu
pihak pengelola mencapai tujuan pengelolaan karena interpretasi dapat
mendorong pengunjung menggunakan sumberdaya dengan baik dan dapat
memperkecil atau menghindari dampak manusia yang merusak sumberdaya dan
lingkugan; dan meningkatkan pengertian masyarakat umum terhadap sasaran dan

56

tujuan yang ingin dicapai oleh suatu institusi melalui pesan-pesannya dalam
program interpretasi. Diharapkan bila program interpretasi telah dikelola dan
dilaksanakan dengan baik, maka pengunjung akan mendapatkan manfaat yang
lebih dari kegiatan wisata buah tersebut.
5.5. Persepsi Pengunjung Mengenai Wahana Buah
Dalam penilaian persepsi pengunjung terhadap wahana-wahana buah yang
terdapat di Taman Wisata Mekarsari, responden diminta untuk mengisi kolomkolom yang memuat kriteria-kriteria yang dapat merefleksikan wahana buah
tersebut. Kriteria tersebut diharapkan dapat mewakili persepsi pengunjung
terhadap wahana-wahana buah. Dari data yang didapat, dilakukan penilaian
lanjutan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antar
wahana-wahana buah tersebut dalam tiap karakter yang disajikan (Gambar 22).
Persepsi Pengunjung Terhadap Wahana Buah
ns

Luas-Sempit
Mudah DikenaliBiasa

Terang-Gelap

ns

Rindang-Terbuka

ns

Sejuk-Panas

ns

Indah-Buruk

ns

Dinamis-Statis

ns

Fungsional-Estetis

ns

Pengetahuan-Rekreasi

ns

Berkesan-Kurang
berkesan

ns

Fasilitas MemadaiKurang

ns

Keterangan : ns

Not signifikan

Signifikan

Gambar 22. Profil Penilaian Persepsi Pengunjung Terhadap Wahana Buah

57

Dari profil penilaian terhadap wahana buah tersebut hampir semuanya


tidak memiliki perbedaan yang signifikan antar wahana buah, namun pada kriteria
yang menggambarkan apakah wahana-wahana tersebut mudah dikenali-biasa,
terdapat perbedaan yang signifikan. Pada kriteria berkesan luas-sempit tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antar wahana buah. Hal ini dikarenakan luas
area tiap wahana yang hampir sama, yaitu 4-5 ha. Untuk kriteria terang-gelap juga
tidak terdapat perbedaan yang signifikan dikarenakan bentuk tajuk tanaman yang
dipilih hampir sama, serta jarak tanaman yang tidak terlalu dekat. Bila tanaman
yang digunakan merupakan tanaman peneduh dengan jarak tanam yang
berdekatan, maka akan memberikan kesan gelap pada wahana tersebut karena
tajuk tanaman tersebut meredam cahaya. Untuk Wahana Melon, bagi responden
lebih terang dibandingkan wahana buah yang lain dikarenakan terdapatnya rumahrumah kaca.
Untuk kriteria rindang-terbuka, semua wahana tersebut termasuk dalam
penilaian rindang bagi para responden, hal ini dapat dikarenakan banyaknya
pohon-pohon yang terdapat di wahana. Pohon-pohon tersebut memiliki tajuk yang
menutupi sehingga memberikan kesan rindang. Untuk kriteria sejuk-panas, semua
wahana menunjukkan nilai netral, kecuali untuk Wahana Belimbing masuk ke
dalam kriteria panas yang cenderung ke netral. Hal ini dikarenakan suasana di
sekitar Wahana Belimbing yang kurang ternaungi oleh pohon. Untuk kriteria
indah-buruk, responden menilai ketiga wahana tersebut indah. Hal ini dapat
dikarenakan taman di wahana tersebut tertata dan dikelola dengan baik. Untuk
kriteria dinamis-statis, responden menilai dinamis untuk ketiga wahana tersebut.
Hal ini dikarenakan kegiatan di wahana-wahana tersebut bersifat dinamis, dimana
pengunjung dapat melakukan banyak aktivitas di welcome area dengan fasilitas
yang telah disediakan oleh pengelola di dalamnya. Pengunjung dapat melakukan
kegiatan bermain, berfoto, jalan-jalan, dan sebagainya.
Responden menilai Wahana Melon ke dalam kriteria fungsional
dibandingkan estetis, sedangkan untuk Wahana Salak dan Belimbing, responden
menilai ke dalam kriteria fungsional yang cenderung ke netral. Untuk Wahana
Melon dikarenakan desain dari wahana tersebut yang kurang estetis dan sebagian
besar terdiri dari rumah kaca. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan penanaman

58

buah melon yang harus di rumah kaca untuk mendapatkan hasil buah yang
optimal. Untuk Wahana Salak dan Belimbing, responden tidak hanya banyak
melakukan aktivitas utama yang disediakan oleh pengelola, namun di wahana
tersebut pengunjung dapat menikmati keindahan lanskap atau tamannya.
Wahana Melon memberikan pengetahuan lebih banyak bagi responden
dibandingkan wahana lainnya. Pada Wahana Melon, pengunjung diberikan
kesempatan untuk melihat langsung lebih dekat tanaman melon di dalam rumah
kaca dan terdapat pemandu khusus dalam rumah kaca tersebut yang menjelaskan
mengenai tanaman melon. Sedangkan di Wahana Salak dan Belimbing,
pengunjung tidak dapat masuk ke dalam kebunnya, pengunjung hanya dapat
beraktivitas di welcome area. Responden juga menilai ketiga wahana tersebut
memberikan pengalaman yang berkesan. Pengalaman yang berkesan tersebut
terlihat dari keunikan wisata ini yang tidak hanya memberikan pengalaman
berekreasi namun juga memberikan pengetahuan tambahan dari kegiatan tersebut.
Bila dilihat dari kriteria fasilitas, maka ketiga wahana tersebut masuk ke dalam
kriteria netral. Namun untuk Wahana Salak cenderung memadai dan Wahana
Belimbing cenderung kurang memadai. Pada Wahana Belimbing fasilitas tersebut
dinilai kurang karena welcome area yang berukuran lebih kecil dibandingkan
wahana yang lain.
Pada kriteria mudah dikenali-biasa terdapat perbedaan yang signifikan
antar ketiga wahana buah. Untuk Wahana Melon lebih mudah dikenali
dibandingkan Wahana Salak dan Belimbing karena terdapat rumah kaca.
Sedangkan untuk Wahana Salak dan Belimbing mudah dikenali dari tanaman
yang terdapat di kebunnya.

59

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Penelitian ini membagi kelompok pengunjung berdasarkan jenis
rombongan, usia, dan tingkat pendidikan. Jenis rombongan dan tingkat pendidikan
pengunjung berpengaruh terhadap jenis aktivitas yang dilakukan. Usia
pengunjung tidak terlalu berpengaruh terhadap jenis aktivitas yang mereka
lakukan. Deari keseluruhan, diketahui bahwa aktivitas yang paling banyak
dilakukan oleh responden adalah aktivitas yang mementingkan keindahan serta
keunikan yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari, yakni menikmati
pemandangan dan berfoto.
Kepuasan pengunjung akan fasilitas di wahana buah masih kurang. Hal ini
terlihat dari jumlah fasilitas yang belum dapat memenuhi kebutuhan pengunjung
serta terdapat penyalahgunaan fungsi salah satu fasilitas, yaitu shelter oleh para
pekerja di kebun buah. Fasilitas yang kurang keberadaannya adalah tempat duduk
dan area bermain, terutama pada hari libur.
Program interpretasi yang disediakan oleh pihak pengelola masih kurang
baik, sehingga pengunjung hanya sedikit mendapatkan informasi mengenai
tanaman buah selama mengikuti paket Green Land Tour. Namun dari paket Green

Land Tour pengunjung dapat berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas


ekosistem lingkungan sekitar rumah mereka dengan menanam satu bibit pohon
yang menjadi souvenir dari paket tersebut.
Persepsi pengunjung akan wahana buah cenderung baik, namun mereka
masih merasa kurang nyaman akibat udara yang panas meskipun mereka merasa
kebun buah terlihat rindang dengan tanaman. Hal ini dikarenakan suasana di
sekitar kebun belimbing yang kurang ternaungi oleh pohon.
Dengan memperhitungkan persepsi, preferensi serta aktivitas pengunjung
Taman Wisata Mekarsari, khususnya pengunjung Green Land Tour, maka
diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengelola Taman Wisata Mekarsari
untuk memperbaiki mutu pelayanannya. Dari mutu pelayanan yang baik, maka
akan timbul kepuasan pengunjung.

6.2. Saran
Untuk meningkatkan

mutu pelayanan Taman Wisata Mekarsari,

khususnya Green Land Tour, alternatif yang dapat dilakukan oleh pengelola
diantaranya adalah :

Merencanakan ulang sistem pengelolaan fasilitas agar semua fasilitas yang


tersedia dapat digunakan oleh pengunjung dengan sebaik-baiknya.

Mendesain ulang fasilitas yang sudah rusak/ masih kurang keberadaannya bagi
pengunjung.

Menambah fasilitas pendukung yang dapat lebih memuaskan pengunjung


dalam kegiatan berwisata.

Mempertahankan/ menambahkan unsur keindahan serta keunikan yang ada di


Taman Wisata Mekarsari dengan merencanakan sistem pengelolaan.

Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai efektivitas.

Meningkatkan pengetahuan SDM pemandu wisata tentang buah-buahan yang


terdapat di Taman Wisata Mekarsari dan pembuatan papan-papan informasi
mengenai tanaman buah yang terdapat di Taman Wisata Mekarsari.

61

DAFTAR PUSTAKA
Arifin,

H.S. 2001. Peran Arsitek Lanskap dalam Perencanaan dan


Pengembangan Wisata Agro di Indonesia. Di dalam: Rapat Kerja
Nasional Wisata Agro 2001; Bogor, 11-13 Okt 2001.

Aryanto, Y. 2006. Analisis Strategi Pengembangan Kebun Wisata Pasir Mukti


(KAWEPE), Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Skripsi. Jurusan
Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Brockman and L.C. Merriem. 1979. Recreational Use of Wild Land. New York :
McGraw-Hill Book Inc. Co.
Deptan. 2008. Strategi Pengembangan Wisata Agro di Indonesia.
www.database.deptan.go.id/agrowisata/index.asp. [Diakses pada tanggal
16 Februari 2008].
Effendy. O.U. 1984. Hubungan Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :
Remaja Karya.
Eriyanto. 2007. Teknik Sampling : Analisis Opini Publik. Yogyakarta : LkiS.
Farmstop. 2008. About Agrotourism. www.farmstop.com/aboutagritourism.asp.
[Diakses pada tanggal 20 Februari 2008].
Haryono, W. 1978. Pariwisata, rekreasi dan Hiburan. Bandung : Penerbit Ilmu.
Hasan, C. 1989. Persepsi Pengunjung terhadap Taman Safari Indonesia. Skripsi
(tidak dipublikasikan). Fakultas Pertanian. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.
Herujitno, Y. 1988. Dasar-dasar Manajemen. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Ingels, J.E. 2004. Landscaping Principles and Practices, 6th edition. New York :
Delmar Learning.
Ismurdianti, R. 1997. Pemeliharaan Taman Daerah Penerima di Taman Buah
Mekarsari. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor :
Institut Pertanian Bogor.
Khairul. 1997. Perencanaan Lanskap Agrowisata Cilantung, Parung, Bogor,
Jawa Barat. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor :
Institut Pertanian Bogor.

Laurie, M. 1986. Pengantar kepada Arsitektur Pertamanan (terjemahan).


Bandung : Intermatra.
Lull, J. 1998. Media, Komunikasi, Kebudayaan (terjemahan). Jakarta : Yayasan
Obor.
Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
Nugroho, R.A. 2003. Persepsi Kenyamanan Pengunjung terhadap Fasilitas
Rekreasi Pasar Seni Jaya Ancol, Taman Impian Jaya Ancol. Jurusan Budi
Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Nurisjah, S. 2004. Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap. Program Studi
Arsitektur Lanskap. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Nurulianti, L.R. 1996. Analisis Tingkat Efektivitas Kawasan Rekreasi Melalui
Pendekatan Perilaku Pengunjung Wisata di Taman Mini Indonesia
Indah. Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Porteous, J.D. 1977. Environment and Behaviour. Planning and Everyday Urban
Life. UK : Addison Wesley Publ. Co. Reading.
Sakuyama, T. 2006. Roles of Agriculture Project : Can agro-tourism help
rewarding for agricultural landscape and contributing to poverty
alleviation? Lessons from Marocco. www.fao.org/es/esa/roa/. [Diakses
pada tanggal 20 Agustus 2008].
Sarwono, S.W. 1992. Psikologi Lingkungan. Jakarta : PT. Gramedia Widasarana
Indonesia.
Sharpe, G. W. 1982. Interpreting The Environment. New York : John Wiley &
Sons Inc.
Snyder, J.C. and A.J. Catanese. 1989. Pengantar Arsitektur (terjemahan). Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Soesetyo, D.N. 1994. Dampak Pengembangan Wisata Alam Terhadap
Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha pada Masyarakat Sekitar :
Studi Kasus Kawasan Wisata Alam Gunung Bunder dan Lokapurna,
Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Skripsi (tidak
dipublikasikan). Fakultas Pertanian. Bogor. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.
Spillane, J.J. 1993. Ekonomi Pariwisata : Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta :
Kanisius.

63

__________. 1994. Pariwisata Indonesia : Siasat Ekonomi dan Rekayasa


Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius.
Sternloff, R.E. and W. Roger. 1984. Park Recreation : Maintenance
Management. New York : John Wiley and Sons, Inc.
Tirtawinata, MR dan L. Fachruddin. 1996. Daya Tarik dan Pengelolaan
Agrowisata. Jakarta : Penebar Swadaya.
Todd, K.W. 1987. Tapak, Ruang, dan Struktur (terjemahan). Bandung :
Intermatra.
Wahab, S. 1988. Manajemen Pariwisata. Jakarta : Padya Paramita.

64

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner
Selamat pagi/ siang/ sore, nama saya Ratna Triseptyanti. Saat ini saya
sedang melakukan penelitian mengenai kajian Persepsi dan Aktivitas Pengunjung
Agrowisata Kebub Buah di Taman Wisata Mekarsari. Saya berharap Bapak/ Ibu/
Saudara bisa membantu kami untuk membuat tempat rekreasi ini menjadi lebih
baik dengan memberikan pendapat yang benar.
No. Kuesioner :
Tanggal Interview :
Data Pribadi Responden:
Nama
:
Jenis Kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan
Umur
:
a. 10 17 thn
b. 18 22 thn
c. 23 30 thn
d. 31 40 thn
e. 4150 thn
f. 51 60 thn
g. > 60 thn
Pekerjaan
:
a pelajar
b. mahasiswa
c. karyawan swasta
d. PNS
e. wiraswasta
f. lainnya
Alamat
:
Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Akademik
f. Sarjana (S1, S2, S3)
Pertanyaan
1. Dalam satu bulan, berapa kali Anda datang ke Taman Wisata Mekarsari :
a. 1 kali
c. 3 kali
e. Jarang/ tidak tentu
b. 2 kali
d. 4 kali
f. Lainnya, sebutkan :.
2. Jika Anda berkunjung lebih dari 1 kali, apa yang membuat daya tarik Taman
Wisata Mekarsari bagi Anda :
.
.
3. Kapan biasanya Anda mengunjungi Taman Wisata Mekarsari :
a. Hari kerja
b. Hari Sabtu
c. Hari Minggu
d. Lainnya, sebutkan (misal : Hari Raya, Tahun Baru, Libur semester)
..
4. Apa tujuan Anda datang ke Taman Wisata Mekarsari :
.
.
5. Apakah tujuan Anda tercapai setelah melihat Taman Wisata Mekarsari :
a. Ya
b. Tidak
6. Jika tidak, mengapa :
.
.
7. Bersama siapa sajakah bila Anda datang ke Taman Wisata Mekarsari :
a. Sendiri atau berdua
b. Rombongan kecil (keluarga)
c. Rombongan besar (RT, sekolah, perusahaan, dll)

66

Lampiran 1. Kuesioner (lanjutan)


Preferensi
PETUNJUK PENGISIAN
Urutkan menurut Anda fasilitas yang paling perlu untuk ditambah agar
dapat memenuhi aktivitas dan kenyamanan para pengunjung di Wahana ini
dengan memberikan penilaian dari 1-6, dimana nilai 1 merupakan fasilitas yang
paling perlu untuk ditambah, dan seterusnya.

8. Fasilitas yang sudah ada di Wahana Buah saat ini :

Tempat duduk

Area bermain (playground)

Shelter

Kios penukaran voucher

Kios penjualan buah

Taman kecil

9. Apa yang disarankan untuk ditambah di Wahana Buah ini, urutkan :

Tempat duduk

[..]

Area bermain

[..]

Shelter

[..]

Kios penukaran voucher

[..]

Kios penjualan buah

[..]

Taman kecil

[..]

Lainnya...

67

Lampiran 1. Kuesioner (lanjutan)


Tabel Aktivitas
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda pada kotak yang Anda anggap sesuai dengan aktivitas

Outbond

Sabut Kelapa

Danau

Belimbing

Wahana

Wahana Salak

Melon

AKTIVITAS

Wahana

yang Anda lakukan pada lokasi yang tertera.

Belajar/ penelitian
Bermain
Menikmati
pemandangan
Memetik buah
Piknik
Pertemuan skala
kecil
Pertemuan skala
besar (gathering)
Berfoto (photo

hunting)
Outbond
Lainnya, sebutkan

68

Lampiran 1. Kuesioner (lanjutan)


PETUNJUK PENGISIAN
Untuk pertanyaan nomor 11 dan 12 berilah tanda pada kotak yang Anda
anggap sesuai.

11. Sejauh mana Anda mengenal tanaman-tanaman buah di bawah ini :


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Nama Buah

Sangat
Tahu

Tahu
Dengan
Baik

Cukup
Tahu

Kurang
Tahu

Tidak
Tahu

Keterangan *

Abiu
Asam Selong
Bisbul
Coklat
Durian
Jambu Air
Jambu Bol
Kecapi
Kepel
Kopi
Maja
Manggis
Mundar
Mundu
Nangka
Rambutan
Sawo Duren
Melon
Nanas
Salak
Belimbing
Lengkeng
Jambu Biji

* Untuk kolom keterangan diisi sesuai dengan pertanyaan di bawah ini dengan
memasukkan jawaban a, b, c atau d. Jawaban bisa lebih dari satu.

Jika Anda mengisi di kolom yang berwana putih (sangat tahu, tahu dengan
baik, cukup tahu), apa yang membuat Anda dapat mencitra dengan baik :
a. Bentuk
b. Letak
c. Kegunaan
d. Info yang cukup

69

Lampiran 1. Kuesioner (lanjutan)


12. Dari tanaman berikut, sejauh mana Anda mendapat pengetahuan (knowledge)
baru dari pemandu dan papan informasi yang disediakan oleh pengelola
Taman Wisata Mekarsari :
No.

Nama Buah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Abiu
Asam Selong
Bisbul
Coklat
Durian
Jambu Air
Jambu Bol
Kecapi
Kepel
Kopi
Maja
Manggis
Mundar
Mundu
Nangka
Rambutan
Sawo Duren
Melon
Nanas
Salak
Belimbing
Lengkeng
Jambu biji

Sangat Banyak

Banyak

Cukup

Kurang

Tidak Ada

Secara umum pengetahuan apa yang Anda peroleh :


....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

70

Lampiran 1. Kuesioner (lanjutan)


Semantik Differensial
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda silang seperti contoh pada kotak yang Anda anggap sesuai
dengan kesan yang terlihat pada lokasi. Contoh :
2

1
x

TERANG

2
GELAP

Keterangan :
2=

sangat sesuai

1=

sesuai

0=

bukan kedua-duanya

2
BERKESAN LUAS

2
BERKESAN SEMPIT

MUDAH DIKENALI

BIASA

TERANG

GELAP

RINDANG

TERBUKA

SEJUK

PANAS

INDAH

BURUK

DINAMIS

STATIS

FUNGSIONAL
MEMBERI
PENGETAHUAN
MEMBERI
PENGALAMAN
BERKESAN
FASILITAS MEMADAI

ESTETIS
OBYEK REKREASI
SEMATA

KURANG
BERKESAN
FASILITAS KURANG

71

Lampiran 2. Data Curah Hujan Rata-rata Bulanan Taman Wisata Mekarsari


STASIUN
KECAMATAN
TAHUN
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
rata-rata
Keterangan

: SITU TUNGGILIS
: CILEUNGSI

JAN PEB

MAR

CURAH HUJAN (mm)


APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT

116 345
566
255 220 161 245
58
350 287
87
234 169
89
78
15
433 256
106
347 348
54 103
86
312 301
307
411 133 226
22
888 681
385
255 146
79 198
147 372
400
109 118
432 716
395
312 478
62
477 365
528
206 374 306 159 143
783 536
396
479 206 107 71
38
287 656
197
427 130 303 24
65
423 452
337
304 232 154 125
61
: Curah Hujan ditakar dalam mm (Milimeter)
" - " berarti tidak ada hujan

121
64
210
245
40
113
112
30
117

506
233
358
252
20
284
105
276
84
88
221

NOP DES
143
247
437
366
326
137
297
383
139
156
263

124
370
53
189
205
402
425
380
358
544
305

Curah Hujan Taman Wisata Mekarsari


500
400
mm

300
200
100
0
JAN

PEB

MAR

APR

MEI

JUN

JUL

AGT

SEP

OKT

NOP

DES

Bulan

72

Lampiran 3. Peta Wisata Taman Wisata Mekarsari

73

Jalur Wisata Green Land Tour

Tanpa Skala

Lampiran 4. Peta Aksesibilitas Taman Wisata Mekarsari

74

Lampiran 5. Data Hasil Observasi Jenis Aktvitas Berdasarkan Kelompok


Rombongan Pengunjung (dalam persen)
Keterangan
No Aktivitas (%)
Jenis Rombongan
Sendiri/
Rombongan Rombongan
Berdua
Kecil
Besar
1 Belajar
8.3
13.11
11.97 s
2 Bermain
19.25
12.92
9.86 ns
Menikmati
30.57
20.94
25.35 ns
3 pemandangan
4 Memetik buah
5.66
8.22
7.04 ns
5 Piknik
4.91
11.35
5.63 s
Pertemuan skala
5.28
6.26
2.11 ns
6 kecil
Pertemuan skala
0.38
3.52
7.04 s
7 besar
8 Berfoto
22.64
20.55
27.46 ns
9 Outbond
3.02
3.13
3.52 ns
Keterangan : s
ns

signifikan
not signifikan

Lampiran 6. Data Hasil Observasi Jenis Aktvitas Berdasarkan Usia Pengunjung


(dalam persen)
Usia
No Aktivitas (%)
Keterangan
10-22 thn
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Belajar
Bermain
Menikmati
pemandangan
Memetik buah
Piknik
Pertemuan skala kecil
Pertemuan skala besar
Berfoto
Outbond

Keterangan : s
ns

23-40 thn

>40 thn

29.25
43.51
37.50

42.45
34.35
32.14

28.30 ns
22.14 ns
30.36 ns

47.76
40.51
55.10
31.03
35.78
44.83

28.36
43.04
34.69
37.93
36.27
41.38

23.88
16.46
10.20
31.03
27.94
13.79

ns
s
s
ns
ns
s

signifikan
not signifikan

75

Lampiran 7. Data Hasil Observasi Jenis Aktvitas Berdasarkan Tingkat Pendidkan


Pengunjung (dalam persen)
No Aktivitas (%)
Ket
Tingkat Pendidikan
SD SMP SMA Akademi Sarjana
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Belajar
Bermain
Menikmati
pemandangan
Memetik buah
Piknik
Pertemuan skala kecil
Pertemuan skala besar
Berfoto
Outbond

Keterangan : s
ns

4.72
0.00
2.23

3.77
4.58
2.68

33.02
42.75
39.29

3.77
9.16
7.14

7.46
0.00
0.00
0.00
2.45
0.00

4.48
8.86
12.24
10.34
2.94
6.90

31.34
25.32
38.78
37.93
42.65
44.83

10.45
15.19
4.08
0.00
5.39
0.00

54.72 ns
43.51 ns
48.66 ns
46.27
50.63
44.90
51.72
46.57
48.28

ns
s
ns
ns
ns
ns

signifikan
not signifikan

Lampiran 8 . Jadwal Panen Buah


Nama Buah

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Bulan
Jun Jul

Aug

Sep

Oct

Nov

Des

Abiu
Asam Selong
Bisbul
Coklat
Durian
Jambu Air
Jambu Bol
Kecapi
Kepel
Kopi
Maja
Manggis
Mundar
Mundu
Nangka
Rambutan
Sawo Duren
Melon
Nanas
Salak
Belimbing
Lengkeng
Jambu Biji

76

Anda mungkin juga menyukai