Anda di halaman 1dari 4

BAB I

LATAR BELAKANG

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic


Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang ditularkan
melaluigigitan nyamuk betina Aedes aegypti atau nyamuk Aedes albopictus.
Penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Penyakit iniditemukan hampir di seluruh belahan dunia, terutama di daerah tropis
dan subtropis (Djunaedi, 2006) .
Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular di
berbagai belahan dunia. Selama 1 dekade angka kejadian atau incidence rate (IR)
DBD meningkat dengan pesat diseluruh belahan dunia. Diperkirakan 50 juta
orang terinfeksi DBD setiap tahunnya dan 2,5 miliar (1/5 penduduk dunia) orang
tinggal di daerah endemik DBD.
Pada tahun 2007, dalam angka Case Fatality Rate (CFR) untuk kasus
Demam Berdarah Dengue (DBD) Indonesia menempati urutaan ke empat di
ASEAN dengan CFR 1.01 setelah Bhutan, India, dan Myanmar. Sampai bulan
September 2008, didapatkan CFR untuk kasus DBDmenurun menjadi 0.73,
namun naik menjadi peringkat ke dua di ASEAN setelah Bhutan. Penyakit DBD
pertama kali ditemukan di Indonesia yaitu di Surabaya dan Jakarta pada tahun
1968, akan tetapi informasi virologist baru didapat pada tahun 1972. Sejak
ditemukannya penyakit DBD pertama kali, jumlah kasus terus meningkat disemua
daerah di Indonesia.

Angka insiden DBD di wilayah kerja Puskesmas Guntung Payung selama


dua tahun terakhir ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan
yaitu dari 4 penduduk pada tahun 2014 menjadi 156 penduduk pada tahun 2015.
Distribusi DBD pada periode 1 januari 2014 sampai dengan Desember 2014 di
empat kelurahan yang tertinggi antara lain: Guntung Manggis (2 kasus), Guntung
Payung (1 kasus), Landasan Ulin Timur (0 kasus), Syamsudin Noor (1 kasus).
Distribusi DBD pada periode 1 januari 2015 sampai dengan Mei 2015 di empat
kelurahan yang tertinggi antara lain: Guntung Manggis (76 kasus), Guntung
Payung (20 kasus), Landasan Ulin Timur (28 kasus), Syamsudin Noor (32 kasus).
Di Indonesia, pemberantasan nyamuk Aedes aegypti dilakukan dengan
caramemberantas Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3 M, larvasida selektif,
memasang ovitrap (perangkap telur nyamuk), memelihara ikan pemakan jentik,
serta dengan cara pengasapan atau penyemprotan (fogging) menggunakan
insektisida. Walaupun demikian, Angka Bebas Jentik di Indonesia masih tergolong
rendah jika dibandingkan dengan Singapura. Sampai bulan Juni 2005, Angka
Bebas Jentik di kota/kabupaten di Indonesia masih sekitar 60-80%, diantaranya
yaitu Bogor (70%0, Denpasar (85%), Jakarta (80%), Kendari (65%), Mataram
(62%), dan Surabaya (60%). Padahal target Angka Bebas Jentik yang harus
dicapai adalah sebesar 95% (Subdirektorat Arbovirosis Ditjen P2M & PL, 2005).
Angka Bebas Jentik (ABJ) di Puskemas Guntung Payung sebesar 95%,
namun pada kenyataannya prevalensi DBD justru meningkat. Penghitungan jentik
ini dilakukan oleh Juru Pemantau Jentik (JUMANTIK) yang merupakan kader,
dan hanya dilakukan di tempat tinggal penduduk. Namun hingga saat ini belum

ada data jentik yang diperoleh dari tempat-tempat umum di sekitar wilayah
puskesmas. Berdasarkan data yang diperoleh, penderita DBD paling banyak dari
siswa TK, SD, SMP. Untuk itu, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian
di sekolah TK, SD, SMP di Kelurahan Guntung Manggis dengan angka penderita
DBD terbanyak.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran Angka Bebas Jentik (ABJ) pada Institusi Pendidikan
TK, SD dan SMP/ Sederajat di Kelurahan Guntung Manggis Tahun 2015
berdasarkan jenis sekolah, jenis penampungan, sumber air dan kondisi tempat
penampungan air ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui gambaran Angka Bebas Jentik (ABJ) pada Institusi
Pendidikan TK, SD dan SMP/ Sederajat di Kelurahan Guntung Manggis Tahun
2015.
Tujuan khusus
a) Mengidentifikasi Angka Bebas Jentik (ABJ) pada Institusi Pendidikan TK,
SD dan SMP/ Sederajat di Kelurahan Guntung Manggis Tahun 2015
berdasarkan jenis sekolah.
b) Mengidentifikasi Angka Bebas Jentik (ABJ) pada Institusi Pendidikan TK,
SD dan SMP/ Sederajat di Kelurahan Guntung Manggis Tahun 2015
berdasarkan jenis penampungan.

c) Mengidentifikasi Angka Bebas Jentik (ABJ) pada Institusi Pendidikan TK,


SD dan SMP/ Sederajat di Kelurahan Guntung Manggis Tahun 2015
berdasarkan sumber air.
d) Mengidentifikasi Angka Bebas Jentik (ABJ) pada Institusi Pendidikan TK,
SD dan SMP/ Sederajat di Kelurahan Guntung Manggis Tahun 2015
berdasarkan kondisi tempat penampungan air.
D. Manfaat Penelitian
Teoritis :
a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah kepustakaan Fakultas
Kedokteran dalam bidang karya tulis ilmiah.
b. Penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan bagi peneliti di bidang
ilmu penyakit tropis yakni Demam Berdarah Dengue khususnya mengenai
cara pencegahannya.
c. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam
melaksanakan usaha pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue.
Praktis:
a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui Angka Bebas
Jentik (ABJ) pada TK, SD, SMP di Kelurahan Guntung Manggis tahun 2015,
sehingga dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.
b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan bagi masyarakat dalam

meningkatkan perilaku sehat terhadap penanggulangan penyakit Demam


Berdarah Dengue.

Anda mungkin juga menyukai