Artikel Ilmiah Andalan08 New1 PDF
Artikel Ilmiah Andalan08 New1 PDF
1
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Abstract
The objective of the research is to attain the liquid biofertilizer formula of
preeminence endophytic N2 fixing bacteria with high the bacteria population density
and nitrogenase activity. Another objective is to attain the precise concentrate and
application technique of liquid biofertilizer of endophytic N2 fixing bacteria. The
experiment was conducted in the Laboratory of Biology and Soil Biotechnology and
the greenhouse of The Faculty of Agriculture of Padjadjaran University, from April to
November 2008.
The research found that Pseudomonas sp was isolate endophytic bacteria with
the most stable nitrogenase activity compared with Burkholderia cepacia and
Acinetobacter sp. Pseudomonas sp. was sentitive to high concentrated sodium
molibdate, that became the molibdate constraint for Pseudomonas sp is 0,01 g/L. The
highest biomass productivity of Pseudomonas sp occurred at the twelfth hour.
Hence, it can be inferred, the incubation period for inoculation of endophytic bacteria
productivity of Pseudomonas sp should be done within less than twelve hours.
The maximum period for storing inoculat is three months with a maintained
nitrogenase activity and viability. The best maintenance that may increase the growth
and nitrogenase activity is K2HPO4 0,8 g/L and Na2MoO4 2H2O 0,0l g/L (p4m2)
concentrate. The amount of rice plant productivity breed as the result of combined
treatment in the experiment did not yield a significant difference. So did the
increasing concentration of endophytic N2 fixing bacteria biofertilizer, that had
tendency to increase N concentration of the plant. Despite the increasing process was
distinctive but not significant, but it allowed the plants N uptake increased
significantly.
Application liquid biofertilizer endophytic N2 fixing bacteria inoculant which
has 25 ml/L concentration produce grain of 84.58 g/pot that weight was not
significantly different than 100 ml/L concentration of biofertilizer. The seed deep or
foliar treatment did not effect to N uptake, N contents or grain of rice yield.
Therefore, in the practice it may be applied by seed deeping or foliar treatment.
Key words: rice yield , endophytic N2 fixing bacteria, biofertilizer
PENDAHULUAN
Permasalahan penggunaan pupuk N dalam bercocok tanam padi adalah
efisiensi pemupukan N yang rendah yaitu hanya sebesar 30 sampai 50 %. Efisiensi
yang rendah disebabkan hilangnya unsur N akibat pencucian dan penguapan sehingga
terjadi pemborosan yang merugikan. Terbuangnya nitrogen melalui aliran air ke
badan air dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan eutrofikasi. Dilain pihak
kandungan N2 di udara berlimpah dan tidak dapat dimanfaatkan tanaman padi.
2
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
3
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
(2)
memperoleh dosis dan teknik aplikasi pupuk hayati cair bakteri endofitik penambat
N2 yang tepat. (3) memperoleh informasi efisiensi pupuk hayati bakteri endofitik
penambat N2 dalam mengurangi penggunaan pupuk N anorganik (urea). (4)
mendapatkan rekomendasi penggunaan pupuk N optimum yang diaplikasikan
bersamaan dengan bakteri endofitik penambat N2 pada dua musim tanam padi.
4
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Bioteknologi
Tanah. Uji yang dilakukan adalah uji aktivitas nitrogenase. Tiga isolat bakteri
endofitik
penambat
N2
dari
hasil
penelitian
sebelumnya
diuji
aktivitas
Aktivitas nitrogenase
(nmol C2H4 g-1 BK jam-1)
Tahun 2007
225,0
254,0
263,5
Aktivitas nitrogenase
(nmol C2H4 g-1 BK jam-1)
Tahun 2008
94,0
233,0
212,0
5
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Dari tabel di atas ternyata isolat E26 (Pseudomonas sp.) mempunyai aktivitas
nitrogenase yang lebih stabil dibandingkan dengan kedua isolat bakteri endofitik
penambat N2 yang lainnya sehingga bakteri Pseudomonas sp. digunakan pada
penelitian Andalan Unpad.
Salah satu parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi
bakteri endofitik penambat N2 sehingga perlu dipersiapkan kurva standar dan
pertumbuhan bakteri tersebut. Kurva pertumbuhan bakteri Pseudomonas sp di bawah
ini merupakan hasil analisis yang dilakukan terhadap kurva standar dan populasi
bakteri endofitik penambat N2 selama pertumbuhan. Analisis ini menggunakan
metode turbidimetri (dengan alat sprektofotometer) dan metode cawan agar
(menggunakan alat colony counter). Untuk membuat kurva pertumbuhan sampel
biakan bakteri dianalisis tiap tiga jam sekali selama 27 jam. Dengan membuat kurva
pertumbuhan bakteri dapat kita menentukan umur panen yang optimum pada saat
memproduksi pupuk hayati cair bakteri Pseudomonas sp.
6
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
KURVA PERTUMBUHAN
300
Cell (CFU/ml) X 10
250
200
150
100
50
0
0
10
15
20
25
30
Waktu (Jam)
diri
dengan
kelipatan
eksponensial
sampai
akhirnya akan
menghasilkan populasi yang maksimal. Pada gambar di atas terlihat populasi bakteri
maksimum setelah 12 jam masa pertumbuhan yang dapat dicapai adalah 2,72 x 108
sel/ml. Fase eksponensial digunakan untuk menentukan umur panen yang optimum
pada saat memproduksi pupuk hayati cair bakteri Pseudomonas sp.
Fase pertumbuhan selanjutnya adalah fase stationer ditandai dengan garis
lurus dimana jumlah bakteri yang berkembang hampir sama dengan jumlah yang
7
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
mati. Fase akhir dari kurva pertumbuhan bakteri adalah fase kematian dimana jumlah
bakteri yang hidup lebih kecil dari jumlah bakteri yang mati.
Dari kurva pertumbuhan Pseudomoansa sp tersebut tampak bahwa karakter
kinetika dari isolat menunjukkan bahwa fase eksponenial akhir terjadi pada jam ke
12. Hal ini berarti bahwa produksi sel maksimal dapat dipanen pada jam ke 12.
Karakter ini dapat menjadi acuan dasar bagi pengembangan produksi inokulan secara
massal, untuk efisensi waktu. Karena selama ini sebelum karakteristik kinetika isolat
tersebut diketahui, untuk produksi biomassa isolat tersebut berlangsung selama 24
jam. Dengan demikian analisis kurva pertumbuhan ini dapat menunjukkan waktu
produksi maksimal yang tepat dan efisien. Efisiensi waktu produksi isolat sebesar (24
jam 12 jam) yaitu 12 jam, dan pada jam ke 24 pertumbuhan bakteri justru dalam
fase kematian (penurunan viabilitas) dan hal ini tidak dianjurkan untuk melakukan
pemanenan.
8
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tabel 2. Populasi bakteri endofitik akibat perbedaan konsentrasi fosfat dan molibdat
Populasi bakteri endofitik
Konsentrasi K2HPO4 (P)
(sel x109)
0.96 a
0,2 g/L (p1)
0,4 g/L
(p2)
1.09 a
0,6 g/L
(p3)
1.25 ab
0,8 g/L
(p4)
1.32 b
(m1)
1.30 b
0,0l g/L
(m2)
1.20 b
0,l
(m3)
0.96 a
g/L
0.86 a
1,0 g/L (m4)
Keterangan : Angka yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji Duncan pada taraf 5 %.
Mo
memberikan
kecenderungan
terjadinya
hambatan
terhadap
pertumbuhan isoalat Pseudomonas sp. Hal ini berarti bahwa Pseudomanas sp sangat
9
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
10
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
0,2 g/L
(p1)
Aktivitas nitrogenase
(nmol C2H4 g-1 BK jam-1 )
1.0168 a
0,4 g/L
(p2)
1.2823 a
0,6 g/L
(p3)
1.5587 b
0,8 g/L
(p4)
1.6432 b
(m1)
1.2799 a
0,0l g/L
(m2)
1.5093 b
0,l
(m3)
1.2377 a
g/L
1.0972 a
1,0 g/L (m4)
Keterangan : Angka yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji Duncan pada taraf 5 %.
Populasi dan aktivititas nitrogenase bakteri endofitik yang diamati selama tiga
bulan penyimpanan memperlihatkan perubahan yang signifikan. Secara garis besar
terdapat peningkatan populasi dan aktivitas nitrogenase selama penyimpanan.
Karakteristik Pertumbuhan dan aktivitas nitrogenase selama masa simpan
ditampilkan pada Gambar 2, 3 dan 4.
11
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
2,5
2
ARA
1,5
Populasi x109
ARA
0,5
0
p1
p1 m1
p1 m2
p1 m3
p2 m4
p2 m1
p2 m2
p2 m3
p3 m4
p3 m1
p3 m2
p3 m3
p4 m4
p4 m1
p4 m2
p4 m3
m
4
Populasi x10 9
Perlakuan
Gambar 2.
Pada perlakuan p1m1, p1m2, p2m2, p3m2, p2m3, p4m3 dan p4m4
menunjukkan bahwa aktivitas nitrogenase menunjukkan kecenderungan meningkat
sesuai pertumbuhan isolat. Akan tetapi pada perlakuan p2m1, dan p4m2
menunjukkan karakteristik aktivitas nitrogenase yang tidak meningkat meskipun
populasi meningkat. Artinya pada perlakuan tersebut hanya memberikan efek pada
peningkatan populasi tetapi aktivitas nitrogenase menunjukkan kecenderungan
menurun. Dari hasil uji masa simpan satu bulan menunjukkan bahwa perlakuan
terbaik meningkatkan pertumbuhan yang sejalan dengan peningkatan nitrogenase
tertinggi adalah p4m2 (pupuk hayati cair dengan konsentrasi K2HPO4 (P) 0,8 g/L dan
konsentrasi molibdat 0,01 g/L).
12
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
ARA
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Populasi x109
ARA
p1
m
p1 1
m
p1 2
m
p1 3
m
p2 4
m
p2 1
m
p2 2
m
p2 3
m
p3 4
m
p3 1
m
p3 2
m
p3 3
m
p4 4
m
p4 1
m
p4 2
m
p4 3
m
4
Populasi x10 9
perlakuan
Gambar 3.
13
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
5
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
ARA
5
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Populasi x109
ARA
p1
m
p1 1
m
p1 2
m
p1 3
m
p2 4
m
p2 1
m
p2 2
m
p2 3
m
p3 4
m
p3 1
m
p3 2
m
p3 3
m
p4 4
m
p4 1
m
p4 2
m
p4 3
m
4
Populasi x10 9
Perlakuan
Gambar 4.
Pada masa simpan 3 bulan (Gambar 4), tampak untuk semua perlakuan
cenderung tidak memberikan efek peningkatan populasi dan aktivitas. Pada masa
simpan 3 bulan cenderung menunjukkan karakteristik stationer, dan perlakukan yang
memberikan pertumbuhan dan aktivitas nitrogenase tertinggi adalah pada p4m2.
Dengan demikian pada perlakauan p4m2 merupakan perlakauan yang memberikan
efek stabil pada pertumbuhan dan aktivitas nitrogenase isolat Pseudomonas sp,
dimana pada perlakuan p4m2 dalam masa simpan selama 3 bulan masih
menunjukkan aktivitas nitrogenase dan stabilitas isolat yang terjaga.
14
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
3.
Penentuan dosis pupuk hayati cair dengan dua teknik aplikasi di rumah
kaca
120
100
80
Tinggi tanaman 2 MS T
60
Tinggi tanaman 4 MS T
40
Tinggi tanaman 6 MS T
20
Tinggi tanaman 8 MS T
a3d4
a3d3
a3d2
a3d1
a2d4
a2d3
a2d2
a2d1
a1d4
a1d3
a1d2
a1d1
P e rla kua n
Gambar 5.
15
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
sebagian terhalangi rangka atap menjadi penyebab kurang optimum sinar matahari
yang menyinari tanaman padi selama percobaan.
16
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Gambar 6.
3.3.
rumah kaca tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap bobot kering tanaman
17
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
padi yang dihasilkan. Teknik aplikasi pupuk hayati cair dengan perendaman sekaligus
dengan penyemprotan (a3) tidak menyebabkan bobot kering tanaman meningkat
dibandingkan teknik aplikasi yang lainnya, meskipun kombinasi aplikasi tersebut
dapat meningkatkan kolonisasi bakteri endofitik pada jaringan daun selain batang dan
akar.
Tabel 4. Bobot kering tanaman akibat perbedaan teknik aplikasi dan konsentrasi
pupuk hayati cair bakteri endofitik
Teknik Aplikasi (A)
Perendaman (a1)
23.94 a
Penyemprotan (a2)
22.12 a
21.55 a
17.52 a
50 ml/L (d2)
25.9 ab
75 ml/L (d3)
18.88 ab
18
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
tanaman secara signifikan terkolonisasi oleh bakteri endofitik penambat N2, maka N2
yang ditambat bakteri tersebut segera diubah menjadi NH4 dan digunakan untuk
membentuk asam amino yang merupakan komponen pembentuk biomassa tanaman.
Semakin banyak asam amino yang terbentuk maka semakin besar pula bobot kering
tanaman yang dihasilkan.
3.4.
19
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tabel 5.
Populasi bakteri endofitik (x109) pada daun padi akibat perbedaan teknik
aplikasi dan konsentrasi pupuk hayati cair bakteri endofitik
Teknik
Aplikasi (A)
50 ml/L (d2)
75 ml/L (d3)
Direndam (a1)
536.33 a
A
581.67 a
A
801.67 a
B
874.33 a
B
Disemprot (a2)
572.33 ab
A
614.33 a
A
845.33 a
B
947.00 a
C
Direndam dan
Disemprot (a3)
630.67 b
695.33 b
830.33 a
1101.00 b
A
A
B
C
Keterangan : Angka yang ditandai dengan huruf kecil yang sama (vertikal) dan huruf
kapital yang sama (horizontal) tidak berbeda nyata menurut Uji
Duncan pada taraf 5 %.
20
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Peningkatan konsentrasi pupuk hayati cair yang diberikan secara nyata dapat pula
meningkatkan populasi bakteri endofitik penambat N2 pada batang
Tabel 6. Populasi bakteri endofitik (x109) pada batang padi akibat perbedaan teknik
aplikasi dan dosis pupuk hayati cair bakteri endofitik
Teknik
Aplikasi (A)
50 ml/L (d2)
75 ml/L (d3)
Direndam (a1)
354.33 b
A
423.33 b
B
512.33 c
C
549.00 b
C
Disemprot (a2)
305.667 ab
A
369.00 a
B
458.00 b
C
471.00 a
C
262.67 a
377.33 ab
334.00 a
441.33 a
A
B
B
C
Keterangan : Angka yang ditandai dengan huruf kecil yang sama (vertikal) dan huruf
kapital yang sama (horizontal) tidak berbeda nyata menurut Uji
Duncan pada taraf 5 %.
Direndam dan
Disemprot (a3)
21
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tabel 7.
Direndam
(a1)
921.00 b
A
1021.67 b
A
1295.67 b
B
1511.00 c
C
Disemprot
756.67 a
842.33 a
1009.67 a
1102.00 a
(a2)
A
A
B
B
Direndam dan
869.00 b
972.67 b
1045.00 a
1279.33 b
Disemprot
(a3)
A
AB
B
C
Keterangan : Angka yang ditandai dengan huruf kecil yang sama (vertikal) dan huruf
kapital yang sama (horizontal) tidak berbeda nyata menurut Uji
Duncan pada taraf 5 %.
3.5.
22
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Tabel 8.
Konsentrasi N Tanaman (% N)
Teknik Aplikasi (A)
Perendaman (a1)
1.48 a
Penyemprotan (a2)
1.40 a
1.43 a
1.39 a
50 ml/L (d2)
1.38 a
75 ml/L (d3)
1.55 a
23
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
tersebut, diantaranya adalah proses respirasi tanaman di rumah kaca sangat tinggi
akibat tingginya suhu rumah kaca (pada siang hari 39 - 42 C). Respirasi yang tinggi
menyebabkan pembentukan fotosintat terhambat, sehingga suplai energi bagi bakteri
endofitik dari tanaman berkurang akibatnya bakteri tersebut kurang optimal
aktivitasnya.
3.6.
0.300 a
0.268 a
0.237 a
50 ml/L (d2)
0.343 b
75 ml/L (d3)
0.290 ab
0.347 b
100 ml/L (d4)
Keterangan : Angka yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji Duncan pada taraf 5 %.
Serapan N tanaman padi berbeda akibat perbedaan konsentrasi pupuk hayati
cair bakteri endofitik penambat N2 yang diberikan. Walaupun konsentrasi N tanaman
24
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
padi tidak nyata berbeda akibat pemberian konsentrasi pupuk hayati cair bakteri
endofitik penambat N2, tetapi karena perbedaan bobot kering tanaman yang diperoleh
akibat perlakuan tersebut menyebabkan perbedaan dalam serapan N pada tajuk
tanaman. Peningkatan konsentrasi pupuk hayati cair bakteri endofitik penambat N2
yang diberikan menyebabkan peningkatan serapan N tanaman.
Tabel 10. N total tanah akibat perbedaan teknik aplikasi dan konsentrasi pupuk
hayati cair bakteri endofitik
N-Total (%)
Teknik Aplikasi
a1
a2
a3
0.3887 c 0.2525 a
0.2807 b
25 ml/L (d1)
B
A
A
0.2455 a 0.1964 a
0.2900 b
50 ml/L (d2)
AB
A
B
0.2453 a 0.2531a
0.2717 ab
75 ml/L (d3)
A
A
A
0.3096 b 0.3437 b
0.2149 a
100 ml/L (d4)
B
B
A
Keterangan : Angka yang ditandai dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji Duncan pada taraf 5 %.
Konsentrasi
Pupuk (ml/L)
25
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
3.8.
Bobot gabah kering panen tidak berbeda akibat berbagai teknik aplikasi yang
digunakan. Konsentrasi N dan serapan N tanaman yang tidak berbeda nyata akibat
26
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
berbagai teknik aplikasi yang digunakan tanpak nya berkorelasi positif dengan hasil
(bobot gabah kering panen) tanaman padi. Dari tabel di bawah ini dapat disimpulkan
bahwa ketiga teknik aplikasi bakteri endofitik penambat N2 dapat digunakan dengan
mempertimbangkan segi kepraktisan aplikasi di lapangan. Dengan hasil yang tidak
berbeda nyata antara ketiga teknik aplikasi tersebut, aplikasi dengan perendaman
merupakan cara yang paling praktis mengingat peralatan yang digunakan lebih
sederhana dan murah dibandingkan dengan teknik aplikasi dengan penyemprotan.
Tabel 11.
Bobot Gabah Kering Panen akibat perbedaan teknik aplikasi dan dosis
pupuk hayati cair bakteri endofitik
Berat Gabah (gram/pot)
Teknik Aplikasi (A)
Perendaman (a1)
82,3984 a
Penyemprotan (a2)
85,8554 a
79,8213 a
84,5819 ab
50 ml/L (d2)
79,2095 a
75 ml/L (d3)
81,0759 ab
27
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
pemberian pupuk hayati dengan konsentrasi 100ml/L. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan pemberian pupuk hayati cair bakteri endofitik penambat N2 dengan
konsentrasi yang paling rendah menghasilkan gabah yang bobotnya tidak jauh
berbeda dengan konsentrasi yang tertinggi. Sehingga untuk aplikasi yang efisien
dianjurkan menggunakan konsentrasi yang terendah.
Bila dibandingkan dengan hasil tanaman padi yang tidak diberi pupuk hayati
bakteri endofitik penambat N2 (data control tidak ditampilkan), peningkatan padi
yang diberi pupuk hayati endofitik dengan konsentrasi 100ml/L meningkat 42.4 %.
Rata-rata bobot gabah kering yang tidak diinokulan bakteri endofitik sebesar 49.44
g/tanaman. Hasil gabah kering panen dengan pemberian pupuk hayati
bakteri
endofitik penambat N2 bila dikonversikan dengan populasi tanaman padi per hektar
(160.000 tanaman dengan jarak tanam 25 x 25 cm) diperoleh hasil sebesar 10,13 10,99 ton/ha gabah kering panen. Bila dikonversikan kedalam gabah kering giling
hasil percobaan sekitar 8,11 ton/ha. Pada deskripsi tanaman padi varietas Ciherang
rata-rata produksi tanaman padi tersebut sebesar 5-8,5 ton/ha. Hal tersebut
menandakan bahwa hasil gabah kering panen pada percobaan rumah kaca telah
melebihi kriteria hasil deskripsi. Faktor pencahayaan yang tidak penuh dan suhu
rumah kaca yang tinggi tampaknya tidak menjadi hambatan bagi proses fotosintesa
yang terjadi selama pengisian bulir padi yang maksimal. Sehingga fotosintat yang
disimpan dalam bulir padi selama fase generatif masih optimal dan menyebabkan
bulir padi berisi penuh dan sedikit yang hampa.
28
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
KESIMPULAN
Dari hasil pemabahasan dapat dirangkumkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pseudomonas sp merupakan isolat bakteri endofitik yang memiliki aktivitas
nitrogenase yang paling stabil dibandingkan Burkholderia cepacia dan
Acinetobacter sp.
2.
6. Jumlah anakan produktif tanaman padi akibat berbagai kombinasi perlakuan yang
diberikan pada percobaan ini tidak memperlihatkan perbedaan yang mencolok.
7. Demikian juga dengan peningkatan konsentrasi pupuk hayati bakteri endofitik
penambat N2 cenderung meningkatkan konsentrasi N tanaman walaupun
peningkatannya berbeda tapi tidak nyata, tetapi dapat menyebabkan peningkatan
serapan N tanaman secara signifikan.
8. Pemberian inokulan pupuk hayati cair bakteri endofitik penambat N2 dengan
konsentrasi 25ml/L menghasilkan gabah sebesar 84,58 g/pot yang besarnya tidak
berbeda nyata dengan pemberian pupuk hayati dengan konsentrasi 100ml/L.
Perlakuan perendaman dan penyemprotan tidak memberikan efek pada serapan
N, kandungan N tanaman maupun hasil gabah. Dengan demikian aplikasi
dilapangan dapat dilakukan dengan cara disemprot ataupun perendaman benih.
SARAN
1. Untuk efisiensi aplikasi pupuk hayati cair bakteri endofitik penambat N2 pada
tanaman padi yang dapat disarankan adalah perendaman benih.
29
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
hasil
gabah
masih
perlu
dilakukan
pengujian
yang
Ucapan Terimakasih
Ucapan tarima kasih kami sampaikan kepada Rektor Universitas Padjadjaran dan
DIPA Universitas Padjadjaran atas dana yang diberikan untuk keberlangsungan
penelitian Andalan Unpad ini. Terimakasih disampaikan pula kepada mahasiswa Sri
Agustini dan Arie Pratama yang membantu pelaksanaan penelitian ini
Daftar Pustaka
Baldani, J.L., L. Caruso, V.L.D. Baldani, S.R. Goi, and J. Dobereiner. 1997. Recent
advances in BNF with non-legum plants. Soil. Biol. Biochem. 29 : 911-922.
Dawe, D. 2000. The potential role of biological nitrogen fixation in meeting future
demand for rice and fertilizer in Nitrogen Fixation in Rice. IRRI.
Donahue, R.L., R.W. Miller, and J.C. Shickluna. 1993. Soils, an introduction to soil
and plant growth. 5th ed. Prentice Hall Inc. New Jersey.
Ladha, J.K., and R.M Reddy. 2000. Step toward nitrogen fixation in rice. In Nitrogen
Fixation in Rice. International Rice Research Institute Philippines.
McInroy, J.A., and J.W. Kloepper. 1995. Survey of indigenous bacterial endophytes
from cotton and sweet corn. Plant and Soil. 173 : 337-342.
Setiawati, M.R., D.W. Santosa, T. Simarmata, Y. Sumarni, and D.H. Arief. 2003a.
The contribution of nitrogen-fixing endophytic bacteria to increase the growth
of upland rice. LISA International Seminar. UNPAD. Bandung.
Setiawati, M.R., D.W. Santosa, T. Simarmata, Y. Sumarni, and D.H. Arief. 2003b.
Peranan bakteri endofitik pemfiksasi N dalam meningkatkan fiksasi N2 dan
serapan N tanaman padi gogo. Prosid. Kongres HITI 2003 di Padang ISBN
979-95354-3-3.
Setiawati, M.R., R. Hindersah, dan B.F. Natalie. 2002. Penggalian Potensi Bakteri
Endofitik Pemfiksasi N dalam Meningkatkan Fiksasi N dan Serapan N
Tanaman Padi Gogo. Laporan Penelitian Litmud, Dikti. Lembaga Penelitian
UNPAD
Setiawati, M.R., D.W. Santosa, T. Simarmata, Y. Sumarni, and D.H. Arief. 2005.
Kon-sorsium Bakteri Endofitik Penambat N2 Asal Keragaman Hayati
Ekosistem Air Hitam Kalimantan Tengah sebagai Sumber Inokulan dalam
Meningkatkan Hasil Tanaman Padi Gogo. Proceeding 9th National Congress
of Indonesian Society for Lactic Acid Bacteria, 25-26 Agustus 2005.
Bandung.
30
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com
Setiawati, M.R. 2006a. Pengaruh Teknik Aplikasi dan Kepadatan Suspensi Bakteri
Endofitik N terhadap Fiksasi Nitrogen, Serapan Nitrogen dan Bobot Kering
Tanaman Padi Gogo. Jurnal Budidaya Pertanian Vol.2 No.1.
Setiawati, M.R. 2006b. Peningkatan Aktivitas Nitrogenase, Kandungan N Tanah dan
Tanaman serta Hasil Padi Gogo Akibat Aplikasi Pupuk N dan Konsorsium
Bakteri Endofitik Penambat N2. Jurnal Agrikultura Vol.17 No.2 Agustus
2006.
Setiawati, M.R., P. Suryatmana, dan R. Hudaya. 2007a. Peningkatan Kandungan N
Tanaman dan Hasil Padi Gogo akibat Aplikasi Bakteri Endofitik Penambat N2
dan Pupuk Anorganik pada Tanah Salin. Jurnal Himpunan Mahasiswa
Pascasarjana Maluku (HMPM) Bandung Vol.3 No.1.
Setiawati, M.R., P. Suryatmana, dan R. Hudaya. 2007b. Kontribusi Bakteri Endofitik
Penambat N2 dalam Mensubstitusi Pupuk N Anorganik untuk Tanaman Padi
Gogo pada Lahan Salin. Prosiding Seminar dan Kongres Nasional Masyarakat
Konservasi Indonesia (MKTI), Bogor 17-18 Desember 2007.
31
PDF created with pdfFactory trial version www.pdffactory.com