OLEH :
KELOMPOK I
EDI SUPRIYANTO
1601005P
MARSUN WAHYUDI
1601013P
AMRI
1601021P
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
......................................................2
................................................3
...............................................4
...............................................5
...............................................6
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN MATERI
A. Pengertian Cairan Dan
Elektrolit
B. Fungsi Cairan Dalam Tubuh
C. Cairan Dalam Tubuh
Manusia
....................................................6
..............................................7
............................................8
Tubuh
............................................8
..................................................9
.................................................11
G. Gangguan Keseimbangan
.................................................12
Cairan Elektrolit
.................................................13
.................................................13
J. Fungsi Darah
.................................................14
K. Bagian-Bagian Darah
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
.................................................22
..................................................22
..................................................23
...................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
Cairan tubuh sangat penting untuk semua proses kehidupan diantaranya untuk
kelangsungan proses metabolisme dan media transportasi ion, gizi dan sisa
metabolisme, juga untuk sekresi ensim dan hormon dalam mempertahankan suhu
tubuh, volume dan tekanan darah
Keseimbangan cairan dan elektrolit pada manusia adalah salah satu materi
penting yang harus kita pelajari dalam ilmu dasar keperawatan, yang mana cairan
tubuh memiliki arti satu kesatuan cairan dalam tubuh, dengan adanya regulasi dalam
hal volume dan unsur-unsur yang dikandungnya melalui pertukaran antar
kompartemen (hubungan osmotic). Dengan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi
persyaratan tugas yang wajib diselesaikan, dan tentunya menjadi suatu bahan
pembelajaran yang sangat bermanfaat bagi kami
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit
melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah
larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah
zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,
minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total
berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara
keseluruhan, katagori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah; bayi baru
lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita
dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan.
Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia, lemak dalam tubuh,
dan jenis kelamin.
Sedangkan elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh
mengandung oksigen, dan sisa metabolisme, seperti karbondioksida, yang semuanya
disebut dengan ion. Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah menjadi ion Na +
dan Cl+. Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat menghantarkan arus
listrik. Ion yang bermuatan negatif disebut anion sedangkan ion yang bermuatan
positif disebut kation.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari
bahasa Yunani haima yang berarti darah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
6. Selain itu sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada
pada kondisi ideal yaitu 37C
C. CAIRAN DALAM TUBUH MANUSIA
Agar dapat mempertahankan kesehatan
dan kehidupannya,
manusia
membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi yang tepat di
berbagai jaringan tubuh. Hal tersebut dapat dicapai dengan serangkaian manuver
fisika-kimia yang kompleks. Air menempati proporsi yang besar dalam tubuh.
Seseorang dengan berat 70 kg bisa memiliki sekitar 50 liter air dalam tubuhnya.
Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat badan pria dewasa, dan 55%
tubuh pria lanjut usia. Karena wanita memiliki simpanan lemak yang relative
banyak (relative bebas-air), kandungan air dalam tubuh wanita 10% lebih sedikit
dibandingkan pria. Air tersimpan dalam dua kompartemen utama dalam tubuh,
yaitu :
1. Cairan intraselular (CIS). CIS adalah cairan yang berada dalam sel di seluruh
tubuh. Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia.
Jumlahnya sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan.
Elektrolit kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion
terbanyak adalah HPO42-, protein-protein, sedikit HCO3-, SO42-, Cl2. Cairan ekstraselular (CES). CES merupakan cairan yang terdapat di luar sel
dan menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan
intravascular, cairan interstisial, dan cairan transeluler. Cairan interstisial
terdapat dalam ruang antar-sel, plasma darah, cairan serebrospinal, limfe, serta
cairan rongga serosa dan sendi. Akan tetapi, jumlahnya terlalu sedikit untuk
berperan dalam keseimbangan cairan. Guna mempertahankan keseimbangan
kimia dan elektrolit tubuh serta mempertahankan pH yang normal, tubuh
melakukan mekanisme pertukaran dua arah antara CIS dan CES. Elektrolit
yang berperan adalah : kation dan anion.
D. FUNGSI ELEKTROLIT DALAM TUBUH
1. Membantu dalam perpindahan cairan antara ruangan dalam sel dan di luar sel
terutama denga adanya natrrium. Apabila jumlah natrium dalam CES
meningkat maka sejumlah cairan akan berpindah menuju CES untuk
keseimbangan cairan.
2. Mengatur keseimbangan asam basa dan menentukan pH darah dengan adanya
sistem bufer.
7 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah
3. Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit di CES dan CIS maka akan
terjadi
perpindahan
yang
menghasilkan
implusimplus
saraf
dan
Elektrolit
1.
Kation :
2.
Ekstraseluler
Interstitial
Intraseluler Plasma
Natrium (Na+)
144,0 mEq
137,0 mEq
10 mEq
Kalium (K+)
5,0 mEq
4,7 mEq
141 mEq
Kalsium (Ca++)
2,5 mEq
2,4 mEq
1,5 mEq
1,4 mEq
31 mEq
Klorida (Cl-)
107,0 mEq
112,7 mEq
4 mEq
Bikarbonat (HCO3-)
27,0 mEq
28,3 mEq
10 mEq
2,0 mEq
2,0 mEq
11 mEq
0,5 mEq
0,5 mEq
1 mEq
1,2 mEq
0,2 mEq
Fosfat (HPO42-)
Sulfat (SO42-)
Protein
mEq
F. FAKTOR-
FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KESEIMBANGAN
4. Iklim
Normalnya, individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak
terlalu panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui
kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak
dapat disadari (insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu
bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme dan usia.
Individu yang tinggal di lingkungan yang bersuhu tinggi atau di dearah dengan
kelembapan yang rendah akan lebih sering mengalami kehilangan cairan dan
elektrolit. Demikian pula pada orang yang bekerja berat di lingkungan yang
bersuhu tinggi, mereka dapat kehilangan cairan lebih banyak.
5. Diet
9. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara
berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.
Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu, penggunan diuretic
menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air
dalam tubuh.
G. GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Hal ini dapat terjadi apabila mekanisme kompensasi tubuh tidak mampu
mempertahankan homeostatis. Gangguan keseimbangan cairan dapat berupa
defisit volume cairan atau sebaliknya.
1. Defisit volume cairan (fluid volume defisit [FVD]). Defisit volume cairan
adalah suatu kondisi ketidakseimbangan yang ditandai dengan defisiensi
cairan dan elektrolit di ruang ekstrasel, namun proporsi antara keduanya
(cairan dan elektrolit) mendekati normal. Kondisi ini dikenal juga dengan
10 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah
plasma darah dan sel-sel darah. Banyaknya volume darah yang beredar di dalam
tubuh manusia 8% dari berat badan atau sekitar 5600cc pada orang yang bobot
tubuhnya 70kg. Dari 5600cc darah tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan
sekitar 45% adalah sel-sel darah. Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat
di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya
tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida
didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah
tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut
sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh.
Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ1,0411,065, temperatur380C, dan PH 7,37-7,45.
Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa
jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer,
tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan
ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit
obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna
apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira
1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiaptiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau
pembuluh darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan yang mengandung besi dalam bentuk heme,
yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga
mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke
hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
I. KANDUNGAN DARAH
Kandungan dalam darah:
1. Air : 91%\
2. Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
3. Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium, kalsium, dan zat besi).
4. Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan
asam amino).
J.FUNGSI DARAH
1. Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh, Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan
melalui paru-paru, Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk
diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh, mengangkat /
mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan
melalui ginjal dan kulit, mengedarkan hormon;hormon untuk membantu
proses fisiologis
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam
tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zatzat anti racun.
2. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
3. menjaga keseetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindario
kerusakan
K. BAGIAN- BAGIAN DARAH
1. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak
mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat
bergerak. Banyaknya kirakira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya
kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut
hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak
mengandung oksigen. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan
permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan flexible, sehingga
memungkinkan eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil). Setiap
eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pernafasan
yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel.
Hemoglobin adalah protein pigmen yang memberi warna merah pada darah.
Setiap hemoglobin terdiri dari protein yang disebut globin dan pigmen nonprotein yang disebut heme. Setiap heme berikatan dengan rantai polipeptida
yang mengandung besi (Fe2+). Funsi utama hemoglobin adalah mengangkut
13 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah
terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon
dioksida. Eritrosit yang telah tua akan dimakan oleh sel-sel fagosit yang ada di
dalam hati dan limpa. Di dalam hati hemoglobin akan di ubah menjadi pigmen
empedu (Bilirubin) yang berwarna kehijauan.
Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 15 gram dalam 100 cc
darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan
memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.
Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian
juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya
berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh
perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan
eritrosit terganggu.
2. Sel darah putih (Leukosit)
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat
di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah
dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai
bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya,
warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira
6000-9000. Leukosit memiliki sebuah nukleus, tidak berwarna dan
menunukkan gerakan amuboid. Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila
ditemukan antigen. Proses keluarnya leukosit disebut dengan Diapedesis.
Rentang kehidupan Leukosit, setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit
bertahan kurang lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan.
Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari, beberapa minggu, atau
beberapa bulan, tergantung jenis leukositnya.
Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel),
tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut
yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus
ke pembuluh darah.
Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di
15 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah
Fungsi : sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi
melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran
darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap)
b. Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
*Neutrofil, Atau disebut juga (polimorfonuklear leukosit) banyaknya
mencapai 60%-50%.
4. Plasma Darah
Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan
media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah
putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan
anorganik dari suatu jaringan atau organ. Plasma darah adalah bagian darah yang
cair. Plasma darah tersusun dari 91,5% air dan 8,5% zat-zat terlarut. Dalam
plasma darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion, yang meliputi glukosa
sebagai sumber utama energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino. Ion-ion
yang banyak terdapat dalam plasma darah adalah natrium (Na+) dan klor (Cl-).
Ion-ion dan molekul tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh atau berfungsi
18 Tugas Fisiologi Cairan dan Darah
g. Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi
yang menjadi keras.
h. Miokarditis
Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot
jantung.
i. Trombus /Embolus
Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh
adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
j. Leukimia / Penyakit Kanker Darah
Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih
tidak terkontrol pada sistem transportasi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi
sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang
kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan
kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem yang tertutup karena
selalu beredar di dalam pembuluh darah saja. Peredaran darah pada manusia juga
disebut sistem peredaran darah ganda karena beredar ke seluruh bagian tubuh serta
melewati jantung sebanyak dua kali.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah.
Dua
jenis
penggolongan
darah
yang
paling
penting
adalah
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan tubuh dibagi
dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Total
jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60 % dari berat
badan pria dan 50 % dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia.
Mekanisme kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh melalui tiga proses yaitu difusi,
osmosis, dan transportasi. Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen
yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira 2/3 atau 40 %
dari BB, sedangkan cairan ekstraseluler 20 % dari BB. Pengeluaran cairan terjadi
melalui organ tubuh yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan gastrointestinal.
Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal adalah akibat dari keseimbangan
dinamis antara makanan dan minuman yang masuk dengan keseimbangan yang
melibatkan sejumlah besar sistem organ. Cairan tubuh dan elektrolit yang
dikonsumsi lebih banyak maka cairan yang dikeluarkan juga lebih banyak.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh ada
sembilan faktor yaitu usia, aktivitas, iklim, diet, stress, penyakit, tindakan medis,
pengobatan, dan pembedahan. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
tubuh dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kelebihan dan kekurangan cairan dan
elektrolit.
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat penulis paparkan mengenai Keseimbangan Cairan
Elektrolit dan Darah. Semoga makalah ini berguna bagi pembaca, khususnya bagi
mahasiswa. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan untuk perbaikan
makalah kami selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
A, Aziz Alimul H.2009:Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.Jakarta:
Salemba Medika.
Potter, Perry.2009:Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku. Jakarta: Salemba
Medika.
dr.Jan Tambayong. Patofsiologi untuk keperawatan
Elizabeth J. Corwin Buku Saku Patofisiologi
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Keseimbangan
Cairan & Elektrolit . Jakarta: ECG
Syaifudin, Drs. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi 4.
Jakarta: EGC