Anda di halaman 1dari 134

TUGAS AKHIR

PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT


DARI ETANOL DAN ASAM ASETAT
KAPASITAS 10.000 TON / TAHUN

Oleh :

JONAS NASTITI

I 0502031

HERMAWAN SAPUTRO

I 0505034

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

Halaman Pengesahan
TUGAS AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT
DARI ETANOL DAN ASAM ASETAT
KAPASITAS 10.000 TON / TAHUN
Oleh :
JONAS NASTITI
NIM. I 0502031
HERMAWAN SAPUTRO
NIM. I 0505034

Dosen pembimbing

Ir. Endah Retno D., MT.


NIP. 19690719 200003 2 001
Dipertahankan di depan Tim Penguji :
1. Dwi Ardiana S.,ST.,MT

1. ......................................

NIP. 19730131 199802 2 001


2. Ari Diana S.,ST.,MT.

2. ......................................

NIP. 19750123 200812 2 002

Disahkan,
Ketua Jurusan
Teknik Kimia

Ir. Arif Jumari, M.Sc.


NIP. 19650315 199702 1 001

ii

ii

INTISARI

Jonas Nastiti, Hermawan Saputro, 2010, Prarancangan Pabrik Etil Asetat


dari Etanol dan Asam Asetat Kapasitas 10.000 ton/tahun, Jurusan Teknik
Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Etil asetat dengan rumus molekul (CH3COOC2H5) adalah salah satu bahan
kimia yang digunakan sebagai bahan pelarut terutama dalam industri farmasi dan
kosmetik. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dirancang pabrik etil asetat
dari etanol dan asam asetat dengan kapasitas 10.000 ton/tahun. Bahan baku etanol
(C2H5OH) sebanyak 7101 ton/tahun diperoleh dari PT. Molindo Raya, Lawang,
Jawa Timur sedangkan asam asetat sebanyak 5631 ton/tahun diperoleh dari PT.
Indo Acidatama, Solo, Jawa Tengah. Pabrik direncanakan berdiri di Lawang,
Jawa Timur pada tahun 2015 dan beroperasi selama 330 hari dalam satu tahun dan
proses produksi berlangsung selama 24 jam per hari.
Tahapan proses yang terjadi meliputi persiapan bahan baku etanol dan
asam asetat, reaksi pembentukan etil asetat dalam reaktor menara Reactive
Distillation. Etil asetat dibuat dengan cara mereaksikan etanol dan asam asetat
dengan cara esterifikasi. Reaksi berlangsung dalam reaktor yang berupa menara
Reactive Distillation secara adiabatic-non isothermal. Reaksi yang terjadi
bersifat eksotermis. Konversi etil asetat untuk reaksi ini mencapai 100 %. Kondisi
operasi reaktor berlangsung pada tekanan 3 atm dan suhu 90 110 oC dengan
katalis resin aktif amberlyst 35 wet. Pemisahan bahan dilakukan dalam dekanter
dan pemisahan produk dengan sisa reaktan dilakukan dalam Stripping Column.
Hasil atas Stripping Column dikembalikan lagi ke dalam dekanter. Sedangkan
hasil bawah Stripping Column merupakan produk etil asetat dengan kemurnian
99,75 %.
Unit pendukung proses pabrik meliputi unit pengadaan air, steam, udara
tekan, tenaga listrik. Kebutuhan air untuk umpan boiler, air konsumsi, air
pendingin dan sanitasi diperoleh dari air sungai Brantas, sedangkan untuk steam
diperoleh dari boiler dengan suhu 138 oC dan tekanan 3,37 atm. Kebutuhan udara
tekan disediakan oleh sebuah kompresor. Kebutuhan listrik diperoleh dari PLN
dan sebuah generator sebagai cadangan. Pabrik juga didukung laboratorium yang
mengontrol mutu bahan baku dan produk serta limbah.
Bentuk perusahaan yang dipilih Perseroan Terbatas (PT), dengan struktur
organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja
yang terdiri dari karyawan shift dan non-shift. Jumlah karyawan keseluruhan
adalah 191 orang, dimana karyawan shift 76 orang dan karyawan non-shift 115
orang.
Dari hasil analisis ekonomi diperoleh, ROI (Return on Investment)
sebelum dan sesudah pajak sebesar 66,67 % dan 56,67 %, POT (Pay Out Time)
sebelum dan sesudah pajak selama 1,3 dan 1,5 tahun, BEP (Break Even Point)
50,89 %, dan SDP (Shut Down Point) sebesar 33,37 %, DCF (Discounted Cash
Flow) sebesar 21,45 %. Jadi dari segi ekonomi pabrik tersebut layak untuk
didirikan di Indonesia.
xiii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT, hanya karena
rahmat dan hidayah-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan
laporan tugas akhir dengan judul Prarancangan Pabrik Etil Asetat Dari Etanol
dan Asam Asetat Kapasitas 10.000 Ton / tahun.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis memperoleh banyak bantuan
baik berupa dukungan moral maupun spiritual dari berbagai pihak. Oleh karena
itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Endah Retno D, MT selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan
bantuannya dalam penulisan tugas akhir.
2. Ir. Arif Jumari, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia FT UNS.
3. Ir. Arif Jumari, M.Sc. dan Adrian Nur, ST,MT. selaku Pembimbing
Akademik atas bimbingan dan arahannya.
4. Dwi Ardiana S, ST., MT. dan Ari Diana S., ST., MT. selaku Dosen
Penguji yang telah memberikan masukan pada tugas akhir
5. Segenap Civitas Akademika, atas semua bantuannya.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis membuka diri terhadap segala saran dan kritik
yang membangun. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca sekalian.

Surakarta,

Januari 2010

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan

ii

Motto dan Persembahan

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

Daftar Tabel

xii

Daftar Gambar

xiv

Intisari

xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

1.2 Penentuan Kapasitas Perancangan Pabrik

1.2.1 Kapasitas Pabrik Etil Asetat di Dunia

1.2.2 Kebutuhan Produk di Indonesia

1.2.3 Ketersediaan Bahan Baku

1.2.4 Kapasitas Pabrik Minimum

1.3 Penentuan Lokasi Pabrik

1.4 Tinjauan Pustaka

1.4.1 Macam Macam Proses

1.4.2 Kegunaan Produk

11

1.4.3 Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk

12

1.4.4 Tinjauan Proses

15

BAB II DESKRIPSI PROSES

16

2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk

16

2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku

16

2.1.2 Spesifikasi Katalis

16

2.1.3 Spesifikasi Produk Utama

17

2.1.4 Spesifikasi Produk Samping

17

2.2 Konsep Proses

18

2.2.1 Dasar Reaksi

18

2.2.2 Mekanisme Reaksi dan Kinetika Reaksi

18

2.2.3 Tinjauan Termodinamika

19

2.3 Diagram Alir Proses dan Tahapan Proses

21

2.3.1 Diagram Alir Proses

21

2.3.2 Tahapan Proses

21

2.3.2.1 Tahap Penyimpanan Bahan Baku

21

2.3.2.1 Tahap Penyiapan Bahan Baku

21

2.3.2.2 Tahap Sintesis

22

2.3.2.3 Tahap Pemurnian Produk

22

2.4 Neraca Massa dan Neraca Panas

23

2.4.1 Neraca Massa

23

2.4.2 Neraca Panas

27

2.5 Tata letak Pabrik dan Peralatan

30

2.5.1 Tata Letak Pabrik

30

2.5.2 Tata Letak Peralatan

36

vi

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

40

3.1 Tangki Penyimpan Asam Asetat (T-01)

40

3.2 Tangki Penyimpan Etanol (T-02)

41

3.3 Tangki Penyimpan Produk Etil Asetat (T-03)

42

3.4 Menara Reactive Destillation

43

3.5 Stripping Column

44

3.6 Decanter

45

3.7 Pompa I (P-01)

55

3.8 Pompa II (P-02)

56

3.9 Pompa III (P-03)

57

3.10 Heat Exchanger I (HE-01)

57

3.11 Heat Exchanger II (HE-02)

58

3.12 Heat Exchanger III (HE-03)

58

3.13 Reboiler I (RE-01)

59

3.14 Reboiler II (RE-02)

59

3.15 Kondenser I

59

3.15 Kondenser II

59

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM


4.1 Unit Pendukung Proses

60
61

4.1.1 Unit Pengadaan dan Pengolahan Air

61

4.1.2 Unit Pengadaan Steam

69

4.1.3 Unit Pengadaan Udara Tekan

70

4.1.4 Unit Pengadaan Listrik

70

vii

4.1.5 Unit Pengadaan Bahan Bakar


4.2 Laboratorium

71
73

4.2.1 Program Kerja Laboratorium

74

4.2.2 Alat-alat Utama Laboratorium

75

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

76

5.1 Bentuk Perusahaan

76

5.2 Struktur Organisasi

78

5.3 Tugas dan Wewenang

89

5.3.1 Pemegang Saham

74

5.3.2 Dewan Komisaris

74

5.3.3 Dewan Direksi

74

5.3.4 Kepala Bagian

74

5.4 Pembagian Jam Kerja Karyawan

93

5.5 Status Karyawan dan Sistem Upah

93

5.6 Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan dan Gaji

93

5.7 Kesejahteraan Karyawan

97

BAB VI ANALISA EKONOMI

99

6.1 Dasar Perhitungan

103

6.2 Penafsiran Harga Peralatan

106

6.3 Penentuan Total Capital Investment (TCI)

106

6.3.1 Fixed Capital Invesment (FCI)

108

6.3.2 Working Capital Investment (WCI)

108

6.3.3 Total Capital Investment (TCI)

108

viii

6.4 Penentuan Total Manufacturing Cost (TMC)

106

6.4.1 Direct Manufacturing Cost (DMC)

109

6.4.2 Indirect Manufacturing Cost (IMC)

109

6.4.3 Fixed Manufacturing Cost (FMC)

110

6.4.4 Total Manufacturing Cost (TMC)

110

6.5 Penentuan Total Production Cost (TPC)

106

6.5.1 General Expense (GE)

110

6.5.2 Total Production Cost (TPC)

110

6.6 Profitability

106

6.7 Analisa Kelayakan

106

6.7.1 Percent Return On Investment (%ROI)

111

6.7.2 Pay Out Time (POT)

111

6.7.1 Break Even Point (BEP)

111

6.7.1 Shut Down Point (SDP)

111

6.7.1 Discounted Cash Flow (DCF)

111

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran A Data Sifat Fisis Bahan
Lampiran B Neraca Massa
Lampiran C Neraca Panas
Lampiran D Perancangan Reaktor Menara Reactive Distillation

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Impor Etil Asetat di Indonesia

Gambar 1.2 Lokasi Pendirian Pabrik Etil Asetat

Gambar 2.1 Diagram Alir Proses

31

Gambar 2.2 Diagram Alir Kualitatif

32

Gambar 2.3 Diagram Alir Kuantitatif

33

Gambar 2.4 Layout Pabrik

38

Gambar 2.5 Layout Peratan Proses Pabrik

39

Gambar 2.5 Sistem Pengolahan Air Pabrik Etil Asetat

39

Gambar 2.5 Proses pengolahan Limbah Pabrik Etil Asetat

39

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Perusahaan

81

Gambar 6.1 Chemical Engineering Cost Index

105

Gambar 6.2 Grafik Analisa Kelayakan

112

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Kapasitas Produksi Etil Asetat di Dunia

Tabel 1.2 Impor Etil Asetat di Indonesia tahun 2003-2007

Tabel 1.3 Perbandingan Beberapa Proses Produksi Etil Asetat

14

Tabel 2.1 Komponen Dalam Tiap Arus

23

Tabel 2.2 Neraca Massa Overall

24

Tabel 2.3 Neraca Massa di sekitar Reactive Destillation

25

Tabel 2.4 Neraca Massa di sekitar Decanter

25

Tabel 2.5 Neraca Massa di sekitar Stripping Column

25

Tabel 2.6 Neraca Panas Overall

27

Tabel 2.7 Neraca Panas di sekitar Reactive Destillation

27

Tabel 2.8 Neraca Panas di sekitar Decanter

28

Tabel 2.9 Neraca Panas di sekitar Stripping Column

29

Tabel 4.1 Kebutuhan Air Untuk Steam

92

Tabel 4.2 Kebutuhan Air Pendingin

94

Tabel 4.3 Kebutuhan Listrik Untuk Keperluan Proses dan Utilitas

96

Tabel 4.4 Jumlah Lumen Berdasarkan Luas Bangunan

96

Tabel 4.5 Total Kebutuhan Listrik Pabrik

96

Tabel 5.1 Jadwal Pembagian Kelompok Shift Operasi

96

Tabel 5.2 Jadwal Pembagian Kelompok Shift Keamanan

96

Tabel 5.3 Jumlah Karyawan Sesuai Dengan Tingkat Pendidikan

96

Tabel 5.4 Perincian Golongan dan Gaji Karyawan

96

xii

Tabel 6.1 Indeks Harga Alat

104

Tabel 6.2 Fixed Capital Invesment

107

Tabel 6.3 Working Capital Investment

108

Tabel 6.4 Direct Manufacturing Cost

109

Tabel 6.5 Indirect Manufacturing Cost

109

Tabel 6.6 Fixed Manufacturing Cost

110

Tabel 6.7 General Expense

110

Tabel 6.8 Analisa Kelayakan

111

xiii

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Pendirian Pabrik


Perkembangan industri sebagai bagian dari usaha pembangunan
ekonomi jangka panjang diarahkan untuk menciptakan struktur ekonomi
yang lebih kokoh dan seimbang dengan titik berat industri maju yang
didukung oleh sektor sektor lain yang kokoh. Dengan adanya globalisasi
perdagangan, memacu kita untuk lebih cermat menemukan terobosan
terobosan baru sehingga produk yang dihasilkan mempunyai pangsa pasar,
daya saing tinggi, efektif dan efisien disamping harus ramah terhadap
lingkungan.
Salah satu produk industri yang dibutuhkan saat ini adalah etil
asetat yang merupakan suatu senyawa yang banyak digunakan sebagai
pelarut dalam industri cat dan tinta. Selain itu juga banyak digunakan dalam
industri kosmetik dan parfum.
Etil asetat mempunyai nama kimia etil etanoat dan mempunyai
rumus kimia CH3COOC2H5. Etil asetat berbentuk cairan yang tidak
berwarna, dan mendidih pada temperatur 77 C.
Dengan bertambah banyaknya industri industri kimia, terutama
industri cat, dan kosmetik di Indonesia, juga meningkatnya permintaan akan
etil asetat

Bab I
Pendahuluan

di dunia, maka dapat dipastikan kebutuhan akan etil asetat

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

sebagai salah satu bahan pelarut yang ramah terhadap lingkungan akan
semakin meningkat. Sehingga penting sekali adanya perencanaan pendirian
pabrik etil asetat di Indonesia, untuk membantu menyediakan bahan
pembantu serta diharapkan juga dapat menjadi komoditi ekspor.
1.2.

Penentuan Kapasitas Rancangan Pabrik


Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan kapasitas pabrik etil
asetat. Penentuan kapasitas pabrik etil asetat dengan pertimbangan
pertimbangan sebagai berikut:

1.2.1.

Kapasitas produksi pabrik etil asetat di dunia


Kapasitas produksi pabrik etil asetat di dunia dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1.1 Data Kapasitas Produksi Pabrik Etil Asetat di Dunia
Perusahaan

Lokasi

Kapasitas ( x 10 3
Ton/ tahun)

Aliachem Pardubice

Czech Republic

12

Atanor

Buenos Aires,

10

Argentina
BP Chemicals Hull

UK

Celanese La Cangrejera,

Mexico

92

Pampa,

Texas, US

60

Pulau Sakra

Singapore

60

Chiba Ethyl Acetate

Ichihar Japan

50

Eastman Kingsport

Tennessee, US

27

Bab I
Pendahuluan

220

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Perusahaan

Lokasi

Kapasitas ( x 10 3
Ton/ tahun)

Longview

Texas, US

32

Ercros

Tarragona, Spain

60

International Ester

Ulsan, South Korea

75

Jubilant Organosys

Gajraula and Nira, India

32

Korea Alcohol Industry

Yokkaichi, Japan

40

Laxmi Organic Industries

Mahad, India

35

Rhodia Brasil

Paulinia, Brazil

Sasol

Secunda, South Africa

50

Shandong Jinyimeng Chemical

Shandong, China

80

Shanghai Jinyimeng Chemical

Wujing, China

30

Showa Denko

Nanyo, Japan

150

Showa Esterindo Indonesia

Merak, Indonesia

60

Indo Acidatama

Solo, Indonesia

7,5

Massachusetts

US

14

Treton

Michigan, US

11

Svensk Etanolkemi

Domsjo, Sweden

35

Union Carbide

Stockholm, Swede

30

Yangtze River Acetyls

Chongging, China

30

100

1432
Yang Lain
Total

83
1515

Sekitar 60% permintaan etil asetat di dunia digunakan dalam industri


pelapisan. Sebagai pelarut termasuk di dalamnya industri farmasi dan
organik serta tinta menyerap 30 %. Dan sisanya 10% digunakan oleh
industri kosmetik. Dari survei internasional permintaan etil asetat setiap

Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

tahunnya akan mengalami kenaikan 5-6 % sehingga diperkirakan pada


tahun 2015 permintaan etil asetat akan mencapai angka 2,722 juta ton.
(www.chemweek.com)
1.2.2.

Kebutuhan produk di Indonesia


Meskipun etil asetat telah diproduksi di dalam negeri,namun
hingga kini Indonesia masih mengimpor komoditi tersebut. Impor etil asetat
ini didatangkan dari beberapa negara antara lain China, India dan Singapura.
Data yang diperoleh dari BPS, prediksi kebutuhan etil asetat mengalami
peningkatan. Perkembangan impor etil asetat di Indonesia dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 1.2 Impor etil asetat di Indonesia
Tahun

Impor ( ton )

2003

7.721,240

2004

11.862,336

2005

10.433,602

2006

12.401,710

2007

14.547,188
( www.bps.go.id)

Dari tabel diatas dapat diperoleh persamaan garis lurus antara data
tahun sebagai sumbu x dan data impor sebagai sumbu y yaitu :
y = 1419.1 x 3E+06

Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

16000
y = 1419.1x - 3E+06

kapasitas (ton)

14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

tahun

Gambar 1.1 Grafik Impor Etil Asetat di Indonesia

Jika direncanakan mendirikan pabrik

pada tahun 2015, maka

diperkirakan kebutuhan etil asetat cukup besar yaitu sekitar 17.456,6


ton/tahun. Kapasitas pabrik etil asetat yang telah ada di Indonesia yaitu PT.
Indo Acidatama sebesar 7500 ton/tahun, maka dengan didirikannya pabrik
dengan kapasitas 10.000 ton/tahun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
etil asetat di Indonesia.

1.2.3.

Ketersediaan bahan baku


Bahan baku pembuatan etil asetat adalah etanol (C2H5OH) dan asam

asetat (CH3COOH). Kebutuhan etanol disuplai dari PT. Molindo Raya


dengan kapasitas 40.000 kL/tahun yang berlokasi di Lawang, Jawa Timur.
Sedangkan asam asetat diperoleh dari PT. Indo Acidatama dengan kapasitas
33.000 ton/tahun yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah.

Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

1.2.4.

Kapasitas pabrik minimum


Kapasitas pabrik yang akan berdiri minimal sama dengan kapasitas
pabrik yang paling kecil yang telah berdiri, dimana dengan kapasitas
tersebut pabrik sudah mendapatkan keuntungan. Kapasitas minimal pabrik
yang layak berdiri dapat diketahui dari kapasitas pabrik pabrik yang telah
ada, yaitu PT Indo Acidatama yang memproduksi etil asetat dengan
kapasitas 7500 ton / tahun.
Berdasarkan pertimbangan di atas maka kapasitas pabrik yang akan
dibangun sebesar 10.000 ton/tahun, dimana diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dalam negeri.

1.3.

Penentuan Lokasi Pabrik


Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu faktor utama yang
sangat menentukan keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu pabrik.
Lokasi pabrik dapat mempengaruhi kedudukan pabrik dalam persaingan
maupun penentuan kelangsungan produksinya. Pemilihan lokasi pabrik yang
tepat, ekonomis, dan menguntungkan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu :

Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

1. Ketersediaan bahan baku


Bahan baku pembuatan etil asetat adalah etanol yang diperoleh dari
PT. Molindo Raya yang terletak di daerah Lawang, Jawa Timur. Sedangkan
untuk kebutuhan asam asetat berasal dari PT. Indo Acidatama dan katalis
resin Amberlyst-35 wet diperoleh dari PT. Rajawali Mas, Surabaya.
2. Pemasaran
Etil asetat digunakan untuk industri tinta, thinner, cat dan lain
sebagainya. Pemilihan lokasi di Lawang, dekat dengan pemasaran produk
etil asetat yang sebagian konsumennya tersebar di daerah Surabaya.
3. Tenaga kerja mudah didapatkan
Daerah Lawang yang dekat dengan Surabaya sehingga untuk
mendapatkan tenaga kerja ahli maupun tenaga kerja biasa dari daerah sekitar
industri cukup mudah.
4. Sumber tenaga dan bahan bakar
Kebutuhan listrik didapatkan dari PLN dan generator sebagai
cadangan apabila listrik dari PLN mengalami gangguan, dimana bahan
bakarnya diperoleh dari Pertamina
5. Kondisi geografis
Penentuan suatu kawasan industri terkait dengan masalah tanah,
yaitu tidak rawan terhadap bahaya tanah longsor, gempa maupun banjir, jadi
pemilihan lokasi pendirian pabrik di kawasan Lawang tepat, walaupun
masih diperlukan kajian lebih lanjut tentang masalah tanah sebelum pabrik
didirikan. Kondisi iklim di Lawang pada umumnya tidak membawa
Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

pengaruh yang besar terhadap jalannya proses produksi. Selama ini bencana
banjir, gunung meletus, atau bencana alam lainnya belum pernah menimpa
daerah Lawang ( stabil ).
6. Sarana dan Prasarana
Pendirian pabrik di daerah Lawang dengan mempertimbangkan
bahwa di daerah ini telah memiliki sarana dan prasarana yang meliputi
jalan, bank-bank, dan jaringan telekomunikasi yang baik dan lengkap.
7. Faktor-faktor lain
Lawang merupakan kawasan industri sehingga halhal yang sangat
dibutuhkan dalam kelangsungan proses produksi suatu pabrik telah tersedia
dengan baik seperti sarana transportasi, energi, keamanan lingkungan, faktor
sosial, serta perluasan pabrik.

Lokasi Pendirian Pabrik

S. Brantas

Gambar 1.2 Lokasi pendirian pabrik Etil asetat

Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

1.4.

Tinjauan Pustaka

1.4.1. Macam macam proses


Ada 4 macam proses pembuatan etil asetat dan 2 diantaranya
merupakan proses yang komersial, yaitu :
1. Proses Tischchenko
Reaksi yang terjadi :
2 CH3CHO

CH3COOCH2CH3

Proses ini pertama kali dikembangkan oleh Tischchenko, dimana


konversinya 61 %. Bahan baku yang digunakan adalah asetaldehid
dengan katalis alumina etoksida pada T = -20 C. Proses ini
dikembangkan pada industri di Eropa selama satu setengah abad dimana
aseteldehid menjadi bahan intermediate yang penting dibandingkan
dengan asetilen.
( McKetta, 1976)
2. Etil Asetat dari etilen dan asam asetat
Reaksi yang terjadi :
CH3COOH + C2H4

CH3COOC2H5

Proses berlangsung dengan menggunakan katalis Phorporic acid 10


90 %, dengan suhu 100C - 300 C dan tekanan 1 atm, konversi yang
didapat adalah sebesar 43,6 %.
3. Proses esterifikasi dengan katalis asam sulfat
Reaksi yang terjadi :
CH3COOH + C2H5OH
Bab I
Pendahuluan

katalis asam

CH3COOC2H5 + H2O

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

10

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Proses berlangsung dengan menggunakan katalis asam sulfat pada


suhu 155 C dan tekanan atmosferis dengan konversi kesetimbangan
sebesar 66,57 %.
( Faith Keyes, 1957)
4. Proses esterifikasi dengan Reactive Destillation
Reaksi yang terjadi :
CH3COOH + C2H5OH

katalis resin

CH3COOC2H5 + H2O

Proses pembutan ester dapat dilakukan dengan menggunakan


Reactive Distillation. Reactive Distillation merupakan suatu alat yang
menggabungkan antara proses reaksi kimia dan proses distilasi ke dalam
satu unit proses. Dalam beberapa penggunaan khusus di banyak kasus,
ketika keseimbangan reaksi termodinamika dapat membatasi konversi
yang diperoleh, Reactive Distillation didesain sedemikian rupa sehingga
produk reaksi meninggalkan zona reaksi, dengan demikian dapat
meningkatkan konversi dan selektivitas secara signifikan. Penggabungan
antara proses reaksi dan distilasi tersebut menghasilkan suatu bentuk
penyederhana proses yang intensif, selain itu dapat menghasilkan sedikit
arus recycle serta berkurangnya kebutuhan untuk pengolahan limbah
sehingga dapat mengurangi biaya operasional dan investasi. Katalis yang
digunakan dalam aplikasi Reactive Distillation adalah resin aktif yang
mempunyai ion H+. Ion ini berperan dalam mempercepat reaksi
esterifikasi sebagai contoh adalah amberlyst-35. Proses dijalankan pada

Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

11

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

suhu antara 90-110 oC, konversi maksimal yang di dapat juga lebih besar
yaitu 100%
(Lai et all, 2007)
Tabel 1.3 Perbandingan Beberapa Proses Produksi Etil Asetat

Pertimbangan

Bahan baku
Konversi
T operasi
Korosifitas
Unit
pemisahan
katalis
Biaya operasi

Etilen dan asam


asetat

Tishchenko

Esterifikasi
Etanol berkatalis
asam

Esterifikasi
Reactive
Distillation

61%
-20C
kecil

ketersediaan etilen
di pasar terbatas,
karena terbatasi
oleh minyak bumi
43,6%
100-300C
kecil

dibutuhkan

dibutuhkan

dibutuhkan

tidak
dibutuhkan

tinggi sekali

tinggi

tinggi

rendah

ketersediaan
asetaldehid cukup
banyak di pasar

ketersediaan
etanol di pasar
cukup

ketersediaan
etanol di pasar
cukup

66,57%
155C
besar sekali

~100%
90-110C
sangat kecil

Dari beberapa pertimbangan di atas dipilih proses esterifikasi


menggunakan katalis resin aktif karena :
1. Bahan baku mudah di peroleh di dalam negeri
2. Konversi yang didapat sangat tinggi
3. Temperatur relatif rendah
4. Tingkat korosivitas kecil
5. Tidak diperlukan unit pemisahan katalis
6. Mengurangi arus recycle
7. Biaya investasi peralatan dan pengoperasian cukup rendah

Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

12

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

1.4.2. Kegunaan Produk


Kegunaan utama dari etil asetat adalah sebagai pelarut dalam industri cat,
tinta, kosmetik, essens, parfum, dan film foto grafik. Selain itu digunakan
dalam bidang farmasi digunakan untuk pemekatan dan pemurnian antibiotik
1.4.3. Sifatsifat fisik dan kimia bahan baku dan produk
a. Bahan Baku
1. Etanol
Sifat fisik etanol :
-

Bentuk

: cairan tidak berwarna

Rumus molekul

: C2H5OH

Berat molekul,gr/grmol

: 46,069

Titik leleh, C

: -112

Titik didih, C

: 78,4

Temperatur kritis, C

: 243,1

Tekanan kritis, atm

: 63,1

Densitas pada 25C, g/ml

: 0,78506
(Yaws, 1999)

Sifat kimia Etanol


- Etanol dapat dibuat dari fermentasi glukosa
C6O12O6

enzim

C2H5OH + CO2

- Sangat larut dalam air, eter


(Faith Keyes,1957)

Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

13

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

2. Asam Asetat
Sifat fisik Asam Asetat :
-

Bentuk

: cairan tidak berwarna

Rumus molekul

: CH3COOH

Berat molekul,gr/grmol

: 60,053

Titik leleh, C

: 16,635

Titik didih, C

: 118,1

Temperatur kritis, C

: 321,6

Tekanan kritis, atm

: 57,2

Densitas pada 25C, g/ml

: 1,044
(Yaws, 1999)

Sifat kimia Asam asetat :


-

Asam asetat dibuat dari oksidasi asetaldehid


CH3CHO

[O]

CH3COOH
(Faith Keyes, 1957)

b. Katalis
Amberlyst 35 wet
-

Bentuk

: padatan

Bentuk ion

: H+

Matrix

: Polystyrene Divinyl Benzene

Densitas, g/liter

: 800

Surface area, m2/g

: 50

Ukuran, mm

: 0,7-0,95

Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

14

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Diameter pori, Amstrong

: 300

Total pori, ml/g

: 0,35
(Rhom and Haas Company)

c. Produk
1. Etil Asetat
Sifat fisik Etil Asetat :
-

Bentuk

: cairan tidak berwarna

Rumus molekul

: CH3COOC2H5

Berat molekul,gr/grmol

: 88,016

Titik didih, C

: 77,1

Temperatur kritis, C

: 250,1

Tekanan kritis, atm

: 37,8

Densitas pada 25C, g/ml

: 1,85
(Yaws,1999)

Sifat kimia
-

Merupakan senyawa derivat dari asam karboksilat

Etil asetat adalah senyawa yang mudah terbakar dan mempunyai


resiko peledakan ( bersifat eksplosif ).

Etil asetat dapat dibuat dari esterifikasi antara asam asetat dan
etanol.
(Faith Keyes, 1957)
2. Air
Sifat fisik Air :
- Rumus molekul
Bab I
Pendahuluan

: H2O

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

15

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

- Berat molekul, gr/gmol

: 18,015

- Spesifik gravity

:1
(Yaws,1999)

Sifat kimia Air :


-

Pelarut kimia yang baik (paling sering digunakan)

- Merupakan reagen penghidrolisa pada reaksi hidrolisa


- Memiliki sifat netral (pH 7 )
(Faith Keyes,1957)
1.4.4. Tinjauan Pustaka
Etil asetat dihasilkan dari reaksi esterifikasi antara etanol dan asam
asetat. Reaksi yang terjadi bersifat

reversible. Katalis yang digunakan

adalah resin aktif Amberlyst 35 wet. Reaksi berlangsung dalam reaktor yang
berupa menara Reactive Distillation secara non-isothermal adiabatic pada
suhu 90 110 oC dan tekanan 3 atm.
Reactive Distillation adalah suatu menara destilasi yang disertai
dengan reaksi. Terdiri dari dua bagian yaitu seksi enriching dan seksi reaksi.
Dalam seksi reaksi berisi padatan katalis. Etanol dan asam asetat masuk
reaktor yang berupa menara Reactive Distillation pada bagian base coloumn
dimana terdapat padatan katalis paling banyak .
Hasil atas menara yang berupa etil asetat, etanol dan air kemudian
dikondensasikan. Selanjutnya bersama dengan hasil atas Stripping Column
dimasukkan ke dalam dekanter. Dalam dekanter terjadi proses pemisahan

Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

16

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

cair-cair berdasarkan berat jenis. Dekanter digunakan untuk memisahkan


antara etil asetat dan air. Campuran yang mengandung sebagian besar etil
asetat akan keluar sebagai hasil atas (Light Component). Light Component
ini sebagian dikembalikan ke reaktor menara Reactive Distillation dan
sebagian lagi diumpankan ke ke Stripping Column untuk selanjutnya
mengalami pemurnian.. Hasil bawah Stripping Column akan diambil sebagai
produk dengan kemurnian etil asetat 99,75%. Sedangkan hasil atas
diumpankan kembali ke dalam dekanter.

Bab I
Pendahuluan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Bab I
Pendahuluan

17

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

17

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

BAB II
DESKRIPSI PROSES

2.1.

Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk

2.1.1. Spesifikasi bahan baku


a. Etanol
- Bentuk

: Cairan tidak berwarna

- Rumus molekul

: C2H5OH

- Berat molekul,gr/grmol

: 46,069

- Titik leleh, C

: -112

- Titik didih, C

: 78,4

- Densitas pada 25C, g/ml

: 0,78506

- Kemurnian

: 95,58 %

- Komposisi

: Etanol 96,5 % volum


Air 3,5 % volum
(PT. Molindo Raya)

b.Asam Asetat
- Bentuk

: Cairan tidak berwarna

- Rumus molekul

: CH3COOH

- Berat molekul,gr/grmol

: 60,053

- Titik leleh, C

: 16,635

- Titik didih, C

: 118,1

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

18

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

- Densitas pada 25C, g/ml

: 1,044

- Komposisi

: Asam asetat 99 % berat


Air 1% berat
( PT. Indo Acidatama)

2.1.2. Spesifikasi bahan pendukung (katalis)


Amberlyst 35 wet
-

Bentuk

: Padatan

Bentuk ion

: H+

Matrix

: Polystyrene Divinyl Benzene

Densitas, g/liter

: 800

Surface area, m2/g

: 50

Ukuran, mm

: 0,7-0,95

Diameter pori, Amstrong

: 300

Total pori, ml/g

: 0,35
(Rhom and Haas Company )

2.1.3.

Spesifikasi produk
a. Etil Asetat
-

Bentuk

: Cairan tidak berwarna

Rumus molekul

: CH3COOC2H5

Berat molekul,gr/grmol

: 88,106

Titik didih, C

: 77,1

Temperatur kritis, C

: 250,1

Tekanan kritis, atm

: 37,8

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

19

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Densitas pada 25C, g/ml

: 1,85

Komposisi

: Etil asetat 99,5 % berat min


: Air 0,05 % berat max
(www.davyprotech.com)

b. Air
-

Rumus Molekul

: H2O

Berat Molekul

: 18,015 g/gmol

Wujud

: Cair

Warna

: Tidak berwarna
( Yaws,1999)

2.2.

Konsep Proses

2.2.1. Dasar Reaksi


Pembuatan etil asetat dengan bahan baku etanol dan asam asetat
merupakan reaksi esterifikasi.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
C2H5OH + CH3COOH

katalis

CH3COOC2H5 + H2O

Reaksi terjadi pada fase cair dengan katalis padat yaitu resin
Amberlyst 35 wet. Reaksi berlangsung dalam reaktor yang berupa menara
Reactive Distillation yang beroperasi secara non-isothermal adiabatic.
Sehingga pada setiap stage terjadi perubahan suhu. Reaksi bersifat
eksotermis, panas reaksi yang dihasilkan digunakan untuk menguapkan
produk yang terbentuk.

Bab II
Deskripsi Proses

Pada reaksi reversible ( (bolak-balik ) apabila

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

20

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

produk dari suatu sistem diambil maka kesetimbangan akan bergeser ke


arah produk yang diambil.
Reaksi dilakukan pada suhu 90 110 oC dengan perbandingan mol
antara asam asetat dan etanol = 0,985
( Lai et all, 2007 )
2.2.2. Mekanisme Reaksi
Reaksi yang terjadi:
C2H5OH + CH3COOH

k1

CH3COOC2H5 + H2O

k2

(E)

(A)

( EA )

(W)

Mekanisme reaksi :
Tahapan-tahapan yang mengontrol kecepatan reaksi berkatalis resin
dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu :
1. Reaksi permukaan
2. Difusi internal
3. Difusi eksternal
( Phallak, 2004 )
Reaksi esterifikasi antara asam asetat dengan etanol dengan katalis
resin, difusi eksternal dan internal pada katalis resin dapat diabaikan. Difusi
eksternal merupakan difusi dari bulk liquid ke permukaan resin. Ketika
cairan melewati permukaan resin maka akan terbentuk lapisan diam
(stagnant boundary layer) dimana kecepatan cairan mendekati nol. Pada
lapisan ini kecepatan transfer dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi pada
lapisan diam serta koefisien difusivitas. Pada bulk liquid kecepatan transfer

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

21

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

hanya dipengaruhi difusivitas. Proses difusi eksternal untuk resin sangat


cepat karena lapisan yang timbul sangat tipis pada kecepatan cairan yang
rendah. Difusi eksternal juga tidak mengontrol kecepatan reaksi untuk
viskositas reaktan yang cukup rendah. Namun untuk viskositas yang tinggi
atau

kecepatan

pengadukan

yang

rendah

difusi

eksternal

perlu

diperhitungkan.
Difusi internal partikel merupakan difusi cairan dari permukaan
resin melalui pori. Difusi internal terjadi sangat cepat, karena ukuran
partikelnya yang relatif kecil. Sehingga difusi internal dapat diabaikan dan
tahanan transfer massa juga dapat diabaikan.
Pada reaksi esterifikasi asam asetat dengan etanol dengan katalis
resin, reaktan yang bersifat polar adalah etanol. Ion H+ yang berada dalam
katalis bergerak bebas dan terlarut sebagaimana pada reaksi homogen.
Ikatan polimer resin dengan SO3H akan terdisosiasi. Ion H+ akan bergerak
bebas dalam cairan pada pori-pori resin sebagai bagian aktif (active sites)
yang akan menjadi agen katalis untuk mempercepat terjadinya reaksi
esterifikasi. Sementara itu SO3 akan tetap berada pada permukaan polimer.
Pendekatan ini dapat diambil jika cairan bersifat polar. Sehingga kecepatan
reaksi dapat didekati dengan Pseudo-homogenous model. Yang berarti
reaksi dapat dianggap sebagai reaksi homogen.
(Du Troit, 2003)

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

22

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

2.2.3. Tinjauan Kinetika


Dari hasil studi kinetik, konstanta kecepatan reaksi pada proses
pembentukan etil asetat dengan katalis resin dapat dihitung dengan
persamaan :
r = mkat (k1CA CE k2 CEA CW )( 2.1)
k1 = 1,24 x 109 exp (-6105,6 / T )
k2 = 1,34 x 108 exp (-5692,1 / T )
dengan
r

= kecepatan reaksi

( mol /min )

mkat = massa katalis

( gram )

( cm6 mol-1 g-1 min-1 )

= konstanta kecepatan reaksi

CA = konsentrasi asam asetat

(mol/liter)

CE

( mol/liter )

= konsentrasi etanol

CEA = konsentrasi etil asetat

( mol/liter )

CW = konsentrasi air

( mol/liter )

(K)

= suhu

( Lai et all, 2007 )


2.2.3. Tinjauan Termodinamika
Tinjauan secara termodinamika ditujukan untuk mengetahui sifat
reaksi (endotermis/eksotermis) dan arah reaksi (reversible/ irreversible).
Penentuan panas reaksi berjalan secara eksotermis atau endotermis dapat
dihitung dengan perhitungan panas pembentukan standart (Hfo) pada P= 1
atm dan T= 298,15oK.

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

23

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Reaksi yang terjadi antara asam asetat dan etanol :


CH3COOH + C2H5OH
Data H

f 298

katalis

untuk tiap mol masing-masing komponen :

f 298

CH3COOH = -484.500 J

f 298

C2H5OH

f 298

CH3COOC2H5 = -480.000 J

f 298

H2O = -285.830 J

298

CH3COOC2H5 + H2O

= -277.690 J

= - 480.000 - 285.830 + 484.500 + 277.690


= - 3640 J

Harga H

298

bernilai negatif sehingga reaksi bersifat eksotermis

Data G o f 298 untuk tiap mol masing masing komponen :

G o f 298 CH3COOH = - 389.900 J


G o f 298 C2H5OH

= -174.780 J

G o f 298 CH3COOC2H5 = - 322.200 J


G o f 298 H2O = -237.130 J
G o 298 = - 322.200 - 237.130 + 389.900 + 174.780
= -1.650 J
ln K298 =
=
K298

G o 298
RT
4650
= 1,8759
8 ,314 x 298

= 6,5266

Pada suhu reaksi 109,658 oC = 382,658 K, harga K dapat dihitung dari


Smith Van Ness Equation 15.17 sebagai berikut :

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

24

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

KT
H o 298 1
1
ln K 289 =

R
298 ..(2.2)
T
ln

KT
=
6 ,5266

3640
1
1

8 ,314 382 , 658 298

KT = 4, 8586
Nilai K kecil sehingga reaksi bersifat reversible.
(Smith JM, 2001)
2.3. Diagram Alir Proses Dan Tahapan Proses
2.3.1 Diagram Alir Proses
Diagram alir ada tiga macam, yaitu :
a. Diagram alir proses (gambar 2.1)
b. Diagram alir kualitatif (gambar 2.2)
c. Diagram alir kuantitatif (gambar 2.3)
2.3.2 Tahapan Proses
Proses pembuatan etil asetat dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu :
1. Tahap persiapan bahan baku
2. Tahap reaksi pembentukan etil asetat
3. Tahap pemurnian produk

2.3.2.1. Tahap persiapan bahan baku


Bahan baku yang berupa etanol dan asam asetat disimpan pada
suhu 30 oC dan tekanan 1 atm dalam fase cair. Asam asetat dari tangki
penyimpan (T-01) dipompa melalui P-01 kemudian dipanaskan di HE-01
sehingga suhunya menjadi 109,66 oC dan tekanan 3 atm. Sedangkan etanol

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

25

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

dari tangki penyimpan (T-02) dipompa melalui P-02 kemudian dipanaskan


di HE-02 sehingga suhunya juga menjadi 109,66 oC dan tekanan 3 atm.

2.3.2.2. Tahap reaksi pembentukan etil asetat


Asam asetat dan etanol diumpankan pada bagian base coloumn
reaktor menara Reactive Distillation yang berisi katalis resin amberlyst 35
wet. Reaktor beroperasi secara non isothermal-adiabatic pada tekanan 3
atm dan suhu 90 110 oC. Reaksi esterifikasi etil asetat terjadi pada fase
cair dan bersifat eksotermis.
Reaktor yang berupa menara Reactive Distillation terdiri dari dua
bagian yaitu seksi enriching dan seksi reaksi. Seksi enriching berada pada
bagian atas menara. Pada seksi ini tidak terjadi reaksi melainkan terjadi
pemurnian produk yakni memisahkan etil asetat terhadap komponen yang
lebih berat. Pada seksi reaksi terdapat 12 stage termasuk pada base
column. Sebelas seksi reaksi berisi katalis resin amberlyst 35 seberat 1 kg.
Sedangkan pada base column berat katalis adalah 10,642 kg. Suhu atas
menara sebesar 92,85 oC dan suhu bawah menara sebesar 109,66 oC.
Dengan kondisi yang seperti ini, penggabungan antara performa dari seksi
enriching dan seksi reaksi maka konversi dapat mencapai 100%. Hasil atas
yang keluar dari reaktor menara Reactive Distillation (RD-01) berupa
campuran etil asetat, etanol dan air. Sedangkan asam asetat telah habis
bereaksi.

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

26

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

2.3.2.3. Tahap pemurnian produk


Arus

keluar

dari

reaktor

Reactive

Distillation

(RD-01)

dikondensasikan dengan kondenser (CD-01) kemudian dipisahkan dalam


Dekanter (DC-01) bersamaan dengan hasil atas Stripping Column (SC-01).
Dekanter (DC-01) beroperasi pada suhu 92,85 oC dan tekanan 2,8 atm.
Dekanter digunakan untuk memisahkan campuran yang berupa etil asetat,
etyanol dan air. Arus keluar dari Dekanter (DC-01) berupa 2 fase yaitu
Light component (fase ringan)dan Heavy component (fase berat). Arus
fase ringan akan keluar sebagai hasil atas dan arus fase berat akan keluar
sebagai hasil bawah. Arus fase ringan yang sebagian besar mengandung
etil asetat dipompa melalui P-03 sebagai refluk menuju reaktor menara
Reactive Distillation (RD-01) dan sebagian lagi diumpankan ke Stripping
Column (SC-01). Sedangkan arus fase berat yang sebagian besar
mengandung air dialirkan menuju unit pengolahan limbah.
Di dalam Stripping Column (SC-01) campuran etil asetat akan
dimurnikan lebih lanjut. Stripping Column (SC-01) merupakan packed
tower dengan bahan isian rasching ring keramik. Kondisi operasi
berlangsung pada tekanan 2,7 atm. Hasil bawah Stripping Column (SC-01)
yang bersuhu 101,463 oC diambil sebagai produk dengan kemurnian etil
asetat 99,75 %berat, etanol 0,2 % berat dan air 0,05 % berat. Selanjutnya
hasil ini akan ditampung dalam tangki penyimpan produk (T-03) yang
sebelumnya terlebih dahulu didinginkan melalui HE-03 sampai suhu 35
o

C. Sedangkan hasil atas Stripping Column (SC-01) yang bersuhu 92,85 oC

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

27

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

dikondensasikan dalam kondenser (CD-02), kemudian diumpankan lagi ke


dalam Dekanter (DC-01).

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

DAP

Bab II
Deskripsi Proses

28

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

DAP kuali

Bab II
Deskripsi Proses

29

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

DAP kuanti

Bab II
Deskripsi Proses

30

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

31

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

2.4

Neraca Massa dan Neraca Panas


Produk

: Etil asetat 99,75 %

Kapasitas perancangan

: 10.000 ton/tahun

Waktu operasi selama 1 tahun : 330 hari


Waktu operasi selama 1 hari

: 24 jam

2.4.1 Neraca Massa


Diagram alir neraca massa sistem tabel
Basis perhitungan

: 1 jam operasi

Satuan

: kg

Tabel 2.1 Komponen dalam tiap arus


Arus
komponen

Bab II
Deskripsi Proses

Asam asetat

Etanol

Etil asetat

Air

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

32

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Neraca Massa Total


Tabel 2.2 Neraca Massa Total
komponen
Etil asetat
Etanol
Air
Asam asetat
total

Masuk (kg/jam)
Arus 1
Arus 2
0,0000
0,0000
0,0000
682,6244
8,9662
28,4427
887,6577
0,0000
896,6239
711,0670
1607,6909

Keluar (kg/jam)
Arus 5
Arus 7
26,0500
1259,4697
21,1086
2,5253
297,9061
0,6313
0,0000
0,0000
345,0647
1262,6263
1607,6909

Neraca Massa di sekitar Reactive Distillation


Tabel 2.3 Neraca massa di sekitar Reactive Distillation

komponen
Etil asetat
Etanol
Air
Asam asetat
total

Arus 1
0,0000
0,0000
8,9662
887,6577
896,6239

Masuk (kg/jam)
Arus 2
0,0000
682,6244
28,4427
0,0000
711,0670
7503,7584

Arus 4
5301,6269
180,1278
414,3127
0,0000
5896,0674

Keluar (kg/jam )
Arus 3
6587,1465
203,7617
712,8501
0,0000
7503,7584
7503,7584

Neraca Massa di sekitar Dekanter


Tabel 2.4 Neraca massa di sekitar Dekanter
komponen
Etil asetat
Etanol
Air
Asam asetat
total

Bab II
Deskripsi Proses

Masuk (kg/jam)
Arus 3
Arus 8
6587,1465 3688,6937
203,7617
165,5933
712,8501
386,0589
0,0000
0,0000
7503,7584 4240,3459
11744,1043

Keluar (kg/jam)
Arus 9
Arus 5
10249,7903
26,0500
348,2464
21,1086
801,0029
297,9061
0,0000
0,0000
11399,0396
345,0647
11744,1043

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

33

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Neraca Massa di sekitar Stripping Coloumn


Tabel 2.5 Neraca massa di sekitar Stripping Coloumn

komponen
Etil asetat
Etanol
Air
Asam asetat
total

Masuk (kg/jam)
Arus 6
4948,1634
168,1185
386,6902
0,0000
5502,9721
5502,9721

Keluar (kg/jam)
Arus 7
Arus 8
1259,4697
3688,6937
2,5253
165,5933
0,6313
386,0589
0,0000
0,0000
1262,6263
4240,3459
5502,9721

2.4.2 Neraca Panas


Basis perhitungan

: 1 jam operasi

Satuan

: kJ

Neraca panas total


Tabel 2.6 Neraca panas total
Arus
Q arus 1
Q arus 2
Q arus 5
Q arus 7
total

Input (kJ/jam)
171991,3537
152600,4903
0,0000
0,0000
324591,8440

Output (kJ/jam)
0,0000
0,0000
97151,0656
227440,7783
324591,8440

Neraca panas di sekitar Reactive Distillation


Tabel 2.7 Neraca panas di sekitar Reactive Distillation
Arus
Q arus 1
Q arus 2
Q arus 3
Q arus 4
Q reaksi
Hvap
Bab II
Deskripsi Proses

input (kJ/jam)
output (kJ/jam)
171991,3537
0,0000
152600,4903
0,0000
0,0000
747694,8826
2045893,1026
0,0000
2414894,6196
0,0000
0,0000 12759938,4578

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Q reboiler
total

8722253,7741
0,0000
13507633,3404 13507633,3404

Neraca panas di sekitar Dekanter


Tabel 2.8 Neraca panas di sekitar Dekanter
arus
Q arus 8'
Q arus 3'
Q arus 5
Q arus 9

input kJ/jam
output kJ/jam
1457800,4956
0,0000
2594737,3046
0,0000
0,0000
97151,0656
0,0000 3955386,7346
4052537,8003 4052537,8003

Neraca panas di sekitar Stripping Column


Tabel 2.9 Neraca panas di sekitar Stripping Column

Arus
Q arus 6
Q arus 7
Q arus 8
Qr

Input
Output
(kJ/jam)
(kJ/jam)
1956130,7612
0,0000
0,0000 227440,7783
0,0000 3023557,1774
1294867,1945
0,0000
3250997,9557 3250997,9557

Neraca panas di sekitar HE-01


Tabel 2.10 Neraca panas di sekitar HE-01
arus
Q arus 1'
Q HE
Q arus 1
total

Bab II
Deskripsi Proses

input kJ/jam
output kJ/jam
9432,025
0,000
162268,457
0,000
171991,354
171991,354
171991,354

34

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Neraca panas di sekitar HE-02


Tabel 2.11 Neraca panas di sekitar HE-02
arus
Q arus 2'
Q HE
Q arus 2
total

input kJ/jam
output kJ/jam
15435,584
0,000
137164,906
0,000
0,000
152600,490
152600,490
152600,490

Neraca panas di sekitar HE-03


Tabel 2.12 Neraca panas di sekitar HE-03
arus
Q arus 3
Q HE
Q arus 3
total

Bab II
Deskripsi Proses

input kJ/jam
output kJ/jam
227440,778
0,000
0,000
167377,642
0,000
60063,1360
227440,778
227440,778

35

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

36

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

2.5

Tata Letak Pabrik dan Peralatan

2.5.1 Tata Letak Pabrik


Tata letak pabrik merupakan suatu pengaturan yang optimal dari
seperangkat fasilitas-fasilitas dalam pabrik. Tata letak yang tepat sangat
penting untuk mendapatkan efisiensi, keselamatan, dan kelancaran kerja
para pekerja serta keselamatan proses.
Untuk mencapai kondisi yang optimal, maka hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menentukan tata letak pabrik adalah :
1.

Kemungkinan perluasan pabrik sebagai pengembangan pabrik di masa


depan.

2.

Faktor keamanan sangat diperlukan untuk bahaya kebakaran dan


ledakan, maka perencanaan tata letak selalu diusahakan jauh dari
sumber api, bahan panas, dan dari bahan yang mudah meledak, juga
jauh dari asap atau gas beracun.

3.

Sistim kontruksi yang direncanakan adalah out door untuk menekan


biaya bangunan dan gedung, dan juga karena iklim Indonesia
memungkinkan konstruksi secara out door.

4.

Harga tanah amat tinggi sehingga diperlukan efisiensi dalam


pemakaian dan pengaturan ruangan / lahan.
(Vilbrant, 1959)
Secara garis besar tata letak dibagi menjadi beberapa

bagian

utama, yaitu :
a.

Daerah administrasi / perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

37

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur


kelancaran operasi. Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat
pengendalian proses, kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses
serta produk yang dijual
b.

Daerah proses
Merupakan daerah dimana alat proses diletakkan dan proses
berlangsung.

c.

Daerah penyimpanan bahan baku dan produk.


Merupakan daerah untuk tangki bahan baku dan produk.

d.

Daerah gudang, bengkel dan garasi.


Merupakan daerah untuk menampung bahan-bahan yang diperlukan
oleh pabrik dan untuk keperluan perawatan peralatan proses.

e.

Daerah utilitas
Merupakan daerah dimana kegiatan penyediaan bahan pendukung
proses berlangsung dipusatkan.
(Vilbrant, 1959)

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

38

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

15

16
2

18

20

4
10

21

7
15

16

14

5
12

11

17

13

19

Jalan Raya
________________________________________________________________________________________________

Gambar 2.4 Tata Letak Pabrik

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Keterangan :
1. Area perluasan
2. Bahan baku
3. Area proses dan bahan baku
4. Ruang kontrol dan kualiti kontrol
5. Laboratorium
6. Area parkir forklift
7. Bengkel teknik
8. Hydrant
9. Utilitas
10. Gudang produk
11. Kantor
12. Gedung serba guna
13. Area parkir mobil dan bus karyawan
14. Poliklinik
15. Mushola
16. Kantin
17. Pintu utama
18. Pintu darurat
19. Pos satpam
20. Parkir truk
21. pemadam kebakaran

Bab II
Deskripsi Proses

39

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

40

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

2.5.2 Tata Letak Peralatan


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tata letak
peralatan proses pada pabrik etil asetat, antara lain :
1.

Aliran bahan baku dan produk


Pengaliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan
keuntungan ekonomi yang besar serta menunjang kelancaran dan
keamanan produksi.

2.

Aliran udara
Aliran udara di dalam dan di sekitar area proses perlu diperhatikan
kelancarannya. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
stagnasi udara pada suatu tempat sehingga mengakibatkan akumulasi
bahan kimia yang dapat mengancam keselamatan pekerja.

3.

Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memadai dan pada tempat-tempat
proses yang berbahaya atau beresiko tinggi perlu adanya penerangan
tambahan.

4.

Lalu lintas manusia


Dalam perancangan tata letak pabrik perlu diperhatikan agar pekerja
dapat mencapai seluruh alat proses dangan cepat dan mudah. Hal ini
bertujuan apabila terjadi gangguan pada alat proses dapat segera
diperbaiki. Keamanan pekerja selama menjalani tugasnya juga
diprioritaskan.

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

41

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

5.

Pertimbangan ekonomi
Dalam menempatkan alat-alat proses diusahakan dapat menekan biaya
operasi dan menjamin kelancaran dan keamanan produksi pabrik.

6.

Jarak antar alat proses


Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan operasi tinggi
sebaiknya dipisahkan dengan alat proses lainnya, sehingga apabila
terjadi ledakan atau kebakaran pada alat tersebut maka kerusakan
dapat diminimalkan.
(Vilbrant, 1959)
Tata letak alat-alat proses harus dirancang sedemikian rupa

sehingga :
-

Kelancaran proses produksi dapat terjamin

Dapat mengefektifkan luas lahan yang tersedia

Karyawan mendapat kepuasan kerja agar dapat meningkatkan


produktifitas kerja disamping keamanan yang terjadi

Bab II
Deskripsi Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Gambar 2.5 Tata Letak Peralatan

Keterangan :
1. Tangki Asam asetat (T-01)
2. Tangki Etanol (T-02)
3. Tangki Etil Asetat (T-03)
4. Pompa (P-01, P-02, P-03)
5. Pemanas / heater (HE-01, HE-02)

Bab II
Deskripsi Proses

42

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

6. Pendingin / cooler (HE-03)


7. Reboiler (RB-01, RB-02)
8. Kondenser (CD-01, CD-02)
9. Reaktor Menara Reactive Distillation (RD-01)
10. Dekanter (DC-01)
11. Stripping Column (SC-01)

Bab II
Deskripsi Proses

43

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

44

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

BAB III
SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

3.1. Tangki Penyimpan Asam Asetat


Kode

: T-01

Fungsi

: Menyimpan bahan baku asam asetat selama satu


bulan

Jenis

: Tangki silinder tegak dengan alas datar (flat bottom)


dengan bagian atas conical roof

Jumlah

: 1 Buah

Bahan

: Stainless steel SA 167 grade 3

Kondisi operasi

: Tekanan
Suhu

: 1 atm
: 30C

Dimensi :
Diameter tangki

: 10,6681 m

Tinggi tangki

: 9,1441m

Tebal tangki

: Course 1

: 0,0143 m

Course 2

: 0,0127 m

Course 3

: 0,0127 m

Course 4

: 0,0111 m

Course 5

: 0,0111 m

Tebal Head

: 0,0064 m

Tinggi Head

: 1,9403 m

Tinggi Total

: 11,08448 m

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

45

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

3.2. Tangki Penyimpan Etanol


Kode

: T-02

Fungsi

: Menyimpan bahan baku etanol selama dua minggu

Jenis

: Tangki silinder tegak dengan alas datar (flat bottom)


dengan bagian atas conical roof

Jumlah

: 1 Buah

Bahan

: Carbon steel SA 283 grade C

Kondisi operasi

: Tekanan
Suhu

: 1 atm
: 30 C

Dimensi :
Diameter Tangki

: 9,1441 m

Tinggi Tangki

: 5,4865 m

Tebal Tangki

: Course 1

: 0,0143 m

Course 2

: 0,0127 m

Course 3

: 0,0127 m

Tebal Head

: 0,0079 m

Tinggi Head

: 1,2244 m

Tinggi total

: 6,7109 m

3.3. Tangki Penyimpan Produk Etil Asetat


Kode

: T-03

Fungsi

: Menyimpan produk etil asetat selama satu bulan

Jenis

: Tangki silinder tegak dengan alas datar (flat bottom)


dengan bagian atas conical roof

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

46

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Jumlah

: 1 Buah

Bahan

: Carbon Steel SA 283 grade C

Kondisi operasi

: Tekanan
Suhu

: 1 atm
: 35C

Dimensi :
Diameter Tangki

: 12,1921 m

Tinggi Tangki

: 10,9729 m

Tebal Tangki

: Course 1

: 0,0222 m

Course 2

: 0,0206 m

Course 3

: 0,0191 m

Course 4

: 0,0175 m

Course 5

: 0,0175 m

Tebal Head

: 0,0111 m

Tinggi Head

: 1,6326 m

Tinggi Total

: 12,6055 m

3.4. Reaktor Menara Reactive Distillation


Kode

: RD-01

Fungsi

: Mereaksikan asam asetat dengan etanol menjadi


etil

asetat

Tipe

: Sieve Tray Tower

Material

: Stainless steel SA 167 grade 3

: 3 atm

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

47

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Kondisi operasi
Puncak

: T = 92,85 oC

Bawah

: T = 109,66 oC

Shell
Diameter

: 1,016 m

Tebal shell

: 0,00635 m

Tinggi shell

: 9,556 m

Head
Tipe

: Torispherical head

Tebal head

: 0,00635 m

Tinggi head

: 0,219 m

Tinggi total

: 12,823 m

3.5. Dekanter
Kode

: DC-01

Fungsi

: Memisahkan etil asetat hasil atas RD sebagai Light


component dan air sebagai Heavy component

Jenis

: Horisontal drum dengan torispherical head

Jumlah

: 1 Buah

Volume

: 4,41 m3

Bahan

: Carbon Steel SA 283 Grade C

Kondisi

: Tekanan
Suhu

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

: 2,8 atm
: 92,85 C

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

48

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Dimensi :
Diameter tangki

: 1,23 m

Panjang tangki

: 3,698 m

Tebal

: 0,0064 m

Head
Tipe

: Torispherical Dished Head

Tebal Head

: 0,0064 m

Waktu tinggal

: 15,33 menit

3.6. Stripping Column


Kode

: SC-01

Fungsi

: Memurnikan produk etil asetat dari air dan etanol

Tipe

: Packed tower

Material

: Carbon Steel SA 283 grade C

: 2,7 atm

Kondisi operasi
Puncak

: T = 92,85 oC

Bawah

: T = 101,46 oC

Bahan isian

: Rasching Ring Keramik

Shell
Diameter

: 0,88 m

Tebal shell

: 0,00476 m

Tinggi shell

: 11,85 m

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

49

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Head
Tipe

: Torispherical head

Tebal head

: 0,00476 m

Tinggi head

: 0,23 m

Tinggi total

: 15,13 m

3.7. Pompa I
Kode

: P-01 A/B

Fungsi

: Mengalirkan asam asetat dari tangki penyimpan asam


asetat (T-01) ke reaktor menara Reactive Distillation
(RD-01)

Jenis

: Single Stage Centrifugal Pump

Bahan

: Stainless steel SA 167 grade 3

Jumlah

: 2 Buah

Kapasitas

: 6,08 gpm

Power Pompa

: 0,25 HP

Power Motor

: 0,5 HP

Tegangan

: 220/380 volt

Frekuensi

: 50 Hz

NPSH required

: 0,95 ft = 0,2896 m

NPSH available

: 47,83 ft = 14,2786 m

Pipa yang digunakan:


D, Nominal Size

: 1 in =0,0254 m

Schedule Number

: 40

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

50

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

ID

: 1,049 in = 0,0266 m

OD

: 1,32 in = 0,0335m

3.8. Pompa II
Kode

: P-02 A/B

Fungsi

: Mengalirkan etanol dari tangki penyimpanan etanol


(T-02) ke reaktor menara Reactive Distillation (RD01)

Jenis

: Single Stage Centrifugal Pump

Bahan

: Carbon Steel SA 283 Grade C

Jumlah

: 2 Buah

Kapasitas

: 4,76 gpm

Power Pompa

: 0,25 HP

Power Motor

: 0,33 HP

NPSH required

: 0,8 ft = 0,2438 m

NPSH available

: 44,18 ft =13,4661 m

Pipa yang digunakan:


D, Nominal Size

: 1 in = 0,0254 m

Schedule Number

: 40

ID

: 1,049 in =0,0266 m

OD

: 1,32 in = 0,0335 m

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

51

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

3.9. Pompa III


Kode

: P-03 A/B

Fungsi

: Mengalirkan light component dari Dekanter (DC-01)


ke reaktor menara Reactive Distillation (RD-01) dan
Stripping Column (SC-01)

Jenis

: Single Stage Centrifugal Pump

Bahan

: Carbon Steel SA 283 Grade C

Jumlah

: 2 Buah

Kapasitas

: 73,82 gpm

Power Pompa

: 6 HP

Power Motor

: 9 HP

NPSH required

: 4,995 ft = 1,5224 m

NPSH available

: 71,94 ft =21,9273 m

Pipa yang digunakan:


D, Nominal Size

: 3 in =0,0762 m

Schedule Number

: 40

ID

: 3,068 in =0,0779 m

OD

: 3,5 in =0,0889 m

3.10. Heat Exchanger I


Kode

: HE-01

Fungsi

: Memanaskan asam asetat dari Tangki penyimpan


asam asetat

(T-01) sebelum masuk ke reaktor

menara Reactive Distillation (RD-01)

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Jenis

: Double Pipe Heat Exchanger

Jumlah

: 1 buah

Beban panas

: 162268,457 kJ/jam

Luas area transfer

: 20,88 ft2

Bahan konstruksi

: Stainless steel SA 167 grade 3

Pipa dalam

Fluida

: Saturated steam

Kapasitas

: 91,3918 lb/jam

Suhu masuk

: 138 oC

Suhu keluar

: 138 oC

IPS

: 2 in = 0,0508 m

SN

: 40

Diameter luar

: 2,38 in = 0,0605 m

Diameter dalam

: 2,067 in =0,0525 m

Panjang hairpin

: 12 ft =3,6576 m

Jumlah hairpin

: 2 buah

Pipa luar

Fluida

: Umpan asam asetat

Kapasitas

: 1976,697 lb/jam

Suhu masuk

: 30 oC

Suhu keluar

: 109,66 oC

IPS

: 3 in = 0,0762 m

SN

: 40

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

52

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

53

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Diameter luar

: 3,5 in =0,0889 m

Diameter dalam

: 3,068 in = 0,0779 m

3.11. Heat Exchanger II


Kode

: HE-02

Fungsi

: Memanaskan etanol dari tangki penyimpan etanol


(T-02) sebelum masuk ke ke reaktor menara
Reactive Distillation (RD-01)

Jenis

: Double Pipe Heat Exchanger

Jumlah

: 1 buah

Beban panas

: 137164,906 kJ/jam

Luas area transfer

: 20,88 ft2

Bahan konstruksi

: Carbon Steel SA 283 Grade C

Pipa dalam

Fluida

: Saturated steam

Kapasitas

: 92,2954 lb/jam

Suhu masuk

: 138 oC

Suhu keluar

: 138 oC

IPS

: 2 in = 0,0508 m

SN

: 40

Diameter luar

: 2,38 in = 0,0605 m

Diameter dalam

: 2,067 in = 0,0525 m

Panjang hairpin

: 12 ft = 3,6576 m

Jumlah hairpin

: 2 buah

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

54

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Pipa luar

Fluida

: Umpan etanol

Kapasitas

: 1567,6184 lb/jam

Suhu masuk

: 30 oC

Suhu keluar

: 109,66 oC

IPS

: 3 in =0,0762 m

SN

: 40

Diameter luar

: 3,5 in = 0,0889 m

Diameter dalam

: 3,068 in = 0,0779 m

3.12. Heat Exchanger III


Kode

: HE-03

Fungsi

: Mendinginkan hasil bawah Stripping Column (SC01) sebelum masuk ke tangki penyimpanan produk
(T-03)

Jenis

: Double Pipe Heat Exchanger

Jumlah

: 1 buah

Beban panas

: 471201,6963 kJ/jam

Luas area transfer

: 156,6 ft2

Bahan konstruksi

: Carbon Steel SA 283 Grade C

Pipa dalam

Fluida

: Air pendingin

Kapasitas

: 9323,2165 lb/jam

Suhu masuk

: 30 oC

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Suhu keluar

: 50 oC

IPS

: 1,25 in = 0,0318 m

SN

: 40

Diameter luar

: 1,66 in = 0,0422 m

Diameter dalam

: 1,38 in =0,0350 m

Panjang hairpin

: 12 ft = 3,6576 m

Jumlah hairpin

: 15 buah

Pipa luar

Fluida

: Hasil bawah Stripping Column (SC-01)

Kapasitas

: 2783,5859 lb/jam

Suhu masuk

: 101,46 oC

Suhu keluar

: 35 oC

IPS

: 2,5 in =0,0635 m

SN

: 40

Diameter luar

: 2,88 in = 0,0732 m

Diameter dalam

: 2,469 in = 0,0627 m

3.13. Reboiler I
Kode

: RB-01

Fungsi

: Menguapkan hasil bawah reactor menara Reactive


Distillation (RD-01)

Jenis

: Kettle Reboiler

Jumlah

: 1 Buah

Luas Transfer Panas

: 1231,5072 ft2

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

55

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

56

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Beban Panas

: 8267068,957 Btu/jam

Bahan konstruksi

Tube

: Stainless steel SA 167 grade 3

Shell

: Stainless steel SA 167 grade 3

Spesifikasi Tube

OD

: 1 in =0,0254 m

ID

: 0,732 in =0,0186 m

BWG

: 10

Susunan

: Triangular Pitch, Pt = 1,25 in = 0,0318 m

Jumlah Tube

: 294

Passes

:2

Panjang Tube

: 16 ft = 4,8768 m

Spesifikasi Shell
ID

: 25 in = 0,635 m

Baffle Spacing

: 7,5 in = 0,1905 m

Passes

:1

3.14. Reboiler II
Kode

: RB-02

Fungsi

: Menguapkan sebagian hasil bawah Stripping Column


(SC-01)

Jenis

: Kettle Reboiler

Jumlah

: 1 Buah

Luas Transfer Panas

: 180,596 ft2

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Beban Panas

: 1215957,922 Btu/jam

Bahan konstruksi

Tube

: Carbon steel SA 283 grade C

Shell

: Carbon steel SA 283 grade C

Spesifikasi Tube

OD

: 0,75 in = 0,0191 m

ID

: 0,482 in =0,0122 m

BWG

: 10

Susunan

: Triangular Pitch, Pt = 1 in = 0,0254 m

Jumlah Tube

: 92

Passes

:2

Panjang Tube

: 10 ft =3,048 m

Spesifikasi Shell

ID

: 12 in = 0,3048 m

Baffle Spacing

: 3,6 in = 0,0914 m

Passes

:1

3.15. Kondenser I
Kode

: CD-01

Fungsi

: Mengkondensasikan hasil atas reaktor menara


Reactive Distillation (RD-01)

Jenis

: Double Pipe Heat Exchanger

Jumlah

: 1 buah

Beban panas

: 1358300,4875 kJ/jam

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

57

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Luas area transfer

: 179,136 ft2

Bahan konstruksi

: Carbon Steel SA 283 Grade C

Pipa dalam

Fluida

: Air pendingin

Kapasitas

: 26875,3903 lb/jam

Suhu masuk

: 30oC

Suhu keluar

: 50 oC

IPS

: 2 in = 0,0508 m

SN

: 40

Diameter luar

: 2,38 in =0,0605 m

Diameter dalam

: 2,067 in = 0,0525 m

Panjang hairpin

: 12 ft =3,6576 m

Jumlah hairpin

: 12 buah

Pipa luar

Fluida

: Hasil atas reaktor menara Reactive Distillation


(RD-01)

Kapasitas

: 16542,7857 lb/jam

Suhu masuk

: 92,85 oC

Suhu keluar

: 92,82 oC

IPS

: 3 in = 0,0762 m

SN

: 40

Diameter luar

: 3,5 in = 0,0889 m

Diameter dalam

: 3,068 in = 0,0779 m

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

58

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

59

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

3.16. Kondenser II
Kode

: CD-02

Fungsi

: Mengkondensasikan hasil atas Stripping Column


(SC-01)

Jenis

: Double Pipe Heat Exchanger

Jumlah

: 1 Buah

Beban panas

: 3378331,1270 kJ/jam

Luas area transfer

: 110,04 ft2

Bahan konstruksi

: Carbon Steel SA 283 Grade C

Pipa dalam

Fluida

: Air

Kapasitas

: 89115,4624 lb/jam

Suhu masuk

: 30 oC

Suhu keluar

: 50 oC

IPS

: 3 in =0,0762 m

SN

: 40

Diameter luar

: 3,5 in = 0,0889 m

Diameter dalam

: 3,068 in = 0,0779 m

Panjang hairpin

: 20 ft = 6,096 m

Jumlah hairpin

: 3 buah

Pipa luar

Fluida

: Hasil atas Stripping Column (SC-01)

Kapasitas

: 9348,2665 lb/jam

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Suhu masuk

: 92,85 oC

Suhu keluar

: 92,38 oC

IPS

: 4 in = 0,1016 m

SN

: 40

Diameter luar

: 4,5 in = 0,1143 m

Diameter dalam

: 4,026 in = 0,1023 m

Bab III
Spesifikasi Peralatan Proses

60

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

61

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

BAB IV
UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

4.1 Unit Pendukung Proses


Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan
sarana penunjang yang penting untuk kelancaran suatu proses dalam
pabrik. Unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik Etil asetat
adalah :
1. Unit pengadaan dan pengolahan air
Berfungsi

untuk

menyediakan

kebutuhan

air

mulai

dari

pengolahannya hingga siap digunakan sebagai air sanitasi, air umpan


boiler, dan air pendingin.
2. Unit pengadaan steam
Digunakan sebagai media pemanas dalam alat penukar panas.
3. Unit pengadaan tenaga listrik
Berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses, maupun
untuk pendingin dan penerangan. Listrik utama disuplai dari PLN
dan generator sebagai cadangan.
4. Unit pengadaan bahan bakar
Berfungsi menyediakan bahan bakar yang digunakan untuk boiler dan
generator.
5. Unit pengadaan udara tekan
Udara tekan digunakan untuk menjalankan sistem instrumentasi di
seluruh area proses dan utilitas.

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

62

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

4.1.1 Unit Pengadaan dan Pengolahan Air


1. Unit Pengadaan Air
Kebutuhan air dalam pabrik etil asetat ini dipenuhi dari Sungai Brantas
yang mengalir di dekat pabrik sebagai raw water. Pertimbangan digunakan
air sungai sebagai sumber untuk mendapatkan air adalah :

Air sungai merupakan sumber air yang kontinuitasnya relatif tinggi


sehingga kekurangan air dapat dihindari.

Pengolahan air sungai relatif lebih mudah dan sederhana serta biaya
pengolahan relatif murah.

Air yang diperlukan di lingkungan pabrik etil asetat ini antara lain untuk:
a. Air sanitasi
Air sanitasi digunakan untuk keperluan air minum, laboratorium, kantor dan
perumahan.
Syarat air sanitasi meliputi:
Syarat fisik:

Warna jernih

Tidak mempunyai rasa

Tidak berbau

Syarat kimia :

Tidak mengandung zat organik maupun anorganik

Tidak beracun.

Syarat bakteriologis:

Tidak mengandung bakteri bakteri, terutama bakteri patogen

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

63

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

b. Air pendingin
Pada umumnya digunakan air sebagai media pendingin karena faktor-faktor
berikut:

Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah besar

Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya

Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi

Tidak terdekomposisi

Air pendingin pada pabrik ini digunakan untuk condenser dan cooler.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada air pendingin, meliputi:

Kesadahan (hardness), yang dapat menyebabkan kerak.

Besi, yang dapat menimbulkan korosi.

Silika, yang dapat menyebabkan kerak

Oksigen terlarut, yang dapat menyebabkan korosi

c. Air umpan boiler


Merupakan air yang digunakan untuk menghasilkan steam dan untuk
kelangsungan proses. Meskipun kelihatan jernih, tetapi pada umumnya air
masih, mengandung larutan garam dan asam yang dapat merusak metal pada
sistem steam.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler
adalah sebagai berikut:

Zat zat yang dapat menyebabkan korosi.


Korosi yang terjadi dalam boiler disebabkan karena air mengandung
larutan asam dan gas gas yang terlarut seperti O2, CO2, H2S dan NH3.

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

64

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Zat yang menyebabkan kerak (scale forming).


Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu
tinggi, yang biasanya berupa garam garam karbonat dan silika.

Zat yang menyebabkan foaming


Air yang diambil dari proses pemanasan biasanya menyebabkan
foaming pada boiler karena adanya zat zat organik, anorganik dan
zat-zat yang tak larut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terjadi
akibat adanya alkalinitas yang tinggi.

d. Air hidrant
Air ini digunakan untuk mencegah kebakaran. Pada umumnya air ini tidak
memiliki persyaratan yang spesifik.
2. Unit Pengolahan air
Kebutuhan air suatu pabrik dapat diperoleh dari sumber air yang ada
disekitar pabrik dengan pengolahan terlebih dahulu agar memenuhi syarat
untuk digunakan. Pengolahan tersebut dapat meliputi pengolahan secara fisik
dan secara kimia dengan menambahkan desinfectant maupun dengan
penggunaan ion exchanger.
Tahapan proses pengolahan air dari air sungai secara umum meliputi :
a. Unit Pengolahan Air Tahap Awal
Mula mula raw water diumpankan ke bak penampung I (BU-01),
yang sebelumnya melewati penyaring screen yang berupa bilah-bilah besi
yang ditata berjajar. Dengan adanya screen akan menyaring bahan-bahan
pengotor berupa sampah-sampah, kayu, dan lain-lain. Air masuk ke bak
Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

65

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

penampung I (BU-01) dan bak penampung II (BU-02) akan mengalami proses


pengendapan. Pengendapan merupakan proses mekanis memisahkan padatanpadatan atau lumpur yang terdapat di dalam air dengan menggunakan gaya
gravitasi, pada bak pengandapan dilengkapi dengan penyekat yang berfungsi
untuk memisahkan padatan atau lumpur yang telah jatuh sehingga tidak terikut
oleh aliran air.
Air kemudian masuk ke dalam flokulator (FL). Dalam flokulator air
diaduk dengan putaran tinggi sambil diinjeksikan bahan-bahan kimia :

Polielektrolit yang berfungsi sebagai coagulant untuk mempercepat proses


pengendapan dengan membentuk flok lebih cepat dan lebih besar,
sehingga menyempurnakan pengendapan lumpur. Pada tahap ini
digunakan tawas (Al2(SO4)3) yang berfungsi sebagai koagulan untuk
mengikat partikel-partikel kecil yang menyebabkan keruhnya air menjadi
flok-flok yang lebih besar

Kapur sebagai pengatur pH


Keluar dari flokulator (FL) air dimasukkan ke dalam clarifier (CL)

dimana flok-flok yang terbentuk diendapkan secara gravitasi. Lumpur yang


diendapkan di blowdown sedangkan air yang keluar dari bagian atas diumpan
ke sand filter (SF). Air yang berasal dari clarifier (CL) kemungkinan masih
mengandung partikel-partikel kotoran yang halus disaring, kemudian
ditampung dalam Bak penampung III (BU-03). Air kemudian diinjeksikan
larutan kaporit dari tangki IV (TU-04). Air dalam Bak penampung III (BU03) kemudian dialirkan ke Unit Demineralisasi dan sebagian dialirkan ke:

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

66

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

1. Bak penampung IV (BU-04) berfungsi untuk menampung air yang


digunakan untuk keperluan make up air pendingin
2. Portable water storage tank (TU-05) berfungsi untuk menampung
air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari di pabrik dan
pemukiman.
b. Unit Demineralisasi Air
Unit ini berfungsi untuk menghilangkan mineral-mineral yang
terkandung di dalam air, seperti Ca2+, Fe2+, Mg2+, Na2+, HCO3-, SO42-, Cl-,
dan lain-lain dengan menggunakan resin. Air yang diperoleh adalah air bebas
mineral yang akan diproses lebih lanjut menjadi air umpan ketel (Boiler Feed
Water /BFW).
Dimineralisasi diperlukan karena Boiler Feed Water harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :

Tidak menimbulkan kerak pada kondisi steam yang dikehendaki


maupun pada tube heat exchanger, jika steam digunakan sebagai
pemanas. Hal ini akan menyebabkan turunnya efisiensi operasi,
bahkan bisa mengakibatkan tidak beroperasi sama sekali.

Bebas dari segala gas-gas yang mengakibatkan terjadinya korosi


terutama gas oksigen dan gas karbondioksida.

Pengolahan air di unit demineralisasi meliputi beberapa tahap, yaitu :


1. Cation resin exchanger (KE)
Air keluaran Bak penampung III (BU-03) diumpankan ke dalam
cation exchanger (KE) untuk menghilangkan kation-kation mineralnya.

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

67

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Kemungkinan jenis kation yang ditemui adalah Ca2+, Fe2+, Mg2+, Na2+,
Al3+.
Cation exchanger merupakan silinder baja tegak yang berisi resin
R-H, yaitu suatu polimer dengan rantai karbon R yang mengikat ion H+.
Reaksi yang terjadi :
Mn2+ + nR-H

RnM + nH+

(logam)

(resin)

Ion Mn+ dalam operasi akan digantikan oleh ion H+ dari

resin

R-H

sehingga air yang dihasilkan bersifat asam dengan pH sekitar 3,2-3,3.


Regenerasi dilakukan jika resin sudah berkurang keaktifannya (jenuh),
biasanya dilakukan dalam selang waktu tertentu atau berdasarkan jumlah
air yang telah melewati unit ini.
Regenerasi ini dilakukan dengan menggunakan asam sulfat dan
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu back wash atau cuci balik, regenerasi
dengan menggunakan bahan kimia asam sulfat, dan pembilasan dengan air
demin. Reaksi yang terjadi pada proses regenerasi adalah kebalikan dari
reaksi operasi, yaitu :
RnM + H2SO4

nR-H + MSO4 (resin jenuh)

2. Anion resin exchanger (AE)


Air yang keluar dari cation exchanger kemudian diumpankan ke
anion exchanger untuk menghilangkan anion-anion mineralnya. Jenis
anion yang dihilangkan adalah HCO3 -, SO42-, Cl-, dan SiO3 -.

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

68

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Seperti pada cation exchanger, anion exchanger juga merupakan


silinder baja tegak yang berisi resin. Resin yang terdapat pada anion
exchanger dapat dituliskan dengan simbol ROH.
Reaksi yang terjadi pada unit ini adalah sebagai berikut :
Xn- + nR-OH

RnX + nOH-

Pada saat operasi reaksi akan berjalan ke kanan, sehingga ion negatif Xnakan digantikan oleh ion OH- dari resin R-OH. Air yang dihasilkan
diharapkan mempunyai pH sekitar 8.6-8.9. Regenerasi dilakukan dengan
menggunakan NaOH 4 %. Reaksi yang terjadi pada proses regenerasi
adalah
RnX + nNaOH

nR-OH + nNaX

Air yang keluar dari unit ini diharapkan mempunyai pH sekitar 6.1-6.9 dan
selanjutnya dikirim ke unit air umpan ketel sebelum digunakan sebagai air
umpan ketel uap (Boiler Feed Water).
c. Unit Air Umpan Ketel ( Boiler Feed Water )
Air yang sudah mengalami demineralisasi masih mengandung gas-gas
terlarut terutama oksigen dan karbondioksida. Gas-gas tersebut harus
dihilangkan dari air karena dapat menimbulkan korosi. Gas-gas tersebut
dihilangkan dalam suatu deaerator. Pada deaerator, gas diturunkan sampai
kadar 5 ppm. Proses deaerasi dilakukan dengan cara air diumpankan ke
deaerator, sedangkan dari bagian bawah deaerator di spray uap tekanan
rendah, sampai air mencapai suhu sedikit di atas titik didihnya. Proses
penghilangan gas dilakukan dengan cara mengontakkan air umpan boiler

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

69

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

dengan uap tekanan rendah (stripping gas) mengakibatkan sebagian besar gas
terlarut dalam air umpan terlepas dan dikeluarkan ke atmosfer.
Air hasil deaerasi diinjeksian zat-zat kimia sebagai berikut :

Hidrazin yang berfungsi mengikat oksigen berdasarkan reaksi berikut :


2 N2H2 + O2

2 N2 + H2O

NaH2PO4 untuk mencegah terbentuknya kerak silika dan kalsium pada


steam drum dan boiler tube. Sebelum diumpankan ke boiler, air terlebih
dulu diberi dispersan untuk mencegah terjadinya penggumpalan atau
pengendapan fosfat.

d. Unit Air Pendingin


Air pendingin yang digunakan dalam proses sehari-hari berasal dari air
pendingin yang telah digunakan dalam pabrik yang kemudian didinginkan
pada cooling tower. Kehilangan air karena penguapan, terbawa tetesan oleh
udara maupun dilakukan blown down di cooling tower diganti dengan air
umpan (make up) yang disediakan oleh Bak penampung IV (BU-04).
Air pendingin harus mempunyai sifat-sifat yang tidak korosif, tidak
menimbulkan kerak dan tidak mengandung mikroorganisme yang dapat
menimbulkan lumut. Untuk mengatasi hal di atas, maka ke dalam air
pendingin diinjeksikan bahan-bahan kimia sebagai berikut :

Phosphate, berguna untuk mencegah timbulnya kerak.

Klorine untuk membunuh mikroorganisme.

Zat dispersan untuk mencegah terjadinya penggumpalan (pengendapan


phosphate).

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

70

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

3. Kebutuhan Air
a. Kebutuhan air untuk steam
Kebutuhan air untuk steam dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Kebutuhan air untuk steam
No

Kode Alat

Nama Alat

HE-01

Heat Exchanger-01

HE-02

Heat Exchanger-02

RB-01

Reboiler 01

RB-02

Reboiler 02

Kebutuhan (kg/jam)
41,4551
41,8649
4056,8622
596,7017

Total kebutuhan air untuk steam = 4736,8839 kg/jam


Diperkirakan air yang hilang sebesar 20 % (Severn hal 40) sehingga
kebutuhan make up air untuk steam (air umpan boiler) = 0,2 x 4736,8839
= 947,3768 kg/jam.
b. Kebutuhan air pendingin
Kebutuhan air pendingin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Kebutuhan air pendingin
No

Kode Alat

Nama Alat

CD-01

Kondenser-01

CD-02

Kondenser-02

HE-03

Heat Exchanger-03

Kebutuhan (kg/jam)
16241,7851
40416,0814
4228,9833

Kebutuhan total air pendingin = 60886,8498 kg/jam


Diperkirakan air yang hilang sebesar 10 % sehingga kebutuhan make up
air untuk pendingin = 0,1 x 60886,8498 = 6088,6850 kg/jam.

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

71

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

c. Kebutuhan air untuk konsumsi umum dan sanitasi


Kebutuhan air untuk kantor dan perumahan dihitung berdasarkan Tabel 29 Sularso & Tahara ,H Pompa dan Kompresor hal 21.
Waktu pemakaian air untuk kantor dan perumahan tiap hari rata-rata 8
jam.
Air untuk kantor ( air minum dan sanitasi) = 100 - 120

liter
hari orang

Air untuk perumahan (air minum dan sanitasi) = 160 250

liter
hari orang

Dirancang :
Air untuk kantor (air minum dan sanitasi) = 100

liter
hari orang

Air kantor dirancang mampu untuk memenuhi 165 orang


Air untuk kantor =

100 liter
1 hari
x 165 orang x
hari orang
8 jam

= 2062,5 liter/jam

(Densitas air = 1,0230 kg/ )

= 2109,938 kg/jam
Air untuk perumahan ( air minum dan sanitasi) = 250

liter
hari orang

Perumahan disediakan untuk 1 direktur utama, 3 (direktur produksi,


direktur umum dan pemasaran, direktur administrasi dan keuangan) dan
7 kepala bagian, sehingga dirancang air mampu mensuplai 11
perumahan dan

masing- masing perumahan dihuni 5 orang.

Air untuk perumahan

250 liter
1 hari
x 11 x 5 orang x
hari orang
8 jam

=1718,75 liter/jam
=1758,281 kg/jam

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

72

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Laboratorium
Menurut Sularso & Tahara H, kebutuhan air untuk laboratorium =100
200

liter
, untuk waktu pemakaian setiap hari rata-rata rata-rata
hari orang

8 jam.
Kebutuhan air untuk laboratorium dirancang = 150
Kebutuhan air laboratorium = 150

liter
hari orang

liter
1 hari
x 5 orang x
hari orang
8 jam

= 93,75 liter/jam
= 95,906 kg/jam
Bengkel
Kebutuhan air untuk bengkel sama dengan kebutuhan air untuk
laboratorium 150

liter
, untuk waktu pemakaian setiap hari
hari orang

rata-rata 8 jam .
Kebutuhan air bengkel

= 150

liter
1 hari
x 13 orang x
hari orang
8 jam

= 243,75 liter/jam
= 249,356 kg/jam
Kantin
Kebutuhan air untuk kantin = 15

liter
, untuk waktu pemakaian
hari orang

setiap hari rata-rata 7 jam.


Kebutuhan air kantin

= 15

liter
1 hari
x 20 orang x
hari orang
7 jam

= 42,857 liter/jam
= 43,843 kg/jam

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

73

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Poliklinik
Kebutuhan air untuk poliklinik = 250 - 1000

liter
, untuk waktu
hari orang

pemakaian setiap hari rata-rata 10 jam.


Kebutuhan air poliklinik dirancang = 300
Kebutuhan air poliklinik

= 300

liter
hari orang

liter
1 hari
x 20 orang x
hari orang
10 jam

= 600 liter/jam
= 613,8 kg/jam
Kebutuhan air konsumsi umum dan sanitasi:
= (2109,938 +1758,281 + 95,906 + 249,356 + 43,843 + 613,8) kg/jam
= 4621,7679 kg/jam
d. Air Hidran dan Taman
Air Hidran
Air untuk hidran 1000 m3

= 1.000.000

Waktu tinggal air hidran 6 bulan = 4320 jam


Kebutuhan air hidran per jam

1.000.000 iter
4320 jam

= 231,481 liter/jam
= 236,805 kg/jam
Air Taman
Kebutuhan air taman

= 10 m3/hari
= 416,6667 liter/jam
= 426,250 kg/jam

Kebutuhan air hidran dan taman = ( 236,805 + 426,250 ) kg/jam


= 663,055 kg/jam

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

74

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Kebutuhan air keseluruhan :


Make up air pendingin

6088,685 kg/jam

Make up umpan boiler

947,377 kg/jam

Air konsumsi umum dan sanitasi

4621,768 kg/jam

Air hidran dan taman

Jumlah

= 12320,885 kg/jam

663,055 kg/jam +

Untuk keperluan keamanan dalam ketersediaan air, diambil


kelebihan sebesar 10% sehingga kebutuhan total air = 1,1 x 12320,885 =
13552,974 kg/jam

Gambar 4.1 Sistem Pengolahan Air Pabrik Etil asetat

4.1.2 Unit Pengadaan Steam


Steam yang diproduksi pada pabrik etil asetat ini digunakan
sebagai media pemanas reboiler. Untuk memenuhi kebutuhan steam
digunakan boiler. Steam yang dihasilkan dari boiler ini mempunyai suhu
138 oC dan tekanan 3,37 atm.
Jumlah steam yang dibutuhkan sebesar 4731,6 kg/jam. Untuk
menjaga kemungkinan kebocoran steam pada saat distribusi, jumlah steam

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

75

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

dilebihkan sebanyak 10 %. Jadi jumlah steam yang dibutuhkan adalah


5204,8 kg/jam .
Spesifikasi boiler yang dibutuhkan :
Kode

: B-01

Fungsi

: Memenuhi kebutuhan steam

Jenis

: boiler pipa api

Jumlah

: 1 buah

Heating surface

: 4287,546 ft2

Rate of steam

: 5204,8 kg/jam (11474,508 lb/jam)

Tekanan steam

: 341,38 kPa (3,37 atm)

Suhu steam

: 138 oC (280,4oF)

Efisiensi

: 80 %

Bahan bakar

: IDO

Kebutuhan bahan bakar

: 518,217 liter/jam

4.1.3 Unit Pengadaan Udara Tekan


Kebutuhan udara tekan untuk prarancangan pabrik etil asetat ini
diperkirakan sebesar 100 m3/jam, tekanan 100 psi dan suhu 35oC. Alat
untuk menyediakan udara tekan berupa kompressor yang dilengkapi
dengan dryer yang berisi silica gel untuk menyerap kandungan air sampai
maksimal 84 ppm.
Spesifikasi kompresor yang dibutuhkan :
Kode

: KU-01

Fungsi

: Memenuhi kebutuhan udara tekan

Jenis

: Single Stage Reciprocating Compressor

Jumlah

: 1 buah

Kapasitas

: 100 m3/jam

Tekanan suction

: 14,7 psi (1 atm)

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

76

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Tekanan discharge

: 100 psi (6,8 atm)

Suhu udara

: 35 oC

Efisiensi

: 80 %

Daya kompresor

: 11 HP

4.1.4 Unit Pengadaan Listrik


Kebutuhan tenaga listrik di pabrik etil asetat ini dipenuhi oleh PLN
dan generator pabrik. Hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik dapat
berlangsung kontinyu meskipun ada gangguan pasokan dari PLN.
Generator yang digunakan yaitu generator arus bolak balik
karena tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar dan tegangannya dapat
dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan. Kebutuhan listrik di pabrik
ini antara lain terdiri dari :
1. Listrik untuk AC
2. Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi
3. Listrik untuk keperluan proses dan utilitas
4. Listrik untuk penerangan
Besarnya kebutuhan listrik masing masing keperluan di atas
dapat diperkirakan sebagai berikut :
1. Listrik untuk keperluan proses dan utilitas
Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan keperluan pengolahan
air diperkirakan sebagai berikut :

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

77

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Tabel 4.3 Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan utilitas


Nama Alat

Jumlah

HP

Total HP

P-01

0,5

P-02

0,3

0,6

P-03

12

PU-01

0,5

PU-02

0,1

0,2

PU-03

1,0

2,0

PU-04

0,5

1,0

PU-05

0,5

PU-06

0,1

0,2

PU-07

0,1

0,2

PU-08

0,1

0,2

PU-09

0,25

0,5

PU-10

0,25

0,5

PU-11

PU-12

PU-13

PU-14

0,5

KU-01

11

11

Jumlah

42,4

Jadi jumlah listrik yang dikonsumsi untuk keperluan proses dan


utilitas sebesar 42,5 HP. Diperkirakan kebutuhan listrik untuk alat
yang tidak terdiskripsikan sebesar 10 % dari total kebutuhan. Maka
total kebutuhan listrik adalah 46,64 HP atau sebesar 34,78 kW.
2. Listrik untuk AC
Diperkirakan menggunakan tenaga listrik sebesar 15 kW.
3. Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

78

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Diperkirakan menggunakan tenaga listrik sebesar 10 kW.


4. Listrik untuk penerangan
Untuk menentukan besarnya tenaga listrik digunakan persamaan :
L

a.F
U .D

dengan :
L

: Lumen per outlet

: Luas area, ft2

: foot candle yang diperlukan (tabel 13 Perry 3th ed)

: Koefisien utilitas (tabel 16 Perry 3th ed)

: Efisiensi lampu (tabel 16 Perry 3th ed)

Tabel 4.5 Jumlah lumen berdasarkan luas bangunan


Bangunan

Luas,
m2

Luas, ft2

Lumen

Pos keamanan

26

279,85

20 0,42 0,75

17768,56

Parkir

640

6888,74

10 0,49 0,75

187448,57

Musholla

64

688,87

20 0,55 0,75

33399,93

Kantin

80

861,09

20 0,51 0,75

45024,41

Kantor

1000

10763,65

35

0,6 0,75

837172,67

Poliklinik

80

861,09

20 0,56 0,75

41004,38

Ruang kontrol

200

2152,73

40 0,56 0,75

205021,88

Laboratorium

200

2152,73

40 0,56 0,75

205021,88

Proses

2500

26909,12

30 0,59 0,75

1824347,23

Utilitas

1000

10763,65

10 0,59 0,75

243246,30

R.generator

192

2066,62

10 0,51 0,75

54029,30

Bengkel

144

1549,97

40 0,51 0,75

162087,89

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

79

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Bangunan

Luas, ft2

Luas,
m2

Lumen

Garasi

220

2368,00

10 0,51 0,75

61908,57

Gudang

100

1076,36

5 0,51 0,75

14070,13

Pemadam

144

1549,97

20 0,51 0,75

81043,94

T.bahan baku

384

4133,24

10 0,51 0,75

108058,59

Tangki produk

1056

11366,41

10 0,51 0,75

297161,12

Jalan dan taman

2544

27382,72

5 0,55 0,75

331911,78

Area perluasan

1440

15499,65

5 0,57 0,75

181282,50

Jumlah
12014
Jumlah lumen :

129314,47

4931009,63

Untuk penerangan dalam bangunan

= 4417815,34 lumen

Untuk penerangan bagian luar ruangan

= 513194,29 lumen

Untuk semua area dalam bangunan direncanakan menggunakan


lampu fluorescent 40 Watt dimana satu buah lampu instant starting
daylight 40 W mempunyai 1920 lumen (Tabel 18 Perry 3th ed.).

4417815,34
Jadi jumlah lampu dalam ruangan =
1920
= 2301 buah
Untuk penerangan bagian luar ruangan digunakan lampu mercury 100
Watt, dimana lumen output tiap lampu adalah 3.000 lumen (Perry 3th
ed.).
513194,29
Jadi jumlah lampu luar ruangan =
= 171 buah
3000

Total daya penerangan = ( 40 W x 2301 + 100 W x 171 )


= 109144,3 W
= 109,14 kW

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

80

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Tabel 4.6 Total Kebutuhan Listrik Pabrik


No. Kebutuhan Listrik

Tenaga listrik, kW

1.

Listrik untuk keperluan proses dan utilitas

2.

Listrik untuk keperluan penerangan

3.

Listrik untuk AC

15

4.

Listrik untuk laboratoriun dan instrumentasi

10

Total

34,78
109,14

168,92

Generator yang digunakan sebagai cadangan sumber listrik mempunyai


efisiensi 80 %, sehingga generator yang disiapkan harus mempunyai
output sebesar 211,15 kW.
Dipilih menggunakan generator dengan daya 300 kW, sehingga
masih tersedia cadangan daya sebesar 88,15 kW.
Spesifikasi generator yang diperlukan :
Kode

: GU-01

Fungsi

: Memenuhi kebutuhan listrik

Jenis

: AC generator

Jumlah

: 1 buah

Kapasitas

: 300 kW

Tegangan

: 220/360 Volt

Efisiensi

: 80 %

Bahan bakar

: IDO

Kebutuhan bahan bakar : 59,14 liter/jam


4.1.5 Unit Pengadaan Bahan Bakar
Unit pengadaan bahan bakar bertujuan memenuhi kebutuhan
bahan bakar pada boiler dan generator. Bahan bakar yang digunakan
adalah bahan bakar cair (IDO = Industrial Diesel Oil) yang diperoleh dari
PERTAMINA atau distribusinya.
Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahan bakar cair:

Mudah didapat

Kesetimbangan terjamin

Mudah dalam penyimpanannya

Untuk menjalankan generator tersebut digunakan bahan bakar, yaitu:

Jenis bahan bakar

Gross Heating Value : 19,144 Btu/lb

Net Heating Value

Effisiensi bahan bakar : 80%

Spec.gravity solar

: 0,8691

solar

: 54,26 lb/ft2

: Solar

: 18,848 Btu/lb

Kebutuhan bahan bakar dapat diperkirakan sebagai berikut :


Bahan bakar =

Kapasitas alat
eff . h

a. Kebutuhan bahan bakar untuk boiler


Kapasitas boiler

= 11960592,91 Btu/jam

Kebutuhan bahan bakar = 518,22 liter/jam


b. Kebutuhan bahan bakar untuk generator
Kapasitas generator

= 300 kW
= 1023646,23 Btu/jam

Kebutuhan bahan bakar = 35,48 liter/jam


Jadi kebutuhan total IDO sebesar :
= 518,22 + 35,48
= 553,70 liter/jam

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

81

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

82

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

4.3.

Laboratorium
Laboratorium memiliki peranan sangat besar di dalam suatu
pabrik untuk memperoleh data data yang diperlukan. Data data
tersebut digunakan untuk evaluasi unit unit yang ada, menentukan
tingkat efisiensi, dan untuk pengendalian mutu.
Pengendalian mutu atau pengawasan mutu di dalam suatu pabrik
pada hakekatnya dilakukan dengan tujuan mengendalikan mutu produk
yang

dihasilkan

agar

sesuai

dengan

standar

yang

ditentukan.

Pengendalian mutu dilakukan mulai bahan baku, saat proses berlangsung,


dan juga pada hasil atau produk.
Pengendalian rutin dilakukan untuk menjaga agar kualitas dari
bahan baku dan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan. Dengan pemeriksaan secara rutin juga dapat diketahui apakah
proses berjalan normal atau menyimpang. Jika diketahui analisa produk
tidak sesuai dengan yang diharapkan maka dengan mudah dapat diketahui
atau diatasi.
Laboratorium melaksanakan kerja 24 jam sehari dalam kelompok
kerja shift dan non-shift.
1. Kelompok shift
Kelompok ini melaksanakan tugas pemantauan dan analisa analisa
rutin terhadap proses produksi. Dalam melaksanakan tugasnya,
kelompok ini menggunakan sistem bergilir, yaitu sistem kerja shift

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

83

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

selama 24 jam yang dibagi menjadi 3 shift. Masing masing shift


bekerja selama 8 jam.
2. Kelompok non-shift
Kelompok ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu
analisa yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen kimia yang
diperlukan di laboratorium. Dalam rangka membantu kelancaran
pekerjaan kelompok shift, kelompok ini melaksanakan tugasnya di
laboratorium utama dengan tugas antara lain :
a. Menyediakan reagen kimia untuk analisa laboratorium
b. Melakukan analisa bahan pembuangan penyebab polusi
c. Melakukan

penelitian

atau

percobaan

untuk

membantu

kelancaran produksi
4.3.1. Program Kerja Laboratorium
Dalam

upaya

mengoptimalkan

pengendalian

aktivitas

mutu,

laboratorium

pabrik
untuk

etil

asetat

pengujian

ini

mutu.

Pengendalian mutu ini meliputi :


a. Analisa bahan baku
Dilakukan analisa terhadap kandungan air dalam etanol dan asam asetat.
b. Analisa produk etil asetat, terdiri dari :
-

Kadar etil asetat dan kadar impuritas dengan metoda spektofotometri.

Tes penentuan titik leleh dan titik beku.

c. Pemeriksaan mutu unit utilitas


Analisa di unit utilitas meliputi analisa :

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

84

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Raw material berupa air sungai

Air pendingin, meliputi analisa pH, klor sisa dan kekeruhan.

Air umpan boiler, meliputi analisa pH, jumlah zat padat terlarut, kadar
Fe, kadar CaCO3, SO3, PO4, SiO2.

d. Pemeriksaan mutu air limbah, meliputi analisa kadar pH, jumlah etanol,
asam asetat dan etil asetat terlarut.
Untuk mempermudah program kerja laboratorium, dalam pabrik ini dibagi
menjadi 3 bagian laboratorium yaitu :
1. Laboratorium fisik
Kerja dan tugas dari laboratorium ini adalah melakukan analisa secara
fisik terhadap semua stream yang berasal dari proses produksi maupun
tangki serta mengeluarkan Certificate of Quality untuk menjelaskan
spesifikasi hasil pengamatan. Jadi, pemeriksaan dan pengamatan dilakukan
terhadap bahan baku, produk akhir, dan limbah proses.
2. Laboratorium analisa
Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan analisa sifat-sifat dan
kandungan kimia bahan baku, produk akhir, limbah proses dan bahanbahan kimia yang digunakan (aditif, bahan-bahan injeksi dan lain-lain).
3. Laboratorium penelitian dan pengembangan
Kerja dan tugas dari laboratorium ini adalah melakukan penelitian dan
pengembangan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan kualitas
mineral terkait dalam proses untuk meningkatkan hasil akhir. Sifat dari
laboratorium ini tidak rutin dan cenderung melakukan penelitian hal-hal

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

85

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

baru untuk keperluan pengembangan. Dalam menjalankan tugasnya,


laboratorium ini senantiasa melakukan penelitian terhadap kondisi
lingkungan serta mengadakan pengembangan.
4.3.2.

Alat Alat Utama Laboratorium


Alat alat utama yang digunakan untuk melakukan analisa-analisa
dalam memproduksi etil asetat adalah sebagai berikut :

a. Gas Chromatography ( GC )
Alat ini digunakan untuk menganalisa Etil Asetat.
b. Atomic Absorption Spectrophotometer ( AAS )
Alat ini digunakan untuk menganalisa logam terutama Fe, serta untuk
menganalisa phospor dan silika pada area utilitas.
c. Spektrofotometer UV-Visible
Alat ini digunakan untuk menganalisa silika, phosphate, phosphor,
kekeruhan, dan warna.
d. Autotitrator
Alat ini digunakan untuk menganalisa konsentrasi dari asam asetat.
e. Moisture Meter ( Karl Ficher)
Alat ini digunakan untuk menganalisa kandungan air dalam produk etil
asetat yang didapat.
f. Conductivity Meter
Alat ini digunakan untuk mengukur konduktivitas yang ada pada pure
water, blow down boiler, boiler feed water dan juga raw water.

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

86

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

4.4.

Unit Pengolahan Limbah


Limbah yang dihasilkan oleh pabrik etil asetat adalah limbah cair.
Antara lain sebagai berikut :
a. Air buangan sanitasi
Air buangan sanitasi yang berasal dari seluruh toilet di kawasan
pabrik dikumpulkan dan diolah dalam unit stabilisasi. Campuran
padatan dan cairan terlebih dahulu dipecah

dengan menggunakan

lumpur aktif dan sistem aerasi yang terdiri dari bak bersistem overflow
dan penambahan desinfektan klorin untuk membunuh mikoorganisme
yang menimbulkan penyakit. Air yang telah diolah dan memenuhi
syarat pembuangan dialirkan ke bak penampung.
b. Air berminyak dari alat proses
Air berminyak berasal dari buangan pelumas pada pompa dan alat
lainnya. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan perbedaan berat
jenisnya. Minyak di lapisan atas dialirkan ke penampungan minyak dan
selanjutnya dibakar dalam tungku pembakar. Sedangkan air di lapisan
bawah dialirkan ke penampungan akhir dan selanjutnya dibuang.
c. Limbah dari Heavy Component Dekanter
Limbah cairan yang berasal dari proses masih mengandung
CH3COOC2H5, C2H5OH dan H2O. Pengolahan limbah ini direaksikan
dengan bahan active sludge di dalam sebuah bak, selanjutnya hasil
keluaran dari bak active sludge dialirkan ke bak pengendap untuk
memisahkan limbah yang sudah diolah dengan active sludge yang

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

87

Dari Etanol dan Asam Asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

terikut, kemudian active sludge yang terendapkan dipompa kembali ke


bak active sludge. Pada tahap awal sebelum limbah diolah, limbah
ditampung di dalam bak penampung limbah.
Skema pengolahan limbah yang digunakan di pabrik etil asetat
dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Proses Pengolahan Limbah Pabrik Etil Asetat

Bab IV
Unit Pendukung Proses dan Laboratorium

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

BAB V
MANAJEMEN PERUSAHAAN

5.1.

Bentuk Perusahaan
Pabrik etil asetat yang akan didirikan direncanakan mempunyai bentuk
Perseroan Terbatas (PT). Alasan pemilihan bentuk perusahaan ini adalah
didasarkan atas beberapa faktor, sebagai berikut :
1. Mudah untuk mendapatkan modal, yaitu dengan menjual saham
perusahaan.
2. Tanggung jawab pemegang saham terbatas sehingga kelancaran
produksi hanya dipegang pimpinan perusahaan.
3. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu sama lain, pemilik
adalah para pemegang saham sedangkan pengurus perusahaan adalah
direksi beserta stafnya yang diawasi dewan komisaris.
4. Kelangsungan perusahaan lebih terjamin, karena tidak terpengaruh
dengan berhentinya: pemegang saham, direksi beserta stafnya, dan
karyawan perusahaan
5. Efisiensi dari manajemen
Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai dewan
komisaris dan direktur utama yang cukup cakap dan berpengalaman.
6. Lapangan usaha lebih luas
Suatu perseroan terbatas dapat menarik modal yang sangat besar dari
masyarakat, sehingga perseroan terbatas dapat memperluas usahanya.

Bab V
Manajemen Perusahaan

88

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

5.2.

Struktur Organisasi
Salah satu faktor yang menunjang kemajuan perusahaan adalah
struktur organisasi yang terdapat dan dipergunakan oleh perusahaan
tersebut. Untuk mendapatkan suatu sistem yang terbaik, maka perlu
diperhatikan beberapa pedoman antara lain :

Perumusan tujuan perusahaan dengan jelas

Pendelegasian wewenang

Pembagian tugas kerja yang jelas

Kesatuan perintah dan tanggung jawab

Sistem pengontrol atas pekerjaan yang telah dilaksanakan

Organisasi perusahaan yang fleksibel


Dengan berprinsip pada pedoman tersebut maka diperoleh struktur

organisasi yang baik yaitu sistem Line and Staff. Pada sistem ini garis
kekuasaan lebih sederhana dan praktis. Kebaikan dalam pembagian tugas
kerja seperti yang terdapat dalam sistem, organisasi fungsional, sehingga
seorang karyawan hanya akan bertanggung jawab pada seorang atasan saja
Ada 2 kelompok orang yang berpengaruh dalam menjalankan
organisasi garis dan staf, yaitu :
1.

Sebagai garis atau line yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas


pokok organisasi dalam rangka mencapai tujuan.

2.

Sebagai staf yaitu orang-orang yang melakukan tugas sesuai dengan


keahliannya dalam hal ini berfungsi untuk memberi saran-saran
kepada unit operasional.

Bab V
Manajemen Perusahaan

89

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

90

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dalam pelaksanaan


tugas sehari-harinya diwakili oleh Dewan Komisaris, sedangkan tugas
untuk menjalankan perusahaan dilaksanakan oleh Direktur Utama dibantu
oleh Direktur Teknik dan Produksi serta Direktur Keuangan dan
Administrasi. Direktur Teknik dan Produksi membawahi bidang teknik
dan

produksi,

sedangkan

Direktur

Keuangan

dan

Administrasi

membidangi kelancaran pelayanan. Direktur-direktur ini membawahi


beberapa kepala bagian yang akan bertanggung jawab membawahi atas
bagian dalam perusahaan, sebagai bagian dari pendelegasian wewenang
dan tanggung jawab.
Masing-masing kepala bagian membawahi beberapa kepala seksi
dan masing masing kepala seksi akan membawahi beberapa karyawan
perusahaan pada masing masing bidangnya. Karyawan perusahaan akan
dibagi dalam beberapa kelompok regu yang setiap kepala regu akan
bertanggung jawab kepada pengawas masing masing seksi.

Bab V
Manajemen Perusahaan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

91

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Direktur Utama

Kabag Umum

Kasi Humas & K3

Kasi Tata Usaha

Kasi Personalia

Kabag
Admnistrasi

Kasi Pembelian

Kasi Pemasaran

Kasi Keuangan

Kasi Penelitian & Pengembangan

Kasi Lab & Mutu

Kasi Peralatan & Bengkel

Kabag
Keuangan &
Pemasaran

Kabag
Litbang

Kabag Teknik

Kasi Listrik & Instrumentasi

Kasi Utilitas

Kasi Proses Produksi

Kabag
Produksi &
Utilitas

Direktur Keuangan
& Administrasi

Kasi Hubungan Masyarakat

Direktur Teknik dan


Produksi

Gambar 5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

5.3.

Tugas dan Wewenang

5.3.1. Pemegang Saham


Pemegang saham adalah beberapa orang yang mengumpulkan
modal untuk kepentingan pendirian dan berjalannya operasi perusahaan
tersebut. Kekuasaan tertinggi pada perusahaan yang mempunyai bentuk
PT (Perseroan Terbatas) adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada RUPS tersebut para pemegang saham berwenang untuk :
1. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris
2. Mengangkat dan memberhentikan Direktur

Bab V
Manajemen Perusahaan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

3. Mengesahkan hasil-hasil usaha serta neraca perhitungan untung rugi


tahunan dari perusahaan.
5.3.2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan pelaksana tugas sehari-hari dari
pemilik saham, sehingga Dewan Komisaris akan bertanggung jawab
kepada pemilik saham.
Tugas-tugas Dewan Komisaris meliputi :
1. Menilai dan menyetujui rencana direksi tentang kebijakan umum, target
perusahaan, alokasi sumber-sumber dana dan pengarahan pemasaran.
2. Mengawasi tugas-tugas direksi
3. Membantu direksi dalam tugas-tugas penting
5.3.3. Dewan Direksi
Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan
dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap maju mundurnya perusahaan.
Direktur Utama bertanggung jawab terhadap Dewan Komisaris atas segala
tindakan dan kebijaksanaan yang diambil sebagai pimpinan perusahaan.
Direktur Utama membawahi Direktur Teknik dan Produksi, serta Direktur
Keuangan dan Administrasi.
Tugas-tugas Direktur Utama meliputi :
1. Melaksanakan kebijakan perusahaan dan mempertanggungjawabkan
pekerjaan pada pemegang saham pada akhir jabatan.

Bab V
Manajemen Perusahaan

92

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

2. Menjaga stabilitas organisasi perusahaan dan membuat kontinuitas


hubungan yang baik antara pemilik saham, pimpinan, konsumen, dan
karyawan.
3. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Bagian dengan persetujuan rapat
pemegang saham.
4. Mengkoordinir kerja sama dengan Direktur Teknik dan Produksi, dan
Direktur Keuangan dan Administrasi.
Tugas-tugas Direktur Teknik dan Produksi meliputi :
1. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam bidang produksi dan
teknik
2. Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan kepala
kepala bagian yang menjadi bawahannya.
3. Memimpin pelaksanaan kegiatan pabrik yang berhubungan dengan bidang
teknik, produksi pengembangan, pemeliharaan peralatan dan laboratorium.
Tugas Direktur Keuangan dan Administrasi meliputi :
Bertanggung jawab terhadap masalah-masalah pabrik yang berhubungan
dengan admistrasi, keuangan, hubungan masyarakat, dan hal umum
lainnya.
5.3.4 Kepala Bagian
Secara umum tugas Kepala Bagian adalah mengkoordinir,
mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan
bagiannya sesuai dengan garis-garis yang diberikan oleh perusahaan.
Kepala Bagian bertanggung jawab kepada Direktur Bidang. Kepala Bagian

Bab V
Manajemen Perusahaan

93

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

membawahi Kepala Seksi. Kepala Seksi merupakan pelaksana pekerjaan


dalam lingkungan bagiannya sesuai dengan rencana yang telah diatur oleh
kepala bagian masing-masing, agar diperoleh hasil yang maksimum dan
efektif selama berlangsungnya proses produksi. Setiap kepala seksi
bertanggung jawab terhadap kepala bagian masing masing sesuai dengan
seksinya.
Direktur Bidang membawahi 6 Kepala Bagian terdiri dari :
1. Kepala Bagian Produksi dan Utilitas
Bertanggung jawab kepada Direktur Teknik dan Produksi dalam
bidang mutu, jalannya operasi pabrik sehari-hari serta menjaga
kelangsungan proses produksi. Kepala Bagian Produksi dan Utilitas
membawahi 2 Kepala Seksi :
a) Kepala Seksi Proses Produksi
Tugas

: Mengawasi jalannya proses produksi.,menjalankan


tindakan seperlunya pada peralatan produksi yang
mengalami kerusakan, sebelum diperbaiki oleh
seksi yang berwenang.

Pendidikan

: Sarjana Teknik Kimia / Teknik Mesin

Jumlah

: 1 orang

Bawahan

: 5 orang kepala shift (S1/D3 Teknik Kimia)


25 orang operator (STM/SLTA)

Bab V
Manajemen Perusahaan

94

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

95

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

b) Kepala Seksi Utilitas


Tugas

:Melaksanakan dan mengatur sarana utilitas untuk


memenuhi kebutuhan proses, kebutuhan uap, air dan
tenaga listrik.

Pendidikan

: Sarjana Teknik Kimia / Teknik Mesin

Jumlah

: 1 orang

Bawahan

: 5 orang kepala shift (S-1/D3 Teknik Mesin)


15 orang operator (STM/SLTA)

2. Kepala Bagian Teknik


Bertanggung jawab kepada Direktur Teknik dan Produksi dan
bertanggung jawab terhadap pengelolaan pabrik secara teknis yang
meliputi

pemeliharaan

peralatan,

bengkel,

gudang,

dan

perlengkapannya.
Kepala Bagian Teknik membawahi 2 Kepala Seksi :
a) Kepala Seksi Listrik dan Instrumentasi
Tugas

: Bertanggung jawab terhadap penyediaan listrik


serta alat-alat instrumentasi

Pendidikan

: Sarjana Teknik Elektro

Jumlah

: 1 orang

Bawahan

: 5 orang kepala shift ( S-1 / D3 Teknik Elektro)


5 orang operator (STM Listrik)

Bab V
Manajemen Perusahaan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

96

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

b) Kepala Seksi Peralatan dan Bengkel


Tugas

:Bertanggung jawab terhadap kegiatan perawatan


dan

penggantian

alat-alat

serta

fasilitas

pendukungnya, dan melaksanakan pemeliharaan


fasilitas gedung dan peralatan pabrik.
Pendidikan

: Sarjana Teknik Kimia / Teknik Mesin

Jumlah

: 1 orang

Bawahan

: 5 orang kepala shift ( S-1/D3 Teknik Mesin)


5 orang operator (STM Mesin)

3. Kepala Bagian Pengembangan dan Penelitian (Litbang)


Bertanggung jawab kepada Direktur Teknik dan Produksi dan
bertanggung jawab memimpin aktivitas laboratorium, pengendalian
mutu, penelitian, dan pengembangan.
Kepala Bagian Litbang membawahi 2 Kepala Seksi :
a)

Kepala Seksi Laboratorium dan Pengendalian Mutu


Tugas

:Menyelenggarakan pemantauan hasil (mutu) dan


pengolahan limbah

Pendidikan

: Sarjana Teknik Kimia

Jumlah

: 1 orang

Bawahan

4 orang kepala shift

(S1 Teknik Kimia

/ MIPA Kimia)
4 orang operator (D3 MIPA / Analitik)

Bab V
Manajemen Perusahaan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

b)

Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan


Tugas

: Mengkoordinir kegiatan yang berhubungan dengan


peningkatan produksi dan efisiensi proses secara
keseluruhan

Pendidikan

: Sarjana Teknik Kimia

Jumlah

: 1 orang

Bawahan

: 3 orang ( S1 Teknik Kimia / Elektro / Mesin )

4. Kepala Bagian Keuangan dan Pemasaran


Bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan dan Administrasi
dalam bidang administrasi, keuangan dan pemasaran termasuk
pembelian bahan baku, bahan pembantun dan penjualan produk.
Kepala Bagian Keuangan membawahi 3 Kepala Seksi :
a) Kepala Seksi Keuangan
Tugas

: Bertanggung jawab terhadap pembukuan serta halhal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan

Pendidikan

: Sarjana Ekonomi / Akuntansi

Jumlah

: 1 orang

Bawahan

: 3 orang staff I (S1/D3 Ekonomi / Akuntansi)


5 orang staff II (SMEA)

b) Kepala Seksi Pemasaran


Tugas

: Mengkoordinasi kegiatan pemasaran produk dan


mengatur distribusi barang dari gudang

Pendidikan: Sarjana Teknik Industri / Ekonomi

Bab V
Manajemen Perusahaan

97

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Jumlah

: 1 orang

Bawahan : 5 orang staff I (S1/D3 Ekonomi / Akuntansi)


10 orang staff II (SMEA)
c) Kepala Seksi Pembelian
Tugas

:Mengatur dan mengumpulkan semua informasi


mengenai bahan baku dan bahan lain yang
dibutuhkan perusahaan dan mengadakan tender
pembelian.

Pendidikan: Sarjana Teknik Industri / Ekonomi


Jumlah

: 1 orang

Bawahan : 2 orang staff I (S1/D3 Ekonomi / Akuntansi)


5. Kepala Bagian Administrasi
Bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan dan Administrasi
dalam bidang administrasi pabrik, personalia, dan tata usaha.
Kepala Bagian Administrasi membawahi 2 Kepala Seksi:
a) Kepala Seksi Personalia
Tugas

: Mengkoordinasi kegiatan yang berhubungan


dengan kepegawaian

Pendidikan

: Sarjana Hukum / Psikologi

Jumlah

: 1 orang

Bawahan

: 2 orang staff I (S-1/D3 Komunikasi/Psikologi)


2 orang staff II (SLTA)

Bab V
Manajemen Perusahaan

98

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

99

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

b) Kepala Seksi Tata Usaha


Tugas

: Bertanggung jawab terhadap kegiatan yang


berhubungan dengan rumah tangga perusahaan serta
tata usaha kantor

Pendidikan

: Sarjana Hukum / Ekonomi

Jumlah

: 1 orang

Bawahan

: 2 orang staff I ( S-1/D3 Manajemen Perusahaan)


4 orang staff II (SLTA)

6. Kepala Bagian Umum


Bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan dan Administrasi
dalam mengelola bidang hubungan masyarakat, keamanan, dan
kesejahteraan karyawan.
Kepala Bagian Umum membawahi 2 Kepala Seksi:
a) Kepala Seksi Hubungan Masyarakat
Tugas

Menyelenggarakan

dengan

relasi

kegiatan

perusahaan,

yang

berkaitan

pemerintah

dan

masyarakat serta mengawasi langsung masalah


keamanan perusahaan
Pendidikan

: Sarjana Hukum / Psikologi / Komunikasi

Jumlah

: 1 orang

Bawahan

: 2 orang staff ( S1/D3 Komunikasi)


4 orang kepala regu keamanan
16 orang satpam

Bab V
Manajemen Perusahaan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

b) Kepala Seksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Tugas

: Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan


karyawan dan keluarga serta menangani masalah
keselamatan kerja dalam perusahaan

5.4.

Pendidikan

: Sarjana Kedokteran Umum

Jumlah

: 1 orang

Bawahan

: 3 orang staff (S1/D3 Hiperkes / Akper)

Pembagian Jam Kerja Karyawan


Pabrik etil asetat direncanakan beroperasi selama 330 hari dalam
satu tahun dan proses produksi berlangsung 24 jam per hari. Sisa hari yang
bukan hari libur digunakan untuk perbaikan dan perawatan (shutdown)
pabrik. Sedangkan pembagian jam kerja karyawan digolongkan dalam dua
golongan, yaitu :

1. Karyawan non shift / harian


Karyawan non shift adalah para karyawan yang tidak menangani
proses produksi secara langsung. Yang termasuk karyawan harian adalah
Direktur, Staf Ahli, Kepala Bagian, Kepala Seksi serta bawahan yang ada
di kantor. Karyawan harian akan bekerja selama 5 hari dalam seminggu,
dan libur pada hari Sabtu, Minggu, dan hari besar, dengan pembagian jam
kerja sebagai berikut :
Waktu kerja
Senin Kamis

Bab V
Manajemen Perusahaan

: 08.00 16.00 (istirahat 12.00 13.00)

100

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

101

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Jumat

: 08.00 16.00 (istirahat 11.00 13.00)

2. Karyawan shift
Karyawan shift adalah karyawan yang secara langsung menangani
proses produksi atau mengatur bagian bagian tertentu dari pabrik yang
mempunyai hubungan dengan masalah keamanan dan kelancaran
produksi. Yang termasuk karyawan shift antara lain : operator produksi,
sebagian dari bagian teknik, bagian gudang dan bagian utilitas,
pengendalian, laboratorium dan bagian-bagian keamanan. Para karyawan
shift akan bekerja bergantian sehari semalam, dengan pengaturan sebagai
berikut :
Shift pagi

: jam 07.00 15.00

Shift sore

: jam 15.00 23.00

Shift malam

: jam 23.00 07.00

Karyawan shift ini dibagi dalam 4 regu (A,B,C,D) dimana 3 regu


bekerja dan 1 regu istirahat dan dikenakan secara bergantian. Tiap regu
akan mendapat giliran 3 hari kerja dan 1 hari libur tiap-tiap shift dan
masuk lagi untuk shift berikutnya.
Tabel 5.1 Jadwal pembagian kelompok shift
Tanggal
1

10

11

12

dst

Shift

Bab V
Manajemen Perusahaan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Keterangan:
P

: Shift Pagi

: Shift Sore

: Shift Malam

Kelancaran produksi dari suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh


faktor kedisiplinan karyawannya. Untuk itu kepada seluruh karyawan
diberlakukan absensi dan masalah absensi ini digunakan pimpinan
perusahaan sebagai dasar dalam mengembangkan karier para karyawan
dalam perusahaan.

5.5.

Status Karyawan dan Sistem Upah


Pada pabrik etil asetat ini sistem upah karyawan berbeda-beda
tergantung pada status karyawan, kedudukan, tanggung jawab dan
keahlian. Menurut statusnya karyawan dibagi menjadi 3 golongan sebagai
berikut :

1.

Karyawan tetap
Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan

(SK) direksi dan mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan
masa kerja.
2.

Karyawan harian

Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan direksi tanpa SK direksi dan
mendapat upah harian yang dibayar tiap akhir pekan.

Bab V
Manajemen Perusahaan

102

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

103

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

3. Karyawan borongan
Yaitu karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperluakan saja. Karyawan
ini menerima upah borongan untuk suatu perusahaan.

5.6.

Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan dan Gaji


Jumlah karyawan harus ditentukan secara tepat sehingga semua
pekerjaan yang ada dapat diselesaikan dengan baik dan efisien.
Tabel 5.2. Jumlah karyawan shift

No

Jabatan

Jumlah

Karyawan proses

30

Karyawan pengendalian

20

Karyawan laboratorium

Karyawan pemasaran

Karyawan pembelian

Karyawan pemeliharaan

Karyawan utilitas

10

Total

76

Tabel 5.3. Jumlah karyawan non shift


No

Jabatan

Jumlah

Direktur Utama

Direktur

Bab V
Manajemen Perusahaan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

104

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

No

Jabatan

Jumlah

Staff Ahli

10

Litbang

15

Sekretaris

Kepala Bagian

Kepala Seksi

13

Karyawan K3

Karyawan Keuangan

10

Karyawan Personalia

11

Karyawan Keamanan

20

12

Dokter

13

Perawat

14

Sopir

15

Pesuruh

14

Total

115

Bab V
Manajemen Perusahaan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat

105

Dari Etanol dan Asam asetat


Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Tabel 5.4. Perincian golongan dan gaji karyawan


Gol.

Jabatan

Gaji/bulan (Rp.)

Kualifikasi

Direktur Utama

50.000.000,00

S-2

II

Direktur

30.000.000,00

S-1

III

Kepala Bagian

10.000.000,00

S-1

IV

Kepala Seksi

5.000.000,00

S-1

Kepala Shift

3.000.000,00

S-1/D-3

VI

Pegawai Staff 1

2.000.000,00

S-1/D-3

VII

Pegawai Staff 2

1.000.000,00

SLTA

1.800.000,00

D-3

VIII Operator
XI

Security

1.000.000,00

SLTA

Pegawai

1.000.000,00

SLTA

5.7.

Kesejahteraan Karyawan
Kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan pada karyawan antara lain :
1. Tunjangan
a. Tunjangan berupa gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan
karyawan yang bersangkutan
b. Tunjangan jabatan yang diberikan berdasarkan jabatan yang
dipegang karyawan
c. Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang bekerja
diluar jam kerja berdasarkan jumlah jam kerja

Bab V
Manajemen Perusahaan

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

2. Cuti
a. Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari
kerja dalam 1 tahun
b. Cuti sakit diberikan pada karyawan yang menderita sakit
berdasarkan keterangan dokter
3. Pakaian kerja
Pakaian kerja diberikan pada setiap karyawan sejumlah 3 pasang
untuk setiap tahunnya.
4. Pengobatan
a.Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang diakibatkan
oleh kerja, ditanggung oleh perusahaan sesuai dengan undang-undang.
b.Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit tidak disebabkan
oleh kecelakaan kerja, diatur berdasarkan kebijaksanaan perusahaan

Bab V
Manajemen Perusahaan

106

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

BAB VI
ANALISA EKONOMI

Pada perancangan pabrik etil asetat ini dilakukan evaluasi atau penilaian
investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang
menguntungkan atau tidak. Komponen terpenting dari perancangan ini adalah
estimasi harga alat - alat, karena harga ini dipakai sebagai dasar untuk estimasi
analisa ekonomi. Analisa ekonomi dipakai untuk mendapatkan perkiraan/ estimasi
tentang kelayakan investasi modal dalam suatu kegiatan produksi suatu pabrik
dengan meninjau kebutuhan modal investasi, besarnya laba yang diperoleh,
lamanya modal investasi dapat dikembalikan, dan terjadinya titik impas. Selain itu
analisa ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang
dapat menguntungkan atau tidak jika didirikan.
Evaluasi kelayakan pendirian pabrik etil asetat dengan kapasitas
10.000 ton/tahun :
6.1.

Dasar Perhitungan
Kapasitas produksi

: 10.000 ton/tahun

Satu tahun operasi

: 330 hari

Pabrik didirikan

: 2012

Harga bahan baku asam asetat

: US $ 1,058 / kg

Harga bahan baku etanol

: US $ 0,421 / kg

Harga etil asetat

: US $ 1,764 / kg

Katalis

: US $ 10 / kg
(www.icispricing.com)

Bab VI
Analisa Ekonomi

107

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

6.2.

Penafsiran Harga Peralatan


Harga peralatan proses tiap alat tergantung pada kondisi ekonomi
yang sedang terjadi. Untuk mengetahui harga peralatan yang pasti setiap
tahun sangat sulit sehingga diperlukan suatu metoda atau cara untuk
memperkirakan harga suatu alat dari data peralatan serupa tahun-tahun
sebelumnya. Penentuan harga peralatan dilakukan dengan menggunakan
data indeks harga.
Tabel 6.1 Indeks Harga Alat
Cost Indeks tahun

Chemical Engineering Plant Index

1991

361,3

1992

358,2

1993

359,2

1994

368,1

1995

381,1

1996

381,7

1997

386,5

1998

389,5

1999

390,6

2000

394,1

2001

394,3

2002

390,4

Sumber : Tabel 6-2 Peters & Timmerhaus, ed.5, 2003

Bab VI
Analisa Ekonomi

108

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

398
396
394

y = 2.4464x - 4499.7071

Indeks

392
390
388
386
384
382
380
1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

Tahun

Gambar 6.1 Chemical Engineering Cost Index

Dengan asumsi kenaikan indeks linear, maka dapat diturunkan persamaan


least square sehingga didapatkan persamaan berikut:
Y = 2,4464 X - 4499,7071
Jika X = 2012 maka Y (indeks tahun 2012) adalah 422,45. Harga alat dan
yang lainnya diperkirakan pada tahun evaluasi (2012) dan dilihat dari
grafik pada referensi. Untuk mengestimasi harga alat tersebut pada masa
sekarang digunakan persamaan :
Ex

= Ey .

Nx
Ny

Ex

= Harga pembelian pada tahun 2012

Ey

= Harga pembelian pada tahun referensi

Nx

= Indeks harga pada tahun 2012

Bab VI
Analisa Ekonomi

109

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Ny

= Indeks harga pada tahun referensi


(Peters & Timmerhaus, 2003)

6.3.

Penentuan Total Capital Investment (TCI)


Capital Investment adalah banyaknya pengeluaran - pengeluaran yang
diperlukan untuk fasilitas - fasilitas produktif dan untuk menjalankannya.
Capital Investment meliputi : Fixed capital investment dan working capital
investment
Asumsi - asumsi dan ketentuan yang digunakan dalam analisa
ekonomi :
1. Pengoperasian pabrik dimulai tahun 2015. Proses yang dijalankan
adalah proses kontinyu
2. Kapasitas produksi adalah 10.000 ton/tahun
3. Jumlah hari kerja adalah 330 hari per tahun
4. Shut down pabrik dilaksanakan selama 30 hari dalam satu tahun untuk
perbaikan alat-alat pabrik
5. Modal kerja yang diperhitungkan selama 1 bulan
6. Umur alat - alat pabrik diperkirakan 10 tahun.
7. Nilai rongsokan (Salvage Value) adalah nol
8. Situasi pasar, biaya dan lain - lain diperkirakan stabil selama pabrik
beroperasi
9. Upah buruh asing US $ 11 per manhour
10. Upah buruh lokal Rp. 7.500,00 per manhour
11. Satu manhour asing = 2 manhour Indonesia

Bab VI
Analisa Ekonomi

110

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

12. Kurs rupiah yang dipakai Rp. 10.755,00


6.3.1 Fixed Capital Invesment (FCI)
Fixed Capital Investment (Modal tetap) adalah investasi yang
digunakan untuk mendirikan fasilitas produksi dan pembantunya.
Tabel 6.2 Fixed Capital Invesment
No Jenis

US $

Purchase equipment cost (EC)

instalasi

pemipaan

instrumentasi

isolasi

listrik

bangunan

tanah dan perbaikan

utilitas

Rp.

Total Rp.

705.000

7.582.277.895

41.316

135.932.399

580.284.150

160.674

165.444.038

1.893.498.070

79.681

25.487.625

882.461.059

9837

22.357.302

375.021.391

32.791

22.357.302

367.568.956

131.163

1.410.656.352

39.349 3.876.317.100

4.299.514.006

622.263

6.692.439.439

1.822.075 4.247.895.466

23.844.313.889

Physical Plant Cost


10. Engineering & Construction
Direct Plant Cost
11. Contractors fee
12. Contingency
Fixed Capital Invesment (FCI)

364.415

849.579.093

4.768.862.776

2.186.490 5.097.474.559

28.613.176.667

218.649

509.747.456

2.861.317.667

546.623 1.274.368.640

7.153.294.167

2.951.762 6.881.590.655

38.627.788.500

6.3.2 Working Capital Investment (WCI)


Working Capital (Modal Kerja) adalah bagian yang diperlukan
untuk menjalankan usaha atau modal dalam operasi dari suatu pabrik
selama waktu tertentu dalam harga lancar.

Bab VI
Analisa Ekonomi

111

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Tabel 6.3 Working Capital Investment


No. Jenis

US $

1.

Persediaan Bahan baku

2.

Persediaan Bahan dalam proses

3.

Persediaan Produk

4.

Extended Credit

5.

Available Cash

Working Capital Investment (WCI)

Rp.

Total Rp.

1.008.945

10.851.203.274

2.028

27.052.253

48.858.227

446.054

5.951.495.708

10.748.810.023

1.469.756

15.807.226.791

446.054

5.951.495.708

10.748.810.023

3.372.837 11.930.043.669

48.204.908.337

6.3.3 Total Capital Investment (TCI)


TCI

= FCI + WCI
= Rp 86.832.696.838,-

6.4.

Penentuan Manufacturing Cost (TMC)


Total Manufacturing Cost (Biaya pengeluaran ) merupakan jumlah
direct, indirect, dan fixed manufacturing cost yang bersangkutan dengan
produk

6.4.1 Direct Manufacturing Cost (DMC)


Direct Manufacturing Cost merupakan pengeluaran yang bersangkutan
langsung dalam pembuatan produk.

Bab VI
Analisa Ekonomi

112

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Tabel 6.4 Direct Manufacturing Cost


No. Jenis

US $

1.

Harga Bahan Baku

2.

Gaji Pegawai

3.

Supervisi

4.

Maintenance

5.

Plant Supplies

6.

Royalty & Patent

7.

Utilitas

Direct Manufacturing Cost

Rp.

Total Rp.

997.268

10.725.618.985

2.760.000.000

2.760.000.000

2.250.000.000

2.250.000.000

206.623

447.303.393

2.669.537.242

30.993

67.095.509

400.430.586

881.854

9.484.336.074

61.790.534.854

61.790.534.854

2.116.739

67.314.933.755

90.080.457.742

6.4.2 Indirect Manufacturing Cost (IMC)


Indirect

Manufacturing

Cost

adalah

pengeluaran

sabagai

akibat

pengeluaran tidak langsung dari operasi pabrik.


Tabel 6.5 Indirect Manufacturing Cost
No. Jenis

US $

1.

Payroll Overhead

2.

Laboratory

3.

Plant Overhead

4.

Packaging & Shipping

Indirect Manufacturing Cost

Rp.

Total Rp.

552.000.000

552.000.000

414.000.000

414.000.000

2.208.000.000

2.208.000.000

2.645.561

28.453.008.223

2.645.561

3.174.000.000

31.627.008.223

6.4.3 Fixed Manufacturing Cost (FMC)


Fixed Manufacturing Cost merupakan harga yang berkenaan
dengan fixed capital dan pengeluaran yang bersangkutan dengan fixed
capital dimana harganya tetap, tidak tergantung waktu maupun tingkat
produksi

Bab VI
Analisa Ekonomi

113

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Tabel 6.6 Fixed Manufacturing Cost


No. Jenis

US $

1.

Depresiasi

2.

Property Tax

3.

Asuransi

Fixed Manufacturing Cost

Rp.

Total Rp.

295.176

668.159.065

3.862.778.850

147.588

103.223.860

1.690.533.752

147.588

137.631.813

1.724.941.705

590.352

929.014.738

7.278.254.308

6.4.4 Total Manufacturing Cost (TMC)


TMC = DMC + IMC + FMC
= Rp. 128.985.720.272,-

6.5.

Penentuan Total Production Cost (TPC)


Total Production Cost (TPC) adalah biaya total Manufaturing
Cost dan General Expense

6.5.1. General Expense (GE)


General Expense (Biaya pengeluaran Umum) adalah pengeluaran
yang tidak berkaitan dengan produksi tetapi berhubungan dengan
operasional perusahaan secara umum
Tabel 6.7 General Expense
No. Jenis
1.

Administrasi

2.

Sales

3.

Research

4.

Finance

General Expense (GE)

Bab VI
Analisa Ekonomi

US $

Rp.

Total Rp.

3.811.000.000

3.811.000.000

1.763.707

18.968.672.149

705.483

7.587.468.860

326.757

1.066.793.042

4.581.062.838

2.795.947

4.877.793.042

34.948.203.846

114

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

6.5.2. Total Production Cost (TPC)


TPC

6.6.

= TMC + GE = Rp. 163.933.924.119,-

Profitability
Profitability (keuntungan) adalah selisih antara total penjualan
produk dengan total biaya produksi yang dikeluarkan. Profitability
sebelum pajak dapat diketahui dengan perhitungan dibawah ini :
Profitability

= Total penjualan produk - Total biaya produksi

Profitability

= Rp. 189.686.721.489,- Rp. 163.933.924.119,= Rp. 25.752.797.370,(Donald, 1989)

Jika pajak sebesar 15% dari profitability sebelum pajak maka akan didapat
profitability setelah pajak sebesar Rp. 21.889.877.764,-

6.7

Analisa Kelayakan

6.7.1 Percent Return 0n Investment (% ROI)


Percent Return 0n Investment adalah rasio keuntungan tahunan
dengan mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembalikan modal
investasi.
ROI membandingkan laba rata - rata terhadap Fixed Capital Investment.
Prb

Pb ra
IF

Pra

Prb = % ROI sebelum pajak

Bab VI
Analisa Ekonomi

115

Pa ra
IF

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Pra = % ROI setelah pajak


Pb

= Keuntungan sebelum pajak

Pa

= Keuntungan setelah pajak

ra

= Annual production rate

IF

= Fixed Capital Investment


(Aries-Newton, 1955)

6.7.2 Pay Out Time (POT)


Pay Out Time adalah jumlah tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan Fixed Capital Investment berdasarkan profit yang diperoleh.

D
D

IF
Pb ra 0,1 IF

= Pay Out time, tahun

Pb = Keuntungan sebelum pajak


ra

= Annual production rate

IF

= Fixed Capital Investment


(Aries-Newton, 1955)

6.7.3 Break Even Point (BEP)


BEP adalah titik impas, besarnya kapasitas produksi dapat menutupi
biaya keseluruhan, dimana pabrik tidak mendapatkan keuntungan namun tidak
menderita kerugian.

ra

Bab VI
Analisa Ekonomi

Fa 0,3 R a Z
Sa - Va - 0,7 R a

116

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

ra

= Annual production rate

Fa

= Annual fixed expense at max production

Ra

= Annual regulated expense at max production

Sa

= Annual sales value at max production

Va

= Annual variable expense at max production

= Annual max production


(Peters & Timmerhaus, 2003)

6.7.4 Shut Down Point (SDP)


Shut Down Point adalah suatu

titik dimana pabrik mengalami kerugian

sebesar Fixed Cost yang menyebabkan pabrik harus tutup.

ra

0,3 R a Z
Sa - Va - 0,7 R a
(Peters & Timmerhaus, 2003)

6.7.5 Discounted Cash Flow (DCF)


Discounted Cash Flow adalah interest rate yang diperoleh ketika seluruh modal
yang ada digunakan semuanya untuk proses produksi. DCF dari suatu pabrik
dinilai menguntungkan jika melebihi satu setengah kali bunga pinjaman bank.
DCF (i) dapat dihitung dengan metode Present Value Analysis dan Future
Value Analysis.
Present Value Analysis :
(FC + WC) =

C
C
C
C
WC
SV
+
+
+ .+
+
+
2
3
n
n
(1 i )
(1 i )
(1 i)
(1 i )
(1 i )
(1 i ) n

Future Value Analysis :

Bab VI
Analisa Ekonomi

117

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

(FC + WC) (1 + i)n = (WC + SV) + (1 i) n 1 (1 i )n 2 ... 1 C


dengan trial solution diperoleh nilai i = %
(Peters & Timmerhaus, 2003)
Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil seperti pada tabel berikut :
Tabel 6.8 Analisa Kelayakan
No. Keterangan
1.

2.

Perhitungan

Batasan

ROI sebelum pajak

66,67 %

min.44 %

ROI setelah pajak

56,67 %

Percent Return On Investment (% ROI)

Pay Out Time (POT), tahun


POT sebelum pajak

1,3 tahun

POT setelah pajak

1,5 tahun

3.

Break Even Point (BEP)

50,89 %

4.

Shut Down Point (SDP)

33,37 %

5.

Discounted Cash Flow (DCF)

21,45 %

Bab VI
Analisa Ekonomi

118

max 2 tahun

40 - 60 %

min 12 %

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Gambar 6.2 Grafik analisa kelayakan pabrik

Bab VI
Analisa Ekonomi

119

Tugas Akhir
Prarancangan Pabrik Etil Asetat
Dari Etanol dan Asam Asetat
Kapasitas 10.000 Ton/Tahun

Bab VI
Analisa Ekonomi

120

Anda mungkin juga menyukai