Studi Kasus Lumpur Lapindo
Studi Kasus Lumpur Lapindo
7. ASPEK TEKNIS Pada awal tragedi, Lapindo bersembunyi di balik gempa tektonik
Yogyakarta yang terjadi pada hari yang sama. Hal ini didukung pendapat yang
menyatakan bahwa pemicu semburan lumpur (liquefaction) adalah gempa (sudden
cyclic shock) Yogya yang mengakibatkan kerusakan sedimen.
lumpur panas ini, Lapindo diduga sengaja menghemat biaya operasional dengan
tidak memasang casing.
10. DAMPAK SEMBURAN Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur
hingga Agustus 2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo
dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo,
Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor unggas,
30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang. Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat
diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810
(Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah
18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15,
masjid dan musala 15 unit.
17. PENETAPAN TERSANGKA Dalam kasus ini, Polda Jawa Timur telah
menetapkan 13 tersangka yakni : 1. Ir. EDI SUTRIONO selaku Drilling Manager PT.
Energy Mega Persada, Tbk. 2. Ir. NUR ROCHMAT SAWOLO, MESc selaku Vice
President Drilling Share Services PT. Energy Mega Persada, Tbk. 3. Ir. RAHENOD
selaku Drilling Supervisor PT. Medici Citra Nusa. 4. SLAMET BK selaku Drilling
Supervisor PT. Medici Citra Nusa. 5. SUBIE selaku Drilling Supervisor PT. Medici
Citra Nusa. 6. SLAMET RIYANTO selaku Project Manager PT. Medici Citra Nusa. 7.
YENNY NAWAWI, SE selaku Dirut PT. Medici Citra Nusa. 8. SULAIMAN Bin
H.M. ALI selaku Rig Superintendent PT. Tiga Musim Mas Jaya. 9. SARDIANTO
selaku Tool Pusher PT. Tiga Musim Mas Jaya. 10. LILIK MARSUDI selaku Driller
PT. Tiga Musim Mas Jaya. 11. WILLEM HUNILA selaku Company Man Lapindo
Brantas, Inc. 12. Ir. H. IMAM PRIA AGUSTINO selaku General Manager Lapindo
Brantas, Inc. 13. Ir. ASWAN PINAYUNGAN SIREGAR selaku mantan General
Manager Lapindo Brantas, Inc.
18. ASPEK Aspek Lingkungan Aspek Ekonomi Aspek Sosial Aspek Hukum
20. ASPEK EKONOMI Kajian dampak kerusakan dan kerugian akibat lumpur
Lapindo di Sidoarjo yang dilakukan Bappenas dengan melibatkan Universitas
Brawijaya (Unibraw) Malang, Jawa Timur, memperkirakan kerugian total mencapai
Rp27,4 triliun selama sembilan bulan terakhir, yang terdiri atas kerugian langsung
sebesar Rp11,0 triliun dan kerugian tidak langsung Rp16,4 triliun. Laporan awal
penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana semburan lumpur panas di Sidoarjo
yang diperoleh ANTARA News, Rabu (10/4), menyebutkan bahwa angka kerugian itu
berpotensi meningkat menjadi Rp44,7 triliun, sedangkan akibat potensi kenaikan
kerugian dampak tidak langsung menjadi Rp33,7 triliun.
22. ASPEK HUKUM Pada 27 November 2007, Pengadilan Jakarta Selatan menolak
gugatan legal standing Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) terhadap pihak-pihak yang
dinilai bertanggung jawab atas menyemburnya lumpur panas. Hakim menyatakan
munculnya lumpur akibat fenomena alam. Pengadilan Jakarta Pusat menolak gugatan
korban yang diajukan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Hakim
beralasan, Lapindo sudah mengeluarkan banyak dana untuk mengatasi semburan
lumpur dan membangun tanggul. Mahkamah Agung juga menolak permohonan uji
materi atas Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2007.
26. SIMULASI SEMBURAN LUMPUR Ini adalah simulasi dari proses terjadinya
semburan lumpur di porong. Mulai dari struktur tanah di porong, sampai pemicu
tekanan dari semburan lumpur. Simulasi tersebut dibuat oleh RUSSIAN INSTITUE
OF GEOLOGICAL STUDIES.
27. POTRET PORONG Ini adalah potret dari porong yang sudah hancur karena
dampak dari semburan lumpur.