UNTUK PENGAMBIL
KEPUTUSAN
Edisi Pertama - Oktober 2013
Revisi pertama Juli 2014
Kata Pengantar
Puji syukur ke Hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, berkah dan
bimbingan-Nya, sehingga tulisan ini selesai dengan baik.
Buku yang disusun oleh Tim Penulis dengan judul Komisioning dan SLO untuk Pengambil
Keputusan adalah materi baru yang terdapat dalam Learning Theme (Project Completion)
yang sudah disahkan oleh Direktur Konstruksi sebagai Learning Council Project Academy,
sehingga diharapkan dapat digunakan untuk referensi dalam melakukan kegiatan
Komisioning dan SLO khususnya Pekerjaan dalam proyek Pembangkitan dan Transmisi .
Sebagaimana diketahui dan sesuai dengan pengalaman yang terjadi, bahwa sebelum
dioperasiknnya suatu pembangkit atau jaringan transmisi atau gardu induk perlu dilakukan
suatu kegiatan inspeksi, umumnya dilakukan oleh suatu organisasi (tim) atau badan penguji
resmi. Didalamnya terdapat kegiatan pengukuran, pengujian dan pembuktian terhadap
karakteristik tertentu dari suatu obyek atau aktivitas. Umumnya hasilnya akan dibandingkan
terhadap persyaratan standar atau khusus untuk menentukan kesesuaian hasil uji, kegiatan
itu disebut sebagai Komisioning.
Setelah Komisioning dilakukan, selanjutnya dibutuhkan pengakuan formal dari lembaga
inspeksi pada peralatan dan instalasi tenaga listrik bahwa instalasi dan peralatan tersebut
sudah memenuhi peraturan keselamatan ketenagalistrikan berdasarkan evaluasi data
inspeksi yang sistematis sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No 004.K/DIR/2013
tentang Sertifikat Laik Operasi (SLO)
Sebagian besar tulisan ini berdasarkan gagasan yang dipadu dengan beberapa
pengalaman, kajian pustaka serta contoh contoh yang ada dalam pelaksanaan kegiatan
Komisioning dan SLO selama ini.
Tulisan ini diharapkan menjadi panduan yang lengkap serta dapat dimanfaatkan sebagai
pedoman bagi Engineer
konstruksi.
Saran dan kritik dari pembaca/siswa sangat diharapkan bagi penyempurnaan tulisan ini,
agar isinya dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Oktober 2013
Tim Penyusun
Tim Penyusun
Edy Iskanto
Budhi Darmawan
Bambang Sugiyanto
Sumariono
Tim Validator
Joko Sutono
Campy Atmahadi
R. A. Effendy
Tony Widatmoro
Yudistiro Yanuarianto
Kriska Setyawati
Catatan :
Karena munculnya Permen 05/2014 pada bulan Februari 2014 maka diperlukan
penyesuaian isi buku, yang sudah dilaksanakan oleh Tim revisi berikut:
DAFTAR ISI
1.1
1.2
1.3
1.4
2.
2.1
2.2
2.3
2.4
Pengorganisasian ............................................................................ 67
2.4.1 Pengorganisasian pada Komisioning ........................................... 67
2.4.2 Pengorganisasian pada SLO ........................................................ 69
3.
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
4.
4.1
4.2
4.3
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning, dan SLO ................... 21
Tabel 2.2 Perbandingan antara Tujuan Kegiatan Komisioning dan SLO ................................... 56
Tabel 2.3 Perbandingan antara Lingkup Kegiatan Komisioning dan SLO pada PLTU .............. 56
Tabel 2.4 Perbandingan antara Lingkup Kegiatan Komisioning dan SLO pada Transmisi/GI ... 57
Tabel 3.1 KegiatanSektorKetenagalistrikanYang WajibAMDAL ................................................ 87
Tabel 3.2 Contoh UKL untuk Pembangkit. ................................................................................ 88
Tabel 3.3 Contoh UPL untuk Pembangkit ................................................................................. 89
Tabel 3.4 Contoh UKL pada transmisi. ..................................................................................... 89
Tabel 3.5 Contoh Master Schedule Pelaksanaan Komisioning PLTU ....................................... 77
Tabel 3.6 Contoh Weekly schedule .......................................................................................... 78
Tabel 3.7 Dokumen yang direview pada Komisioning Instalasi Transmisi ................................. 92
Tabel 3.8 Peralatan yang diperiksa pada Komisioning Instalasi Transmisi ............................... 93
Tabel 3.9 Contoh LIT terdaftar di DJK-ESDM ........................................................................... 96
Tabel 3.10 Masa Berlaku Sertifikasi Laik Operasi Instalasi Tenaga Listrik ................................ 97
Tabel 4.1 Contoh Ikhtisar Hasil Inspeksi Komisioning PHB Bus Kopel GI 150 kV ................... 104
Tabel 4.2 Format laporan Komisioning dan Laporan SLO....................................................... 106
iv
1. LANDASAN HUKUM
Kegiatan, tata cara dan aturan mengenai Komisioning dan SLO dilandasi oleh:
Menteri,
gubernur
atau
bupati/walikota
sesuai
dengan
Menteri,
gubernur
atau
bupati/walikota
sesuai
dengan
5.
6.
..
Bagian Keenam
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
Pasal 18
(1) PA/KPA menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
(2) Anggota Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan berasal dari pegawai negeri,
baik dari instansi sendiri maupun instansi lainnya.
(3) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (2), anggotaPanitia/Pejabat Penerima
Hasil Pekerjaan pada Institusi lainPengguna APBN/APBD atau Kelompok
Masyarakat Pelaksana Swakelola dapat berasal dari bukan pegawai negeri.
(4) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. memiliki integritas, disiplin dan tanggung jawab dalammelaksanakan tugas;
b. memahami isi Kontrak;
c. memiliki kualifikasi teknis;
d. menandatangani Pakta Integritas; dan
e. tidak menjabat sebagai pengelola keuangan.
(5) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksudpada ayat (4)
mempunyai tugas pokok dan kewenangan untuk:
a. melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai
dengan ketentuan yang tercantumdalam Kontrak;
b. menerima
hasil
Pengadaan
melaluipemeriksaan/pengujian; dan
Barang/Jasa
setelah
Bagian Kelima
Pengoperasian dan Pemeliharaan lnstalasi Penyediaan Tenaga Listrik dan lnstalasi
Pemanfaatan Tenaga Listrik
Pasal 16
1) lnstalasi penyediaan tenaga listrik dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik hanya
dapat dioperasikan setelah mendapatkan sertifikat laik operasi.
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
2) Setiap instalasi penyediaan tenaga listrik dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik
harus terpelihara dengan baik.
Bagian Keenam
Pengamanan lnstalasi Penyediaan Tenaga Listrik dan lnstalasi Pemanfaatan
Tenaga Listrik
Pasal 17
1) Pengamanan instalasi penyediaan tenaga listrik dan instalasi pemanfaatan
tenaga listrik dilakukan berdasarkan persyaratan teknik yang mengacu pada
Standar Nasional lndonesia di bidang ketenagalistrikan, standar internasional,
atau standar negara lain yang tidak bertentangan dengan standar ISO/IEC.
2) Pada setiap lokasi instalasi penyediaan tenaga listrik dan instalasi
pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan tinggi dan menengah yang
berpotensi membahayakan keselamatan umum harus diberi tanda
peringatan yang jelas dalam bahasa lndonesia sehingga mudah dimengerti
oleh masyarakat dengan menggunakan tanda peringatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Lembaga Inspeksi Teknik adalah badan usaha yang melakukan usaha jasa
penunjang tenaga listrik di bidang pemeriksaan dan pengujian instalasi tenaga
listrik yang diberi hak untuk melakukan sertifikasi instalasi tenaga listrik, kecuali
instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan rendah
4) Sertifikasi Instalasi Tenaga Listrik adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan
dan pengujian serta verifikasi instalasi tenaga listrik untuk memastikan suatu
instalasi tenaga listrik telah berfungsi sebagaimana kesesuaian persyaratan yang
ditentukan dan dinyatakan siap dioperasikan.
Pasal 12
1) Untuk mendapatkan Sertifikat Laik Operasi, pemegang izin usaha penyediaan
tenaga listrik, pemilik instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan
tegangan menengah, dan pemegang izin operasi mengajukan permohonan
kepada Lembaga Inspeksi Teknik terakreditasi dengan dilengkapi data
sebagai berikut:
a. izin usaha penyediaan tenaga listrik, izin operasi, atau identitas
pcmlllk Instalasi pemanfaatan tcnaga listrik tegangan tinggi dan
tegangan menengah;
b. lokasi instalasi;
c. jenis dan kapasitas instalasi;
d. gambar instalasi dan tata letak;
e. diagram satu garis;
f. spesifikasi peralatan utama instalasi; dan
g. spesifikasi teknik dan standar yang digunakan.
2) Dalam mengajukan permohonan Sertifikat Laik Operasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), pemilik instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan
tegangan menengah dapat mengajukan permohonan secara bersamaan dengan
penyambungan tenaga listrik kepada pemegang izin usaha penyediaan tenaga
listrik.
3) Dalam hal permohonan Sertifikat Laik Operasi dan penyambungan tenaga listrik
dilakukan secara bersamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), jangka waktu
penerbitan Sertifikat Laik Operasi merupakan bagian dan jangka waktu
penyambungan tenaga listrik.
Pasal 13
1) Lembaga Inspeksi Teknik terakreditasi melakukan pemeriksaan dan pengujian
instalasi tenaga listrik milik pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik, pemilik
instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan menengah, dan
pemegang izin operasi berdasarkan mata uji sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dan Peraturan Menteri ini.
2) Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Lembaga Inspeksi Teknik terakreditasi menerbitkan Sertifikat Laik
Operasi paling lama 4 (empat) hari kerja sejak dipenuhinya kesesuaian dengan
persyaratan pemeriksaan dan pengujian.
3) Lembaga Inspeksi Teknik terakreditasi menerbitkan Sertifikat Laik Operasi
dengan mengunakan format sertifikat sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dan Peraturan Menteri ini.
Pasal 14
1) Sertifikat Laik Operasi untuk instalasi pembangkit tenaga listrik berlaku untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.
2) Sertifikat Laik Operasi untuk instalasi transmisi tenaga listrik, instalasi
distribusi tenaga listrik, instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi,
dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan menengah berlaku untuk
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang.
3) Sertifikat Laik Operasi untuk instalasi pembangkit tenaga listrik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan Sertifikat Laik Operasi untuk instalasi transmisi tenaga
listrik, instalasi distribusi tenaga listrik, instalasi pemanfaatan tenaga listrik
tegangan tinggi, dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan menengah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku apabila terdapat perubahan
kapasitas, perubahan instalasi, direkondisi atau direlokasi.
Pasal 15
1) Dalam hal belum terdapat Lembaga Inspeksi Teknik terakreditasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11, pelaksanaan sertifikasi instalasi penyediaan tenaga
listrik dan pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan menengah
dilakukan oleh Lembaga Inspeksi Teknik yang telah mempunyai izin usaha jasa
penunjang tenaga listrik dan ditunjuk oleh:
a. Menteri untuk:
1. Instalasi penyediaan tenaga listrik milik pemegang izin usaha penyediaan
tenaga listrik yang diterbitkan oleh Menteri;
2. Instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan
menengah yang tersambung pada instalasi penyediaan tenaga listrik milik
pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang diterbitkan oleh
Menteri;
3. Instalasi penyediaan tenaga listrik milik pemegang izin operasi yang
diterbitkan oleh Menteri.
b. Gubernur untuk:
1. Instalasi penyediaan tenaga listrik milik pemegang izin usaha penyediaan
tenaga listrik yang diterbitkan oleh Gubernur;
2. Instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan
menengah yang tersambung pada instalasi penyediaan tenaga listrik milik
pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang diterbitkan oleh
Gubernur;
3. Instalasi penyediaan tenaga listrik milik pemegang izin operasi yang
diterbitkan oleh Gubernur.
c. Bupati/Walikota untuk:
1. Instalasi penyediaan tenaga listrik milik pemegang izin usaha penyediaan
tenaga listrik yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota;
2. Instalasi pemanfaatan tenaga listrik tegangan tinggi dan tegangan
menengah yang tersambung pada instalasi penyediaan tenaga listrik milik
pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang diterbitkan oleh
Bupati/Walikota;
3. Instalasi penyediaan tenaga listrik milik pemegang izin operasi yang
diterbitkan oleh Bupati/Walikota.
2) Tata cara untuk mendapatkan penunjukan Lembaga Inspeksi Teknik oleh
Gubernur atau Bupati/Walikota diatur lebih lanjut oleh Gubernur atau
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
10
BOOK II
Part 4 Technical Requirement
Section 4.1
Project Description
Section 4.2
Summary of Works
11
BOOK IV
Part 5 Schedules
Schedule 1.1 Summary of Contract Price
Schedule 1.2 Detailed Price Schedule
Schedule 1.3 Training
Schedule 1.4 Mandatory Spare Parts
Schedule 1.5 Maintenance Tools and Testing Equipment
Schedule 1.6 Consumables
Schedule 1.7 Engineering Design Review and Manufacturer & Shop Test Inspection
(.The Bidder shall list all items required for all plant to be inspected
during manufacturing and Shop Test.)
Schedule 1.8 Unit Adjusting Price
Schedule 2.3 Recommended Spare Paris
Schedule 3.3 Contract Payment Schedule
Schedule 3.4 Payroll Overheads
Schedule 3.5 Labor Rates
Schedule 3.6 Equipment Rental Rates
Schedule 3.7 Construction Power & Water Requirement
Schedule 3.8 Construction Storage Area Requirement
Schedule 3.9 Construction Personnel
Schedule 3.10 Indonesian Manufactured Goods and Services
Schedule 3.11.1 Indonesian Manufacturer Goods and Services
Schedule 3.11.2 Foreign Manufacturer Goods and Services
12
BOOK V
Part 6 Bid Drawings
BOOK VI
The Bid Proposal and Drawing
Terlihat bahwa perihal komisioning, dicantumkan dalam BOOK III D Section 4.8
Erection and Commissioning.Apabila dibuka, isinya a. l seperti contoh dibawah ini.
4.8.1.1 SCOPE OF WORK
The Contractor shall erect and commission all the equipment furnished by him as
required by the Contract in accordance with the requirements specified herein.
The Works shall conform to the applicable requirements of governing codes and all
Indonesian codes or regulations having jurisdiction.
The Contractor shall arrange the schedule of his work in every respect to meet the
Contract Schedule.
The Contractor shall provide erection and commissioning procedures for all equipment
furnished by him. These shall be submitted after Contract Award.
The Contractor shall furnish all erection tools, machinery, testing devices, expendable
supplies, labor and labor supervision required and as necessary to properly erect and
commission the equipment.
All workmanship shall be the best of its kind. All labour shall be performed by men skilled
in their particular line of work and to the full satisfaction of the Owner. All of the Works
shall be erected complete, ready for commercial operation and to the full satisfaction of
the Owner.
Terlihat pada bagian 4.8.1.1 SCOPE OF WORK di atas, pada alinea satu,
disebutkan bahwa komisioning dilakukan oleh kontraktor. Sedangkan pada alinea dua,
pekerjaan harus memenuhi persyaratan, aturan, dan undang-undang yang berlaku di
Indonesia, termasuk SLO. Sementara pada alinea terakhirdinyatakan bahwa pekerjaan
harus terlaksana dengan baik, tenaga kerja juga harus terampil (skilled).
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
13
8.14.2.
14
8.14.3.
8.14.4.
Pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima persen) dari nilai
kontrak, sedangkan yang 5% (lima persen) merupakan retensiselama
masa pemeliharaan, atau pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus
persen) dari nilai kontrak dan penyedia barang/jasa harus menyerahkan
jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima persen) dari nilai kontrak;
8.14.5.
8.14.6.
dan
bahan
evaluasi
dalam
membangun,
15
3.
4.
5.
Petunjuk Pelaksanaan atas Keputusan ini, akan diatur lebih lanjut oleh
General Manager PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi.
16
SOAL LATIHAN
1. Dalam Undang-undang pasal berapa yang terkait dengan pelaksanaan SLO dan
penjelasan isinya?
2. Peraturan menteri nomor berapakah yang terkait dengan pelaksanaan komisioning &
SLO?
3. Sebutkan pasal-pasal dari peraturan menteri yang terkait dengan pelaksanaan
komisioning & SLO?
4. Standar atau acuan dasar apa dalam pembuatan dokumen kontrak untuk pekerjaan
proyek yang berhubungan dengan komisioning dan SLO?
5. Sebutkan dan jelaskan maksud serta tujuan diterbitkan Keputusan Direksi No.
004.K/DIR/2013?
17
b.
c.
18
e.
bahwa
produk
masih
bekerja
(berfungsi)
seperti
yang
http://www.webster-dictionary.org/definition/Inspection
19
IEV.841-22-53
Ibid,151-04-21 dan411-53-06
4
SPLN No.85 tahun 1990, hlm. 2
3
20
andal dan akrab lingkungan (A3), maka setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi
wajib dilakukan sertifikasi untuk memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO).
Menurut KepMen ESDM No.05/2014, Sertifikasi Instalasi Tenaga Listrik
adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian serta verifikasi instalasi tenaga
listrik untuk memastikan suatu instalasi tenaga listrik telah berfungsi sebagaimana
kesesuaian persyaratan yang ditentukan dan dinyatakan siap dioperasikan. Menurut
Kep.Dir No 004.K/DIR/2013, Sertifikat Laik Operasi (SLO) adalah Pengakuan formal
dari lembaga inspeksi pada peralatan daninstalasi tenaga listrik bahwa instalasi dan
peralatan tersebut sudah memenuhi peraturankeselamatan ketenagalistrikan
berdasarkan evaluasi data inspeksi yang sistematis.
Aturan mengenai SLO, selengkapnya dituangkan pada Permen ESDM No 0045
th 2005, Permen ESDM No 0046 th 2006 dan Permen ESDM No 05 th 2014. Seperti
yang telah dijelaskan pada bab Landasan Hukum.
Secara umum perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning dan SLO
adalah sbb:
Tabel 2.1 Perbedaan antara kegiatan pengujian, inspeksi, komisioning, dan SLO
PENGUJIAN
INSPEKSI
KOMISIONING
Bisa Destruktif
maupun Non
Destruktif
Umumnya Non
Destruktif
Tidak
membutuhkan
koordinasi dan ijin
dari sistem
Tidak membutuhkan
koordinasi dan ijin dari
pengelola sistem
Uji komponen
(individual) s.d sub
sistim
Dilakukan di
pabrik/lapangan, ketika
pemasangan
Untuk memenuhi
spesifikasi teknik
Untuk memenuhi
kontrak
Dilakukan oleh
petugas yang ahli
di bidangnya
Dilakukan sehubungan
dengan jabatan
Uji komponen
(individual)
Dilakukan di
pabrik/ lab
SLO
Tidak perlu alat uji
Non Destruktif
Membutuhkan
koordinasi dan ijin
dari pengelola sistem
Uji kinerja sistim *)
Dilakukan di
lapangan sebelum
operasi komersial
Untuk memenuhi
undang-undang dan
peraturan yang
berlaku
Dilakukan oleh LIT
resmi, termasuk
pemerintah
21
selengkap mata uji komisioning, karena yang diperlukan adalah kesesuaian antara
sistim grid yang existing dengan sistim baru yang akan masuk grid.
Apabila komisioning tidak dilaksanakan maka tidak pernah diketahui fungsi dan
kinerja peralatan, sub-sistem dan sistem sehingga tidak layak untuk dioperasikan. Tidak
adanya data hasil komisioning mengakibatkan secara statistik PLN tidak dapat
mengetahui penurunan kualitas fungsi dan kinerja peralatan, sub-sistem dan sistem.
Sedangkan Instalasi yang tidak punya SLO, secara hukum tidak boleh beroperasi.
22
23
b.
c.
7
8
24
d.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pemeriksaan dokumen,
Pemeriksaan desain,
Pemeriksaan visual,
Evaluasi hasil uji komisioning,
Pengujian sistem,
Pemeriksaan dampak lingkungan,
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
c.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pemeriksaan dokumen,
Pemeriksaan desain,
Pemeriksaan visual dan pengujian,
Evaluasi hasil uji (komisioning),
Pengujian sistem (pengujian peralatan proteksi),
Pemeriksaan dampak lingkungan,
Lingkup kegiatan SLO instalasi transmisi dan GI baru, antara lain review
dokumen, review desain, evaluasi hasil uji, pemeriksaan dan pengujian untuk
memenuhi terhadap persyaratan aman, andal serta akrab lingkungan agar
secara legal memenuhi perundang-undangan dan dapat beroperasi secara
komersial.
d.
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
SLO
1. Pemeriksaan dokumen
2. Pemeriksaan desain
3. Pemeriksaan K2 dan K3
3. Pemeriksaan K2 dan K3
56
9. Pengujian sinkronisasi
Tabel 2.4 Perbandingan antara Lingkup Kegiatan Komisioning dan SLO pada
Transmisi/GI
LINGKUP KEGIATAN
KOMISIONING TRANSMISI/GI
LINGKUP KEGIATAN
SLO TRANSMISI/GI
1. Pemeriksaan dokumen
2. Pemeriksan desain
3. Pemeriksaan K2 dan K3
57
58
ENGINEERING :
- Dokumen kontrak
- Design enginering
- Gambar konstruksi
- Spesifikasi teknik
- Test report /FAT/ITP
- Dokumen AMDAL
INSTALASI TENAGA
LISTRIK
Pemasangan
TEST PROCEDURE
Supervisi/pengawasan
Pemasangan konstruksi
PLN-JMK
Pernyataan TOP
(Take over package)
N
Y
Approval test
procedure
Inspeksi/
Komisioning
Evaluasi hasil
inspeksi
Pemberian
tegangan
(Energize) dan
percobaan
pembebanan
Perbaikan/
perubahan/
pemasangan
REKOMENDASI
LAIK PEMBERIAN TEGANGAN&
PERCOBAAN BERBEBAN/
LAIK SINKRON
Kontraktor melakukan
Perbaikan/perubahan/
pemasangan
N
Evaluasi hasil
Pemeriksaan & pengujian
dalam keadaan bertegangan/
berbeban
Perbaikan/
pelengkapan
Kondisi telah
terpasang
PLN JASER-LMK
N
LAPORAN TEKNIK
KOMISIONING
SLO / COD
59
60
PEMERINTAH /DESDM
PERMOHONAN
SERTIFIKAT KE
DESDM c.q. DJLPE
PENUGASAN KEPADA
LEMBAGA INSPEKSI
YANG DIPILIH PEMILIK
INSTALASI
PERBAIKAN
KETENTUAN, SYARAT,
DAN ITEM TESTS UJI
LAIK OPERASI
PENGAWASAN TEKNIK
(WITNESSING)
TIDAK
LAIK
WAKTU
(HARI)
21
PRESENTASI LAPORAN
HASIL UJI DI DESDM
c.q. DJLPE
*)
**)
HASIL
EVALUASI
?
LAIK
PENERBITAN
SERTIFIKAT LAIK
OPERASI
TOTAL
35
Gambar 2.5 Skema SLO Instalasi Ketenagalistrikan oleh LIT Belum Terakreditasi
61
62
63
64
65
66
2.4 Pengorganisasian
2.4.1 Pengorganisasian pada Komisioning
Sebelum komisioning dilaksanakan maka secara administrasi harus dibentuk
susunan organisasi Tim Komisioning PLN.
Susunan organisasi Tim Komisioning PLN diatur dalam SPLN No. 85 dan 86
tahun 1990 seperti yang terlihat dibawah ini :
67
Jadwal
Macam (lingkup pekerjaan)
Metode/prosedur
Lembar uji berita acara
68
69
Wewenang dan tugas organisasi dalam pelaksanaan kegiatan SLO adalah sebagai
berikut :
a) Pemilik instalasi tenaga listrik :
-
70
SOAL LATIHAN
1. Jelaskan perbedaan antara Pengujian, Inspeksi, Komisioning & SLO?
2. Jelaskan jenis & ruang lingkup kegiatan Komisioning & SLO?
3. Jelaskan prosedur masing-masing kegiatan Komisioning & SLO?
4. Jelaskan pengorganisasian untuk masing-masing kegiatan Komisioning & SLO?
71
proyek
dalam
pemenuhan
persyaratan
72
Menyiapkan personel
Surat Tugas / SK Tim Komisioning PLN
Menerbitkan rekomendasi laik bertegangan dan laik sinkron
Membuat laporan teknik
Manfaat dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai dasar dan referensi dalam :
I.
II.
III.
IV.
73
Sementara itu, persyaratan administrasi yang harus dipenuhi oleh PLN Jaser (sebagai
LIT) untuk persyaratan administrasi SLO, antara lain:
a.
b.
c.
d.
Manfaat dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai dasar dan referensi dalam :
I.
II.
III.
74
dalam pengujian peralatan, yaitu profesional engineer, factory technician atau licenced
electrician yang sudah berpengalaman dalam sistem instalasi ketenagalistrikan.
b. Elektrik :Arus (ampere meter), tegangan (volt meter), resistan(ohm meter), daya
listrik (watt meter), energy listrik (energi meter), frekuensi (frekuensi meter),
urutan fasa (phase sequence), sudut fasa (cos phi meter), tangent delta (tangent
delta meter).
75
Peralatan tersebut diatas harus jelas merk, tipe, pabrik pembuat, manual book
dan no. seri serta harus mempunyai sertifikat kalibrasi yang masih berlaku ketika
digunakan.
76
masuk ke kota dan bekerja di pabrik. Karena tingkat pendidikan mereka yang
rendah dan latar belakang pekerjaan yang sangat berbeda, maka pada saat
tersebut banyak sekali terjadi kecelakaan dan penyakit.
Beberapa pengusaha yang terpanggil dengan melihat akibat dari
kecelakaan-kecelakaan tersebut, membuat peraturan untuk melindungi tenaga
kerja.Peraturan-peraturan tersebut merupakan standar kerja tertua di industri.
Sejak itu, lingkungan kerja menjadi lebih baik, misalnya peraturan yang
melarang anak-anak untuk bekerja dan wanita untuk bekerja malam, dengan
demikian kecelakaan kerja dapat dihindari.
Tolok ukur / kriteria / standar dapat berupa :
Peraturan perundangan
Standar nasional maupun internasional
c. Tujuan Dari Standar K3
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
77
Gambar 3.1 Kepatuhan dalam menerapkan K3 dan kelalaian yang berakibat celaka
Simple, Inspiring, Performing, Phenomenal
78
diatas,
maka
79
telah mengerti apa yang sedang dibicarakan dan menganggap berkomunikasi itu
adalah hal mudah.
Kesalahpahaman tidak jarang terjadi dalam komunikasi karena
keterbatasan kemampuan untuk merumuskan gagasan kedalam lambang yang
dimengerti oleh komunikan. Oleh karena itu, dalam komunikasi, pemilihan
lambang merupakan hal yang sangat penting.
Pemilihan lambang. Lambang terdiri dari :
Bahasa; terdapat ribuan bahasa. Manusia harus selektif memilihnya.
Tanda; seperti rambu-rambu K3, tanda petunjuk jalan.
Gambar, peta, diagram, grafik statistika; misalnya diagram strukur
organisasi.
Isyarat;
kerlingan
mata,
angkat
bahu,
menggerakkan bahu, mengerutkan dahi/muka.
menggelengkan kepala,
Standarisasi
Penerapan 4 pilar K2
Sertifikasi
Penerapan SOP / IK
Pelaksanaan SLO
Adanya pengawas pekerjaan dan pengawas K3
Penggunaan APD sesuai fungsi dan kegunaannya
80
Ketentuan
Keselamatan
ketenagalistrikan No 30 / 2009 :
ketenagalistrikan
menurut
Undang-Undang
keselamatan
Sertifikasi :
-
81
82
83
Keselamatan umum adalah upaya untuk mewujudkan kondisi aman bagi masyarakat
umum dari bahaya yang diakibatkan oleh kegiatan Instalasi dan kegiatan
ketenagalistrikan lainnya dari Perusahaan, dengan memberikan perlindungan,
pencegahan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum yang
berhubungan dengan kegiatan Perusahaan.
Keselamatan lingkungan adalah upaya untuk mewujudkan kondisi akrab lingkungan
dari Instalasi, dengan memberikan perlindungan terhadap terjadinya pencemaran dan /
atau pencegahan terhadap terjadinya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
kegiatan Instalasi.
Keselamatan instalasi adalah upaya untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi
Instalasi, dengan memberikan perlindungan, pencegahan dan pengamanan terhadap
terjadinya gangguan dan kerusakan yang mengakibatkan Instalasi tidak dapat berfungsi
secara normal dan atau tidak dapat beroperasi.
84
Tujuan :
Terciptanya pembangunan berkelanjutanyang berwawasan lingkungan dibidang
ketenagalistrikan yang ANDAL, AMAN dan AKRAB LINGKUNGAN.
Membutuhkan:
1.
2.
3.
4.
dan
85
86
BESARAN
1.Transmisi
2.PLTD/G/U/GU
3.PLTA
- DenganTinggiBendung, atau
- DenganGenangan, atau
- DenganAliranLangsung
> 150 KV
100 MW
(dalamsatulokasi)
15 M atau
200 Ha
50 MW
4.PLTP
5.PLTN
6.PusatListrikJenisLain
55 MW
SemuaBesaran
10 MW
87
DELH (Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup) dokumen yang memuat pengelolaan dan
pemantauanlingkungan hidup yang merupakan bagian dari proses audit
lingkunganhidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudahmemiliki izin
usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumenAmdal.
DPLH (Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup) dokumen yang memuat pengelolaan
dan pemantauanlingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan
yangsudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memilikiUKL-UPL.
Tabel 3.2 Contoh UKL untuk Pembangkit.
88
Tidak ada
Tidak ada
SesuaiPP 18 Tahun1999
Sesuai PP No.0045 tahun 2005tgl.29
Desember 2005
89
c. Instalasi
-
90
d. Lingkungan
-
BERBAHAYA
91
Helm
Sepatu safety
Full Body Harnest / Safety Belt
Sarung Tangan
Grounding Stick
Tester Tegangan
Rambu rambu tanda Bahaya
Rambu pembatas bahaya
Dll
92
MERK
MERK
PENJELASAN TEKNIS
MERK
MERK
PENJELASAN TEKNIS
93
MERK
PENJELASAN TEKNIS
MERK
PENJELASAN TEKNIS
MERK
AC 3 KV ~ 34.5 KV
94
MERK
MERK
PENJELASAN TEKNIS
MERK
MERK
95
Gambar 3.17 Pole strap ( tali ikat ) untuk Full Body Harnest/Safety Belt
96
97
b.
98
99
72
73
Secara umum test procedure harus mengacu pada ketentuan kontrak, peraturan
dan standar yang berlaku, serta instruksi dan rekomendasi pabrik pembuat
peralatan.
Setelah melakukan review, Tim Komisiong akan membubuhkan cap/stempel pada
test procedure yang menyatakan status test procedure tersebut sebagai :
A (Approved)
Status A diberikan pada test procedure, bila test procedure tersebut sudah
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang berlaku.
Pelaksanaan pengujian dapat segera dilakukan
B (Approved as note)
Status B diberikan pada test procedure bila terdapat kekurangan minor, maka
kontraktor dapat melengkapi sebelum ataupun setelah pengujian.
Pelaksanaan pengujian tetap dapat dilaksanakan.
C (Not approved) .
Status C diberikan pada test procedure bila terdapat kekurangan secara
major; kontraktor harus melengkapi kekurangan-kekurangan sesuai yang
dinyatakan dalam review comment.
Pada status C ini, pelaksanaan pengujian tidak boleh dilakukan.
Untuk melakukan review test procedure diperlukan dokumen-dokumen yang harus
disediakan oleh kontraktor antara lain :
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
ITP
Design calculation dan Basic design
Setting list : kontrol & proteksi
Gambar teknik dan diagram
Basic design/Design calculation
Buku manual peralatan utama
c) Pelaksanaan pengujian
Untuk pelaksanaan pengujian di lapangan diperlukan, antara lain :
74
i.
Schedule
Sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus menerbitkan Schedule
pelaksanaan komisioning. Pada proyek yang besar dan proses penyelesaiannya
lama biasanya schedule terdiri dari :
75
Berikut disampaikan contoh diagram Critical Path Method (CPM) untuk mencapai target terhadap kegiatan
komisioning yang penting (Milestone) pada komisioning PLTU seperti yang terdapat di bawah ini.
--Gambar 3.22 Contoh Diagram CPM pada Milestone Kegiatan Komisioning PLTU
76
1.
2.
Activity
Back Feeding
Air Leak Test &
Hydrostatic Test
Year 2009
2010
Apr
Mei
Jun
Juli
Ags
Sept
III
I/II/III/IV/V
I/II/III/IV/V
II
Okt
I
II
Nop
II
Dec
II
II
Status
15
30
3.
4.
First Firing
5.
6.
7.
8.
10
9.
Synchronizing
13
10.
Commissioning Test :
30
10
2
9
a. Pre Commissioning
b. 168 Hours Reliability
Run
c. Performance Test
11.
IV
Dec
14
23
12
13
Final Acceptance
Certificate (FAC)
13
77
NO.
Major
Test content
Person in charge
Site location
mechanical
mechanical
mechanical
DEMINERALIZATION
I&C
I&C
WTP
Electrical
Auxiliary plant PC
PC
PC
Electrical
#26kV
#26kV
SEA WATER
PRETREAMENT
SEA WATER
DESALINATION
WTP
Electrical
#26kV
#26kV
Electrical
78
KONTRAKTOR :
#26kV
#26kV
PLN JASER:
PLN SITE :
79
ii.
Koordinasi
Koordinasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan komisioning secara
keseluruhan. Hal ini dimaksudkan agar adanya komunikasi antara tim
komisioning PLN dengan pihak kontraktor sehingga diharapkan pekerjaan dapat
dilakukan secara efektif dan sesuai schedule. Koordinasi tersebut biasanya
berupa rapat mingguan (weekly) dan rapat harian (daily).
Rapat mingguan diperlukan agar
dikoordinasikan dengan master schedule.
pelaksanaan
komisioning
dapat
Rapat harian diperlukan guna evaluasi terhadap hasil uji hari sebelumnya dan
koordinasi pekerjaan yang akan dilakukan. Rapat harian ini waktunya dibatasi
tidak boleh terlalu lama, biasanya hanya 15 menit.Bila diperlukan pembahasan
yang mendalam, rapat dapat diadakan secara terpisah.
Jika selama pelaksanaan kegiatan komisioning kontraktor tidak melakukan
kerjasama yang baik dengan Tim Komisioning PLN setelah peringatan ketiga
atau ketika ada kecelakaan kerja yang menyebabkan kehilangan nyawa saat
komisioning maka Tim Komisioning PLN mengusulkan kepada manajemen
proyek untuk mengganti personel yang bermasalah tersebut dari site.
iii.
80
dalam
81
iv.
10
Ibid, hlm. 31
82
Unit #1
Estimation date
Estimated from . . . . . . . . . . . up to . . . . . . . . . . . . . . .
Start up purpose
Contractor
statement
Attachment
Example :
1. Demonstrate oil cut off and start up boiler changeover
2. Loss of circulating water
3. 50% FCB test and 100% FCB test
4. RR Test
For detailed test and schedule, please refer to the attachment . . . .
Contractordo hereby certify that preparation works for above mentioned items have
already done :
The unit ready for start up.
The unit ready for inspection and review by the PLN Commissioning Team
before start up.
1. TOP Certificate released by PLN Construction Supervision Team
2. Detail load schedule and load curve, please refer to attachment . . .
3. Check list of inspection of sub system and system equipment
4. Etc.
Application has been reviewed by PLN Commissioning Team, and whole sub system
and system equipment related to the unit had been inspected.
Ready for start up
Owner comment
Prepared by:
Contractor
Reviewed by:
PLN COMMISIONING TEAM
Signature :
Name :
.......... ..
Date :
... ...... ..
Name :
Date : :
Signature :
.......... ....
.......... ....
Acknowledge by
PLN . . . . . . . .(owner)
Name :
Date : :
Signature :
.......... ....
.......... ....
83
v.
supervisi
pengujian
dilapangan,
Tim
Komisioning
Persiapan
o
Pelaksanaan
o
Membuat catatan pending item pada lembar hasil uji, jika ada
penyimpangan atau kekurangan.
84
11
Ibid, hlm 2
Ibid, hlm 3
13
Ibid, hlm 2
14
Ibid, hlm 3
12
85
15
Ibid, hlm 2, SPLN No. 58 tahun 199, hlm. 2, dan SPLN No. 90 tahun 1990, hlm. 3
SPLN No. 86 Tahun 1990, hlm. 3
16
86
Uji overspeed
Uji lepas beban (load rejection)
Uji load swing
Uji load ramp
Uji run back
Uji keandalan(Reliability Run)
Uji unjuk kerja (Performance test)
Uji dampak lingkungan
87
17
Ibid, hlm. 2
Ibid, hlm. 3
18
88
B. Bay
i. Komponen utama dari bay :
GIS (bila menggunakan system GIS)
Rangkaian primer
Pemisah (DS)
Pemutus Tenaga (PMT)
Transformator Arus (CT)
Transformator tegangan (PT)
Penangkap petir/arrester
Relai pengaman
Instrumen ukur listrik
Rangkaian sekunder
Rangkaian kontrol & proteksi
Rangkaian pemilih tegangan
ii. Komponen khusus hanya pada bay transformator
Transformator tenaga tegangan tinggi
Resistans netral pembumian (NGR)
Kabel tenaga tegangan menengah
PHB TM penyulang masuk (incoming)
19
Ibid, hlm. 2
Ibid, hlm. 3
20
89
c. Pengujian sistem
Sistem adalah suatu kesatuan sub system yang tersusun dalam tata hubungan
kerja, berfungsi untuk mengubah satu energy menjadi energy lainnya.21
Misalnya : sistem bay line, sistem bay transformator, dll.
Pengujian ini dilaksanakan untuk membuktikan bahwa seluruh peralatan individual
dan seluruh sub sistem yang tergabung di dalam system secara terpadu dapat
berfungsi dengan baik.22
Contoh pengujian sistem, antara lain :
i.
ii.
21
Ibid, hlm 2, SPLN No. 58 tahun 199, hlm. 2, dan SPLN No. 90 tahun 1990, hlm. 3
SPLN No. 86 Tahun 1990, hlm. 3
22
90
ii.
Bila terdapat kekurangan (pending item) yang bersifat major atau tidak
memenuhi persyaratan kontrak atau standar, maka Tim Komisioning PLN
menyampaikan surat/rekomendasi kepada pihak kontraktor untuk
melengkapi kekurangan tersebut sebelum melakukan percobaan sinkron.
Bila terdapat kekurangan yang bersifat minor, maka Tim Komisioning PLN :
o Menyampaikan surat/rekomendasi kepada pihak kontraktor untuk
melengkapi kekurangan tersebut dan dapat diselesaikan setelah
percobaan sinkron dilakukan.
o Tim Komisioning PLN membuat laporan ringkas/pernyataan siap uji
sinkron
o Tim Komisioning PLN mengajukan penerbitan Rekomendasi Laik
Sinkron kepada PLN Jasa Sertifikasi.
o Selanjutnya PLN Jasa Sertifikasi akan menerbitkan Rekomendasi
Laik Sinkron yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait yaitu :
pengelola proyek, pengendali jaringan dan kontraktor (bila
kontraktor sebagai peminta jasa).
91
iii.
3.5.1.3.
Keterangan
1.
Design calculation
2.
* Koordinasi isolasi
* Menara
* Fondasi
* Konduktor
* Isolator
* Accessories
* Grounding
Gambar konstruksi
* Route map
* Fondasi
* Menara/tower
* String set Isolator
* Wire clearence diagram
* Grounding
Structure list
3.
No
4.
5.
6.
Keterangan
Spesifikasi teknik & Instruction
Manual
* Fondasi
* Menara
* Konduktor
* Isolator
* Accessories
Test report
* Type test
Menara
Konduktor
Isolator
Accessories
Grounding
* Routine test menara
Dokumen AMDAL
92
Menara
Pondasi
Assesoris Menara
Anti Climbing Device (ACD)
Plat rambu bahaya
Plat tanda fasa/nomor/pht
Tanda fasa
Tanda nomor
Tanda penghantar
Baut tangga
Konduktor
Isolator
Jumper
Asesoris konduktor
Ball eye & Asesoris
Clevis eye & Asesoris
Socket clevis & Asesoris
Clevis eye & Asesoris
93
8
9
94
b. Bay Transformator
-
c. Transmision Line
Pemeriksaan suhu pada jumper, jointing, and termination
95
Lembaga Inspeksi Teknis (LIT) yang melaksanakan sertifikasi harus terdaftar dan
ditunjuk oleh DJK-ESDM. Bila LIT sudah terakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi
Nasional), maka LIT boleh mengeluarkan SLO sendiri. Sedangkan untuk LIT yang
belum terakreditasi KAN, LIT tersebut hanya mengeluarkan rekomendasi, dan SLO nya
sendiri dikeluarkan oleh DJK-ESDM.
Berdasarkan skema proses SLO yang telah dijelaskan pada pokok bahasan 1.3.
Prosedur Komisioning dan SLO, waktu yang diperlukan untuk memperoleh SLO
tergantung kepada beberapa parameter, antara lain kesiapan masing-masing proyek
dan/atau LIT yg dipilih. Namun paling cepat adalah 35 hari, sehingga berdasarkan hal
tersebut dapat diperkirakan kapan pemilik proyek mulai mengajukan permintaan untuk
memperoleh SLO.
Untuk mendapatkan SLO, pemilik instalasi mengajukan permohonan tertulis
kepada lembaga inspeksi teknik yang terakreditasi. Permohonan sertifikat laik operasi
sekurang-kurangnya harus rnemuat datamengenai:
a.
b.
c.
d.
Jenis instalasi;
Kapasitas daya terpasang;
Pelaksana pembangunan dan pemasangan; dan
Jadwal pelaksanaan pembangunan dan pernasangan
Bila sebelumnya sudah ada kesepakatan (kontrak) antara pemilik proyek dengan
LIT (misalnya PLN-JASER) maka pemilik proyek mengajukan SLO ke LIT dg tembusan
ke DJK ESDM.Saat ini LIT yang terdaftar di DJK-ESDM sebagai berikut :
Tabel 3.9 Contoh LIT terdaftar di DJK-ESDM
LEMBAGA INSPEKSI TEKNIK (LIT)
PT Sucofindo
PT Indospec Asia
PT PLN Jaser
PT Wide & Pin
PT Industira
PT Koneba (Persero)
PT Depriwangga
PT Citrabuana Indoloka
PT Findo Daya
Inspection
PT Sibbara Sejahtera Abadi
PT Silma
PT Gamma Iridium
Instrumentama
Perkasa
Sertifikat Laik Operasi memiliki masa berlaku sebagaimana ditunjukkan pada
tabel berikut. Apabila masa berlaku habis maka harus diperpanjang. Tata cara
perpanjangan masa berlaku dari sertifikat laik operasi tidak dibahas di materi ini.
96
Tabel 3.10 Masa Berlaku Sertifikasi Laik Operasi Instalasi Tenaga Listrik
JENIS INSTALASI
10
15
15
Sertifikasi Laik Operasi (SLO) diberikan setelah syarat A3 (Aman, Andal, dan
Akrab Lingkungan) telah terpenuhi. Setelah sebuah instalasi TL menyelesaikan semua
tes dan komisioning serta memperoleh SLO, maka instalasi tersebut dapat dioperasikan
secara komersial atau dalam istilah tertentu disebut sebagai COD (Commercial
Operation Date).
Tahapan selanjutnya adalah TOC (Taking Over Certificate), yaitu apabila seluruh
ketidaksesuaian kontrak sudah diselesaikan tetapi masih memungkinkan adanya
content list of minor item yang harus diselesaikan. Selanjutnya, apabila seluruh punch
list sudah diselesaikan maka proyek tersebut dapat dinyatakan sudah FAC (Final
Acceptance Certificate).
Dalam melaksanakan SLO, SOP yang dapat dirujuk adalah Instruksi Kerja (IK)
PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi, yang merujuk pada lampiran Peraturan Menteri
ESDM No.0045/2005, No. 0046/2006, dan No. 05/2014.
Kegiatan SLO dilakukan untuk instalasi baru atau perpanjang (lama) sesuai
dengan PerMen No.05/2014 Lampiran 3 (lihat Bab 2.2.2). Dimulai dari kegiatan
Pemeriksaan dokumen, Pemeriksaan desain, Pemeriksaan visual, Evaluasi hasil uji
komisioning, Pengujian sistem, Pemeriksaan dampak lingkungan, dan Pemeriksaan
proteksi katodik. Sedangkan untuk instalasi lama terdapat beberapa butir yang tidak
dilakukan.
a. Pemeriksaan dokumen23
Pemeriksaan dokumen yaitu kegiatan pemeriksaan kelengkapan dan
keabsahan dokumen-dokumen yang terkait.
Pemeriksaan dilakukan bersama dengan unit terkait yang menangani
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan instalasi ketenagalistrikan.
23
97
b. Pemeriksaan desain24
Pemeriksaan desain yaitu kegiatan pemeriksaan desain, perhitungan, dan
kesesuaian dengan standard yang diberlakukan sesuai kontrak.
Pemeriksaan dilakukan bersama dengan unit terkait yang menangani
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan instalasi ketenagalistrikan dan
regulator.
Pemeriksaan desain dilakukan dengan cara :
24
Bertanggungjawab
pemeriksaan desain
pada
penyimpanan
dan
perlindungan
98
c. Pemeriksaan Visual
Pemeriksaan visual yaitu kegiatan pemeriksaan secara visual instalasi yang
terpasang dilapangan sesuai dengan desain dalam kontrak.
d. Evaluasi hasil uji komisioning25
Evaluasi hasil uji komisioning, yaitu kegiatan pemeriksaan, evaluasi,
rekomendasi perbaikan, keefektifan perbaikan hasil uji peralatan dan sistem
ketenagalistrikan meliputi pengujian yang dilakukan laboratorium uji, di
lapangan dan di pabrik pembuat peralatan, sesuai dengan kontrak dan atau
standard.
Pemeriksaan pengujian dilakukan dengan verifikasi hasil uji, validasi hasil uji,
pembandingan hasil uji, simulasi hasil uji dan pengujian ulang.
Evaluasi hasil uji dilakukan bersama dengan kontraktor, tim penguji dan PLN
Unit/Anak Perusahaan terkait yang menandatangani hasil pengujian instalasi
ketenagalistrikan
Evaluasi hasil uji dilakukan dengan cara :
25
99
e. Pengujian sistem26
Pengujian sistem adalah kegiatan untuk membuktikan kinerja instalasi dari
sistem yang disertai dengan pengukuran dan penilaian unjuk kerja peralatan
dan instalasi sesuai dengan kontrak.
Pemeriksaan pengujian dilakukan bersama dengan kontraktor, Tim
Pemeriksa dan PLN Unit terkait yang menangani pengujian instalasi
ketenagalistrikan dengan berdasarkan jadwal yang ditetapkan, metode uji
yang telah disepakati dan tata cara pelaporan hasil uji.
Pemeriksaan pengujian dilakukan dengan cara :
26
100
f.
g.
101
SOAL LATIHAN
1. Dokumen apa saja yang diperlukan untuk persyaratan pelaksanaan komisioning dan
SLO?
2. Persyaratan kompetensi teknik apa yang diperlukan untuk pelaksanaan komisioning
dan SLO?
3. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi untuk alat ukur / uji untuk pelaksanaan
komisioning dan SLO?
4. Apa lingkup dan fungsi K2 dan K3 pada pelaksanaan komisioning dan SLO?
5. Bagaimana tahapan pengujian pada komisioning dan SLO?
102
Menilai hasil uji individual, uji sub sistem, uji sistem terhadap nilai referensi, standar,
peraturan dan lainnya yang terkait seperti yang tertulis di dalam buku kontrak
Mencatat punch list atau pending item ketidaksesuaian dilapangan terhadap buku
kontrak
Menilai hasil uji individual, uji sub sistem, uji sistem terhadap nilai referensi, standar,
peraturan dan lainnya yang terkait seperti yang tertulis di dalam lampiran 3 Peraturan
Menteri ESDM No.05 / 2014, perihal Mata Uji (Test items) Laik Operasi.
Membuat rekomendasi Laik Operasi setelah memenuhi kaidah aman, andal dan
akrab lingkungan (A3)
Hal yang dievaluasi dalam komisioning adalah kesesuaian terhadap kontrak dan
standar yang berlaku (SNI, IEC, SPLN, dll). Sedangkan hal yang dievaluasi dalam SLO
adalah kesesuaian terhadap Peraturan Menteri ESDM no. 0045 /2005, no.0046/2006 dan
no. 05/2014.
Evaluasi komisioning dilaksanakan setelah inspeksi dan pengujian dilakukan,
dengan membandingkan antara hasil uji terhadap persyaratan kontrak dan standar yang
berlaku.
Evaluasi SLO dilaksanakan setelah inspeksi dan pengujian dilakukan, dengan
membandingkan hasil pemeriksaan dan pengujian terhadap Peraturan Menteri ESDM no.
0045 /2005, no.0046/2006 dan no. 05/2014.
103
Tabel 4.1 Contoh Ikhtisar Hasil Inspeksi Komisioning PHB Bus Kopel GI 150 kV
NO.
1.
1.1
1.2
2.
2.1
2.2
3.
3.1
3.2
JENIS PENGUJIAN
Pemeriksaan hubung bagi TM
Pemeriksaan visual
- Pelat nama
- Pembumian
- Komponen / peralatan terpasang
Pengujian sub sistem
- Resistans sirkit utama
- Resistans isolasi
- Tegangan tinggi
- Silih kunci
- Fungsi pengaman dan kontrol
Transformator arus (CT)
Pemeriksaan visual
- Pelat nama
- Bushing
- Pembumian/terminal
- Penandaan polaritas
Pengujian
- Polaritas
- Rasio
- Lengkung kemagnitan
- Resiustans isolasi
- Resistans searah
- Tegangan tinggi
Pemutus tenaga (PMT)
Pemeriksaan visual
- Pelat nama
- Bushing/isolator
- Terminal
- Pembumian
Pengujian
- Resistans isolasi
- Waktu buka/tutup
- Tegangan tembus minyak (untuk jenis minyak)
- Kerja dari lokal secara mekanis dan elektris
- Kemampuan kerja
- Indikasi buka/tutup
- Rangkaian keserempakan PMT
- Pemeriksaan silih kunci
- Indikasi buka/tutup
HASIL
KETERANGAN
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sesuai spesifikasi
> 1000 W/volt
Tahan tegangan uji
Sesuai gambar skematik
Sesuai gambar skematik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
X
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
X
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
104
105
JUDUL
RINGKASAN EKSEKUTIF
JUDUL
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1.
Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Umum
1.2. Riwayat Instalasi
1.3. Pelaksanaan Uji Laik Operasi
1.4. Referensi
2.
Lingkup Pekerjaan
3.
Referensi
4.
Data Teknik
LAMPIRAN
1. Data-data hasil uji laik operasi
2. Berita acara pelaksanaan uji laik operasi
5.
Pelaksanaan Pekerjaan
6.
Hasil Pekerjaan
7.
Kesimpulan
8.
Saran
9.
Lampiran
- Lampiran I : Diagram Garis Tunggal
*) Tidak ada pada laporan komisioning
pembangkit, hanya pada laporan
komisioning transmisi dan GI
- Lampiran II : Data Teknis Peralatan Utama
- Lampiran III : Ikhtisar Hasil Inpeksi
- Lampiran IV : Rekaman Hasil Inspeksi dan
Pengujian
- Lampiran V : Surat-surat
106
27
107
SOAL LATIHAN
1. Apa saja yang dievaluasi dari pelaksanaan komisioning dan SLO?
2. Bagaimana cara melaksanakan evaluasi komisioning dan SLO?
3. Bagaimana format laporan pelaksanaan komisioning dan SLO?
4. Kemana saja pendistribusian laporan komisioning dan manfaat / kegunaan masingmasing ?
5. Kemana saja pendistribusian laporan SLO dan manfaat / kegunaan masing-masing?
108