Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

FISIOLOGI CAIRAN DAN DARAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi
Dosen : Tori Rikhiantor, M.Kep

OLEH :
KELOMPOK I

EDI SUPRIYANTO

1601005P

MARSUN WAHYUDI

1601013P

AMRI

1601021P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
AISYAH PRENGSEWU LAMPUNG
2016

1 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan atas anugrah, penyertaan, perlindungan, dan


petunjuk-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Fisiologi Cairan Dan Darah Makala ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Fisiologi
Penyusun menyadari masih banyak kesalahan, keterbatasan wawasan,
sehingga hasilnya mungkin masih jauh dari yang diharapkan. Untuk itu, pendapat,
kritik, dan saran dari pemeriksa dan pembaca sangat saya harapkan demi terwujudnya
kesempurnaan makala ini.

Pringsewu, 23 November 2016

2 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

DAFTAR ISI

......................................................2
................................................3
...............................................4
...............................................5
...............................................6

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN MATERI
A. Pengertian Cairan Dan
Elektrolit
B. Fungsi Cairan Dalam Tubuh
C. Cairan Dalam Tubuh
Manusia

....................................................6
..............................................7

D. Fungsi Elektrolit Dalam

............................................8

Tubuh

............................................8

E. Elektrolit Utama Tubuh


F. Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi

..................................................9

Keseimbangan Cairan Dan


Elektrolit

.................................................11

G. Gangguan Keseimbangan

.................................................12

Cairan Elektrolit

.................................................13

H. Pengertian Fisiologi Darah


I. Kandungan Darah

.................................................13

J. Fungsi Darah

.................................................14

K. Bagian-Bagian Darah
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA

.................................................22
..................................................22
..................................................23
...................................................24

BAB I
PENDAHULUAN

3 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

Cairan tubuh sangat penting untuk semua proses kehidupan diantaranya untuk
kelangsungan proses metabolisme dan media transportasi ion, gizi dan sisa
metabolisme, juga untuk sekresi ensim dan hormon dalam mempertahankan suhu
tubuh, volume dan tekanan darah
Keseimbangan cairan dan elektrolit pada manusia adalah salah satu materi
penting yang harus kita pelajari dalam ilmu dasar keperawatan, yang mana cairan
tubuh memiliki arti satu kesatuan cairan dalam tubuh, dengan adanya regulasi dalam
hal volume dan unsur-unsur yang dikandungnya melalui pertukaran antar
kompartemen (hubungan osmotic). Dengan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi
persyaratan tugas yang wajib diselesaikan, dan tentunya menjadi suatu bahan
pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi kami
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah
zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total
berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara
keseluruhan, katagori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah; bayi baru
lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita
dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan.

4 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh,
dan jenis kelamin.
Sedangkan elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh
mengandung oksigen, dan sisa metabolisme, seperti karbondioksida, yang semuanya
disebut dengan ion. Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah menjadi ion Na +
dan Cl+. Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat menghantarkan arus
listrik. Ion yang bermuatan negatif disebut anion sedangkan ion yang bermuatan
positif disebut kation.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari
bahasa Yunani haima yang berarti darah.

BAB II
TINJAUAN TEORI

5 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

A. PENGERTIAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


1. Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut (Price, 2006).
Kemudian elektrolit itu sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan partikelpartikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Price,
Silvia, 2006). Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
2. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik
yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan tubuh dibagi dalam dua
kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Total jumlah
volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60 % dari berat badan pria
dan 50 % dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada kandungan
lemak badan dan usia
B. FUNGSI CAIRAN DALAM TUBUH
1. Dalam proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh,air mempunyai 2 fungsi
utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat,vitamin dan
mineral pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh.
2. Selain itu, air didalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk
samping hasil metabolisme juga dapat dikatakan berperan dalam proses
metabolisme seperti karbon dioksida (CO ) dan juga senyawa nitrat
3. Sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata, mulut dan hidung,
pelumas dalam cairan sendi
4. Katalisator reaksi biologik sel,
5. Pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga
tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut.

6 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

6. Selain itu sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada
pada kondisi ideal yaitu 37C
C. CAIRAN DALAM TUBUH MANUSIA
Agar dapat mempertahankan kesehatan

dan kehidupannya,

manusia

membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi yang tepat di
berbagai jaringan tubuh. Hal tersebut dapat dicapai dengan serangkaian manuver
fisika-kimia yang kompleks. Air menempati proporsi yang besar dalam tubuh.
Seseorang dengan berat 70 kg bisa memiliki sekitar 50 liter air dalam tubuhnya.
Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat badan pria dewasa, dan 55%
tubuh pria lanjut usia. Karena wanita memiliki simpanan lemak yang relative
banyak (relative bebas-air), kandungan air dalam tubuh wanita 10% lebih sedikit
dibandingkan pria. Air tersimpan dalam dua kompartemen utama dalam tubuh,
yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS). CIS adalah cairan yang berada dalam sel di seluruh
tubuh. Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia.
Jumlahnya sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan.
Elektrolit kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion
terbanyak adalah HPO42-, protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-, Cl2. Cairan ekstraselular (CES). CES merupakan cairan yang terdapat di luar sel
dan menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan
intravascular, cairan interstisial, dan cairan transeluler. Cairan interstisial
terdapat dalam ruang antar-sel, plasma darah, cairan serebrospinal, limfe, serta
cairan rongga serosa dan sendi. Akan tetapi, jumlahnya terlalu sedikit untuk
berperan dalam keseimbangan cairan. Guna mempertahankan keseimbangan
kimia dan elektrolit tubuh serta mempertahankan pH yang normal, tubuh
melakukan mekanisme pertukaran dua arah antara CIS dan CES. Elektrolit
yang berperan adalah : kation dan anion.
D. FUNGSI ELEKTROLIT DALAM TUBUH
1. Membantu dalam perpindahan cairan antara ruangan dalam sel dan di luar sel
terutama denga adanya natrrium. Apabila jumlah natrium dalam CES
meningkat maka sejumlah cairan akan berpindah menuju CES untuk
keseimbangan cairan.
2. Mengatur keseimbangan asam basa dan menentukan pH darah dengan adanya
sistem bufer.
7 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

3. Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit di CES dan CIS maka akan
terjadi

perpindahan

yang

menghasilkan

implusimplus

saraf

dan

mengakibatkan terjadinya kontraksi otot.


E. ELEKTROLIT UTAMA TUBUH MANUSIA
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan
dan tidak bermuatan listrik, seperti protein, urea, glukosa, oksigen, karbon
dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium
(Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-).
Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan
bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian
berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan
negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif. Komposisi dari
elektrolit-elektrolit tubuh baik pada intarseluler maupun pada plasma terinci
dalam tabel di bawah ini :
No

Elektrolit

1.

Kation :

2.

Ekstraseluler

Interstitial

Intraseluler Plasma

Natrium (Na+)

144,0 mEq

137,0 mEq

10 mEq

Kalium (K+)

5,0 mEq

4,7 mEq

141 mEq

Kalsium (Ca++)

2,5 mEq

2,4 mEq

Magnesium (Mg ++)


. Anion :

1,5 mEq

1,4 mEq

31 mEq

Klorida (Cl-)

107,0 mEq

112,7 mEq

4 mEq

Bikarbonat (HCO3-)

27,0 mEq

28,3 mEq

10 mEq

2,0 mEq

2,0 mEq

11 mEq

0,5 mEq

0,5 mEq

1 mEq

1,2 mEq

0,2 mEq

Fosfat (HPO42-)
Sulfat (SO42-)
Protein

8 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

mEq

F. FAKTOR-

FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

KESEIMBANGAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT


1. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia
berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan
metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertumbuhan memiliki
proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa.
Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga
lebih besar dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi
dan anak-anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi
ginjal mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan
cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan
pernapasan. Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
sering disebabkan oleh masalah jantung atau gangguan ginjal
2. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan
dan elektrolit. Aktivitas menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam
tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan haluaran cairan melalui keringat.
Dengan demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu,
kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami
peningkatan laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.

4. Iklim
Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak
terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui
kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak
dapat disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu
bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme dan usia.
Individu yang tinggal di lingkungan yang bersuhu tinggi atau di dearah dengan
kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairan dan
elektrolit. Demikian pula pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang
bersuhu tinggi, mereka dapat kehilangan cairan lebih banyak.
5. Diet

9 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit.


Jika asupan makanan tidak seimbang, tubuh berusaha memecah simpanan
protein dengan terlebih

dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen.

Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin.


6. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.
Saat stress, tubuh mengalami peningkatan metabolism seluler, peningkatan
konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot. Mekanisme ini mengakibatkan
retensi air dan natrium. Disamping itu, stress juga menyebabkan peningkatan
produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.
7. Penyakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh Misalnya Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan
kehilangan air melalui IWL, penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat
mempengaruhi proses regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
1. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan
cairan dan elektrolit tubuh. Tindakan pengisapan cairan lambung dapat
menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.

9. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.
Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretic
menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air
dalam tubuh.
G. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Hal ini dapat terjadi apabila mekanisme kompensasi tubuh tidak mampu
mempertahankan homeostatis. Gangguan keseimbangan cairan dapat berupa
defisit volume cairan atau sebaliknya.
1. Defisit volume cairan (fluid volume defisit [FVD]). Defisit volume cairan
adalah suatu kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan defisiensi
cairan dan elektrolit di ruang ekstrasel, namun proporsi antara keduanya
(cairan dan elektrolit) mendekati normal. Kondisi ini dikenal juga dengan
10 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

istilah hipovolemia. Pada keadaan hipovolemia, tekanan osmotik mengalami


perubahan sehingga cairan interstisial menjadi kosong dan cairan intrasel
masuk ke ruang interstisial sehingga mengganggu kehidupan sel. Secara
umum, kondisi defisit volume cairan (dehidrasi) terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Dehidrasi ringan. Pada kondisi ini, kehilangan cairan mencapai 5% dari
berat tubuh atau sekitar 1,5-2 liter. Kehilangan cairan sebesar 5% pada
anak yang lebih besar dan individu dewasa sudah dikategorikan sebagai
dehidrasi berat. Kehilangan cairan yang berlebih dapat berlangsung
melalui kulit, saluran pencernaan, perkemihan, paru-paru, atau pembuluh
darah.
b. Dehidrasi sedang. Kondisi ini terjadi apabila kehilangn cairan mencapai
5-10% dari berat tubuh atau sekitar 2-4 liter. Kaddar natrium serum
berkisar 152-158 mEq/l. Salah satu gejalanya adalah mata cekung.
c. Dehidrasi berat. Kondisi ini terjadi apabila kehilangan cairan mencapai 46 liter. Kadar natrium serum berkisar 159-166 mEq/l. Pada kondisi ini
penderita dapat mengalami hipotensi.
2.

Kelebihan volume cairan


Kelebihan volome cairan adalah Peningkatan retensi cairan isoonik, dan
faktor-faktor yang berhubungan dengan kelebihan volome cairan yaitu
Gangguan mekanisme pengaturan,Asupan cairan yang berlebihan Asupan
natrium yang berlebihan,Peningkatan asupan cairan sekunder akibat
hiperglikemia, pegobatan, dorongan kompulsif untuk minum air dan aktivitas
lainnya,ketidakcukupan protein sekunder akibat penurunan asupan atau
peningkatan kehilangan,Disfungsi ginja, gagal jantung, retensi natrium,
imobilisasi, dan aktivitas lain.

H. PENGERTIAN FISIOLOGI DARAH


Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga
menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah terdiri dari dua komponen,yaitu
11 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

plasma darah dan sel-sel darah. Banyaknya volume darah yang beredar di dalam
tubuh manusia 8% dari berat badan atau sekitar 5600cc pada orang yang bobot
tubuhnya 70kg. Dari 5600cc darah tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan
sekitar 45% adalah sel-sel darah. Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat
di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya
tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida
didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah
tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut
sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh.
Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ1,0411,065, temperatur380C, dan PH 7,37-7,45.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa
jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer,
tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan
ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit
obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna
apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira
1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiaptiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau
pembuluh darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan yang mengandung besi dalam bentuk heme,
yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga
mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke
hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
I. KANDUNGAN DARAH
Kandungan dalam darah:
1. Air : 91%\
2. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
3. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium, kalsium, dan zat besi).

12 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

4. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan
asam amino).
J.FUNGSI DARAH
1. Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh, Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan
melalui paru-paru, Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk
diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh, mengangkat /
mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui ginjal dan kulit, mengedarkan hormon;hormon untuk membantu
proses fisiologis
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam
tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zatzat anti racun.
2. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
3. menjaga keseetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindario
kerusakan
K. BAGIAN- BAGIAN DARAH
1. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak
mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat
bergerak. Banyaknya kirakira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya
kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut
hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak
mengandung oksigen. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan
permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan flexible, sehingga
memungkinkan eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil). Setiap
eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pernafasan
yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel.
Hemoglobin adalah protein pigmen yang memberi warna merah pada darah.
Setiap hemoglobin terdiri dari protein yang disebut globin dan pigmen nonprotein yang disebut heme. Setiap heme berikatan dengan rantai polipeptida
yang mengandung besi (Fe2+). Funsi utama hemoglobin adalah mengangkut
13 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

oksigen dari paru-paru membentuk oksihemoglobin.


Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paruparu untuk
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari
jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paruparu. Pengikatan oksigen dan
karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa
dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen)
jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang
nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen,
dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut
karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang
mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah,
limpa dan hati. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis
terjadi di sumsum tulang. Pembentukannya diatur oleh suatu hormon
glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Sel pertama yang diketahui
sebagai rangkaian pembentukan eritrosit disebut Proeritroblas. Dengan
rangsangan yang sesuai maka dari sel-sel tunas (stem cell) ini dapat dibentuk
banyak sekali sel. Proeritoblas kemudian akan membelah beberapa kali. Selsel baru dari generasi pertama ini disebut sebagai basofil eritroblas sebab
dapat di cat dengan zat warna basa. Sel-sel ini mengandung sedikit sekali
hemoglobin. Pada tahap berikutnya akan terbentuk cukup hemoglobin yang
disebut Polikromatofil eritroblas. Sesudah terjadi pembelahan berikutnya
maka akan terbentuk lebih banyak lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebut
Ortokromatik eritroblas dimana warnanya menjadi merah. Akhirnya bila
sitplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi oleh hemoglobin hingga mencapai
konsentrasi kurang lebih 34%, nukleus akan memadat sampai ukurannya
menjadi kecil dan terdorong dari sel. Sel-sel ini di sebut retikulosit.
Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah di
lepaskan dari sumsum tulang dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah, yang
kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari,
setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan
terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung zat besi (Fe) yang
berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang
14 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon
dioksida. Eritrosit yang telah tua akan dimakan oleh sel-sel fagosit yang ada di
dalam hati dan limpa. Di dalam hati hemoglobin akan di ubah menjadi pigmen
empedu (Bilirubin) yang berwarna kehijauan.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 15 gram dalam 100 cc
darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan
memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian
juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya
berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh
perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan
eritrosit terganggu.
2. Sel darah putih (Leukosit)
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat
di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah
dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai
bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya,
warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira
6000-9000. Leukosit memiliki sebuah nukleus, tidak berwarna dan
menunukkan gerakan amuboid. Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila
ditemukan antigen. Proses keluarnya leukosit disebut dengan Diapedesis.
Rentang kehidupan Leukosit, setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit
bertahan kurang lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan.
Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari, beberapa minggu, atau
beberapa bulan, tergantung jenis leukositnya.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel),
tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut
yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus
ke pembuluh darah.
Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di
15 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh


masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan
lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya
tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit
dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis/leukimia dan kurang
dari 6000 disebut leukopenia. Sedangkan Leukosita ini menyebabkan mudah
alergi.
Macam- macam leukosit meliputi:
a. Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
* Limfosit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan
kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam
sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar, banyaknya kirakira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang
masuk ke dalam jarigan tubuh. Rentang hidupnya dapat mencapai
beberapa tahun.

Struktur : limfosit mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang


dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi ; ukuran kecil

5m sampai 8 m. Ukuran terbesar 15 m.


Asal dan fungsi : limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum tulang
merah, tetapi melanjutkan diferensiasi dan poliferasinya dalam organ
lain. Sel ini berfungsi dalam reaksi imunologis.

* Monosit, Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit,


mencapai 3-8% jumlah total

Struktur: merupakan sel darah terbesar. Di bawah mikroskop


terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu
mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan
panjang, warnanya lembayung muda.

Fungsi : sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi
melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran
darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap)

16 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

b. Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
*Neutrofil, Atau disebut juga (polimorfonuklear leukosit) banyaknya
mencapai 60%-50%.

Struktur : neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda


dalam sitoplasmanya dan banyak bintik-bintik halus / glandula.
Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan
dengan benang kromatin tipis. Diametrnya mencapain9 m -12 m

*Eusinofil, mencapai 1-3% jumlah sel darah putih


Struktur : memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar, dengan
pewarnaan oranye kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus dua,
dan berdiameter 12m-15m.
Fungsi : merupakan fagositik lemah, jumlahnya akan menigkat saat
terjadi alergi atau penyakit parasit , tetapi akan berkurang selama sters
berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksifikasi hestamin yang
diproduksi sel mast dan jaringan yang cedera saat inflamasi
berlangsung.
*Basofil , mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit
Struktur : memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya
tidak beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta
memperlihatkan nukleus berbentuk S. diameternya 12m-15m.
Fungsi : basofil menyerupai sel mast. Sel ini mengandung histamin
mungkin untuk menigkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan
juga antiglukagon heparin mungkin untuk membantu mencegah
penggumpalan darah intravaskuler, fungsi sebenarnya belum diketahui.
3. Sel Pembeku (Trombosit)/ Keping Darah
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan
ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih,
normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.bagian ini merupakan fragmen
sel tanpa nukleus yang berasal dari sumsum tulang. Ukuran trombosit mencapai
setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membran
plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses
17 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

koagulasi darah. Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah


(hemostasis). Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak
lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih
dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut
trombositopenia. Trombosit memiliki masa hidup dalam darah antara 5-9 hari.
Trombosit yang tua atau mati diambil dari sistem peredaran darah, terutama oleh
makrofag jaringan. Lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam
limpa, pada waktu darah melewati organ tersebut.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya
peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja
apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit
pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini
akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi
trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang
halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah,
dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan
untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting
untuk pembekuan darah.

4. Plasma Darah
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan
media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah
putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan
anorganik dari suatu jaringan atau organ. Plasma darah adalah bagian darah yang
cair. Plasma darah tersusun dari 91,5% air dan 8,5% zat-zat terlarut. Dalam
plasma darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion, yang meliputi glukosa
sebagai sumber utama energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino. Ion-ion
yang banyak terdapat dalam plasma darah adalah natrium (Na+) dan klor (Cl-).
Ion-ion dan molekul tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh atau berfungsi
18 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

untuk membentuk peredaran zat-zat lainnya. Kira-kira 7% plasma darah terdiri


dari molekul-molekul protein, yaitu serum albumin 4%; serum globulin 2,7%; dan
fibrinogen 0,3%. Serum adalah cairan darah yang tidak mengandung fibrinogen
(komponen untuk proses pembekuan darah ). Albumin adalah protein plasma
yang terbanyak ,tetapi ukurannya paling kecil. Albumin disintesis di hati dan
bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid darah. Globulin membentuk
sekitar 30% protein plasma. Ada dua globulin yaitu : alfa dan beta globulin dan
gamma globulin. Fibrinogen disintesis di hati dan merupakan komponen asensial
dalam mekanisme pembekuan darah.
Protein plasma juga berperan sebagai antibodi. Antibodi merupakan protein yang
dapat mengenali dan mengikat antigen tertentu. Sedangkan antigen merupakan
molekul (protein) asing yang memacu pembentukan antibodi. Antibodi terebntuk
jika ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi ini berasal dari globulin
dalam sel-sel plasma.
Antibodi bekerja melalui dua cara yang berbeda untuk mempertahankan tubuh
terhadap penyebab penyakit, yaitu dengan menyerang langsung penyebab
penyakit tersebut, atau dengan mengaktifkan sistem komplemen yang kemudian
akan merusak penyebab penyakit tersebut. Antibodi dapat melemahkan penyebab
penyakit dengan cara sebagai berikut:
a. Aglutinasi: terbentuknya gumpalan-gumpalan yang terdiri dari struktur besar
berupa antigen pada permukaannya, misalnya bekteri atau sel darah merah.
b. Presipitasi : terbentuknya molekul yang besar antara antigen yang larut,
misalnya racun tetanus dengan sehingga berubah menjadi tidak larut dan akan
mengendap
c. Netralisasi: Antibodi yang bersifat antigenik akan menutupi tempat-tempat
yang toksik dari agen penyebab penyakit
d. Lisis : beberapa antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat kadamgkadangmampu langsung menyerang membran sel agen penyebab penyakit
sehingga menyebabkan sel-sel tersebut rusak.
Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin
yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari
air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.

19 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

5. Jenis/Macam Kelainan & Penyakit Sistem Transportasi Darah Pada Tubuh


Manusia
Sistem transportasi pada manusia sangat penting untuk berbagai kebutuhan
penunjang hidup. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang terjadi bila terjadi
kelainan atau gangguan pada sistem transportasi tubuh kita disertai arti definisi /
pengertian masing-masing penyakit.
a. Anemia / Penyakit Kurang Darah
Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat
kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan
kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas
mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.
b. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku
Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar
membeku jika terjadi luka, sehingga perdarahan sulit dihentikan. Hemofili
merupakan penyakit turunan.
c. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya
penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta
tekanan diastolisis kurang lebih
antara 90-110 mmHg.
d. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah
Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah
100 mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa)(Hydrargyrum
= air raksa).
e. Varises / Penyakit Otot Nimbul
Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh
dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat
pada bagian lipatan betis.
f. Penyakit KuningBayi
Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan
kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.

20 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

g. Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi
yang menjadi keras.
h. Miokarditis
Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot
jantung.
i. Trombus /Embolus
Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh
adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
j. Leukimia / Penyakit Kanker Darah
Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih
tidak terkontrol pada sistem transportasi.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang
kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan
kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem yang tertutup karena
selalu beredar di dalam pembuluh darah saja. Peredaran darah pada manusia juga
disebut sistem peredaran darah ganda karena beredar ke seluruh bagian tubuh serta
melewati jantung sebanyak dua kali.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah.

Dua

jenis

penggolongan

darah

penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).

21 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

yang

paling

penting

adalah

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan tubuh dibagi
dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Total
jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60 % dari berat
badan pria dan 50 % dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia.
Mekanisme kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh melalui tiga proses yaitu difusi,
osmosis, dan transportasi. Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen
yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40 %
dari BB, sedangkan cairan ekstraseluler 20 % dari BB. Pengeluaran cairan terjadi
melalui organ tubuh yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan gastrointestinal.
Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal adalah akibat dari keseimbangan
dinamis antara makanan dan minuman yang masuk dengan keseimbangan yang
melibatkan sejumlah besar sistem organ. Cairan tubuh dan elektrolit yang
dikonsumsi lebih banyak maka cairan yang dikeluarkan juga lebih banyak.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh ada
sembilan faktor yaitu usia, aktivitas, iklim, diet, stress, penyakit, tindakan medis,
pengobatan, dan pembedahan. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
tubuh dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kelebihan dan kekurangan cairan dan
elektrolit.
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai Keseimbangan Cairan
Elektrolit dan Darah. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, khususnya bagi
mahasiswa. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan
makalah kami selanjutnya

22 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

DAFTAR PUSTAKA
A, Aziz Alimul H.2009:Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.Jakarta:
Salemba Medika.
Potter, Perry.2009:Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku. Jakarta: Salemba
Medika.
dr.Jan Tambayong. Patofsiologi untuk keperawatan
Elizabeth J. Corwin Buku Saku Patofisiologi
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Keseimbangan
Cairan & Elektrolit . Jakarta: ECG
Syaifudin, Drs. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi 4.
Jakarta: EGC

23 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah

Anda mungkin juga menyukai