Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat-NYA
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun untuk
menyelesaikan mata kuliah Praktikum Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Besar harapan saya
agar laporan ini dapat menambah pengetahuan dan referensi bagi pembacanya.
Mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun
penyusunan dalam laporan ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata hanya terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan.
Penyusun
ADRIANUS GAYU
( C1051151025 )
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................6
A. LATAR BELAKANG....................................................................................
B. TUJUAN........................................................................................................
BAB 2 METODE PRAKTIKUM...................................................................................
A. TEMPAT/LOKASI PRAKTIKUM................................................................
B. ALAT DAN BAHAN.....................................................................................
C. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................
A. HASIL............................................................................................................
B. PEMBAHASAN............................................................................................
BAB 4 PENUTUP..........................................................................................................
A. KESIMPULAN..............................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk memahami hubungan antar jenis tanah,diperlukan pengetahuan yang mampu
mengelompokkan tanah secara sistematik sehingga dikenal banyak sekali sistem klasifikasi
yang berkembang.Sampai saat ini cukup banyak sistem klasifikasi yang bersifat nasional
yang hanya dipakai oleh suatu negara,misalnya sistem klasifikasi
Prancis,Kanada,Russia.Sistem klasifikasi internasional yang dipakai oleh banyak
negara,misalnya USDA dan FAO.Sistem klasifikasi yang dikembangkan kemungkinan
didasarkan atas gatra pedogenesis,agihan secara regional,atau berdasarkan fungsi
tanah.Sistem klasifikasi tanah dapat dibedakan atas klasifikasi alami dan klasifikasi teknis.
Klasifikasi alami adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimiliki tanpa
menghubungkan sama sekali dengan tujuan penggunaannya.Klasifikasi ini memberikan
gambaran dasar terhadap sifat fisik,kimia, dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing
kelas dan selanjutnya dapat dipergunakan sebagai dasar pengelolaan bagi berbagai
penggunaan tanah.
Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan pada sifat-sifat tanah yang
mempengaruhi kemampuan untuk penggunaan tertentu.Misalnya,untuk menanam tanaman
semusim,tanah diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman semusim seperti: keadaan pengatusan,kelerengan,tekstur,pH,dll.Demikian juga,jenis
penggunaan yang lain telah disusun sistem klasifikasinya.
Dalam praktik,yang dimaksud dengan sistem klasifikasi tanah adalah klasifikasi
alami,sedangkan klasifikasi teknis yang dihubungkan dengan masalah penggunaan tertentu
disebut klasifikasi kemampuan lahan dan klasifikasi kesesuaian lahan.
B. TUJUAN
Praktikum Morfologi dan Klasifikasi Tanah bertujuan untuk memberikan pemahaman
mendasar kepada mahasiswa dalam proses boring tanah,identifikasi tanah dan proses
pengklasifikasian suatu tanah berdasarkan sifat fisik tanah tersebut.
Praktikum ke-1
Dilaksanakan pada hari Kamis,10 November 2016 pukul 11.30 WIB selesai ; bertempat
di Jl. Daya Nasional Di Depan Masjid Muhtadin.
Praktikum ke-2
Dilaksanakan pada hari Kamis,17 November 2016 pukul 15.35 WIB selesai ; bertempat
di belakang Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura.
Praktikum ke-3
Dilaksanakan pada hari Kamis,24 November 2016 pukul 15.35 WIB selesai ; bertempat
di belakang Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura.
B. ALAT DAN BAHAN
Praktikum ke-1
Alat : Boring tanah mineral ; Buku Munsell ; Cutter ; Meteran ; Gelas aqua bekas (5
buah) ; ATK (termasuk form pengisian morfologi tanah) ; Ranting kayu ; Kamera ; Daun
sebagai alas untuk hasil boring tanah ; Rumput untuk pembatas antar lapisan tanah.
Bahan : Tanah hasil boring ; Senyawa peroksida ; Air.
Praktikum ke-2
Alat : Boring tanah mineral ; Buku Munsell ; Cutter ; Meteran ; Gelas aqua bekas (5
buah) ; ATK (termasuk form pengisian morfologi tanah) ; Ranting kayu ; Kamera ; Daun
sebagai alas untuk hasil boring tanah ; Rumput untuk pembatas antar lapisan tanah.
Bahan : Tanah hasil boring ; Senyawa peroksida ; Air.
Praktikum ke-3
Alat : Boring tanah gambut & perlengkapannya (contoh: spana pembuka tiang boring) ;
Buku Munsell ; Cutter ; Meteran ; Gelas aqua bekas (5 buah) ; ATK (termasuk form
pengisian morfologi tanah) ; Ranting kayu ; Kamera ; Karung sebagai alas untuk hasil
boring tanah ; Rumput untuk pembatas antar lapisan tanah.
Bahan : Tanah hasil boring ; Senyawa peroksida ; Air.
C. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan hasil transformasi zat zat mineral dan organik pada muka daratan bumi.
Komponen tanah (mineral, organik, air dan udara) tersusun antara satu dan yang lain
membentuk tubuh tanah.
Pada awal perkembangan klasifikasi tanah di Rusia,Eropa,dan Amerika Utara,klasifikasi
tanah berdasarkan prinsip zonalitas ditempatkan pada kategori tertinggi (klasifikasi
berdasarkan faktor pembentuk tanah).
Tanah zonal,yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa iklim dan vegetasi
(tanah tundra,tanah stepa,tanah hutan,dan tanah tropika).
Tanah intrazonal,yakni tanah dengan faktor pembentuk tanah berupa faktor
lokal/setempat,terutama bahan induk dan timbunan (relief)(kalsi-,hali-,tanah
hidromorfik).
Tanah azonal,yakni tanah yang belum menunjukkan perkembangan profil dan
dianggap sebagai awal proses pembentukan tanah (tanah muda,tanah tererosi,tanah
koluvial,dan tanah aluvial).
Di Dunia terdapat berbagai jenis sistem klasifikasi tanah.Di Indonesia sendiri,paling sedikit
dikenal tiga sistem klasifikasi tanah yang masingmasing dikembangkan oleh USDA
(Amerika Serikat), FAO/UNESCO, dan Pusat Penelitian Tanah Bogor.
Nama great grup dengan menambahkan awalan satu atau lebih unsur formatif sesuai
dengan nam sub ordo.Contoh: udipsament,ustipsament,memasukkan kriteria iklim
dalam great grup.
d) Sub Grup
Ada tiga macam sub grup yang umum diketahui,yakni:
Sesuai dengan konsep utama great grup,yang tidak perlu paling intensif;
Tanah yang merupakan intergrades atau transisi terhadap ordo,sub ordo,atau great
grup yang lain.
Tanah-tanah ekstragrades yang mempunyai sifat tidak sama dengan great
grup,tetapi tidak mempunyai indikasi sebagai transisi terhadap jenis tanah yang lain
(tanah yang memiliki epipedon molok sangat tebal).
10
A. HASIL
Hari/Tgl/Thn
: 40 cm
Lokasi
Pengamat/Regu
: Kelompok 2
Jenis Vegetasi
Jenis
No
Tanah
M/G
Kedlmn
Lapisan
Tekstur
Lemung
0-10
liat
berpasir
Lempung
10-55
liat
Struktur
Granula
r
Masif
Kematangan
Tanah
HR
NR
berdebu
Lempung
3
55-68
68-100
liat
berdebu
Liat
100-
berdebu
Liat
120
berdebu
Warna Tanah
Matrik Karatan
7,5
YR 3/3
5 YR
2,5
/2
7,5 YR
5
/6
Pirit
Test
2.2
10 R 3/6
1.1
3.2
3.2
3.2
7,5
Masif
HR
YR
2,5
Masif
HR
Masif
NU
/2
7,5
YR 5/1
10 YR
3
/1
Hari/Tgl/Thn
: 72 cm
Lokasi
: Belakang Faperta
Pengamat/Regu
: Kelompok 2
Jenis Vegetasi
Kemiringa/Lereng
: Datar
Jenis
No
Kema-
Kedlmn
Tanah
M/G
Minera
Tekstur
Lapisan
Struktur
tangan
Warna Tanah
Matrik
Karata
Pirit
Test
Konsistensi
L
Plastisitas
0-16
Lempung
Granular
Tanah
R
2,5 YR
2,5 YR
1.1
l
Minera
16-30
berliat
Lempung
halus
Masif
NR
2,5/2
5 YR
4/8
5 YR
1.1
SS
plastis
Agak
l
Minera
30-44
berdebu
Lempung
Masif
HR
7/3
5 YR
7/8
10 YR
1.1
SS
plastis
Agak
l
Minera
44-72
berdebu
Liat
Masif
HR
3/2
7,5 YR
6/8
10 YR
2.2
SS
plastis
Sangat
l
Minera
72-96
berdebu
Lempung
Masif
NO
2,5/1
2,5 Y
5/8
-
3.2
plastis
Sangat
96-120
berpasir
Lempung
Masif
2,5/1
2,5 Y
2.2
VS
plastis
Sangat
l
6
Minera
liat
SO
3/1
Tdk
plastis
berpasir
Hari/Tgl/Thn
: Pakis
Lokasi
: Belakang F.Ekonomi
Pengamat/Regu
: Kelompok 2
Jenis Vegetasi
: Pakis
No
1
2
3
4
Jenis Tanah
M/G
Histosols
Histosols
Histosols
Histosols
Kedlmn
Lapisan
0-27
27-51
51-77
77-130
Kematangan Tanah
S1
H1
H2
F2
Warna Tanah
Matrik
2,5 YR 2,5/2
7,5 YR 2,5/1
2,5 YR 2,5/2
2,5 YR 2,5/3
12
5
Histosols
130-150
F1
Tabel 3.3. Tabel Boring Tanah Organik minggu ke 3.
2,5 YR 2,5/2
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum pertama yang dilaksanakan di depan Masjid Muhtadin dengan vegetasi
akasia dan sawit.Boring dilakukan dengan penggunaan kanopi tanaman sebagai indikator
pelaksanaan boring yang tepat.Kedalaman muka air tanah adalah 19 cm.Tanah ini tegolong
tanah yang masih muda (permulaan perkembangan tanah),memiliki tekstur yang didominasi
lempung liat berpasir dan liat berdebu dengan struktur masif.Kelompok kami
mengklasifikasikan tanah mineral tersebut dalam :
a. Ordo : Entisols
Pada lokasi ini terjadi pengendapan material baru dengan iklim tergolong relatif basah
karena tergenang air,sehingga proses perombakan bahan induk menjadi lambat.
b. Sub Ordo : Aquents
Pada sub 0rdo terdapat ciri sebagai berikut: (1) Kondisi akuik dan bahan sulfidik di dalam 50
cm dari permukaan tanah mineral. (2) Selalu jenuh air dan matriksnya tereduksi pada semua
horizon di bawah kedalaman 25 cm dari permukaan tanah mineral.Hal ini dikuatkan dengan
data kedalaman muka air tanah yaitu sebesar 19 cm.
c. Great Grup : Hydraquents
Aquents lain yang,pada seluruh horizon di antara kedalaman 20 cm dan 50 cm di bawah
permukaan tanah mineral,mempunyai nilai n sebesar lebih dari 0,7 dan mengandung liat
sebesar 8 persen atau lebih pada fraksi tanah halus.Hal ini dikuatkan dengan data bahwa pada
kedalaman lapisan 10-55 cm memiliki tingkat kematangan NR.
d. Sub Grup : Typic Hydraquents
Hydraquents yang lain.Artinya untuk saat ini tidak ada penciri yang dapat menggambarkan
ciri-ciri yang sama pada tanah entisol tersebut.
Praktikum ke-2 dilaksanakan di Belakang Fakultas Pertanian pada tanah mineral dengan
vegetasi rumput teki,rumput berdaun lebar dan pohon pisang serta akasia.Memiliki
13
kedalaman muka air tanah 16,5 cm.Kelompok kami mengklasifikasikan tanah mineral
tersebut ke dalam:
a. Ordo : Inceptisol
Inceptisols merupakan tanah berkembang yang relatif masih muda namun lebih berkembang
dari Entisols Umumnya mempunyai horison kambik.Horison kambik memiliki kondisi akuik
di dalam kedalaman 50 cm dari permukaan tanah.
b. Sub Ordo : Aquepts
Pada lapisan di atas kontak densik,litik atau paralitik atau lapisan diantara kedalaman 40 cm
dan 50 cm dari permukaan tanah mineral,mana saja yang lebih dangkal,memiliki kondisi
akuik selama sebagian waktu pada tahun tahun normal (atau telah didrainase).
Epipedon Histik:
Merupakan suatu horizon Ap yang apabila diaduk merata sampai kedalaman 25
cm,kandungan karbon organiknya (berdasarkan serat): 8+ (persentase liat dibagi 7,5) persen
atau lebih,apabila fraksi mineral mengandung liat kurang dari 60%.Dari data hasil analisis
pada bagian B 30-60 % liat = 54,23 % ; bagian B 30-60 % liat = 55,40 % (keduanya
mengandung liat < 60 %).
c. Great Grup : Sulfaquepts
Aquepts yang mempunyai horizon sulfurik di dalam 50 cm dari permukaan tanah mineral.
Sulfurik ( ketebalan >15 cm,mengandung asam sulfat,pH< 3,5.
d. Sub Grup : Hydraquentic Sulfaquepts
Memiliki struktur yang dominan adalah masif dan tingkat kematangan tanah rata-rata NR
(agak matang,tanah sulit diremas).Dalam data terlihat pada kedalaman lapisan 16-30 cm
dengan konsistensi basah ; plastisitas : agak plastis.
14
Sapri
k
2
7
3
Hemi
k
5
1
Hemi
k
7
7
Keterangan :
Penampang Kontrol 130
cm.
0-30 cm Tier Permukaan
30-90 cm Tier Bawah
90-130 Tier Dasar
9
0
Fibrik
13
Keda
0
15
Padah Tier bawah dengan kedalaman 27-51 dan 51-77,keduanya merupakan lapisan hemik
dengan ketebalan total > 25 cm (di bawah tier permukaan).
BAB 4 PENUTUP
16
A. KESIMPULAN
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan
bahan organik.Tanah sebagai tubuh alam merupakan tempat beraktifitasnya sebagian
makhluk hidup di daratan dan berbagai mikroorganisme maupun
makroorganisme.Oleh sebab itu setelah mengetahui pengklasifikasian tanah,maka
diharapkan penggunaannya secara bijaksana dan arif guna menjaga kelestarian alam.
DAFTAR PUSTAKA
17
18