SK 1 Kedkel
SK 1 Kedkel
Dokter adalah Setiap orang yg mengabdikan diri dalam bidang profesi dokter
dan kesehatan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan di
bidang kedokteran sehingga mempunyai wewenang untuk menjalankan praktek
dokter.
Dokter praktek umum adalah Setiap dokter yg melakukan pelayanan
kesehatan dan asuhan medis yang dilakukan sendiri atau bersama dalam bentuk
organisasi untuk menjalankan kegiatan pelayanan tingkat primer sesuai dengan
peraturan setempat.
Dokter keluarga (IKK-FKUI 96). Setiap dokter yg mengabdikan dirinya dalam
bidang profesi dokter maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan
melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai
wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga.
Dokter keluarga (AAFP,IDI,Singapura). Dokter yang mempunyai tanggung
jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan personal, menyeluruh, terpadu,
bersinambungan dan proaktif sesuai dengan kebutuhan pasiennya sebagai anggota
satu unit keluarga, komunitas serta lingkungannya serta bila menghadapi masalah
kesehatan khusus yang tak tertanggulangi bertindak sebagai koordinator dlm
konsultasi dan / rujukan pada dokter ahli yang sesuai.
Ilmu Kedokteran Keluarga (Family Medicine) IKK, FKUI 96. Disiplin ilmu
kedokteran yg mempelajari, dinamika kehidupan keluarga, pengaruh penyakit
terhadap fungsi keluarga, pengaruh fungsi keluarga terhadap timbul dan
berkembangnya penyakit, cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi
tubuh sekali gus fungsi keluarga dlm keadaan normal.
Menurut PB IDI 1983. Kedokteran Keluarga adalah ilmu kedokteran yg
mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya untuk memberikan
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh
kepada kesatuan indifidu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor
faktor lingkungan , ekonomi dan sosial budaya.
Fungsi kedokteran keluarga
Dokter keluarga memiliki 5 fungsi yang dimiliki, yaitu (Azrul Azwar, dkk. 2004) :
a.
Care Provider (Penyelenggara Pelayanan Kesehatan)
Yang mempertimbangkan pasien secara holistik sebagai seorang individu dan
sebagai bagian integral (tak terpisahkan) dari keluarga, komunitas, lingkungannya,
dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi, komprehensif,
kontinu, dan personal dalam jangka waktu panjang dalam wujud hubungan
profesional dokter-pasien yang saling menghargai dan mempercayai. Juga sebagai
pelayanan komprehensif yang manusiawi namun tetap dapat dapat diaudit dan
dipertangungjawabkan
b.
Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif
sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatannya sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju
sehat dan mandiri kepada pasien dan komunitasnya
c.
Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien, pengobatan, dan pemanfaatan teknologi
kedokteran berdasarkan kaidah ilmiah yang mapan dengan mempertimbangkan
harapan pasien, nilai etika, cost effectiveness untuk kepentingan pasien
sepenuhnya dan membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik
d.
Manager
Yang dapat berkerja secara harmonis dengan individu dan organisasi di dalam
maupun di luar sistem kesehatan agar dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitasnya berdasarkan data kesehatan yang ada. Menjadi dokter yang cakap
memimpin klinik, sehat, sejahtera, dan bijaksana
e.
Community Leader (Pemimpin Masyarakat)
Yang memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menyearahkan kebutuhan kesehatan individu dan komunitasnya, memberikan
nasihat kepada kelompok penduduk dan melakukan kegaiatan atas nama
masyarakat dan menjadi panutan masyarakat
Tugas dokter keluarga
1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu
guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan.
2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat
dan sakit,
4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
6. Menangani penyakit akut dan kronik,
7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah saki
8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau
dirawat di RS,
9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
10.Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
11.Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien
12.Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
13.Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan
ilmu kedokteran keluarga secara khusus.
Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek umum dengan
dokter keluarga (Qomariah, 2000) :
DOKTER PRAKTEK
DOKTER KELUARGA
UMUM
Cakupan Pelayanan
Terbatas
Lebih Luas
Menyeluruh,
Paripurna, bukan
Sifat Pelayanan
Sesuai Keluhan
sekedar yang
dikeluhkan
Kasus per kasus
Kasus per kasus
dengan
Cara Pelayanan
dengan pengamatan
berkesinambungan
sesaat
sepanjang hayat
Lebih kearah
Lebih kuratif hanya
pencegahan, tanpa
Jenis Pelayanan
untuk penyakit
mengabaikan
tertentu
pengobatan dan
rehabilitasi
Kurang
Lebih diperhatikan
Peran keluarga
dipertimbangkan
dan dilibatkan
Promotif dan
Tidak jadi perhatian
Jadi perhatian utama
pencegahan
Dokter pasien
Hubungan dokterDokter pasien
teman sejawat dan
pasien
konsultan
Secara individual
sebagai bagian dari
Awal pelayanan
Secara individual
keluarga komunitas
dan lingkungan
Manfaat dokter keluarga
Apabila pelayanan dokter keluarga dapat diselenggarakan dengan baik, akan
banyak manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dimaksud antara lain adalah
(Cambridge Research Institute, 1976) :
1. Akan dapat diselenggarakan penanganan kasus penyakit sebagai manusia
seutuhnya, bukan hanya terhadap keluhan yang disampaikan.
2. Akan dapat diselenggarakan pelayanan pencegahan penyakit dan dijamin
kesinambungan pelayanan kesehatan.
3. Apabila dibutuhkan pelayanan spesialis, pengaturannya akan lebih baik dan
terarah, terutama ditengah-tengah kompleksitas pelayanan kesehatan saat ini.
4. Akan dapat diselenggarakan pelayanan kesehatan yang terpadu sehingga
penanganan suatu masalah kesehatan tidak menimbulkan berbagai masalah
lainnya.
5. jika seluruh anggota keluarga ikut serta dalam pelayanan, maka segala
keterangan tentang keluarga tersebut, baik keterangan kesehatan dan ataupun
KeluargaIndonesia
1983 berdiri Kolegium Dokter Keluarga Indonesia
1997 diubah namanya menjadi Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia
2006 berdiri Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia
2007 KIKK bergabung dengan Kolegium Dokter Indonesia menjadi Kolegium
Dokter danDokter Keluarga Indonesia atas arahan Ketua IDI yang menganjurkan
agar profesi di tingkat primer sebaiknya menjadi satu)
2008 program konversi dokter praktik umum menjadi dokter keluarga dimulai
Sejarah Pendidikan
1979
mahasiswakedokteran
2001 semua FK (38) sepakat bahwa materi kedokteran keluarga harus masuk
dalam kurikulum
2003 terdapat 3 FK yang memiliki kegiatan pendidikan kedokteran keluarga dan
mahasiswa kedokteran
2004 disusun kurikulum berbasis kompetensi untuk seluruh Indonesia yang
FKUI
memasukkan
materi
kedokteran
keluarga
dalam
pendidikan
a.
b.
c.
d.
e.
Sekalipun organisasi ini sejak tahun 1988 telah menjadi anggota IDI, tapi pelayanan
dokter keluarga di Indonesia belum secara resmi mendapat pengakuan baik dari
profesi kedokteranataupun dari pemerintah.Untuk lebih meningkatkan program
kerja, terutama pada tingkat internasional, maka pada tahun1972 didirikanlah
organisasi
internasional
dokter
keluarga
yang
dikenal
dengannama Worldof National College and Academic Association of General Practit
ioners / Family Physicians (WONCA). Indonesia adalah anggota dari WONCA yang
diwakili oleh Kolese Dokter KeluargaIndonesia.Untuk Indonesia, manfaat pelayanan
kedokteran keluarga tidak hanya untuk mengendalikan biayadan atau
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, akan tetapi juga dalam rangka turut
mengatasi paling tidak 3 (tiga) masalah pokok pelayanan kesehatan lain yakni:
Pendayagunaan dokter pasca PTT
Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Menghadapi era globalisasi
Prinsip pelayanan
1. Dokter kontak pertama (first contact) : DK adalah pemberi layanan kesehatan
(provider) yang pertama kali ditemui pasien/klien dalam masalah kesehatannya
2. Layanan bersifat pribadi (personal care) : DK memberikan layanan yang bersifat
pribadi dengan mempertimbangkan pasiensebagai bagian dari keluarga
3. Pelayanan paripurna (comprehensive) : DK memberikan pelayanan menyeluruh
yang memadukan promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan,
dan rehabilitasidengan aspek fisik, psikologis, dansocial budaya.
4. Pelayanan bersinambungan (continuous care) : Pelayanan DK berpusat pada
orangnya (pasient-centered) bukan pada penyakitnya(diseases-centered).
5. Mengutamakan pencegahan (prevention first) : Karena berangkat dari
paradigma sehat, maka upaya pencegahan oleh DK dilaksanakansedini mungkin
6. KoordinasiDalam upaya mengatasi masalah pasien DK perlu berkonsultasi
dengan disiplin ilmulainnya
7. Kolaborasi Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada diluar
kompetensinya, DK bekerjasamadan mendelegasikan pengelolaan pasiennya
pada pihak lain yang berkompeten
8. Family oriented Dalam mengatasi masalah DK mempertimbangkan konteks
keluarga, dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya
9. Community oriented : DK dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap
memperhatikan dampak kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya.
Standard pelayanan
a. Pelayanan kesehatan yang diberikan Dokter Keluarga bersifat komprehensif,
meliputi
upaya
promotif
(penyuluhan
dan
konsultasi),
upaya
preventif (imunisasi, kunjungan rumah, dan konseling), upaya kuratif
pelayanan sekunder, pasien segera dirujuk balik ke KDK untuk pemantauan lebih
lanjut. Tata selenggarapelayanan seperti ini akan diperkuat oleh ketentuan yang
diberlakukan dalam skema JPKM/asuransi.
PENDEKATAN HOLISTIK DIMANA MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK
1. Holistik memandang pasien sebagai manusia seutuhnya, sebagai : Individu,
Bagian dari keluarga, Bagian dari lingkungannya, Bagian dari masyarakat dan
Selalu mempertimbangkan siapa yang sakit melebihi penyakitnya.
2. Pelayanan terpadu
3. Koordinasi pelayanan dengan keluarga, laboratorium, dokter keluarga, dokter
spesialis, RS, perusahaan asuransi dsb yang diselenggarakan secara cermat
untuk kepentingan pasien
4. Memastikan bahwa pemeriksa dan atau konsultasi dan rujukan terlaksana
secara baik
5. Pelayanan kesinambungan
Mulai dari konsepsi sampai mati yang memerlukan klinik dengan pola
pelayanan 24 jam oleh sekelompok dokter layanan primer
Layanan yang diberikan oleh dokter yang prektek solo tidak menjadikan
layanan bersinambung tidak berjalan sempurna sekalipun masih dapat
dilakukan seoptimal mungkin
Jika pasien hendak pindah alamat atau pindah dokter, harus diberikan
surat keterangan medis untuk disampaikan kepada dokter setempat atau
dokternya yang baru.
praktik umum yang mengirimnya dengan bekal surat rujuk balik yang berisi
kelanjutan pengobatannya
3. Pelayanan tingkat tersier : Jika masalah kesetannya tidak dapat diselesaikan
oleh pelayanan tingkat sekunder maka akan dibawa ke tingkat tersier. Dilayani
oleh dokter superspesialis atau spesialis konsultan yang biasanya bertempat di
RS Pendidikan atau RS besar yang punya berbagai riset yang maju
PELAYANAN KOMPREHENSIF (PARIPURNA)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga adalah pelayanan medis strata
pertama untuk semua orang yang bersifat paripurna (komprehensif), yaitu termasuk
:
a. Pemeliharaan dan meningkatkan kesehatan (promotive)
b. Pencegahan penyakit dan proteksi khusus (preventive and specific protection )
c. Pemulihan kesehatan (curative)
d. Pencegahan kecacatan (disability limitation)
e. Rehabilitasi setelah sakit (rehabilitation)
Pembiayaan pelayanan
Pembiayaan klinik dokter keluarga dapat berasal dari asuransi sosial, asuransi
komersial, dan out of pocket. Model pembiayaan yang diterapkan sesuai dengan
kebutuhan. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga tentu
diperlukan tersedianya dana yang cukup. Tidak hanya untuk pengadaan pelbagai
sarana dan prasarana medis dan non medis yang diperlukan (investment cost),
tetapi juga untuk membiayai pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan
(operational cost) Seyogiyanyalah semua dana yang diperlukan ini dapat dibiayai
oleh pasien dan atau keluarga yang memanfaatkan jasa pelayanan dokter keluarga.
Masalah kesehatan seseorang dan atau keluarga adalah tanggung jawab masingmasing orang atau keluarga yang bersangkutan. Untuk dapat mengatasi masalah
kesehatan tersebut adalah amat diharapkan setiap orang atau keluarga bersedia
membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya.
Mekanisme pembiayaan yang ditemukan pada pelayanan kesehatan banyak
macamnya. Jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam.
Pertama, pembiayaan secara tunai (fee for service), dalam arti setiap kali pasien
datang berobat diharuskan membayar biaya pelayanan. Kedua, pembiayaan melalui
program asuransi kesehatan (health insurance), dalam arti setiap kali pasien datang
berobat tidak perlu membayar secara tunai, karena pembayaran tersebut telah
ditanggung oleh pihak ketiga, yang dalam hat ini adalah badan asuransi.
Tentu tidak sulit dipahami, tidaklah kedua cara pembiayaan ini dinilai sesuai
untuk pelayanan dokter keluarga. Dari dua cara pembiayaan yang dikenal tersebut,
yang dinilai sesuai untuk pelayanan dokter keluarga hanyalah pembiayaan melalui
program asuransi kesehatan saja. Mudah dipahami, karena untuk memperkecil
risiko biaya, program asuransi sering menerapkan prinsip membagi risiko (risk
sharing) dengan penyelenggara pelayanan, yang untuk mencegah kerugian, tidak
ada pilihan lain bagi penyelenggara pelayanan tersebut, kecuali berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, dan atau mencegah para anggota
keluarga yang menjadi tanggungannya untuk tidak sampai jatuh sakit. Prinsip kerja
yang seperti ini adalah juga prinsip kerja dokter keluarga.
Kompetensi dokter keluarga
Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada
seorang lulusanfakultas kedokteran pada umumnya. Kompetensi khusus inilah yang
perlu dilatihkan melalui program perlatihan ini.
1. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga
2. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam
pelayanankedokteran keluarga
3. Menguasai ketrampilan berkomunikasi,
4. Menyelenggarakan hubungan profesional dokter- pasien untuk :
Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota
menyelesaikan
masalah
kesehatan,peningkatankesehatan,pencegahandan penyembuhan penyakit, sert
a pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga
Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim