P
DENGAN BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 23 S/D 26 JUNI 2009
Diajukan Oleh :
KOMANG MULIA OKTARI
NIM : 06E10314
LAPORAN KASUS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali
Diajukan Oleh :
KOMANG MULIA OKTARI
NIM : 06E10314
PERNYATAAN PENGESAHAN
...
2. Ns I A Rinjani,S.Kep
NIP. 195909091983112001
...
...
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyalah studi kasus dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN A.P DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG KASWARI RSUD
WANGAYA DENPASAR TANGGAL 23 S/D 26 JUNI 2009 dapat diselesaikan
tepat waktunya.
Laporan kasus ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan
dalam mengakhiri pendidikan di Sekolah Tinggi Kesehatan Bali Denpasar. Dalam
penyusunan laporan kasus ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr.dr.Gde Raka Widiana, Sp.PD.KGH selaku Direktur RSUD Wangaya
Denpasar beserta staf yang memberi ijin dan kesempatan pada penulis untuk
mengambil kasus dalam pembuatan laporan ini.
2. Bapak Drs. I Ketut Widia, BN.Stud, MM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bali Denpasar beserta staf dosen yang telah memberikan
kesempatan dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan laporan kasus
ini.
3. Ibu Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S. Kep, M.Kep, selaku Kepala Program
Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bali yang
telah memberikan dukungan dan bantuan selama kuliah ataupun penyusunan
laporan kasus ini.
4. Ibu Ni Luh Putu Astaningsih,A.md Kep, selaku Kepala Ruangan Kaswari dan
seluruh staf yang telah memberikan petunjuk dan masukan-masukan kepada
penulis dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
5. Bapak I Gede Satria Astawa S.Kep selaku pembimbing dalam penyusunan
laporan kasus ini yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan petunjuk kepada penulis.
6. Seluruh Staf Dosen STIKES Bali Program Studi DIII Keperawatan atas segala
bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Keluarga A.P yang telah memberikan keterangan dan informasi data yang
dibutuhkan penulis di dalam penyusunan laporan kasus ini.
8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bali yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung yang pada kesempatan ini tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
9. Bapak, Ibu, Paman, Bibi, Adik, Kakak, keluarga yang telah memberikan
dorongan moril maupun materiil kepada penulis selama penulis mengikuti
pendidikan.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan laporan kasus ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi para
pembaca.
DAFTAR ISI
Isi
Halaman
ii
iii
iv
vi
viii
ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................
a. Pengertian................................................................
c. Pemeriksaan Diagnostik..........................................
12
d. Penatalaksanaan Medis............................................
14
15
a. Pengkajian...............................................................
15
b. Perencanaan ............................................................
19
c. Pelaksanaan ............................................................
29
d. Evaluasi ..................................................................30
B. Tinjauan Kasus ...................................................................
33
1. Pengkajian ....................................................................
33
2. Perencanaan ..................................................................
52
3. Implementasi.................................................................
57
4. Evaluasi ........................................................................
69
BAB III
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian ..........................................................................
75
B. Perencanaan ........................................................................
77
C. Pelaksanaan ........................................................................
78
D. Evaluasi ..............................................................................
79
PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................
81
B. Saran ...................................................................................
82
84
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan
1. WEB
OF
CAUTION
BRONKOPNEUMONIA
...............................................................................................................
...............................................................................................................
31
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Anatomi
Sistem
Pernafasan
...............................................................................................................
...............................................................................................................
6
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 : Satuan acara penyuluhan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini perkembangan
pernafasan lainnya dan tidak ada pasien yang meninggal karena penyakit
pernafasan selama dirawat di ruang Kaswari.
Perawatan yang diutamakan pada pasien dengan bronkopneumonia
antara lain menjaga kelancaran pernafasan, kebutuhan istirahat, kebutuhan
nutrisi dan cairan, mengontrol suhu tubuh, mencegah komplikasi. Kendati
terdapat pengobatan pneumonia, tetapi daya tahan tubuh seseorang (status
imunisasi)
merupakan
faktor
penting
bagi
pencegahan
dan
proses
penyembuhan terhadap serangan penyakit ini. Pola hidup yang sehat termasuk
makan makanan bergizi, berolahraga, tidur yang cukup merupakan usaha yang
dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini. Dalam hal ini perawat dituntut
mempunyai pemahaman sikap dan keterampilan dalam mengkaji, intervensi
dengan cepat, implementasi dan mengevaluasi hasil.
Dilihat dari angka kejadian bronkopneumonia yang cukup besar, serta
komplikasi yang ditimbulkan maka penulis tertarik untuk menyusun laporan
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada laporan kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Dapat memperoleh gambaran umum tentang Asuhan Keperawatan
pada pasien dengan bronkopneumonia dan diajukan sebagai salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi DIII
Keperawatan STIKES Bali Denpasar.
2. Tujuan Khusus :
a. Mampu menyusun konsep dasar teori dan konsep dasar asuhan
keperawatan pasien A.P dengan bronkopneumonia.
b. Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien A.P
dengan bronkopneumonia.
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien A.P dengan
bronkopneumonia.
d. Mampu melaksanakan
tindakan
dengan bronkopneumonia.
keperawatan
pada
pasien A.P
C. Metode Penulisan
Dalam laporan kasus ini penulis menggunakan metode deskriptif
dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, pemeriksaan fisik,
studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan kasus ini dibagi dalam empat
bab antara lain: Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan
penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan teori
dan tinjauan kasus. Tinjauan teori terdiri dari pengertian, patofisiologi
pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan medis, serta konsep dasar asuhan
keperawatan bronkopneumonia meliputi: pengkajian diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Bab III Pembahasan yang membahas tentang
kesenjangan antara teori dengan kasus dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Bab IV Penutup meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Dasar Bronkopneumonia
a. Pengertian
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru,
distal,
dari bronkiolus
terminalis
yang
mencakup
bronkiolus
digunakan
untuk
menggambarkan
5
5
2) Pneumonia Lobularis/Bronkopneumonia
Terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh
eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam
lobus yang berada di dekatnya.
3) Pneumonia Interstisial
Proses
alveolar
inflamasi
(interstisium)
yang
dan
terjadi
jaringan
di
dalam
peribronkial
dinding
serta
interlobular.
b. Anatomi Fisiologi
1) Anatomi saluran nafas
Organ-organ pernafasan :
a) Hidung
Merupakan saluran udara pertama yang mempunyai 2
lubang, dipisahkan oleh sekat hidung. Di dalamnya terdapat
bulu-bulu yang berfungsi untuk menyaring dan menghangatkan
udara.
b) Tekak (faring)
Merupakan persimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, terdapat didasar tengkorak, di belakang rongga
hidung dan mulut setelah depan ruang tulang leher. Terdapat
epiglotis yang berfungsi menutup taring pada waktu menekan
makanan.
c) Laring (pangkal tenggorok)
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentukan suara terletak di depan bagian faring sampai
ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea
dibawahnya.
d) Trakea (batang tengkorak)
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 1620 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk
seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh sel
bersilia yang berfungsi untuk mengeluarkan benda-benda asing
oleh
darah
ke
seluruh
tubuh
untuk
pembakaran,
ke
paru-paru
untuk
dibuang,
menghangatkan
dan
10
mikroplasma
sedangkan
faktor
non
infeksi
yaitu
10
11
primernya
dalam
pertukaran
gas
yaitu
membuang
11
12
tubuh. Selain itu bisa juga terjadi demam dan berkeringat yang dapat
menimbulkan masalah resiko kekurangan volume cairan dan
hipertermia. Batuk dan pilek merupakan reaksi tubuh akibat adanya
infeksi traktus raspiratori yang akan menimbulkan masalah bersihan
jalan nafas tak efektif. Masalah resiko penularan infeksi juga dapat
terjadi jika kuman sudah masuk ke dalam alveoli dan bronkiolus.
Dengan timbulnya tanda dan gejala, dan disertai dengan kurangnya
pemahaman orang tua sehingga keluarga bertanya-tanya tentang
penyakit pasien, maka timbullah masalah kecemasan orang tua.
Komplikasi dapat timbul jika adanya penyebaran infeksi seperti
meningitis, otitis media, perikarditis, bronkiektasis, empiema dan lainlain.
d. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis pasti
seperti
pemeriksaan
diagnostik.
Pemeriksaan
yang
dapat
difus
atau
infiltrat
intertisialis
pada
12
13
13
14
serologi
dingin
misal,
membantu
titer
dalam
virus
atau
membedakan
legionella,
diagnosa
organisme khusus.
e. Penatalaksanaan
1) Medik
a) Oksigen 1-2 liter/menit, diberikan bila terdapat tanda
hipoksemia seperti : gelisah, sianosis, dll.
b) Cairan intravena (IVFD) biasanya diperlukan campuran
glukosa 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3 : 1 ditambah
larutan KCI 10 mEq/500 ml/botol infus.
c) Simtomatis
Antipiretik, diberikan bila pasien mengalami peningkatan suhu
tubuh dan mukolitik/ekspektoran (misal : OBH, bisolvon,
mucopect, flumucil) diberikan bila terdapat sekret kental pada
saluran nafas.
d) Antibiotika diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi
(misal : penisilin 50000 u/kg BB/hari ditambah dengan
14
15
gangguan
keseimbangan
asam,
basa
dan
kental
dan
elektrolit.
g) Nebulizer untuk pengenceran dahak yang
nutrisi
pengetahuan
orang
15
16
Data pengkajian
pada
pasien
brokhopneumonia
antra
lain:
3) Makanan /cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual/muntah
Tanda
: distensi
abdomen,
hiperaktif bunyi
usus,
kulit
5) Nyeri /kenyamanan
Gejala :
16
17
Tanda
7) Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun, demam
Tanda
8) Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : riwayat pembedahan
Tanda
: gelisah, bertanya-tanya
pasien
bronkopneumonia
biasanya
anak
dikeluhkan
17
18
aktual/potensial
terhadap
masalah
kesehatan/proses
jalan
nafas
tak
efektif
berhubungan
dengan
penyebaran
infeksi
berhubungan
dengan
tidak
berhubungan
dengan
anoreksia,
peningkatan
metabolisme.
18
19
i) Risiko
tinggi
berhubungan
terhadap
dengan
kekurangan
kehilangan
volume
cairan
cairan
berlebih,
orang
tua
berhubungan
dengan
kurang
pengetahuan.
b. Perencanaan
Dalam perencanaan diawali dengan menentukan prioritas
berdasarkan
pernafasan
dangkal,
dan
gerakan
gerakan
dinding
dada
dan atau
cairan paru.
19
20
c)
Lakukan
teknik
fisioterapi
dada
(inhalasi,
claving,
nafas
mekanisme
lebih
pembersihan
kecil.
jalan
Batuk
adalah
nafas
alami,
dalam
pemberian
obat
mukolitik,
ekspektoran, bronkodilator
Rasional : memudahkan pengenceran dan pembuangan sekret.
2) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membrane alveolar kapiler.
20
21
nafas
tak
efektif
berhubungan
dengan
penurunan
21
22
Rencana tindakan :
a) Auskultasi frekuensi dan irama jantung
Rasional : takikardi sebagai
kompensasi
akibat
upaya
hipoksemia
peningkatan
aliran
dan
darah.
cyanosis
menunjukkan
vasokonstriksi
dalam
pemberian
cairan
parenteral
sesuai indikasi
Rasional : peningkatan cairan diperlukan untuk menurunkan
hiperviskositas
sirkulasi/perfusi jaringan.
4) Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi.
Tujuan : suhu tubuh normal (36,5 - 37,5C)
22
23
Rencana tindakan :
a) Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tiap 4 jam.
Rasional : Pemantauan
tanda
vital
yang
teratur dapat
keringat
Rasional : proses konveksi akan terhalang oieh pakaian ketat
dan menyerap keringat.
d) Beri ekstra cairan (air, susu, sari buah, dan lain-lain)
Rasional : saat
demam
kebutuhan
akan
cairan
tubuh
meningkat.
e) Batasi aktivitas fisik
Rasional : aktivitas meningkatkan metabolisme sehingga
meningkatkan panas.
f) Kolaborasi/delegatif dalam pemberian antibiotik, antipiretik.
Rasional :
5) Risiko
tinggi
terhadap
penyebaran
infeksi
berhubungan
23
24
Rencana tindakan :
a) Observasi vital sign, khususnya selama awal terapi
Rasional : selama periode waktu ini, potensial komplikasi fatal
(hipotensi/syok) dapat terjadi.
b) Lakukan teknik cuci tangan yang baik (septik dan aseptik).
Rasional : menurunkan penyebaran/tambahan infeksi.
c) Lakukan isolasi pencegahan
Rasional : teknik
isolasi
diperlukan
untuk
mencegah
proses
penyembuhan
dan
dapat
membunuh
mikroorganisme
penyebab pneumonia.
6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan suplay dan kebutuhan O2.
Tujuan : aktivitas dapat ditingkatkan.
24
25
Rencana tindakan :
a) Kaji tingkat kemampuan pasien dalam aktivitas.
Rasional : menetapkan kemampuan/kebutuhan pasien dan
memudahkan pilihan intervensi.
b) Jelaskan pentingnya istirahat dan keseimbangan aktivitas dan
istirahat
Rasional : menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat
energi untuk penyembuhan.
c) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
Rasional : meminimalkan
kelelahan
dan
membantu
25
26
Rencana tindakan :
a) Kaji karakteristik nyeri
Rasional : nyeri dada biasanya ada dalam beberapa derajat
pada pneumonia, juga dapat timbul komplikasi
pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.
b) Observasi vital signs setiap 8 jam
Rasional : perubahan frekuensi jantung atau tekanan darah
menunjukkan bahwa mengalami nyeri, khususnya
bila alasan lain untuk perubahan tanda vital telah
terlihat.
c) Berikan tindakan nyaman seperti relaksasi, distraksi.
Rasional : menghilangkan ketidaknyamanan dan memperbesar
efek terapi analgetik.
d) Kolaborasi/delegatif pemberian analgetik
Rasional : meningkatkan kenyamanan/istirahat umum.
8) Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
untuk
26
27
masukan
kalori
atau
kualitas
menunjukkan
kekurangan
cairan
sistemik.
b) Kaji status hidrasi seperti turgor kulit
Rasional : indikator langsung keadekuatan volume cairan.
27
28
informasi
tentang
keadekuatan
kekurangan
volume
cairan.
10) Ansietas orang tua/ anak berhubungan dengan kurang pengetahuan
Tujuan : kecemasan
pengetahuan
anak/orang
keluarga
tua
berkurang/hilang,
bertambah,
dan
keluarga
dapat
meningkatkan
koping
dan
28
29
proses
belajar,
meningkatkan
29
30
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
tidak
terjadi.
9) Kekurangan volume cairan tidak terjadi.
10) Ansietas orang tua berkurang/hilang, pengetahuan keluarga
bertambah dan keluarga memahami kondisi pasien.
30
31
Bagan 1
WOC (Web Of Caution) Bronchopneumonia
alveoli
31
32
32
33
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 23 Juni 2009 pukul 12.30 Wita
di ruang Kaswari Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar dengan
teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan catatan medis pasien.
a. Pengumpulan data
1) Identitas
a) Anak
Nama
: A.P
Jenis Kelamin
: Perempuan
b) Orang tua
Ayah
Ibu
Nama
: PK
SN
Umur
: 36 tahun
31 tahun
Pendidikan
: SMA
SMA
Agama
: Hindu
Hindu
Pekerjaan
: Swasta
IRT
Alamat
33
34
34
35
(oral)
35
36
36
37
Saat
pengkajian
pasien
mengatakan
mau
makan-makanan
yang
37
38
BAK
38
39
39
40
b) Data Psikologis
(1) Rasa Nyaman (Anak)
Anak tampak nyaman bila ada orang tua dan anak kadang
menangis bila dilakukan tindakan keperawatan seperti
disuntik.
(2) Rasa Aman (Orang Tua)
Orang tua mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya
orang bertanya-tanya kenapa batuk anaknya tidak hilanghilang. Orang tua tampak murung.
c) Data Sosial
(1) Sosial Anak
Orang tua mengatakan anaknya adalah anak pertama dan
orang tua sangat menyayangi pasien. Saat pengkajian
pasien tampak ditemani kedua orang tuanya. Pasien tampak
kooperatif dengan perawat dan dokter.
(2) Bermain
Orang tua mengatakan anaknya sering bermain di rumah
ditemani oleh kedua orang tua dan keluarga di rumah. Saat
sakit, orang tua mengatakan anaknya hanya berbaring di
tempat tidur.
40
41
(3) Rekreasi
Sebelum sakit orang tua mengatakan biasa mengajak
anaknya bermain di lingkungan rumah, saat sakit orang tua
mengatakan selalu menemani anaknya.
d) Data Spiritual
Orang tua mengatakan keluarganya beragama Hindu dan biasa
sembahyang pada hari-hari tertentu (seperti tilem, kajeng
kliwon, purnama). Saat pengkajian orang tua mengatakan
mendoakan anaknya di padmasana RSUD Wangaya.
9) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
(1) Kesadaran
(2) Keadaan kulit : Turgor kulit elastis, lesi tidak ada, cyanosis
tidak ada
(3) Kebersihan
: cukup
b) Ukuran-Ukuran
(1) Berat badan (BB) sebelum sakit : 19,5 kg
(2) Berat badan saat pengkajian
: 19,5 kg
: 119 cm
c) Gejala Kardinal
(1) Suhu
: 36C
(2) Nadi
: 100 x/mnt
(3) Respirasi
: 28 x/mnt
41
42
: 100/60 mmHg
d) Keadaan Fisik
(1) Kepala
(2) Mata
(3) Hidung
(4) Telinga
: Bentuk
simetris,
serumen
tidak
ada,
kebersihan cukup.
(5) Mulut
(6) Leher
: Pergerakan
baik,
pembesaran
vena
42
43
/+,
(9) Ekstriminitas :
Atas
Bawah
Kekuatan otot :
555 555
555 555
Hasil
13,5
5,39
14,8
43,2
80,1
27,5
34
337
38,0
12,6
10,0
25,9
8,6
Satuan
k/ul
M/ul
g/dl
%
Fl
Pg
g/l
k/ul
%
Fl
Fl
%
k/ul
Normal
4,6-10,2
3,8-6,5
11,5-18
37-54
80-100
26-31
31-37
150-400
37-54
15,5-17,1
7,8-11
13-43
2,2-6,8
43
44
LYM
MXD
NEUT%
LYM%
MXD%
LED
3,4
1,5
64,0
25,0
11,0
26
k/ul
k/ul
%
%
%
Mn/hor
1-3,6
0,1-1,1
40-70
25-33
1,7-20
0-20
AO
BO
CO
0
0
0
1/320
Negatif
Negatif
Negatif
Positif
(-)
(-)
(-)
(+)
AH
BH
CH
1/80
0
1/320
0
Positif
Negatif
Positif
Negatif
(+)
(-)
(+)
(-)
44
45
b. Analisa Data
TABEL 1
ANALISA DATA KEPERAWATAN PASIEN AP DENGAN BRONKOPNEUMOIA
DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 23 JUNI 2009
No
Data Subyektif
1 Ibu mengatakan anaknya
masih sesak dan batuk
berdahak yang sulit
dikeluarkan.
sesak
-
Orang
tua mengatakan
khawatir dengan
keadaan anaknya
karena batuk anaknya
tidak hilang-hilang
Orang
Data Obyektif
Pasien tampak
Masih terdengar
batuk dan secret yang tidak dapat
di keluarkan
Pasien terlihat
dipsnea
RR : 28 x/menit
N : 100 x/menit
Terdengar suara
grek-grek (ronchi +/+)
Hasil rontgen:
Proses spesifik paru.
Pasien tampak
lemah, lemas.
Terpasang IVFD
D5% 20 tetes/menit pada tangan
kanan pasien
S. paratyphi C O
1/320
S. typhi H 1/80
S. paratyphi B H
1/320
TD : 100/60 mmHg
Terdengar secret
yang tidak dapat dikeluarkan
WBC 13,5 K/UL
Terdengar suara
grek-grek (ronchi +/+)
LED 26
Hasil Widal positif
Orang tua tampak
murung
Orang tua tampak
bertanya-tanya kenapa batuk
anaknya tidak hilang-hilang
Orang tua tampak
bertanya-tanya tentang keadaan
Kesimpulan
Bersihan
jalan nafas
tak efektif
Intoleransi
aktivitas
Resiko
penyebaran
infeksi
Ansietas
orang tua.
45
46
anaknya
c. Rumusan Masalah
1) Bersihan jalan nafas tak efektif
2) Intoleransi aktivitas
3) Risiko penyebaran infeksi
4) Ansietas orang tua
d. Analisa Data
1) P : Bersihan jalan nafas tak efektif
E : Peningkatan sekresi sekret
S : Ibu mengatakan anaknya masih sesak dan batuk berdahak yang
sulit dikeluarkan. Pasien tampak sesak, masih terdengar batuk
dan secret yang tidak dapat di keluarkan, pasien terlihat
dipsnea, RR : 28 x/menit, N : 100 x/menit, Terdengar suara
grek-grek (ronchi +/+), Hasil rontgen : proses spesifik paru.
Proses terjadinya :
Karena adanya faktor non infeksi dan faktor infeksi yang
menyerang jaringan interstisial paru dan ditunjang dengan
penurunan
daya
tahan
tubuh
dapat
menginfeksi
traktus
46
47
47
48
batuk
anaknya
tidak
hilang-hilang.
Orang
tua
48
49
RR : 28 x/menit, N : 100
Orang
tua
mengatakan
belum
mendapatkan
49
50
tua tampak bertanya-tanya kenapa batuk anaknya tidak hilanghilang. Orang tua tampak bertanya-tanya tentang keadaan anaknya.
2. Perencanaan
a. Prioritas Diagnosa
Diagnosa keperawatan diprioritaskan berdasarkan masalah yang paling
mengancam kehidupan dan kesehatan pasien :
1) Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan Peningkatan
sekresi sekret ditandai dengan Ibu mengatakan anaknya masih
sesak dan batuk berdahak yang sulit dikeluarkan. Pasien tampak
sesak, masih terdengar batuk dan secret yang tidak dapat di
keluarkan, pasien terlihat dipsnea,
RR : 28 x/menit, N : 100
50
51
Orang
tua
mengatakan
belum
mendapatkan
51
52
b. Rencana Perawatan
TABEL 2
RENCANA KEPERAWATAN PASIEN AP DENGAN BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 23 26 JUNI 2009
Hari/Tgl/
Jam
1
Selasa,
23-6-2009
Pkl 12.45
wita
Diagnosa Keperawatan
Rencana Tujuan
Rencana Tindakan
Rasional
2
Bersihan jalan napas tak
efektif berhubungan dengan
Peningkatan sekresi sekret
ditandai dengan Ibu
mengatakan anaknya masih
sesak dan batuk berdahak
yang sulit dikeluarkan.
Pasien tampak sesak, masih
terdengar batuk dan secret
yang tidak dapat di
keluarkan, pasien terlihat
dipsnea, RR : 28 x/menit, N
: 100 x/menit, Terdengar
suara grek-grek (ronchi +/
+).
3
Setelah diberikan askep
selama 3x24 jam
diharapkan bersihan
jalan nafas pasien efektif
dengan kriteria hasil:
1.
sesak tidak ada
2.
batuk tidak ada
3.
ronchi -/4.
RR : 19-24
x/menit
5.
N : 80-100
x/menit
6.
Secret tidak ada
4
1.
Observasi vital sign
setiap 8 jam
5
1.
Tubuh akan
berkompensasi apabila
bersihan jalan nafas tak efektif
dimana respirasi dan nadi akan
meningkat.
2.
Mengetahui efektifitas
perawatan dan perkembangan
kesehatan pasien
3.
Takipnea pernafasan
dangkal dan gerakan dada tak
simetris sering terjadi karena
ketidak nyamanan dinding
dada dan atau cairan paru
4.
Memungkin-kan upaya
nafas lebih dalam dan lebih
kuat serta menurunkan ketidak
nyamanan dada
2.
Observasi KU
pasien setiap pergantian
shift
3.
Kaji frekuensi /
kedalaman pernafasan
dan gerakan dada
4.
52
53
Lanjutan
1
4
5.
7.
Selasa,
23-6-2009
Pkl 12.45
wita
Delegatif dalam
pemberian bronchodilator (Combivent 3x1
amp)
8.
Delegatif dalam
pemberian anti
mukolitik (ekspektoran)
- mucopect 3x cth1/2
1.
Observasi vital sign
setiap 8 jam
2.
Observasi tanda-
5
5.
6.
1.
Di lanjutkan
53
54
Lanjutan
1
2
penyakit.
3
terjadi dengan kriteria
hasil:
1.
Tidak terdapat
tanda-tanda infeksi
2.
WBC dalam
batas normal 4,6-10,2
K/UL
3.
Secret tidak ada
4.
Ronchi -/5.
KU pasien
membaik
4
tanda infeksi
3.
4.
Lakukan teknik
cuci tangan yang baik
(septik dan aseptik).
5.
Dorong
keseimbangan istirahat
adekuat dengan
aktivitas sedang.
6.
Selasa,
23-6-2009
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
Observasi KU
setiap pergantian shift
Kolaborasi dalam
pemeriksaan lab darah
lengkap.
7.
Tingkatkan asupan
nutrisi.
8.
Delegatif dalam
pemberian antibiotika
(Cefotaxim 3x500mg
iv)
1. Kaji tingkat
kemampuan pasien
5
mengalami perubahan seperti
nadi, respirasi dan suhu
meningkat ini menandakan
sudah terjadi infeksi
3.
Mengetahui efektivitas
perawatan dan perkembangan
kesehatan pasien.
4.
menurunkan
penyebaran/tambahan infeks.
5.
memudahkan proses
penyembuhan dan
meningkatkan tahanan
alamiah.
6.
Untuk mengetahui apakah
terdapat peningkatan WBC
yang menyebabkan infeksi.
7.
meningkatkan energi dan
daya tahan tubuh.
8.
Cefotaxim merupakan
obat antibiotic yang dapat
mengurangi infeksi
1.
menetapkan
kemampuan/kebutuhan pasien
Dilanjutkan
54
55
Lanjutan
1
Pkl 12.45
wiita
2
ketidakseimbangan antara
suplay dan kebutuhan O2
ditandai dengan Ibu
mengatakan anak lemas dan
hanya berbaring lemah.
Pasien tampak lemah, lemas,
terpasang IVFD D5% 20
tetes/menit pada tangan
kanan pasien, S. paratyphi C
O 1/320, S. typhi H 1/80,
S. paratyphi B H 1/320.
3
4
diharapkan kebutuhan
dalam aktivitas.
ADL pasien dapat
terpenuhi dengan kriteria 2. Jelaskan pentingnya
hasil:
istirahat dan
1.
Pasien tampak
keseimbangan aktivitas
tidak lemah lagi
dan istirahat pada orang
2.
N 80-100
tua.
x/menit,
3. Bantu pasien dalam
3.
RR 19-24
memilih posisi yang
x/menit
nyaman dalam
beristirahat.
4. Bantu pasien dalam
memenuhi
kebutuhannya.
5. Libatkan keluarga
dalam pemenuhan
kebutuhan pasien.
Selasa,
23-6-2009
Pkl 12.45
wita
5
dan memudahkan pilihan
intervensi
2.
menurunkan kebutuhan
metabolik, menghemat energi
untuk penyembuhan.
3.
4.
Meminimalkan kelelahan
dan membantu keseimbangan
suplai dan kebutuhan oksigen.
5.
keluarga mampu
melakukan perawatan pasien
secara mandiri.
1.
Mempengaruhi
kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan
2.
Informasi dapat
meningkatkan koping dan
membantu ansietas dan
masalah berlebihan
3.
Keluarga/ pasien mampu
55
56
Lanjutan
1
2
hilang-hilang. Orang tua
mengatakan belum
mendapatkan informasi
tentang penyakit anaknya.
Orang tua belum tahu cara
perawatan anaknya yang
sakit. Orang tua tampak
murung. Orang tua tampak
bertanya-tanya kenapa batuk
anaknya tidak hilang-hilang.
Orang tua tampak bertanyatanya tentang keadaan
anaknya.
3
tampak tenang
2.
Orang tua
mengerti tentang
penyebab penyakit
anaknya
3.
Orang tua
mengerti tentang
perawatan anaknya
yang sakit.
4
perawatan pasien
4.
Jelaskan tindakan
yang akan dilakukan
5.
6.
Beri motivasi/
dorongan pada
keluarga/ pasien
Anjurkan
keluarga/pasien untuk
berdoa
7.
Evaluasi penjelasan
yang sudah diberikan
5
melaksanakan perawatan
mandiri
4.
Informasi dapat
meningkatkan koping,
membantu menurunkan
ansietas dan masalah
Di lanjutkan
berlebihan
5.
Meningkatkan proses
belajar, meningkatkan
pengambilan keputusan dan
mencegah ansietas sehubungan
dengan ketidaktahuan
6.
Membantu keluarga/
pasien lebih tenang
7.
Mengetahui sejauh mana
penjelasan dapat diterima
56
3.
Pelaksanaan
TABEL 3
PELAKSANAAN PERAWATAN PASIEN AP
DENGAN BRONKOPNEUMONI
DI RUANG RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 23 26 JUNI 2009
Hari/Tgl/
Jam
1
Selasa,
23-6-2009
Pkl 12.55
wita
Dx
no
2
1,2
Tindakan
Paraf
Evaluasi
Keperawatan
3
4
5
Mengobservasi
keadaan Keadaan CM, pasien okta
umum pasien dan vital tampak batuk dan
sign
sesak, S : 36 C, nadi
100 x/menit R : 28
x/menit
pkl 13.10
pkl 13.20
Memberi
nyaman
fowler).
pkl 13.25
pkl 13.40
Mengkaji tingkat
kecemasan orang tua.
pkl 14.10
Memberikan kesempatan
orang tua untuk bertanya
dan menjelaskan tentang
pertanyaannya.
pkl 14.20
Memberi
HE
atau Orang tua tampak okta
informasi tentang keadaan mendengarkan
kesehatan anak.
penjelasan yang
posisi
(posisi
Dilanjutkan
58
Lanjutan
1
pkl 14.30
pkl 17.00
okta
pkl 16.00
1,2
N: 88x/menit, S:
36,5C,
RR:24x/menit
okta
pkl 16.05
Menganjurkan keluarga
untuk berdoa
Orang tua
melaksanakan nasehat
yang diberikan
okta
pkl 16.10
okta
pkl 16.15
okta
pkl 16.15
Delegatif pemberian
nebulizer Combivent 1
amp.
okta
pkl 16.20
1,3
Melakukan dan
mengajarkan fisioterapi
dada (kleving , vibrasi),
mengajarkan pasien
latihan nafas dalam dan
batuk efektif.
okta
pkl 16.40
Membantu memberikan
pasien makan
okta
Dilanjutkan
58
59
Lanjutan
1
pkl 19.30
2
1
3
4
5
Mengobservasi KU pasien. KU pasien lemah,
Prwt
ronchi +/+, pergerakan
dada simetris, batuk +.
pkl 21.30
pkl 22.00
1,3
pkl 22.05
Pkl 22.30
Prwt
Pkl 23.45
prwt
Rabu,
24-6-2009
Pkl.06.00
wita
1,2
Delegatif pemberian
nebulizer Combivent 1
amp.
Mengobservasi tandatanda vital sign
pkl 08.00
pkl 08.10
Pasien tampak
nyaman.
Prwt
Prwt
Prwt
Prwt
Prwt
Prwt
59
60
Dilanjutkan
60
61
Lanjutan
1
pkl 08.20
2
1
3
Delegatif pemberian
nebulizer Combivent 1
amp.
4
Obat sudah masuk
melalui nebulizer.
5
Prwt
pkl 09.00
Melakukan dan
mengawasi keluarga
pasien fisioterapi dada
(kleving , vibrasi) dan
menganjurkan pasien
latihan napas dalam dan
batuk efektif.
Prwt
pkl 09.30
Mengobservasi tingkat
kemampuan pasien dalam
beraktifitas.
Prwt
pkl 09.35
Pasien tampak
nyaman
Prwt
pkl 10.30
Mengkaji frekuensi /
kedalaman pernafasan dan
gerakan dada
Prwt
pkl 11.00
3,4
Pkl 13.20
pkl 13.30
Memberikan pasien
minum air hangat.
Memberi informasi
tentang keadaan pasien
pkl 13.35
Prwt
okta
okta
okta
61
Dilanjutkan
62
Lanjutan
1
pkl 13.40
2
4
3
Melibatkan orang tua
dalam perawatan pasien.
4
Orang tua tampak
membantu dalam
memberikan posisi.
5
okta
pkl 13.50
Menjelaskan pentingnya
istirahat dan keseimbangan
aktivitas dan istirahat pada
orang tua.
okta
pkl 14.10
1,2
pkl 15.00
pkl 15.30
1,3
pkl 15.40
pkl 16.10
pkl 16.05
pkl 16.10
Menganjurkan
untuk istirahat.
Mengobservasi
keadaan Keadaan CM, pasien okta
umum pasien dan vital tampak batuk dan
sign
sesak, S : 36,5 C,
nadi 88 x/menit
Mengauskultasi bunyi
nafas, kaji kedalaman
pernafasan.
Memberi
nyaman
fowler).
posisi
(posisi
okta
62
63
DilanjutkanDilanjutkan
63
64
Lanjutan
1
pkl 16.20
2
1,2
pkl 16.20
3
Mengobservasi vital sign
4
S : 36,5 C, N:
100x/menit
RR: 20x/menit.
5
okta
okta
okta
pkl 16.30
pkl 16.35
Delegatif pemberian
nebulizer Combivent 1
amp.
okta
Obat sudah di berikan
melalui nebulizer.
okta
pkl 16.50
Melakukan fisioterapi
dada (kleving , vibrasi)
dan menganjurkan pasien
napas dalam dan batuk
efektif.
Mengobservasi KU pasien
KU pasien lemah,
ronchi +/+, pergerakan
dada simetris, batuk +.
Pkl 18.00
1,3
pkl 20.00
Mengannjurkan
keluarga/pasien untuk
berdoa
pkl 23.20
Memberikan pasien
minum air hangat.
pkl 23.25
1,3
okta
okta
Prwt
Prwt
Dilanjutkan
64
65
Lanjutan
1
pkl 23.30
2
1
3
4
Delegatif dalam pemberian Obat sudah diminum
obat oral :
reaksi alergi tidak ada.
Mucopet cth (oral)
Praxion P cth1(oral)
5
Prwt
pkl 23.30
Prwt
pkl 23.35
Delegatif pemberian
nebulizer Combivent 1
amp.
Prwt
Kamis,
25-6-09
Pkl 06.00
1,2
S : 37 C, N:
88x/menit
RR: 24x/menit
KU lemah, kesadaran
CM, batuk berkurang
sesak hilang
Prwt
pkl 07.35
Mengobservasi tingkat
kemammpuan pasien
dalam beraktifitas.
Prwt
pkl 07.40
Mengauskultasi bunyi
nafas, kaji kedalaman
pernafasan.
Prwt
pkl 07.45
Prwt
pkl 08.00
Prwt
pkl 08.35
Delegatif pemberian
nebulizer Combivent 1
amp.
Prwt
65
Dilanjutkan
66
Lanjutan
1
pkl 09.30
2
1
3
Memberikan pasien
minum air hangat
4
Orang tua tampak
memberikan anaknya
minum.
5
Prwt
pkl 10.00
3,4
Prwt
okta
pkl 11.00
Memberi informasi
tentang perkembangan
anaknya
okta
pkl 11.30
2,3
Menganjurkan pasien
istirahat
Pasien tampak
istirahat dengan
nyama
okta
pkl 12.00
pkl 12.10
3,4
pkl 13.00
pkl 13.10
Mengkaji tingkat
kecemasan orang tua.
pkl 13.30
Memberikan
minum air hangat.
okta
okta
66
67
Lanjutan
1
pkl 13.40
2
3
pkl 14.00
pkl 15.10
1,2
Menganjurkan
pasien Ibu mengatakan akan okta
untuk beraktivitas .
mengawasi anaknya
dalam beraktifitas
pkl 15.20
S : 36 C, N:
88x/menit
RR: 20x/menit
okta
pkl 15.30
3,4
Menganjurkan keluarga
untuk membantu
memenuhi kebutuhan
pasien (memberi makan
dan minum)
okta
pkl 16.00
okta
pkl 16.10
okta
pkl 16.15
Delegatif pemberian
nebulizer Combivent 1
amp.
okta
pkl 16.20
Menganjurkan pasien
untuk nafas dalam dan
batuk efektif.
okta
Dilanjutkan
3
4
5
Membantu pasien dalam
Pasien tampak lebih
okta
memilih posisi yang
tenang beristirahat.
nyaman dalam beristirahat.
Dilanjutkan
67
68
Lanjutan
1
pkl 16.30
2
1
3
Menganjurkan orang tua
untuk memberikan air
hangat.
pkl 17.00
1,2
pkl 19.30
4
Orang tua tampak
memberikan anaknya
minum.
5
okta
Pasien tampak
nyaman.
Prwt
Prwt
pkl 20.00
pkl 22.00
pkl 23.00
Prwt
pkl 23.10
Prwt
jumat
26-6-2009
pkl 06.00
1,2
okta
pkl 07.20
Mengobservasi tingkat
kemampuan pasien
beraktivitas.
okta
Pasien tampak
bermain dengan orang
tua, tampak tidak
lemas.
Prwt
Dilanjutkan
68
69
Lanjutan
1
pkl 07.30
2
1
3
Mengauskultasi bunyi
nafas, kaji kedalaman
pernafasan.
pkl 07.35
okta
pkl 07.40
okta
pkl 07.45
Delegatif pemberian
nebulizer Combivent 1
amp.
okta
pkl 07.50
Menganjurkan pasien
nafas dalam dan batuk
efektif.
okta
pkl 08.00
okta
okta
Pasien tampak
istirahat dengan
nyaman
Orang tua tampak
memberikan makan
dan minum.
okta
3
Melibatkan orang tua
dalam perawatan pasien.
pkl 08.35
1,2
,3
Menganjurkan pasien
istirahat
pkl 09.30
3,4
4
Ronchi +/+, terdapat
bunyi grek-grek,
pergerakan dada
simetris.
5
okta
okta
Dilanjutkan
69
70
Lanjutan
1
pkl 10.30
2
4
3
Mengevaluasi penjelasan
yang sudah diberikan
kepada orang tua.
pkl 11.00
Membantu
memberikan Pasien tampak lebih okta
posisi (semi fowler)
nyaman.
pkl 12.30
1,2
4
Orang tua mampu
menjelaskan tentang
penyakit dan
perawatan anaknya.
5
okta
okta
70
71
4. Evaluasi Keperawatan
TABEL 4
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PASIEN A.P
DENGAN BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 24 JUNI 2009
Hr/Tgl/Jam
Dx. Kep
Evalulasi
2
3
Rabu
Bersihan jalan napas tak efektif S : Orang tua mengatakan
24 Juni 2009 berhubungan
dengan
anaknya masih batuk dan
Pkl.12.30 wita Peningkatan
sekresi
sekret
sesak
ditandai dengan Ibu mengatakan O : Pasien masih batuk, sesak
anaknya masih sesak dan batuk
sudah berkurang, ronchi
berdahak yang sulit dikeluarkan.
+/+ pergerakan dada
Pasien tampak sesak, masih
simetris, masih terdapat
terdengar batuk dan secret yang
secret N = 88 x/menit,
tidak dapat di keluarkan, pasien
RR = 24 x/menit.
terlihat dipsnea, RR : 28 x/menit, A : Kriteria tujuan 4 dan 5
N : 100 x/menit, Terdengar suara
tercapai, kriteria 1, 2 dan
grek-grek (ronchi +/+).
3
belum
tercapai,
masalah belum teratasi
P : Lanjutkan
perawatan
dengan semua rencana
tindakan
yang
telah
disusun
Rabu
24 Juni 2009
Pkl.
12.30
wita
71
72
Lanjutan
1
Rabu
24 Juni 2009
Pkl.
12.30
wita
2
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
antara suplay dan kebutuhan O2
ditandai dengan Ibu mengatakan
anak lemas dan hanya berbaring
lemah. Pasien tampak lemah,
lemas, terpasang IVFD D5% 20
tetes/menit pada tangan kanan
pasien, S. paratyphi C O 1/320,
S. typhi H 1/80, S. paratyphi B
H 1/320.
S :
O :
A :
P :
3
Orang tua mengatakan
anaknya masih lemah
Keadaan umum pasien
lemah, Pasien hanya
diam, N = 100 x/menit,
RR 24 x/menit
Kriteria tujuan 2 dan 3
tercapai, kriteria 1 belum
tercapai masalah belum
teratasi.
Lanjutkan
perawatan
dengan semua rencana
tindakan
yang
telah
disusun sampai masalah
tidak terjadi
Rabu,
Ansietas orang tua berhubungan S : - Orang tua mengatakan
24 Juni 2009 dengan kurang pengetahuan
tidak khawatir lagi
Pk.12.30 Wita tentang
penyakit
anaknya
dengan
keadaan
ditandai dengan Orang tua
anaknya.
mengatakan khawatir dengan
- Orang tua mengatakan
keadaan anaknya karena batuk
tahu tentang penyakit,
anaknya tidak hilang-hilang.
penyebab
dan
Orang tua mengatakan belum
pengobatan anaknya
mendapatkan informasi tentang
- Orang tua mengatakan
penyakit anaknya. Orang tua
tahu cara perawatan
belum tahu cara perawatan
anaknya
anaknya yang sakit. Orang tua O : - Orang tua tampak
tampak murung. Orang tua
tenang
tampak bertanya-tanya kenapa
- Orang
tua
tidak
batuk anaknya tidak hilangtampak bertanya-tanya
hilang. Orang tua tampak
lagi tentang keadaan
bertanya-tanya tentang keadaan
anaknya.
anaknya
A : Semua tujuan sudah
tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan pemahaman
orang tua
72
73
TABEL 5
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PASIEN A.P
DENGAN BRONKOPNEUMONIA
DI RUANG KASWARI RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 25 JUNI 2009
Hr/Tgl/Jam
Dx. Kep
Evalulasi
1
Kamis
25 Juni 2009
Pkl.
12.30
wita
2
Bersihan jalan napas tak
efektif berhubungan dengan
Peningkatan sekresi sekret
ditandai
dengan
Ibu
mengatakan anaknya masih
sesak dan batuk berdahak
yang
sulit
dikeluarkan.
Pasien tampak sesak, masih
terdengar batuk dan secret
yang
tidak
dapat
di
keluarkan, Pasien terlihat
dipsnea, RR : 28 x/menit, N :
100x/menit, Terdengar suara
grek-grek (Ronchi +/+).
3
S : Orang
tua
mengatakan
anaknya sudah tidak sesak
lagi, tapi masih batuk dan
disertai sekret.
O : Pasien tampak tidak sesak
lagi, batuk (+), ronchi +/+
pergerakan dada simetris,
terdapat sekret, nadi 88
x/menit, RR = 24 x/menit.
A : Kriteria tujuan 1, 4 dan 5
tercapai, kriteria 2, 3 dan 6
tidak tercapai, masalah belum
teratasi.
P : Lanjutkan perawatan dengan
semua rencana tindakan yang
telah disusun.
Kamis
25 Juni 2009
Pkl.
12.30
wita
S : O : S = 36,50C, RR = 24 x/menit,
ronchi +/+, terdapat sekret.
A : Kriteria tujuan 1 tercapai,
kriteria 2, 3, 4 dan 5 belum
tercapai,
masalah
belum
teratasi.
P : Lanjutkan perawatan dengan
semua rencana tindakan yang
telah disusun, sampai masalah
tidak terjadi
Kamis
25 Juni 2009
Pkl.
12.30
wita
Intoleransi
aktivitas S : rang
tua
mengatakan
berhubungan
dengan
anaknya sudah mau duduk
ketidakseimbangan
antara
dan bermain ditempat tidur.
suplay dan kebutuhan O2 O : Pasien tampak duduk dan
ditandai
dengan
Ibu
bermain ditempat tidur, N =
mengatakan anak lemas dan
88 x/menit, RR = 24 x/menit,
hanya berbaring lemah.
pasien tampak lemah
Dilanjutkan
73
74
Lanjutan
1
Kamis
25 Juni 2009
Pkl.
12.30
wita
2
3
Pasien tampak lemah, lemas, A : Kriteria tujuan 2 dan 3
terpasang IVFD D5% 20
tercapai, kriteria 1 belum
tetes/menit pada tangan
tercapai,
masalah
belum
kanan pasien, S. paratyphi C
teratasi.
O 1/320, S. typhi H 1/80, P : Lanjutkan perawatan dengan
S. paratyphi B H 1/320.
semua rencana yang tindakan
yang telah disusun sampai
masalah tidak terjadi.
Ansietas
orang
tua
berhubungan dengan kurang
pengetahuan
tentang
penyakit anaknya ditandai
dengan
Orang
tua
mengatakan khawatir dengan
keadaan anaknya karena
batuk anaknya tidak hilanghilang.
Orang
tua
mengatakan
belum
mendapatkan
informasi
tentang penyakit anaknya.
Orang tua belum tahu cara
perawatan anaknya yang
sakit. Orang tua tampak
murung. Orang tua tampak
bertanya-tanya kenapa batuk
anaknya tidak hilang-hilang.
Orang tua tampak bertanyatanya
tentang
keadaan
anaknya.
74
75
TABEL 6
EVALUASI KEPERAWATAN PASIEN A.P DENGAN
BRONKOPNEUMONIA DI RUANG KASWARI
RSUD WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 26 JUNI 2009
Hr/Tgl/Jam
Dx. Kep
Evalulasi
1
Jumat
26 Juni 2009
Pkl.
12.30
wita
2
Bersihan jalan napas tak
efektif berhubungan dengan
Peningkatan sekresi sekret
ditandai
dengan
Ibu
mengatakan anaknya masih
sesak dan batuk berdahak
yang
sulit
dikeluarkan.
Pasien tampak sesak, masih
terdengar batuk dan secret
yang
tidak
dapat
di
keluarkan, Pasien terlihat
dipsnea, RR : 28 x/menit, N :
100x/menit, Terdengar suara
grek-grek (Ronchi +/+).
3
S : Orang
tua
mengatakan
anaknya sudah tidak sesak
lagi, batuk berkurang.
O : Sesak hilang, batuk (-), ronchi
+/+ N = 88 x/menit, sekret
(+),
pergerakan
dada
simetris,terdapat sekret.
A : Kriteria tujuan 1, 2, 4 dan 5
tercapai, kriteria 3 dan 6
belum
tercapai,
masalah
belum teratasi.
P : Lanjutkan perawatan dengan
semua rencana tindakan yang
telah disusun.
Jumat
26 Juni 2009
Pkl.
12.30
wita
Jumat
26 Juni 2009
Pkl.
12.30
wita
Intoleransi
aktivitas S : rang
tua
mengatakan
berhubungan
dengan
anaknya sudah mau bermain,
ketidakseimbangan
antara
orang
tua
mengatakan
suplay dan kebutuhan O2
anaknya sudah lebih segar.
ditandai
dengan
Ibu O : Pasien
tampak
bermain
mengatakan anak lemas dan
ditempat tidur dan berjalanDilanjutkan
75
76
Lanjutan
1
Jumat
26 Juni 2009
Pkl.
12.30
wita
2
hanya berbaring lemah.
Pasien tampak lemah, lemas,
terpasang IVFD D5% 20
tetes/menit pada tangan
kanan pasien, S. paratyphi C A :
O 1/320, S. typhi H 1/80,
S. paratyphi B H 1/320.
P :
Ansietas
orang
tua
berhubungan dengan kurang
pengetahuan
tentang
penyakit anaknya ditandai
dengan
Orang
tua
mengatakan khawatir dengan
keadaan anaknya karena
batuk anaknya tidak hilanghilang.
Orang
tua
mengatakan
belum
mendapatkan
informasi
tentang penyakit anaknya.
Orang tua belum tahu cara
perawatan anaknya yang
sakit. Orang tua tampak
murung. Orang tua tampak
bertanya-tanya kenapa batuk
anaknya tidak hilang-hilang.
Orang tua tampak bertanyatanya
tentang
keadaan
anaknya.
3
jalan disekitar ruangan rumah
sakit, N = 88 x/menit, S =
36,50C, pasien tampak tidak
lemas.
Tujuan tercapai masalah
teratasi
Pertahankan kondisi pasien.
76
77
BAB III
PEMBAHASAN
77
75
78
tidak memadai akan menimbulkan hipoksemia dan hipoksia. Data ini tidak
muncul pada pasien A.P karena sudah mendapatkan penanganan yang cepat.
Berdasarkan data yang ditemukan pada kasus, hanya empat masalah
keperawatan yang muncul pada tinjauan kasus dari sepuluh masalah
keperawatan yang ada pada tinjauan teori. Adapun masalah yang ditemukan
pada kasus adalah bersihan jalan nafas tak efektif. Masalah ini muncul karena
saat pengkajian ditemukan adanya ronchi, sesak, batuk, dahak, yang sulit
dikeluarkan. Masalah yang kedua yaitu resiko penyebaran infeksi yang
muncul karena saat pengkajian dan terdapat sekret yang sulit dikeluarkan.
Masalah kegita yaitu intoleransi aktivitas. Masalah ini muncul karena saat
pengkajian orang tua mengatakan anaknya lemas dan terpasang IVFD D5% 20
tetes/menit pada tangan kanan dan didukung oleh hasil tes widal S. Parathyphi
C-O 1/320 . S.Thyphi H 1/80. S.Paratyphi B-H 1/320, TD :100/60 mmHg.
Dan masalah keempat yaitu Ansietas orang tua masalah ini muncul karena saat
pengkajian orang tua mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya karena
bentuknya tidak hilang-hilang. Orang tua mengatakan belum mendapatkan
informasi tentang penyakit, penyebab dan pengobatan anaknya. Orang tua
mengatakan belum tahu cara perawatan anaknya yang sakit, orang tua tampak
murung, orang tua tampak bertanya-tanya tentang keadaan anaknya.
Sedangkan untuk masalah keperawatan seperti kerusakan pertukaran
gas, pola nafas tak efektif, nyeri (akut), resiko kekurangan volume cairan,
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, hipertermia dan ansietas tidak muncul
pada kasus karena kurangnya data-data yang mendukung munculnya masalah
78
79
perawatan
adalah
penyusunan
rencana
tindakan
79
80
80
81
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai
berhasil atau tidaknya pelaksanaan Asuhan Keperawatan sesuai dengan
kriteria waktu yang ditentukan dan rencana tujuan yang telah disusun.
Evaluasi yang dilaksanakan disini adalah evaluasi tiap hari untuk mengetahui
perkembangan pasien setiap harinya. Pada hasil evaluasi hari pertama tanggal
24 Juni 2009 dari empat masalah keperawatan, hanya beberapa kriteria
tercapai dan ada juga yang tidak tercapai baik dari masalah bersihan jalan tak
efektif, penyebaran infeksi, intoleransi aktivitas maupun ansietas orang tua.
Evaluasi pada hari kedua tanggal 25 Juni 2009, sudah terdapat masalah
dengan tujuan tercapai sebagian seperti bersihan jalan nafas tak efektif dimana
respirasi dan intoleransi aktivitas dimana pasien sudah dapat duduk dan
bermain ditempat tidur. Dan pada hari ketiga tanggal 26 Juni 2009 merupakan
evaluasi akhir atau terminal dimana hampir sama pada evaluasi hari kedua
namun untuk masalah bersihan jalan nafas tak efektif ada perubahan batuk
pasien sudah berkurang. Jadi disini masalah sudah hampir teratasi, tetapi ada
dua tujuan yang belum tercapai yaitu masih terdengar suara ronchi dan masih
terdapat sekret untuk masalah resiko penyebaran infeksi hampir teratasi tetapi
81
82
masih ada kriteria yang belum tercapai yaitu masih adanya ronchi dan secret
yang tidak dapat dikeluarkan, untuk masalah intoleransi aktivitas semua
kriteria telah tercapai karena pasien sudah dapat bermain dan berjalan-jalan
disekitar ruangan. Untuk masalah ansietas sudah semua kriteria telah tercapai,
orang tua tampak tenang. Berdasarkan hal diatas juga mempunyai rencana
agar perawat di ruang bekerja sama dengan keluarga atau pasien untuk
melanjutkan perawatan dan pengobatan.
82
83
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang ditulis pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penulis telah mendapat gambaran umum tentang Asuhan Keperawatan pasien
A.P dengan Bronkopneunomia dan secara garis besar, pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Pasien A.P dengan Bronkopneunomia sudah dapat dilaksanakan
dengan baik.
Pada pengkajian data dari pasien A.P diperoleh dengan pengumpulan
data dan pengkajian data bio-psiko-sosial-spiritual. Data yang dikumpulkan
telah disesuaikan dan berdasarkan pada kondisi pasien pada saat pengkajian.
Dari pengkajian telah dapat dirumuskan empat diagnosa keperawatan yaitu
bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi
sekret, resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan sekunder terhadap penyakit, intoleransi aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen dan ansietas
orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit anaknya.
Perumusan diagnosa ini sudah berdasarkan teori dan disesuaikan dengan data
yang muncul pada kasus.
Perencanaan disusun sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
muncul dan prioritas masalah keperawatan telah dibuat berdasarkan masalah
yang paling mengancam kehidupan dan kesehatan pasien. Dari empat masalah
83
81
84
keperawatan yang muncul dapat diprioritaskan, bersihan jalan nafas tak efektif
sebagai prioritas utama, prioritas kedua yaitu resiko penyebaran infeksi,
prioritas ketiga intoleransi aktivitas, dan ansietas orang tua sebagai prioritas ke
empat.
Pelaksanaan tindakan keperawatan, sebagian besar sudah sesuai
dengan rencana keperawatan yang telah disusun, dimana hal ini merupakan
suatu kerja sama antara penulis, perawat ruangan, tenaga medis lainnya dan
juga keluarga. Disamping itu juga, semua harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi pasein A.P dan lingkungan perawatannya serta telah disesuaikan
dengan konsep teori yang telah ada. Selain itu pasien dan keluarga juga sangat
kooperatif dalam setiap tindakan keperawatan yang diberikan.
Evaluasi keperawatan dilakukan dalam tiga hari untuk seluruh proses
keperawatan. Evaluasi yang dilakukan disini adalah evaluasi setiap hari untuk
mengetahui perkembangan pasien setiap harinya. Dan evaluasi terminal yang
mengacu pada kriteria hasil yang diharapkan. Dari empat masalah yang
muncul dan masalah sudah dapat diatasi dengan kriteria hasil yang diharapkan
dan dua masalah teratasi sebagian dengan 2 kriteria yang belum tercapai.
B. Saran
1. Kepada Pihak Rumah Sakit dan Perawat
Agar melanjutkan dan bila perlu memodifikasi tindakan keperawatan
dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien A.P. sehingga dalam
perawatannya
tercapai
tujuan
yang
optimal
dan
juga
tetap
84
85
sifat
yang
kooperatif
terhadap
segala
tindakan
85
86
DAFTAR PUSTAKA
86
: Bronkopneumonia
Sub Topik :
1. Pengertian Bronkopneumonia
2. Penyebab Bronkopneumonia
3. Tanda dan gejala Bronkopneumonia
4. Cara pencegahan Bronkopneumonia
5. Penanganan awal Bronkopneumonia
Sasaran
: Keluarga A.P
Tempat
:15 menit
Bronkopneumonia
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan keluarga:
a. Dapat menjelaskan pengertian Bronkopneumonia
b. Dapat menjelaskan penyakit Bronkopneumonia
c. Dapat menjelaskan tentang tanda dan gejala Bronkopneumonia
d. Dapat menjelaskan tentang cara pencegahan Bronkopneumonia
e. Dapat mengetahui dan mampu menjelaskan tentang penanganan
Bronkopneumonia
88
III. Materi
Terlampir
IV. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
V.
Media
Satuan penyuluhan
VI. Evaluasi
Lisan
VII. Kegiatan Penyuluhan
No
1
Tahapan dan
Waktu
Pembukaan
(1 menit)
Kegiatan Mahasiswa
Kegiatan Keluarga
a. Memulai dengan
a. Membalas salam
memberi salam
b. Memperhatikan
b. Memperkenalkan diri
c. Memperhatikan
Pelaksanaan
c. Menjelaskan tujuan
Menjelaskan materi
Mendengarkan dan
(10 menit)
tentang
memperhatikan
a. Pengertian
Bronkopneumonia
b. Penyebab
Bronkopneumonia
c. Tanda dan gejala
Bronkopneumonia
d. Pencegahan
Bronkopneumonia
e. Penanganan awal
3
Tanya jawab
Bronkopneumonia
Menanyakan kepada
Keluarga menjelaskan
88
89
No
Tahapan dan
Waktu
(3 menit)
Kegiatan Mahasiswa
keluarga tentang:
tentang:
a. Pengertian
a. Pengertian
Bronkopneumonia
b. Penyebab
Bronkopneumonia
c. Tanda dan gejala
Bronkopneumonia
d. Pencegahan
Bronkopneumonia
Penutup
(2 menit)
Kegiatan Keluarga
Bronkopneumonia
b. Penyebab
Bronkopneumonia
c. Tanda dan gejala
Bronkopneumonia
d. Pencegahan
Bronkopneumonia
e. Penanganan awal
e. Penanganan awal
Bronkopneumonia
a. Mengucapkan terima
Bronkopneumonia
a. Keluarga memperhatikan
b. Keluarga membalas
dengan ucapan terima
kasih
penutup
89
90
MASALAH PENYULUHAN
1.
Pengertian
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru dan bronkiolus
yang disebabkan oleh bakteri misalnya: staphylococcus, virus, jamur,
candida, albicans atau aspirasi karena makanan atau benda asing (Suriadi,
2001)
2.
Etiologi
Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh :
a. Faktor infeksi
1) Bakteri
2) Virus
: Influenza, parainfluenza
3) Jamur
: candida albican
4.
90
91
5.
2)
3)
4)
2)
3)
4)
Awasi anak jangan sampai terbentur pada tempat tidur atau jatuh
dari tempat tidur.
2)
Sesak
3)
4)
Muntah berulang
91
92
Sumber:
Manjoer, Arif (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2 (edisi ketiga), Jakarta:
Media Aesculapius
Nerlson, Walddo E (2000), Ilmu Kesehatan Anak Volume 2 (edisi kelima belas),
Jakarta: EGC
Ngastiah, (2005) Perawatan Anak Sakit, Jakarta, EGC
92