Tugas PPL
Tugas PPL
Disusun oleh :
Agensy Nurmaydha
(0911030002)
(0911030009)
(0911030022)
(0911033031)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada beberapa tahun terakhir istilah biogas memang sudah tidak asing
lagi di telinga masyarakat kita. Telah banyak terobosan teknologi tepat guna
yang diciptakan baik kalangan insinyur, akademisi maupun masyarakat umum
untuk pemanfaatan salah satu energi alternatif terbarukan ini. Bahkan sebagian
masyarakat pedesaan di beberapa propinsi, terutama para peternak sapi telah
menggunakan teknologi ramah lingkungan ini sebagai pemenuhan kebutuhan
bahan bakar sehari-hari. Dengan kata lain, mereka telah berhasil mencapai
swadaya energi dengan tidak lagi menggunakan minyak tanah untuk memasak.
Biogas merupakan salah satu jenis biofuel yang bersumber dari limbah dan
bersifat terbarukan. Berbeda dari bahan bakar minyak bumi dan batu bara,
walaupun proses awal pembuatannya juga dari makhluk hidup, namun tidak
dapat diperbaharui karena pembentukan kedua bahan bakar tersebut
membutuhkan waktu jutaan tahun. Biofuel sendiri merupakan salah satu contoh
biomassa. Sesuai dengan namanya, biogas adalah bahan bakar berbentuk gas.
Masyarakat pedesaan terutama para peternak sapi telah menggunakan
teknologi biogas sebagai pemenuhan kebutuhan bahan bakar sehari-hari.
Pengguna biogas hanya peternak sapi karena mereka mudah untuk
mendapatkan sumber atau bahan pembuat biogas. Model tabung pembuat
biogas sangat besar dan terpasang pada instalasi pembuatan biogas di dekat
sumber bahan baku utamanya (kandang hewan ternak). Bentuk tabung digester
memerlukan tempat yang luas, sehingga tidak dapat dipindahkan karena
ukurannya besar dan berat. Selain itu model tabung digester yang ada saat ini
tidak cukup efektif karena jika kotoran sapi yang sudah di degradasi oleh
bakteri sudah penuh maka dilakukan pengurasan digester. Oleh karena itu
diperlukan model digester khusus untuk mengolah kotoran sapi secara
kontinyu.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui cara membuat biogas dari kotoran sapi
2. Mengetahui membuat tabung digester kultur kontinyu
3. Mengetahui cara memanfaatkan kotoran sapi agar memiliki nilai ekonomis
1.3 Manfaat
Memanfaatkan limbah sebagai energi alternatif sebagai pengganti energi panas
saat ini.
2.1 Biogas
Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik
dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan
oksigen disebut anaerobic digestion. Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih
50 % ) berupa metana. Material organik yang terkumpul pada digester (reaktor)
akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap
pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam asam lemah dengan
bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada
tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa
kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat
menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asifdifikasi yaitu pembentukan
asam dari senyawa sederhana (Pambudi, 2008).
2.2 Komposisi Biogas
Biogas sebagian besar mengandung gas metana (CH 4) dan karbon
dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya
hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen
yang kandungannya sangat kecil. Energi yang terkandung dalam biogas
tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana
maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan
sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas
biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu :
Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2).
Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila
biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya
sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka
hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru
bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO 2 / SO3).
senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid
(H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah
menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk
penting
lagi
adalah
mengurangi
ketergantungan
terhadap
pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui (Jaya,
2011).
III. PEMBAHASAN
3.1 Tabung Digester
Penggunaan biogas saat ini sudah cukup populer dikalangan peternak
sapi. Pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif memang sangat efektif dan
efisien dalam segi biaya dan pemanfaatan energi alam. Namun beberapa model
tabung digester memerlukan biaya yang cukup mahal untuk membuatnya. Dalam
pembuatannya saat ini banyak yang tetap jadi setelah kotoran sapi terurai secara
penuh dan sudah tidak menghasilkan biogas lagi maka untuk mengganti dengan
kotoran sapi yang baru harus menggali dan memindahkan kotoran sapi yang lama
dan hal ini sangat membutuhkan waktu dan energi. Maka diperlukan digester
khusus agar saat penggantian kotoran sapi tidak begitu susah.
3.2 Model Tabung Digester Kultur Kontinyu
Kotoran Sapi
Biogas
Stop Kran
Pupuk Organik
Gambar 1. Model Tabung Digester Modifikasi
Cara kerja tabung digester diatas adalah
1. Aduk kotoran sapi yang akan dimasukan kedalam digester, sebelumnya
ditambahkan air dengan perbandingan 1:1
2. Tutup stop kran ke penampungan gas
3. Buka kran yang ada di jalur pemasukan kotoran sapi, kemudian masukan
kotoran sapi yang telah di aduk ke dalam digester dan setelah kotoran sapi
dimasukan tutup kembali kran nya
4. Buka kran yang paling bawah yaitu kran pembuangan, ambil kotoran sapi
yang telah didegradasi sama dengan volume kotoran sapi yang telah
dimasukan
feeding dan hasil dari proses perombakan berupa pupuk akan dikeluarkan dari
digester. Proses penambahan kotoran sapid an pengeluaran hasil dari perombakan
bakteri tersebut berlangsung secara berkelanjutan. Hal ini akan mempercepat
proses perombakan dan sehingga tidak memakan waktu yang lama dalam
pembuatannya
IV. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penggunaan biogas sebagai energi alternatif sangatlah menjanjikan
karena energi yang ada saat ini semakin menipis dan didalam pasar harga gas
terus merangkak naik. Model tabung digester kultur kontinyu sangat bagus
untuk diterapkan namum dalam hal ini cukup membutuhkan biaya untuk
membuat instalasinya.
5.2 Saran
Pengembangan biogas masih sangat luas untuk dikembangkan jadi
generasi muda harus mengembangkan biogas ini sebagai energi alternatif
sebagai energi pengganti.
DAFTAR PUSTAKA
Jaya,