Anda di halaman 1dari 9

Versi I

Kalimat Efektif
kalimat efektif menjadi sangat penting terutama karena tidakbanyak orang yang
benar-benar mengerti dan memahami ciri-ciri efektifitas kalimat itu, khususnya
untuk kepentingan karang mengarang atau tulis menulis. Demikian pula, karena
banyak yang tidak mengerti dan tidak memahami, mereka juga tidak dapat
mengonstruksinya dengan sungguh-sungguh baik. Para mahasiswa sangat perlu
untuk memahami segala selukbeluk keefektifan kalimat itu karena setidaknya pada
akhir jenjang program studi, mereka harus mengonstruksi tugas akhir entah yang
berupa laporan, skripsi, tesis, maupun disertasi.
Definisi Kalimat Efektif
Kalimat tidak boleh di pahami hanya sekedar bangunan kebahasaan yang minimal
terdiri dari unsur subyek dan unsur predikat. Akan tetapi, lebih dari semuanya itu,
sebuah kalimat harus dapat di pahami sebagai entitas kebahasaan yang mampu
menimbulkan kembali gagasan atau ide yang ada dalam diri penulis, persisi sama
dengan ide atau gagasan yang dimiliki pembacanya.
Demikian pula, bagi seorang penutur atau pembicara, ada sejumlah prinsip yang
harus mereka kuasai ketika harus mengonstruksi tuturan efektif.pada bagian berikut
ini, prinsip-prinsip efektifitas kalimat itu akan disampaikan satu demi satu di sertai
contoh.
Prinsip-prinsip Efektifitas Kalimat
Prinsip prtama yang harus di kuasai oleh seseorang agar dapat mengonstruksi
kalimat yang efektif adalah bahwa kalimat itu harus di susun dengan
mempertimbangkan dan memperhitungkan kesepadanan bentuk atau kesepadanan
strukturnya. Adapun yang di maksud dengan prinsip kesepadanan struktur adalah
adanya keseimbangan antara idea tau pikiran yang dimiliki oleh seseorang dengan
bentuk kalimat atau struktur kalimat yang digunakan.
Prinsip kesepadanan struktur itu diantaranya terlihat dari (1) adanya kejelasan
subyek, (2) tidak adanya subjek ganda, (3) tidak adanya kesalahan dalam
pemanfaatan konjungsi intra kalimat dan konjungsi antar kalimat, dan (4) adanya
kejelasan predikat kalimat.

Versi II
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang
ada dalam pikiran pembicara atau penulis.kalimat sangat mengutamakan
keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah
kalimat
efektif
mempunyai
ciri-ciri
khas,
yaitu
kesepadanan
struktur,keparalelan bentuk, ketegasan makna,kehematan kata,kecermatan
penalaran,kepaduan gagasan,dan kelogisan bahasa.
A. Kesepadanan
Yang di maksud dengan kesepadanan iyalah keseimbangan antara pemikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang d pakai.kesepadanan kalimat ini di
perlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang
baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.
1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.ketidak jelasan
subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif.kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat di lakukan dengan
menghindarkan
pemakaian
kata
depan
di,dalam,bagi,untuk,pada,
sebagai,tentang,mengenai,menurut,dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
b. semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)
B. Keparalelan
Yang di maksud dengan keparelan adalah kesamaan bentuk kata yang d
gunakan dalam kalimat itu.
Contoh:
a. harga minyak di bekukan atau kenaikan secara luwes
b. tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok,memasang penerangan,pengujian sistem pembagian air,dan
pengaturan tata ruang.

Kalimat a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terjadi dari bentuk yang berbeda,yaitu d bekukan dan kenaikan.kalimat itu
dapat d perbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak di bekukan naikkan secara luwes.
Kalimat b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat
yang tidak sama bentuknya,yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian, dan
pengaturan.kalimat itu akan baik kalau d ubah menjadi predikat yang normal,
sebagai berikut.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.
c. Ketegasan
Yang d maksud dengan ketegasan atau penekanan iyalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat.
Meletakan kata yang d tonjolkan itu di depan kalimat ( di awal kalimat )
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan Negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya iyalah presiden mrngharapkan.
d. Kehematan
Yang d maksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang d anggap tidak perlu.
Contoh:
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
e. Kecermatan
Yang d maksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda,dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh:
Yang di ceritakan menceritakan
hulubalang, dan para mentri.

tentang

putra

putri

raja,

para

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu d
ceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat di ubah menjadi.
Yang d ceritakan iyalah putra-putri raja, para hulubalang,dan para menteri.

f.

Kepaduan
Yang di maksud dgn kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga in formasi yang d sampaikan tidak terpecah-pecah.

Contoh:
Mereka telah mendatangi DPR (aktif)
DPR telah di datangi oleh mereka (pasif biasa)
DPR telah mereka datangin (pasif persona)
Versi III
Ciri gramatikal
Kalimat efektif mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa.
Contoh:
Tidak gramatikal
(1) A.meskipun orang asing, dia pandai bicara bahasa Indonesia
B.dia tidak ngambil buku saya dia tidak ambil buku saya.
Buku saya tidak dia ambil

Gramatikal
Meskipun orang asing, dia pandai berbicara bahasa Indonesia.
Dia tidak mengambil buku saya.
Catatan :
Kalimat-kalimat yang sudah mengikuti kaidaih-kaidah tata bahasa mungkin belum
efektif. Factor ke dua yang mendukung kalimat efektif ialah pilihan kata (diksi).
1.2 Pilhan Kata
Untuk menyusun kalimat efektif harus di pilih kata-kata yang (a) tepat,
(b) saksama (sesuai), dan (c) lazim.
Contoh:
a. Lambing-lambang matematika (dibuat) secara artifisial dan individual
b. Dalam hal ini dapat (dibilang, dikatakan ) bahwa matemetika adalah bahasa
yang berusaha menghilangkan sifat emosional dari bahasa ferbal.
c. Didik sudah (dikasih, diberi ) pisang goring (sama, oleh) ibu.

1.2.1 Pemakaian Kata Tutur


Kata tutur ialah kata yang hanya di pakai dalam pergaulan sehari-hari, terutama
dalam percakapan. Kata-kata seperti : bilang, bikin, dikasih tau, makannya,
nantinya, sendirian, bicara, jumpa, beli, baca, dsb. Adalah kata-kata tutur.Dalam
karya ilmiah pemakaian kata-kata tutur itu hendaknya dihindarkan (lihat contoh
(6)).Kata-kata tutur termasuk kata-kata yang tidak baku.

1.2.2 Pemakaian Kata-kata Bersinonim


Kata-kata bersinonim ada yang dapat saling menggantikan, ada yang tidak. Ada
pula kata-kata besinonim yang pemakaiannya dibatasi oleh persandingan yang di
lazimkan. Karna itu, kita harus memilihnya secara cermat.
Contoh :
a. Saya suka melihat wayang kulit.
b. Saya suka menonton wayang kulit.
1.2.3 Pemakaian Kata-kata Yang Bernilai Rasa
Kata-kata yang benilai rasa hendaklah dipilih secara cermat agar keefektifan
penuturan dapat dicapai denga sebaik-baiknya. Kata-kata yang bernilai rasa
hendaklah dipakai secara tepat serasi dengan situasi dan kondisi pembaca.
Contoh :
a. Semua pekerja wajib bekerja dengan jujur, tertib, dan bersemangat.
b. Menjawab surat saudara tertanggal 1 oktober 1984 nomor 87/PT28.1/C 84,
dengan ini kami beritahukan.
c. Banyak pahlawan yang gugur.
1.2.4 Pemakaian Kata-kata/Istilah-istilah Asing
Ada kata-kata/istilah-istilah asing yang sudah ada padanannya dalam bahasa
Indonesia, ada yang belum. JIka sudah ada padanannya hendaknya dipakai
padanannya, bukan asingnya. Memakai kata-kata/istilah-istilah asing yang hanya
bermaksud megah atau gagah akan merugikan perkembangan bahasa Indonesia.
Contoh :
a. Memang harga diri seseorang ditentukan oleh tingkah laku dan sopan santun.
b. Dalam masyarakat Indonesia leadership itu harus dilandasi oleh nilai-nilai
moral pancasila
1.2.5

Pemakaian Kata-kata Kongkret dan Abstrak

Kata-kata kongkret ialah kata-kata yang menunjuk kepada objek yang dapat dilihat,
didengar,dirasakan, diraba, atau dibau; sedangkan kata-kata abstrak ialah kata-kata
yang menunjuk kepada sifat, konsep, atau gagasan. Kata-kata kongkret lebih
mudah d pahami dari pada kata-kata abstrak.karena itu, dalam karangan sebaiknya
di pakai kata-kata kongkret sebanyak-banyaknya agar isi karangan itu menjadi lebih
jelas.bandingkanlah kutipan a. dan b. berikut ini!

a. Gunung bromo merupakan gunung api yang masih bekerja.


Kawahnya berbentuk kerucut terbalik yang bergaris tengah kira-kira 700m.
bagi masyarakat tengger, gunung bromo ini di anggap gunung yang suci.
Pada setiap bulan ke-12 (kesadha) bulan jawa,mereka melaksanakan
perayaan kurban yang di persembahkan kepada sang Hyang Brahma.
Kurban-kurban itu merupakan kambing, ayam, kerbau, jagung, dan
sebagainya.
b. Pancasila sudah merupakan pandangan hidup yang berakar dalam
kepribadian bangsa Indonesia. Karena itu, iya di terima sebagai dasar Negara
yang mengatur hidup ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam hal sejarah
bahwa meskipun d tuangkan dalam rumusan yang agak berbeda, namun
dalam 3 undang-undang dasar yang pernah kita miliki, pancasila tetap
tercantum di dalamnya. Pancasila yang selalu menjadi pegangan kita pada
saat-saat terjadi krisis nasional, merupakan bukti sejarah bahwa pancasila
selalu hendaki oleh bangsa Indonesia sebagai dasar Negara.
Kata-kata kongkret dapat lebih efektif jika di pakai dalam karangan narasi atau
deskripsi sebab untuk mengungkapkan gagasan atau ide-ide yang rumit.
1.2.6 Pemakaian Kata-kataUmum dan Khusus
Kata-kata umum ialah kata-kata yang luas ruang lingkupnya, sedangkan katakata khusus ialah kata-kata yang sempit ruang lingkupny. Makin umum, makin
kabur gambarannya dalam angan-angan. Sebaliknya, makin khusus, makin jelas
dan tepat. Karena itu, Untuk mengefektifkan penuturan lebih tepat dipakai katakata khusus daripada kata-kata umum.
Umum
(a) Melihat

Khusus
Memandang (gunung/sawah/lautan)
Menonton (wayang/ludruk/ketoprak)

(b) Jatuh

Roboh (rumah/gedung)
Rebah (pohan pisang/tebu/badan)

(c) Membawa

Menjinjing (sepatu/map/sandal)
Menatang (minyak)

(d) Pakaian

Baju, celana, sarung, kain batik, dan sebagainya

(e) Permaianan
dan sebagainya

Bulu tangkis, tenis, tenis meja, sepak bola, catur

Versi IV
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang
ada dalam pikiran pembicara atau penulis.kalimat sangat mengutamakan
keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah
kalimat
efektif
mempunyai
ciri-ciri
khas,
yaitu
kesepadanan
struktur,keparalelan bentuk, ketegasan makna,kehematan kata,kecermatan
penalaran,kepaduan gagasan,dan kelogisan bahasa.
C. Kesepadanan
Yang di maksud dengan kesepadanan iyalah keseimbangan antara pemikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang d pakai.kesepadanan kalimat ini di
perlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang
baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.
2) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.ketidak jelasan
subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif.kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat di lakukan dengan
menghindarkan
pemakaian
kata
depan
di,dalam,bagi,untuk,pada,
sebagai,tentang,mengenai,menurut,dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
c. bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Salah)
d. semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.(Benar)
D. Keparalelan
Yang di maksud dengan keparelan adalah kesamaan bentuk kata yang d
gunakan dalam kalimat itu.

Contoh:
g. harga minyak di bekukan atau kenaikan secara luwes
h. tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok,memasang penerangan,pengujian sistem pembagian air,dan
pengaturan tata ruang.
Kalimat a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili
predikat terjadi dari bentuk yang berbeda,yaitu d bekukan dan kenaikan.kalimat itu
dapat d perbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak di bekukan naikkan secara luwes.
Kalimat b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat
yang tidak sama bentuknya,yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian, dan
pengaturan.kalimat itu akan baik kalau d ubah menjadi predikat yang normal,
sebagai berikut.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok,
pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.
i.

Ketegasan
Yang d maksud dengan ketegasan atau penekanan iyalah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat.

Meletakan kata yang d tonjolkan itu di depan kalimat ( di awal kalimat )


Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan Negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya iyalah presiden mrngharapkan.
j.

Kehematan
Yang d maksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang d anggap tidak perlu.

Contoh:
Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
k. Kecermatan
Yang d maksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan
tafsiran ganda,dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh:

Yang di ceritakan menceritakan


hulubalang, dan para mentri.

tentang

putra

putri

raja,

para

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu d
ceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat di ubah menjadi.
Yang d ceritakan iyalah putra-putri raja, para hulubalang,dan para menteri.
l.

Kepaduan
Yang di maksud dgn kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga in formasi yang d sampaikan tidak terpecah-pecah.

Contoh:
Mereka telah mendatangi DPR (aktif)
DPR telah di datangi oleh mereka (pasif biasa)
DPR telah mereka datangin (pasif persona)

Anda mungkin juga menyukai