Anda di halaman 1dari 13

GAMBARAN KASUS

Tn.Z, 27 tahun, agama Islam, belum kawin, SMP (tidak lulus), Alamat : Jalan Adipati
Mersi, no 224 Purwokerto Timur. Klien pindahan dari ruang Anggrek I ke Anggrek II dua
bulan lalu. Pertama kali masuk rumah sakit akhir tahun 2014 selama dua bulan, kemudian
pulang. Masuk rumah sakit kedua tahun 2016. Sejak tahun 2016 tersebut sampai saat ini
belum pernah pulang. TB : 176 cm, tidur telanjang posisi fetus. Rambut acak-acakan, ikal,
kotor, pandangan mata kosong terarah pada satu arah, mata banyak kotoran. Gigi kuning,
mulut kotor dan bau. Tubuh tampak kotor dan berbau dikerumuni lalat. Kuku tangan panjang,
kotor kehitaman disela-sela kuku, disela-sela jari tangan terdapat luka bekas garukan, klien
selalu melakukan gerakan stereotipe dengan menggesek-gesekkan jari-jari tangan kanan dan
kiri bergantian. Kedua kaki bersisik dan terdapat luka-luka kecil bekas garukan. Klien sering
menyendiri di pojok ruangan, kadang bicara sendiri (mulut komat-kamit), tidak berespon
terhadap sapaan perawat, tidak pernah berinteraksi dengan klien lain maupun perawat,
beranjak dari tempatnya hanya pada waktu makan, tidak peduli dengan lingkungan dan
aktivitas di ruangan. Suka merebut makanan dari klien lain saat makan. Dari data-data
tersebut diatas muncul masalah keperawatan : isolasi sosial, defisit perawatan diri.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama
Umur
Alamat
Pendidikan
Agama
Status
Pekerjaan
Jenis Kelamin
Suku Bangsa
No. Rm
Diagnosa Medis
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian

: Tn. Z
: 27 tahun
: Jalan Adipati Mrsi No.224 Purwokerto Timur
: SMP
: Islam
: Belum Menikah
:: Laki-laki
: jawa Indonesia
: 5042
: Szikofrenia tak terinci
: 1 Oktober 2016
: 10 Oktober 2016

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama
: Tn. D
Alamat
: Jalan Adipati Mrsi No.224 Purwokerto Timur
Hubungan
: ayah kandung
3. Alasan Masuk

Klien sering meyendiri di pojok ruangan, kadang-kadang bicara sendiri (mulut


komat kamit)
4. Faktor predisposisi
Klien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa dan dirawat di RSJ sebanyak 2
kali. Terakhir dirawat di RSJ Magelang adalah tahun 2014, sebelumnya pengobatan
belum berhasil. Klien tidak punya keluarga dengan gangguan jiwa. Klien pernah
mengalami perceraian dengan istrinya. Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik,
aniaya seksual, penolakan, KDRT maupun tindakan kriminal.
5. Riwayat Penyakit Sekarang dan Faktor Presipitasi
Klien merasa minder dengan orang-orang disekitarnya yang tetap harmonis dengan
keluarganya
6. Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umum : Compos mentis
b. Vital sign
:
TD
: 110/980 mmhg
N
: 80 x/menit
R
: 20 x/menit
S
: 37,0 0C
c. TB/BB
: 176 cm/415 kg
d. Pemeriksaan Fisik
: tidak memiliki keluhan fisik

7. Pengkajian Psikososial
a. Genogram

b. Konsep Diri
1) Gamabaran diri/Citra tubuh
Klien merasa bersyukur terlahir normal dan tidak cacat. Klien menyukai
seluruh bagian tubuhnya karena tidak ada kecacatan.
2) Identitas
Klien seorang laki-laki dan puas menjadi seorang laki-laki karena pernah
menikah. Pada saat menjalani pernikahannya klien merasa bahagia dan sedih
saat bercerai. Sampai sekarang klien belum menikah lagi. Klien sekolah
sampai tingkat SMP ( namun tidak lulus ).
3) Peran
Klien masih tinggal dengan keluarganya. Klien memenuhi kebutuhan
hidupnya dibantu oleh keluarganya karena klien sampai saat ini tidak bekerja.
Di RSJ Magelang klien berperan sebagai pasien dan jarang membantu
kegiatan ruangan.
4) Ideal diri
Saat ini klien ingin sembuh dan pulag dalam keadaan baik serta masih
diterima di masyarakat
5) Harga diri
Klien merasa malu dengan keadaannya sekarang yang mengalami gangguan
jiwa dan beberapa kali di rawat di Rumah Sakit Jiwa. Masyarakat di sekitar
rumahnya juga bersikap acuh dengan dirinya.
c. Hubungan Sosial
1) Orang yang berarti
Orang yang berarti adalah ibunya karena sudah mengurus sejak kecil dan ibu
adalah tempat klien cerita apabila klien sedang ada masalah.
2) Pera serta dalam masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan di lingkungan masyarakat
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien lebih suka berdiam diri dan jarang berinteraksi dengan orang lain
kecuali ada yang memulai pembicaraan
4) Klien mengatakan tidak kenal dengan teman-temannya di ruangan dan tidak
pernah berinteraksi. Klien juga idak pernah bersosialisasi dengan orang-orang
di lingkungan rumahnya.
d. Nilai, keyakinan, dan spiritual
Klien mengatakan sakit adalah ujian, klien beragama islam.
8. Status mental
a. Penampilan Umum

Rambut acak-acakan, ikal, kotor, pandangan mata kosong terarah pada satu arah,
mata banyak kotoran. Gigi kuning, mulut kotor dan bau. Tubuh tampak kotor dan
berbau dikerumuni lalat. Kuku tangan panjang, kotor kehitaman disela-sela kuku,
disela-sela jari tangan terdapat luka bekas garukan.
b. Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada rendah dengan intonasi lambat, klien terlihat diam
dan idak mampu memulai pembicaraan
c. Aktivitas motorik
Gerakan cepat tidak tremor, klien megikuti kegiatan di RSJ dengan di bimbing
seperti senam pagi dan jalan sehat. Kebutuhan sehari-hari pasien disiapkan oleh
perawat
d. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih karena ingin cepat pulang dalam keadaan yang lebih
baik dari sebelumnya
e. Afek
Klien berespon jika diberi timulus yang kuat
f. Interaksi Selama Wawancara
Klien tidak kooperatif, melakukan terminasi sepihak, kontak mata mudah beralih,
dan klien menundukan kepala saat diajak bicara
g. Persepsi
Selama di RSJ klien tidak mengalami halusinasi
h. Proses pikir
Saat wawancara klien berbelit-belit tapi tidak sampai tujuan
i. Isi pikir
Klien tidak mempunyai gangguan isi pikir
j. Tingkat kesadaran dan orientasi
Pasien tampak bingung dan berfikir lama saat menjawab pertanyaan.
k. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien terkadang minta agar petanyaan di ulang, pasien dapat berhitung
sederhana dan tidak dapat melakukan perhitungan yang kompleks. Pasien dapat
membaca dan menulis. Pasien lama dalam menjawab pertanyaan
m. Kemampuan penilaian
Pasien mengalami gangguan kemampuan penilaian ringan yaitu setelah pasien
selesai makan pasien tidak merapikan tempat makannya karena pasien menilai
ada orang lain yang akan merapikannya. Kemudian klien diabntu untuk
menemukan solusinya yaitu untuk merapikan tempat makannya.
n. Daya tilik diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya sedang sakit dan pasien mengatakan
membutuhkan pengobatan
9. Kebutuhan sehari-hari

a. Makan
Pada saat makan pagi, siang, dan malam selalu disiapkan oleh perawat, pasien
bisa makan dan minum sendiri tetapi tidak pernah membersihkan tempat makan
setelah selesai makan
b. BAB/BAK
Pasie bisa mandiri dalam BAB/BAK dan tahu tempat dan cara BAB atau BAK
baik dan benar
c. Mandi
Pasien jarang mandi
d. Berpakaian
Pasien berpakaian secara mandiri dan sesuai denan asturan RS
e. Istirahat dan tidur
Pasien tidak ada gangguan tidur, siang tidur setelah makan siang dan malam tidur
setelah jam setenagh 8 malam
f. Pengguanaan obat
Obat pasien sudah disiapkan oleh perawat, pasien minum obat, dengan dibimbing
oleh perawat 2x sehari pagi dan malam
g. Memelihara kesehatan
Pasien harus dibimbing dalam memelihara kesehatannya
h. Kegiatan di dalam ruangan
Pasien jarang menyapu, mengepel, mencuci piring. Setelah bangun tidur pasien
tidak merapikan tempat tidurnya
i. Aktivitas di luar ruangan
Pasien melakukan aktivitas olahraga seperti senam dan jalan sehat dengan
bimbingan dan pengawasan dari perawat
10. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan apabila mempunyai masalah kadang cerita dengan ibunya dan
kadang di pendam sendiri.
11. Aspek medis
a. Diagnosa medis
: F.203 ( Skizofrenia tak terinci )
b. Terapi yang diberikan :
1) Fluoxetin 10 mg 1 x 1 tab
Indikasi
: Anti depresi, obsesi kompulsif dan bulimia
Efek samping
: Ansietas, insomnia, anoreksia, mual, diare, mengantuk,
diare letih lemah
2) Trihexyphenidyl 2 mg 2 x 1 tablet
Indikasi
: Untuk mengatasi parkinson, gangguan ekstrapiramidal
Efek samping

yang disebabkan oleh SSP


: Takikardia, mulu kering, pusing, dan penglihatan
kabur, mual, muntah, konstipasi, susah bak, depresi
dan kebingungan

B.
Tanggal
10 Oktober 2016

ANALISA DATA
Data focus
DS:

Problem
Pasien Isolasi

mengatakan

tidak Menarik diri

kenal dengan temantemannya di ruangan


dan

tidak

pernah

berinteraksi.
Pasien

juga

mengatakan

tidak

pernah bersosialisasi
dengan

orang-orag

dilingkungan
rumahnya.
DO:

Klien tidak

kooperatif

dan

melakukan terminasi

Paraf
Sosial:

sepihak.
Klien lebih
berdiam

suka

diri

dan

jarang

berinteraksi

dengan

orang

lain

kecuali

ada

yang

memulai
pembicaraan
DS:
Pasien Defisit perawatan
mengatakan
tidak diri
mau mandi
DO: Klien terlihat
kotor,

berbau

dikerumuni

dan
lalat,

terlihat

banyak

kotoran

di

matanya,gigi,

kuku

tangan, dan kaki


C. Pohon Masalah
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi ( akibat )

Defisit Perawatan Diri

Isolasi Soisal : Menarik diri ( care problem )

Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah ( Penyebab )


D. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi social
: Menarik diri
2. Defisit perawatan diri
E. Intervensi
Diagnosa

Perencanaan

Keperawatan
Isolasi Sosial

Tujuan
Klien
berinteraksi
orang lain

Kriteria Hasil
Intervensi
dapat Klien menunjukan NIC:
a. Monitor
dengan tanda-tanda percaya
pernyataan pasien
kepada/terhadap

perawat :
a. Wajah

mengenai
cerah

tersenyum
b. Mau berkenalan
c. Ada
kontak
mata
d. Bersedia
menceritakan
perasaan
e. Bersedia
mengungkapkan
masalahnya

harga

diri
b. Tentukan
kepercayaan

diri

pasien dalam hal


penilaian diri
c. Dukung
pasien
untuk

bisa

mengidentifikasi
kekuatan
d. Bantu

pasien

untuk menemukan
penerimaan diri
e. Dukung
untuk
melakukan kontak
mata

pada

saat

berkomunikasi
dengan orang lain
f. Dukung
pasien
untuk

terlibat

dalam
memberikan
afirmasi

positif

melalui
pembicaraan pada
diri

sendiri

secara
terhadap

dan

verbal
diri

setiap hari
g. Bantu
pasien
untuk
mengidentifikasi
respon positif dari
orang lain
h. Berikan
hadiah
atau pujian terkait

dengan kemajuan
pasien

dalam

mencapai tujuan
i. Fasilitasi
lingkungan

dan

aktivitas-aktivitas
yang

akan

meningkatan
harga diri
j. Monitor
tingkat
harga
Defisit

1. Modifikasi

1. Pasien tampak

perawatan diri

perilaku
2. Mampu

bersih dan segar


2. Pasien mampu

melakukan

melakukan

cara

perawatan diri

perawatan

secara mandiri

kebersihan

atau dengan

diri

bantuan.

diri

dari

waktu ke waktu
1. Keterampilanketerampilan social
NIC :
a. Bantu
pasien
untuk
mengidentifikasi
masalah

dari

kurangnya
keterampilan
social
b. Bantu

pasien

untuk
mengidentifikasi
langkah-langkah
dalam
berperilaku
dalam

rangka

mencapai
kemampuan
keterampilan
social
c. Sediakan umpan
balik bagi pasien
jika

pasien

mampu
menunjukan
kemampuan
keterampilan
sosialnya
2. Bantuan

perawatan

diri
a. Pertimbangkan
budaya

pasien

ketika
meningktkan
aktivitas
perawatan diri
b. Pertimbangkan
usia pasien ketika
meningkatkan
aktivitas
perawatan diri
c. Monitor
kemampuan
perawatan

diri

secara mandiri
d. Monitor
kebutuhan pasien
terkait

dengan

alat-alat
kebersihan

diri,

alat bantu untuk


berpakaian,
berdandan,
eliminasi,

dan

makan
e. Berikan peralatan
kebersihan
pribadi

misalnya

deodorant,

:
siat

gigi, dan sabun


mandi )

F. IMPLEMENTASI
Tanggal / waktu
10 Oktober 2016

Dx
1.

Implementasi
1) Memonitor pernyataan pasien mengenai
harga diri
2) Menentukan kepercayaan diri pasien dalam
hal penilaian diri
3) Mendukung
pasien

untuk

mengidentifikasi kekuatan
4) Membantu pasien untuk

bisa

menemukan

penerimaan diri
5) Mendukung untuk melakukan kontak mata
pada saat berkomunikasi dengan orang lain
6) Mendukung pasien untuk terlibat dalam
memberikan

afirmasi

positif

melalui

pembicaraan pada diri sendiri dan secara


verbal terhadap diri setiap hari
7) Membantu pasien untuk mengidentifikasi
respon positif dari orang lain
8) Memberikan hadiah atau pujian terkait
dengan kemajuan pasien dalam mencapai
tujuan
9) Memfasilitasi lingkungan dan aktivitasaktivitas yang akan meningkatan harga diri
2.

1. Keterampilan social
NIC :
a. Membantu
mengidentifikasi

pasien

untuk

masalah

dari

kurangnya keterampilan social


b. Membantu
pasien

untuk

mengidentifikasi

langkah-langkah

dalam

dalam

berperilaku

mencapai

kemampuan

rangka

keterampilan

social
c. Menyediakan umpan balik bagi pasien
jika

pasien

mampu

menunjukan

kemampuan keterampilan sosialnya


2. Bantuan perawatan diri
a. Mempertimbangkan

budaya

pasien

ketika meningktkan aktivitas perawatan


diri
b. Mempertimbangkan usia pasien ketika
meningkatkan aktivitas perawatan diri
c. Memonitor kemampuan perawatan diri
secara mandiri
d. Memonitor kebutuhan pasien terkait
dengan alat-alat kebersihan diri, alat
bantu untuk berpakaian, berdandan,
eliminasi, dan makan
e. Memberikan peralatan

kebersihan

pribadi ( misalnya : deodorant, siat gigi,


dan sabun mandi )

G. EVALUASI
Dx
1.

2.

Catat Perkembangan
Paraf
S : Pasien mengatakan masih malu untuk berbicara
O : Tidak menjawab semua pertanyaan yang di tanyakan oleh
perawat
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Pasien mengatakan lebih senang jika ia terlihat bersih
O : Terlihat bersih
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai