Anda di halaman 1dari 8

GOUT

A. Definisi
Menurut Revves (2004) Gout Artritis adalah asymmetrik (monoarticular)
yang berhubungan dengan hyperurisemia, peradangan ini biasanya mempengaruhi
persendian perifer, yang disebabkan oleh deposisi crystal urate monosodium.
Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan yang dihasilkan dari
metabolisme/pemecahan purin. Asam urat sebenarnya merupakan antioksidan dari
manusia dan hewan, tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan
mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam urat mempunyai
peran sebagai antioksidan bila kadarnya tidak berlebihan dalam darah, namun bila
kadarnya berlebih asam urat akan berperan sebagai prooksidan (McCrudden
Francis H. 2000). Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang
berhubungan dengan defek genetik pada metabilosme purin (hiperuresemia).
(suzanne C.Smelzer, 2010)
Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil pemeriksaan darah dan urin.
Nilai rujukan kadar darah asam urat normal pada laki-laki yaitu 3.6 - 8.2 mg/dl
sedangkan pada perempuan yaitu 2.3 - 6.1 mg/dl (E. Spicher, Jack Smith W.
1994).
B. Etiologi
Menurut

Malya

(2003), faktor

faktor yang berperan dalam

perkembangan gout adalah faktor yang menyebabkan terjadinya hiperurisemia


diantaranya adalah :
1. Gangguan konsentrasi pembentukan asam urat yang berlebih :
a. Gout primer : akibat pembentukan langsung asam urat yang berlebih.
b. Gout sekunder : ekskresi asam urat berkurang akibat proses penyakit atau
pemakaian obat-obatan.
2. Menurut Carter (dalam Arina Malya, 2003) penyebab dari gout :
a. Diit tinggi purin
b. Konsumsi minumam beralkohol
c. Pengaruh obat-obatan terhadap kadar asam urat dengan efek yang
ditimbulkanya dapat menghambat ekskresi asam urat dalam ginjal (seperti :
aspirin, diuretik)

C. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa
kurang dari 7 mg/dL dan pada wanita kurang dari 6 mg/dL. Dan apabila
konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7,0 mg/dL dapat menyebabkan
penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan
dengan peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam
serum. Jika kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respon
inflamasi dan diteruskan dengan terjadinya serangan gout. Dengan adanya serang
yang berulang-ulang, penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan
thopi akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan
telinga. Akibat penumpukan asam urat yang terjadi secara sekunder dapat
menimbulkan nefrolotiasis urat (batu urat) dengan disertai penyakit ginjal kronis.
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik
menunjukkan bahwa faktor-faktor non-kristal mungkin berhubungan dengan
reaksi inflamasi. Kristal monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan
immunoglobulin yang terutama berupa igG. Dimana igG akan meningkatkan
fagositosis kristal

dan dengan demikian dapat memperlihatkan aktifitas

imunologik.
Perjalanan penyakit asam urat mempunyai 4 tahap, yaitu:
1. Tahap 1 (tahap gout arthritis akut)
Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan arthritis yang khas
untuk pertama kalinya. Serangan arthritis tersebut akan menghilang tanpa
pengobatan dalam waktu sekitar 5-7 hari. Bila dilakukan pengobatan maka
akan lebih cepat menghilang. Karena cepat hilang maka penderita sering
menduga kakinya hanya keseleo atau terkena infeksi, sehingga tidak menduga
terkena penyakit gout arthritis dan tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada pemeriksaan kadang-kadang tidak ditemukan ciri-ciri penderita terserang
penyakit gout arthritis. Ini karena serangan pertama berlangsung sangat singkat
dan dapat sembuh dengan sendirinya (self-limiting), maka penderita sering
berobat ke tukang urut dan pada saat penderita sembuh, penderita menyangkal
hal itu dikarenakan hasil pijitan/urutan. Namun jika dilihat dari teori, nyeri

yang diakibatkan asam urat tidak boleh dipijat ataupun diurut, tanpa diobati
atau diurut sekalipun serang pertama kali ini akan hilang sendiri.
2. Tahap 2 (tahap gout interkritikal)
Pada tahap ini dalam keadaan sehat selama rentang waktu tertentu.
Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari rentang waktu 1-10 tahun.
Namun rata-rata rentang waktunya 1-2 tahun. Panjangnya rentang waktu pada
tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa dirinya pernah menderita serang
gout arthritis akut atau menyangka serangan pertama kali yang dialami tidak
ada hubungannya dengan penyakit gout arthrits.
3. Tahap 3 ( tahap gout arthritis intermiten)
Setelah melawati masa gout arthritis selama bertahun-tahun tanpa gejala,
maka penderitaan akan memasuki tahap ini yang ditandai denagn serang
arthritis yang khas seperti diatas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat
serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dengan serangan
berikutnya makin lama makin panjang, jumlah sendi yang terserang semakin
banyak.
4. Tahap 4 (tahap gout arthritis kronik tofaceus)
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau
lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan disekitar sendi yang
sering meradang yang disebut sebagai thopi. Thopi ini merupakan benjolan
keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan defosit dari kristal
monosodium urat. Thopi ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan
tulang disekitarnnya. Bila ukuran thopi semakin besar dan banyak akan
mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.
D. Faktor resiko terjadinya asam urat
Tidak semua orang dengan peningkatan asam urat dalam darah akan menderita
penyakit asam urat. Namun ada beberapa kondisi yang menyebabkan seseorang
menderita penyakit asam urat, diantaranya:
1. Pola makan tidak terkontrol
2. Seseorang dengan berat badan berlebih (obesitas)
3. Suku bangsa tertentu
4. Peminum alkohol
5. Seseorang yang memiliki riwayat keluarga dan penyakit asam urat
6. Seseorang kurang mengkonsumsi air putih
7. Seseorang dengan gangguan ginjal dan hipertensi
8. Seseorang yang menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu yang lama

9. Seseorang yang mempunyai penyakit DM


E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang ditimbulkan pada penyakit asam urat antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Nyeri hebat pada malam hari, sehingga penderita sering terbangun saat tidur.
2. Saat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, merah dan teraba
panas, keadaan akut biasanya berlangsung 3 hingga 10 hari, dilanjutkan dengan
periode tenang. Keadaan akut dan masa tenang dapat terjadi berulang kali dan
makin lama makin berat dan bila berlanjut akan mengenai beberapa sendi dan
jaringan bukan sendi.
3. Disertai pembentukan kristal nutrium urat, yang dinamakan thopi.
4. Terjadi deformitas sendi secara kronis.
5. Berdasarkan diagnosis dari American Rheumatism Association (ARA),
seseorang dikatakan menderita asam urat jika memenuhi beberapa kriteria
berikut:
a. Terdapat kristal MSO (monosodium urat) didalam cairan sendi
b. Terdapat kristal MSO (monosodium urat) didalam thopi, ditentukan
berdasarkan

pemeriksaan

kimiawi

dan

mikroskopik

dengan

sinar

terpolarisasi.
c. Didapatkan 6 dari 12 kriteria di bawah ini:
1) Terjadi serangan arthritis akut lebih dari satu kali
2) Terjadi peradangan secara maksimal pada hari pertama gejala atau
serangan datang.
3) Merupakan arthritis monoartikular (hanya terjadi di satu sisi persendian)
4) Sendi yang terserang berwarna kemerahan
5) Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau
bengkak
6) Serangan nyeri unilateral (di salah satu sisi) pada metatarsophalangeal
7) Serangan nyeri unilateral pada sendi tarsal (jari kaki)
8) Adanya thopi (defosit besar dan tidak teratur yang berasal dari natrium
urat) di kartilago artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi
9) Terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah (lebih dari 7,5 mg/dL)
10) Pada gambaran radiologis tampak pembengkakan sendi secara asimetris
(satu sisi tubuh saja)
11) Pada gambaran radiologis tampak kista subkortikal tanpa erosi
12) Hasil kultur cairan sendi menunjukkan nilai negative.
Kadar asam urat darah yang tinggi dapat menyebabkan kesemutan, pegalpegal, linu-linu, persendian terasa kaku, nyeri sendi, rematik asam urat, sampai

pada penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Rasa ngilu biasanya dirasakan di
kaki kanan dan tangan kiri. Jika sudah menyerang tangan kiri, rasa ngilu itu akan
terus merambat ke bahu dan leher (Nyoman Kertia, 2009, Vitahelth, 2006).
F. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan mencakup evaluasi manifestasi lokal seperti
rasa sakit, eritema, tenderness, pembengkakan dan pembatasan gerak dan juga
memeriksa setiap manifestasi sistemik, penyebab percepatan penyakit tersebut,
serangan sebelumnya, dan riwayat keluarga mengenai gout (encok).
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih
besar dari 7,0 mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium
dan ESR serta WBC selama serangan. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan
untuk mengetahui kondisi lain dan dapat menunjukkan adanya edema jaringan
lunak dan tofus.
1. Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan
hiperuricemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama
serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas
normal yaitu 5000 - 10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate
mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di
persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi
dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam
asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam
urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan
gangguan

ekskresi

pada

pasien

dengan

peningkatan

serum

asam

urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu
toilet

selama

waktu

pengumpulan.

Biasanya

diet

purin

normal

direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada


waktu itu diindikasikan.

5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material
aspirasi dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam,
memberikan diagnosis definitif gout.
6. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang

terserang,

hasil

pemeriksaan

akan

menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah


penyakit berkembang progresif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada
tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan asam urat secara umum, dapat diatasi dengan
menggunakkan pengobatan modern (kimia) atau pun pengobatan tradisional.
Berikut penjelasan masing-masing dari pengobatan tersebut:
1. Pengobatan modern (kimia)
Pengobatan modern ini bisa diperolah dengan resep dokter. Obatobatannya antara lain:
a. Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS), yang berfungsi untuk mengatasi
nyeri sendi akibat proses peradangan.
b. Kortikosteroid, yang berfungsi sebagai obat anti radang dan menekan reaksi
imun. Obat ini dapat diberikan dalam bentuk tablet atau suntukan dibagian
sendi yang sakit.
c. Imunosupresif, yang berfungsi untuk menekan reaksi imun. Obat ini jarang
digunakan karena efek sampingnya cukup berat yaitu dapat menimbulkan
penyakit kanker dan bersifat racun bagi ginjal dan hati.
d. Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan vitamin dan mineral yang
berkasiat untuk mengobati asam urat. Asupan vitamin dan mineral dapat
diperoleh dengan mengkonsumsi buah atau sayuran segar yang berwarna
hijau atau orange, seperti wortel.
Selain obat-obatan tersebut, pengobatan secara medis dapat juga dilakukan
melalui program rehabilitasi. Rehabilitasi ini berfungsi untuk mengembalikan
kemampuan penderita seperti semula sehingga dapat menjalankan kehidupan
sehari-hari dengan lancar. Caranya adalah dengan mengistirahatkan sendi yang
sakit, melakukan pemanasan atau pendinginan, dan memanfaatkan arus listrik
untuk meningkatkan ambang rasa sakit.

2. Pengobatan tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan
bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah dilakukan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman. (Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
246/Menkes/Per/V/1990 pasal 1).
Obat tradisional yang berasal dari tanaman/tumbuhan memiliki efek
samping yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan obat-obatan kimia,
selain itu murah dan mudah diperoleh. Hal ini disebabkan efek dari tanaman
obat yang bersifat alami dan tidak sekeras efek dari obat-obatan kimia. Tubuh
manusia pun lebih mudah beradaptasi dengan obat dari bahan tanaman
dibandingkan dengan obat kimia (muhlisah, 2008).
H. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
1. Deformitas pada persendian yang terserang
2. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
3. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal

Daftar Pustaka

1. Budiyanto, dr. Hasan. (2002). Mengenal Penyakit Asam Urat. Jakarta: Pustaka
Jaya
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Mengenal Gout Artritis,
3. Muhammad, AsAdi. (2011). Waspadai Asam Urat. Yogyakarta: Diva Press
4. Reeves, Charlene J., Gayle, Roux., & Lockhart, Robin. (2002). Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai