Anda di halaman 1dari 61

MAKALAH

MATERI FISIKA DASAR

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Rifatun Najah
Tya Monicha
Nur Afifatul Lailah
Tiara Dita
Pipit Setyo Rini
Charina Septyani
Shania Astanti
Timotous

1643050048
1643050147
1643050068
1643050013
1643050030
1643050139
1643050141

PROGRAM STUDI ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2016/2017

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat

memberikan manfaat

maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 12 Januari 2017

Penyusun

BAB I
ELEKTROKIMIA

A. ELEKTROKIMIA
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara energi listrik
dengan reaksi kimia. Proses elektrokimia adalah proses yang mengubah reaksi kimia menjadi
energi listrik atau energi listrik menjadi reaksi kimia. Semua proses elektrokimia adalah reaksi
redoks. Dalam reaksi redoks, elektron-elektron dipindahkan dari zat yang dioksidasi ke zat yang
direduksi. Proses elektrokimia terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel elektrokimia adalah tempat
terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari :
(1) Elektroda
Elektroda adalah sebuah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan
sebuah bagian non logam contohnya elektrolit, dalam suatu sirkuit. Elektroda tempat
terjadinya reaksi oksidasi disebut anoda dan elektroda tempat terjadinya reduksi disebut
katoda.
(2) Elektrolit
Elektrolit adalah zat dalam sel yang dapat menghantar listrik. Dalam elektrolit
muatan listrik diangkut oleh ion yang bergerak. Reaksi pada elektroda berlangsung pada
permukaan elektroda. Reaksi ini terjadi pada daerah antar muka antara elektroda dan
elektrolit. Rangkaian listrik dalam sel elektrokimia terdiri atas dua bagian yaitu rangkaian
luar dan rangkaian dalam. Pada rangkaian luar, elektron mengalir melalui penghantar logam
dan pada rangkaian dalam muatan listrik diangkut oleh ion yang bergerak dalam larutan
elektrolit. Sel elektrokimia ada dua macam yaitu sel galvani dan sel elektrolisis.

B. SEL GALLVANI / SEL VOLTA


Prinsip-prinsip Sel Volta atau Sel Galvani:
Gerakan electron dalam sirkuit eksternal akibat adanya reaksi redoks.
Terjadi perubahan energi kimia energi listrik
Pada anoda, electron adalah produk dari reaksi oksidasi (anoda kutub negative)
Pada katoda, electron adalah reaktan dari reaksi reduksi (katoda kutub positif)
Arus electron mengalir dari anoda ke katoda, arus listrik mengalir dari katoda anoda.
Jembatan garam menyetimbangkan ion-ion dalam larutan.
Konsep-Konsep Sel Volta
a.

Deret Volta :
Li, K, Ba, Ca,Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe, Ni. Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt, Au
Makin ke kanan, mudah direduksi atau sukar dioksidasi. Makin ke kiri mudah dioksidasi,
makin aktif dan sukar direduksi.

b.

Notasi Sel
Contoh : Zn/Zn+2//Cu+2/Cu
Dimana :
/
=
potensial sel
//
=
potensial sambungan sel (jembatan garam)

C. SEL ELEKTROLISA
Kation (K+)
Air (H2O) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau lelehan).
Pada anoda, terdapat 3 (tiga) kemungkinan zat yang ada, yaitu :
Anion (A-)
Air (H2O) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan atau lelehan)
Elektroda. Elektroda ada dua macam, antara lain inert (tidak mudah bereaksi, seperti Platina
(Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C)) dan tidak inert (mudah bereaksi, zat lainnya selain
Pt, C, dan Au).

Rangkaian listrik dalam sel elektrokimia

D. POTENSIAL ELEKTRODA
Potensial elektroda adalah potensial listrik yang ada pada sebuah elektroda yang
berhubungan dengan bentuk oksidasi dan reduksi dari beberapa zat. Suatu elektroda mengandung
partikel (ion atau molekul) yang dapat menarik elektron, atau cenderung tereduksi. Kekuatan
tarikan itu disebut potensial reduksi. Potensial reduksi dari suatu elektroda dilambangkan dengan
E. Dalam suatu sel elektrokimia, potensial selnya merupakan selisih potensial reduksi kedua
elektrodanya. Yang potensialnya lebih besar akan tereduksi dan berfungsi sebagai katoda,
sedangkan yang lain teroksidasi dan berfungsi sebagai anoda.
Esel= Ekatoda-Eanoda

Potensi Sel Standar dan Konstanta Kesetimbangan

Potensial sel adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit
eksternal.Kespontanan reaksi adalah suatu reaksi spontan dapat berlangsung apabila G < 0, atau
dalam sel elektrokimia, suatu reaksi dapat berlangsung jika reaksi itu Esel> 0. Sebaliknya reaksi
tidak spontan, G > 0 dan Esel< 0. Konstanta Kesetimbangan Reaksi Sel adalah setiap reaksi
kimia dapat dituliskan sebgaai kombinasi dari dua buah reaksi setengah sel sehingga potensial sel
dapat diasosiasikan dengannya. Nilai ditentukan oleh relasi nF = -G. kondisi kesetimbangan
untuk setiap reaksi kimia adalah G0 = -nF 0, kita dapat menulis :
RT ln K = nF

, ln K =

karna,
Log10K =

sehingga,
. (1)

Dengan memakai persamaan (1), kita dapat menghitung konstanta kesetimbangan untuk
setiap reaksi dari potensial sel standar.

E. HUKUM FARADAY
Proses elektrolisis merupakan prosesyang tidak spontan. Untuk berlangsungnya reaksi
elektrolisis digunakan arus listrik dari luar. Besarnya potensial listrik yang digunakan harus
melebihi potensial yang terpasang sehingga arus akan mengalir yang menyebabkan terjadinya
reaksi. Hubungan antara besarnya energi listrik yang dialirkan dengan banyaknya zat yang
dihasilkan dalam sel elektrolisis dirumuskan oleh Michael Faraday.
Hukum Faraday I berbunyi: Jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan
besarnya muatan listrik yang melewati suatu sel elektrolisis .

Hukum Faraday II berbunyi : Apabila 2 sel atau lebih dialiri arus listrik dalam jumlah yang
sama (disusun seri) maka perbandingan massa zat-zat yang dihasilkan sebanding dengan massa
ekivalen (e) zat-zat tersebut.

Keterangan :
m = massa zat dalam gram
e = massa ekivalen zat
Ar = massamolekul relatif
n = muatan ion positif zat/kation

Contoh soal :
1.

Jika arus listrik dialirkan melalui larutan AgNO3 dan Ni (NO3)2 yang disusun seri maka
akan terjadi endapan perak sebanyak 27 gram. Hitung massa endapan nikel yang terjadi! (Ar
Ag = 108 dan Ar Ni = 59)
n Ag = 1 dan n Ni = 2
m Ag : m Ni = Ar Ag/n Ag : Ar Ni/n Ni
27 : m Ni = 108/1 : 59/2
m Ni = 7,375 gram

2.

Larutan tembaga (II) Sulfat, CuSO4,dielektrolisis dengan elektrode inert. Jika arus sebedar
0,5 ampere dialirkan dalam larutan tersebut selama 1,5 jam. Coba sobat tentukan
a. berapa gram logam tembaga yang dihasilkan?
b. berapa liter gas oksigen yang dihasilkan diukur pada suhu 0 derajat celcius tekanan 1
atm.
Jawab :
Jumlah total muatan yang dialirkan dalam larutan tersebut adalah q = i. t = 5 x 1,5 x 60 x 60
=2,7 x 104 Coulomb jika dijadikan dalam satuan faraday =2,7 x 104 / 96.500 = 0,28 F

A. Reaksi di Katode
Cu2+(aq)

2e-

Cu

1 mol

2
F

1
mol

dari reaksi di
atas,mol
elektron atau 2 Faraday dapat menghasilkan 1 mol Cu dengan demikian 0,28 mol elektron
atau 0,28 Faraday dapat menghasilkan 0,14 mol Cu (setengahnya) Jadi jumlah gram Cu
yang dihasilkan = 0,14 x Ar Cu = 0,15 x 63,5 = 8,9 gram Cu
B. Reaksi di Anode

2H2O

O2(g)

2 mol

1
mol

4H+ + 4
e-

mol (4 F)

dari reaksi di atas 1 mol O2 dihasilkan dari 4 F jadi jumlah mol oksigen yang dapat
dihasilkan = 1/4 x 0,28 = 0,07 mol O2 Volume O2 = 0,07 x 22,4 L = 1,568 Liter gas O2
3. Diberikan data beberapa potensial standar sebagai berikut:
(I) Ag+ + e Ag
(II) Mg2+ + 2e Mg
(III) Cu2+ + 2e Cu
(IV) Zn2+ + 2e Zn

E = + 0,80 V
E = 2,37 V
E = + 0,34 V
E = 0,76 V

Tentukan:
a) Potensial sel yang diperoleh jika digunakan elektrode I dan II
b) Potensial sel yang diperoleh jika digunakan elektrode I dan III
Jawab
a) Ag+ + e Ag E = + 0,80 V
Mg2+ + 2e Mg E = 2,37 V
Esel = +0,80 (2,37) = +3,17 V
b) Ag+ + e Ag E = + 0,80 V
Cu2+ + 2e Cu E = + 0,34 V
Esel = +0,80 0,34 = 0,46 V
4. tulis notasi sel volta untuk reaksi;
1.

2Al(s) + 3Sn2+(aq) 2Al3+(aq) + 3Sn(s)

2.

Zn(s) + Cl2(g) Zn2+(aq) + 2Cl(aq) (Katode menggunakan elektrode inert Pt)

Jawab:
1. Dari persamaan reaksi, terlihat bahwa di anode, Al(s) teroksidasi menjadi Al3+(aq) dan di
katode Sn2+(aq) tereduksi menjadi Sn. Elektrode di anode adalah Al dan elektrode di
katode Sn.
Notasi sel volta: Al(s) | Al3+(aq) || Sn2+(aq) | Sn(s)
2. Dari persamaan reaksi, terlihat bahwa di anode, Zn(s) teroksidasi menjadi Zn2+(aq) dan di
katode Cl2(g) tereduksi menjadi Cl(aq). Elektrode di anode adalah Zn dan elektrode di
katode adalah Pt.
Notasi sel volta : Zn(s) | Zn2+(aq) || Cl2(g) | Cl(aq) | Pt(s)
5. Elektrolisis larutan MnSO4 menggunakan elektroda emas menghasilkan ?
Jawab :
MnSO4 Mn+2 + SO4-2
Katoda = Mn+2 = yang mengalami reduksi adalah air
Anoda = SO4-2 = yang mengalami oksidasi adalah air
Reaksi
Katoda : 2H2O + 2e- H2 + 2OH- = dihasilkan gas H2
Anoda : 2H2O 4H+ + O2 + 4e- = dihasilkan gas O2

BAB II
Termofisika
Termofisika didalamnya mencakup berbagai hal, seperti skala temperature pengaturan
suhu serta perpindahan panas.
Dalam termodinamika sistem akan dideskripsikan dengan sejumlah besaran fisis yang
menggam-barkan keadaan sistem (disebut sebagai besaran keadaan ). Keadaan sistem yang
ditinjau dalam ter-modinamika adalah keadaan makroskopik yang dapat berupa keadaan
rerata dari partikel-partikel dalam sistem atau berupa keadaan kesuluruhan (total) partikelpartikel dalam sistem. Contoh keadaan makroskopik tersebut adalah :
-

temperatur T

jumlah partikel N

volume V

energi dalamU

tekanan p, dan lainnya.


Sebaliknya besaran mikroskopik, yang bukan merupakan besaran ter-modinamika,

misalnya adalah posisi masing-masing partikel ~ri , kecepatan masing-masing partikel ~vi ,
energi kinetik masing-masing partikel Ek i dan sebagainya. Besaran-besaran makroskopik
tadidikelompokkan menjadi dua jenis, yang sebanding dengan jumlah partikel dan yang tidak
bergan-tung pada jumlah partikel. Besaran yang sebanding dengan jumlah partikel disebut
sebagai besarantekanan satu atmosfer diberi angka 320 dan angka 2120 . Pada skala Rearmur
titik cair es dan dan titik didih air pada tekanan satu atmosfer diberi angka 00 dan angka 800 .
Karena semua sistem sat-uan tersebut bersifat linear maka, dapat dengan mudah dicari relasi
konversi yang munghubungkan satu satuan dengan satuan lainnya. Misalnya konversi dari
satuan Fahrenheit ke Celcius diberikan sebagai berikut :
5
TC (TF 32)
9

dengan faktor kesebandingan skala 5=9 diperoleh dari membandingkan lebar skala
pada sistem Fahrenheit terhadap sistemn Celcius. Sedangkan pengurangan dengan 32
disebabkan karena skala Fahrenheit memberi angka 32 pada titik cair es (yang bersesuaian
dengan skala Celcius 00 ).

Dari pengamatan yang dilakukan oleh Gay Lussac diketahui bahwa terdapat hubungan
linear antara volume gas dan perubahan temperatur ketika tekanan gas dibuat konstan,
V = Kt dengan K adalah suatu konstanta. Gas yang dipakai adalah gas real dengan kerapatan
sangat ren-dah. Ketika dilakukan pengukuran temperatur menggunakan berbagai macam gas
real, diperoleh bahwa gerak relasi persamaan membentuk garis yang bila diekstrapolasi ke
temperatur rendah akan bertemu di satu titik yang sama.
Pertemuan garis-garis tersebu bersesuaian dengan kondisi ketika volume gas-gasnya
mendekati nilai nol. Karena tidak mungkin suatu gas memiliki nilai volume negatif, maka
titik pertemuan beberapa garis tadi mestinya bersesuaian den-gan kondisi temperatur terendah
yang dapat dicapai. Sehingga titik tersebut didefinisikan sebagai titik nol mutlak, dan dari
titik tersebut kemudian didefinisikan skala temperatur mutlak Kelvin K (tanpa tanda derajat),
yang besar skalanya dipilih sama dengan skala Celcius.
Titik nol mutlak T = 0 K ini bersesuaian dengan nilai -273,150 C. Sebagai titik
referensi kedua adalah titik triple air, yaitu titik temperatur pada mana air - es - dan uap air
berada dalam keadaan setimbang termal secara bersamaan. Titik triple air ini bersesuaian
dengan temperatur 273,16 K (0,01 0 C di atas titik cair es). Temperatur mutlak ini disebut
juga sebagai temperatur termodinamik, sedangkan temperatur yang lainnya yang telah
dijelaskan di atas disebut sebagai temperatur empirik.

Temperature
Temperature panas merupakan transfer energy dari suatu objek ke objek lainnya
sebagai hasil dari perubahan temperature keduanya.
1. Skala Temperatur

a. Skala Celsius

b. Skala Fahrenheit

c. Skala Kelvin

d. Skala Rankine

5
TC (TF 32)
9

[oC]

o
9
TF TC 32 o [ F]
5

K TC 273.15

[K]

R TF 460

[R]

Berdasarkan sifat termomatrik zat, jenis-jenis thermometer antara lain sebagai berikut.:

Thermometer Zat Cair

Thermometer Bimetal

Thermometer Hambatan

Temokopel

Thermometer Gas

Pyrometer

Temperature Acuan
Temperature

Boiling Poitnt of Water

100

212

Normal Body Temperature

37

98.0

Accepted Comfort Level

20

68

Freezing Point of Water

32

Gas Ideal
Gas ideal didefinisikan sebagai sistem banyak partikel yang partikelnya tidak saling
berinteraksi. Dalam realitanya tidak ada sistem semacam ini, tetapi sistem gas real yang
kerapatannya sangat rendah akan sangat mendekati sifat-sifat dari gas ideal. Hal ini karena
kerapatan partikel yang san-gat rendah menyebabkan kemungkinan terjadinya interaksi antar
partikelnya sangat kecil, sehingga praktis partikelnya tidak saling berinteraksi. Perumusan
persamaan keadaan gas ideal diperoleh dari generalisasi hasil eksperimen terhadap gas real
yang berkerapatan rendah. Perumusan per-tama diperoleh R.Boyle (1664) dan E. Mariotte
(1676) terkait dengan gas yang berada dalam keadaan temperatur konstan.
Diperoleh bahwa perubahan tekanan berbanding terbalik dengan perubahan volume
pada gas bertemperatur konstan, yaitu :
pV = p0 V0

Contoh Soal :

Pembahasan :

BAB III
KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

A. PENGERTIAN KALOR DAN PERBEDAAN DENGAN SUHU


Energi dalam adalah ukuran energi seluruh molekul dalam zat. Sedangkan,
kalor adalah perpindahan sebagian energi dalam dari suatu zat ke zat lain karena adanya
perbedaan suhu.

Pengaruh Kalor terhadap Suhu Zat


- Jika suatu zat menyerap kalor, maka suhu akan naik dan
- Jika suatu zat melepas kalor, maka suhu akan turun

Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor :
1.

massa zat

2.

jenis zat

3.

perubahan suhu
Kalor adalah energi yang berpindah/ mengalir dari benda bersuhu lebih tinggi ke

benda yang bersuhu lebih rendah untuk mencapai kesetimbangan termal.


Satuan kalor yang sering digunakan:
1

J = 0,24 kal

kal = 4,2 J
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu

sebesar 1 K pada 1 kg benda.


Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
sebesar 1 K.

Kalor Jenis
Kalor Jenis dapat dirumuskan:

keterangan:
c = kalor jenis (J/kg K)
Q = energi kalor (J)
m = massa benda (kg)
T = perubahan suhu (K)

T = T2 T1 = perubahan suhu (0C)


T2 = suhu tinggi (0C)
T1 = suhu rendah (0C)

Kapasitas kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yabg diperlukan untuk menaikkan suhu
suatu benda sebesar 1 oC. Secara matematis dapat dituliskan :

Energi Kalor
Besarnya kalor (Q) yang diperlukan oleh suatu benda sebanding dengan massa benda
(m), bergantung pada kalor jenis (c), dan sebanding dengan kenaikan suhu (t).
Secara matematis dapat dituliskan :
Keterangan

Q = m. c. T

Q = banyaknya kalor yang diperlukan dilepskan (J)


m = massa zat (Kg)
c = kalor jenis zat (J/Kg0C)
t = perubahan suhu (0C)
T = T2 T1 = perubahan suhu (0C)
T2 = suhu tinggi (0C)
T1 = suhu rendah (0C)

Contoh soal :
1. Berapa energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan 2 kg besi yang kalor jenisnya
460 J/kg0C, dari suhu 15 0C sampai 100 0C?
Penyelesaian
Diketahui : m = 2 kg
c = 460 J/kg0C
t = (t2 t1)
= (100 15) = 85 0C
Ditanyakan : Q = ?
Jawab

Q = m x c x t
= 2 kg x 460 J/kg0C x 85 0C

= 78.200 J

2. Kalor jenis tembaga 390 J/kg0C. Berapakah kapasitas kalor 0,1 kg tembaga?
Penyelesaian
Diketahui : c = 390 J/kg0C
m = 0,1 kg
Ditanyakan : C = ?
Jawab : C = m x c
= 0,1 kg x 390 J/kg0C
= 39 J/kg

3. Sebuah benda bersuhu 5C menyerap kalor sebesar 1500 joule sehingga suhunya naik
menjadi 32C. Tentukan kapasitas kalor benda tersebut !
Diketahui : Q = 1500 J
T = 32C 5 C = 27C = 300K
Ditanya : C . . . ?
Jawab :

C = Q / T
C = 1500J / 300K

C = 5J/K

Jadi kapasitas kalor benda tersebut sebesar 5J/K.

B. AZAS BLACK
Azas Black menjelaskan kekekalan energi kalor:
Banyaknya kalor yang dilepas sama dengan banyak kalor yang diterima.

Q lepas = Q terima

Suhu akhir (campuran) adalah suhu yang dihasilkan oleh benda yang berbeda suhu
yang telah mencapai kesetimbangan termal.
Azas Black dapat dirumuskan:

m1.c1.(T1-Tc) = m2.c2.(Tc-T2)

Keterangan :
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (J/kg K)
Tc = suhu campuran (K)

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Kalorimeter bekerja
berdasarkan azas Black.
Kalorimeter adalah sistem terisolasi, sehingga tidak ada energi kalor yang terbuang ke
lingkungan.

Contoh Soal :
1.Untuk memperoleh air hangat, Andi mencampurkan 4 kg air mendidih (100oC) dengan
6 kg air dingin bersuhu 20oC. Berapa suhu air hangat yang diperoleh?
Diketahui: m air mendidih (m1) = 4 kg;
m air dingin (m2) = 6 kg;
T1 = 100oC
T2 = 20oC
Ditanya: Tx (suhu air hangat) = ...?
Jawab:
Jumlah kalor yang diberikan air panas:
Q1 = m1 c T
= 4 c (100 Tx)

Jumlah kalor yang diterima air dingin:


Q2 = m2 c T
= 6 c (Tx 20)

Kalor yang dilepas = kalor yang diterima


4 c (100 Tx) = 6 c (Tx 20)
400 4Tx = 6Tx 120
10Tx = 520
Tx = 52
Jadi, suhu air hangat yang dihasilkan adalah 52oC.

C. PERUBAHAN WUJUD OLEH KALOR

Kalor dapat menyebabkan perubahan wujud.


1) Peleburan, proses perubahan zat cair menjadi zat padat.
2) Pembekuan, proses perubahan zat padat menjadi zat cair.
3) Penguapan, proses perubahan zat cair menjadi gas.
4) Pengembunan, proses perubahan gas menjadi zat cair.
5) Pengkristalan/ deposisi, proses perubahan gas menjadi zat padat.
6) Penyumbliman, proses perubahan zat padat menjadi gas.

Kalor laten adalah kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud zat tanpa kenaikan
suhu tiap satuan massa.
Kalor laten terdiri dari kalor lebur/beku dan kalor uap/embun.
Kalor laten terdiri dari 2, yaitu :
1. Kalor lebur (L) = Kalor beku

Q = m.L

Q = energi kalor (J)


m = massa benda (kg)
L = kalor laten (J/kg)

Kalor lebur adalah kalor yang diperlukan oleh satuan massa zat padat untuk
mencair (melebur) pada titik leburnya.
Titik lebur adalah suhu zat ketika melebur.
Kalor beku adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat cair untuk
membeku pada titik bekunya.
Titik beku adalah suhu zat ketika membeku

Keterangan :
A B : wujud es
B C : wujud es dan air (proses melebur)
Titik lebur es = titik beku air = 0oC
Kalor Uap (U) = Kalor Embun
Keterangan

Q = m.U

Q = energi kalor yangdiperlukan(J)


m = massa zat ( kg )
U = kalor uap ( J/kg )

Kalor uap adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat cair untuk
menguap pada titik didihnya
Titik didihadalah suhu zat ketika mendidih.
Kalor embun adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa gas untuk
mengembun pada titik embunnya.
Titik embun adalah suhu zat ketika mengembun

Keterangan :
C D : wujud air
D E : wujud air dan uap
Titik uap air = titik embun uap

Contoh Soal :
1. Berapakah energi kalor yang diperlukan 5 kg es untuk melebur menjadi air pada titik
leburnya, jika kalor lebur es 336.000 J/kg?
Diketahui : m = 5 kg
L = 336.000 J/kg
Ditanyakan : Q = ?
Jawab : Q = m x L
= 5 kg x 336.000 J/kg
= 1.680.000 J
= 1,68 x 106 J

2. Berapakah energi kalor yang diperlukan untuk menguapkan 5 kg air pada titik
didihnya, jika kalor uap 2.260.000 J/kg?
Diketahui : m = 5 kg
U = 2.260.000 J/kg
Ditanyakan : Q = ?
Jawab : Q = m x U
= 5 kg x 2.260.000 J/kg
= 11.300.000 J atau
= 11,3 x 106 J

3. Berapakah banyaknya kalor yang diperlukan untuk meleburkan 200 g es yang


mempunyai suhu -5 C, jika kalor jenis es 2.100 J kg-1 C dan kalor lebur es 340.000
J kg-1?
Diketahui :
massa es (m) = 200 g = 0,2 kg
suhu awal es = -5 C
kalor jenis es (c) = 2.100 J kg-1 C
kalor lebur es (L) = 340.000 J kg-1
Perhatikan grafik pada gambar di atas. Dari grafik terlihat bahwa untuk
meleburkan es yang bersuhu -5 oC terlebih dahulu diperlukan kalor Q1 untuk
menaikkan suhu es sampai pada titik leburnya (0oC), yaitu sebesar:
Q1 = m . c . T
= (0,2 kg) (2.100 J kg-1 C) (5C)

= 2.100 J
Setelah itu, diperlukan kalor untuk meleburkan es menjadi air sebesar:
Q2 = m . L
= (0,2 kg) (340.000 J kg-1)
= 68.000 J
Qtotal = Q1 + Q2
= 2.100 J + 68.000 J = 70.100 J

D. PERPINDAHAN KALOR
Perpindahan kalor ada 3 cara, yaitu
- Konduksi
- Konveksi
- Radiasi
Konduksi
adalah perpindahan kalor melalui suatU zat tanpa disertai perpindahan partikel-partikel
zat tersebut.
Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Konduktor
Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kalor baik.
Contoh : besi, baja, tembaga, aluminium, dll
2) Isolator
Isolator adalah zat yang memiliki daya hantar kalor kurang baik.
Contoh : kayu, plastik, kertas, kaca, air, dll
(Q/t)= laju perpindahan kalor (J/s=W)
A

= luas penampang (m2)

= panjang bahan (m)

= kondusivitas bahan (W/m.K)

T = selisih suhu (OC atau K)


Konveksi
adalah perpindahan kalor melalui zat disertai perpindahan partikel- partikel zat
tersebut.Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. Kamu dapat memahami
peristiwa konveksi, antara lain:
1) Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem pemanasan air, sistem
aliran air panas.

2) Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin darat dan angin
laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin dalam
ruangan dipasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik.
(Q/t)= laju perpindahan kalor (J/s=W
A

= luas penampang (m2)

= koef. konveksi (W/m2.K)

T = selisih suhu (OC atau K)


Radiasi (pancaran)
adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara (medium) Contoh : sinar matahari
sampai ke bumi melalui radiasi

Keterangan :
(Q/t)= laju perpindahan kalor (J/s=W)
A

= luas penampang (m2)

= koef. Stefan-Boltzman (W/m2.K4)


= 5,67 x 10-8

= suhu permukaan benda (K)

= emisivitas bahan

BAB IV
HUKUM TERMODINAMIKA.

Termodinamika adalah proses dimana energy dipindahkan sebagai kalor dan usaha.
Kalor adalah perpindahan energy akibat perbedaan temperature. Sedangkan usaha adalah
perpiindahan energy yang tidak melibatkan perbedaan temperature.

KALOR JENIS GAS


Suhu suatu gas dapat dinaikkan dalam kondisi yang bermacam-macam. Volumenya
dikonstankan, tekanannya dikonstankan atau kedua-duanya dapat dirubah-rubah menurut
kehendak. Pada tiap-tiap kondisi ini panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar
satu satuan suhu untuk tiap satuan massa adalah berlainan. Dengan kata lain suatu gas
mempunyai bermacam-macam kapasitas panas. Tetapi hanya dua macam yang mempunyai
arti praktis yaitu :
- Kapasitas panas pada volume konstan.
- Kapasitas panas pada tekanan konstan.

Kapasitas panas gas ideal pada tekanan konstan selalu lebih besar dari pada kapasitas panas
gas ideal pada volume konstan, dan selisihnya sebesar konstanta gas umum
yaitu : R = 8,317 J/mol 0K.
cp - cv = R
cp = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada tekanan konstan.
cv = kapasitas panas jenis ( kalor jenis ) gas ideal pada volume konstan.

(universil)

Berdasarkan teori kinetik gas kita dapat menghitung panas jenis gas ideal,sebagai berikut:
a. Untuk gas beratom tunggal ( monoatomik ) diperoleh bahwa :

5
R
2

3
R
2

c
c

1,67

b. Untuk gas beratom dua ( diatomik ) diperoleh bahwa :

7
R
2

5
R
2

c
c

1,4

= konstanta Laplace.

USAHA YANG DILAKUKAN GAS


Temodinamika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai
pengaliran panas, perubahan-perubahan energi yang diakibatkan dan usaha yang dilakukan
oleh panas.
1. Usaha luar ( W ) yaitu : Usaha yang dilakukan oleh sistem terhadap sekelilingnya
terhadap sistem. Misalkan gas dalam ruangan yang berpenghisap bebas tanpa gesekan
dipanaskan ( pada tekanan tetap ) ; maka volume akan bertambah dengan V.

Usaha yang dilakukan oleh gas terhadap udara luar :


W = p. V

2. Usaha dalam ( U ) adalah : Usaha yang dilakukan oleh bagian dari suatu sistem pada
bagian lain dari sitem itu pula. Pada pemanasan gas seperti di atas, usaha dalam adalah

berupa gerakan-gerakan antara molekul-molekul gas yang dipanaskan menjadi lebih


cepat.
Energi dalam suatu gas Ideal adalah :

3
n. R. T
2

HUKUM I TERMODINAMIKA
Dalam suatu sistem yang mendapat panas sebanyak Q akan terdapat perubahan
energi dalam ( U ) dan melakukan usaha luar ( W ).

Q= U+ W

Q = kalor yang masuk/keluar sistem


U = perubahan energi dalam
W = Usaha luar.
Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak. W dan Q
bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses termodinamika yang dapat
merubah keadaan. U merupakan fungsi variabel keadaan (tekanan (P), volume (V), suhu (T),
mol (n).

Kesepakatan tanda bagi W dan Q


berdasarkan persamaan diatas. W
bertanda positif jika sistem melakukan
usaha terhadap lingkungan dan
sebaliknya. Sedangkan Q bertanda
positif jika kalor ditambahakan ke
system dan sebaliknya

PROSES - PROSES PADA HUKUM TERMODINAMIKA I

1. Hukum I termodinamika untuk Proses Isobarik.


Pada proses ini gas dipanaskan dengan tekanan tetap.
( lihat gambar ).

sebelum dipanaskan

sesudah dipanaskan

Dengan demikian pada proses ini berlaku persamaan Boyle-GayLussac


V1 V2

T1 T2

Jika grafik ini digambarkan dalam hubungan P dan V maka dapat grafik sebagai berikut :

Pemanasan

Pendinginan

Usaha luar yang dilakukan adalah : W = p ( V2 - V1 ). karena itu hukum I termodinamika


dapat dinyatakan :

Q = U + p ( V 2 - V1 )
Panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu gas pada tekanan tetap dapat dinyatakan
dengan persamaan :

Q = m cp ( T2 - T1 )
Pertambahan energi dalam gas dapat pula dinyatakan dengan persamaan :

U = m cv ( T2 - T1 )
Karena itu pula maka usaha yang dilakukan pada proses isobarik dapat pula dinyatakan
dengan persamaan :

W = Q - U = m ( cp - cv ) ( T2 - T1 )
m = massa gas
cp = kalor jenis gas pada tekanan tetap
cv = kalor jenis pada volume tetap.

2. Hukum I Termodinamika untuk Proses Isokhorik ( Isovolumik )


Pada proses ini volume Sistem konstan. ( lihat gambar )

Sebelum dipanaskan.

Sesudah dipanaskan.

Dengan demikian dalam proses ini berlaku Hukum Boyle-Gay Lussac dalam bentuk :
P1 P2

T1 T2

Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka grafiknya sebagai berikut :

Pemanasan

Pendinginan

Karena V = 0 maka W = p . V
W = 0 ( tidak ada usaha luar selama proses )

Q = U 2 - U1
Kalor yang diserap oleh sistem hanya dipakai untuk menambah energi dalam ( U )

Q= U

U = m . cv ( T2 - T1 )

3. Hukum I termodinamika untuk proses Isothermik.


Selama proses suhunya konstan.
( lihat gambar )

Sebelum dipanaskan.

Sesudah dipanaskan.

Oleh karena suhunya tetap, maka berlaku Hukum BOYLE.


P1 V2 = P 2 V2
Jika digambarkan grafik hubungan P dan V maka grafiknya berupa :

Pemanasan

Pendinginan

Karena suhunya konstan T2 = T1 maka :

U = U2 - U1
=

3
2

n R T2 -

3
2

n R T1 = 0 ( Usaha dalamnya nol )

Kalor yang diserap sistem hanya dipakai untuk usaha luar saja.
W P1 V1 ( ln

V2
V
) P2 V2 ( ln 2 )
V1
V1

W P1 V1 ( ln

P1
P
) P2 V2 ( ln 1 )
P2
P2

W n R T1 ( ln

V2
V
) n R T2 ( ln 2 )
V1
V1

W n R T1 ( ln

P1
P
) n R T2 ( ln 1 )
P2
P2

ln x =2,303 log x

4. Hukum I Termodinamika untuk proses Adiabatik.


Selama proses tak ada panas yang masuk / keluar sistem jadi Q = 0
( lihat gambar )

Sebelum proses

Selama/akhir proses

oleh karena tidak ada panas yang masuk / keluar sistem maka berlaku Hukum Boyle-Gay
Lussac
PV
PV
1 1
2 2
T1
T2

Jika digambarkan dalam grafik hubungan P dan V maka berupa :

Pengembangan

Pemampatan

Karena Q = 0 maka O = U + W
U2 -U1 = - W
Bila W negatif ( -W = sistem ditekan ) usaha dalam sistem ( U ) bertambah.
Sedangkan hubungan antara suhu mutlak dan volume gas pada proses adibatik, dapat
dinyatakan dengan persamaan :
T.V-1 = konstan

atau

T1.V1-1 = T2.V2-1

Usaha yang dilakukan pada proses adiabatik adalah :


W = m . c v ( T 1 - T2 )

atau

W=

P1 .V1

( V2-1 - V1-1 )

Juga berlaku persamaan : P1.V1 = P2.V2

HUKUM II TERMODINAMIKA

MESIN KALOR

Untuk sebuah siklus, T = 0 oleh karena itu U = 0. Sehingga


Q = W.
Q menyatakan selisih kalor yang masuk (Q1) dan kalor yang keluar (Q2) (Q = Q1 Q2) dan W
adalah kerja total dalam satu siklus.

Effisiensi (daya guna mesin)


Dalam hukum II Termodinamika akan dibahas perubahan kalor menjadi energi mekanik
melalui sebuah mesin, dan ternyata belum ada sebuah mesinpun yang dapat mengubah
sejumlah kalor menjadi energi mekanik seluruhnya.

Sebuah mesin diberi energi berupa kalor Q1 pada suhu tinggi T1, sehingga mesin melakukan
usaha mekanik W. Energi yang dibuang berupa kalor Q2 pada suhu T2, maka effisiensi mesin
adalah :

Energi yang bermanfaat


Energi yang dim asukkan

W Q2 Q1

Q2
Q2

( 1

Q1
) 100%
Q2

Menurut Carnot untuk effisiensi mesin carnot berlaku pula :

( 1

T1
) 100%
T2

Sebenarnya tidak ada mesin yang mempunyai effisiensi 100 % dan dalam praktek effisiensi
mesin kurang dari 50 %.

ENTROPI
Konsep temperatur muncul dalam hukum ke-nol termodinamika. Konsep energi
internal

muncul

dalam

hukum

pertama

termodinamika.

Dalam

hukum

kedua

termodinamika muncul konsep tentang entropi.


Misal ada proses terbalikkan, quasi-statik, jika dQ adalah kalor yang diserap atau dilepas
oleh sistem selama proses dalam interval lintasan yang kecil,
dS = dQ/T
Entropi dari alam naik bila proses yang berlangsung alamiah
Perubahan entropi dari suatu sistem hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan
akhir sistem.
f
S = dS = dQ/T
i
Untuk proses dalam satu siklus perubahan entropi nol S = 0.
Untuk proses adiabatik terbalikkan, tidak ada kalor yang masuk maupun keluar sistem,
maka S = 0. Proses ini disebut proses isentropik.
Entropi dari alam akan tetap konstan bila proses terjadi secara terbalikkan.
Untuk proses quasi-statik, terbalikkan, berlaku hubungan : dQ = dU + dW dimana dW = pdV.
Untuk gas ideal, dU = ncv dT dan P = nRT/V, oleh karena itu
dQ = dU + pdV = ncv dT + nRT dV/V
bila dibagi dengan T
dQ/T = ncv dT/T + nR dV/V
S = dQ/T = ncv ln(Tf/Ti) + nR ln(Vf/Vi)

Contoh Soal :

1. Dalam sebuah mesin, 0,25 mol gas monoatomik ideal dalam tabung memuai secara
cepat dan secara adiabatic melawan piston. Dalam proses ini, temperature gas turun
dari 1150 K ke 400 K. Berapa banyak usaha yang dilakukan gas?
DIKETAHUI :

mol = 0,25 mol


Tawal = 1150 K
Takhir = 400 K

DITANYA:

Besar usaha /
=

JAWAB:
=

3
2

3
2

( )

(0,25 ) (8,314

. ) (400 1150 )

= 2300
W =
= 0 ( 2300 )
= 2300

2. Tentukan perubahan energy internal 1 liter air (massa air 1 kg) pada 100 0 C ketika
dididihkan seluruhnya penuh dari cair menjadi gas, yang menghasilkan 1690 Liter
uap pada 1000 C
DIKETAHUI:
massa air = 1
= 1690

DITANYA:
JAWAB:

PERUBAHAN ENERGI /
Q =
= (1 ) (22,6
= 22,6 105
W =

105

= (1,01 105 /2 ) (1690 103 3 )


= 1,7 105
=
= (22,6 105 ) (1,7 105 )
= 20,9 105

3. Sebuah mesin mobil efisiensi 20% dan menghasilkan rata rata 23.000 J usaha
mekanis per detik sepanjang operasi . berapa banyak masukan kalor yang diperlukan
DIKETAHUI:
W = 23.000
e = 0,20
DITANYA:

Kalor yang masuk / Qh


Qh =

JAWAB:
=

23.000
0,20

= 1,15 105

4. Sebuah kubus es dengan massa 56 gram diambil dari tempat penyimpanan yang
temperaturnya 00 C dan diletakkan pada sebuah cangkir kertas. Setelah beberapa
menit, tepat setengah massa kubus e situ meleleh, menjadi air pada temperature 0 0
C. berapa perubahan entropi es/air ?
DIKETAHUI: masa es = 0,028

DITANYA:
JAWAB:

Perubahan entropi /
Q =

= (0,028 ) (333 )
= 9,3

9,3

= 273

= 34

5. Sebuah sampel 50 kg air pada 200 C dicampur dengan 50 kg air pada 240 C.
Perkirakan perubahan entropi
DIKETAHUI:
massa es = 50
= 2
DITANYA:

Perubahan entropi /

JAWAB:

Q =

= (50 ) (4186 . ) (2 )
= 4,186 105

= +
=

4,186 105
296

= 1414
=

4,186 105
294

= 1424
= +

= 1414 + 1424

= 10

BAB V
GELOMBANG, INTERFERENSI, DAM POLARISASI

A. GELOMBANG
Pengertian Gelombang
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya
gelombang membawa energi.
Macam-macam Gelombang:
A. Berdasarkan Medium Perambatannya :
1. Gelombang mekanik adalah sebuah gelombang yang dalam perambatannya
memerlukan medium, yang menyalurkan energi untuk keperluan proses penjalaran
sebuah gelombang.

2. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat tanpa


memerlukan medium dan merupakan gelombang transversal.

B. Berdasarkan Arah Rambatannya ada dua macam gelombang, yaitu :


1. Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus
dengan arah rambatannya. Satu gelombang terdiri atas satu lembah dan satu bukit,
misalnya seperti riak gelombang air, benang yang digetarkan, dsb.

2. Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah yang


berimpitan dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada. Gelombang yang
terjadi berupa rapatan dan renggangan. Contoh gelombang longitudinal seperti
slingki / pegas yang ditarik ke samping lalu dilepas.

Cepat Rambat Gelombang


Jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu sekon disebut cepat rambat
gelombang. Cepat rambat gelombang dilambangkan dengan v dan satuannya m/s atau m s1

. Hubungan antara v, f, , dan T adalah sebagai berikut :

Keterangan :
= panjang gelombang , satuannya meter ( m )
v = kecepatan rambatan gelombang, satuannya meter / sekon ( ms1 )
T = periode gelombang , satuannya detik atau sekon ( s )
f = frekuensi gelombang, satuannya 1/detik atau 1/sekon ( s-1 )

Gelombang Berjalan
Gelombang berjalan merupakan jenis gelombang yang memiliki sifat amplitudo
yang sama pada setiap titik yang dilalui

Keterangan :
A = simpangan terjauh atau amplitudo gelombang (m)
t = lama titik asal telah bergetar (s)
T = periode getaran (s)
v = cepat rambat gelombang (v)
= kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi getaran (Hz)
k = bilangan gelombang
y = simpangan getaran di titik yang berjarak x dari titik asal getaran (m)
x = jarak titik pada tali dari titik asal getaran (,)
= panjang gelombang (m)

Sudut fase, Fase dan Beda fase


Besaran yang juga penting untuk dipelajari adalah fase gelombang. Fase
gelombang dapat didefinisikan sebagai bagian atau tahapan gelombang. Seperti halnya
pada getaran, pada gelombang berjalan pun dikenal pengertian sudut fase, fase, dan beda

fase. Oleh karena itu perhatikan lagi persamaan gelombang berjalan berikut ini!

Hukum Melde
Hukum Melde adalah hukum yang mempelajari tentang besar-besaran yang
mempegaruhi cepat rambat gelombag tranversal pada tali.
Melde menemukan bahwa cepat rambat gelombang pada dawai sebanding dengan
akar gaya tegangan tali da berbanding terbalik dengan kar massa persatuan panjang dawai.
Percobaan Melde digunakan untuk menyelidiki cepat rambat gelombang tranversal dalam
dawai. Pernyataan tersebut jika dinyatakan dalam persamaan adalah sebagai berikut.

Keterangan:
v = cepat rambat gelombang (m/s, cm/s)
F = gaya tegangan dawai (N, dyne)
l = panjang dawai (m, cm)
m = massa dawai (kg, gr)
= massa persatuan panjang dawai ( kg/m, gr/cm)
= massa jenis dawai (kg/m3, gr/cm3)
A = luas penampang dawai (m2, cm2)

Sifat-sifat Gelombang antara lain :


Refleksi (pemantulan)
Menurut Hukum Snellius, gelombang datang, gelombang pantul, dan garis normal
berada pada satu bidang dan sudut datang akan sama dengan sudut pantul.
Refraksi (Pembiasan Gelombang)
Pembiasan gelombang adalah pembelokan arah lintasan gelombang setelah melewati
bidang batas antara dua medium yang berbeda

Interferensi Gelombang
Intrerferensi gelombang akan terjadi pada dua buah gelombang yang koheren.
Difraksi Gelombang
Peristiwa difraksi atau lenturan dapat terjadi jika sebuah gelombang melewati sebuah
penghalang atau melewati sebuah celah sempit.
Dispersi Gelombang
Dispersi adalah penyebaran bentuk gelombang ketika merambat melalui suatu
medium.

Pemanfaatan gelombang
Sangat banyak pemanfaatan dari gelombang dengan mempertimbangkan berbagai
sifat gelombang yang ada di sekitar kita. Beberapa diantaranya adalah
a.

Gelombang TV dan Radio untuk komunikasi.

b.

Gelombang Micro yang dimanfaatkan untuk memasak makanan atau yang kita kenal
dengan microwave

c.

Gelombang bunyi yang sangat membantu bidang kesehatan, yaitu Ultrasonik pada
peralatan USG untuk memeriksa ada tidaknya penyakit.

Contoh soal :
1. Sebuah gelombang pada permukaan air dihasilkan dari suatu getaran yang frekuensinya
30 Hz. Jika jarak antara puncak dan lembah gelombang yang berturutan adalah 50 cm,
hitunglah cepat rambat gelombang tersebut!
Penyelesaian :
Diketahui : f = 30 Hz , = 50 cm = 100 cm = 1 m
Ditanya : v = ..?
Jawab : v = .f = 1.30 = 30 m/s

2. Dalam 1 sekon dihasilkan gelombang seperti gambar di bawah ini

a. berapakah frekuensi gelombang tersebut?


b. Bila jarak PQ = 2 cm, maka berapakah ?
Penyelesaian :
Menurut gambar, gelombang yang terjadi sebanyak 2 gelombang. Berarti, f = 2
gelombang / sekon atau f = 2 Hz.
Pada gambar terjadi 2 gelombang ( 2 ). Jadi 2 = 2 cm atau = 1 cm.

3. Sebuah gelombang berjalan mempunyai persamaan simpangan Y = 0,5 sin (40t + 8x)
m. Cepat rambat gelombang tersebut adalah ?
Penyelesaian :
Y = 0,5 sin (40t + 8x) m
Y = 0,5 sin (40 t + 8 x) m

= 40 , dimana = 2f
2f = 40
f = 40/2
f = 20 Hz

k = 2x /
8 x = 2x /
= 8 / 2
= 4
= 0,25 m

v=fx
v = 20 Hz x 0,25 m
v = 5 m/s

B. PEMANTAUAN DAN TRANSMISI GELOMBANG


Transmisi

gelombang

merupakan

sisa

energi

gelombang

setelah

melewati/menembus suatu struktur penahan gelombang. Gelombang transmisi sangat


dipengaruhi pada karakteristik gelombang. Koefisien transmisi (t) adalah perbandingan
amplitudo gelombang yang ditransmisikan dibandingkan gelombang datang.
Jika gelombang merambat dari medium 1 ke medium 2 yang berbeda jenisnya,
maka

akan

terjadi

Gelombang

Transmisi

dan

Gelombang

Refleksi.

Transmisi Gelombang adalah Gelombang yang diteruskan ke medium 2


Refleksi Gelombang adalah Gelombang yang dipantulkan kembali ke medium 1

C. POLARSASI
Pengertian Polarisasi
Polarisasi adalah suatu peristiwa perubahan arah getar gelombang pada cahaya
yang acak menjadi satu arah getar Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh gelombang
transversal saja, sedangkan gelombang longitudinal tidak mengalami gejala polarisasi.
Fakta bahwa cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya merupakan
gelombang transversal.

Gejala polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada tali
yang dilewatkan pada celah. Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka
gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan
dengan arah tegak lurus celah maka gelombang pada tali tidak bisa melewati celah
tersebut.
Penyebab Terjadinya Polarisasi:

1. Polarisasi Karena Pemantulan


2. Polarisasi Karena Pembiasan
3. Polarisasi karena penyerapan selektif
4. Polarisasi karena Hamburan
5. Pemutaran Bidang Polarisasi

Jenis-Jenis Polarisasi:
1. Polarisasi linier
Bila gelombang tersebut hanya bergetar pada satu bidang getar (datar) yaitu amplitudo
dan arah medan tetap.
2. Polarisasi melingkar
Bila amplitudo tetap tetapi arah medan berubah-ubah, Polarisasi ini terjadi apabila 2
gelombang mengadakan superposisi.
3. Polarisasi elliptis
Sama dengan polarisasi lingkaran tetapi dengan amplitudo yan berlainan.

Contoh soal :
1. Sudut kritis cahaya suatu zat adalah 37 (sin 37 = 0,6) maka sudut polarisasi untuk zat
tersebut adalah...
A. 41
B. 50
C, 59
D. 70
E. 82
Pembahasan :
Diketahui:
Sin Ik = 0,6 = 6 / 10
Ditanya: Ip = ....
Jawab:

tan Ip = n2 / n1 = 10 / 6 = 1,67
Ip = 59
Jawaban: C

D. DIFRAKSI
Pengertian Difraksi
Difraksi adalah kecenderungan gelombang yang dipancarkan dari sumber melewati
celah yang terbatas untuk menyebar ketika merambat. Menurut prinsip Huygens 'setiap
titik pada front gelombang cahaya dapat dianggap sebagai sumber sekunder gelombang
bola.
Gelombang ini merambat ke luar dengan kecepatan karakteristik gelombang.
Gelombang yang dipancarkan oleh semua titik pada muka gelombang mengganggu satu
sama lain untuk menghasilkan gelombang berjalan. Prinsip Huygens juga berlaku untuk
gelombang elektromagnetik.

Contoh soal
Seberkas sinar-X dengan panjang gelombang 1,5 angstrom ditembakan pada suatu kristal
bahan padatan. Jika sinar tersebut mengalami difraksi maksimum orde pertama pada sudut
300, maka perkiraan jarak antara atom pada kristal tersebut adalah .
a. 0,8 angstrom
b. 1,6 angstrom
c. 3,2 angstrom
d. 6,4 angstrom
e. 8,0 angstrom
Jawaban : B
Bahasan :

2d sin = n
2d sin 30 = 1 . 1,5 . 10-10
d = 1,5 x 10-10m
= 1,5 Angstrom

BAB VI
RADIASI

A. PENGERTIAN RADIASI
Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang
berosilasi dan merambat melewati ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat
yang lain. Cahaya tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik.

B. HUKUM PERGESERAN WIEN


Panjang gelombang untuk intensitas cahaya maksimum berkurang dengan
meningkatnya suhu.

Dengan maks = panjang gelombang maksimum dan T = suhu mutlak.

C. TEORI MAX PLANCK


Planck menyimplkan bahwa atom-atom dan molekul daapat memancarkan atau
menyerap energi hanya dalam jumlah tertentu atau dalam paket-paket tertentu yang
disebut foton. Energi foton berbanding lurus dengan frekuensi.

Keterangan:
E = energi foton (J)
n = banyak foton
h = tetapan Planck (6,626 . 10-34 J.s)
f = c / = frekuensi radiasi (Hz)

D. EFEK FOTOLISTRIK
Salah satu fakta yang mendukung kebenaran teori Max Planck adalah efek
fotolistrik. Efek fotolistrik adalah keadaan dimana cahaya mampu mengeluarkan elektron

dari beberapa permukaan logam. Hasil-hasil eksperimen menunjukkan bahwa suatu jenis
logam tertentu bila disinari dengan frekuensi yang lebih besar dari harga tertentu akan
melepaskan elektron walaupun intensitas radiasinya sangat kecil. Sebaliknya, seberapa
besar intensitas radiasi yang dikenakan pada jenis logam tertentu, jika frekuensinya lebih
kecil dari harga tertentu maka tidak dapat melepaskan elektron dari logam tersebut.

Dengan Ek = energi kinetik elektron, f = frekuensi cahaya dan f0 = frekuensi ambang.

E. PANJANG GELOMBANG DE BROGLIE

Keterangan:
= panjang gelombang De Broglie.
h = tetapan Planck (6,626 . 10-34 J.s).
P = momentum partikel.
m = massa partikel.
v = kecepatan partikel.
Contoh Soal :
1. Permukaan benda pada suhu 37oC meradiasikan gelombang elektromagnetik . Bila
nilai konstanta Wien = 2,898 x 10 3 m.K, maka panjang gelombang maksimum
radiasi permukaaan adalah....
A. 8,898 x 106 m
B. 9,348 x 106 m
C. 9,752 x 106 m
D. 10,222 x 106 m
E. 1,212 x 106 m

2. Perhatikan diagram pergeseran Wien berikut ini!

Jika suhu benda dinaikkan, maka yang terjadi adalah


A. Panjang gelombang tetap
B. Panjang gelombang bertambah
C. Panjang gelombang berkurang
D. Frekuensi tetap
E. frekuensi berkurang
Pembahasan:
Dari persamaan hukum pergeseran wien, diperoleh hubungan panjang gelombang
dengan suhu yaitu berbanding terbalik. Ini artinya jika suhu naik berarti panjang
gelombang berkurang.
Jawaban: C
3. Frekuensi cahaya tampak 6 . 1014 Hz. Jika h = 6,625 . 10-34 J.s, maka besar energi
fotonnya adalah...
A. 1,975 . 10-17 Joule
B. 2,975 . 10-18 Joule
C. 3,975 . 10-19 Joule
D. 4,975 . 10-19 Joule
E. 5,975 . 10-19 Joule

Pembahasan:
Diketahui:
f = 6 . 1014 Hz
h = 6,625 . 10-34 J.s
n=1
Ditanya: E
Jawab:
E = n . h . f = 1 . 6,625 . 10-34 J.s . 6 . 1014 Hz
E = 3,975 . 10-19 joule
Jawaban: C

4. Intensitas radiasi yang diterima pada dinding dari tungku pemanas ruangan adalah
66,3 W.m2 . Jika tungku ruangan dianggap benda hitam dan radiasi gelombang
elektromagnetik pada panjang gelombang 600 nm, maka jumlah foton yang mengenai
dinding persatuan luas persatuan waktu adalah( h = 6,63 x 10 34 J.s, c = 3 x 108
m.s1)
A. 1 x 1019 foton
B. 2 x 1019 foton
C. 2x 1020 foton
D. 5x 1020 foton
E. 5 x 1021 foton

Pembahasan:
Diketahui:
I = 66,3 W/m2
= 600 nm = 6 . 10-7 m
h = 6,63 x 10 34 J.s
c = 3 x 108 m/s

Ditanya : n/A.t =

5. Perhatikan pernyataan berikut:


1) Lepas tidaknya elektron dari logam ditentukan oleh panjang gelombang cahaya
yang datang.
2) Intensitas cahaya yang datang tidak menjamin keluarnya elektron dari permukaan
logam.
3) Dibawah frekuensi ambang, elektron tetap keluar dari logamnya asal intensitas
cahaya yang datang diperbesar.
Pernyataan yang benar yang berkaitan dengan efek fotolistrik adalah...
A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 2
C. 1 dan 3
D. 2 dan 3
E. 3 saja
Pembahasan:
Keluar tidaknya elektron dari logam tergantung frekuensi cahaya yang datang.
Jawaban: B

BAB VII
TEORI ATOM

A. SPEKTROSKOPI
Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan
cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi
tersebut. Jauh sebelum model atom Bohr dikemukakan, spektroskopi optik telah
memperlihatkan spektrum atom hidrogen yang mempunyai ciri khas yaitu spektrum
garisyang membentuk deret-deret panjang gelombang.
Bertolak dari sinilah Bohr berusaha mencari suatu model atom yang dapat
menerangkan bentuk spektrum ini. Akhirnya Bohr berhasil mengembangkan suatu model
atom

yang

memperlihatkan

terkuantisasinya

radiasi

elektromagnetik

yang

dipancarkannya, sesuai dengan hasil spektrum yang diperoleh dari percobaan


spektroskopi-optik. Dengan demikian spektroskopi-optik menjadi sarana yang penting
dalam mempelajari struktur atom.
Di akhir abad ke-19 ditemukan bahwa panjang gelombang spektrum atom
membentuk himpunan-himpunan tertentu yang disebut deret spektrum. Panjang
gelombang tiap deret dapat dinyatakan dengan rumus yang sederhana, yang mempunyai
keserupaan menyolok antara berbagai deret tersebut ditemukan J.J. Balmer dalam tahun
1885 ketika mempelajari spektrum hidrogen bagian cahaya (tampak). Garis spektrum
dengan panjang gelombang terpanjang ,6563 L diberi nama Ha, yang berikutnya 4863 L
diberi nama Hb dan seterusnya. Makin pendek panjang gelombangnya, semakin rapat
garis spektrumnya dan semakin lemah intensitasnya, sampai batas deret di 3646 L.

B. Teori Atom Thomson


Joseph John Thomson atau J.J. Thomson seorang fisikawan yang berasal dari
inggris, yang menemukan elektron suatu partikel bermuatna negatif yang lebih ringan
daripada atom di tahun 1897. Elektron merupakan partikel subatomik lalu dari hal
tersebut, Thomson berhipotesis: "karena elektron bermuatan negatif, sedangkan atom
bermuatan listrik netral maka haruslah ada muatan listrik positif yang mengimbangi
muatan elektron dalam atom". Maka dia pun mengusulkan suatu model atom yang
dikenal dengan model atom roti kismis yaitu sebagai berikut :
1. Atom berbentuk seperti bola pejal yang memiliki muatan positif yang homogen
(diibaratkan sebagai roti)
2. Elektron bermuatan negatif tersebar di dalamnya (seperti kismis yang tersebar dalam
roti).

Model Atom Thomson

Kelebihan Teori Model Atom Thomson

Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut dengan
subatomik.

Dapat menerangkan sifat listrik atom.

Kelemahan Teori Model Atom Thomson

Tidak dapat menerangkan fenomena penghaburan partikel alfa oleh selaput tipis
emas yang dikemukakan Rutherford.

Tidak mampu menjelaskan mengenai adanya inti atom

Ciri-Ciri Model Atom Thomson

Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan didalamnya tersebar elektron

Gambar Tokoh Penemu Model Atom Tersebut

"Joseph John Thomson (1856-1940)"

Joseph John Thomson (1856-1940) adalah seorang ahli dibidang fisika yang
dulunya bercita-cita sebagai insiyur kereta api. Namun takdir berkata lain, Thomson
mendedikasikan dirinya kepada ilmu pengetahuan, dan selain dari penemuan model
atomnya, dia juga membuktikan adanya elektron. Dari keberadaan elektron telah
mengubah teori listrik dan atom.

C. Teori Atom Rutherford


Dalam percobaannya, Ernest Rutherford (1871-1937) menembakkan partikel
(alfa) pada kepingan emas yang tipis dengan tebal 1/100 mm. partikel alfa adalah partikel
yang mempunyai massa 7000 kali massa elektron. Hasil pengamatan menunjukkan
adanya partikel-partikel yang dihamburkan, dibelokkan dan dipantulkan. Adalah sangat
mustahil jika partikel alfa dibelokkan oleh elektron yang massanya sangat kecil.
Berdasarkan hasil experimennya, Rutherford menyangkal teori atom J.J Thomson. Pada
tahun 1911 ia menyusun model atom yang baru.Model atom menurut Rutherford:
1. Atom sebagian besar tediri dari ruang hampa dengan satu inti yang bermuatan
positif dan satu atau beberapa elektron yang beredar disekitar inti, seperti planetplanet yang bergerak dalam sistem tata surya. Massa atom sebagian besar terletak
pada intinya.

2. Atom secara keseluruhan bersifat netral, muatan positif pada inti sama besarnya
dengan muatan elektron yang beredar disekitarnya. Muatan positif pada inti
besarnya sama dengan nomer atom dikalikan dengan muatan elementer.
3. Inti dan elektron tarik-menarik. Gaya tarik menarik ini merupakan gaya sentripetal
yang mengendalikan gerak elektron pada orbitnya masing-masing seperti grafitasi
dalam tata surya.
4. Pada reaksi kimia, inti atom tidak

mengalami perubahan. Yang mengalami

perubahan ialah elektron-elektron pada kulit terluar.

Catatan :
Ion (+) adalah atom yang kekurangan elektron (telah melepas e)
Ion () adalah atom yang kelebihan elektron (menyerap e)

D. Teori Atom Bohr


Neils Bohr, pada tahun 1912, ketika Neils Bohr (1885-1962) menjadi
mahasiswanya Rutherford di Manchester of University. Bohr mengetahui bahwa model
orbital ini, meskipun sangat menarik, bukan tidak terkoreksi sama sekali, karena tidak
dapat menjelaskan, seperti misalnya, mengapa seluruh atom hidrogen mempunyai sifat
kimia yang identik. Berdasarkan fisika klasik, elektron tidak dapat berada dalam orbit
dalam berbagai radius, dan akibatnya ada kekontinuan tingkat energi dari elektron.
Sekalipun demikian, hidrogen berjalan sebelum semua atom-atomnya mempnyai energi
yang sama. Lebih jauh lagi, bahkan jika elektron dari masing-masing atom bermula dari
sebuah orbit yang stabil khususnya, pada saat itu orbitnya akan berubah karena terjadi
tumbukan diantara atom-atom. Bohr menyelesaikan masalah model atom Rutherford
setelah dia kembali ke Copenhagen pada tahun 1913, mencoba memperkenalkan gagasan

baru kuantum dari Planck dan Einstein ke dalam model ini. Beberapa pembatasan dari
persamaan adalah bahwa ada batas orbit yang mungkin ditempati. Bohr berhasil
menemukan batasan tersebut untuk pertama kalinya, sebuah deskripsi kuantitatif dari
atom.
Kondisi Bohr merupakan penjelasan paling baik saat ini hubungannya dengan
sifat gelombang dari elektron, ini lebih dulu 10 tahun setelah catatan asli dari Bohr
ditemukan. Dengan meninjau bahwa sebuah gelombang berdiri pada sebuah tali yang
kedua ujungnya diikat dapat mempunyai panjang gelombang tertentu, ditentukan oleh
keadaan bahwa harus berjumlah kelipatan bilangan bulat dari setengah panjang
gelombang pada tali. Dengan 6 cara yang sama, bahwa hanya ada gelombang berdiri dari
elektron yang ada pada sebuah atom. Jadi, kondisi intuk sebuah gelombang berdiri pada
sebuah lingkaran berjari-jari diberikan oleh Dimana n adalah sebuah bilangan bulat ( )
dan merupakan keliling dari lingkaran. Keadaan ini, jika dihubungkan dengan
persamaan, maka untuk panjang gelombang dari sebuah elektron diberikan oleh yang
mana itu merupakan persamaan non-klasik yang menghubungkan kelajuan elektron dan
jari-jari orbit. Jika kedua ruas dikuadratkan, kita akan mendapatkan atau yang disebut
keadaan kuantum Bohr.

Contoh Soal :

1.

Pemancaran sinar ultraviolet pada atom hidrogen, terjadi apabila elektron berpindah
dari
A. lintasan 1 ke lintasan 2
B. lintasan 2 ke lintasan 4
C. lintasan 3 ke lintasan 2
D. lintasan 4 ke lintasan 1
E. lintasan 4 ke lintasan 2
Pembahasan :
Sinar ultraviolet (deret Lymann) terjadi ketika elektron dari lintasan luar (n = 2,
3,4, ) ke lintasan n = 1.
Jawaban : D

2.

Dalam model atom Bohr, ketika elektron atom hidrogen berpindah dari orbit dengan
bilangan kuantum n = 1, ke n = 3, maka elektron tersebut akan...(En = 13,6/n2).
A. menyerap energi sebesar 1,50 eV
B. memancarkan energi sebesar 1,50 eV
C. menyerap energi sebesar 2,35 eV
D. memancarkan energi sebesar 12,09 eV
E. menyerap energi sebesar 12,09 eV

3.

Berdasarkan model atom Bohr, tetapan Rydberg = 1,097 x 107 m-1. Jika terjadi
transisi elektron dari lintasan n = 4 ke lintasan n = 2, dipancarkan foton dengan
panjang gelombang .. m.

A. 1,82 x 10-7

D. 4,86 x 10-7

B. 2,43 x 10-7

E. 7,29 x 10-7

C. 3,65 x 10-7

4.

Perbandingan antara muatan dengan massa elektron adalah 1,7588 x 1011


coulomb/kg. Hal ini diselidiki oleh seorang ahli fisika bernama ....
A. Thomson

D. John Dalton

B. Millikan

E. Rutherford

C. W.K. Roentgen
Pembahasan :
Jawaban : A
5. Percobaan hamburan Rutherford menghasilkan kesimpulan ..
A. atom adalah bagian terkecil dari unsur
B. elektron adalah bagian atom yang bermuatan listrik negatif
C. atom memiliki massa yang tersebar secara merata
D. massa atom terpusat di suatu titik yang disebut inti
E. elektron mengelilingi inti pada lintasan tertentu
Pembahasan :
Kesimpulan Rutherford menghasilkan model atom sebagai berikut:
(1) Semua muatan positif dan sebagian besar massa atom berkumpul pada suatu titik di
tengah-tengah atom yang disebut inti atom.
(2) Inti atom dikelilingi oleh elektronelektron pada jarak yang relatif jauh.
Jawaban : D

Daftar Pustaka
Douglas C. Giancoli. 2014. Fisika Prinsip Dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga
Haliday, Resnick. 2003. Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai