Anda di halaman 1dari 11

KLIPING BENCANA ALAM

Disusun oleh :
Nama : Anggita Devi Permatasari
No. Absen : 7
Kelas : V A

SD NEGERI PURWOYOSO 03
TAHUN AJARAN 2014/2015

Bencana Alam
A. Pengertian Bencana Alam
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh gejala alam. Sebenarnya gejala
alam merupakan gejala yang sangat alamiah dan biasa terjadi pada bumi. Namun, hanya
ketika gejala alam tersebut melanda manusia (nyawa) dan segala produk budidayanya
(kepemilikan, harta dan benda), kita baru dapat menyebutnya sebagai bencana.
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Bencana alam geologis
Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi (gaya
endogen). Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan gunung
berapi, dan tsunami.
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor
angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai, banjir bandang,
angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya
adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai dari kondisi geologis (jenis
dan karakteristik tanah serta batuan dan sebagainya).
3. Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar angkasa,
contoh : hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan
bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.
Gejala alam yang dapat menimbulkan bencana alam pada dasarnya mempunyai
karakteristik umum, yaitu gejala awal, gejala utama, dan gejala akhir. Dengan demikian, jika
kita dapat mengetahui secara akurat gejala awal suatu bencana alam, kemungkinan besar kita
dapat mengurangi akibat yang ditimbulkannya.

B. Contoh Bencana Alam


1. Banjir

Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman
sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir",
kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu
badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air
keluar dari batasan alaminya.
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan
pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai
daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan
yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari
dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan
bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan
perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir
adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir
periodik.
Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang dikirimkan
oleh Tuhan untuk menghancurkan suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan sering
muncul dalam mitologi berbagai kebudayaan di dunia.

2. Gempa bumi

Gempa Bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu
wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah
skala yang paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala
rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur
pada skala besarnya lokal 5 magnitude. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka
valid. Gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7
lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, Meskipun
tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar
adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011(per Maret 2011), dan itu adalah
gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi
Skala Mercalli.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang
juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

3. Gunung Meletus

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang
sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 C. Cairan magma yang keluar dari dalam
bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan gunung
berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus
disebut gunung berapi aktif.
4. Badai

Badai adalah cuaca yang ekstrem, mulai dari hujan es dan badai salju sampai badai
pasir dan debu. Badai disebut juga siklon tropisoleh meteorolog, berasal dari samudera yang
hangat. Badai bergerak di atas laut mengikuti arah angin dengan kecepatan sekitar 20km/jam.

Badai bukan angin ribut biasa. Kekuatan anginnya dapat mencabut pohon besar dari akarnya,
meruntuhkan jembatan, dan menerbangkan atap bangunan dengan mudah. Tiga hal yang
paling berbahaya dari badai adalah sambaran petir, banjir bandang, dan angin kencang.
Terdapat berbagai macam badai, seperti badai hujan, badai guntur, dan badai salju. Badai
paling merusak adalah badai topan (hurricane), yang dikenal sebagai angin siklon (cyclone)
di Samudera Hindia atau topan (typhoon) di Samudera Pasifik.
Penyebab badai adalah tingginya suhu permukaan laut. Perubahan di dalam energy
atmosfer mengakibatkan petir dan badai. Badai tropis ini berpusar dan bergerak dengan
cepat mengelilingi suatu pusat, yang sumbernya berada di daerah tropis. Pada saat terjadi
angin ribut ini, tekanan udara sangat rendah disertai angin kencang dengan kecepatan bisa
mencapai 250 km/jam. Hal ini bisa terjadi diIndonesia maupun negara-negara lain. Di dunia,
ada tiga tempat pusat badai, yaitu di Samudera Atlantik, Samudera Hindia, danSamudera
Pasifik.
5. Tsunami

Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan
laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan
oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor
bawah laut, atau atau hantaman meteordi laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala
arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi
ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian
gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak
terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai,
kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya
sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk

hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena
Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan
tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai
penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami
penyebab tsunami.
Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami
sebagai "gelombang laut seismik".
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang
badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas
gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai
tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan.
Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
6. TANAH LONGSOR

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi
karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya
bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua
faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang
memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini
adalah gravitasiyang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor
lainnya yang turut berpengaruh:

erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau

gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam


lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan

hujan lebat
gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang
lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng

tersebut
gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran

debu-debu
getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju

7. KEBAKARAN LIAR

Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, adalah sebuah


kebakaran yang terjadi dialam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan
pertanian disekitarnya. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan
pembakaran.
Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama
kebakaran hutan besar.
Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari sebuah
sinonim dari Api Yunani, sebuah bahan seperti-napalm yang digunakan di Eropa Pertengahan
sebagai senjata maritime
Penyebab Kebakaran hutan, antara lain:

Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa
mematikan api di perkemahan.

Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung

berapi.
Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka

lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.


Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat
menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

8. KEKERINGAN

Kekeringan Meteorologis; berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam
satu musim. Pengukuran kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama adanya

kekeringan.
Kekeringan Hidrologis; berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air
tanah. Kekeringan ini diukur berdasarkan elevasi muka air sungai, waduk, danau, dan
elevasi muka air tanah. Terdapat tenggang waktu mulai berkurangnya hujan sampai
menurunnya elevasi muka air sungai, waduk, danau, dan elevasi muka air tanah.

Kekeringan hidrologis bukan merupakan indikasi awal adanya kekeringan.


Kekeringan Pertanian; berhubungan dengan kekurangan lengas tanah (kandungan air
dalam tanah), sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada
periode waktu tertentu pada wilayah yang luas. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah

gejala kekeringan meteorologi.


Kekeringan Sosial Ekonomi; berkaitan dengan kekeringan yang memberi dampak
terhadap kehidupan sosial ekonomi, seperti: rusaknya tanaman, peternakan, perikanan,
berkurangnya tenaga listrik dari tenaga air, terganggunya kelancaran transportasi air, dan

menurunnya pasokan air baku untuk industri domestik dan perkotaan.


Kekeringan Hidrotopografi; berkaitan dengan perubahan tinggi muka air sungai antara
musim hujan dan musim kering dan topografi lahan.

Kekeringan tidak taat aturan terjadi karena:

Kebutuhan air lebih besar daripada pasokan yang direncanakan akibat ketidaktaatan

pengguna terhadap pola tanam atau pola penggunaan air.


Kerusakan kawasan tangkapan air dan sumber-sumber air akibat perbuatan manusia.
Berdasarkan klasifikasi kekeringan tersebut, maka prioritas penanggulangan bencana

kekeringan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah. Khusus untuk


kekeringan yang disebabkan oleh ketidaktaatan para pengguna air dan pengelola prasarana
air, diperlukan komitmen dari semua pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang sudah
ditetapkan. Kepada masyarakat perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif, sehingga
memahami dan melaksanakan pola pengguna air sesuai peraturan/ketetapan
9. Badai tropis (Siklon tropis)

Siklon tropis adalah badai sirkuler yang menimbulkan angin kencang mampu
merusakkan daerah sekitar 250 mil dari pusatnya. Siklon tropis menyebabkan kerusakan
terutama oleh angin kencang, gelombang badai dan hujan lebat. Gelombang badai adalah
naiknya permukaan laut sepanjang pantai secara cepat karena angin menggerakkannya ke
pantai.
Sebutan siklon tropis bergantung pada lokasi kejadian. Di Atlantik dan Pasifik
disebut hurricane, di Pasifik Barat disebut typhoon, di Australia disebut Willy. Setiap tahun
muncul 80-100 siklon tropis, nama siklon tropis umumnya menggunakan nama-nama gadis,
seperti: Anna, Carol, Debbie, Inez, Fiona, Wenda dan sebagainya.

c. Thunderstorm (Badai guruh)


Thunderstorm adalah hujan badai disertai kilat dan halilintar. Kejadian ini adalah khas
di daerah tropis pada musim pancaroba, terutama pada masa peralihan musim kemarau
memasuki musim penghujan.
Thunderstorm (Badai guruh) merupakan suatu fenomena fisis atmosfer yang sering
terjadi di Indonesia. Fenomena ini dapat menimbulkan korban jiwa akibat sengatan listrik
pada waktu terjadi petir. Gejala terjadinya thundersorm adalah angin yang kencang disertai
hujan yang deras kadang-kadang disertai hujan es, kilat dan halilintar.
Bencana alam badai dapat dipelajari dan diamati sehingga jika gejala awal dapat
diamati dengan baik maka gejala utama dapat diantisipasi dengan demikian pertanyaan
kapan, dimana, berapa besar dan berapa lama dapat dijawab. Hal ini mampu mengurangi
jumlah korban akibat bencana tersebut.

Anda mungkin juga menyukai