Henoch, juga bisa diasosiasikan dengan proteinuria yang berada pada range
nefrotik. Amiloidosis baik primer dan sekunder juga dapat menyebabkan sindrom
ini.
Berbagai infeksi dapat menyebabkan sindroma nefrotik dengan glomerulopati
proliferative atau membranous. Neoplasma juga dihubungakn dengan sindrom
ini. Tumor padat biasanya menyebabkan sindroma nefrotik dengan karakteristik
patologis glomerulonefropati membranous; pada limfoma dan leukemia biasanya
berkembang lesi tipe minimal; multiple myeloma dapat menyebabkan
amiloidosis sebagai tambahan dengan proteinuria dari akumulasi rantai berat
dan fragmen pada dinding kapiler glomerulus. Berbagai macam obat-obatan,
terutama penisilamin, aurum (emas), Captopril, dan NSAID, dihubungkan dengan
perkembangan proteinuria tingkat nefrotik. Histologinya secara umum adalah
glomerulonefropati membranosus, yang menunjukkan adanya reaksi imunologis
terhadap antigen baik eksogen atau endogen yang berhubungan dengan
paparan terhadap obat atau toksin. Karakteristik patologis dari nefropati yang
berhubungan denagn heroin adalah focal glomerulosklerosis. Berbagai kondisi
lain, termasuk di antaranya nefropati herediter, rejeksi transplantasi ginjal, dan
pre-eklampsia juga terdapat sindroma nefrotik.
Sebagian besar pasien dewasa (50-70%)dengan sindroma nefrotik memiliki bukti
proses penyakit sistemik sebagai etiologi. Namun di antara 30-50% tidak
memiliki bukti penyakit sistemik yang telah disebutkan di atas. Pasien ini
diidentifikasikan sebagai pasien sindroma nefrotik idiopatik. Pemeriksaan
histopatologik dari biopsy ginjal biasanya menunjukkan 1 dari 5 wujud patologis:
glomerulopati membranous, penyakit perubahan minimal (minimal change
disease), glomerulosklerosis fokal, glomerulonefritis membrano proliferative,
atau glomerulonefritis proliferative mesangial dengan deposit IgM atau IgA pada
daerah mesangial. Kasus sindroma nefrotik idiopatik pada orang dewasa adalah
glomerulopati, diiukti dengan glomerulonefritis membrano-proliferatif,
glomerulosklerosis fokal dan glomerulonefritis proliferative mesangial. Pada
anak-anak, penyakit perubahan minimal (minimal change disease) adalah
penyebab paling umum (70%) diikuti dengan glomerulonefritis
membranoproliferatif (20%).
Diagnosis
Diagnosis dari sindroma nefrotik pada pasien membutuhkan kuantitasi eksresi
protein urin yang hati-hati. Jika proteinuria tingkat nefrotik dengan komposisi
utama albumin didokumentasi, evaluasi sistemik untuk penyebab perlu
dilakukan. Diagnosis pasti penyebab sindroma nefrotik hanya dapat dilakukan
lewat biopsi ginjal. Pada banyak kasus, tidak diperlukan biopsy ginjal jika
penyakit dapat diidentifikasi dengan pendekatan noninvasive. Sehingga
pemeriksaan fisik dan riwayat pasien harus difokuskan untuk mengidentifikasi
keberadaan proses penyakit sistemik yang berhubungan dengan sindroma
nefrotik. Di dalamnya termasuk diabetes mellitus, vaskulitis, amioidosis, dan
keganasan. Pasien dengan usia di atas 60 perlu pemeriksaan fisik yang hati-hati
untuk feses, mendeteksiadanya darah untuk mendeteksi adaany keganasan sedii