TINJAUAN PUSTAKA
Laporan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat,
bukan masa kini
2) proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan
3) Laporan Keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian
4) Laporan
Keuangan
lebih
menekankan
pada
makna
ekonomis
suatu
anggaran entitas pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu. LRA
menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi yang
dikelola oleh pemerintah pusat/daerah dalam satu periode pelaporan Laporan realisasi
anggaran
APBN
Realisasi APBN
Pendapatan
900,00
950,00
1.000,00
1.100,00
Surplus/Defisit (A - B)
(100,00)
(150,00)
Penerimaan Pembiayaan
300,00
350,00
Pengeluaran Pembiayaan
(200,00)
(150,00)
Pembiayaan Neto (D - E)
100,00
200,00
SILPA (F - C)
2) Neraca
50,00
(stakeholders);
b) Laporan keuangan disajikan kepada stakeholder untuk membantu mereka
dalam mengambil keputusan sosial, politik, dan ekonomi sehingga keputusan
yang diambil lebih berkualitas dan tepat sasaran;
c) Laporan keuangan merupakan cermin untuk melihat kondisi keuangan
republik tercinta ini;
d) Neraca merupakan cermin utama untuk melihat apa yang ada di republik,
terutama menyangkut hal-hal yang salah urus atau hal-hal yang tidak diurus
maupun yang belum diurus;
6) Laporan Keuangan untuk Akuntabilitas Publik
a)
rakyat
sebagai
pihak
legislatif
dan
pengontrol
jalannya
Sistem Akuntansi
Pemerintah Pusat (SAPP) inilah yang dijadikan sistem atau pedoman dalam
penyusunan laporan keuangan pemerintah.
1. Sistem
Akuntansi
Kas
Umum
Negara
(SAKUN)
yang
d)
e)
f)
g)
h)
j)
menghasilkan
Laporan
Keuangan.
Dalam
pelaksanaan
SAI,
secara
nasional
maupun instansi
yang berguna sebagai dasar
pengakuan,
pengungkapan
penilaian,
terhadap
pencatatan,
transaksi
keuangan
penyajian,
dalam
dan
rangka
b) Lembaga-Lembaga Eksekutif
c) Pemda yang sumber dananya dari APBN
Yang tidak termasuk Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP):
a) Pemerintah Daerah
Belanja
Lain-lain
yang
dilaksanakan
oleh
Kementerian
j)
berjudul
berikut:
Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk ini
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal.
Menurut
Pendapatan
adalah Aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan
utangnya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang berasal dari
penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari kegiatan lain yang
merupakan kegiatan utama badan usaha..
Sementara itu pengertian pendapatan menurut PP 24 tahun 2005 tentang
Standar Akuntasi Pemerintah, pendapatan adalah semua penerimaan Rekening
Kas Umum Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode
tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah.
Adapun Sumber-sumber pendapatan Negara terdiri dari:
1. Penerimaan dalam negeri
a. Penerimaan Perpajakan
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
2. Penerimaan hibah
A.Penerimaan Pajak
1) Pengertian Pajak
Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang
Undang, dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat
Selain pendapat diatas ada beberapa pengertian yang telah diberikan oleh
para pakar perpajakan dari buku definisi pajak mengenai apa sebenarnya pajak
tresebut, berikut beberapa diantaranya :
a) Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro (1990:5) dalam bukunya DasarDasar Hukum Pajak dan Pendapatan mendefenisikan , Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluran umum. Lebih lanjut Rachmat
Soemitro menjelaskan bahwa kata dapat dipaksa berarti bahwa bila hutang
pajak itu tidak dibayar, utang itu dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan
seperti surat paksa dan sita, dan juga penyanderaan, terhadap pembayaran pajak
itu tidak dapat ditunjukan adanya jasa timbal tertentu seperti halnya didalam
restribusi.
b) Andriani, yang pernah menjabat Guru Besar Hukum Pajak pada Universitas
Amsterdam (Belanda), menyatakan bahwa pajak adalah Iuran kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung
dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan. Dari definisi Andriani ini terlihat bahwa pajak dianggap sebagai
pengertian yang merupakan bagian dari suatu yang berupa pungutan. Dengan
demikian pungutan lingkupnya lebih luas daripada pajak itu sendiri. Didalam
definisi tersebut bahwa Andriani menekankan fungsi budgetair (keuangan) dari
pajak.
c) Smeets dalam bukunya De Economisch Betekenis Der Belastingen yang telah
diterjemahkan mengatakan : Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang
terhutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya
kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hal yang individual, maksudnya
adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Definisi pajak yang
Soemahamidjaja,
asas
Gotong
dalam
disertasinya
Royong,
Universitas
yang
berjudul
Padjajaran
Pajak
Bandung,
memberikan definisi pajak sebagai berikut : Pajak adalah iuran wajib, berupa
uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma
hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam
mencapai kesejahteraan umum
Bea masuk
g) Bea materai
2) Karakteristik Pajak
Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan beberapa ciri atau
karakteristik dari pajak, adalah sebagai berikut :
a) Pajak
dipungut
berdasarkan
adanya
undang-undang
ataupun
peraturan
pelaksanaannya;
b) Terhadap pembayaran pajak tidak ada kontraprestasi yang dapat ditunjukkan
secara langsung;
d) Hasil dari uang pajak dipergunakan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran pemerintah baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran
pembangunan;
e) Disamping mempunyai fungsi sebagai alat untuk memasukkan dana dari
rakyat ke dalam kas negara (fungsi budgeter), pajak juga mempunyai
fungsi lain, yaitu fungsi mengatur.
Apa yang dikemukakan sebagai karakteristik pajak diatas terutama
ditujukan untuk membedakan dengan pungutan-pungutan lain selain pajak.
Karena pajak dapat dipandang sebagai sebuah peralihan kekayaan dari satu pihak
ke pihak lain, yakni dari rakyat selaku wajib pajak kepada pemerintah, maka
dengan sendirinya tentu ada pihak yang melakukan pungutan atau menerima
peralihan kekayaan itu, yang dalam hal ini adalah pemerintah. Pemerintah sebagai
penyelenggara kepentingan umum, yang sekaligus juga sebagai penguasa,
pemerintah pulalah yang melakukan pemungutan.
3) Jenis-Jenis Pajak
2.
Kode
Akun
411111
411112
411113
411119
411121
411122
411123
411124
411125
411126
411127
411128
Keterangan
Pendapatan PPh Minyak Bumi
Pendapatan PPh Gas Alam
Pendapatan PPh Lainnya dari Minyak
Bumi
Pendapatan PPh Migas Lainnya
Pendapatan PPh Pasal 21
Pendapatan PPh Pasal 22
Pendapatan PPh Pasal 22 Impor
Pendapatan PPh Pasal 23
Pendapatan PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi
Pendapatan PPh Pasal 25/29 Badan
Pendapatan PPh Pasal 26
Pendapatan PPh Final dan Fiskal Luar
3.
Pendapatan PPN
4.
Pendapatan PPnBM
5.
6.
7.
Pendapatan BPHTB
Pendapatan Cukai
8.
9.
Pendapatan Bunga
Penagihan Pajak
10.
411129
411211
411212
411219
411221
411222
411229
411311
411312
411313
411314
411315
411319
411411
411511
411512
411513
411514
411519
411611
411612
411619
411621
411622
411623
411624
412111
412112
412113
412114
412119
Pendapatan Pajak/pungutan
412211
ekspor
Sumber : Tabel Bagan Akuntansi Standar (BAS)
11.
Negeri
Pendapatan PPh Nonmigas Lainnya
Pendapatan PPN Dalam Negeri
Pendapatan PPN Impor
Pendapatan PPN Lainnya
Pendapatan PPnBM dalam Negeri
Pendapatan PPnBM Impor
Pendapatan PPnBM Lainnya
Pendapatan PBB Pedesaan
Pendapatan PBB Perkotaan
Pendapatan PBB Perkebunan
Pendapatan PBB Kehutanan
Pendapatan PBB Pertambangan
Pendapatan PBB Lainnya
Pendapatan BPHTB
Pendapatan Cukai Hasil Tembakau
Pendapatan Cukai Ethyl Alkohol
Pendapatan Cukai Minuman mengandung
Ethyl Alkohol
Pendapatan Denda Administrasi Cukai
Pendapatan Cukai Lainnya
Pendapatan Bea Meterai
Pendapatan dari Penjualan Benda Materai
Pendapatan Pajak Tidak Langsung Lainnya
Pendapatan Bunga Penagihan PPh
Pendapatan Bunga Penagihan PPN
Pendapatan Bunga Penagihan PPnBM
Pendapatan Bunga Penagihan PTLL
Pendapatan Bea Masuk
Pendapatan Bea Masuk ditanggung
Pemerintah atas Hibah (SPM Nihil)
Pendapatan Denda Administrasi Pabean
Pendapatan Bea Masuk dalam rangka
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE)
Pendapatan Pabean Lainnya
Pendapatan Pajak/pungutan ekspor
4) Fungsi Pajak
Fungsi Anggaran
Fungsi Mengatur
Dalam hal ini pajak digunakan untuk mengatur dan mengarahkan masyarakat
ke arah yang yang dikehendaki pemerintah. Pajak digunakan untuk mendorong
dan mengendalikan kegiatan masyarakat agar sejalan dengan rencana dan
keinginan pemerintah.
B. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
1) Pengertian PNBP
Penerimaan negara bukan pajak sabagai salah satu bentuk penerimaan
negara telah diatur dengan Undang-undang No. 20 tahun 1997, pengertian
penerimaan negara bukan pajak menurut pasal 1 angka 1 adalah seluruh
penerimaan pemerintah pusat tidak berasal dari penerimaan pajak.
Penerimaan negara bukan pajak merupakan salah satu sumber pendapatan
negara yang pemungutannya dilakukan berdasarkan peraturan dibawah undang
undang, seperti
Klasifikasi PNBP
Sesuai dengan PP no. 22 tahun 1997, PNBP dibagi menjadi dua bagian:
a) PNBP Umum
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (020) yaitu MAP 421211
Pendapatan Iuran Tetap, 421312 Pendapatan royalti batubara, 423113
Pendapatan penjualan hasil tambang.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10. Departemen Hukum dan HAM (013) yaitu MAP 423143 Pendapatan surat
keterangan, visa, paspor, SIM, STNK, dam BPKB; MAP 423144
Pendapatan hak dan perijinan untuk pendapatan dari permintaan hak paten,
hak cipta maupun perpanjangan merek; MAP 423156 Pendapatan uang
pewarganegaraan.
11. Departemen
Perindustrian/Perdagangan
(019
dan/atau
090)
yaitu
untuk
pendapatan
sensor/karantina,
pengawasan,
pemeriksaan.
12. Departemen Perhubungan (022) yaitu biaya hak penggunaan frekuensi
radio, biaya ijin amatir radio, MAP 423148 Pendapatan jasa bandar udara,
kepelabuhan, dan kenavigasian, 423152 Pendapatan jasa telekomunikasi.
13. Departemen Tenaga Kerja (026) yaitu Pendapatan hak dan perijinan
tenaga kerja.
14. BPN (056) yaitu Pendapatan hak dan perijinan pertanahan.
15. Departemen
Kesehatan
(024)
yaitu
sensor/karantina, pengawasan/pemeriksaan
MAP
untuk
423145
Pendapatan
pendapatan sensor/
16. Pendapatan sesuai dengan tugas dan fungsi di seluruh departemen yaitu
MAP 423146 Pendapatan jasa tenaga, pekerjaan, informasi,pelatihan,
teknologi, pendapatan BPN, pendapatan DJBC. Pendapatan tersebut
meliputi pendapatan jasa teknologi sesuai dengan tugas dan fungsi di
seluruh departemen. Pendapatan BPN (pelayanan pendaftaran tanah yang
meliputi:
pengukuran
dan
pemetaan
tanah
untuk
pertama
kali,
yang
lebih
baik
mengenai
kewajiban
kementerian
negara/
1) Belanja Pemerintah Pusat Yang Masih Harus Dibayar (MA 21122); dan
2) Belanja Daerah Yang Masih Harus Dibayar (MA 21123).
Belanja Pemerintah Pusat Yang Masih Harus Dibayar dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Belanja Pegawai Yang Masih Harus Dibayar.
Belanja Pegawai Yang Masih Harus Dibayar yaitu kewajiban yang timbul
akibat hak atas pegawai, baik dalam bentuk uang maupun barang yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada
pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI/Polri dan pegawai yang
dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan sampai dengan saat penyusunan laporan
kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal, namun sampai
pada
akhir
periode
pelaporan
belum
dilakukan
pembayaran/
Sesuai dengan
BPS, yang termasuk kelompok belanja pegawai adalah kode perkiraan 511,
512, dan 513.
Contoh belanja :
1) SK Kenaikan pangkat pegawai sudah ada, tetapi belum dicantumkan
dalam Daftar Gaji/Tunjangan sampai dengan bulan Desember.
2) Honorarium Tim bulan Desember yang dibayar pada bulan Januari.
3) Lembur, kontribusi sosial dan lain-lain yang berhubungan dengan
pegawai bulan Desember yang dibayar pada bulan Januari.
2) Belanja Barang Yang Masih Harus Dibayar.
kewajiban yang
dan
jabatan,
hak/perjanjian/komitmen
tersebut.
Sesuai dengan BPS, yang termasuk kelompok belanja modal adalah kode
perkiraan 531, 532, 533, 534, dan 535.
Contoh:
a. Pihak ketiga/kontraktor membangun fasilitas atau peralatan sesuai dengan
spesifikasi yang ada pada kontrak perjanjian dengan pemerintah, atas
fasilitas/peralatan tersebut yang telah dilakukan serah terima tetapi belum
dibayar penuh oleh pemerintah sampai tanggal pelaporan. Nilai yang
dicantumkan dalam neraca sebagai Utang kepada Pihak Ketiga adalah
sebesar jumlah yang belum dibayar untuk barang tersebut pada tanggal
neraca.
b. Pembayaran atas kontrak pengadaan barang/jasa ditunda sampai dengan
masa penjaminan pekerjaan selesai (Retensi).
9) Belanja Subsidi Yang Masih Harus Dibayar.
Belanja Subsidi Yang Masih Harus Dibayar yaitu kewajiban yang timbul
akibat
hak
atas
pengeluaran
pemerintah
untuk
diberikan
kepada
sampai
pada
akhir
periode
pelaporan
belum
dilakukan
kemasyarakatan,
yang
secara
spesifik
telah
ditetapkan
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara
terus menerus, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan
pembayaran/ pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut
Sesuai dengan BPS, yang termasuk kelompok belanja hibah adalah kode
perkiraan 561, 562, dan 563.
11) Belanja Bantuan Sosial Yang Masih Harus Dibayar.
Belanja Bantuan Sosial Yang Masih Harus Dibayar adalah kewajiban yang
timbul akibat hak atas
pengeluaran
anggaran
yang dilakukan
oleh
kementerian
negara/lembaga/ pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada
masyarakatyang diberikan kepada lembaga sosial dan kompensasi sosial
kepada penduduk guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko,
namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/
pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut.
Belanja bantuan sosial dapat berupa: belanja bantuan konpensasi sosial,
belanja bantuan sosial lembaga pendidikan peribadatan dan belanja lembaga
sosial lainnya.
Sesuai dengan BPS, yang termasuk kelompok belanja bantuan sosial adalah
kode perkiraan 571, 572, dan 573.
12) Belanja Lain-lain Yang Masih Harus Dibayar.
Belanja Lain-Lain Yang Masih Harus Dibayar adalah kewajiban yang timbul
akibat hak atas pengeluaran/belanja yang dilakukan oleh pemerintah pusat
untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang serta
sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah
pusat, namun sampai pada akhir periode pelaporan belum dilakukan
pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut.
Contoh:
pengeluaran untuk penanggulangan bencana alam, belanja pemilu, belanja
tanggap darurat
Sedangkan Belanja Daerah Yang Masih Harus Dibayar dapat diklasifikasikan
menjadi:
a.
b.
mempunyai
Oleh sebab itu pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan pajak
dan penerimaan negara bukan pajak harus dapat tersaji dalam suatu bentuk
laporan yang sepat, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan untuk membiayai
belanja negara yang semakin kompleks yaitu untuk belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal dan belanja bantuan sosial.
Dengan demikian realisasi anggaran dari sisi pendapatan dan pengeluaran
dapat segera terlihat dan dapat dijadikan acuan dalam menentukan atau sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan oleh pemerintah. Realisasi
anggaran akan akan mengahasilkan surplus anggaran atau defisit anggaran yang
sangat
mempengaruhi
posisi
dan
kemampuan
pemerintah
dalam
realiasasi anggaran
Pendapatan Negara:
1. Penerimaan Perpajakan
2. Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP)
SURPLUS/
DEFISIT
Belanja Negara :
1.
2.
3.
4.
5.
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Belanja Bantuan
Sosial
Belanja Lain-lain
PENDAPATAN
NEGARA
ANGGARAN
BELANJA
NEGARA
2.4. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
REALISASI
ANGGARAN