PEMBAHASAN
2.1 LEVINES CONSERVATION MODEL (Myra Estrin Levine)
2.1.1
Tingkatan Pengetahuan
Keempat konsep metaparadigma masing-masing sudah terklasifikasikan dalam
model konseptual ini, tetapi belum menggambarkan adanya sebuah hubungan timbal
balik (symbolic interactionism). Fokus model konseptual Levine pada hubungan
antara manusia dengan lingkungan.
2.1.2
2.1.3
2.1.3.1 Manusia
Manusia adalah makhluk holistik (holistic being) yang memiliki tiga dimesi,
yaitu: (a). sistem dari sebuah sistem (system of systems), (b). integritas (integrity), dan
(c). merupakan sebuah keutuhan (wholeness).
2.1.3.2 Lingkungan
Seseorang tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan sekitarnya dimana dia
berada. Lingkungan digambarkan sebagai lingkungan internal dan eksternal. Yang
dimaksud dengan lingkungan internal adalah aspek-aspek fisiologis dalam tubuh yang
berperan dalam keberlangsungan keadaan sehat-sakit. Terdiri dari dua dimensi, yaitu
homeostasis dan homeorrhesis. Homeostasis diartikan sebagai sebuah keadaan yang
stabil antara fisiologis dan psikologis sebagai sebuah hasil kesesuaian antara manusia
dengan lingkungannya. Homeorrhesis merupakan aliran stabil, menekankan pada
fluiditas perubahan dalam kontinum ruang-waktu. Ini menggambarkan pola adaptasi,
yang memungkinkan tubuh individu untuk bertahan terhadap perubahan dari
lingkungan.
Sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan persepsi, lingkungan
operasional, dan lingkungan konseptual. Lingkungan persepsi adalah bagian dari
lingkungan eksternal yang ditanggapi dengan organ-organ indera, misalnya cahaya,
suara, sentuhan, suhu, perubahan kimia yang berbau atau terasa, serta rasa posisi dan
keseimbangan. Lingkungan operasional adalah bagian dari lingkungan eksternal yang
tujuan akhir dari proses keperawatan adalah untuk memandirikan pasien. Tujuan dari
keperawatan dicapai melalui penggunaan prinsip-prinsip konservasi, yaitu integritas
energi, struktur, personal, dan sosial.
Levine menekankan perlunya keilmuan dan pengetahuan untuk membangun
dasar keperawatan, sehingga tujuan keperawatan untuk mendukung keutuhan dirinya
baik dalam keadaan sehat maupun sakit, dapat tercapai.
2.1.4
Proses Keperawatan
Komponen proses keperawatan dalam model konsep Levine terdiri dari: (1)
Trophicognosis, (2) intervensi, (3) Evaluasi dari intervensi. Proses keperawatan dalam
model konsep Levine yaitu konservasi itu sendiri. Levine menyatakan bahwa
konservasi adalah menjaga bersama-sama (keeping together). Prinsip ini yang
selanjutnya menjadi pedoman dalam menyusun intervensi keperawatan yang dapat
mempertahankan keutuhan pasien.
Dalam proses keperawatannya, Levine menyampaikan sebuah terminologi
Trophicognosis sebagai sebuah alternatif untuk diagnosa keperawatan. Dia
menggambarkan sebuah metode ilmiah untuk menyusun tahapan-tahapan dalan
trophicognosis, yaitu observasi, menemukan fakta-fakta yang mempengaruhi,
yang
disebut
pedoman
pengkajian.
Perawat
menitikberatkan
pada
klien. Karena posisi ketergantungan dari klien bersifat sementara, sebagai akibat dari
sakit yang dideritanya.
Fase selanjutnya adalah pelaksanaan perawatan yang disebut intervensi
(intervention/action). Tanggung jawab perawat untuk memonitor kondisi klien dalam
mengatur keseimbangan antara intervensi keperawatan dan partisipasi klien dalam
perawatan. Perawat harus mengawasi respon klien dengan segala keunikan dan
kespesifikannya, sehingga intervensi yang diberikan sesuai untuk masing-masing
orang. Data dikumpulkan kemudian dipakai dalam fase evaluasi. Selama fase evaluasi
perawat bertanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada klien.
2.2 NEUMANS SYSTEM MODEL (Betty Neuman)
2.2.1
Tingkatan Keilmuan
Barnum (1998) tidak memasukkan model system Neuman ke dalam klasifikasi
skema intervensi, konservasi, substitusi, dukungan dan kategori peningkatan. Tetapi
sebaliknya, diklasifikasikan sebagai sistem model.
2.2.2
Ruang Lingkup
Aplikasi System Model Betty Neuman diterapkan pada klien Individu,
kelompok, keluarga maupun komunitas
2.2.3
2.2.3.1 Manusia
Neuman memandang manusia atau klien secara holistic yang terdiri dari
berbagai variabel diantaranya fisiologis, psikologis, sosial budaya, perkembangan dan
spiritual (Marriner-Tomey& Aligood. 2006). Variabel
secara dinamis dan tidak bisa dipisahkan. Manusia dipandang sebagai individu yang
utuh, oleh karena itu pendekatan yang digunakan kepada manusia atau klien adalah
pendekatan yang holistic. Menurut Neuman, klien/manusia memiliki garis pertahanan
yang normal dimana tiap individu berada pada area respon yang normal. Garis
pertahanan normal menurut Neuman adalah kondisi yang relative stabil atau keadaan
yang sehat. Garis pertahanan fleksibel yang menjaga garis pertahanan normal
didefinisikan sebagai sistem reaksi yang dapat digunakan untuk melawan stressor atau
menguatkan sistem buffer yang sudah ada. Manusia atau klien juga memiliki garis
perlawanan dalam yang akan berusaha menstabilkan manusia atau membawa manusia
kembali pada keseimbangan sistem setelah terjadi reaksi terhadap stressor
2.2.3.2 Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh faktor internal dan eksternal yang berada
disekitar klien. Stressor yang berasal dari lingkungan
Proses Keperawatan
Proses keperawatan oleh Neuman terdiri dari tiga tahap : (1) Nursing
Diagnosis; (2) Nursing Goal; (3) Nursing Outcomes
1) Nursing Diagnosis
Pada tahap ini , perawat mengkaji dan mengumpulkan data-data yang
komprehensif, mengklasifikasikan data dan mengevaluasi interaksi yang dinamis
antar variabel inti (fisiologis, psikologis, sosial budaya, perkembangan dan
spiritual) dan interaksi variabel tersebut dengan lingkungan.
Perawat mengkaji persepsi klien mengenai :
-
Mengkaji mengenai stressor yang berasal dari internal maupun eksternal yang
dapat mengancam stabilitas klien
-
Identifikasi stressor baik yang berasal dari internal maupun eksternal yang
bisa menganggu system
keperawatan adalah tingkatan tertinggi yang dapat dicapai oleh klien misalnya
menstabilkan normal line of defense atau mengembalikan kondisi normal dari
fleksibel line of defense
Prioritas tujuan yang akan dicapai berdasarkan pada level derajat kesehatan
yang dipahami bersama dengan klien, pengalaman klien dan sumber daya yang
dimiliki oleh klien
3) Nursing Outcomes
Neuman Model merumuskan tiga tahap tindakan preventif sebagai intervensi
keperawatan
a. Prevensi Primer tindakan keperawatan untuk mengembalikan stabilitas
system dengan bentuk intervensi sebagai berikut :
Mencegah invasi stressor baik internal, eksternal maupun yang dibuat
Membangun/membentuk sumberdaya yang bisa digunakan meningkatkan
kekuatan system klien
Mendukung koping dan fungsi positif dari system
Memberikan motivasi pada klien untuk mencapai kondisi sehat yang optimal
Menggunakan beberapa teori-teori yang berkaitan untuk mengatasi masalah
yang dihadapai oleh klien
Tingkatan Keilmuan
Konsep Behavioral System Model Johnson diklasifikasikan dalam tingkatan
Nursing Model oleh Barnum (1998), Marriner-Tomey (1989) dan Riehl and
Roy(1980). (Fawcett, 2005) dengan alasan sebagai berikut : Johnson menggambarkan
pokok pikirannya mengenai konsep keperawatan dalam sebuah kerangka pikir
berbentuk skema. Dalam skema digambarkan bahwa system yang menjadi inti adalah
klien yang digambarkan sebagai system perilaku yang terdiri dari 7 subsistem yang
terbuka dan saling berkaitan, dipengaruhi oleh lingkungan baik internal maupun
eksternal. Nursing Action disini merupakan aspek yang bisa mempengaruhi system
yang berada di lingkup eksternal. Model Johnson menggambarkan secara jelas konsep
klien dan keperawatan, namun masih belum secara eksplisit menggambarkan definisi
lingkungan dan kesehatan.
Meskipun Johnson memberikan gambaran bahwa konsep paradigma keperawatan
memilki hubungan antara satu dengan yang lain, namun dalam konsepnya belum
menjelaskan secara spesifik bagaimana hubungan antara lingkungan dan keperawatan,
apakah keperawatan termasuk lingkungan eksternal yang dimaksud oleh Johnson.
2.3.2
Ruang Lingkup
Klinik , komunitas, home care.
Berada pada lingkup preventif dan kuratif. (Marriner-Tomey& Aligood. 2006)
2.3.3
2.3.3.1 Manusia
Johnson berasumsi bahwa keperawatan memandang klien sebagai sebuah
system perilaku,inilah yang membedakan profesi keperawatan dengan profesi lain.
Sistem perilaku yang dimaksud disini meliputi Behavioral System yang terdiri dari 7
subsistem (subsistem afiliasi (attachment or afiliative), ketergantungan (dependency),
pencernaan (ingestive), eliminasi (eliminative), seksual (sexual), agresifitas terkait
perlindungan diri (aggressive), dan penerimaan (achievment).
Fawcett menyatakan bahwa setiap subsistem dalam sistem perilaku ini
dipengaruhi/dibangun
oleh
dua
komponen
yaitu
komponen
structural
dikaji apabila perilaku yang ditunjukkan klien sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh lingkungan sosialnya, klien dapat menyesuaikan diri dengan perilaku yang
mendukung untuk mencapai keseimbangan biologis, dan jika mereka dapat
menjalankan perilaku yang sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan dalam kaitannya
dengan pemulihan pada saat sakit.
2.3.3.3 Lingkungan
Johnson menyebutkan lingkungan dalam modelnya
sebagai sebuah
komponen yang mempengaruhi system perilaku klien dari interaksi yang timbul
antara
keduanya.
Lingkungan
yang
dimaksud
bisa
berupa
objek/benda,
Proses Keperawatan
Johnson tidak menyebutkan proses keperawatan dalam modelnya, namun menyebut
Nursing Action sebagai tindakan yang dilakukan oleh perawat. Fawcet menyebut
Nursing Action sebagai External Regulatory Force yang memiliki 3 cakupan yaitu :
(1) mengontrol lingkungan luar yang dinamis; (2) merubah komponen structural yaitu
(motivasi/tujuan(drive or goal), alasan/kecenderungan(set) , pilihan(choice) , dan
aksi/perilaku(action or behavior)); (3) mendukung/membangun konsep yang menjadi