Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

Kecemasan merupakan reaksi normal yang diakibatkan suatu situasi yang menekan.
Namun dalam beberapa kasus, bila kecemasan dirasakan terlalu berlebih akan membuat sesorang
ketakutan terhadap suatu hal yang tidak rasional.
Kecemasaan merupakan keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang dialami oleh
individu yang ditandai dengan perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, kehawatiran, rasa
tertekan dalam menghadapi kesulitan sebelum kesulitan itu terjadi. Kecemasan yang di alami
oleh individu merupakan perwujudan dari kehawatiran individu akan sesuatu hal yang
menakutkan atau mengancam diri. Individu dengan gangguan kecemasan akan sulit untuk
berkonsentrasi dan bersosialisasi sehingga akan menjadi kendala dalam menjalani fungsi social,
pekerjaan, kegiatan dan melaksanakan perannya dalam kehidupan (Muarifah, 2005).
Rasa cemas tampaknya sudah menjadi bagian dari kehidupan. Orang yang cemas tidak
juga lepas dari keadaan mental yang tidak menyenangkan. Kecemasan adalah sesuatu yang
menimpa hampir setiap orang pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Sama halnya kecamasan
yang dialami oleh setiap individu termasuk anak usia dini. Kecemasan yang dirasakan setiap
initividu itu berbeda tergantung pada tingginya kecemasan, tingginya kecemasan yang dirasakan
akan berdamap positif dan negative, tergantung bagaimana individu tersebut menyikapi
kecemasan yang dirasakanya sehingga kecemasan yang dirasakan tidak berkepanjangan tetapi
tidak jarang kecemasan yang dirasakan dapat menimbulkan gangguan bagi yang mengalaminya
(Muarifah, 2005).
Penyebab terjadinya kecemasan sukar untuk diperkirakan dengan tepat. Hal ini
disebabkan oleh adanya sifat subjektif dari kecemasan, yaitu bahwa kejadian yang sama belum
tentu dirasakan sama pula oleh setiap orang. Dengan kata lain suatu rangsangan atau kejadian
dengan kualitas dan kuantitas ang sama dapat diintepretasiakan secara berbeda antara individu
yang satu dengan yang lainnya. Menurut Kristhine M. Pahl (2012) ganguan kecemasan
merupakan gangguan kejiwaan awal yang muncul pada anak dan remaja yang disebabkan oleh
hambatan perilaku pada anak, efek negatif dari orang tua yang bermasalah dan tekanan pad apola
pengasuhan. Seringkali pula gangguan kecemasan disebabkan oleh pengabain rasa takut anak

akan suatu hal oleh orang sekitarnya dan pola asuh yang tidak tepat dari orang tua menjadi alasan
ketakutan bagi anaknya sendiri (Jack p. shonkoff : 2010).
Gangguan kecemasan yang dirasakan oleh anak itu beragam baik yang bersifat sementara
atau yang berkepanjangan. Gangguan kecemasan dapat mengakibatkan gangguan fisik atau yang
biasa disebut dengan gangguan kecemasan kronis seperti gangguan pada saluran pencernaan,
sering buang air, gangguan jantung, sakit kepala, sakit dada, gemetar hingga pingsan (Ningtyas,
tahun). Kecemasan yang dialami merupakan perwujudan dari kehawatiran yang dirasakan karena
kurangnya kasih sayang ibu (maternal depribation), tidak adanya rasa aman, tuntutan yang
diberikan, kepercayaan, pola asuh orang tua serta tekanan yang dihadapi (tahun). Kecemasan
yang dirasakan dapat meningkatkan produktifitas seseorang namun jika terjadi secara terus
menerus dapat menggangu kinerja.
Kecemasan yang dirasakan dapat berdampak positi dan negative, dampak yang dirasakan
bergantung terhadap pengendalian dari individu tersebut, jika kecemasan yang dirasakan dapat
dikendalikan atau diatas akan menjadi motivasi untuk dapat melakukan hal dengan baik sehingga
berdampak positif, sebaliknya jika kecemasan yang dirasakan tidak dapat di kendalikan maka
akan berdampak neatif (Yanti, 2013).
Anak-anak sudah dapat merasakan ancaman yang ada pada lingkungan, tetapi mereka
belum mampu untuk mengatur karna anak-anak tidak memiliki kemampuan kognitif atau fisik
atas perasaan pisikologisnya (menghindar dari ancaman atau bahaya tersebut) (Jack p. shonkoff :
2010).

Ancaman-ancaman yang dirasakan akan menimbulkan kecemasan dan dapat

menimbulkan rasa takut yang berlebih. Keluarga sebagai ikatan awal dalam sebuah keluarga
memepunyai peranan penting dalam menanggulangi permasalahan gangguan kecemasan pada
anak.
Pola pengasuhan dan kesehatan mental orang tua yang tidak baik juga akan berdampak
pada gangguan kecemasan pada anak. Menurut Sarah O. Meadows (2007) Orang tua yang
mengalami gangguan kesehatan mental akan mempengaruhi keterampilan dalam mendidik anak,
sehingga akan membuat suatu lingkungan yang bertentangan dengan perkembangan anak yang
sehat.

Secara garis besar menurut Sarah A.J. Anticich (2012)

gangguan kecemasan dapat

berdampak secara fisik dan psikologis terhadap anak dan dibutuhkan sebuah formula treatment
khusus yang dapat difokuskan terhadap anak, focus terhadap orang tua, dan focus terhadap orang
tua dan anak untuk menanggulangi gangguan kecemasan pada anak agar tidak berdampak lebih
jauh.

Anda mungkin juga menyukai