BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang lebih dari
tiga kali sehari, diare juga dapat mengalami perubahan jumlah dan konsistensi
feses cair (Diyono & Mulyanti, 2013). Menurut muslimah (2010) diare
merupakan suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari
tiga kali sehari dengan konsisten tinja yang encer dengan atau tanpa disertai
darah maupun lendir akibat dari proses inflamasi pada lambung atau usus.
Kematian pada anak dinegara berkembang terjadi dengan perkiraan
1,3 milyar dan 3,2 juta pertahun. Secara keseluruhan anak-anak ini
mengalami rata-rata 3,3 diare per tahun, tetapi dibeberapa tempat dapat lebih
dari 9 juta pertahun. Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare
terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Diare infeksi pada anak di Afrika
terserang 7 kali setiap tahunnya di banding di Negara berkembang lainnya
(Medicastore, 2009).
Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Negara Indonesia. Pada tahun 2000 IR (Insiden Rate) penyakit diare dari
1000 pnduduk terdapat 301 , tahun 2003 terdapat 374, tahun 2006 terdapat
423 dan tahun 2010 naik menjadi 411 kasus. Kejadian luar biasa (KLB) diare
juga masih sering terjadi, dengan CFR (Case Fatality Rate) yang masih
tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69 kecamatan dengan jumlah kasus
8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24
kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang
(CFR 1,74%), sedangkan ditahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan
dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74%)
(Kemenkes RI, 2011).
Angka kejadian diare di Sumatera Selatan pada tahun 2013 tercatat
masih tinggi, jumlah penderita diare terdapat 51.226 jumlah kasus dari
1.502.510 penduduk. (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Selatan, 2015).
Tujuan
dari
pendidikan
kesehatan
adalah
memberikan
B. Rumusan Masalah
Dari data yang diuraikan diatas, dapat dirumuskan dalam penelitian ini
adalah Belum diketahuinya Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan pakai sabun
dengan kejadian Diare pada Anak di SD 102 Palembang Tahun 2016.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kebiasaan cuci tangan pakai sabun
dengan kejadian diare pada anak di SDN 102 Palembang Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya distribusi frekuensi kebiasaan cuci tangan pakai
sabun pada anak di SDN 102 Palembang Tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi SD 102 Palembang
Kepada pihak sekolah agar dapat memperbanyak tempat cuci
tangan dengan menggunakan air mengalir, memberikan fasilitas sabun
untuk menuci tangan disetiap kelas dan dikantin harus juga menyediakan
tempat cuci tangan agar siswa sebelum jajan terlebih dahulu mencuci
tangan.
2. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang
Kepada pihak Dosen pengajar agar personal hygiene (Cuci Tangan
Pakai Sabun) di masukkan dalam silabus mata kuliah ilmu keperawatan
dasar dan hasil penelitian ini dapat masuk pada mata kuliah keperawatan
dasar, terkait pentingnya cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare
pada anak.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian dibidang keperawatan khususnya mengenai personal hygiene
(Cuci Tangan Pakai Sabun).
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini termasuk dalam bidang keperawatan dasar merupakan
pendekatan kuantitatif pada tingkat Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan pakai
Sabun dengan Kejadian Diare di SD 102 Palembang. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 22 April - 23 April 2016. Jenis penelitian ini
adalah cross sectional, instrument penelitian yang digunakan adalah kuisioner
yang di adopsi dan di ambil dari penelitian Sari (2012).
F. Keaslian Penelitian
Keaslian Penelitian
Tabel 1.1
NO
Peneliti
Judul
1.
Purwandari,
Hubungan
dkk (2013)
perilaku
antara
mencuci
tangan
dengan
Sampel
Variabel
Hasil
Persamaan
Perbedaan
Anak
Variabel
Ada hubungan
-variabel
- Waktu
sekolah
independen
yang
mencuci
- Tempat
(perilaku
signifikan
tangan
- Metode
dasar
di
Kabupaten
mencuci
antara perilaku
-variabel
Jember
tangan)
cuci
insiden diare
Variabel
dengan
dependen
insiden diare
Kabupaten Jember
tangan
-Responden
(insiden
diare)
2.
Rompas, dkk
Hubungan
(2013)
Anak
Variabel
Ada hubungan
-variabel
- Waktu
sekolah
independen
antara perilaku
mencuci
- Tempat
dasar di SD
(perilaku
cuci
tangan
tangan
- Metode
terjadinya
diare
GMIM
mencuci
pakai
sabun
anak
usia
Lansopt
tangan)
dengan
kejadian diare
di
SD
Kecamatan
Variabel
terjadinya
-Responden
Tateran
dependen
diare
pada
(kejadian
anak
usia
diare)
sekolah di SD
pada
sekolah
GMIM
antara
Kecamatan Tateran
GMIM
Lansot
Kecamatan
Tateran
-variabel
NO
3.
Peneliti
Judul
Rosidi,
Hubungan
dkk
kebiasaan
(2010)
tangan
Sampel
Variabel
Hasil
Persamaan
Perbedaan
Anak
sekolah
Variabel
Ada
-variabel
- Waktu
cuci
dasar
di
independen
hubungan
mencuci
- Tempat
dan
Negeri Podo 2
(kebiasaan
kebiasaan
tangan
- Mitode
sanitasi makanan
Kecamatan
cuci
tangan
cuci tangan
-variabel
-variabel
dengan
Kedungwuni
dan
sanitasi
dengan
kejadian diare
sanitasi
Kabupaten
makanan)
kejadian
-Responden
makanan
SD Negeri Podo 2
Pekalongan
Variabel
diare
dan
Kecamatan
dependen
tidak
ada
Kedungwuni
(kejadian
hubungan
Kabupaten
diare)
sanitasi
kejadian
Pekalongan
SD
makanan
dengan
kejadian
diare.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
2. Etiologi
Rotavirus merupakan etiologi paling penting yang menyebabkan
diare pada anak dan balita. Infeksi Rotavirus biasanya terdapat pada anakanak umur 6 bulan2 tahun (Suharyono, 2008).
Diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan
penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis (widjaja, 2002 dalam
Sari, 2013).
a. Faktor infeksi
1) Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama
diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang
antara lain:Infeksi oleh bakteri: Escherchia coli, salmonalla
thyposa, vibrio cholera (kolera), dan serangan bakteri lain
yang
jumlahnya
berlebihan
dan
patogenik
seperti
11
12
13
6. Gejala Diare
Gejala diare yaitu tinja yang encer dengan frekuensi empat kali
atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai muntah, badan lesu atau
lemah, panas, tidak nafsu makan, darah ataupun lendir dalam kotoran,
yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba
menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu
makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan
kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya demam, nyeri
otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadangkadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi
(Amiruddin, 2007).
Turgor kulit berkurang, nadi lemah atau tidak teraba, takikardi,
mata cekung, ubun-ubun cekung, suara parau, kulit dingin, jari sianosis,
membran mukosa kering (Suraatmaja, 2007).
7. Penatalaksanaan diare
Saat ini WHO menganjurkan 4 hal utama yang efektif dalam
menangani anak-anak yang menderita diare akut, yaitu penggantian cairan
(rehidrasi), cairan diberikan secara oral untuk mencegah dehidrasi yang
sudah terjadi, pemberian makanan terutama ASI selama diare dan pada
masa penyembuhan diteruskan, tidak menggunakan obat anti diare, serta
petunjuk yang efektif bagi ibu serta pengasuh tentang perawatan anak
yang sakit di rumah, terutama cara membuat dan memberi oralit, tandatanda yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk membawa anak kembali
berobat serta metoda yang efektif untuk mencegah diare (Suraatmaja,
2007).
14
15
16
17
E. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Faktor penyebab diare :
a. Faktor infeksi
-
Eschercia coli
Salmonella thyposa
Vibrio cholera
Infeksi virus
(rotavirus)
Jenis-jenis diare
b. Faktor malabsorpsi
-
Karbohidrat
Lemak
c. Faktor makanan
-
Kejadian Diare
Diare akut
Disentri
Diare persisten
Diare dengan
masalah lain
Makanan yang
tercemar
Basi
Beracun
Terlalu banyak
lemak
d. Faktor psikologis
-
Rasa takut
Cemas
Tegang
18
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Bedasarkan dari tinjauan serta kerangka teori, maka dikembangkan
suatu kerangka konsep penelitian. Variabel independen adalah variabel yang
menjadi sebab penelitian, variabel independen dalam penelitian ini adalah
cuci tangan pakai sabun dan variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, sedangkan variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kejadian diare (sugiyono, 2009) kerangka konsep ini
sebagai berikut:
Kerangka Konsep Penelitian dapat dilihat pada diagram berikut ini
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Variabel independen
variabel dependen
sabun
anak
18
19
B. Definisi operasional
Definisi operasional dirumuskan untuk akurasi, komunikasi, dan
replikasi (Nursalam, 2009)
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No
1.
Variabel
Cuci tangan
Definisi
Kebiasaan
siswa/siswi SDN
102 Palembang
dalam
membersihkan
tangan dan jarijemari
menggunakan
sabun
untuk
mencegah
terjadinya diare
Cara ukur
Checklist
Alat ukur
Kuisioner
2.
Kejadian
diare
Suatu
kondisi
siswa/siswi SDN
102 Palembang
dengan buang air
besar encer atau
cair lebih dari tiga
kali sehari.
Checklist
Kuisioner
Hasil ukur
1. Ya, bila skor
>75%
menjawab
pernyataan
yang benar
2. Tidak, bila skor
<
75%
menjawab
pernyataan
dengan benar.
(Hidayat, 2007)
1.
2.
Diare,
bila
menderita diare
Tidak
diare,
bila
tidak
menderita diare
(Hidayat, 2007)
C. Hipotesis
Ada hubungan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada
anak di SDN 102 Palembang Tahun 2016.
Skala
Ordinal
Ordinal
20
BAB IV
MITODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kuantitatif,
dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang mempelajari
dinamika korelasi antara variabel independen (kebiasaan cuci tangan pakai
sabun) dengan variabel dependen (kejadian diare) dengan cara observasi dan
pengumpulan data secara bersamaan/sekaligus (Notoeadmojo, 2010).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan
diteliti (Notoeadmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
laki-laki maupun perempuan di SDN 102 Palembang Tahun 2016,
berjumlah 224 siswa.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoeadmodjo, 2010). Dalam
penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah
non probability sampling dengan teknik quota sampling. Sampel
penelitian ini adalah siswa baik perempuan maupun laki-laki kelas 1
sampai 6 di SDN 102 Palembang. Dalam menentukan besar sampel pada
setiap kelas peneliti memilih nomor absen siswa yang ganjil, penelitian
ini menggunakan Rumus adalah sebagai berikut (Notoatmodjo,2010 ) :
1 + ()2
Ket :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat signifikan (p)
20
21
224
1 + 224(0,1)2
224
1 + 224(0,01)
=
224
3,24
= 69,1
Dibulatkan menjadi 69
Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 69 siswa.
Adapun pembagian sampel masing-masing kelas adalah sebagai berikut :
=
23
22
lembar
23
b.
:1
Tidak : 0
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain,
badan/informasi yang secara rutin mengumpulkan data (Setiadi, 2007).
Data sekunder ini diperoleh dari data dan dokumen tertulis yang didapat
dari SDN 102 Palembang.
24
univariat
bertujuan
untuk
menjelaskan
atau
25
b. Analisis Bivariat
Apabila telah dilakukan analisa Univariat, hasilnya akan
diketahui distribusi setiap variabel, dan dapat di lanjutkan analisis
bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang
di duga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2010). Analisa
ini bertujuan untuk melihat hubungan antara 2 variabel dengan
menggunakan uji chi square, bentuk uji hubungan menggunakan
tingkat kepercayaan 95% pada 0,05 di mana :
1). Bila (0,05), menunjukkan ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
2). Bila > (0,05), menunjukkan tidak ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
5. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007) terdapat 4 jenis etika penelitian, sebagai berikut :
1. Izin peneltian
Izin penelitian ini dilakukan dengan mendapat izin dan surat izin Kepala
Sekolah SDN 102 Palembang yang di gunakan sebagai tempat penelitian.
2. Inform consent (Lembaran persetujuan)
Inform consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dengan
responden penelitian denngan memberikan lembaran persetujuan. Inform
consent di berikan selama penelitian dilakukan dengan memberikan
lembaran persetujuan untuk menjadi responden.
3. Anonimity (Tanpa nama)
Masalah etika kebidanan merupakan jaminan dalam penggunaan subjek
penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang di sajikan.
4. Privasi (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah dengan memberikan jaminan kerahasiaan
hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya. Semua
informasi yang di kumpulkan di jamin kerahasiaannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan pada hasil riset.
26
selesai
kuisioner
dikumpulkan,
kemudian
dilakukan
27
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
: 1 orang
: 1 orang
Guru PNS
: 9 orang
Guru Honor
: 3 orang
Pegawai TU
: 1 orang
27
28
5. Jumlah Siswa
Jumlah siswa di SDN 102 Palembang adalah 224 orang terbagi atas
8 kelas yaitu kelas 1A berjumlah 23 orang, kelas 1B berjumlah 23
orang, kelas IIA berjumlah 26 orang, kelas IIB berjumlah 29 orang,
kelas III berjumlah 34 orang, kelas IV berjumlah 39 orang, kelas V
berjumlah 27 orang, dan kelas VI berjumlah 23 orang.
6. Jumlah Siswa kelas 1 - 6 SDN 102 Palembang yang tidak hadir bulan
Februari sampai Maret 2016
Tabel 5.1
Jumlah Siswa SDN 102 Palembang yang tidak hadir bulan
Februari sampai Maret 2016
No
1.
2.
3.
Bulan
Februari
Maret
April
Jumlah seluruh
siswa kelas 1 6
hadir
224
224
224
Persentase
Sakit
61
27,2 %
Izin
27
12 %
Alpa
22
9,8 %
Sakit
82
36,6 %
Izin
42
18,7 %
Alpa
27
12 %
Sakit
51
22,7 %
Izin
30
13,3 %
Alpa
17
7,5 %
B. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN 102
Palembang tahun 2016, penelitian mendapatkan jumlah siswa yang berada
di SDN 102 Palembang berjumlah 224 siswa. Yang mencakup kelas 1, II,
III, IV, V, VI. Berdasarkan teknik non probility sampling dengan
menggunakan metode quota sampling yang dilakukan adalah kelas 1A
sebanyak 7 siswa, kelas 1B sebanyak 7 siswa, kelas 2A sebanyak 8 siswa,
kelas 2B sebanyak 9 siswa, kelas 3 sebanyak 10 siswa, kelas 4 sebanyak
12 siswa, kelas 5 sebanyak 8 siswa, kelas 6 sebanyak 7 siswa, dengan total
keseluruhan kelas 1 sampai 6 sebanyak 69 siswa. Adapun hasil penelitian
ini disajikan dalam bentuk teks dan tabel dibawah ini.
29
1.
Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi
dan persentase dari setiap variabel.
a. Distribusi frekuensi cuci Tangan Pakai Sabun
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Cuci Tangan
Pakai Sabun di SDN 102 Palembang Tahun 2016
No
Jumlah
Sabun
Frekuensi
1.
Ya
20
29,0
2.
Tidak
49
71,0
69
100%
Jumlah
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Diare
di SDN 102 Palembang Tahun 2016
No
Kejadian Diare
Jumlah
N
1.
Diare
54
78,3
2.
Tidak Diare
15
21,7
Jumlah
69
100%
30
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan
antara variabel cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare. Uji
statistic yang digunakan adalah chi square dengan batas nilai
kemaknaan = 0,05. Uji chi square dilakukan dengan program
komputer. Jika nilai value <(0,05), maka ini menyatakan ada
hubungan yang signifikan antara cuci tangan pakai sabun dengan
kejadian diare. Adapun hasil yang didapatkan adalah sebagai
berikut:
a. Hubungan Kebiasaan Cuci tangan Pakai Sabun dengan
Kejadian Diare di SDN 102 Palembang tahun 2016
Tabel 5.4
Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan
Kejadian Diare di SDN 102 Palembang tahun 2016
NO
Cuci Tangan
Kejadian Diare
Pakai Sabun
Ya
Jumlah
value
OR
0,000
43,643
Tidak
Ya
35,0
13
65,0
20
100
Tidak
47
95,9
4,1
49
100
54
78,3
15
21,7
69
100
Jumlah
31
BAB VI
PEMBAHASAN
1. Analisa Univariat
a. Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun
Berdasarkan tabel 5.1 diatas hasil distribusi frekuensi
kebiasaan cuci tangan pakai sabun di SDN 102 Palembang Tahun
2016 didapatkan sebagian besar responden tidak melakukan cuci
tangan pakai sabun sebanyak 49 responden dengan persentase
(95,9%) dari total 69 responden.
Menurut Burton, dkk (2011) dalam Purwandari, dkk (2013)
menunjukkan bahwa mencuci tangan pakai sabun lebih efektif
dalam memindahkan kuman dibandingkan dengan cuci tangan
hanya dengan menggunakan air. Beberapa hasil riset menunjukkan
bahwa mencuci tangan pakai sabun telah terbukti mengurangi
kejadian penyakit diare dan penyakit pernafasan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ilham dkk
(2014), tentang Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun dengan Terjadinya Diare Pada Anak Usia Sekolah Dasar SD
Advent Sario Kota Manado, dari total 31 responden didapatkan 28
(90,3) responden tidak melakukan perilaku cuci tangan pakai sabun
31
32
33
2. Analisa Bivariat
Berdasarkan tabel 5.3 diatas hasil analisa hubungan cuci tangan
pakai sabun dengan kejadian diare diperoleh responden yang tidak
cuci tangan pakai sabun dan menderita diare sebanyak 47 responden
(95,9%) dari total 49 responden, sedangkan yang cuci tangan pakai
sabun dan menderita diare sebanyak 7 responden (35,0%) dari total 20
responden. Hasil uji statistik diperoleh nilai value = 0,000 ( value <
0,05), berarti ada hubungan yang signifikan antara cuci tangan pakai
sabun dengan kejadian diare . OR = 43,643, yang berarti bahwa
responden yang tidak cuci tangan pakai sabun berpeluang 43,643kali
untuk menderita diare.
Menurut KemenKes (2014) mencuci tangan pakai sabun adalah
salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jarijemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih
dan memutuskan rantai kuman.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rompas, dkk
(2013), tentang Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
dengan Terjadinya Diare Pada Anak Sekolah Dasar Di SD
GMIM 2 Lansot Kecamatan Tareran yang menyatakan bahwa ada
34
tangan
atau
kurang
terbiasa
air
tidak
mencuci tangan
menggunakan sabun .
Cuci tangan
dengan
saja
cukup
melindungi
35
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menyadari terdapat keterbatasan
keterbatasan yang terjadi. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah
responden yang ada di SDN 102 Palembang yaitu pada siswa/siswi ada
yang kurang mengerti dari kuesioner / pertanyaan yang telah dibagikan
peneliti, sehingga peneliti membimbing dan menjelaskan kembali tentang
tata cara pengisiannya.
36
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian terhadap 69 responden di SDN 102
Palembang tahun 2016, dapat disimpulkan bahwa :
1. Didapatkan bahwa sebagian responden yang mencuci tangan pakai
sabun yaitu 20 responden (29,0%), sedangkan yamg tidak mencuci
tangan pakai sabun yaitu 49 responden (71,0%).
2. Didapatkan bahwa sebagian responden yang mengalami diare yaitu 54
responden (78,3%), sedangkan yang tidak mengalami diare yaitu 15
responden (21,7%).
3. Secara statistik ada hubungan antara kebiasaan cuci tangan pakai sabun
dengan kejadian diare, dari value 0,05 yaitu value = 0,000.
B. Saran
1. Bagi SDN 102 Palembang
Diharapkan untuk pihak SDN 102 Palembang agar dapat
memperbanyak tempat cuci tangan yang menggunakan air mengalir,
memberikan fasilitas sabun agar siswa mencuci tangan pakai sabun
dengan air mengalir baik sebelum atau sesudah mereka makan jajan.
Serta bagi pihak guru pengajar agar dapat memberikan pendidikan
kesehatan terkait pentingnya cuci tangan pakai sabun guna pencegahan
penyakit termasuk diare.
2. Bagi STIKes Muhammadiyah Palembang
Kepada pihak dosen pengajar diharapkan cuci tangan pakai
sabun di tambahkan sebagai bukti penelitian mata kuliah ilmu
keperawatan dasar, terkait pentingnya cuci tangan pakai sabun dengan
kejadian diare pada anak.
36
37