Anda di halaman 1dari 7

EVIDENCE BASED MEDICINE

Comparison of the effectiveness of intravenous piracetam


and intravenous dimenhydrinate in the treatment of
acute peripheral vertigo in the emergency department

Disusun oleh :
Shofa Muminah
1102012275
Dosen pembimbing :
dr. Anggraini Iriani, SpPK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


2015-2016

SKENARIO
Seorang pria berusia 25 tahun datang ke dokter dengan keluhan sering merasakan sakit kepala
seperti berputar putar disertai mual dan muntah sudah 3 hari. Sewaktu berdiri atau berjalan terasa
seperti sempoyongan. Keluhan semakin terasa berat dengan berubahnya posisi kepala. Dia lalu
menanyakan obat untuk sakit kepala. Dokter akan memberikan obat dengan efek samping yang
sedikit. Dokter meresepkan dimenhidrynate intravena namun dokter pernah membaca mengenai
obat piracetam. Dokter mencari literature yang membandingkan efek samping dari kedua obat
tersebut.
Pertanyaan Klinis : Apakah intravena piracetam mempunyai efek samping lebih sedikit
dibanding dengan pemberian intravena dimenhidrinat untuk terapi vertigo perifer akut?
Komponen PICO
Population
Intervention
Comparison
Outcomes

: seorang pria berusia 25 tahun dengan dugaan vertigo perifer akut


: piracetam intravena
: dimenhidrynate intravena
: Terapi dengan efek samping lebih sedikit

Pencarian bukti ilmiah


Alamat website

: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24276103

Kata kunci

: Adult AND peripheral vertigo AND piracetam AND dimenhydrinate

Limitasi

: 5 tahun terakhir

Hasil Pencarian

:2

Comparison
of
the
therapeutic
efficacy
of
intravenous dimenhydrinate and
intravenous piracetam in patients with vertigo: a randomised clinical trial.
Comparison of the effectiveness of intravenous piracetam and intravenous
dimenhydrinate in the treatment of acute peripheral vertigo in the
emergency department

Dipilih artikel berjudul


Comparison of the effectiveness of intravenous piracetam and intravenous
dimenhydrinate in the treatment of acute peripheral vertigo in the
emergency department

VALIDITITY
1. Menentukan ada tidaknya randomisasi dalam kelompok dan teknik randomisasi
yang digunakan ?
Pada jurnal ini terdapat randomisasi pada pasien antara usia 18-70 dengan terdiagnosis
vertigo perifer dengan mengambil inform consent pada semua pasien yang termasuk
kriteria dalam penelitian ini.

Randomisasi dilakukan oleh anggota emergency department yang tidak terlibat dalam
studi ini. Kemudian mereka melakukan evaluasi pasien dengan vertigo selama 2 jam
sebelum studi dilakukan.

2. Menentukan ada tidaknya persamaan perlakuan pada kedua kelompok diawal


penelitian

Terdapat persamaan perlakuan diawal penelitian yaitu dilakukan evaluasi dengan


menggunakan visul analoge score (VAS).

3. Menentukan ada tidaknya blinding pada pasien, klinisi dan peneliti


Pada jurnal ini terdapat blinding antara pasien, klinisi, karena klinisi tidak mnegetahui
pasien apa saat memberikan terapi. Klinisi di ambil dari anggota yang tidak termasuk
dalam penelitian ini. Tetapi tidak dijelaskan bahwa terdapat blinding pada peneliti.

4. Menentukan ada tidaknya persamaan perlakuan pada kedua kelompok selain


perlakuan eksperimen
Tidak ada, pada jurnal ini tidak ada perlakuan selain perlakuan eksperimen pada kedua
kelompok.
5. Menentukan lama dan lengkapnya follow-up
Pada jurnal ini, lama dan lengkapnya follow up tidak dicantumkan

6. Menentukan ada tidaknya analisis pasien pada kelompok randomisasi semula


Ya, jumlah pasien pada kelompok randomisasi pada akhir penelitian sama dengan semula
seperti yang terdapat pada discussion halaman 652. Yang mendapat pengobatan tambahan
lain 75 orang dan yang diberikan dimenhydrinate 46 orang lalu 29 orang yang di berikan
piracetam..

Sesuai yang terdapat pada result 651

IMPORTANCE
7. Menentukan besar efek terapi (CER, EER, RR, RRR, ARR, NNT)

Dimenhydrinate
Piracetam
jumlah

Side effect

Side effect

jumlah

abcent
64
78
142

present
36
22
58

100
100
200

EER (Experimental Event Rate)


EER=

a
64
=
=0,64=64
a+b 100

Proporsi terjadinya keberhasilan terapi eksperimental pada kelompok study adalah


64%
CER (Control Event Rate)
CER=

c
78
=
=0,78=78
c+ d 100

Proporsi terjadinya keberhasilan terapi control pada kelompok study adalah 67%
RR (Relative Risk)
RR=1.219 . pada jurnal terdapat di bagian result halaman 651

RRR (Relative Risk Reduction)


RRR=

CEREER 0,780,64
=
=0, 179= 17,9%
CER
0,78

Pada penelitian ini terapi dengan piracetam dapat mengurangi risiko terjadinya
perburukan outcome sebanyak
ARR (Absolute Risk Reduction)
ARR =CER EER=0,780,64=0,14

= 14%

Besarnya perbedaan keberhasilan terapi pada intervensi terhadap control adalah 14%

NNT (Number needed to Treat)


NNT =

1
1
1
=
=
=71
ARR CEREER 0,14

Artinya, perlu dilakukan terapi piracetam pada 71 orang lagi untuk mendapatkan hasil
tambahan yang lebih baik.
8. Menentukan presisi estimasi efek terapi (95% CI)
CI terdapat pada bagian result halaman 651.

APPLICABILITY
9. Menentukan kemungkingan penerapan pada pasien
Piracetam sangat bagus untuk penerapan pada pasien dengan vertigo perifer akut seperti
dinyatakan pada halaman 649 bagian review conclusion bahwa piracetam mempunyai

efek yang lebih sedikit dibandingkan dimenhydrinate, bisa sering digunakan untuk terapi
emergensi pada vertigo akut. Piracetam lebih efektif untuk vertigo perifer, karena
meningkatkan kompensasi vestibular dan control pusat keseimbangan pasien. Piracetam
juga menurunkan frekuensi episode dari pasien dengan kronik vertigo berulang. Semua
efek piracetam ini secara positif berkontribusi untuk perkembangan kompensasi kronik.
10. Menentukan potensi keuntungan dan kerugian bagi pasien
Kedua obat menpunyai level yang sama efektif untuk terapi vertigo akut. Piracetam
mempunyai efek samping yang sedikit dan baiknya bisa digunakan untuk vertigo akut
dam kronik dan sering digunakan pada terapi emergensi vertigo akut. Kerugian
dimenhydrinate dan piracetam keduanya memiliki masih efek samping berlebih dalam
pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai