110100226
Renjitha Gurunathan
110100386
Pembimbing
dr. Jenius L. Tobing, M.Ked. OG, Sp.OG
Mentor
dr. Novi Rindi Astuti
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judulPendarahan Pasca Persalinan Akibat Sisa Plasenta.
Penulisan laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam
mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Kebidanan dan Penyakit
Kandungan RSUD dr. Pirngadi Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dokter
pembimbing kami, dr. Jenius L. Tobing, M.Ked. OG, Sp.OG, dan kepada
mentor kami, dr. Novi Rindi Astuti yang telah meluangkan waktunya dan
memberikan banyak masukan dalam penyusunan laporan kasus ini, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan,baik isi maupun susunan bahasa, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan laporan kasus
selanjutnya.
Semoga laporan kasus ini bermanfaat, akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................3
BAB 1. Pendahuluan..............................................................................................4
1.1. Latar Belakang...............................................................................................4
BAB 2. Tinjauan Pustaka......................................................................................5
2.1. Definisi..........................................................................................................5
2.2. Etiologi..........................................................................................................5
2.3. Diagnosis.......................................................................................................9
2.4. Penatalaksanaan...........................................................................................10
BAB 3. Status Pasien............................................................................................14
BAB 4. Analisa dan Pembahasan........................................................................21
BAB 5. Kesimpulan..............................................................................................25
Daftar Pustaka......................................................................................................36
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Jika kita berbicara tentang persalinan sudah pasti berhubungan dengan
kejadian
perdarahan
pasca
persalinan
setelah
persalinan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
kira-kira 6 minggu setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandung
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Dimana tubuh menyesuaikan baik fisik
maupun psikososial terhadap proses melahirkan. Sedangkan Perdarahan adalah
hilangnya volume darah dari pembuluh kapiler baik mengucur maupun merembes
dalam waktu yang cepat.
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan atau hilangnya darah 500
cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir atau sesudah lahirnya plasenta. 2
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan melebihi 500 cc pada persalinan
pervaginam dan lebih dari 1000 cc pada sectio cesarean. 3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15
Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian : 4,6,7,8,9,15
a. Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorrhage)
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah anak lahir.
Penyebab utamanya adalah atonia uteri, retensi plasenta, sisa plasenta dan robekan
jalan lahir. Seringnya perdarahan terjadi pada 2 jam pertama.
b. Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorrhage)
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama sampai 6 minggu setelah
anak lahir.
2.1
Etiologi 4,5,7
1. Atonia uteri.
Atonia uteri adalah keadaan lemahnya tonus atau kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
Atonia uteri merupakan penyebab paling banyak perdarahan pasca
persalinan, mungkin sekitar 70% kasus. Pada kondisi ini otot polos uterus gagal
berkontraksi untuk menjepit pembuluh darah spiral di tempat perlengketan
plasenta sehingga perdarahan terjadi sangat cepat. Kecepatan aliran darah pada
uterus aterm diperkirakan 700 ml per menit sehingga dapat dibayangkan
kecepatan darah yang hilang.
Saat plasenta masih menempel, volume darah yang mengalir kurang lebih
500-800 ml per menit, kemudian setelah terjadi pemisahan, seharusnya kontraksi
dan retraksi yang efisen oleh otot uterus menyumbat aliran tersebut dan mencegah
perdarahan terjadi.
Atonia dapat terjadi setelah persalinan vaginal ataupun persalinan
abdominal. Penelitian sejauh ini membuktikan bahwa atonia uteri lebih tinggi
pada persalinan abdominal dibandingkan dengan persalinan vaginal. Sebuah studi
kohort melaporkan insidensi atonia uteri setelah operasi sesar primer adalah 6%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya atonia uteri antara lain :
7,8,10,11,12
Episiotomi
Primipara
Makrosomia janin
Umunya semua luka yang panjangnya lebih dari dua sentimeter atau yang
terus mengeluarkan darah banyak akan dijahit. Bila selama persalinan tidak
digunakan anastesi maka akan diberikan anastesi lokal sebelum penjahitan.
3. Inversio Uteri 7,8,10,11,12
Inversio uteri adalah keadaan dimana endometrium turun dan keluar dari
ostium uteri eksternum. Inversio uteri dapat menyebabkan perdarahan hebat.
Inversio uteri biasanya terjadi Karena:
Janin makrosomia
Kehilangan darah bila terjadi inversi uteri sedikitnya 1000 ml, dan 65%
kasus inversi uteri akan disertai dengan perdarahan post partum dan lebih 45%
akan memerlukan tranfusi darah.
4. Ruptur Uteri 7,8,10,11,12
Ruptur uteri adalah robekan pada rahim sehingga rongga uterus dan
rongga perintoeum dapat berhubungan.
Faktor resiko terjadinya ruptur uterus antara lain:
Persalinan terhambat
Multiparitas grande
Hipofibrinogen
Trombositopeni
Diagnosis 4,6,9
o Berdasarkan gejala klinis
- Perdarahan >500 cc pada persalinan pervaginam dan > 1000 cc
pada persalinan perabdominal
- Perdarahan tidak dapat terkontrol
- Darah berwarna merah segar ataupun merah pekat dan bergumpal
- Perdarahan terjadi setelah anak lahir ataupun setelah plasenta lahir
o Palpasi uterus
- Fundus uteri tinggi diatas pusat, uterus lembek, kontraksi uterus
tidak baik merupakan tanda atonia uteri
o Memeriksa plasenta dan ketuban
- Plasenta dan ketuban, apakah lengkap atau tidak kotiledon atau
selaput ketubannya.
o Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari :
- Sisa plasenta dan ketuban
- Robekan rahim
- Plasenta suksenturiata
o Inspekulo
- Untuk melihat robekan pada servix, vaginal dan varises yang pecah
o Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan meliputi Hb, HCT, kadar fibrinogen, tes hemoragik
dan lain-lain.
Kehilangan
banyak
darah
pada
perdarahan
post
partum
dapat
a.
dimulai sejak wanita hamil dengan antenatal care yang baik. Mencegah atau
sekurang-kurangnya bersiap siaga pada kasus-kasus yang dicurigai akan terjadi
perdarahan yang dapat dilakukan dengan antenatal care dengan baik, seperti
menangani anemia dalam kehamilan adalah penting.
b.
Persiapan persalinan 7
Sebelum dilakukan persalinan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan keadaan
umum dan keadaan fisik pasien. Persiapkan darah untuk transfusi apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan.
c.
Persalinan 7
Setelah bayi lahir dapat dilakukan massage uterus dengan arah gerakan
circular atau maju mundur sampai uterus menjadi keras dan berkontraksi dengan
baik. Massage dengan lembut dan tidak berlebihan.
d.
ini terbukti mengurangi kejadian post partum sebanyak 40%. Umumnya plasenta
akan terlepas dengan sendirinya 5 menit setalah bayi lahir, namun apabila plasenta
sudah tampak keluar dari vagian, selanjutnya plasenta dapat dikeluarkan dengan
cara menarik tali pusat secara hati-hati dan perlahan. Segera periksa kelengkapan
plasenta setelah plasenta lahir. Lakukan pemerisaan secara teliti untuk mencari
adanya perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan perdarahan.
Secara garis besar, penanganan dilakukan tergantung dari etiologinya.
Penanganan pada postpartum hemoragik antara lain :
1. Hentikan perdarahan
2. Cegah/ atasi syok
3. Ganti darah yang hilang : diberi infus cairan (larutan garam fisiologis,
plasma ekspander dan sebagainya), transfusi darah,berikan oksigen bila perlu
10
11
12
BAB 3
LAPORAN KASUS
A. STATUS IBU HAMIL
a. Anamnesis Pribadi
- Nama
: Ny. H
13
- Umur
: 30 tahun
- Suku
: Batak
- Alamat
- Agama
: Islam
- Pekerjaan
- Pendidikan
: SMA
- Status
: Menikah
- Tanggal masuk
: 14 Desember 2016
b. Anamnesis Penyakit
Ny. H, 30 tahun, P4A0, Batak, Islam, SMA, IRT i/d Tn. H, 34 tahun,
Batak, Islam, SMA, Petani, datang dengan :
Keluhan Utama
Pendarahan
dari
kemaluan
setelah
Telaah
melahirkan
Pendarahan terjadi setelah pasien baru
melahirkan anaknya yang ke empat di
klinik dibantu oleh dokter, sekitar pukul
00.00 WIB. Volume darah yang keluar > 3
kali ganti sarung, warna merah segar, tidak
ada gumpalan darah.
Awalnya pasien datang ke klinik tersebut
dengan keluhan mulas mulas mau
melahirkan, akan tetapi bayi sudah keluar
sebelum dilakukan pimpinan persalinan.
Pasien
mengalami
pendarahan,
pasien
Pirngadi
Medan
Riwayat
mengalami
pendarahan
pada
14
:
:
c. Riwayat Menstruasi
Menarche usia 12 tahun, reguler, siklus 28 hari, lama 5 -7 hari, ganti
pembalut 3 x sehari
d. Riwayat Persalinan
1. Aterm, PSP, dokter, RS, perempuan, 4500 gram, sehat, 9 tahun
2. Aterm, PSP, dokter, RS, laki - laki, 4700 gram, sehat, 8 tahun
3. Aterm, PSP, dokter, RS, perempuan, 3700 gram, sehat, 2,5 tahun
4. Aterm, PSP, dokter, RS, perempuan, 3000 gram, sehat, 0 hari
B. STATUS PRESENS
Kesadaran : Compos Mentis
Anemis
:+
TD
: 110/60 mmHg
Ikterik
:-
HR
: 108 x/i
Sianosis
:-
RR
: 22 x/I
Dispnoea : -
: 37,2 oC
Edema
:-
C. STATUS GENERALISATA
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
D. STATUS OBSTETRI
- Abdomen : Soepel, peristaltik (+) Normal
15
- TFU
- P/V
: Minimal
- Genitalia : Tidak ada laserasi
E. STATUS GINEKOLOGIS
- Inspekulo : Tampak plasenta di portio, kemudian plasenta dievakuasi.
Kesan : Ukuran : 5 x 7 cm (sebesar genggaman tangan). Evaluasi
pendarahan : kesan tidak mengalir aktif. Evaluasi jalan lahir : Tidak
ada laserasi serviks
- VT
F. USG TAS
- Kantung kemih terisi
- Uterus antefleksi, Ukuran 11,5 x 5,8 x 9,3 cm
- E line (+), tidak tampak ada sisa plasenta
- Adnexa kiri dan kanan dalam batas normal
- Cairan bebaas (-)
- Kesan : Uterus involusi
G. LABORATORIUM (14 Desember 2016)
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
WBC
15.740
4.000-11.000/l
RBC
1,7
HGB
2,3
6
4 - 5,4 x 10 /L
12 - 16 gr/dL
HCT
9,6
36 - 48 %
PLT
336.000
150.000 - 440.000/l
HIV kualitatif
Negatif
Negatif
Ureum
20
10-50
Creatinin
0,92
Asam Urat
7,10
3,5 7 mg/dL
Glukosa ad random
91
Darah rutin
16
Natrium
133
136 - 155
Kalium
4.50
3,5 - 5,5
Chlorida
113
95 - 103
H. DIAGNOSIS SEMENTARA
Early PPH e.c Placenta Rest + Anemia Berat + NH1
I. TERAPI
- O2 2 3 L/i via nasal kanul
- IVFD RL (double line) cor
- Pasang Fooley Catheter No. 18 (pantau UOP dan tanda tanda
-
edema paru)
IVFD RL + Oksitosin 1 IU 20 gtt/i
Inj. Metergin 1 amp/12 jam
Asam mafenamat 3 x 500 mg
Cefadroxyl 2 x 500 mg
J. RENCANA
-Transfusi Whole Blood 4 bag
-Konsul interna untuk toleransi transfusi
-IVFD HES 1 fl cor
-Perbaikan keadaan umum (Observasi pendarahan, vital sign, kontraksi
uterus)
-Pasien masuk ruangan jika sudah stabil
K. TERAPI PASCA EVAKUASI SISA PLASENTA
- Transfusi PRC 6 bag
L. RENCANA PASCA EVAKUASI SISA PLASENTA
- Cek darah rutin 6 jam post transfusi
- Observasi vital sign, kontraksi uterus, dan tanda-tanda perdarahan.
17
M. FOLLOW UP PASIEN
14 Desember 2016
S
Keluar darah
Vital Sign :
Early PPH
dari
Sens : CM
e.c Placenta
kemaluan
TD : 110/60 mmHg
Rest
kanul
IVFD
HR : 108 x/i
Anemia
RR : 22 x/i
Berat
T : 37,2 oC
NH1
+
+
line) cor
Pasang
Fooley
edema paru)
IVFD RL + Oksitosin
1 IU 20 gtt/i
Inj.
Metergin
amp/12 jam
Asam mafenamat 3 x
500 mg
Cefadroxyl 2 x 500
kontraksi kuat
P/V : Minimal
(double
Normal
TFU : 1 jari bawah pusat,
RL
Status obstetrik :
Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
18
mg
Rencana :
-
15 November 2016
S
-
Vital Sign :
Early PPH
Sens : CM
e.c Placenta
TD : 110/60 mmHg
Rest
HR : 90 x/i
Anemia
RR : 24 x/i
Berat
T : 36,9 oC
NH1
Status obstetrik :
Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
Normal
TFU : 2 jari bawah pusat,
IVFD RL 20 gtt/i
Inj.
Metergin
1
amp/12 jam
Asam mafenamat 3 x
500 mg
Cefadroxyl 2 x 500
mg
Rencana :
Menunggu hasil darah
post tranfusi (Hb : 7 g/dl)
Lanjut transfusi PRC
2 bag
kontraksi kuat
P/V : Minimal, Lochia Rubra (+)
BAK : (+) via kateter, UOP : 50
cc/jam, warna : kuning jernih
BAB : (+)
19
BAB 4
ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN
KASUS
Ny. H. melakukan
pervaginam.
TEORI
persalinan Dilaporkan angka kejadian perdarahan
post
partum
pervaginam
setelah
adalah
persalinan
sebanyak
5-8%.
pasien
ini
perdarahan
pasca
perdarahan
pasca
persalinan,
besar
gangguan
plasenta
disebabkan
oleh
pelepasan
gangguan
kontraksi uterus.
4. Gangguan Koagulasi
Perdarahan post partum dapat terjadi
kaibat
adanya
gangguan
koagulasi.
21
Penyakit
Pada
pasien
ini
Hemophilia
(gangguan
yang
postpartum
menyebabkan
haemorrhage.
terjadinya
Antaranya
adalah:
Inspekulo
portio,
Grande multipara
Perpanjangan persalinan
Chorioamnionitis
Kehamilan multiple
Injeksi Magnesium Sulfat
Perpanjangan pemberian oxytocin
dievakuasi.
Kesan : Ukuran : 5 x 7 cm (sebesar
genggaman tangan).
Evaluasi pendarahan : kesan tidak
Palpasi uterus
Memeriksa plasenta dan ketuban
Lakukan eksplorasi kavum uteri
Inspekulo
Pemeriksaan Laboratorium
mengalir aktif.
Evaluasi jalan lahir : Tidak ada
laserasi.
Pada pemeriksaan laboratorium
ditemukan:
WBC 15.740
RBC 1,7
HGB 2,3
HCT 9,6
Pada pasien ini dijumpai ada sisa Penanganan
terbaik
perdarahan
22
f.
Persalinan
Setelah
bayi
lahir
dapat
dilakukan
23
BAB 5
KESIMPULAN
Ny.H, 30 tahun, P4A0, datang ke RSUPM pada tanggal 14 November
2016, dengan keluhan keluar darah dari kemaluan paska melahirkan, pukul 00.00
WIB. Volume darah yang keluar > 3 x ganti sarung, warna merah segar, tidak ada
gumpalan darah. Riwayat haid : menarche usia 12 tahun, reguler, siklus 28 hari, 5
-7 hari, ganti pembalut 3 x /hari. Riwayat persalinan : 1. Aterm, PSP, 2. Aterm,
PSP, 3. Aterm, PSP, 4. Aterm, PSP. Status present : HR : 108 x/i, RR: 22 x/i.
Pada pemeriksaan obstetrik didapatkan, abdomen : Soepel, peristaltik
(+) Normal, TFU: 1 jari bawah pusat. Pada pemeriksaan ginekologi menggunakan
inspekulo didapatkan : Tampak plasenta di portio, kemudian plasenta dievakuasi.
Kesan : ukuran 5 x 7 cm (sebesar genggaman tangan). Evaluasi pendarahan :
kesan tidak mengalir aktif, evaluasi jalan lahir : tidak tampak laserasi jalan lahir.
Pasien didiagnosa : Early PPH e.c Placenta Rest + Anemia Berat. Pasien
diberikan terapi :
- O2 2 3 L/i via nasal kanul
- IVFD RL (double line) cor
- Pasang Fooley Catheter No. 18 (pantau UOP dan tanda tanda edema
paru)
24
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH, Sinopsis Obstetri, edisi 2 jilid 1, Editor Dr.
Delfi Lutan, SpOG
5.
Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke tiga Jilid Pertama , Editor Arif Mansjoer
, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri , Wahyu Ika Wardani , Wiwiek
Setiowulan.
6.
http://www.geocities.com/yosemite/Rapids/1744/clobpt12.html
7.
8.
http://www.fpnotebook.com/OB16.htm
9.
http://www.medicine.com/EMERG/topic481.htm
25
10.
http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=507&tbl=biaswanita
11.
http://www.healthsystem.virginia.edu/uvahealth/peds_hrpregnant/pospart.cf
m
12.
http://www.rashaduniversity.com/poshem.html
13.
http://www.midwiferytoday.com/articles/hemoraghe.asp
14.
http://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6issues/6jtn/v4/tn110hemor.htm
15.
http://www.pregnancy.about.com/cs/postpartumrecover/a/pph.htm
26